• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Di Kota Medan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dinamika dan pertumbuhan masyarakat yang semakin cepat menjadikan

permasalahan didalam suatu negara itu semakin kompleks dan beragam. Hal ini

disebabkan semakin banyak dan beragam penduduk suatu negara tuntutannya juga

semakin banyak dan bervariasi. Setiap individu dalam masyarakat tertentu

memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dan tidak semua individu itu memiliki

persamaan. Setiap masyarakat baik berdasarkan tingkatan mempunyai kebutuhan

yang berbeda-beda yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Setiap masyarakat

dengan berbagai golongan juga mempunyai kebutuhan yang beragam yang harus

dipenuhi oleh negara.

Demikian halnya dinamika dan pertumbuhan yang terjadi diseluruh

wilayah Indonesia melahirkan berbagai persoalan yang memaksa pemerintah

untuk berpikir keras dalam rangka menciptakan kebijakan yang membantu

masyarakat untuk keluar dari setiap pesoalan yang ada. Karena Negara melalui

pemerintah adalah pihak yang bertanggung jawab untuk kesejahteraan

masyarakatnya. Hal ini sudah dijelaskan pada dasar Negara kita yaitu pembukaan

UUD Negara republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea ke empat. Dimana pada

alinea tersebut dikatakan bahwa membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

untuk memajukan kesejahteraan umum.

Oleh karenanya pemerintah disegala tingkatan dituntut untuk membuat

kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat. Dalam hal apapun setiap

(2)

15 hal yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat menjadi tanggung jawap

dari pemerintah itu sendiri. Sekecil dan sebesar apapun masalah yang timbul

dalam menggangu kesejahteraan masyarakat pemerintah turut serta ambil bagian

dalam penyelesaiannya. Pemerintah dalam hal ini yang dimaksud adalah

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang ada diseluruh Indonesia baik

yang ada di kota maupun yang ada didesa.

Untuk saat ini salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah

adalah focus pada masalah perkotaan. Semakin banyaknya masyarakat yang

tinggal diperkotaan memaksa pemerintah untuk membagi perhatiannya terhadap

masalah yang ada dikota. Karena kecenderungannya masalah yang dihadapi pada

daerah perkotaan sangat beragam, dan sifatnya saling berhubungan antara masalah

yang satu dengan masalah yang lain. Karena masyarakat kota adalah masyarakat

yang berasal dari beragam kelompok dipersatukan sehingga membentuk

masyarakat baru yang disebut dengan masyarakat perkotaan. Karena asal dan

tujuan mereka beragam masalah yang mereka juga beragam dan kesemuanya itu

harus dipenuhi oleh pemerintah. Sementara karena mereka sudah tersistematis

masalah yang terjadi juga saling berhubungan antara masalah yang satu dengan

masalah yang lain. Kejadian ini terjadi di semua kota di Indonesia termasuk Kota

Medan.

Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia berdasarkan

data badan pusat statistik 2010 memiliki jumlah penduduk 2.097.610 jiwa. Tentu

dengan jumlah pendududuk sebesar ini kota Medan memiliki banyak masalah

yang harus dipenuhi. Karena kecenderungannya semakin banyak penduduk

tuntutan akan semakin banyak, hal ini artinya permasalahan semakin kompleks

(3)

16 Sebagai sebuah kota yang sudah cukup maju dinamika kehidupan

masyarakat itu sangat beragam. Di kota Medan itu sendiri kita akan menemukan

beragam aktifitas baik aktifitas ekonomi, social, budaya juga pemerintahan. Kota

Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia telah menjelmakan diri

menjadi pusat segala aktifitas masyarakat. Diantaranya kota Medan menjadi pusat

pemerintahan Sumatera Utara hal ini dibuktikan dengan didirikannya berbagai

kantor instansi pemerintahan. Pusat pendidikan di Sumatera Utara hal ini

dibuktikan dengan banyaknya didirikan pusat pendidikan mulai dari SD sampai

tingkat universitas. Berdasarkan data badan pusat statistic Provinsi Sumatera

Utara tahun 2011 kota Medan memilki jumlah sekolah dasar sebanyak 1.717 unit,

SLTP 418 unit, SMA 223 unit, SMK 144 unit. Kota Medan juga menjadi Pusat

ekonomi hal ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dan pusat

kegiatan industri di kota Medan. Berdasarkan data data badan pusat statistic tahun

2011 kota Medan memiliki 151 unit perusahaan industri besar dan sedang.

Sebagai pusat dari berbagai aktifitas masyarakat kota Medan tentunya

banyak dampak yang dialami oleh kota Medan itu sendiri baik dampak positif

maupun dampak negatif. Dampak positifnya berupa peningkatan kesejahteraan

masyarakat karena semakin membuka peluang pekerjaan baik dalam

berwirausaha, maupun menjadi pegawai kantor perusahaan. Dengan demikian

daya tarik kota Medan bagi masyarakat diluar kota Medan semakin tinggi. Selain

hal tersebut terdapat dampak negatif yang dialami oleh kota Medan sebagai pusat

aktifitas masyarakat juga banyak diantaranya semakin banyak masyarakat yang

datang ke kota Medan sehingga menimbulkan masalah kepadatan penduduk.

Salah satu masalah yang terasa akibat kepadatan penduduk adalah semakin

(4)

17 banyaknya kendaraan di kota Medan itu sendiri. Disisi lain karena kota Medan

menjadi pusat berbagai kegiatan masyarakat mobilitas penduduk untuk datang dan

pergi dari kota Medan juga semakin tinggi. Dalam melakukan mobilitas tentunya

masyarakat memakai kendaraan baik kendaraan pribadi maupun kendaraan

umum. Masalah yang muncul akibat dari beberapa hal tersebut adalah terjadinya

kemacetan lalu lintas.

Banyaknya kepentingan masayarakat dikota Medan itu sendiri karena

merupakan pusat dari berbagai aktifitas menjadikan pergerakan aktifitas

masyarakat terarah dan terpusat dikota Medan itu sendiri. Dampak dari hal ini

adalah menjadikan volume kendaraan semakin banyak. Hal ini dapat kita lihat

berdasarkan data Dinas perhubungan yang tertuang di dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Kota Medan 2011-2015 kecenderungan volume

kendaraan semakin meningkat tiap tahunnya.

Tabel 1. Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi) Tahun 2006-2009

Tahun Mobil Penumpang Mobil Gerobak Bus Sepeda Motor Jumlah 2006 175,198 116,184 12,619 985,745 1,289,746

(6.62%) (3.73%) (1.71%) (11.58%) (10%)

2007 189,157 120,328 12,751 1,103,707 1,425,943

(7.96%) (3.56%) (1.04%) (11.96%) (11%)

2008 209.527 140.986 22.130 2.104.026 2.476.669

(11.80) (17.20%) (73.60%) (90.60%) (73.70%)

2009 222.891 144.865 22.123 2.318.632 2.708.511

(6.40) (2.80%) (-7%) (10.20%) (9.40%)

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan (2010)

Dengan volume kendaraan yang semakin banyak tentunya kebutuhan masyarakat

akan lalu lintas semakin tinggi. Sarana maupun prasarana lalulintas yang baik

menjadi harapan semua orang baik pemakai angkutan umum, pejalan kaki, dan

pemilik kendaraan pribadi. Sementara salah satu hal yang diharapkan oleh

masyarakat dalam melakukan aktifitas adalah terciptanya lalu lintas yang lancar

(5)

18 sehingga mobilitas itu tidak membutuhkan waktu yang lama juga biaya yang

lama.

Karena berdasarkan fakta yang bisa dilihat oleh penulis sendiri adalah

antara lain pertama kemacetan akan mengakibatkan boros energi minyak sehingga

sehingga meningkatkan biaya juga. Dengan adanya pemborosan energy akibat

kemacetan akan menambah biaya hidup bagi para pengguna kendaraan bermotor.

Dengan semakin meningkatnya biaya hidup akan muncul lagi permasalahan yang

lebih kompleks. Kedua dampak lain yang bisa kita lihat akibat dari permasalahan

lalu lintas itu sendiri adalah penambahan beban Anggaran Pendapatan Belanja

Nasional dalam rangka subsidi energy terkhusus BBM. Dengan kemacetan yang

ada energy terbuang itu artinya sama dengan membuang biaya subsidi. Sehingga

pada akhirnya mengganggu proses pembangunan yang membutuhkan Anggaran.

Ketiga akibat dari tidak lancarnya lalu lintas berakibat pada menurunnya

perekonomian masyarakat karena banyak watu yang terbuang selama meghadapi

macet. Bahkan banyak lagi dampak social yang dihadapi oleh masyarakat. Oleh

karenanya permasalahan lalu lintas menjadi salah masalah yang urgent yang harus

diselesaikan. Oleh karenanya dibutuhkan kebijakan dalam rangka menjawap

segala persoalan yang berhubungan dengan lalu lintas.

Mengingat bahwa sistem pemerintahan yang dianut oleh Negara kita

berdasarkan UUD 1945 pada pasal 18 dikatakan bahwa pembagian daerah

Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk dan susunan

pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan

mengingat dasar permusyawaratan dengan sistem pemerintahan Negara, dan

hak-hak asal-usul daerah dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. Dimana pasal

(6)

19 ini diperjelas dengan lahirnya undang-undang pemerintah daerah yang pada saat

ini di pakai adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004

tentang pemerintahan daerah.

Sebagai konsekuensi dari lahirnya kebijakan tentang pemerintahan daerah

itu berarti adanya pembagian wewenang antara pemerintah baik pusat maupun

daerah. Hal ini bisa kita lihat pada BAB III Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 Tentang Pemerintah Daerah. Yang diperjelas dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota. Didalam bab ini dijelaskan bahwa pemerintah daerah

menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya kecuali

urusan yang telah ditentukan oleh undang-undang menjadi urusan pemerintah

pusat. Adapun yang menjadi urusan pemerintah pusat yaitu : politik luar negeri,

pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiscal nasional, agama. Sementara

pada sector lain akan menjadi urusan pemerintah daerah baik provinsi maupun

kabupaten/kota.

Jika kita melihat kondisi yang terjadi dikota yaitu kecenderungan

terjadimya peningkatan jumlah kendaraan sebagai akibat dari beberapa hal yang

dijelaskan diatas hal ini menjadi urusan pemerintah daerah. Karena dengan adanya

kendaraan tentu akan bersangkut paut dengan lalu-lintas yang dimana masalah

lalul lintas ini menjadi domain dari urusan pemerintah pada bidang perhubungan.

Oleh karenanya perlu kita lihat apa yang menjadi kebijakan pemerintah kota

Medan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat terkhusus pada sector

perhubungan ini.

(7)

20 Sehubungan dengan hal ini perlunya ada kebijakan yang khusus mengatur

permasalahan ini. Dan pada skala nasional sendiri pemerintah kita telah

mengeluarkan kebijakan yaitu Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 Tentang

lalu lintas dan angkutan jalan yang dimana Undang-undang ini dirincikan kedalam

berbagai spesifikasi yaitu dalam bentuk peraturan pemerintah diantaranya

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 Tentang

Kendaraan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011

Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen

Kebutuhan Lalu Lintas, Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 Tentang

Forum Lalul Lintas Dan Angkutan Jalan. Lahirnya berbagai kebijakan Lalu Lintas

tersebut diharapkan menjadi salah satu solusi dalam penyelesaian permasalahan

lalu lintas. Dengan lahirnya kebijakan ini semua kelompok yang terlibat bisa

mendukung lewat iplementasi dari kebijakan ini.

Adapun kebijakan lalu lintas dan angkutan jalan merupakan bidang yang

berada di luar kewenangan pusat, melainkan telah diserahkan kepada daerah

berdasarkan ketetapan Undang-Undang pemerintahan daerah. Dengan ketetapan

ini salah satu aktor dalam pelaksanaannya kebijakan lalu-lintas dan angkutan jalan

adalah pemerintah daerah. Oleh karenanya perlu kita lihat bagaimana pemerintah

daerah dalam lewat berbagai fungsinya dalam melaksanakan kebijakan lalu lintas

diatas yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang terdapat dalam undang-undang

pemerintah daerah.

Dalam hal ini sendiri penulis merasa tertarik dalam melihat salah satu

kebijakan lalu lintas yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis

(8)

21 Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. Keterarikan ini dikarenakan

karena peraturan ini masih baru dan berdasarkan isi kebijakan pengerjaannya

bersifat strategi. Dengan penjelasan tersebut penulis ingin mengetahui apa yang

dilakukan Pemerintah Daerah Kota Medan lewat kewenangan yang dimilikinya

dalam rangka pelaksanaan kebijakan ini. Hal ini sesuai dengan prinsip yang

tertanam ada dalam sistem pemerintahan Indonesia saat ini yaitu sistem otonomi

daerah dimana tiap daerah diberikan kewenangan dalam mengelola

pemerintahannnya sesuai dengan kewenangan yang telah ditentukan dalam

undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tentang Pemerintahan Daerah

terkhusus pada BAB III pasal 10 sampai pasal 18 dan yang diperjelas dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Mengingat bahwa masalah lalu lintas bukan masalah yang lahir berdiri

sendiri melainkan berhubungan dengan permasalahan lainnya itu artinya

pemecahan masalah lalu lintas harus dilakukan dengan menyelaraskan kebijakan

pada sector lain. Kebijakan lalu lintas tentunya akan mempengaruhi sistem

perencanaan tata ruang kota yang baik, pembatasan kendaraan yang tentunya

dilakukan lewat kebijakan perdagangan dan hal lain mungkin yang tidak diketahui

oleh penulis. Melihat keadaan kota Medan semakin hari semakin bertambah

banyak penduduk itu berarti kemungkinan besar kebutuhan akan lalu lintas juga

akan semakin tinggi dikarenakan semakin banyaknya kendaraan di kota Medan.

Oleh karenanya pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah kota Medan

diharapkan lewat implementasi kebijakan ini mampu menyelesaikan persoalan

(9)

22 lalulintas lewat kebijakan yang dibuat oleh pemerintah guna mewujudkan

kenyamanan dalam berlalulintas. Dengan alasan diatas perlu dilihat sudah sejauh

mana para aktor kebijakan dalam memandang persoalan lalu lintas yang terjadi di

kota Medan lewat implementasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta

Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.

Dengan demikian perlu kita lihat bagaimana lembaga Pemerintah Kota

Medan lewat kewenangan yang telah ditentukan BAB III Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Yang diperjelas dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota dalam melaksanakan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak,

Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. Dalam hal ini kita akan melihat

bagaimana pemerintah kota Medan dalam menggunakan hak dan kewajibannya

untuk mewujudkan kenyamanan dalam berlalu-lintas di Kota Medan lewat

implementasi kebijakan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta

Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.

Dari penjelasan diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah kota Medan khusus

dalam rangka implementasi kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun

2011 tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen

Kebutuhan Lalu Lintas. Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik membahas

(10)

23 masalah tersebut dengan judul “Implementasi kebijakan Peraturan Pemerintah

Nomor 32 tahun 2011 tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta

Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas di kota Medan”

1.2. Fokus Masalah

Penelitian ini memiliki fokus masalah yang menjadi batasan peneliti dalam

melakukan penelitian. Peneliti melakukan fokus masalah yang akan diteliti karena

begitu banyak teori dalam ilmu sosial dengan persepsi yang berbeda-beda

sehingga perlu dilakukan fokus masalah agar menjadi acuan bagi peneliti dalam

melakukan penelitian di lapangan.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sudah bagaimana

Pemerintah daerah dalam menanggapi permasalahan lalu lintas lewat

Implementasi kebijakan peraturan pemerintah Nomor 32 tahun 2011 tentang

Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu

Lintas Di Kota Medan. Penulis akan mecoba melihat apa yang dilakukan oleh

para actor kebijakan Pemerinah Kota Medan lewat kewenangan yang telah

ditentukan dalam BAB III Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintah Daerah. Yang diperjelas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

terhadap proses pelaksanaan kebijakan tersebut didalam ruang lingkup

pemerintah kota Medan. Oleh karenanya gambaran hasil penelitian ini adalah

berbentuk evaluasi kebijakan dan dikhususkan untuk menggambarkan evaluasi

proses dari kebijakan itu sendiri.

1.3. Rumusan Masalah

(11)

24 Untuk dapat memudahkan penelitian ini selanjutnya dan supaya peneliti

dapat terarah dalam menginterpretasikan fakta dan data dalam pembahasannya.

Masalah merupakan bagian pokok dari suatu kegiatan penlitian dimana penulis

mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal hal yang akan dicari

jawabnya melalui kegiatan penelitian1

Kebijakan merupakan sarana dari pemerintah untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi masyarakat secara umum. Oleh karenanya lahirnya .

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan

yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana proses

Implementasi kebijakan Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2011 Tentang

Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu

Lintas Di Kota Medan ”

1.4. Tujuan

Di dalam usulan/rancangan penelitian, apapun format penelitian yang

dingunakan (deskriptif eksplanasi, studi kasus, survei eksperimen), juga perlu

secara tegas dan jelas merumuskan tujuan penelitian yang hendak dihasilkan.

Tujuan Penelitian ini ialah untuk menjawab perumusan masalah yang telah

dikemukakan sebelumnya, yakni untuk mengetahui bagaimana Gambaran

Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen

Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas di

Kota Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

1

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktek. (Jakarta. Rineka cipta). Hal 47

(12)

25 sebuah kebijakan tertentu diharapkan adanya perbaikan didalam kehidupan

masyarakat. Termasuk dalam hal ini kebijakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor

32 Tahun 2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta

Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. seperti yang dinyatakan Haedar Akib bahwa

jika sebuah kebijakan diambil secara tepat, maka kemungkinan kegagalan pun

masih bisa terjadi, jika proses implementasi tidak tepat. Bahkan sebuah kebijakan

brilian sekalipun jika dimplementasikan buruk bisa gagal untuk mencapai tujuan

para perancangnya. Oleh karenanya implementasi kebijakan menjadi salah satu

bagian dalam kebijakan yang harus diberikan perhatian secara khusus layaknya

bagian kebijakan yang lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas adapun manfaat

penelitian ini ialah2

1. Manfaat secara ilmiah, penelitian ini bermanfaat untuk menambah

pengetahuan serta mengembangkan kemampuan berpikir melalui penulisan

karya ilmiah dibidang ilmu kebijakan publik. :

2. Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaaat dapat

memberikan masukan bagi instansi terkait demi peningkatan pelaksanaan

kebijakan lalu lintas

3. Manfaat secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan

Departemen Ilmu Administrasi Negara.

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

2

Jurnal Administrasi Publik. Volume I No. I Thn. 2010, hal 3

(13)

26 Bab ini memuat latar belakang masalah dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian,

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat kerangka teori, defenisi konsep dan sisitematika

penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan

penelitian , teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian, sejarah

singkat lokasi penelitian.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan hasil data yang diperoleh dari lapangan dan

atau berupa dokumen yang akan di analisis serta berisikan

tentang uraian data- data yang diperoleh setelah melaksanakan

penelitian

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran- saran yang diperoleh dari

hasil peneliti

Gambar

Tabel 1. Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi) Tahun 2006-2009

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dilihat dari konten pada episode kali ini, bahwa manusia purba memiliki fisik atau wujud tubuh yang sedikit membungkuk, kemudian kulit berwarna kecokelatan,

Pada prinsipnya mekanisme pembebanan yang diteruskan pondasi adalah beban vertikal dan momen yang bekerja pada pondasi, sebagian besar ditahan oleh daya dukung

2 Pemrograman Objek 2 Ade Irma Purnamasari, M.Kom Selasa 25-Jul-17 17.00 - 18.30

Apabila ada sanggahan, maka dapat disampaikan secara tertulis kepada Pokja Pengadaan Konstruksi Pokja Pengadaan Konstruksi ULP MIN Mila / Ilot Kantor

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi

Meskipun area markas gerilya ini relatif aman, namun tindakan untuk mendirikan tempat persembunyian di tempat yang sama dalam waktu beberapa hari atau lebih lama, jelas

Untuk mendapatkan benda kerja yang diinginkan tidak cukup hanya dengan proses pengecoran, akan tetapi diperlukan beberapa pekerjaan tambahan, sehingga benda kerja