PERENCANAAN AUDIT
INVESTIGATIF/PKKN
Semarang, 23 Mei 2017 Disampaikan oleh :
HASOLOAN MANALU
Auditor Madya Pada Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah
A LU R P IK IR
A U D IT IN V ES TIG ATIF
PENGERTIAN KARAKTERISTIK FRAUD AKSIOMA AUDIT INVESTIGATIF PRINSIP DAN PENDEKATAN
TAHAP-TAHAP AUDIT INVESTIGATIF (PROSES AUDIT INVESTIGATIF)
3
AUDIT INVESTIGATIF
Kegiatan pengumpulan fakta-fakta dan bukti yang dapat diterima dalam sistem hukum yang berlaku di indonesia dengan tujuan mengungkap terjadinya kecurangan.
Tindakan mencari kebenaran dengan memperhatikan keadilan dan berdasarkan pada ketentuan peraturan
Dengan pendekatan investigatif.
Karakteristik
kecurangan
Karakteristik
kecurangan
Karakterist ik kecurangan Karakterist ik kecurangan Bersifat tersembunyi Tidak pernah berulang/ sama persis Investigasi tidak mungkin mengungkap fakta 100% Dibutuhkan kreatifitas dan intuisi auditoraksiom a audit investigatif
aksiom a audit investigatif
Aksioma audit investigasi
Kecurangan bersifat tersembunyi. Tidak ada keyakinan absolut bahwa kecurangan benar-benar terjadi atau tidak terjadi
Untuk membukti kecurangan tidak terjadi, harus berupaya membukti kecurangan telah terjadi
Untuk membukti kecurangan telah terjadi, harus berupaya membukti kecurangan tidak terjadi
Setiap proses audit investigatif atas
kecurangan diasumsikan akan berakhir
6
Prinsip-prinsip audit kecurangan
Investigasi adalah tindakan mencari kebenaran,
Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber-sumber bukti yang dapat mendukung fakta yang dipermasalahkan,
Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kejahatan dengan waktu untuk ‘merespon’ maka kemungkinan bahwa suatu tindak kejahatan dapat terungkap akan semakin besar,
7
Prinsip-prinsip audit kecurangan
Bukti fisik merupakan bukti nyata. Bukti tersebut sampai kapanpun akan selalu mengungkapkan hal yang sama.
Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan saksi akan sangat dipengaruhi oleh kelemahan manusia.
Jika auditor mengajukan pertanyaan yang cukup kepada sejumlah orang yang cukup, maka akhirnya akan mendapatkan jawaban yang benar.
8
 Analisis data yang tersedia (analyzing available
data)
 Sebelum memulai interviu, data yang tersedia
harus dianalisis untuk menentukan fakta apa yang diketahui dari data tersebut.
 Membuat hipotesa (creating hypothesis)
 Hipostesa merupakan suatu skenario “terburuk”.  Menguji hipotesa (testing the hypothesis).
Pengujian hipotesa mencakup kreasi skenario
“what if”.
 Menyaring dan merubah hipotesa (refining and
amending the hypothesis)
TAHAP-TAHAP
AUDIT INVESTIGASI
 Pra Perencanaan
 Perencanaan
 Pengumpulan dan pengevaluasian bukti
10
Keputusan Awal Untuk Melakukan Atau Tidak Melakukan Audit
Investigatif.
 Ditetapkan Berdasarkan Hasil Kegiatan Pra Perencanaan.
Pra Perencanaan
(preliminary planning activities)
Proses
- Penerimaan Informasi Awal,
- Penelaahan atas informasi awal,
- Pengumpulan Informasi Tambahan, - Penyusunan Simpulan dan Laporan
COMPLAINT/ RED FLAGS
IDENTIFIKASI
EVALUASI
Ada indikasi
Tidak ada
indikasi STOP
ANALISA
INFORMASI TAMBAHAN
Pra Perencanaan
12
Laporan Hasil Penelaahan
Awal
Sumber Informasi
uraian identitas pihak yang
menyampaikan informasi dan asal
informasi tindak kecurangan
diperoleh.
Materi Pengaduan
uraian
tentang
materi
13
Laporan Hasil Penelaahan
Awal
Hasil Telaahan
uraian hasil analisis yang dilakukan terhadap materi pengaduan dan informasi tambahan yang berhasil diperoleh untuk melengkapi materi pengaduan tersebut serta dugaan awal yang dapat dibangun berdasarkan seluruh informasi yang berhasil dihimpun.
(Apa,, Dimana, Bilamana, Kenapa “Bagaimana”+ Berapa)
Simpulan dan Rekomendasi
14
Mengapa AI
WAKTU
BIAYA
KUALITAS
What
Who
Where
When
Why
How
How Much
What
17Informasi penyimpangan “apa” yang telah dilakukan, berguna dalam hipotesa awal untuk
menentukan unsur melawan hukum dan atau penyimpangan yang dilakukan. Penyimpangan
harus dianalisis apakah kegiatan tersebut
menggunakan atau berkaitan dengan keuangan negara serta mengakibatkan dampak adanya
kerugian keuangan negara.
Who
18Informasi tentang siapa yang melakukan penyimpangan, mungkin saja tidak terungkap dalam pengaduan. Namun demikian sepanjang
informasi lainnya diungkap dalam pengaduan seperti unsur what, where, dan when, maka
auditor dapat melakukan hipotesa awal kemungkinan siapa yang melakukan
penyimpangan dan mungkin saja data/informasi ini akan diperoleh setelah melakukan audit
investigatif .
Where
19Informasi tentang dimana terjadinya
penyimpangan juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus ada untuk
menentukan layak tidaknya dilakukan audit investigatif. Tidak adanya informasi ini akan
menjadi kendala dalam menentukan ruang lingkup penugasan. Oleh karena itu diperlukan
informasi/data tambahan sehingga kriteria tersebut dapat diperoleh.
When
20Informasi tentang kapan terjadinya
penyimpangan juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus ada untuk
menentukan layak tidaknya dilakukan audit investigatif. Tidak adanya informasi ini akan
menjadi kendala dalam menentukan ruang lingkup penugasan. Oleh karena itu diperlukan
informasi/data tambahan sehingga kriteria tersebut dapat diperoleh.
Why
21Identifikasi tentang “why” dalam informasi awal penting untuk menentukan alasan logis atas
terjadinya suatu penyimpangan sehingga memperkuat hipotesa yang akan ditetapkan. Meskipun informasi ini jarang terungkap dalam
pengaduan, namun hal ini tidak mengurangi perlunya dilaksanakan audit investigatif atas
suatu informasi awal, apabila informasi atas unsur-unsur lainnya telah mencukupi.
How
22Unsur “how” berkaitan langsung dengan modus atau cara seseorang atau pihak tertentu
melakukan penyimpangan atau pelanggaran. Unsur “how” merupakan tindakan-tindakan verbal
seseorang sehingga secara keseluruhan merupakan indikasi penyimpangan, atau sebaliknya seseorang tidak melakukan suatu tindakan sehingga mengakibatkan penyimpangan
atau kerugian keuangan negara.
PERENCANAAN
Membuat hipotesis
Menyusun audit program
Perencanaan Sumber Daya
Yang Dibutuhkan
HIPOTESIS
 Keterangan sementara dari hubungan
fenomena-fenomena yang kompleks.
 Merupakan pernyataan sementara yg
bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel.
 Suatu taksiran atau referensi yg dirumuskan
serta diterima untuk sementara yg dapat menerangkan fakta-fakta ataupun kondisi-kondisi yg diduga mengandung penyimpangan dan digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah audit selanjutnya.
TUJUAN HIPOTESIS
1. Memberikan batasan serta mempersempit ruang lingkup audit;
2. Menyiagakan auditor terhadap semua fakta dan hubungan antar fakta yang telah teridentifikasi;
3. Sebagai alat yang sederhana dalam membangun
fakta-fakta yang tercerai-berai tanpa
koordinasi ke
dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh;
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian fakta dan antar fakta.
The SMEAC system
Situation
Mission
Execution
Administration and
Logistic
27
The SMEAC system
Situation
Gambaran keadaan yang terjadi : Substansi pengaduan/penyimpangan yg akan dibuktikan.
Mission
Harapan yang ingin dicapai
 Misi dapat dijabarkan dalam Sub-sub
komponen.
28
The SMEAC system
Execution
Bagaimana misi dapat dicapai
• Penyusunan Program Audit Investigatif • Penentuan Komposisi Tim Audit
• Jangka waktu dan Anggaran Biiaya
Administration and Logistic
• Tugas,tujuan hasil yang akan dicapai • Dukungan tenaga ahli yang diperlukan
• Pendelegasian, pemisahan tugas/wewenang • Peralatan khusus yang akan digunakan
29
The SMEAC system
Communication
kegagalan perencanaan disebabkan kegagalan berkomunikasi atau sistem komunikasi
 Uraian rinci arus informasi;  Siapa melapor ke siapa;
Kapan harus melapor;
Matrik dalam Perencanaan
Audit Investigasi
 The Evidence Matrix (Matrik bukti)
 Resource Matrix (Matrik Sumber Daya)
 Lembar tugas - (Matrik Penugasan)
31
Matriks Bukti
No Jenis Bukti (tujuan)
Tim Tgl & Waktu Lokasi Reff. Renc. Aktual Renc. Aktual
Matrik Sumber Daya
32
No
. PeralatanJenis Digunakan Untuk Keterangan
Peralatan Yang Dibutuhkan
Matrik Resiko Investigasi
33
Anggaran Biaya Investigasi
34
TERIMA KASIH