• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Di Desa Gunung Rintih Kecamatan Stm Hilir Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Di Desa Gunung Rintih Kecamatan Stm Hilir Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang

menggunakan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi

listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.

Cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah dengan mengkonversikan

tenaga air menjadi tenaga mekanik dalam turbin air. Kemudian turbin air memutar

generator yang membangkitkan tenaga listrik. Sementara air yang tadi digunakan untuk memutar turbin air dikembalikan ke alirannya. Besarnya energi yang dapat

dikonversikan menjadi energi listrik bergantung pada ketinggian jatuh air (head) dan begitu pula pemilihan turbin untuk PLTA.

Secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari

sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.

Hidroelektrisitas adalah sumber energi terbarukan.

2.2 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro

Pada dasarnya, suatu pembangkit listrik tenaga hidro berfungsi untuk

mengubah potensi tenaga air yang berupa aliran air (sungai) yang mempunyai

debit dan tinggi jatuh (head) untuk menghasilkan energi listrik.

Secara umum, pusat listrik tenaga air terdiri dari: 1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

2. Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) 3. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

Pembangkit listrik tenaga hidro dapat dikategorikan dan diklasifikasikan

sesuai besar daya yang dihasilkannya, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.1

(2)

Tabel 2.1 Jenis Pembangkit Tenaga Air dan Kapasitasnya

No Jenis Daya/Kapasitas

1 PLTA >5 MW (5.000 kW)

2 PLTM 100kW-5000kW

3 PLTMH < 100 kW

2.3 Energi Tenaga Air

Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada

besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head

adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar

dari kincir air atau turbin air. Total daya yang terbangkitkan dari suatu turbin air adalah merupakan reaksi antara head dan debit air seperti ditunjukkan pada

persamaan berikut ini

P = . . ℎ (2.1)

Dimana : P = daya (W)

Q = debit air (m3/s) h = tinggi jatuh air (m)

g = percepatan gravitasi (9,8 m/s2)

Daya dalam rumus di atas merupakan daya secara teoritis. Daya teoritis

PLTMH tersebut di atas, akan berkurang setelah melalui turbin dan generator.

Daya setelah keluar dari generator dapat dituliskan pada Persamaan 2.2.

Dimana :

effT : Efisiensi Turbin

effG : Efisiensi Generator

2.3.1 Debit

Debit adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu penampang sungai

tertentu persatuan waktu. Debit dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya oleh

(3)

curah hujan, keadaan geologi, flora, temperatur, dan lain-lain. Debit selalu

berubah dari musim ke musim dan dari hari ke hari. Pengukuran debit sungai

sangat penting untuk menentukan tenaga yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air.

Debit sungai merupakan data pokok untuk perencanaan pembangkit listrik tenaga air sehingga harus diukur secara teliti dalam jangka waktu yang selama

mungkin.

Adapun beberapa cara untuk mengukur debit sungai :

a. Kecepatan rata-rata aliran sungai pada suatu bagian dari penampangnya

diukur, kemudian dikalikan dengan luas penampang pada bagian itu. Hasil perkalian luas penampang dengan kecepatan tersebut adalah debit sungai.

= �. (2.3) Dimana: Q = Debit aliran (m3/s)

A = Luas penampang vertikal (m2)

V = Kecepatan aliran sungai (m/s)

b. Debit sungai diperoleh dari pengamatan tinggi permukaan air dengan

mempergunakan lengkung debit tinggi air yang pada umumnya dilakukan

dengan gardu-gardu pengamatan.

Luas penampang diukur dengan menggunakan meteran dan piskal (tongkat

bambu atau kayu). Dalam mengukur luas penampang perlu diukur kedalaman

sungai di beberapa titik. Kemudian kedalaman titik yang telah didapat dihitung dengan menggunakan Persamaaan 2.4.

� = �

×

�− + � (2.4)

Dimana : A = luas penampang

i = jarak atau panjang segmen

n = nomor segmen atau nomor titik

(4)

Untuk kecepatan aliran diukur dengan menggunakan currentmeter atau

juga dengan metode apung. Pengukuran kecepatan aliran dengan metode apung

dilakukan dengan jalan mengapungkan suatu benda, misalnya bola pingpong atau botol berisi air setengah penuh. Kecepatan aliran merupakan hasil bagi antara

jarak lintasan dengan waktu tempuh atau dapat dituliskan dengan persamaan

(2.5)

Dimana: V = kecepatan (m/s) L = panjang lintasan (m)

t = waktu tempuh (s)

2.3.2 Curah Hujan dan Aliran Sungai

2.3.2.1 Curah Hujan dan Pengukuran Curah Hujan

Air yang mengandung uap air dan naik ke atas karena suhu yang makin

rendah akan mengembun dan berkumpul. Kumpulan embun tersebut membentuk awan dan bergabung menjadi titik-titik air dan kemudian jatuh ke tanah. Titik-titik

air inilah yang disebut dengan hujan dan jumlah hujan yang jatuh disebut curah

hujan. Sebagian dari curah hujan tersebut menghilang karena menguap dan

meresap kedalam tanah dan sebagian mengalir diatas permukaan tanah dan

mengalir menuju sungai-sungai. Perbandingan antara curah hujan dengan aliran

sungai disebut faktor kedap (run-off coefficient).

Curah hujan dinyatakan dengan tingginya air dalam satu tabung, biasanya

dalam mm. Untuk mengukur curah hujan, digunakan alat ukur curah hujan (rain gauge) yang digunakan untuk mengukur curah hujan tersebut yang akan dibuat

dalam data tahunan.

2.3.2.2 Aliran sungai

Aliran sungai atau debit adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu

penampang sungai tertentu persatuan waktu. Debit dipengaruhi oleh beberapa

(5)

debit sungai sangat penting untuk menentukan tenaga yang dihasilkan oleh pusat

listrik tenaga air.

2.3.2.3 Hubungan antara Curah Hujan dan Aliran Sungai

Sebagian dari air hujan mengalir dari permukaan tanah menuju ke sungai. Yang meresap ke tanah dan diserap oleh akar tanaman akan menjadi air tanah.

Hubungan antara curah hujan dan aliran sungai tergantung dari berbagai faktor,

antara lain sifat menahan air dari tanah (misalnya pepohonan, dan geologi tanah), curah hujan, waktu datangnya hujan, keadaan geologi dan lain-lain. Dan karena

banyak faktor tersebut, sulit menjelaskan hubungannya dengan cara yang sederhana. Kondisi tanah maupun hutan di sekitar sungai juga perlu dipelihara.

Hal ini mengingat perubahan musim yang dapat mempengaruhi debit sungai. Pada

musim hujan, debit sungai cenderung besar sedangkan pada musim kemarau

debitnya kecil. Apabila kondisi tanah di sekitar sungai tidak dipelihara dapat

menimbulkan banjir pada musim hujan sedangkan di musim kemarau timbul

kekeringan.

2.3.3 Tinggi Jatuh Efektif (Head)

Penentuan head pada PLTMH mempunyai arti yang sangat penting dalam

menghitung potensi tenaga listrik. Tingkat kemiringan diwakili oleh indikator gradien skematik dimana semakin miring areal, semakin besar kemungkinan

untuk ditemukannya head yang cukup untuk PLTMH.

(6)

Tinggi jatuh efektif dapat diperoleh dengan mengurangi tinggi jatuh total

(dari permukaan air pada pengambilan sampai permukaan air saluran bawah)

dengan kehilangan tinggi pada saluran air. Tinggi jatuh penuh (full head) adalah tinggi air yang bekerja efektif pada turbin yang sedang berjalan. Untuk jenis

saluran air, bila diketahui permukaan air pada bangunan pengambilan dan pada saluran bawah serta debit air, maka tinggi jatuh efektif dapat ditentukan dengan

dasar pertimbangan ekonomis yaitu berdasarkan biaya konstruksi paling ekonomis

dengan memperhatikan kemiringan, ukuran penampang saluran air, dan luas penampang pipa pesat.

2.3.4 Hubungan Debit dan Head

Dari Persamaan 2.1 tersebut di atas dapat dipahami bahwa daya yang

dihasilkan adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air. Oleh karena itu,

berhasilnya pembangkitan tenaga air tergantung daripada usaha untuk

mendapatkan tinggi jatuh air yang besar secara efektif dan ekonomis. Pada

umumya, debit yang besar membutuhkan fasilitas dengan ukuran yang besar

untuk misalnya, bangunan ambil air (intake), saluran air dan turbin sehingga

tinggi jatuh yang besar dengan sendirinya lebih murah. Di hulu sungai dimana umumnya kemiringan dasar sungai lebih curam akan mudah diperoleh tinggi jatuh

yang besar. Sedangkan di sebelah hilir sungai, tinggi jatuh rendah dan debit besar. Oleh karena itu, bagian hulu sungai lebih ekonomis dibandingkan bagian hilirnya

mengingat tinggi jatuh yang kecil dan debit yang besar tadi. Selain itu, di bagian

hilir tersebut penduduknya padat, sehingga akan timbul masalah pemindahan penduduk dan karenanya tak dapat dihindari tambahnya biaya untuk konstruksi.

2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

2.4.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit

listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan

(7)

teknis, pembangkit listrik tenaga mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu

air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Pembangkit listrik tenaga

mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu.

Pada dasarnya, pembangkit listrik tenaga mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar

energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor

geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan

melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibangun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air

mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah

menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air

yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2,5 m dapat dihasilkan

listrik 400 W. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga

mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada relatif

sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Hal tersebut merupakan

salah satu keunggulan pembangkit listrik tenaga mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

Perbedaan antara pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan pembangkit

listrik tenaga mikrohidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan.

PLTA dibawah ukuran 100 kW digolongkan sebagai pembangkit listrik tenaga

mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro cocok

untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil

dan pedesaan. Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga

mikrohidro adalah sebagai berikut:

1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini

(8)

2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah

terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit

latihan.

3. Tidak menimbulkan pencemaran.

4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan. 5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan

sehingga ketersediaan air terjamin.

2.4.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Prinsip dasar pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari

tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah skema pembangkit listrik tenaga

mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk

menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah sistem

konversi energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) ke dalam

bentuk energi mekanik dan energi listrik.

Secara umum, skema suatu sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro

(PLTMH) ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Skema Suatu PLTMH

2.4.3 Komponen-Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Dalam suatu lokasi, pembangkit listrik tenaga mikrohidro dapat dipetakan

sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen bangunan sipil serta

komponen elektrikal dan mekanikal. Beberapa komponen sipilnya seperti

(9)

penenang, pipa pesat, rumah pembangkit, dan saluran pembuang. Pada komponen

elektrikal dan mekanikalnya terdapat komponen seperti turbin, generator,

transmisi mekanik, panel, dan juga jaringan distribusi.

2.4.3.1 Bendungan (Weir)

Bendungan (weir) dapat didefinisikan sebagai bangunan yang berada

melintang sungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air. Konstruksi

bendungan (weir) bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol tinggi air dalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup untuk dialihkan ke

dalam intake pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

Bendungan dapat digolongkan menurut strukturnya, bahan-bahan

konstruksinya, tujuan kegunaannya, prinsip perencanaannya, tingginya, dan lain

sebagainya. Penggolongan bendungan menurut bahan konstruksi dan prinsip

perencanaan yang umum dipakai adalah sebagai berikut:

1. Bendungan beton

Bendungan beton dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu

- Bendungan gravitas (gravity dam)

- Bendungan busur (arch dam)

- Bendungan rongga (hollow dam atau buttress dam)

2. Bendungan urugan

Bendungan urugan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu

- Bendungan urugan batu (rock fill dam)

- Bendungan tanah (earth dam)

3. Bendungan kerangka baja (steel frame dam)

4. Bendungan kayu (timber dam)

Di samping itu bendungan dapat pula digolongkan sesuai dengan tujuan

penggunaannya, misalnya, bendungan pemasukan (intake dam), bendungan penyimpan (storage dam), bendungan pengatur (regulating dam) dan bendungan

penyimpan dipompa (pumped storage dam). Pada umumnya bendungan pemasukan menampung aliran air sungai untuk PLTA jenis aliran sungai

(10)

sungai guna memperoleh tinggi terjun buatan (artificial). Di samping itu

bendungan-bendungan ini menampung, menyimpan dan memasukkan air ke

turbin sesuai dengan kebutuhan. Bendungan penyimpan dipompa adalah bendungan yang dibuat untuk menyimpan air hasil pemompaan dari pusat listrik

dipompa (pumped storage power plant). Di samping itu, dilihat dari segi tujuan penggunaan air yang disimpan, bendungan dapat digolongkan dalam berbagai

jenis bendungan tanggul (embankment dam) untuk pengendalian banjir dan

pengairan, pembangkitan tenaga listrik, penyediaan air untuk pelayanan umum, penyediaan air untuk industri, pelayaran dan sebagainya. Dari sekian banyak

tujuan penggunaan bendungan dengan dua kegunaan atau lebih disebut bendungan serba guna (multi-purpose).

2.4.3.2 Saluran Penyadap (Intake)

Saluran penyadap adalah bagian dari konstruksi sipil yang digunakan

untuk masuknya air dari sungai menuju saluran pembawa dengan dilengkapi

penghalang sampah.

2.4.3.3 Saluran Pembawa (Headrace)

Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke

kolam penenang. Selain itu, saluran ini juga berfungsi untuk mempertahankan kestabilan debit air. Saluran air untuk sebuah pembangkit skala kecil cenderung

untuk memiliki bangunan yang terbuka.

2.4.3.4 Saluran Pelimpah (Spillway)

Saluran pelimpah berfungsi untuk mengurangi kelebihan air pada saluran

pembawa.

2.4.3.5 Kolam Penenang (Forebay)

Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring kembali

air agar kotoran tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu, kolam penenang ini juga berfungsi untuk menenangkan aliran air yang akan masuk ke dalam pipa

(11)

2.4.3.6 Pipa Pesat (Penstock )

Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan

air dari kolam penenang (forebay) menuju turbin air.

2.4.3.7 Rumah Pembangkit (Power House )

Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin, generator dan peralatan

lainnya. Bangunan ini menyerupai rumah dan diberi atap untuk melindungi

peralatan dari hujan dan gangguan- gangguan lainnya.

2.4.3.8 Saluran Pembuang (Tailrace )

Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan air keluar setelah

memutar turbin.

2.4.3.9 Turbin

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi

mekanik. Air akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar.

Perputaran turbin ini dihubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis

seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.

2.4.3.9.1 Pengelompokkan Turbin

Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin

impuls dan turbin reaksi.

1. Turbin Impuls

Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua

energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Adapun jenis-jenis turbin impuls adalah sebagai

berikut:

a. Turbin Pelton

Turbin Pelton adalah Turbin yang digunakan untuk tinggi terjun yang

(12)

energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses impuls, sehingga

turbin Pelton disebut juga sebagai turbin impuls.

Gambar 2.3 Turbin Pelton

b. Turbin Turgo

Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin

pelton, turbin Turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Dan

kecepatan putar turbin Turgo lebih besar dari turbin Pelton, akibatnya

dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan

efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.

Gambar 2.4 Turbin Turgo

c. Turbin Crossflow

Turbin Crossflow merupakan jenis turbin yang dikembangkan oleh

Anthony Michell (Australia), Donat Banki (Hongaria) dan Fritz Ossberger

(Jerman). Michell memperoleh hak paten atas desainnya pada tahun 1903. Turbin

Crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 l/s hingga 10 m3/s dan head antara 1

m s/d 200 m. Turbin Crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang

lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pada dasarnya turbin ini bekerja

(13)

Gambar 2.5 Prinsip Kerja Turbin Crossflow

Penggunaan jenis turbin Crossflow lebih menguntungkan dibanding

dengan penggunaan kincir air maupun jenis turbin mikrohidro lainnya. Penggunaan turbin ini untuk daya yang sama dapat menghemat biaya pembuatan

penggerak mula sampai 50 % dari penggunaan kincir air dengan bahan yang sama. Penghematan ini dapat dicapai karena ukuran turbin Crossflow lebih kecil

dan lebih kompak dibanding kincir air. Diameter kincir air yakni roda jalan atau

runnernya biasanya 2 m ke atas, tetapi diameter turbin Crossflow dapat dibuat hanya 20 cm saja sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan jauh lebih sedikit, itulah

sebabnya bisa lebih murah. Dari kesederhanaannya jika dibandingkan dengan jenis turbin lain, maka turbin Crossflow yang paling sederhana. Runner turbin

dapat dibuat dari material baja sedang, dibentuk dingin kemudian dirakit dengan

konstruksi las dan komponen-komponen lainnya dari turbin ini semuanya dapat

dibuat di bengkel-bengkel umum dengan peralatan pokok mesin las listrik, mesin

bor, mesin gerinda meja, bubut, dan peralatan kerja bangku. Dari

kesederhanaannya itulah maka turbin Crossflow dapat dikelompokkan sebagai

teknologi tepat guna yang pengembangannya di masyarakat pedesaan memiliki

prospek cerah karena pengaruh keunggulannya sesuai dengan kemampuan dan

(14)

Gambar 2.6 Turbin crossflow

2. Turbin Reaksi

Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan

terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini

memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat

berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai

turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.

a. Turbin Francis

Turbin Francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang

diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah

mengarahkan air masuk secara tangensial.

(15)

Sudu pengarah pada turbin Francis dapat merupakan suatu sudu

pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk

penggunaan pada berbagai kondisi aliran air, penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.

b. Turbin Kaplan & Propeller

Turbin Kaplan dan Propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial.

Turbin ini tersusun dari Propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu.

Gambar 2.8 Turbin Kaplan

Diagram klasifikasi turbin air dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.9 Diagram klasifikasi turbin air

2.4.3.9.2 Pemilihan Turbin

(16)

turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan yang

lebih mendalam.

Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah sebagai berikut ini :

1) Turbin Kaplan & Propeller : 2 < H < 20 meter

2) Turbin Francis : 10 < H < 350 meter

3) Turbin Pelton : 50 < H < 1000 meter 4). Turbin Turgo : 50 < H < 250 meter

5). Turbin Crossflow : 6 < H < 100 meter

Gambar 2.10 Grafik Klasifikasi Turbin

2.4.3.9.3 Kriteria Pemilihan Jenis Turbin

Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan

kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat

spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan

mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem

operasi turbin, yaitu faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head

(17)

mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai contoh turbin pelton efektif untuk

operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat efektif beroperasi pada

head rendah. Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator. Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan

turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow berputar sangat lambat

(low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.

Ketiga faktor di atas seringkali diekspresikan sebagai "kecepatan spesifik, Ns", yang didefinisikan dengan formula :

=

� √ / (2.6)

Dimana : � = kecepatan spesifik

N = kecepatan putaran turbin (rpm)

P = maksimum turbin output (kW) H = head efektif (m)

Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air

ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Kecepatan Spesifik Beberapa Turbin

Turbin Pelton 12 ≤ Ns ≤ 25

Turbin Francis 60 ≤ Ns ≤ 300

Turbin Crossflow 40 ≤ Ns ≤ 200

Turbin Propeller 250 ≤ Ns ≤ 1000

Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin maka perencanaan dan pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah. Dengan mengetahui besaran

(18)

2.4.3.10 Generator

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox,

memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yang

digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron

dapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan.

Gambar 2.11 Komponen Generator dalam PLTA

Berdasarkan arah porosnya, generator turbin air dibagi dalam golongan poros datar (horisontal) dan golongan poros tegak (vertikal). Golongan poros datar

sesuai untuk mesin-mesin berdaya kecil atau mesin-mesin berputaran tinggi, sedangkan golongan poros tegak sesuai untuk mesin-mesin berdaya besar atau

mesin berputaran rendah. Penggunaan golongan poros tegak sangat baik bagi

generator-turbin air antara lain, karena golongan poros tegak memerlukan luas

ruangan yang kecil dibandingkan dengan golongan poros datar.

Satuan dasar generator perlu ditetapkan. Tegangan yang lebih tinggi akan

menyebabkan bertambah tebalnya isolasi sehingga dapat diberikan standard kasar,

standard tegangan 3,3 kV untuk 3 MVA atau kurang; 6,6 kV untuk 5–10 MVA;

(19)

Volt Ampere. Sebuah generator harus memiliki kapasitas yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan pada saat beban maksimum. Dengan memperhatikan rugi

rugi (losses) generator serta untuk menjamin kinerja generator maka perlu adanya faktor keamanan biasanya ditentukan 25%.

Pada umumnya faktor daya dipilih antara 0,85-0,90. Akan tetapi pada keadaan faktor daya beban yang baik, dapat dipilih faktor daya lebih dari 0,95

untuk sentral-sentral yang dihubungkan saluran transmisi jarak jauh dengan

tegangan tinggi. Bagi generator turbin air yang sedikit jumlah kutubnya, peninggian faktor daya secara ekonomis lebih baik daripada pengurangan

perbandingan hubung singkat. Kecepatan putar yang lebih tinggi sebaiknya dipilih dari angka yang tercantum dalam daftar-daftar standar seperti Tabel 2.3 berikut

ini, dengan catatan bahwa kecepatan yang dipilih harus tetap ada dalam

batas-batas kecepatan jenis turbin. Apabila kecepatan yang dipilih tidak terdapat dalam

tabel tetapi ternyata lebih menguntungkan, maka sebaiknya diminta penjelasan

lebih lanjut dari pabriknya.

Transmisi mekanik adalah komponen yang menghubungkan antara turbin

(20)

langsung dikopel (biasanya menggunakan gearbox). Sistem transmisi mekanik

dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

- Sistem Transmisi Daya Langsung

Pada sistem transmisi daya langsung ini (direct drives), daya dari poros

turbin rotor langsung ditransmisikan ke poros generator yang bersatu dengan sebuah kopling. Konstruksi sistem transmisi ini menjadi lebih kompak mudah

untuk melakukan perawatan efisiensi tinggi dan tidak memerlukan elemen mesin

lain, seperti belt dan pulley kecuali sebuah kopling. Sistem transmisi daya langsung (direct drives) menyebabkan generator yang digunakan harus memiliki

kecepatan putaran optimum yang hampir sama dengan kecepatan putaran poros turbin (rotor) atau sekitar 15 % perbedaannya.

- Sistem Transmisi Tidak Langsung

Sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yang sejajar.

Pemilihan jenis sabuk bergantung pada besar kecilnya daya yang akan

ditransmisikan. Sabuk merupakan peran penting dalam menyerap beban kejut dan

meredam pengaruh getaran. Sabuk yang digunakan umumnya jenis flat belt dan

V-belt. Penggunaan sistem transmisi sabuk ini memerlukan komponen pendukung

seperti bantalan beserta asesorisnya dan kopling.

2.4.3.12 Sistem Kontrol

Sistem kontrol berfungsi untuk menyeimbangkan energi input dan energi

output dengan cara mengatur input (flow) atau mengatur output (listrik) sehingga

sistem akan seimbang. Perubahan beban terhadap waktu peran sistem kontrol sangat penting untuk menjaga stabilitas sistem terutama kualitas listrik yang

dihasilkan pembangkit (tegangan dan frekuensi). Tujuan pengontrolan pada PLTMH adalah untuk menjaga sistem elektrik dan mesin agar selalu berada pada

daerah kerja yang diperbolehkan. Flow control dapat diartikan sebagai pengaturan

besarnya daya hidrolik berupa debit air yang masuk ke turbin dengan mengatur

katup turbin (guide vane).

Penggolongan sistem kontrol yang dikenal adalah sebagai berikut:

a. Sistem kontrol yang otomatis sepenuhnya (fully automatic)

Sistem ini mengontrol jalannya turbin secara otomatis yang meliputi

(21)

operasi kontinu, serta operasi penghentiannya bila keadaan menghendaki atau bila

terjadi gangguan secara otomatis. Sistem ini tepat untuk pusat listrik berkapasitas

kecil yang terletak berdekatan dengan pusat listrik pengontrolnya. Jadi, sistem ini dipakai untuk mesin-mesin berkapasitas rendah.

b. Sistem kontrol yang dijalankan oleh satu orang (one man control system) Pada sistem ini, seorang operator dapat melakukan operasi start, operasi

jalan dan operasi berhenti dari turbin air dan generator serta berbagai

pengontrolan lain dan pengawasan terhadap panel hubung (switch-board). Sistem ini juga dilengkapi dengan alat penghentian otomatis dan pemberitahuan tanda

bahaya bila ada gangguan. Sistem ini paling lazim dipakai pada suatu pusat listrik tenaga air.

c. Sistem kontrol pengawasan jarak jauh (remote supervisory control system)

Pada sistem ini, sebuah pusat listrik dikontrol oleh pusat listrik yang lain

yang terletak jauh dari pusat listrik yang dikontrol. Dalam beberapa hal, banyak

pusat-pusat listrik yang dikontrol dengan sistem yang terintegrasikan dan terpusat

dari pusat listrik pengontrol. Ini berarti bahwa panel hubung yang harus dipasang

dipusat listrik yang dikontrol dipindahkan ke pusat listrik yang mengontrol

sehingga dalam sistem ini dikenal sistem hubungan langsung, sistem gabungan, sistem frekuensi, sistem sandi (code) dan sistem sinkron.

d. Sistem kontrol dengan tangan (manual control system)

Dalam sistem ini, operasi mulai jalan (start), putar dan berhenti dari

turbin-air generator, dan berbagai operasi pengontrolan lainnya dilakukan dengan tangan

dengan perkiraan operator sendiri.

e. Sistem kontrol setengah otomatis (semi automatic control system)

Dalam sistem ini, operasi mulai jalan, putar dan berhenti normal dari

generator-turbin air dikerjakan dengan tangan; penghentian secara otomatis

dilakukan bila ada gangguan.

2.4.3.13 Panel Hubung dan Lemari Hubung

(22)

sistem kontrol, jumlah petugas kerja (operating personel) serta skala dan

pentingnya pusat listrik yang bersangkutan.

Panel hubung terdiri dari jenis tegak yang berdiri sendiri, jenis bangku dan gabungan antara jenis bangku, dan jenis tegak berdiri sendiri. Sakelar-sakelar

diatur diatas panel untuk mempermudah dalam pelayanannya. Peralatan yang dihubungkan pada ril generator dan rangkaian tegangan tinggi pemakaian sendiri

dimasukkan ke dalam lemari hubung (cubicle). Pemasangan dalam lemari ini

mempunyai banyak keuntungan, yaitu keandalan peralatan yang lebih tinggi, keamanan yang lebih terjamin, luas lantai yang dipakai berkurang, dan bentuknya

lebih baik. Panel hubung suatu pusat listrik dapat diklasifikasikan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 2.4 Jenis–Jenis Panel Hubung untuk PLTA

Nama Uraian

Panel Generator Turbin Air, Generator, Penguat

(Exciter), Transformator (Unit system)

Panel Saluran Transmisi Saluran Transmisi

Panel Sinkronisasi Pensinkronisasian, Penyeimbangan Tegangan, Penyesuaian Kecepatan

Panel Distribusi Tegangan Tinggi Transformator Distribusi, Saluran Distribusi

Panel Distribusi Daya Rangkaian Tegangan Rendah, Rangkaian Batere

2.4.3.14 Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi terdiri dari kawat penghantar, tiang, isolator, dan

transformator. Jaringan tersebut dapat menggunakan kawat penghantar berbahan aluminium atau bahan campuran lain. Pada jaringan distribusi tegangan rendah

(23)

Tiang pada saluran distribusi dapat berupa tiang baja, beton atau kayu.

Isolator digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang aktif atau bertegangan

jika penghantar yang digunakan merupakan konduktor tanpa isolasi.

2.4.4 Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Manfaat pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) adalah sebagai

berikut :

1. Meningkatkan taraf hidup masyarakat

Dengan adanya energi listrik untuk penerangan di malam hari, akan meningkatkan taraf hidup masyarakat, karena dengan penerangan tersebut dapat

meningkatkan kerja masyarakat desa dalam meningkatkan pendapatan. Disamping

itu juga akan menambah waktu belajar anak sekolah di malam hari. Informasi dari

media televisi akan menambah pengetahuan bagi masyarakat dan dengan

pengetahuan yang beguna dapat mengubah cara hidup yang lebih baik sesuai

dengan pemanfaatan masyarakat itu sendiri.

2. Pengembangan potensi wilayah

Energi listrik yang mencukupi untuk terbentuknya suatu industri pengelola

hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan kerajinan tangan, merupakan sasaran

utama bagi peningkatan sumber daya manusia. Sehingga dengan bertumbuhnya

industri seperti tersebut di atas sekaligus juga akan menambah keterampilan

masyarakat tersebut dalam bidang yang ditekuninya, yang pada akhirnya akan menjadikan daerah industri yang berwawasan potensi daerah. Dengan potensi

Gambar

Gambar 2.1 Head PLTMH
Gambar 2.3 Turbin Pelton
Gambar 2.5 Prinsip Kerja Turbin Crossflow
Gambar 2.6 Turbin crossflow
+6

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu daerah di Kabupaten Boyolali yang berpotensi sebagai sumber energi pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah Saluran Umbul Kendat yang terletak di

Pada sistem hibrida mikrohidro/diesel, turbin mikrohidro menyumbangkan energi listrik sebesar 73% dari total listrik yang dibangkitkan, sedangkan sisanya sebesar 27%

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran

Beberapa komponen yang direncanakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro antara lain: bangunan pengatur tinggi muka air, pintu pengambilan ( intake ),

Melihat daya yang terbangkitkan tersebut maka potensi air aliran sungai Pinogu secara teknis layak untuk di bangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan

sumber pembangkit energi listrik di desa tersebut, maka disain perencanaan dari unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro tersebut dipilih mengunakan jenis turbin

Beberapa komponen yang direncanakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro antara lain: bangunan pengatur tinggi muka air, pintu pengambilan (intake), saluran

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah suatu sistem pembangkit energi listrik dengan cara memanfaatkan aliran dari air yang kemudian dirubah menjadi energi listrik