• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702010137 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702010137 Full text"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1

Potensi Penggunaan Telepon Seluler

Untuk Membantu Proses Pembelajaran

(Studi Kasus : SMk Telekomunikasi Tunas Harapan)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh : Sulastri NIM : 702010137

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

7

Potensi Penggunaan Telepon Seluler

Untuk Membantu Proses Pembelajaran

(Studi Kasus : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan)

1)

Sulastri, 2) Frederik Samuel Papilaya, M.Cs.,

3)

Dr. Dharmaputra T. Palekahelu, M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)astriafandi@gmail.com, 2)samuel.papilaya@gmail.com, 3)

dharma.palekahelu@staff.uksw.edu.

Abstract

Mobile phone currently is not a luxury anymore, everyone has had, ranging from children to adults. This condition occurs because there are many mobile phones offering a range of facilities with lower price. Mobile phone have reached all aspects of life, one of them is education. In the world of education, the presence of a mobile phone is considered to have two sides, positive and negative sides. Seeing this condition, conducted research on the extent of the potential use of mobile phone to help the learning process, using descriptive methods. The results showed that the use of mobile phone helps the learning process. This is shown by learners use mobile phone to find the learning materials, teacher quiz, send assignments also discuss with friends and teachers.

Keywords : Mobile Phone, Mobile-Based Learning, Learning Media.

Abstrak

Telepon Seluler saat ini bukan merupakan barang mewah lagi, semua orang telah memilikinya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kondisi ini terjadi karena banyaknya telepon seluler dengan banyak fasilitas dan harga yang murah. Telepon seluler telah menjangkau semua aspek kehidupan, salah satunya dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kehadiran telepon seluler dianggap mempunyai dua sisi, sisi negatif dan positif. Melihat kondisi ini maka diadakan penelitian tentang sejauh mana potensi penggunaaan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran, menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan telepon seluler membantu proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari penggunaan telepon seluler oleh peserta didik untuk mencari materi pembelajaran, mengerjakan kuis dari guru, mengirim tugas juga berdiskusi dengan teman maupun guru.

Kata kunci : Telepon Seluler, Pembelajaran Berbasis Mobile, Media Pembelajaran.

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana

(8)

8

1. Pendahuluan

Sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup manusia menjadi semakin mudah dan nyaman. Kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini membuat hampir tidak ada bidang kehidupan manusia yang bebas dari penggunaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seiring arus globalisasi dengan tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat, peranan teknologi komunikasi menjadi sangat penting.

Seperti halnya pada dunia pendidikan, teknologi menjadi salah satu komponen penting didalamnya, media adalah alat yang berfungsi menyampaikan pesan. Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara peserta didik, pendidik dan bahan ajar. Media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media [1].

Media pembelajaran itu sangat beragam. Salah satunya adalah fasilitas canggih pada masa kini yang akan penulis bahas yaitu mengenai telepon seluler. Seiring dengan meningkatnya mobilitas manusia di satu sisi dan kebutuhan alat komunikasi di sisi lainya, kemunculan telepon seluler sangat membantu. Saat ini, untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain tidak perlu menggunakan telepon yang dipasang di rumah atau kantor (fixed telephone atau telepon tetap). Selain dapat digunakan untuk berkomunikasi secara langsung, telepon seluler juga dapat digunakan untuk mengirimkan pesan singkat atau SMS (Short Message Service) dan pesan berupa gambar dan suara MMS (Multi Media Service). Kini perkembangan teknologi telepon seluler kian maju dengan hadirnya teknologi 3G (3rd Generation Technology). Dengan teknologi ini, kita dapat berkomunikasi sekaligus bertatap muka dengan lawan bicara melalui layar telepon seluler. Bahkan, dengan telepon seluler kita dapat menonton siaran televisi atau mendengarkan radio [2].

Dengan adanya telepon seluler, komunikasi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang dalam melakukan komunikasi. Telepon seluler telah mampu memperpendek jarak yang jauh, sehingga dapat saling berkomunikasi pada saat bersamaan. Tidak bisa dipungkiri keberadaan telepon seluler telah membawa perubahan dan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Begitu banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari penggunaannya termasuk salah satunya dalam bidang pendidikan.

(9)

9

dampak negatif dari pada positif. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk dunia pendidikan, dengan adanya telepon seluler seharusnya penyampaian informasi akan lebih mudah dan cepat, sehingga proses belajar mengajar akan lebih mudah dan menyenangkan.

Permasalahan yang telah dipaparkan di atas yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian sejauh mana potensi penggunaan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran di sekolah menengah atas (SMA) terutama dalam hal penyampaian informasi, baik itu tugas maupun pengumuman lainnya dari guru ke peserta didik maupun dari satu peserta didik ke peserta didik yang lain.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai pemanfaatan telepon seluler sebagai media pembelajaran sebelumnya telah dilakukan oleh Ni Nyoman Putri Ratmadi. Dalam penelitiannya, peneliti membagikan kuesioner kepada siswa tentang kesenangan mereka dengan pelajaran bahasa Inggris. Didapat hasil bahwa hampir 60% siswa tersebut tidak senang dengan bahasa Inggris dengan berbagai macam alasan. Kemudian dilakukan uji coba dengan meminta nomor telepon seluler masing-masing siswa, siswa boleh bertanya dan memberikan tanggapan apapun tentang bahasa Inggris melalui telepon seluler. Dengan cara ini didapat bahwa 50% minat peserta didik bertambah dalam belajar bahasa Inggris, yang awalnya peserta didik yang senang bahasa Inggris hanya 40% meningkat menjadi 80%. Hasil penelitian menyatakan bahwa telepon seluler merupakan salah satu alat elektronik yang sedang berkembang penggunaanya di masyarakat saat ini, dan hampir semua penggunanya sangat merasa ketergantungan dengan telepon seluler. Hal ini terbukti dengan meningkatnya minat 40 orang siswa dalam belajar bahasa inggris dengan menggunakan media telepon seluler [3].

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Putu Ratmadi, terbukti telepon seluler bermanfaat bagi siswa dalam pengembangan minat belajar, metode yang diterapkan adalah dengan tanya jawab melalui berkirim pesan singkat. Dengan metode ini, siswa lebih tertarik untuk belajar bahasa Inggris, karena faktanya selama ini bahasa Inggris dianggap pelajaran yang menakutkan. Dengan media telepon seluler maka pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

(10)

10

kriteria kualitas sehingga dapat digunakan sebagai sumber pendukung dalam pembelajaran, dan sebagai media pembelajaran mandiri, 2) Kualitas Mobile Learning berbasis Moodle sebagai daya dukung pembelajaran Fisika di SMA yang telah dikembangkan adalah sangat baik berdasarkan penilaian ahli media dan presentase keidealan 90, 62 %, ahli materi 80, 55 %, dan guru fisika SMA 90, 83 %, 3) Respon peserta didik terhadap Mobile Learning berbasis Moodle sebagai daya dukung pembelajaran di SMA yang telah dikembangkan pada uji coba lapangan skala kecil termasuk kategori setuju 71, 05 %, pada uji coba lapangan skala besar termasuk kategori sangat setuju 76, 01 %, hal ini menunjukkan bahwa mobile learning yang dikembangkan dapat diterima peserta didik dan layak digunakan sebagai salah satu sumber alternatif media pembelajaran mandiri [4].

Penelitian yang dilakukan oleh Nopita Setiawati, membuktikan bahwa media telepon seluler dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk pembelajaran. Metode yang diterapkan adalah pembelajaran terhubung dengan jaringan internet menggunakan media telepon seluler, hal ini tentunya sangat memudahkan siswa dalam belajar karena peserta didik bisa memanfaatkan telepon seluler yang mereka miliki untuk belajar, mereka tidak perlu bersusah payah untuk membuka laptop, sehingga belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

2.2 Telepon Seluler

Teknologi komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi yang terdiri dari hardware, software, proses dan system yang digunakan untuk membantu proses komunikasi yang bertujuan agar komunikasi berhasil (komunikatif). Teknologi komunikasi merupakan wujud hasil ciptaan dan temuan manusia dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan untuk berhubungan satu dengan yang lainnya agar lebih cepat, jelas dan menjangkau walau jarak jauh dengan media telepon, telex, fax, radio, televisi, audio, video, electronic data interchange, email, facebook, twitter [5].

Saat ini, telepon selular tidak lagi menjadi barang mewah dan harganya relatif murah. Telepon seluler telah hadir dengan dua sisi, sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya, melalui telepon seluler kita dipermudah dalam kegiatan sehari-hari kita, seperti kita bisa menyimpan data, jadwal atau tugas, orang tua bisa menghubungi kita dengan mudah [6].

(11)

11

pilihan fitur seperti menangkap siaran radio, siaran televisi, pemutar audio, pemutar video, dan berbagai fitur lainnya [7].

2.3 Media Pembelajaran

Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media juga diartikan sebagai segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, contohnya buku, film, kaset. Dari pernyataan tersebut disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi [8].

Secara umum, pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap pengertian pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya [9].

Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran, media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk teknologi perangkat keras. Pada awal sejarah pembelajaran, media hanya sebagai alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran. Berbeda dengan saat ini, kehadiran media pembelajaran juga dapat memberikan dorongan, rangsangan maupun pengembangan aspek intelektual maupun emosional peserta didik [5].

2.4 Pengertian Edmodo

(12)

12

facebook. Kita dapat dengan mudah mengetahui jika ada pelanggar / penyusup / orang asing yang terdaftar di kelas yang kita kelola dengan edmodo [10].

3. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskripif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Peneliti tidak melakukan manipulasi variable dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang terjadi [11].

Penelitian ini dilakukan di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan pada peserta didik kelas X. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana potensi penggunaan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan serta bagaimana mengoptimalkan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Berdasarkan gambar 1, ada tiga tahapan penelitian, tahapan yang pertama adalah pra penelitian, meliputi observasi ke SMK Telekomunikasi Tunas Harapan untuk penggambilan data. Dalam kegiatan observasi ini, dilakukan wawancara awal kepada beberapa peserta didik kelas X dan beberapa guru untuk memperoleh informasi awal mengenai telepon seluler dan pemanfaatannya. Hasil dari observasi dianalisis utuk membuat kuesioner yang akan dibagikan kepada peserta didik. Perancangan kelas maya menggunakan platform edmodo, hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

Tahapan kedua adalah penelitian, dengan membagikan kuesioner kepada seluruh siswa kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan. Kuesioner yang dibagikan bersifat terbuka tetapi tertutup, yang artinya dalam satu pertayaan, terdapat beberapa pilihan jawaban. Dalam kuesioner yang dibuat satu pertanyaan terdapat lima buah pilihan jawaban. Isi dari kuesioner tentang spesifikasi telepon seluler yang peserta didik miliki, seperti merk telepon seluler, kapasitas memori

Pra Penelitian

Penelitian

(13)

13

eksternal, fasilitas-fasilitas yang ada pada telepon seluler. Tujuan dari pertanyaan-pertanyaan itu untuk mengetahui spesifikasi telepon seluler yang dimiliki peserta didik, semakin banyak fasilitas yang disediakan maka semakin banyak pula metode yang bisa diterapkan untuk membantu proses pembelajaran sedangkan semakin besar kapasitas memori eksternal yang dimiliki maka akan semakin banyak pula data yang bisa disimpan seperti materi maupun video pembelajaran. Selain itu kuesioner juga berisi tentang perilaku peserta didik terhadap telepon seluler yang dimilikinya, seperti tentang tujuan penggunaan telepon seluler, jumlah pulsa yang dihabiskan per minggu, lama waktu penggunaan, aktivitas yang dilakukan peserta didik dengan telepon seluler yang mereka miliki, situs dunia maya yang dikunjungi. Pertanyaan itu bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku peserta didik setiap harinya dengan telepon seluler yang mereka miliki. Tak lupa tentang penggunaan telepon seluler untuk pembelajaran serta metode yang diinginkan. Melihat hasil kuesioner yang didapat maka dilakukan dengan wawancara kedua kepada guru dan peserta didik mengenai pemanfaatan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran. Untuk memperoleh data penelitian yang lebih lengkap maka diambil beberapa siswa untuk mengikuti kelas maya menggunakan edmodo untuk menerapkan pembelajaran berbasis mobile yang terhubung dengan jaringan internet. Selang berapa lama dibagikan kuesioner kedua kepada sampel melalui media edmodo.

Tahapan terakhir adalah evaluasi, pada tahapan ini data-data yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara akan dianalisis untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian, yang pertama dilakukan adalah menyeleksi tingkat realibilitas dan validitasnya. Data yang memiliki realibilitas dan validitas rendah dihilangkan, selain itu data yang tidak lengkap juga tidak perlu dianalisis. Data-data yang diperoleh dari kuesioner maupun wawancara diolah dan dianalisis untuk mendapatkan jawaban dari penelitian yang dilakukan.

4. Hasil Dan Pembahasan

Telepon selular merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang memiliki kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon dengan menggunakan kabel. Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, telepon seluler umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service) atau lebih dikenal dengan sebutan SMS. Saat ini telepon seluler menjadi media yang multifungsi yang dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur seperti menangkap siaran radio, siaran televisi, pemutar audio, pemutar video, dan berbagai fitur lainnya [7].

(14)

14

pemanfaatan telepon seluler dalam keseharian, lama waktu penggunaan telepon seluler, alamat situs dunia maya yang dikunjungi, pemanfaatan telepon seluler untuk pembelajaran, serta metode pembelajaran yang diinginkan peserta didik. Kerangka penelitian dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Kerangka Penelitian.

Gambar 2 menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan masih berpusat pada guru, hal ini menyebabkan peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Melihat kondisi ini peneliti melakukan studi literatur, yang menunjukkan bahwa teknologi dapat membuat pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan.

Hasil kuesioner yang dibagikan kepada peserta didik SMK Telekomunikasi Tunas harapan kelas X menunjukkan bahwa peserta didik sudah memiliki telepon seluler dengan berbagai merk, seperti Samsung, nokia, blackberry, cross, dan lain-lain. Hasil kuesioner yang di dapat untuk merk telepon seluler yang dimiliki peserta didik dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Grafik Merk Telepon Seluler yang digunakan.

Gambar 3 menunjukkan bahwa 29 % anak memiliki telepon seluler dengan merk Nokia. 26 % anak memiliki telepon seluler dengan merk Samsung, 13 % anak menggunakan merk Blackberry, 10 % anak menggunakan merk Cross, dan

29%

26% 13%

10%

22%

Merk Telepon Seluler

(15)

15

22 % anak memiliki telepon seluler dengan merk lain seperti apple, smartfreen, oppo, dan lain-lain. Dengan mengetahui merk telepon seluler yang dimiliki peserta didik maka akan semakin mudah dalam mengoptimalkan potensi telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran.

Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler, antara lain kamera, pemutar musik, layanan internet, dan lain-lain. Penelitian terhadap fasilitas yang disediakan telepon seluler bertujuan agar mempermudah dalam memetakan potensi telepon seluler sebagai media untuk membantu proses pembelajaran. Hasil kuesioner bisa dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Grafik Fasilitas yang disediakan Telepon Seluler.

Pada gambar 4 terlihat bahwa fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler yang dimiliki oleh peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan sangat beragam, seperti untuk berkirim dan menerima pesan singkat, menerima dan melakukan panggilan suara, mendengaran musik, browsing atau internetan, melakukan panggilan video dan lain-lain. 22 % telepon seluler menyediakan fasilitas berkirim pesan singkat (SMS), 18 % menyediakan fasilitas untuk berselancar di dunia maya (browsing), 14 % telepon seluler menyediakan fasilitas untuk melakukan panggilan video, paling banyak anak menyatakan bahwa telepon seluler sudah menyediakan fasilitas untuk sms dan berselancar di dunia maya sebesar 34 %, sedangkan 12 % anak menyatakan bahwa telepon seluler yang mereka miliki mempunyai fasilitas lain yang belum disebutkan pada kuesioner seperti memutar audio maupun video, kamera untuk mengambil gambar, menonton film dan lain-lain. Melihat dari hasil kuesioner terbanyak, fasilitas yang dimiliki telepon seluler adalah berkirim pesan singkat dan berselancar di dunia maya, maka hal ini harus dioptimalkan.

Peserta didik SMK Telekomunikasi Tunas harapan sebagian besar telah menggunakan memori eksternal pada telepon seluler yang mereka miliki. Memori itu biasanya digunakan untuk menyimpan data. Melihat hal itu, maka harus dioptimalkan penggunaan telepon seluler untuk media pembelajaran. Semakin besar kapasitas yang dimiliki seharusnya semakin besar pula potensi telepon seluler untuk digunakan sebagai media pembelajaran seperti untuk menyimpan materi pembelajaran maupun video tutorial pembelajaran. Gambar 5. Menjelaskan besar kapasitas memori ekternal yang dimiliki peserta didik.

(16)

16

Gambar 5. Grafik Kapasitas Memori Eksternal Telepon Seluler.

Gambar 5 menunjukkan hasil dari kuesioner yang dibagikan menyatakan bahwa telepon seluler yang dimiliki peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan sebagian besar sudah memakai memori eksternal, memori itu digunakan untuk menyimpan foto, audio, video, dan lain-lain. Sebanyak 5 % anak menggunakan memori kurang dari 1 Giga byte, 8 % anak menggunakan memori 1 Giga byte, 49 % anak menggunakan memori 2 Giga Byte, 23 % anak menggunakan memori 4 Giga Byte, dan 4 % anak menggunakan memori lebih dari 4 Giga byte. Dengan kapasitas memori yang semakin besar maka peserta didik bisa menyimpan banyak data di dalam memori eksternal mereka seperti materi pelajaran maupun video tutorial pembelajaran. Hal ini membuat mereka lebih praktis dalam belajar, sehingga mereka tidak perlu membuka laptop, belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tempatnya.

Dengan mengetahui merk telepon seluler yang dimiliki, fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler serta kapasitas memori yang digunakan peserta didik, maka penggunaan telepon seluler sebagai media pembelajaran bisa dioptimalkan. Hal lain yang perlu diteliti adalah metode apa yang akan diterapkan agar pemanfaatan telepon seluler menjadi optimal untuk membantu proses pembelajaran.

Perlu kita akui bahwa teknologi memang membawa perubahan dalam sendi kehidupan, baik itu perubahan positif maupun negatif. Kemajuan teknologi telah mengubah gaya hidup seseorang, bahkan hal tersebut terjadi di anak-anak yang masih berusia dini. Semuanya memang berkembang seiring perkembangan zaman. Sehebat apapun teknologi, tentu tidak akan terasa nilai manfaatnya jika tidak digunakan pada tempatnya dan bahkan bisa membawa kerugian. Kita ambil contoh perangkat keras, printer, tentu perangkat ini memiliki nilai guna sebab bisa digunakan untuk mencetak dokumen, tetapi akan terlihat jeleknya jika digunakan untuk mencetak uang palsu. Telepon Seluler memberi nilai manfaat jika digunakan untuk berkomunikasi, tetapi akan terlihat jelek jika digunakan untuk melakukan penipuan [12].

Setiap peserta didik memiliki tujuan masing-masing dengan telepon seluler yang mereka miliki. Tujuan anak menggunakan telepon seluler secara umum untuk kehidupan sehari-hari adalah untuk mempermudah komunikasi dengan

(17)

17

keluarga maupun teman baik melalui panggilan telepon maupun berkirim pesan singkat, tetapi selain itu ada tujuan – tujuan lain seperti memutar audio mapun video, bermain video game, melakukan panggilan video, dan lain – lain. Tujuan dari anak menggunakan telepon seluler bisa dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Grafik Tujuan Penggunaan Telepon Seluler.

Melihat dari gambar 6, maka sebanyak 52 % anak memilih komunikasi sebagai tujuan mereka dalam menggunakan telepon seluler. 8 % anak memilih bermain video game, 16 % anak memilih untuk belajar, dan 19 % anak memilih untuk berselancar di dunia maya (internetan), sedangkan 5 % anak menggunakan telepon seluler yang mereka miliki untuk kegiatan lain, seperti mendengarkan audio, memutar video, melakukan panggilan video, dan lain-lain. Melihat hasil kuesioner yang dibagikan peneliti dapat mengetahui tujuan anak menggunakan telepon seluler.

Pemakaian pulsa tiap minggunya juga berpengaruh pada hasil penelitian. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan maka semakin banyak pulsa yang dikeluarkan dalam setiap minggunya, dalam artian kegiatan seperti berkirim pesan singkat, melakukan panggilan suara maupun berselancar di dunia maya. Jumlah pulsa yang dikeluarkan dalam hitungan minggu oleh peserta didik, untuk lebih jelasnya terlihat pada gambar 7.

52%

8% 16%

19% 5%

Tujuan Penggunaan

Telepon Seluler

Komunikasi Bermain Game

Belajar Internetan

(18)

18

Gambar 7. Grafik Penggunaan Pulsa Tiap Minggu.

Dalam gambar 7, 49 % anak mengeluarkan Rp 5000,00 setiap minggunya untuk beraktivitas dengan telepon seluler, kegiatan yang dilakukan adalah berkirim pesan singkat. Terbesar kedua adalah Rp 10.000,00 setiap minggunya sebanyak 37 % anak. Tetapi ada juga yang setiap minggunya menghabiskan pulsa lebih dari Rp 50.000,00 sebanyak 2 % anak. Dengan melihat penggunaan pulsa anak setiap minggunya kita dapat mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan anak seperti berkirim pesan singkat, melakukan panggilan suara maupun berselancar di dunia maya seperti mencari materi pembelajaran maupun bersosial media.

Melihat dari hasil observasi maka telepon seluler berpotensi untuk membantu proses pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana potensi telepon seluler untuk membantu pembelajaran adalah dengan melihat kegiatan yang dilakukan peserta didik dengan telepon seluler yang mereka miliki. Kegiatan yang mereka lakukan bermacam-macam, dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Grafik Kegiatan Dengan Telepon Seluler.

Hasil survei kuesioner yang telah disebar kepada peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan pada gambar 8 menunjukkan kegiatan yang biasa

49% 37%

9% 3% 2%

Penggunaan Pulsa Per

Minggu

5000 10000 20000 50000 > 50000

34%

19% 24%

8% 15%

Kegiatan dengan

Telepon Seluler

SMS Telepon Internetan

(19)

19

peserta didik lakukan dengan telepon seluler yang mereka miliki antara lain untuk berkirim pesan singkat, menerima dan melakukan panggilan telepon, memutar video, berselancar di dunia maya, dan lain - lain. Sebanyak 34 % anak menggunakan telepon seluler mereka gunakan untuk berkirim pesan singkat dengan teman maupun keluarga, 19 % anak menggunakan telepon seluler yang mereka miliki untuk berkomunikasi dengan melakukan panggilan telepon, 24 % anak memilih menggunakan telepon seluler yang mereka miliki untuk berselancar di dunia maya (internetan) seperti sosial media dengan facebook maupun twitter dan juga browsing materi, 8 % anak menggunakan telepon seluler yang mereka miliki untuk memutar video, dan 15 % anak memilih menggunakan telepon seluler yang mereka miliki untuk kegiatan lain, seperti mendengarkan audio, melakukan panggilan video, mengambil gambar, dan lain-lain. Dengan mengetahui kegiatan yang dilakukan peserta didik dengan telepon seluler mereka, maka bisa dilihat bahwa paling banyak anak berkirim pesan singkat untuk sekedar bertegur sapa ataupun bertukar informasi kepada teman maupun saudara mereka.

Lama waktu dalam menggunakan telepon seluler yang dilakukan oleh peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan sangat bervariatif, ada yang satu jam, dua jam, tiga jam, dan lain–lain, dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Grafik Lama Waktu Penggunaan Telepon Seluler.

Gambar 9 menunjukan paling banyak anak menghabiskan waktu lebih dari empat jam berinteraksi dengan telepon seluler yang mereka miliki, sebanyak 58 %. Dengan melihat tingkat interaksi anak dengan telepon seluler maka dapat disimpulkan bahwa telepon seluler bisa dijadikan alternatif media yang tepat untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

Melihat dari data fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler, maka sebagian besar telepon seluler yang dimiliki oleh peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan menyediakan fasilitas untuk berselancar di dunia maya. Banyak situs yang bisa mereka kunjungi saat mereka berselancar seperti facebook, twitter, toko bagus, google, dan lain – lain. Gambar 10 menjelaskan tentang situs dunia maya yang dikunjungi oleh peserta didik.

(20)

20

Gambar 10. Grafik Situs Dunia Maya yang Dikunjungi.

Dalam gambar 10 terlihat jelas bahwa situs yang paling sering dikunjungi anak-anak adalah facebook, sebesar 42 %, situs kedua yang diminati adalah google, berikutnya twitter, dan toko bagus serta situs-situs lain seperti kaskus, detik, amazon. Banyak latar belakang yang mendasari peserta didik untuk mengunjungi situs-situs tersebut, misalnya untuk berkomunikasi atau silaturahmi baik dengan teman maupun saudara mereka menggunakan facebook dan twitter. Selain itu, mereka menggunakan facebook juga untuk berbagi informasi mengenai tugas maupun pengumuman-pengumuman dari guru. Mereka juga membuka situs gmail untuk mengirim tugas. Untuk sumber informasi atau bacaan mereka lebih condong untuk membuka google, kaskus maupun detik. Selain situs-situs yang telah disebutkan, masih banyak situs-situs lain yang mereka kunjungi dengan berbagai tujuan. Melihat dari hasil kuesioner ini, maka bisa diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan metode terhubung dengan jaringan internet dengan media bantu telepon seluler dapat diterapkan karena peserta didik sudah sering berselancar ke dunia maya dengan telepon seluler yang mereka miliki, sekarang tinggal memilih platform media pembelajaran yang tepat buat peserta didik.

Dengan melihat hasil survei dari kuesioner yang dibagikan kepada peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, maka dapat dilihat apakah keberadaan telepon seluler membantu proses pembelajaran atau tidak, bisa dilihat pada gambar 11. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan [13]. Skor dari setiap jawaban dari pertanyaan yaitu 5, 4, 3, 2, 1. Bentuk jawaban skala likert adalah sangat membantu, membantu, cukup membantu, kurang membantu, tidak membantu.

19%

42% 17%

3%

19%

Situs Dunia Maya

Google Facebook Twitter

(21)

21

Gambar 11. Grafik Telepon Seluler Membantu Proses Belajar.

Gambar 11 menunjukkan bahwa jawaban terbanyak anak menyebutkan bahwa keberadaan telepon seluler membantu proses pembelajaran dengan prosentase sebanyak 55 %, mereka beralasan keberadaan telepon seluler mempermudah mereka dalam hal mencari materi pembelajaran. 34 % anak menjawab sangat membantu, karena mereka dapat belajar dimana saja dan kapan saja waktunya dengan telepon seluler yang mereka miliki. Dengan dasar jawaban ini maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan telepon seluler membantu proses pembelajaran.

Dengan melihat bahwa telepon seluler membantu proses pembelajaran, maka perlu diketahui metode pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik, agar pemanfaatan telepon seluler lebih optimal. Hasil dari kuesioner yang dibagikan kepada peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan bisa dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Grafik Metode yang Diinginkan Peserta Didik.

(22)

22

saja. Hanya sedikit anak yang memilih opsi lain seperti tidak terhubung dengan jaringan internet, berkirim pesan singkat maupun dengan panggilan suara.

Dari hasil wawancara dengan Responden satu, dia memilih pembelajaran berbasis mobile dengan terhubung dengan internet dikarenakan hal ini lebih mempermudah responden satu dalam mengerjakan kuis, melihat pengumuman maupun mengunduh materi yang dibagikan oleh guru. Responden satu merasa hal ini lebih praktis dan hemat tenaga karena dengan telepon seluler yang responden satu miliki sekarang, responden satu bisa belajar dan mengerjakan tugas dari guru. Selain itu, responden satu juga bisa berkomunikasi dengan teman untuk menanyakan kabar maupun tugas-tugas sekolah, juga bisa melakukan diskusi dengan teman dengan bantuan media sosial seperti facebook [14].

Hasil wawancara dengan guru jaringan SMK Telekomunikasi Tunas Harapan, responden dua mengatakan telepon seluler bisa digunakan untuk membantu proses pembelajaran, responden dua lebih condong untuk menerapkan pembelajaran berbasis mobile dengan terhubung jaringan internet, tetapi pembelajaran ini tidak diterapkan kepada semua guru karena melihat adanya guru yang sudah berusia lanjut. Menggunakan metode terhubung dengan jaringan internet, responden dua merasa bahwa telepon seluler akan lebih optimal karena setiap anak memiliki telepon seluler yang menyediakan fasilitas untuk berselancar ke dunia maya sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, efektif dalam waktu dan efisien dalam tenaga [15].

Sumber lain yang juga merupakan guru jaringan, responden tiga mengatakan bahwa responden tiga sudah memanfaatkan telepon seluler untuk proses pembelajaran. Dengan bantuan telepon seluler maka informasi akan lebih cepat sampai kepada anak, sehingga anak akan lebih cepat dalam menanggapi arahan yang diberikan oleh guru. Selain itu, telepon seluler juga lebih mempermudah responden tiga dalam melihat keaktifan anak dalam pengiriman tugas. Sekarang ini, responden tiga memakai salah satu platform yaitu netacad untuk berkomunikasi dengan anak, memberikan kuis sehingga pembelajaran tidak hanya berlangsung di kelas tetapi di luar kelas pun bisa [16].

(23)

23

Melihat kondisi ini, maka peneliti melakukan penelitian lanjut untuk mengoptimalkan penggunaan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran dengan mengembangkan metode pembelajaran yang akan diterapkan. Kelas maya menggunakan platform edmodo menjadi salah satu solusi agar pembelajaran menggunakan media bantu telepon seluler bisa dioptimalkan dengan menerapkan pembelajaran mobile dengan terhubung jaringan internet. Dalam Edmodo, guru bisa mengkontruksi kelas maya sedemikian rupa sehingga membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Dalam hal ini guru membuat group, dalam group itu guru bisa berbagi materi dapat dilihat pada gambar 13, berdiskusi dengan peserta didik dapat dilihat pada gambar 14, memberikan kuis untuk evaluasi dapat dilihat pada gambar 15, pengumpulan tugas dapat dilihat pada gambar 16, maupun berbagi informasi dan pengumuman kepada peserta didik dapat dilihat pada gambar 17.

Gambar 13. Berbagi Materi Pembelajaran. Gambar 14. Berdiskusi.

Gambar 15. Kuis. Gambar 16. Pengumpulan Tugas.

(24)

24

Selain itu guru juga bisa memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi sehingga memacu peserta didik lainnya untuk lebih giat belajar. Setelah guru selesai mengkonstruksi kelas maya, guru menginformasikan kepada peserta didik mengenai group tersebut. Peserta didik bisa langsung bergabung dan mengikuti kelas, peserta didik juga bisa berkomunikasi dan berdiskusi dengan peserta didik lainya. Peserta didik bisa dikelompokkan dalam kelompok kecil sehingga lebih mudah dalam pemantauannya. Guru bisa menambahkan materi ke dalam perpustakaaan maya di edmodo, sedangkan untuk mengevaluasi guru bisa memberikan kuis kepada peserta didik.

Dipilih dua kelas dengan jumlah siswa yang sama yaitu 29 anak untuk mengikuti kelas kontrol dan kelas eksperimen pada mata pelajaran Simulasi Digital. Pada kelas kontrol dan kelas eksperimen diterapkan metode pembelajaran yang berbeda. Kelas kontrol pembelajaran tanpa menggunakan edmodo, kelas eksperimen menggunakan edmodo saat pembelajaran. Kedua kelas itu diberikan empat evaluasi pembelajaran dalam bentuk kuis. Alur pembelajaran dapat dilihat pada gambar 18.

Pada gambar 18, kuis pertama diberikan bersamaan pada kedua kelas tanpa menggunakan edmodo. Kuis pertama dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata awal pada kedua kelas. Kemudian dilakukan penerapan metode pembelajaran yang berbeda pada kedua kelas tersebut. Kelas kontrol proses pembelajaran tanpa menggunakan edmodo, kelas eksperimen menggunakan edmodo saat proses pembelajaran.

Sampel yang telah dipilih diarahkan untuk mengikuti kelas maya pada group di edmodo. Dalam kelas maya yang mereka ikuti telah disediakan materi-materi pembelajaran yang bisa mereka unduh, aturan-aturan yang harus mereka patuhi selama mengikuti kelas maya serta kuis-kuis yang harus mereka kerjakan untuk mengevaluasi pemahaman peserta didik tentang materi yang dibahas dalam kelas tersebut. Selama sampel mengikuti kelas maya untuk tindakan pemantauan sampel maka dibentuk kelompok diskusi kecil, sehingga anak menjadi lebih aktif. Setiap anggota kelompok diharuskan untuk mengeluarkan ide-ide mereka untuk melatih kreatifitas anak yang mereka kirimkan ke dalam group di edmodo untuk didiskusikan bersama. Dari kegiatan diskusi ini bisa dilihat sampel yang aktif dan sampel yang tidak aktif mengikuti diskusi dalam kelas maya. Semua sampel baik

(25)

25

itu yang aktif maupun tidak selalu diberi penguatan agar sampel senang dan nyaman mengikuti kelas maya menggunakan platform edmodo. Setelah selang waktu beberapa lama maka diberikan evaluasi pembelajaran melalui kuis, kuis ini memiliki batasan waktu pengerjaan. Untuk anak yang bisa mencapai nilai maksimal maka diberikan penghargaan yaitu pemberian lencana pada anak. Lencana penghargaan ini bisa dilihat oleh semua anggota group sehingga memacu peserta didik lain untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran kelas maya.

Pemberian kuis tidak hanya dilakukan pada kelas eksperimen tetapi pada kelas kontrol juga. Nilai rata-rata kuis pada kedua kelas dapat dilihat pada tabel 1.

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Tabel 1 menunjukkan rata-rata nilai kuis pertama hampir sama pada kedua kelas, kelas kontrol dengan rata nilai 64,52, kelas eksperimen dengan rata-rata nilai 65,96. Kelas eksperimen dipilih untuk dilakukan penerapan pembelajaran menggunakan telepon seluler dengan edmodo karena melihat dari karakteristik telepon seluler yang dimiliki siswa, seperti fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler, kapasitas memori eksternal yang digunakan, dan pulsa yang dihabiskan tiap minggunya. Pada kuis kedua, ketiga dan keempat menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai pada kedua kelas, baik itu kelas kontrol mapun kelas eksperimen. Peningkatan lebih terlihat jelas pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata kuis keempat menjadi 81, 28.

Untuk memperoleh data yang lebih lengkap maka dibagikan kuesioner kepada sampel melalui edmodo, kuesioner ini dalam bentuk kuis jawaban panjang. Setiap anak wajib mengerjakan kuis ini, pertanyaan yang diajukan tentang pemanfaatan telepon seluler untuk membantu proses pembelajaran. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa telepon seluler membantu proses membelajaran. Materi pembelajaran bisa lebih luas karena peserta didik bisa mencari materi tambahan. Peserta didik yang pendiam di kelas, dengan mengikuti kelas maya di edmodo bisa menjadi lebih aktif, mereka lebih berani untuk mengutarakan pendapat-pendapat mereka, menanggapi pernyataan-pernyataan yang teman maupun guru keluarkan.

(26)

26

edmodo digunakan untuk penyampaian informasi maupun komunikasi, juga dalam hal pengiriman tugas maupun pengerjaan kuis untuk evaluasi serta untuk pembagian materi pembelajaran. Selain itu, juga digunakan untuk berdiskusi baik dalam kelompok kecil maupun besar dalam group di edmodo. Hasil penelitian menunjukkan dengan diterapkan metode pembelajaran berbasis mobile dengan platform edmodo maka pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan, hal ini berdampak positif dengan meningkatnya nilai peserta didik.

5. Simpulan

Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa telepon seluler membantu proses pembelajaran mengacu pada variabel fasilitas yang disediakan oleh telepon seluler, kapasitas memori eksternal yang digunakan, lama waktu pemanfaatan telepon seluler dan jumlah pulsa yang dihabiskan tiap minggunya. Fasilitas jaringan internet dan teknologi telepon seluler sangat tinggi, tetapi pemanfaatan teknologi tersebut untuk pembelajaran belum optimal. Potensi pemanfaatan telepon seluler untuk pempelajaran sangat tinggi, hal ini terlihat dari perubahan perilaku peserta didik dalam hal pencarian materi pembelajaran. Pengembangan metode pembelajaran menggunakan telepon seluler dengan menggunakan aplikasi edmodo terbukti membuat pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan, hal ini berdampak posistif terhadap meningkatnya nilai peserta didik. Pada penelitian selanjutnya telepon seluler bisa digunakan sebagai media pembelajaran pada semua mata pelajaran dengan menggunakan aplikasi-aplikasi lainnya.

6. Daftar Pustaka

[1] Simamora, Raymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

[2] Maryono dan Patmi Istiana. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Yogyakarta : Yudhistira.

[3] Ni Nyoman Putri Ratmadi. 2011. Jurnal dengan judul “Pemanfaatan

Handphone Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris”.

[4] Nopita Setiawati. 2012. Jurnal dengan judul “Pengembangan Mobile

Learning (M-Learning) Berbasis Moodle Sebagai Daya Dukung

Pembelajaran Fisika Di Sma”.

[5] Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi : Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

[6] Alfonsus Sutarno. 2008. Etiket, Kiat Serasi Berelasi. Yogyakarta : Kanisius. [7] Feri Sulianta dan Yudhy Wicaksono. 2010. Teknik Reparasi Ekspo Impor

Konversi Untuk Semua Kebutuhan. Jakarta : PT. Elek Media Komputindo. [8] Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan

(27)

27

[9] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung : PT. IMTIMA.

[10] Tim Penyusun. 2013. Modul Simulasi Digital Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kurikulum 2013. Jakarta : SEAMOLEC.

[11] Prof. Sukardi, Ph.D. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

[12] Dominikus Juju dan Feri Sulianta. 2010. Hitam Putih facebook. Jakarta : PT. Elek Media Komputindo.

[13] Prof DR H Djaali dan DR. Pudji Muljono. 2007. Pengkuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

[14] Wawancara dengan peserta didik kelas X SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dengan nama Bernadheta Ayu Putri Mardika pada Senin, 3 Februari 2014.

[15] Wawancara dengan guru SMK Telekomunikasi Tunas Harapan dengan nama Krisadyani Talenta, S. kom. pada Rabu, 5 Februari 2014.

Gambar

Gambar 1. Tahapan Penelitian
Gambar 2. Kerangka Penelitian.
Gambar 4. Grafik Fasilitas yang disediakan Telepon Seluler.
Gambar 6. Grafik Tujuan Penggunaan Telepon Seluler.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan merupakan faktor penting dalam mendukung berkembangnya suatu bangsa. Pendidikan menunjang berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan ilmu

Dalam hal ini perusahaan dituntut tidak hanya berfokus pada laporan keuangan saja namun harus memperhatikan bahwa setiap kegiatan perusahaan akan memberikan suatu dampak

Berdasarkan uraian penjelasan di atas, maka timbul keinginan peneliti untuk membuat penelitian yang berjudul “Mediasi Faktor Kepribadian dan Pembelajaran pada

a. Kecepatan absorpsi yang tinggi menguntungkan untuk obat lepas terus menerus. Kecepatan pelepasan ini merupakan tahap penentu kecepatan untuk keberadaan obat dalam tubuh.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran pengetahuan pola makan

Menurut Solomon (2006), pada temperatur lebih tinggi dari 31,1 o C (jika tekanan lebih besar dari 73,9 bar dan tekanan pada titik kritis), CO2 disebut menjadi

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Lari Jarak Jauh” dengan

Kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan: 1) Perpanjangan pengamatan. Pada penelitian pendahuluan dilakukan pengamatan