• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengendalian Internal Atas Aset Tetap Pada BPJS Kesehatan Cabang Kabanjahe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengendalian Internal Atas Aset Tetap Pada BPJS Kesehatan Cabang Kabanjahe"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

7 A. Sejarah Ringkas BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan Program

Jaminan Kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014 dan merupakan transformasi

kelembagaan PT. Askes (Persero).

1. Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) ~ 1968

Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan yang secara jelas

mengatur pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS dan

ABRI) beserta anggota keluarganya berdasarkan Keputusan Presiden

Nomor 230 Tahun 1968. Menteri Kesehatan membentuk Badan Khusus

di lingkungan Departemen Kesehatan RI yaitu Badan Penyelenggara

Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) dimana oleh Menteri Kesehatan

RI pada waktu itu (Prof. Dr. G.A. Siwabessy) dinyatakan sebagai embrio

Asuransi Kesehatan Nasional.

2. Perusahaan Umum Husada Bhakti ~ 1984 - 1991

Untuk lebih meningkatkan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi

peserta dan agar dapat dikelola secara professional, Pemerintah

menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1984 tentang

Pemeliharaan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun (PNS, ABRI,

dan Pejabat Negara) beserta anggota keluarganya. Dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984, status badan penyelenggara diubah

(2)

3. PT. Askes (Persero) ~ 1992 – 2013

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 status Perum

diubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT Persero) dengan pertimbangan

fleksibilitas pengelolaan keuangan, kontribusi kepada Pemerintah dapat

dinegoisasi untuk kepentingan pelayanan kepada peserta dan manajemen

lebih mandiri.

Pada tahun 2005 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1241/Menkes/XI/2004 PT Askes (Persero) ditunjuk sebagai

penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin

(PJKMM). PT Askes (Persero) mendapat penugasan untuk mengelola

kepesertaan serta pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.

4. BPJS Kesehatan ~ 2014 – sekarang

Berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor

24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka pada

tanggal 1 Januari 2014 PT. Askes (Persero) melakukan transformasi

kelembagaan menjadi BPJS Kesehatan. Transformasi tersebut diiikuti

adanya pengalihan peserta, program, aset dan liabilitas, pegawai, serta

hak dan kewajiban.

PT Askes (Persero) berubah bentuk menjadi Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan untuk menyelenggarakan program jaminan

kesehatan masyarakat Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik

(3)

B. Landasan Hukum

BPJS Kesehatan adalah badan hukum publik yang beroperasi

berdasarkan:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tanggal 19

Oktober 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tanggal 25

November 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012

tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2013 tentang

Tata Cara Hubungan Antar Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2013 tentang

Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain

Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja,

Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggara Jaminan Sosial

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Aset Jaminan Sosial Kesehatan

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2013 tentang

Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif bagi Anggota Dewan

Pengawas dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

8. Peraturan Presidan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang

(4)

9. Peraturan Presidan Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2013 tentang

Bentuk dan Isi Laporan Pengelolaan Program Jaminan Sosial

10.Peraturan Presidan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang

Jaminan Kesehatan.

C. Tujuan, Visi, dan Misi BPJS Kesehatan 1. Tujuan BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya

pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi

setiap peserta dan/atau anggota keluarganya dibidang kesehatan dengan

menyelenggarakan program jaminan kesehatan.

2. Visi BPJS Kesehatan

“Cakupan Semesta 2019”

Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki

jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan

kesehatan dan perlindungan memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya

yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan

terpercaya.

3. Misi BPJS Kesehatan

a. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan

mendorong partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

(5)

yang efektif, efisien, dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan

yang optimal dengan fasilitas kesehatan

c. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana

BPJS Kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel

untuk mendukung kesinambungan program

d. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-

prinsip tata kelola organisasi yang baik dan meningkatkan ilmu dan

kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja unggul

e. Mengimplementasikan dan mengembangkan system perencanaan dan

evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen resiko atas seluruh

operasionalisasi BPJS Kesehatan

f. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk mendukung keseluruhan operasional BPJS

Kesehatan

D. Kinerja Terkini

1. Ruang lingkup usaha BPJS Kesehatan adalah menyelenggarakan program

Jaminan Kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

2. BPJS Kesehatan juga dapat melakukan kegiatan usaha lain dalam rangka

optimalisasi potensi sumber daya yang dimiliki organisasi dengan

memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan guna

menghasilkan nilai tambah terhadap manfaat yang diberikan kepada

peserta dan pertumbuhan organisasi yang berkelanjutan

(6)

pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan

medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis ygng diperlukan.

Manfaat jaminan kesehatan terdiri atas manfaat medis dan manfaat non

medis dengan perawatan di kelas I, II dan III di fasilitas kesehatan yang

bekerjasama.

E. Jaringan Kegiatan

Tabel 2.1

Daftar Kantor BPJS Kesehatan Nama Kantor

Alamat, Telepon, Hotline Services

Wilayah Kerja

KANTOR PUSAT Jl. Letjend.

Suprapto,Cempaka

Putih, Jakarta Pusat

10510, Telp : (021)

4212938

Divisi Regional I Jl. Karya No. 135 Kel.

Sei Agul Kec. Medan

Barat , Telp : (061)

6613317, 6624132,

6613191

NAD dan Sumatera

Utara

Divisi Regional II Jl. Jend. Sudirman No.3

Tangkerang Utara

Pekanbaru 28282, Telp :

(0761) 26980, 7053539

Riau, Kep. Riau,

Sumatera Barat dan

(7)

Divisi Regional III Jl. R Sukamto 8 Ilir

Kotak Pos 1128,

Palembang 30114, Telp :

(0711) 373720, 373721,

364224, Hotline

Services :

081377814001

Sumatera Selatan,

Bangka Belitung,

Bengkulu dan Lampung

Divisi Regional IV Jl. Raya Pasar Minggu

No.17 Jak-Sel 12780,

Kotak Pos 8114, Telp :

(021) 7943239, 7943240

DKI Jakarta, Banten

dan Kalimantan Barat

Divisi Regional V Jl. Dr. Djundjunan

No.144 PO BOX 1617

Bandung 40163, Telp :

(022) 2005892, 2013174

Jawa Barat

Divisi Regional VI Jl. Teuku Umar no.43 Semarang, Telp : (024)

8501429 , 8501430

Jawa Tengah dan DI

Yogyakarta

Divisi Regional VII

Jl. Raya Jemursari 234

Kota Surabaya, Telp :

(031) 8432541

Jawa Timur

Divisi Regional VIII Jl. Ruhui Rahayu No.8

RT.25 Sepinggan Baru,

Balikpapan, Kalimantan

Timur 76115, Telp :

(0542) 7218682, Hotline

Services : 08115440659

Kalimantan Timur,

Kalimantan Selatan dan

(8)

Divisi Regional IX Jl. Andi Pangerang

Pettarani No.78

Makassar 90013, Telp :

(0411) 452416, 450439,

444442

Sulawesi Selatan,

Sulawesi Barat dan

Sulawesi Tenggara

Divisi Regional X Jl. Tololiu Supit No. 11

Kel. Tingkulu, Manado

95119, Telp : (0431)

863565

Sulawesi Utara,

Gorontalo, Sulawesi

Tengah dan Maluku

Utara

Divisi Regional XI Jl. Raya Puputan

Komplek Niti Mandala

Renon Denpasar 80232,

Telp : (0361) 222206

Bali, Nusa Tenggara

Barat dan Nusa

Tenggara Timur

Divisi Regional XII

(Papua)

Jl. Raya Kotaraja No. 46

PO BOX 152 Abepura,

Jayapura 99225, Telp :

(0967) 581638

Papua

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan untuk mendukung pencapaian cakupan

kepesertaan, dilakukan melalui :

1. Meningkatkan manajemen pemasaran dan kepesertaan, melalui

peningkatan pemahaman program Jaminan Kesehatan Nasional bagi

seluruh lapisan kepesertaan, serta upaya-upaya maksimal akuisisi dan

(9)

2. Mewujudkan jaminan kesehatan nasional berkualitas bagi seluruh

penduduk Indonesia, dengan upaya komprehensif untuk meningkatkan

kepuasan peserta serta berkembangnya citra positif para pemangku

kepentingan terhadap organisasi BPJS Kesehatan.

3. Strategi yang mendukung pencapaian Jaminan Kesehatan

berkesinambungan, yaitu:

a. Meningkatkan pengelolaan keuangan yang sehat dan akuntabel, yang

dapat dicapai melalui pola penataan keuangan serta intensifikasi

upaya pengawasan.

b. Meningkatkan manajemen iuran melalui upaya-upaya intensifikasi

pengumpulan iuran serta pengawasa terhadap kepatuhan peserta dan

pemberi kerja, dan

c. Meningkatkan fungsi manajemen manfaat pelayanan primer,

manajemen manfaat pelayanan rujukan dan manajemen fasilitas

kesehatan, dengan aktifitas utama yang diarahkan untuk penyediaan

pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh fasilitas kesehatan kepada

peserta.

4. Strategi yang mendukung terbentuknya kelembagaan BPJS Kesehatan

yang handal, unggul, dan terpercaya, yaitu:

a. Meningkatkan tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi untuk mendukung kelancaran upaya-upaya pelayanan

(10)

b. Meningkatkan produktifitas sumber daya manusia BPJS Kesehatan

melalui peningkatan kompetensi serta penciptaan iklim kerja yang

kondusif untuk optimalisasi penyelenggaraan skema jaminan

kesehatan nasional.

c. Meningkatkan kapabilitas organisasi BPJS Kesehatan.

G. Struktur Organisasi dan Job Description

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat menguraikan

struktur dan tugas organisasi BPJS Kesehatan Cabang Kabanjahe, sebagai

berikut:

Kepala Kantor Cabang merupakan pimpinan tertinggi pada BPJS

Kesehatan Cabang Kabanjahe yang membawahi:

1. Kepala Unit Pemasaran

2. Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer

3. Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

4. Kepala Unit Manajemen Kepesertaan dan Unit Pengendalian Mutu

Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta

5. Kepala Unit Hukum, Komunikasi Publik, dan Kepatuhan

6. Kepala Unit Umum dan Keuangan

7. Kepala Layanan Operasional Kabupaten

8. IT Helpdesk

Berikut ini merupakan tugas organisasi BPJS Kesehatan Cabang

Kabanjahe:

(11)

Uraian tugas Kepala Cabang adalah:

a. Menyusun rencana kerja dan anggaran

b. Merencanakan kegiatan kerja untuk pencapaian kinerja kantor cabang

c. Merencanakan dan mengarahkan penyusunan peta potensi

kepesertaan untuk tercapainya target pemasaran

d. Mengarahkan dan mengendalikan terselenggaranya pelayanan bagi

peserta

e. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan mitra dalam rangka

perluasan, pembiayaan, kepesertaan, dan peningkatan pelayanan.

2. Kepala Unit Pemasaran

Tugasnya adalah memperoleh data potensi pasar, mengendalikan kegiatan

petugas lapangan, menjamin tercapainya target kepesertaan, pengarsipan

data peserta tahun berjalan, memberikan pelayan informasi program BPJS

Kesehatan, dan membuat laporan. Dalam menjalankan tugasnya Kepala

Unit Pemasaran dibantu oleh:

a. Staf Administrasi Pemasaran

b. Staf Relationship Officer

3. Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer

Tugasnya adalah meningkatkan hubungan kemitraan dengan Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), meneliti dokumen penagiha

FKTP, mengendalikan pelayanan di FKTP, dan membuat laporan.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Unit Manajemen Pelayanan

(12)

a. Verifikator

b. Staf Manajemen Manfaat dan Kemitraan Fasilitas Kesehatan Primer

c. Staf Manajemen Utilisasi Pelayanan Kesehatan dan Anti Fraud

4. Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

Tugasnya adalah meningkatkan hubungan kemitraan dengan Fasilitas

Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL), meneliti dokumen penagihan dari

FKTL, mengendalikan biaya pelayanan di FKTL, dan membuat laporan.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Unit Manajemen Pelayanan

Kesehatan Rujukan dibantu oleh:

a. Verifikator

b. Staf Manajemen Manfaat dan Kemitraan Fasilitas Kesehatan Rujukan

c. Staf Manajemen Utilisasi Pelayanan Kesehatan dan Anti Fraud

5. Kepala Unit Manajemen Kepesertaan dan Unit Pengendalian Mutu

Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta

Tugasnya adalah menerima dokumen, meneliti kelengkapan, dan

keabsahan dokumen pendaftaran, dokumen pembayaran iuran dan

dokumen pengajuan pembayaran jaminan untuk menjamin pelayanan

yang baik dan benar, mengani keluhan dari pesertadan fasilitas kesehatan

untuk meningkatkan mutu pelayanan menjadi lebih baik, dan membuat

laporan.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Unit Manajemen Kepesertaan dan

Unit Pengendalian Mutu Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta

(13)

a. Staf Administrasi Kepesertaan

b. Staf Pelayanan Peserta

c. Staf Unit Pengendlian Mutu Pelayanan dan Penanganan Pengaduan

Peserta.

6. Kepala Unit Hukum, Komunikasi Publik, dan Kepatuhan

Tugasnya adalah menyusun rencana kerja pengawasan dan kepatuhan,

melakukan koordinasi untuk melakukan tindakan yang diperlukan,

menerbitkan surat konfirmasi dan pengecekan data atau pemeriksaan

lapangan terhadap peserta yang menunggak pembayaran iuran, dan

membuat laporan.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Unit Hukum, Komunikasi Publik,

dan Kepatuhan dibantu oleh :

a. Petugas Pemeriksa

b. Staf Hukum dan Komunikasi Publik

7. Kepala Unit Umum dan Keuangan

Tugasnya adalah menerbitkan neraca perolehan kantor cabang,

menandatangani cek, bilyet giro untuk pembayaran bersama kepala

kantor cabang atau pejabat yang ditunjuk, mengendalikan anggaran,

menandatangani voucher penerimaan dan pengeluaran kas/bank,

monitoring dan evaluasi terhadap penerimaan iuran, melakukan verifikasi

atas semua bukti transaksi keuangan, mengkoordinir pembuatan laporan

(14)

melaporkan semua jenis pajak, membina sumber daya manusia dan

memenuhi sarana kantor, serta membuat laporan.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Unit Umum dan Keuangan dibantu

oleh:

a. Staf Sumber Daya Manusia

b. Staf Umum, Administrasi, dan Kesekretariatan

c. Staf Penagihan

d. Staf Akuntansi dan Keuangan

e. Kasir

8. Kepala Layanan Operasional Kabupaten

Tugasnya adalah sebagai perwakilan dari kantor cabang Kabanjahe, yang

merupakan perpanjangan tangan dari seluruh unit yang ada di kantor

menurut daerah kerja masing-masing kabupaten, dan membuat laporan.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Layanan Operasional Kabupaten

dibantu oleh Staf Pemasaran Kepesertaan dan Unit Pengendalian Mutu

Pelayanan dan Penaganan Pengaduan Peserta.

9. IT Helpdesk

Tugasnya adalah melakukan pemeliharaan penjagaan keamanan database,

melakukan pengiriman data kepesertaan dan iuran ke kantor pusat,

mengatur kewenangan pemakai sistem, melakukan back up untuk

kelangsungan operasional (back up, security, dan recovery), melakukan

pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas komputer berupa hardware,

Gambar

Tabel 2.1 Daftar Kantor BPJS Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan akuntansi pajak dan akuntansi komersial dapat memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kualitas laba karena peraturan perpajakan justru cenderung

Karena tak ada kejelasan tindak lanjut kasus tersebut.Sementara Kajari Bengkulu Wito SH, M.Hum melalui Kasi Pidsus Ujang Suryana SH, MH yang ditemui RB menyatakan

Based on these analyses showed in Table 2, we define the anomaly detection of human dynamics monitoring as a problem that de- tects contextual anomalies in time-series data of

Since the self-localization of the mobile device is based on GPS, gyro sensor, acceleration meter and magnetic field sensor (called as position and orientation system (POS) in

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jumlah ekstrak cassia vera yang ditambahkan ke dalam bubuk minuman instan pegagan memberikan pengaruh yang berbeda

Dengan menggunakan persamaan seperti pada bagian teori [2] Pada perhitungan availability pada planned downtime di backup server baik pada dedicated dan cloud

KUMPULAN DENAH 36 LEBAR

Warning of illustrated cigarette packaging and smoking cessation intention in Sleman.. Sendhy Krisnasari , Fatwa Sari Tetra Dewi 1 ​ 1 ​ , Abdul Wahab