• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi dan Pemerikasaan Jumlah Bakteri Pada Susu Kental Manis Secara Mikroskopis Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi dan Pemerikasaan Jumlah Bakteri Pada Susu Kental Manis Secara Mikroskopis Chapter III V"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat - Alat

Alat-alat yang digunakan adalah :

Nama Alat Merek

- Erlenmeyer Pyrex

- Cawan Petri

- Mikropipet Accumax Smart

- Tip - Bunsen - Gelas Objek - Korek Api - Pipet Tetes

- Laminar Air Flow E-Scientific

- Mikroskop Binokuler Olympus

- Inkubator Quincy Lab

- Autoklaf Gemmy HL-341 Vertical

- Oven

- Kertas Label

- Kantong Plastik Tahan Panas

- Jarum Ose Disposable Syringe

- Tabung Reaksi Pyrex

- Kompor Pemanas - Shaker Water Bath

- Vortex Mixer Vortex Genie 2

- Beaker Glass Pyrex

(2)

- Kaca 3.1.2 Bahan-Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah

Bahan Merek

- Susu Kental Manis Indomilk

- Media Nutrient Agar (NA)

- Peptone Merck

- Gention Violet Merck

- Reagensia Kovac Merck

- Media MR/VP Merck

- Reagensia Methyl Red Merck

- α – Napthol 5% Merck

- KOH 40% Merck

- Air

- Aquabides

- Lugol Merck

- Aseton Alkohol Merck

- Safranin Merck

(3)

3.2 Prosedur penelitian

3.2.1 Pengenceran Sampel Sampai 10-5

- Aquabides dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 9 mL.

- Ditambahkan 1mL Susu Kental Manis kedalam tabung reaksi yang berisi aquabides (101)

- Untuk pengenceran 10-2, diambil larutan dari 10-1 dan dimasukkan kedalam tabung reaksi

- Untuk pengenceran 10-3, diambil lautan dari 10-2 dan dimasukkan kedalam tabung reaksi

- Untuk pengenceran 10-4, diambil larutan dari 10-3 dan dimasukkan kedalam tabung reaksi

- Untuk pengenceran 10-5, diambil larutan dari 10-4 dan dimasukkan kedalam tabung reaksi

3.2.2 Pembuatan Sediaan Bakteri

- Dengan mengambil koloni murni menggunakan ose,

- kemudian koloni diletakkan diatas objek glass. - Kemudian koloni di ratakan dengan diameter ± 1 cm.

(4)

3.2.3 Perhitungan Jumlah Bakteri

Pengambilan 1 ml sampel susu kental manis

10-1 10-2 10-3 10-4 10-5

Penuangan masing-masing cawan petri Dengan media NA suhu 37°C

Homogenkan dengan cara memutar cawan petri membentuk angka 8, ke kanan dan kekiri atau kedepan dan ke belakang

Inkubasi pada suhu 37°C selama 2 x 24 jam

Mengamati koloni pada cawan dengan pengenceran 101 – 105

(5)

3.3 Pewarnaan Gram

- ditambahkan 1 tetes air pada kaca objek. - diambil koloni yang besar dan kecil .

- kemudian dioleskan secara merata pada kaca yang telah diolesi air. - dioleskan Gention Violet pada sediaan selama 5 menit.

- sediaan kemudian dibilas dengan air

- sediaan ditetesi dengan lugol selama 1 menit. - dicuci dengan air.

- diteteskan aseton alkohol selama 30 detik. - dicuci lagi dengan air.

- diteteskan safranin selama 1 menit. - dicuci lagi dengan air.

- sediaan kemudian dikeringkan pada suhu ruangan - kemudian ditetesi dengan imercy oil.

- kemudian sediian diletakkan dibawah mikroskop.

- diamati dengan pembesaran 10 x, 40 x, 100 x ( Lensa Okuler ).

3.4 Uji Biokimia Bakteri

3.4.1 Uji Indol

Biakan bakteri diambil menggunakan ose steril pada tabung yang berisi medium cair yang kaya akan triptoftan.Diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam. Kemudian ditambahkan 3-5 tetes reagensia kovac pada tabung yang mengandung bakteri. Kocoklah tabung tersebut lalu diamkan beberapa saat. Diamati perubahan warna yang terjadi. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin merah pada permukaan biakan

3.4.2 Uji Methyl Red

(6)

3.4.3 Uji Voges-Proskauer

Bakteri diinokulasikan ke media MR/VP, diinkubasi pada suhu 35oC

selama 24 jam, kemudian ditambahkan 0,6 mL α napthol 5% dan 0,2 mL KOH

40%, dikocok beberapa saat dan didiamkan selama 10-15 menit. Hasil positif bila dihasilkan warna merah pada medium setelah 15 menit ditetesi reagensia.

3.4.4 Uji Citrat

Tanamlah bakteri yang berasal dari biakan TSI pada agar miring Simmon’s Citrate. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 35oC dan periksalah ada / tidaknya pertumbuhan dan terjadinya oerubahan warna medium dari hijau menjadi warna biru tua, yang menunjukkan hasil positif.

3.4.5 Uji Urease

Enzim urease yang dimiliki oleh bakteri akan menghidrolisis urea menjadi amonia, air, dan karbondioksida. Enzim ini dapat dideteksi dengan menginokulasikan bakteri pada medium yang mengandung urea sebagi sumber karbon, kemudian diinkubasikan pada suhu 35oC dan dideteksi dengan adanya amonia melalui perubahan pH pada indikator pH (merah fenol) yang akan menimbulkan warna merah ( suasana alkali ) dalam waktu 15,30 atau 60 menit hingga 4 jam.

3.4.6 Uji Pergerakan Bakteri ( Motilitas )

(7)

3.4.7 Uji Triple Sugar Iron (TSI)

Medium TSI megandung 3 macam gula : laktosa 1%, sukrosa 1% dan glukosa 1%. Jika hanya glukosa yang difermentasi, maka produksi asam hanya pada dasar tabung (butt) dan menghasilkan warna kuning, sedangkan padaagar miring (slant) akan berwarnamerah akibat kurang nya produksi asam. Jika laktosa dan sukrosa di fermentasi maka akan terlihat warna kuning pada butt dan slant. Jika dihasilkan gas pada saat fermentasi maka akan terlihat adanya gelembung gas pada butt. Jika tidak terjadi fermentasi karbohidrat maka medium TSI akan terlihat merah pada butt dan slant nya. Jika bakteri menghasilkan H2S, maka pada dasar tabung akan terlihat warna hitam (black butt).

3.4.8 Uji Fermentasi Gula-Gula

Fermentasi gula-gula dapat digunakan sebagai reaksi tambahan untuk identifikasi bakteri. Gula yang dimaksud disini adalah: glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, maltosa, manitol, dll. Setelah diinkubasi selama 24 jam, dapat terjadi fermentasi gula-gula positif ditnadai oleh perubahan warna media menjadi kuning. Bila tidak ada perubahan warna media, berarti uji fermentasi gula-gula hasilnya negatif.

(8)

3.5 Bagan Penelitian

Susu Kental Manis

Pengenceran Sampel sampai 10-5

Pembuatan Sediaan Bakeri

Perhitungan Jumlah Bakteri

Pewarnaan Gram

Gram + Gram (-)

MSA

MBA

EMB

Reaksi Biokimia

- Uji Indol - Uji Methyl Red - UJi Voges - Proskauer - Uji Sitrat

- Uji Urase - Uji Motilitas - Uji Triple Sugar

(9)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Identifikasi Bakteri Pada Susu Kental Manis

No Gambar Keterangan

1

Bakteri Gram Negatif (-)

2

(10)

No Gambar Keterangan 3

Bacillus Subtillis

4

(11)

No Gambar Keterangan 5

Klebsiella Pneumoniae

6

(12)

No Gambar Keterangan 7

Staphylococcus Aureus

8

(13)

4.1.2 Hasil Perhitungan Bakteri dengan Metode SPC

Tabel 1. Hasil Perhitungan Bakteri dengan Metode SPC Pada Hari Ke 9

(14)
(15)
(16)
(17)

4.2 Pembahasan

4..2.1. Hasil Identifikasi Bakteri

Berdasarkan isolasi yang telah dilakukan maka didapatkan hasil yaitu isolat bakteri susu kental manis yang tumbuh berkoloni didalam media NA. Bakteri ini terisolasi pada proses pengenceran 101 yang kemudian ditumbuhkan pada media NA. Setelah proses inkubasi pada suhu 37o C selama 48 jam tampak koloni bakteri yang berwarna putih susu dan mengkilat. Namun hanya dua koloni kecil saja yang tampak tumbuh dan ciri-ciri koloninya sama yaitu putih mengkilat. Sedangkan pada media NA beberapa koloni bakteri berciri-ciri putih bening, koloni bulat atau coccus dan mengkilat. Terdapat pula koloni yang berwarna putih kehijauan, mengkilat dan bentuk koloni bulat bergerigi.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa didalam susu kental manis yang telah diberikan perlakuan terdapat berbagai jenis bakteri. Telah teridentifikasi beberapa jenis bakteri yaitu :

1. Escerichia Coli

Gambar 4.1.2.1 Bakteri Escherichia Coli

(18)

Dalam jumlah yang berlebihan bakteri E. Coli dapat mengakibatkan diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri E. Coli sampai masuk ke saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing. Sedangkan bakteri Escherichia Coli tipe O157:H7 sudah dipastikan berbahaya, E. Coli tipe O157:H7 dapat bertahan hidup pada suhu yang sangat rendah dan asam. Untuk bakteri E. Coli yang sedang mewabah di Eropa (Jerman) saat ini belum diketahui jenisnya([kemungkinan tipe O157:H7). Selain di usus besar bakteri ini banyak juga di alam liar, jadi masak makanan dengan matang dan jaga kebersihan untuk menghindari dampak buruk dari Escherichia Coli.

Bakteri Escheria Coli merupakan kuman dari kelompok gram negatif, berbentuk batang dari pendek sampai kokus, saling terlepas antara satu dengan yang lainnya tetapi ada juga yang bergandeng dua-dua (diplobasil) dan ada juga yang bergandeng seperti rantai pendek, tidak membentuk spora maupun kapsula, berdiameter ± 1,1 – 1,5 x 2,0 – 6,0 µm, dapat bertahan hidup di medium sederhana dan memfermentasikan laktosa menghasilkan asam dan gas, kandungan G+C DNA ialah 50 sampai 51 mol % (Pelczar dan Chan, 1988:949).

Escherichia coli dapat tumbuh di medium nutrien sederhana, dan dapat memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas (Pelczar dan Chan, 2005:169). Kecepatan berkembangbiak bakteri ini adalah pada interval 20 menit jika faktor media, derajat keasaman dan suhu tetap sesuai. Selain tersebar di banyak tempat dan kondisi, bakteri ini tahan terhadap suhu, bahkan pada suhu ekstrim sekalipun. Suhu yang baik untuk pertumbuhan bakteri ini adalah antara 80oC-460oC, tetapi suhu optimumnya adalah 370oC. Oleh karena itu, bakteri tersebut dapat hidup pada tubuh manusia dan vertebrata lainnya (Dwidjoseputro, 1978:82).

Taksonomi Escherichia coli sebagai berikut (Dwidjoseputro,1978): Divisi:Protophyta

(19)

Spesies:Escherichiacoli

Pelczar dan Chan (1988:809-810) mengatakan Escherichia coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan. Escherichia coli dipindahsebarkan dengan kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif lewat makanan atau minuman.

Morfologi dan ciri-ciri pembeda Escherichia coli yaitu: 1. merupakan batang gram negatif.

2. terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek. 3. biasanya tidak berkapsul.

4. tidak berspora.

5. motil atau tidak motil, peritrikus. 6. aerobik, anaerobik fakultatif.

Escherichia coli dalam usus besar bersifat patogen apabila melebihi dari jumlah normalnya. Galur-galur tertentu mampu menyebabkan peradangan selaput perut dan usus (gastroenteritis). Bakteri ini menjadi patogen yang berbahaya bila hidup di luar usus seperti pada saluran kemih, yang dapat mengakibatkan peradangan selaput lendir (sistitis) (Pelczar dan Chan, 1988).

(20)

2. Bacillus Subtillis

Gambar 4.1.2.2. Bakteri Bacillus Subtillis

Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk batang,dan secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di bawah kondisi keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres situasi seperti kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan panas atau etanol Bakteri ini hanya memilikin satu molekul DNA yang berisi seperangkat set kromosom. DNAnya berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR CMR). 4,100 kode gen protein. Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan antibiotik dalam jumlah besar ke luar dari sel (Scetzer, 2006).

Bacillus subtilis termasuk jenis Bacillus. Bacillus subtilis mempunyai kemampuan untuk membentuk endospora yang protektif yang memberi kemampuan bakteri tersebut mentolerir keadaan yang ekstrim. Tidak seperti species lain seperti sejarah, Bacillus subtilis diklasifikasikan sebagai obligat anaerob walau penelitian sekarang tidak benar.Bacillus subtilis tidak dianggap sebagai patogen walaupun kontaminasi makanan tetapi jarang menyebabkan keracunan makanan. Sporanya dapat tahan terhadap panas tinggi yang sering digunakan pada makanan dan bertanggung jawab terhadap kerusakan pada roti.

(21)

B. subtilis tidak dianggap sebagai enzim proteolytic yang subtilisin. B. subtilis dapat hidup yang ekstrim pemanasan yang sering digunakan untuk memasak makanan, dan bertanggung jawab untuk menyebabkan kekentalan yang lengket, membenang konsistensi yang disebabkan oleh bakteri produksi panjang rantai polisakarida.

B. subtilis dapat membagi asimetris, memproduksi sebuah endospore yang tahan terhadap faktor lingkungan seperti panas, asam, dan garam, yang dapat berada di dalam lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Endospore adalah yang dibentuk pada saat gizi stres, memungkinkan organisme untuk terus berada di dalam lingkungan sampai kondisi menjadi baik. Sebelum proses untuk menghasilkan spora bakteri melalui proses produksi flagella dan mengambil DNA dari lingkungan.

B. subtilis terbukti untuk

banyak diadopsi sebagai model organisme untuk penelitian laboratorium, yang

merupakan contoh sederhana dari

sangat sangat cepat.

(22)

3. Pseudomonas Aeruginosa

Gambar 4.1.2.3 Bakteri Pseudomonas Aeruginosa

Pseudomonas berasal dari bahasa yunani yaitu pseudo berarti palsu dan monas berarti satu unit. Pseudomonas sp merupakan bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.

Keberhasilan penggunaan bakteri Pseudomonas dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbonmembutuhkan pemahaman tentang mekanisme interaksi antara bakteri Pseudomonas sp. dengan senyawa hidrokarbon.

Kemampuan bakteri Pseudomonas sp. dalam mendegradasi hidrokarbon dan dalam menghasilkan biosurfaktan menunjukkan bahwa isolat bakteri Pseudomonas sp. berpotensi untuk digunakan dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon.

Genus pseudomonas terdiri dari sejumlah kuman batang gram negatif yang tidak meragi karbohidrat, hidup aerob di tanah dan di air.

Dalam habitat alam tersebar luas dan memegang peranan penting dalam pembusukan zat organik. Bergerak dengan flagel polar, satu atau lebih. Beberapa diantaranya adalah fakultatif khemoliotrof, dapat memakai H2 atau CO sebagai sumber karbon katalase positif.

(23)

Infeksi biasanya gawat, sulit diobati dan biasanya merupakan infeksi nosokomial. Genus pseudomonas mempunyai spesies paling sedikit 10-12 yang penting dalam klinik. Klasifikasi pseudomonas berdasar pada homologi rRNA atau DNA dan sifat pertumbuhannya.

Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia. Bakteri ini kadang-kadang mengkoloni pada manusia dan menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Oleh karena itu, P.aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi.

Klasifikasi Ilmiah yaitu : Kingdom : Bacteria

Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2

μm. Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang

membentuk rantai yang pendek. P. aeruginosa termasuk bakteri gram negatif. Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak.

Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya unsur N dan C. Suhu optimum untuk pertumbuhan P. aeruginosa adalah 42o C. P. aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana. Di laboratorium, medium paling sederhana untuk pertumbuhannya digunakan asetat (untuk karbon) dan ammonium sulfat (untuk nitrogen).

(24)

Alignat ini memungkinkan bakteri untuk membentuk biofilm, yaitu kumpulan koloni sel-sel mikroba yang menempel pada suatu permukaan misalnya kateter intravena atau jaringan paru. Alignat dapat melindungi bakteri dari pertahanan tubuh inang, seperti limfosit, fagosit, silia, di saluran pernafasan, antibodi, dan komplemen. P. aeruginosa membentuk biofilm untuk membantu kelangsungan hidupnya saat membentuk koloni pada paru-paru manusia.

P. aeruginosa resisten terhadap konsentrasi tinggi garam dan zat pewarna, antiseptik, dan banyak antibodi yang sering digunakan. Suatu studi intensif menyatakan bakteri ini mempunyai gen untuk resistensi terhadap merkuri, disebut gen mer yang berada dalam plasmid.

Kemampuan P. aeruginosa menyerang jaringan bergantung pada reproduksi enzim-enzim dan toksin-toksin, yang merusak barier tubuh dan sel-sel inang. P. aeruginosa seperti yang dihasilkan bakteri Gram-negatif lain, misalnya endotoksin menyebabkan gejala sepsis dan syok septik, eksotoksin A menyebabkan nekrosis jaringan, enzim-enzim ekstra seluler bersifat histotoksik dan mempermudah infasi kedalam pembuluh darah.(Scetzer, 2006).

4. Klebsiella Pneumoniae

Gambar 4.1.2.4. Bakteri Klebsiella Pneumoniae

(25)

paru-paru orang yang meninggal karena pneumonia. Karena jasanya, Klebsiella pneumonia sering pula disebut bakteri Friedlander.

Klasifikasi Klebsiella Kingdom : Bacteria Phylum : Proteobacteria

Class : Gamma Proteobacteria Orde : Enterobacteriales Family : Enterobacteriaceae Genus : Klebsiella

Species : Klebsiella pneumonia

Bakteri ini termasuk Gram negatif, berbentuk panjang atau pendek yang bersifat fakultatif anaerob. Bakteri Klebsiella berbentuk basil atau batang , tidak berspora, tidak bergerak, dan memiliki kapsul.

Bakteri ini berukuran 0,5-1,5 × 1-2 mikron. Mempunyai selubung yang lebarnya 2-3 kali ukuran kuman. Berpasangan atau berderet, tetapi bakteriKlebsiella tidak bergerak.

(26)

5. Staphylococcus Aureus

Gambar 4.1.2.5. Bakteri Staphylococcus Aureus

Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah

menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak

menghasilkan

berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan

optimum pada suhu 37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S.

aureus merupakan

saluran pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan

atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat

biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika

resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit,

luka, atau perlakuan menggunakan

imunitas sehingga terjadi pelemahan inang.

Bakteri Staphylococcus berbentuk bulat menyerupai bentuk buah anggur

yang tersusun rapi dan tidak teratur satu sama lain. Sifat dari bakteri ini umumnya

sama dengan bakteri coccus yang lain yaitu :

1. Berbentuk bulat dengan diameter kira-kira 0,5 – 1,5 µm.

2. Warna koloni putih susu atau agak krem.

3. Tersusun dalam kelompok secara tidak beraturan.

4. Bersifat fakultatif anaerobic.

5. Pada umumnya tidak memiliki kapsul.

6. Bakteri ini juga termasuk juga bakteri nonsporogenous (tidak berspora).

7. Sel-selnya bersifat positif-Gram, dan tidak aktif melakukan pergerakan .

(27)

9. Menghasilkan katalase.

10. Tahan terhadap pengeringan, panas dan Sodium Khlorida (NaCl) 9 %.

Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. Staphylococcus aureusmengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin alfa, beta, gamma, delta dan epsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar.

(28)

6. Staphylococcus Epidermidis

Gambar 4.1.2.6. Bakteri Staphylococcus Epidermidis

Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri yang

bersifatoportunistik (menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah). Bakteri ini adalah salah satu patogen utama infeksi nosokomial, khususnya yang berkaitan dengan infeksi benda asing. Orang yang paling rentan terhadap infeksi ini adalah pengguna narkoba suntikan, bayi baru lahir, lansia, dan mereka yang menggunakan kateter atau peralatan buatan lainnya. Organisme ini menghasilkan glycocalyx "lendir" yang bertindak sebagai perekat mengikuti ke plastik dan sel-sel, dan juga menyebabkan resistensi terhadap fagositosis dan beberapa jenis antibiotik.

Staphylococcus epidermidis adalah salah satu spesies bakteri dari genusStaphylococcus yang diketahui dapat menyebabkan infeksi oportunistik (menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah). Beberapa karakteristik bakteri ini adalah fakultatif, koagulase negatif, katalase positif, gram positif, berbentuk coccus, dan berdiameter 0,5 – 1,5 µm. Bakteri ini secara alami hidup pada kulit dan membran mukosa manusia. Infeksi Staphylococcus epidermidis dapat terjadi karena bakteri ini membentuk biofilm pada alat-alat medis di rumah sakit dan menulari orang-orang di lingkungan rumah sakit tersebut (infeksi nosokomial). Secara klinis, bakteri ini menyerang orang-orang yang rentan atau imunitas rendah, seperti penderita AIDS, pasien kritis, pengguna obat terlarang (narkotika), bayi yang baru lahir, dan pasien rumah sakit yang dirawat dalam waktu lama.

Klasifikasi

(29)

• Divisi : Schizophyta

• Class : Schyzomycetes

• Ordo : Eubacteriales

• Famili : Enterobacteriaceae

• Genus : Staphylococcus

• Spesies : Staphylococcus epidermidis

Merupakan suatu golongan bakteri yang menunjukkan sifat - sifat yang mendekati fungi / bakteri. Terdapat dalam tanah maupun dalam udara dan sebagian parasit pada tumbuhan tingkat tinggi. Koloni berwarna (tergantung substraknya), mempunyai bau tanah, resisten terhadap penisilin dan streptomisin. Staphylococcus epidermidis memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

1. Bakteri fakultatif.

2. Koagulase negatif, katalase positif, gram positif. 3. Berbentuk kokus, dan berdiameter 0,5 – 1,5 µm. 4. Hidup pada kulit dan membran mukosa manusia.

4.2.2 Pemeriksaan Jumlah Bakteri

Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitungan agar cawan digunakan suatu standard yang disebut Standard Plate Count (SPC). Sebelum dilakukan perhitungan terlebih dahulu dilakukan pengenceran pada sampel. Tujuan dari pengenceran adalah untuk memperluas bidang hidup sampel sehingga memudahkan pada saat perhitungan mikroorganisme.Pengenceran dilakukan dengan mensuspensikan sampel pada air destilat sampai 10-5 . Sampel disuspensi pada pengenceran 10-1 – 10-5. Sampel dengan pengenceran 10-1-10-5 dituangkan ke dalam cawan petri dengan menggunakan pipet ukur yang berbeda sebanyak 1 mL. Penggunaan pipet ukur yang berbeda bertujuan supaya pengenceran tidak saling tercampur atau terkontaminasi satu sama lain, setelah itu di tambahkan Na cair kedalam cawan petri yang sudah diberikan 1 ml

(30)

Metode hitungan cawan yang digunakan, dilakukan dengan mengencerkan sampel suspensi bakteri ke dalam nutrisi agar. Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang terbentuk pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah antara 25 sampai 300 sel mikroba per ml, per gram atau per cm permukaan. Prinsip pengenceran adalah menurunkan jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah mikroba, dimana suatu saat didapat hanya satu mikroba pada satu tabung (Waluyo, 2004).

Larutan yang digunakan untuk pengenceran harus memiliki sifat osmotik yang sama dengan keadaan lingkungan asal mikroba untuk menghindari rusaknya sel, selain itu juga dijaga agar tidak terjadi perbanyakan sel selama pengenceran. Pengenceran yang dilakukan dalam percobaan ini adalah pengenceran decimal yaitu 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, dan 10-5. Hal ini karena diperkirakan koloni yang dibentuk oleh sampel bakteri berada pada jumlah yang dapat dihitung pada pengenceran tersebut. Selain itu, untuk perhitungan jumlah koloni akan lebih mudah dan cepat jika pengenceran dilakukan secara desimal. Selanjutnya dari tabung reaksi ke empat dan ke lima dituang ke dalam cawan petri (penanaman atau plating) menggunakan pipet ukur dengan media NA secara aseptik. Plating atau penanaman bakteri adalah proses pemindahan bakteri dari medium lama ke medium baru (Dwijoseputro, 2005).

Jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel. Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni adalah yang mengadung antara 30-300 koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sempel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan.

(31)

bakteri sebanyak 196 koloni 10-3 koloni, 10-4 46 koloni dan 10-5 25 koloni. Untuk hasil pada hari ke 10-12 bisa dilihat pada tabel, hasil ini telah memenuhi syarat SPC karena jumlah koloni bakteri masih dalam range 25-300 koloni, sehingga dari hasil ini diperoleh SPC sebesar TBUD. Jumlah koloni akan semakin berkurang karena jumlah konsentrasi bakteri yang semakin sedikit akibat adanya proses pengenceran. Pengenceran sendiri dapat berhasil apabila semakin besar pengenceran dilakukan maka jumlah koloni yang tumbuh akan semakin sedikit terkait dengan semakin berkurangnya konsentrasi bakteri.

Teknik pengenceran biakan serial bakteri dalam beberapa tahapan mengakibatkan bakteri tidak terdapat dalam jumlah banyakdan dapat dihitung koloni selnya. Pengenceran menunjukkan variasi jumlah bakteri mulai dari koloni sampel tidak dapat untuk dihitung (TBUD) dan ada pula bakteri yang tidak tumbuh dikarenakan kontaminan.Penghitungan bakteri dengan metode hitungan cawan dilakukan dengan melakukan metode cawan sebar dan metode cawan tuang.

Hasil perhitungan jumlah koloni bakteri yang diperoleh dapat dipengaruhi ketika jumlah sampel yang dipipet jumlahnya sedikit serta ketika pemipetan yang terambil hanya larutannya saja (bukan bakterinya), karena suspensi tidak teraduk secara merata menyebabkan jumlah mikroba yang diencerkan kurang sehingga begitu disebar atau dituang menghasilkan jumlah koloni kurang dari 30 koloni sehingga dinyatakan tidak tumbuh dan bernilai nol.

Faktor-faktor kesalahan yang sering terjadi saat melakukan percobaan ini adalah:

1) Ketidaktelitian dalam menghitung jumlah koloni

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1KESIMPULAN

1. Bakteri yang terdapat pada susu kental manis setelah di identifikasi yaitu Escerichia Coli, Bacillus Subtillis, Klebsiella Pneuomoniae,

Staphylococcus Aureus, Pseudomonas Aeruginosa, Staphylococcus

Epidermidis.

2. Pengaruh lama penyimpanan susu kental manis terhadap pencernaan yaitu menimbulkan beberapa gangguan pencernaan seperti diare ataupun gangguan pencernaan lainnya.

3. Jumlah bakteri yang terdapat pada susu kental manis yang telah di identifikasi yaitu TBUD atau melebihi jumlah yang telah di tetapkan oleh SNI.

4. Waktu penyimpanan susu kental manis pada suhu kamar yang masih layak di konsumsi yaitu sebelum pada hari ke 9.

5.2SARAN

Gambar

Gambar Keterangan
Gambar Keterangan
Gambar Keterangan
Gambar Keterangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

8 Saya percaya bahwa Bank Syariah Mandiri konsisten dalam memberikan layanan yang berkualitas. 9 Saya percaya bahwa Karyawan Bank Syariah Mandiri menunjukkan rasa

1) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana

Perencanaan pajak merujuk pada proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi tidak melanggar ketentuan

Berpikir kreatif adalah berpikir yang kondusif terhadap keputusan dituntun oleh konteks, self transcending dan sensitif terhadap kriteria (Tilaar, 2012: 59). Namun

Maka, dengan memanfaatkan perkembangan android saat ini, peneliti akan membuat sebuah aplikasi augmented reality sebagai alat peraga atau media pembelajaran pengenalan hardware

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana tingkat bunga SBI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan tingkat inflasi secara parsial maupun simultan

Deskripsi wujud tindak tutur ilokusi mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar dalam proses perkuliahan dalam