• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas Sistem Informasi dalam Proses Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas Sistem Informasi dalam Proses Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sistem informasi secara luas dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan (Palvia, Lowe, Nemati, & Jacks, 2014). Kegunaan sistem informasi yaitu menyimpan data tentang semua kegiatan yang tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan, memulihkan atau mempertahankan kesehatan (Ramadhan, Ssenyonga, & Sumil, 2014). Sistem informasi dalam keperawatan merupakan dasar ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan ilmu komputer dalam mengelola data, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan (Daniel & Oyetunde, 2013). Pengembangan dan penerapan catatan keperawatan yang terkomputerisasi telah ditekankan di seluruh dunia (Elf & Putilova, 2003). Menurut While dan Dewsbury (2013) sistem informasi dalam keperawatan merupakan komponen kunci dalam pemberian asuhan keperawatan modern.

(2)

Pelaksanaan dokumentasi di rumah sakit pada saat ini, sebagian besar masih berbasis kertas (Djorlolo & Ellingsen, 2013). Dokumentasi berbasis kertas membutuhkan investasi yang besar dalam upaya pendokumentasiannya, dan kualitas yang masih rendah (Ammenwerth, Rauchegger, Ehlers, Hirsch, & Schaubmay, 2003). Perubahan merupakan aspek penting dari setiap rumah sakit (Sarayreh, Khudair, & Barakat, 2013). Konsep dokumentasi lama menuju konsep yang baru dalam keperawatan, merupakan perubahan pelayanan kesehatan dimana semua dituntut harus profesional (Aiyedun, Chukwu, & Musa, 2014).

Kemajuan dalam penggunaan sistem informasi telah menyebabkan terciptanya sistem aktivitas digital dalam rumah sakit (Setia, Setia, Krishnan, & Sambamurthy, 2004). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nagle dan Catford (2008) tentang kesuksesan rumah sakit untuk mengadopsi sistem informasi keperawatan, diperoleh bahwa rumah sakit sukses mengadopsi dokumentasi elektronik dengan melibatkan perawat. Berdasarkan hasil implikasi praktek pengajaran dokumentasi elektronik oleh Kenney dan Cavanaugh (2011) menunjukkan bahwa perawat muda akan lebih mudah dalam pengajaran sedangkan perawat tua mungkin memerlukan bantuan tambahan dalam belajar dokumentasi elektronik.

(3)

dengan menggunakan teori Orlando, yang bertujuan untuk melakukan pengelolaan catatan pasien yang didasarkan pada kebutuhan pasien yang dilakukan menggunakan desain Visual Basic 6.0 (VB) dan Microsoft SQL Server 2000 sebagai penghubung database. Hasil penelitian diperoleh bahwa 93% menunjukkan efisiensi, sedangkan 80% menunjukkan kemudahan dalam penggunaan dan perlindungan data.

Publikasi yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan tentang profesional kesehatan dan perawatan tahun 2020, yang menguraikan upaya baru untuk mengintegrasikan sistem informasi yang berisi dokumentasi elektronik kesehatan pasien. Dinyatakan bahwa, setiap warga negara dapat mengakses dokumentasi kesehatan mereka secara online pada tahun 2018 dan membuat data yang akurat tersedia untuk paramedis, dokter dan perawat. Amerika Serikat, dilaporkan bahwa tingkat adopsi catatan elektronik telah terus meningkat menjadi 48,3% pada akhir tahun 2009 dibandingkan tahun 2008 hanya 38,4%. Perolehan pada tahun 2013 sebanyak 78% sedangkan, pada tahun 2014 menjadi 80%. Beberapa negara di dunia seperti Australia, Abu Dhabi, Canada, Jordan, India, Estonia, Netherlands, Saudi Arabia, Switzerland berupaya untuk pengembangan catatan kesehatan elektronik seumur hidup untuk seluruh warga (Big Data in Health Care, 2014).

(4)

rumah sakit (MenKes, 2011). Studi yang dilakukan oleh Bozak (2003) tentang analisis dalam menerapkan sistem informasi keperawatan. Diperoleh hasil dari 208 staf perawat di sebuah rumah sakit di Inggris menunjukkan hubungan yang signifikan atau positif antara umur, pengalaman klinis, dan unit klinis dimana perawat bekerja terhadap komputer.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 269/MENKES/III/ tentang Rekam Medis tahun 2008 pada pasal 8 ayat 3 yaitu yang membahas mengenai penyimpanan, pemusnahan, dan kerahasiaan dalam penyimpanan Rekam Medis dilakukan penyimpanan dalam jangka waktu 10 tahun terhitung dari tanggal dibuatnya ringkasan tersebut (MenKes, 2008). Sebuah format teks naratif yang dirancang untuk memfasilitasi kepedulian perawat dalam proses pendokumentasian (Korgh & Na Den, 2010). Perubahan dokumentasi dengan menggunakan operasi sistem informasi dirancang sebagai solusi dokumentasi dalam jangka panjang (Suc, Prokosch, & Ganslandt, 2009).

Menerapkan sistem informasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan (Mugo & Nzuki, 2014). Manfaat penerapan sistem informasi dapat juga meminimalkan biaya perawatan (Seeley, 2009). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 tahun 2013 tentang sistem informasi manajemen rumah sakit, pada pasal 2 terdapat tujuan dari sistem informasi di rumah sakit yaitu meningkatkan efisiensi, efektifitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit (MenKes, 2011).

(5)

bahwa 69,6% rumah sakit pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten atau kota telah menerapkan sistem informasi. Diperoleh 30,4% merupakan rumah sakit milik yayasan dan swasta, dengan melibatkan tim sistem informasi dan hanya 9,5% rumah sakit yang melibatkan tenaga kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan masih sedikit yang ikut terlibat dalam pengolahan sistem informasi di rumah sakit (Pusat Kajian Sistem Informasi, 2012).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ammenwerth, Rauchegger, Ehlers, Hirsch, dan Schaubmay (2011) tentang pengaruh sistem informasi keperawatan pada kualitas pengolahan informasi keperawatan, hasil survey pertama diperoleh sebanyak 75% perawat merasa nyaman dalam menggunakan komputer dan survey kedua mengalami peningkatan menjadi 93%, kemudian dilakukan survey sebelum dan sesudah, diperoleh perawat mengatakan sangat penting dokumentasi berbasis komputer. Dilakukan selanjutnya survey sebelum berdasarkan pengenalan komputer maka diperoleh perawat menghabiskan waktu ¼ dari waktu mereka untuk dokumentasi. Setelah dilakukan pelatihan secara signifikan meningkat menjadi 41%. Berdasarkan efisiensi diperoleh, bahwa sebelumnya perawat merasa khawatir dapat mengurangi efesiensi, dilakukan survey sesudah terjadi peningkatan kualitas pengolahan informasi dalam keperawatan yaitu lebih cepat akses informasi, mudah merubah rencana keperawatan, menghindari dokumentasi tumpang tindih, dan penggunaan lebih mudah.

(6)

(diagnosis), intervensi, implementasi dan evaluasi (Vieira, Salviano, Goncalves, Chianca, Carvalho, & Nascimento, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alexander (2007) tentang kerangka kerja yang menghubungkan komponen fundamental keperawatan, proses keperawatan, dengan prinsip-prinsip interaksi perawat dengan komputer. Diperoleh hasil, bahwa pengguna sistem informasi berperan dalam lintasan perawat dengan pasien dapat mengurangi hambatan klinis, seperti alur kerja, efesiensi dan kualitas pelayanan pasien rawat inap dapat meningkat.

Proses keperawatan merupakan pendekatan dalam pemecahan masalah yang sistematis digunakan untuk mengidentifikasi, mencegah dan mengobati masalah kesehatan aktual atau potensial dan mempromosikan kesehatan (Aseratie, Murugan, & Molla, 2014). Kesalahan dalam memberikan layanan yang tidak memuaskan di rumah sakit, mengakibatkan konsekuensi yang dapat merugikan bagi perawat dan pasien (Sutherland, 2009). Standar keperawatan meliputi semua aspek keperawatan yang dilakukan melalui sistem klasifikasi seperti Nursing Intervention Clasificstion (NIC), Nursing Outcome Classification (NOC), North

American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (Vorosova, 2005).

Penggunaan proses keperawatan sebagai kerangka kerja yang bermanfaat bagi pasien dan perawat (Aly, Wafaa, & Besely, 2013).

(7)

Herna Medan. Hal ini berbeda dengan Rumah Sakit Umum Santa Elisabeth Medan yang telah menggunakan sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan.

Fenomena yang ada pada saat ini, masih terdapat beberapa rumah sakit yang sedang berupaya dalam memenuhi melaksanakan SIRS untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan pelayanan Rumah Sakit. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu bagian dari asuhan keperawatan yang berbasis komputer. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu tentang proses pelaksanaan asuhan keperawatan dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia, maka diperoleh kelengkapan format keperawatan belum optimal. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektifitas sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan.

1.2.Permasalahan

(8)

akses informasi, mudah merubah rencana keperawatan, menghindari dokumentasi ganda, penggunaan lebih mudah, dukungan kerja lebih baik dengan mendapatkan informasi.

Teori proses keperawatan Orlando sebagai pedoman yang sesuai untuk merancang sistem informasi yang ramah pengguna dan manajemen rendah biaya kesehatan yang berlaku dalam lingkungan kesehatan terlepas dari pengaturan sosial ekonomi dan teknologi. Penelitian yang dilakukan oleh Adegboyega dan Aniefiok (2014) tentang proses keperawatan yang berbasis sistem informasi dengan menggunakan teori Orlando, yang bertujuan untuk melakukan pengelolaan catatan pasien yang didasarkan pada kebutuhan pasien yang dilakukan menggunakan desain Visual Basic 6.0 (VB) dan Microsoft SQL Server 2000 sebagai penghubung database. Hasil penelitian diperoleh bahwa 93% menunjukkan efisiensi, sedangkan 80% menunjukkan kemudahan dalam penggunaan dan perlindungan data.

(9)

Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu bagian dari asuhan keperawatan yang berbasis komputer untuk memudahkan proses keperawatan dalam memberikan layanan pada pasien. Fenomena yang ada pada saat ini, masih terdapat beberapa rumah sakit yang sedang berupaya dalam menerapkan sistem informasi dalam keperawatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu tentang proses pelaksanaan asuhan keperawatan dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, evaluasi di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia, maka diperoleh kelengkapan format keperawatan belum optimal. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dinyatakan dengan pertanyaan penelitian apakah ada perbedaan efektifitas antara sebelum dan sesudah sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Mengidentifikasi perbedaan efektifitas sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan.

1.3.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini, adalah untuk mengidentifikasi:

1. Efektifitas sebelum sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan.

(10)

1.4. Hipotesa Penelitian

Ada perbedaan efektifitas antara sebelum dan sesudah sistem informasi dalam proses dokumentasi asuhan keperawatan di Rumah Sakit Swasta Kota Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif baik secara teoritis untuk pengembangan keilmuan dalam maupun secara praktik bagi praktisi keperawatan.

1.5.1. Pendidikan keperawatan

Penelitian ini diharapkan, berkontribusi dalam pengembangan keahlian sumber daya manusia keperawatan ditempat pelayanan kesehatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang berbasis sistem informasi.

1.5.2. Bagi praktik keperawatan

Penelitian ini diharapkan, dapat memberikan sumbangan umpan balik kepada manajemen rumah sakit agar dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang berbasis sistem informasi.

1.5.3. Bagi penelitian keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

Disposisi / Sikap adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis, sehingga Sikap dari

Hasil penelitian ini adalah perbandingan harga dalam rangka ekspor antara ekspor menggunakan jasa export broker dan ekspor sendiri terdapat beberapa perbedaan, yaitu

Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai kegiatan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi yang berada di darat dan laut di wilayah Aceh sesuai amanat di dalam Pasal 160 Undang-Undang Nomor

Setelah data yang diinput oleh admin sesuai makan akan masuk dalam langkah selanjutnya yaitu pada kategori paket yang diinput kategori paket terdiri dari kode

40 | P a g e Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 n) Afif Tantowi, mengikuti dengar pendapat draf Pedoman Pengelolaan Keuangan oleh Team

Majelis Jemaat GKI Gunung Sahari mengucapkan terima kasih atas partisipasi jemaat baik dalam bentuk doa, pemikiran, tenaga, dan dana yang disalurkan melalui

bewarna merah yang bisa diartikan sebagai keberanian, membara, dan penuh nafsu. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa desain restaurant pizza hut memiliki arti untuk

Apabila PIHAK KEDUA tidak melaporkan tagihan outcome publikasi paper hasil penelitian pada masa waktu yang telah ditetapkan setelah berakhirnya masa kontrak, maka