• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modal Sosial Pedagang Asongan Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Subsisten ( Studi Deskriptif Di Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modal Sosial Pedagang Asongan Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Subsisten ( Studi Deskriptif Di Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sektor informal merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kota-kota besar di Indonesia.Munculnya sektor informal dikota tidak terlepas dari latar belakang perekonomian tradisional yaitu perekonomian pedesaan yang sebagian besar didasarkan pada struktur ekonomi agraris dengan pola bercocok tanam sederhana. Oleh karena rendahnya tingkat upah tenaga kerja disektor pertanian dan semakin langkanya lahan-lahan pertanian di pedesaan, makin banyak tenaga kerja yang memilih alternatif lain untuk memilih urbanisasi dan bekerja di sektor non pertanian. Menurut McGee dan Todaro (Rini,2012) bahwa urbanisasi di dunia ketiga tidak diikuti oleh penambahan fasilitas perkotaan dan lapangan pekerjaan. Urbanisasi menyebabkan pertambahan penduduk kota yang membuat perkembangan kota semakin pesat, namun perkembangan itu tidak diikuti dengan pertambahan lapangan kerja yang memadai, menjadikan masyarakat yang tidak mendapatkan tempat pada sektor formal akan beralih ke sektor informal yang tidak menuntut banyak keahlian dan pendidikan yang memadai.

(2)

di Indonesia disebabkan karena terbatasnya daya serap sektor modern atau sektor formal terhadap tenaga kerja. Terbatasnya daya serap sektor formal karena tenaga kerja yang diserap hanyalah tenaga kerja yang berpendidikan dan berkualitas unggul, padahal banyak masyarakat yang masih mengenyam pendidikan tinggi. Akibatnya tenaga kerja yang tidak terpilih bekerja di sektor formal beralih ke sektor informal ( Direktorat Penanggulangan Kemiskinan, 2011). Hal ini secara jelas mengindikasikan bahwa peran sektor informal dalam penyerapan angkatan kerja terus meningkat dari dekede ke dekade dan saat ini sektor informal sudah mendominasi penyerapan angkatan kerja di Indonesia.

Batasan mengenai sektor informal sebagai sebuah fenomena yang sering muncul diperkotaan masih kurang jelas, karena kegiatan- kegiatan perekonomian yang tidak memenuhi kriteria sektor formal, terorganisir, terdaftar, dan dilindungi oleh hukum dimasukkan kedalam sektor informal, yaitu suatu istilah yang mencakup pengertian berbagai kegiatan yang seringkali tercakup dalam istilah usaha sendiri ( Ningsih, 2012). Dengan kata lain, sektor informal merupakan jenis kesempatan kerja yang kurang terorganisir, sulit dicacah, dan sering dilupakan dalam sensus resmi, serta merupakan kesempatan kerja yang persyaratan kerjanaya jarang dijangkau oleh aturan-aturan hukum.

(3)

menghasilkan pendapatan yang tetap, tempat pekerjaan yang tidak ada keamanan dalam bekerja, tempat bekerja yang tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut dan unit atau usaha tidak berbadan hukum, sedangkan ciri- ciri kegiatan ekonomi informal umumnya adalah mudah dimasuki dimana setiap orang dapat masuk kapan saja, bersandar pada sumber daya lokal, biasanya usaha milik sendiri atau keluarga, operasi skala kecil, padat karya, keterampilan diperoleh diluar system formal sekolah dan tidak diatur dan berada dipasar yang kompetitif. Salah satu jenis usaha sektor informal adalah pedagang asongann (Kusumawardani,2014).

Pedagang asongan merupakan salah satu jenis pekerjaan pada sektor ekonomi informal yang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.Adanya pedagang asongan di Indonesia telah menjadi bagian dari perjalanan bangsa Indonesia sejak masa pemerintahan kolonial Belanda.Sampai saat ini eksistensi pedagang asongan masih tetap berlangsung di Indonesia dan dapat terlihat di kota-kota besar di Indonesia yang semakin menjamur. Pekerjaan asongan ini menjadi primadona di kalangan masyarakat yang umumnya golongan ekonomi bawah (low economic ).Siapapun dapat dengan mudah menggeluti pekerjaan ini, dengan modal yang kecil, dan tanpa disertai kemampuan yang tinggi serta skill sekalipun, membuat banyak diantara masyarakat kecil yang memilih untuk melakukan kegiatan ekonomi ini agar bisa memperoleh penghasilan (Ningsih, 2012).

(4)

menawarkan dagangannya kepada setiap calon pembelinya. Komoditas barang dagangan yang diperjual belikan pedagang beragam dan umumnya merupakan barang kebutuhan yang paling sering dikonsumsi masyarakat seperti, rokok, minuman, Koran, kerupuk, makanan ringan, dan lain lain. Kalangan industri menengah seperti industri rumah tangga, pedagang grosir mulai memanfaatkan pedagang asongan sebagai tenaga pemasar yang dapat secara langsung menyentuh konsumen (Ningsih, 2012).

Pedagang asongan biasanya sering dijumpai pada tempat yang senantiasa menjadi pusat keramaian hingga tempat-tempat yang dinilai berpotensi untuk menjadi obyek wisata.Pedagang asongan di perkotaan sudah menjamur dan bukan lagi menjadi fenomena yang langka.Di setiap titik keramaian di perkotaan menjadi magnet bagi pedagang asongan untuk mengais penghasilan.Kebanyakan para pedagang berjualan di sepanjang bahu jalan atau trotoar, pasar, stasiun, terminal, di depan perkantoran, sekolah dan tempat-tempat lain yang banyak dilalui orang dan merupakan pusat aktifitas orang banyak (kompasiana: ekonomi bisnis. 27/09/2011).

Kemunculan pedagang asongan di perkotaan tidak terlepas dari pro dan kontra. Keadaan pro dan kontra ini sama seperti munculnya pedagang kaki diperkotaan. Pedagang asongan diperkotaan sering dianggap mengganggu keindahan dan ketertiban lingkungan kota.

(5)

265, 10 km2 atau 3,6 % dari luas propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data kependudukan dari BPS kota Medan jumlah penduduk Medan pada tahun 2011 sebesar 2.117.224 jiwa dengan kepadatan penduduk 7.989 jiwa perkilometernya. Penduduk tersebut tersebar ke- 21 kecamatan dan 151 kelurahan yang ada di kota Medan (BPS, 2011).

Kelurahan Pulo Brayan Kota merupakan kelurahan yang masuk pada kecamatan Medan Barat.Di Pulo Brayan Kota ini terdapat persimpangan besar merupakan titik pertemuan antara jalan Pertempuran dan jalan Yos Sudarso dan juga dilalui jalan Fly Over yang sudah ada sejak tahun 2003. Di sekitar persimpangan ini terdapat bebagai tempat public seerti pasar Brayan, Bank, Sekolah, dan Pertokoan yang setiap hari selalu ramai dengan aktivitas masyarakat. Keadaan social yang selalu ramai akan masyarakat menjadi magnet bagi pedagang-pedagang kecil seperti pedagang asongan dalam mengais rezeki.

Pedagang asongan yang berdagang di Pulo Brayan semakin banyak, walaupun tidak ada data yang mencatat perkembangan jumlahpedagang asongan di Pulo Brayan. Pedagang asongan menyebar ke seluruh bahu jalan, trotoar di sekitar lokasi persimpangan tersebut. Ada juga pedagang yang berkeliling di pasar Brayan atau lebih sering disebut „Pajak Brayan‟. Setiap pedagang menawarkan dagangannya

(6)

Penghasilan yang didapat pedagang asongan tidak menentu, tergantung pada banyaknya dagangan yang terjual.Sebagian pedagang mengaku perkerjaan ini sebagai sumber penghasilan utama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Hal ini menjadi dilematis bagi pedagang yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaan ini, paling tidak mereka tidak kelaparan.Biaya hidup kota yang tinggi tidak diimbangi dengan pendapatan mereka yang besar, membuat para pedagang mengutamakan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Manullang (Sumardi, 2003) mengatakan Kebutuhan hidup merupakan segala jenis kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang untuk bisa melangsungkan kehidupan dan menjalankan fungsinya. Terlebih kebutuhan-kebutuhan yang dipenuhi dengan cara membelinya baik berupa barang/ atau jasa harus dipenuhi untuk melangsungkan kehidupan. Dengan penghasilan yang tidak menentu dan cenderung kecil jika dibandingkan dengan biaya hidup di kota, realisitis jika mengalami ketidakcukupan untuk membiayai kehidupan para pedagang asongan. Untuk membantu memenuhi kebutuhan itu , pedagang asongan mempotensikan sumber-sumber daya internal yang dikenal dengan modal sosial.

(7)

sebagai perekat yang mengikat semua orang dalam masyarakat. Modal social menjadi masalah penting karena usaha ekonomi akan sukses tidak hanya berbekal modal financial semata, namun juga perlu adanya dukungan sumber daya manusia.

Dengan modal sosial yang dimiliki pedagang asongan, mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup bila penghasilan mereka tidak cukup untuk mendapatkan kebutuhan yang dibutuhkan. Untuk itu peneliti tertarik melihat seperti apa modal social yang melekat pada pedagang asongan sebagai upaya untuk melangsungkan hidup.

1.2. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penlitian ini adalah Bagaimana bekerjanya modal sosial pada pedagang asongan di Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memahamiserta mendeskripsikanmodal – modal sosial apa saja yang bekerja sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidup pedagang asongan di kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

(8)

2. Untuk mengetahui kekuatan modal sosial pedagang asongan dalam melakukan hubungan sosialnya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat berupa: 1. memberikan masukan dan pertimbangan bagi penelitian yang akan datang,

khususnya penelitian di bidang sosial.

2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Sosiologi, khusunya untuk menambah kajian materi mata kuliah Sosiologi Ekonomi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, temuan penelitian ini dapat:

1. membuka wawasan masyarakat, khususnya para pedagang asonganakan pentingadanya modal sosial yang berguna bagi kehidupan bersama.

2. Sebagai bukti tugas akhir (skripsi) peneliti dalam memperoleh gelar sarjana.

1.5 Defenisi Konsep

(9)

a) Modal Sosial

Coleman (Hasbullah,2006) mendefinisikan konsep modal sosial sebagai varian entitas, terdiri dari beberapa struktur sosial yang memfasilitasi tindakan dari pelakunya, apakah dalam bentuk personal atau korporasi dalam suatu struktur sosial. Modal sosial inheren dalam struktur relasi antar individu. Struktur relasi dan jaringan inilah yang menciptakan berbagai ragam kewajiban sosial, menciptkan iklim saling percaya, dan menetapkan norma dan sanksi sosial bagi para anggotanya. Dalam penelitian ini, modal sosial yang dimaksud adalah kepercayaan (trust), jaringan ( network ), norma sosial (social norm ),dan resiprositas.

b) Sektor Informal

Istilah sektor informal ini mulamula diperkenalkan oleh Keith Hart yang merupakan hasil kajian mengenai aktivitas perekonomian yang unik di Accra dan Gana. Dalam penelitiannya itu dia menemukan adanya variasi yang besar dalam hal tersedianya peluang pendapatan legal dan illegal pada kelompok miskin perkotaan (Rini, 2012). Pada penelitian ini yang dimaksud dengan sektor informal adalah pedagang asongan yang berada di Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat.

c) Pedagang Asongan

(10)

d) Kebutuhan Hidup

Referensi

Dokumen terkait

Terlampir kami sampaikan informasi jadwal dan nama- nama reviewer yang akan melaksanakan site visite tersebut. Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan

Universitas Pendidikan Indonesia HIKOM Kota Bandung YULIA, ENDANG, ARIF. AUGIE

Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru yang bertujuan untuk

Universitas Pendidikan Indonesia HIKOM Kota Bandung YULIA, ENDANG, ARIF AUGIE WIDIATRIATM O. Bisa Tgl 26 Nop

Tahun Jumlah Kegiatan Jumlah Relawan Total Pengeluaran (Rp juta) 2007 2 10 175 2008 31 155 2.680 * *) Diaudit.. Dengan lebih dari 1.400 cabang dan 40.000 karyawan sebagai relawan

Permainan tradisional dan olahraga umumnya merupakan ekspresi budaya asli yang berkontribusi terhadap identitas kemanusiaan telah banyak yang hilang, dan kalaupun

AHH : Angka Harapan Hidup saat Lahir AMH : Angka Melek Huruf RLS : Rata-rata Lama Sekolah PDB : Produk Domestik Bruto.. APK : Angka Partisipasi Kasar HLS : Harapan Lama

Hasil analisa secara parsial variabel likuiditas, leverage, produktifitas, profitabilitas tidak dapat digunakan dalam memprediksi peringkat obligasi perusahaan