• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Laut Cina Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Laut Cina Selatan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Transkip Wawancara

Narasumber : Bagian Politik dan Keamanan, Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

1. Apa yang diharapkan Indonesia dari penyelesaian konflik Laut Cina Selatan?

Jadi, ASEAN kan ada 3 pilar ya, pilar politik keamanan, pilar ekonomi,

pilar sosial budaya, nah di bawah pilar politik keamanan memang kita

punya cetak biru masyarakat ASEAN untuk politik keamanan 2025, di situ

ada banyak terkait apa sih yang kita harapkan, kondisi apa yang kita

harapkan untuk Laut Cina Selatan satu dekade ke depan. Kalau disitu

banyak arahnya ke memanage konflik, menjaga perdamaian dan stabilitas,

kemudian bagaimana membangun confidence building measures kawasan

melalui berbagai kegiatan kerjasama, memang tone nya sangat berbeda,

bukan yang apa ya bukan dalam konteks bahwa wah kita harus ngapain

nih, tidak begitu konteksnya. Blueprint ini dinegosiasikan oleh

negara-negara ASEAN jadi ini maksudnya semuanya, Indonesia, Malaysia,

Filipina semuanya lagi negosiasi blueprint itu.

2. Apa saja yang telah dilakukan Indonesia dalam mengupayakan penyelesaian konflik Laut Cina Selatan?

Kalau misalnya ditanya apa yang Indonesia lakukan, kalau pertanyaannya

penyelesaian konflik di Laut Cina Selatan itu exhibition quation dengan

apa yang kita lakukan untuk memanage situasi. Kalau untuk penyelesaian

konflik, karena Indonesia ini bukan negara pengklaim bukan claimant

state, jadi yang bisa kita lakukan adalah mendorong negara-negara yang

(2)

menyelesaikan masalahnya secara damai gitu, karena semua ada prosesnya,

maksudnya Indonesia juga kita sama konflik atau masalah yang paling

besar itu yang paling banyak itu pasti sama tetangga yang paling deket kan,

kalau wines misalnya punya tetangga kanan kiri, pasti ya ributnya sama

mereka gitu masalah halamannya dikotorin sama mereka, atau got

sampahnya masuk ke got kita, jadi itu kan sebenarnya sudah sangat umum

gitu, sangat umum terjadi dimana-mana, kita banyak konflik juga

mengenai perbatasan sama negara-negara sahabat tetapi memang

prosesnya itu bisa sampai sepuluh tahun dan itu tidak bisa diintervensi

oleh negara lain karena masing-masing negara punya prinsip sendiri gitu.

Indonesia punya konflik perbatasan dengan Singapura misalnya atau

misalnya Malaysia itu juga ga bisa, Filipina misalnya kita ikut campur

juga ga bisa. Tidak bisa kita ikut campur, tidak bisa. ASEAN way

memang adalah prinsipnya tetapi di hukum apa namanya culture

international memang tidak boleh, kecuali diizinkan oleh negara yang

bersangkutan, gitu jadi itu international principal yang memang tidak

asing lagi gitu ya. Jadi yang bisa Indonesia lakukan adalah mendorong

negara-negara ini untuk saling menyelesaikan konfliknya sesamanya

secara damai. Itu prinsip pertamanya Indonesia. Itu kalau untuk

penyelesaian konflik LCS ya, untuk penyelesaian konfliknya.

Bahkan sampai sekarang setahu saya negara-negara claimant state ini

belum saya ga tau sejauh apa negosiasi diantara masing-masing, mereka

saja belum saling mengklarifikasi, saya mengklaim apa bujur sekian,

lintang sekian ini sekian belum ada. Mereka belum mengklaim secara

official batas-batas yang mereka inginkan. Seperti Cina itu misalnya, dia

hanya bikin nine-dashed line secara very general, kita ga tahu skalanya

segimana, jadi its very apa namanya very fade antara negara-negara itu

sudah sejauh apa jadi karena masih akan lama, prosesnya masih akan

bertahun-tahun, sebenarnya yang paling terpenting adalah supaya

(3)

masih ada trust diantara semuanya, nah itu yang selama ini Indonesia

berperan besar.

3. Apa yang dilakukan Indonesia untuk menjaga stabilitas kawasan sementara menunggu penyelesaian konflik?

Nah, kalau mengenai memanage situasi di Laut Cina Selatan, banyak

sekali yang Indonesia lakukan, dan ini justru sebenarnya yang paling

krusial untuk memanage situasi di kawasan karena seperti yang tadi saya

bilang menyelesaikan konflik itu kan bisa bertahun-tahun kita tidak tahu

ujungnya sampai kapan. Nah, makanya Indonesia, kita selalu bilang bahwa

kita adalah honest broker di isu LCS ini gitu antara negara-negara ASEAN

yang punya klaim dengan RRT. Nah apa namanya gini kalau misalnya di

ASEAN, ASEAN Cina ini kita punya suatu mekanisme khusus, di bawah

mekanisme ASEAN Cina untuk LCS ini, setiap tahun itu bisa ada paling

tidak 4 pertemuan lah, jadi sepanjang tahun itu ya, kita ganti-ganti hostnya

ya, kadang-kadang Indonesia, kadang-kadang di Filipina, di Cina itu sejak

tahun berapa ya, 2005 mungkin ya atau 2006.

Namanya ada dua level, yang pertama adalah Joint Working Group on

DOC. DOC itu Declaration on Conduct Of Parties of South China Sea.

Tahun 2002 kan ASEAN sama Cina itu bikin yang namanya menyepakati

adanya DOC. Nah untuk memonitor atau memastikan bahwa DOC ini bisa

diimplementasikan ada pertemuan-pertemuan ini setiap tahunnya, nah ada

pada dua level yang pertama adalah Joint Working Group on DOC, itu ada

pada level direktur yang datang working group. Kemudian yang kedua,

SOM on DOC. Senior Official Meeting on DOC. Ini yang hadir adalah

eselon I, dirjen-dirjen. Jadi yang JWG kita sebutnya JWG on DOC

kemudian mereka bikin pertemuan hasilnya dilaporkan ke SOM on DOC

Dirjen ASEAN. Ini yang ketemu adalah antara ASEAN dan Cina. Nah, di

dalam DOC ini kan ada banyak tuh elemennya ya, intinya DOC itu

(4)

harus di boost yang namanya kegiatan-kegiatan kerjasama, ada banyak,

ada lima kalau tidak salah ya, ada tentang riset untuk kelautan, kemudian

protection lingkungan, kemudian bagaimana serch and rescue, kemudian

bagaimana caranya memberantas kejahatan lintas batas di Laut Cina

Selatan.

Nah jadi si JWG dan SOM ini memastikan bahwa poin-poin ini,

kegiatan-kegiatan ini terlaksana. Nah bagaimana caranya? Ada Plan of Actionnya.

Jadi setelah ada ini ada Plan of Actionnya, ada rencana kerjanya yang

lebih detail bagaimana mengimplementasikan DOC ini sembari menunggu

disguise perbatasannya bisa diselesaikan. Seperti itu, jadi salah satunya

kan itu elemennya. Kemudian ada elemen mengenai bahwa akan di

negosiasikan untuk COCnya di dalam DOC itu. Nah jadi yang dibahas

dalam JWG dan SOM on DOC, ada dua, ada dua substancenya yang

pertama adalah bagaimana implementasi DOC. Kemudian yang kedua

adalah bagaimana negara-negara ASEAN dan Cina bisa menyepakati atau

bisa ada progress untuk COC of the South China Sea

Nah di dalam proses JWG dan DOC ini, Indonesia banyak sekali perannya,

even kita memberikan inisiatif untuk adanya apa namanya

kegiatan-kegiatan kerjasama, ini yang kadang tidak terlihat ya, diplomasi dari luar

gitu, karena itu kan apa namanya di dalam ruangan gitu tetapi dinamika

antara Cina dan negara-negara claimant state itu kan ga mudah.

Kadang-kadang kan beda kepentingan, misalnya Cinanya tetap kekeh mau ga bisa

kita harus bikin komite ABC gitu sedangkan misalnya negara-negara

ASEAN tidak mau keberatan karena kita gamau karena Cina sekarang

tiba-tiba bangun pulau ini. Kayak gontok-gontokan gitu ya. Nah disitu

Indonesia banyak berperan sebagai honest broker disitu untuk memastikan

bahwa eh you know what, we have to make some process, So doing the

negotiation atau proses-proses pertemuan dalam JWG dan SOM on DOC

itu dalam dinamikanya itu Indonesia banyak berperan. Kemudian itu untuk

(5)

ASEAN dan Cina berhasil mengesahkan dua hal yang itu juga atas

dorongan dari Indonesia, jadi Indonesia banyak berperan penting

yang pertama itu guideline dari hotline communication antara senior

official untuk kemlu-kemlu ASEAN dan Cina. Jadi sekarang ada antara

negara-negara ASEAN dan Cina kita punya hotline khusus komunikasi

kalau terjadi situasi emergency di lapangan, di LCS, itu ada hotline khusus

antara para senior-senior official level eselon I itu bisa langsung

menguhubungi satu sama lain.

Jadi di Laut Cina Selatan itu kan karena masih simpang siur ya, masih

overlapping, ininya, apa namanya, perbatasan-perbatasannya masih belum

jelas, jadi banyak Misalnya nelayannya datang lewat di perairan yang

mereka anggap itu perairannya mereka yang Cina anggap perairan mereka,

terus jadinya bentrok, di lapangan terjadi emergency, Nah itu ada channel

khusus sekarang sudah disepakati tahun lalu supaya menghindari

kesalahpahaman. Gitu. Jadi ada hotline khusus gitu. Nah Kemudian yang

kedua disepakati juga namanya application of Code of Unplanned

Encounter in The South China Sea.

Jadi CUES ini sebenarnya sudah ada, sudah disepakati untuk di wilayah

perairan pasifik, jadi kalau misalnya ada encounter tabrakan gitu ya kalau

misalnya saling ketemuan-ketemuan ya kapal negara mana sama kapal

negara mana secara tidak sengaja, Apa ininya, apa namanya, SOPnya

bagaimana, very technical ya, SOP ketika terjadi encounter yang tidak

disengaja di Pasifik. Itu sebenarnya sudah ada CUES. Nah sekarang

ASEAN sama Cina bikin untuk khusus di LCS dan ini sebenarnya hal-hal

yang sebenarnya very technical dan actually how on the ground. Actually

I think. Kalau diplomacy itu kan mengenai trust ya, masalah apakah kita

bisa memahami satu sama lain, mengetahui pergerakan satu sama lain.

Nah, dua hal ini adalah dua aspek yang bisa kita dianggap oleh ASEAN

dan Cina merupakan suatu Confidence Building Measures sehingga

(6)

lah, ada channelnya, ada SOPnya ketika sesuatu terjadi di lapangan. Ini

disahkannya dalam forum pertemuan AMM bulan Juli kalau tidak salah ya

tanggal 25, 25 Juli kalau tidak salah.

4. Apakah Workshop of Managing Potential Conflict in the South China Sea efektif untuk menyelesaikan konflik?

Nah terus workshop on managing potential conflict of south china sea juga

nih dilakukan tiap tahunnya. Tetapi ini workshop untuk mengelola potensi

konflik jadi bukan workshop untuk menyelesaikan konflik di Laut Cina

Selatan. Kalau misalnya untuk kita menyelesaikan konflik sudah pasti

tidak bisa, tapi I wouldn’t say kita ga punya daya apa-apa karena gimana

ya intinya untuk menyelesaikan konflik kan butuh bertahun-tahun lama,

tetapi proses kesana jembatannya harus sebangun, harus ada fondation

yang kuat antara negara-negara claimant dan RRT dan yang itu yang turut

membangun adalah Indonesia yang mengantarkan istilahnya ya claimant

state dan RRT ini untuk pada gilirannya nanti bisa menyelesaikan konflik

perbatasan mereka di LCS. I wouldn’t say kita ga punya daya apa-apa, ini

kepentingan kita di LCS yang sangat dekat dengan Indonesia karena

spillovernya masih ke Indonesia juga. Kita masih memonitor secara dekat

bagaimana hubungan di antara claimant state ini, bagaimana situasi di

LCS.

Tetapi untuk menyelesaikan konflik itu sesuatu yang very gimana ya

tergantung mereka, misalnya Indonesia sama Malaysia, Sipadan dan

Ligitan, kan tergantung pada Indonesia dan Malaysia mau gimana

menyelesaikannya, kita bawa pihak ketiga akhirnya pengadilan

internasional ikut campur kan karena kita berdua yang sepakat, seperti itu.

Kalau misalnya dibilang upaya indo dalam menyelesiaikan konflik LCS,

yang saya bilang tadi, sebenarnya kan Indonesia kan pihak luar dalam

(7)

proses untuk penyelesaian konfliknya. Indo membantu proses dalam

penyelesaian konflik itu.

Kepentingan kita adalah, ketika tetangga dekat kita saling bersengketa, itu

akan tidak bagus juga untuk kita, nelayan-nelayan kita keluar simpang siur

tidak tenang, bisa jadi Cina marah tau-tau dia kesal terus bikin

nine-dashed line. Tapi efek dari pertikaiannya we know, jadi supaya hal-hal itu

tidak terjadi, jalur diplomasi jalur komunikasi tetap berjalan, kita punya

kerjasama yang konstruktif dengan Cina supaya kita tetap at the same

level, area mainannya tetap sama levelnya.

Jadi kalau mau dibilang peran Indonesia, banyak banget dari yang

akhirnya inisiasi langkah-langkah yang saya sebutkan tadi, confidence

building measures sampai how to manage the dynamic during each

negotiation sangat penting, untuk maintance everyone tetap dalam same

level, interestnya semua negara terpikirkan, as a honest broker yang tidak

punya kepentingan apa-apa sebenarnya, ya Indonesia itu, kalau misalnya

kayak claimant state, Filipina ada Cina, kan pasti they have an agenda,

kalau Indonesia bukan sebagai claimant state tapi juga sebagai party yang

ikut berkontribusi terhadap pengelolaan kondisi di LCS.

5. Bagaimana peran Indonesia dalam mendorong implementasi Code of Conduct of Parties in the South China Sea?

Jadi gini, itu kan dibahasnya dalam JWG dan SOM on DOC ya, oke kita

bikin dulu kerangkanya untuk COC, antara ASEAN sama Cina nih yang

selalu omong-omongan, namanya COC ini it’s a hard issue ya, COC ini

jadi suatu hal yang ditunggu-tunggu oleh banyak negara, oleh dunia

internasional, Amerika pantengin, Jepang pantengin, semuanya pokoknya

mantengin, gimana nih ya Cina dan ASEAN berhasil mengeluarkan COC

atau nggak. So everybody see you like hm mereka pengen terlihat ingin

(8)

ngasih draft, Singapura juga kasih draft, Vietnam juga kayanya pernah

ngasih draft, kalau ga salah Indonesia aja sih yang ngasih draft full. Dan

itu sulitnya ketika negosiasi karena pasti semua punya gengsi

masing-masing kenapa kita harus kasih draftnya dia atau kenapa kita harus pakai

elemen yang ini. So its so hard for many years ya karena semuanya punya

ego masing-masing. Cina ga mau make draft yang dari Filipina, jadi

apapun yang dikasih sama Filipina dia mana mau terima, nah apa namanya

Filipina juga begitu, dia juga ga mau nerima elemen-elemen atau masukan

dari Cina.

Its very important ya jadi bagaimana setiap negara ini merasa bahwa ini

tuh dari nol, gitu loh, ini tuh dari nol semuanya, so depends on

kepemilikan terhadap kerangka COC ini sesuatu yang sangat penting

sehingga ini bisa jadi. Jadi memang Indonesia punya draft, saya ga bisa

kasih detailnya seperti apa, tetapi intinya adalah yang saya bilang itu ada

gengsi dari setiap negara, yang penting bagi Indonesia adalah bahwa

elemen-elemen penting menurut Indonesia yang dari draft itu masuk ke

kerangka COC, so its doesn’t matter if our zero draft is accepted or not

selama elemen yang kita pengen masuk ke kerangka COC dan itu yang

kita upayakan dan sudah terjadi. Gimana caranya kita mendorong supaya

elemen-elemen yang menurut Indonesia penting tetap masuk ke situ. Jadi

ketika negosiasi strateginya harus diubah.

Ketika tiga negosiasi terakhir di tahun ini kalau ga salah ya, itu awal tahun

di bali, yang pertama di Bali, kemudian di Kamboja, kemudian di Buyang.

Jadi ketiga negosiasi ini akhirnya kita putuskan menggunakan pendekatan

usulan Indonesia lagi. Jadi bener-bener dari apa namanya kertas kosong,

gimana sih Indonesia ketika terjadi dinamika seperti ini, apa sih yang kita

lakuin karena permainan seperti ini yang penting supaya Cinanya ga

lambat, Filipinanya ga lambat, supaya semuanya tetap jalan supaya bisa

menghasilkan sesuatu. Jadi kita namainnya Bali approach karena

(9)

penting ketika dimulai dari kertas kosong itu, apa yang penting buat

Indonesia bisa masuk ke situ dan akhirnya masuk jadi di kerangka ini its

good ya menurut kita karena kepentingan Indonesia sudah masuk semua.

Setelah beberapa tahun akhirnya ada kerangka dan negosiasinya bisa

dimulai. Kalau Cina pengennya akhir tahun ini ya tapi we never know,

untuk negosiasinya COC nya sendiri.

6. Adakah tindakan Indonesia untuk mengantisipasi perkembangan situasi berkaitan dengan konflik Laut Cina Selatan pasca putusan Mahkamah Arbitrase Internasional?

Menlu Bu Retno tahun lalu, pasca keluarnya putusan PCA itu, genting kan

situasinya antara apa ya ASEAN sama Cina, terus waktu itu setelah

pertemuan AMM tahun lalu, biasanya kan kita seantara menlu ASEAN itu

selalu issued yang anamanya Joint Communique mengenai berbagai isu di

ASEAN, salah satunya tentang LCS. Bahasa untuk LCS nya itu waktu itu

sulit sekali kita sepakati, karena semua negara punya kepentingan

masing-masing ya, Filipina tentunya dia pengen kencang of course itu karena

mereka baru menang putusan PCA itu kemudian Vietnam juga, ada

negara-negara I don’t know, ada tuh negara-negara mana yang condong ke

Cina, mana yang enggak, nah cukup polarize apa namanya situasinya

waktu itu. Kalau misalnya sampai para menlu ini tidak bisa menyepakati

untuk isu LCS bisa sangat berisiko sekali kan bisa jadi Joint

Communiquenya batal semuanya karena enggak srek terus batal ga bisa

dikeluarin. Seperti tahun 2012 dulu pernah ASEAN tidak bisa

mengeluarkan Joint Communique.

Jadi untuk menghindari hal itu terjadi lagi, Bu Menlu yang melakukan

maneuver politik waktu itu jadi kita inisiasi ada informal meeting para

menlu ASEAN, bukan pertemuan besar delegasi. Ya semua intinya semua

(10)

bagaimana ya ASEAN menyuarakan posisinya terkait LCS pasca

keluarnya putusan PCA, jadi beliau bermanuver disitu kemudian

menyarankan menginisiasikan waktu itu dari kita pula statement ASEAN

Point Ministers on peace security and stability, itu di tahun 2016, nah jadi

kalau misalnya Wines search di website ASEAN sekeretariat ada tuh. Isi

statement itu intinya lagi-lagi menegaskan bahwa asean dalam menjaga

perdamaian dan stabilitas di kawasan harus memikirkan beyond the reason

bahwa it has to ---its beyond LCS--- it was a good move, para anggota

ASEAN juga setuju dan pokoknya intinya waktu itu join communitynya

jadi, jadi banyak ambil bahasa dari situ juga, so seperti itu yang Indonesia

lakukan, yang menurut saya pribadi ya it helped a lot, you know ya untuk

menghadapi Cina, we have to be solid, ya karena kalau terpisah-pisah its

going to be easy for them to I don’t know, tetapi kalau kita solid, we have a

balance decision dengan Cina jadi bisa enak apa namanya negosiasinya.

7. Cina menolak keputusan Mahkamah Aribtrase Internasional yang secara tidak langsung menolak UNCLOS. Apakah hal ini akan mengancam Natuna?

Nggak, karena nine dashed lines itu dikeluarkan oleh Cina, dikeluarkan

sendiri oleh mereka, pokoknya gini, posisi Indo adalah kita tidak

mengakui posisi, kita tau tetapi kita tidak mengakui adanya nine dash line

itu, karena menurut Indo perbatasan di perairan internasional adalah yang

sesuai dengan hukum-hukum UNCLOS dan hukum internasional lainnya

jadi apa yang Cina lakukan itu karena tidak sesuai tidak kita akui. Jadi

terserah mereka mau pasang garis-garis sejauh apa dan menurut kita tidak

ada. Nah, emm ini nih bingungnya, karena kan kita tidak pernah ngakuin

nine dash line sejak itu keluar ya, kemudian tahun, baru-baru ini, eh bukan

baru-baru ini, tahun 2014, menlunya Cina ketemu sama menlu kita dan

bilang bahwa RRT tidak akan..saya lupa kata-kata persisnya ya, RRT tidak

(11)

sovereignity. Sebenarnya sudah ada omongan dari menlu nya kalian

tenang aja, kami tidak akan ini sama kalian. Gitu.

Beberapa masalah mengenai penangkapan ikan sampai sekarang itu kita

juga tetap tidak ini mengakui nine dash line mereka, pokoknya perairan

kita, teritori kita adalah harga mati, gituuu ya makanya waktu itu kan

waktu ada apa-apa presiden langsung ngomong juga, juga angkatan laut

juga langsung patroli juga, pokoknya kita langsung pasang inilah don’t

mess up with us intinya, I think they got the messages very clear. We are

keeping our eyes open, cuma kalau merasa terancam, saya sih tidak

mendapat nuansa itu sih sampai sekarang. Maksudnya we keep sending

message to them jangan macam-macam sama Indonesia sih. Cuma seperti

itu saja, tidak sampai kadar level seperti claimant state yang lain.

Sebenarnya itu bukan our interest untuk itu, kita buang-buang energy

untuk tidak bisa tinggal diam, heboh-heboh atau marah sama Cina karena

tidak mau mengikuti itu, Unless ada punishment tertentu, misalnya secara

internasional ada hukuman yang jelas, tetapi ketika itu tidak ada, ya who

can guarantee. Ketika putusan PCA keluar, Cina menolak itu, Amerika

Serikat marah juga. Menurut mereka Cina disrespectful gitu ya tidak

mengakui hukum internasional dan segala macam, padahal AS juga pernah

seperti itu, banyak negara-negara yang sudah keluar dari mahmakah

internasional and they do nothing about it. Akan tetapi, it says something

about them. Hukum internasional itu kan apa ya sebutannya kebanyakan

its a moral obligation. Jadi when China does something yang tidak respect

terhadap hukum internasional, itu memberikan istilahnya ya masyarakat

internasional jadi tau you are not konsisten padahal ada UNCLOS tetapi

kamu tidak comply dengan hasil putusan seperti ini jadi its about apa ya

kepada gentleman agreementnya aja, tetapi memang susah gitu, Indo mau

mendorong mereka menerimanya gimana, enggak bisa gitu, so we wasting

our energy on that ketika we are not even the one who having the battle

(12)

Why you think we should angrier karena ketika Cina menolak putusannya,

kan berarti Filipina yang dirugikan kan? Tetapi kenapa tidak seperti itu?

Filipina tenang-tenang saja, justru setelah PCA, diantara Filipina dan RRT

itu melunak. Filipin justru melunak, setelah PCA dikeluarkan, justru malah

lebih stabil, situasi LCS tidak heboh seperti sebelumnya. Kenapa? Karena

Filipina sudah menerima pengakuan secara internasional bahwa mereka

ada di pihak yang benar and that the international law is good enough.

Jadi kadang-kadang kita ga bisa seperti di hukum negara, kalau uda

dijatuhin keputusan harus nurut atau bayar denda. Tetapi putusan itu

memberikan suatu kejelasan hukum siapa yang berada di jalan yang benar

siapa yang salah, dan semua satu dunia tahu bahwa Cina yang salah tapi

Cina tetap ga mau terima berarti kan konsekuensinya how other people see

Referensi

Dokumen terkait

Agar IBO tetap memiliki semangat berbisnis penting bagi IBO pada MLM khususnya pada Oriflame untuk meningkat kinerja dari bisnis yang mereka bangun, IBO yang baru

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa osilasi Rabi dalam sistem SQD- MNP heterodimer dapat dimodifikasi dengan mengontrol parameter sistem maupun intensitas

applicable to non-joint stock companies) Modal yang termasuk phase out dari CET1 N/A 5 Common share capital issued by subsidiaries and held by.. third parties (amount allowed

Hal ini sesuai dengan hasil pada penelitian yang sebelumnya telah dilakukan didapatkan juga menunjukkan bahwa pemberian tempe pada mencit dengan dosis 10 g/kgBB/hari

Kemampuan keterampilan proses sains mahasiswa Fisika STAIN Palangka Raya masih sangat rendah walaupun sudah dilatihkan pada kegiatan praktikum. Minat dan motivasi

Kesimpulan dari skripsi ini adalah Disparitas pidana terjadi dalam 3 perkara kasus kekerasan fisik dalam rumah tangga, dalam perkara Nomor: 2640/Pid.Sus/2015/Pn,

Microsoft visual studio juga dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi mobile, aplikasi yang berjalan di atas .NET Framework ,dan aplikasi dalam bentuk bahasa mesin

[r]