• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802012120 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802012120 Full text"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENGAMBILAN

KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH

SALATIGA

OLEH

OKKY SANTIAGO TANAKA 802012120

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagaian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen SatyaWacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Okky Santiag Tanaka

NIM : 802012120

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jenis karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal bebas royalty non-eksklusif (non-eclusif royalty freeright) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

Dengan hak bebas royalty non eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih media/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Okky Santiago Tanaka

Nim : 802012120

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA Yang dibimbing oleh :

Heru Astikasari S. Murti, S.Psi., MA.

Adalah benar - benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 6 Desember 2016

Yang memberi pernyataan,

(6)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

Oleh

Okky Santiago Tanaka

802012120

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui pada tanggal :

Oleh :

Pembimbing,

Heru Astikasari S. Murti, S. Psi., MA

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS. Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(7)

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA

Okky Santiago Tanaka

Heru Astikasari

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(8)

i Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti apakah terdapat hubungan positif antara konsep

diri dengan pengambilan keputusan karir pada siswa SMK Muhammadiyah Salatiga. Alat

ukur yang digunakan skala konsep diri dan skala pengambilan keputusan karir. Partisipan

dalam penelitian ini adalah siswa- siswi SMK Muhammadiyah Salatiga. Subyek dalam

penelitian 54 siswa, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Sampling Jenuh. Analisis

data yang menggunakan perhitungan korelasi Pearson Product moment menunjukkan bahwa

besarnya korelasi antara variabel konsep diri dengan variabel pengambilan keputusan karir

adalah r = 0,414 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,02). Berdasarkan hasil ini Hipotesis di

terima, artinya adanya hubungan positif antara konsep diri dengan pengambilan keputusan

karir pada siswa SMK Muhammadiyah Salatiga.

(9)

ii Abstrak

The purpose of this study was to examine whether there is a relationship positive between

self-concept and career decision-making to the students of SMK Muhammadiyah Salatiga.

Measuring instruments used self-concept scale and the scale of career decision-making.

Participants in this study were students of SMK Muhammadiyah dents Salatiga. Subjects in

the study 54 students, sampling is done with saturated sampling technique. Analysis of the

data using the Pearson product moment correlation calculation shows that the magnitude of

the correlation between the variables self-concept with career decision-making variables was

r = 0.414 with a significance of 0.000 (p <0.02). Based on the results of this hypothesis is

accepted, meaning that a positive relationship between self-concept and career

decision-making to the students of SMK Muhammadiyah Salatiga.

(10)

1

PENDAHULUAN

Persaingan dunia kerja di era globalisasi semakin tinggi, setiap industri dalam dunia

kerja berusaha untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas kerjanya. Diantara usaha yang

dilakukan yaitu dengan melakukan penyerapan angkatan kerja baru yang siap dalam bekerja.

Para calon tenaga kerja harus mempersiapkan diri dengan kemampuan-kemampuan yang

dibutuhkan di dalam dunia kerja. Diantara lembaga pendidikan yang mempersiapkan calon

tenaga kerja yang siap untuk bekerja adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan

pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam

bidang tertentu. SMK dituntut mampu menghasilkan lulusan dengan kompetensi standar yang

diharapkan oleh dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan atau yang lebih dikenal dengan

singkatan SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang

menyelenggarakan pendidikan kejuruan.

Dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai dengan

bidang pekerjaaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing tinggi. Untuk menghasilkan

tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja diperlukan lulusan dari SMK yang

memiliki kesiapan dan kompetensi kerja yang bagus. SMK diarahkan untuk membentuk

siswanya siap bekerja, akan tetapi hal tersebut belum terlaksana dengan baik.

(Depnakertrans.2012. Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan), berdasarkan hasil

pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik yang kemudian diolah oleh Pusat Data dan

Informasi Ketenagakerjaan pada bulan Mei tahun 2015 siswa lulusan SMK di Indonesia yang

sudah bekerja berjumlah 11, 80 juta orang, sedangkan pengangguran terbuka yang berasal

dari lulusan SMK berjumlah 1, 17 juta orang. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung

bahwa jumlah pengangguran terbuka 15, 76% di tingkat pendidikan SMK. Berdasarkan

(11)

2

yang belum siap untuk bekerja. Untuk itu masih banyak siswa SMK yang belum memiliki

pekerjaan dan menjadi pengangguran. Sedangkan pekerjaan dan keputusan karir hal yang

sangat penting untuk hidup di masa depan.

Karir telah seringkali menggantikan istilah kejuruan baik dalam literatur dan praktik,

sehingga istilah perkembangan karir, panduan karir, konseling karir dan pendidikan karir saat

ini lebih umum digunakan dibandingkan istilah panduan kejuruan. Karir dianggap sebagai

kehidupan pekerjaan profesional yang melibatkan keterdepanan, sekarang ini istilah itu

digunakan untuk menggambarkan seluruh peran pekerjaan (Patton & McMahon, 2001).

Menurut Herr dan Cramer (1979) karir memiliki peranan yang sangat besar dalam

memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial dan psikologis.

Secara ekonomi orang yang bekerja akan memperoleh penghasilan atau uang untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara sosial orang yang bekerja akan lebih dihargai

dibandingkan dengan orang yang menganggur. Hal ini menyebabkan mereka bekerja akan

memiliki status sosial yang lebih tinggi di masyarakat dibandingkan dengan mereka yang

tidak bekerja. Sedangkan secara psikologis orang yang bekerja memiliki harga diri dan

kompetensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja, Herr dan

Cramer (dalam Isaacson, 1985). Bekerja akan meningkatkan harga diri seseorang karena ia

merasakan bahwa kegiatan yang dilakukan akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi

orang lain, sedangkan orang yang tidak bekerja merasa tidak menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat bagi orang lain dan berdampak pada harga diri orang itu yang menjadi rendah

(Myers, Little & Robinson, 1955).

Karir bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruah (SMK) sangatlah penting, karena salah

satu permasalahan yang dialami siswa SMK setelah menyelesaikan studinya adalah

(12)

3

SMK dibutuhkan agar mereka dapat tepat dalam mengambil keputusan karier yang sesuai

dengan kemampuannya. (Halida 2014)

Pengambilan keputusan karir menurut Brown (2002) adalah sebuah proses ketika

seseorang mengintegrasikan pengetahuan mengenai dirinya dan mengenai pekerjaan untuk

mendapatkan keputusan pemilihan pekerjaan. Conger( 1991) mengatakan bahwa dengan

menentukan pengambilan keputusan karir, seseorang akan mengembangkan konsep diri dan

identitas dirinya sehingga ia menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab atas karir

(pekerjaan) yang dipilihnya. Menurut Conger (1991) aspek pengambilan keputusan karir

terdapat Pengetahuan dan pemahan mengenai karir, Kecocokan pilihan karir dengan diri,

Minat, Proses membuat keputusan, Masalah interpersonal. Ketika melakukan pengambilan

keputusan karir, setiap orang dituntut untuk dapat berpikir kritis dan melakukan evaluasi diri

(Brown, 2002 )

Memutuskan karier setelah lulus dari SMA/SMK merupakan perpaduan faktor dalam

diri individu dan faktor luar individu. Faktor yang paling mendasar dalam diri adalah konsep

diri. Proses ini menunjang pelaksanaan individu untuk menterjemahkan konsep dirinya

terhadap pekerjaan. Karena itu remaja dalam pemantapan karienya harus mempunyai konsep

diri atau kemampuan dalam menilai, memahami dirinya sendiri yang secara nyata mampu

membantu menentukan langkah pengambilan keputusan karier yang tepat (Super dalam

Santrock 2002)

Marliyah (2004) mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam

pengambilan keputusan karir, faktor eksternal yaitu faktor yang disebabkan dari luar diri

seseorang. Antara lain dipengaruhi oleh status sosial, ekonomi, keluarga, pengaruh dari

keluarga khususnya orangtua, pendidikan sekolah, teman sebaya, serta latar belakang budaya,

sedangkan faktor internal yaitu faktor yang disebabkan dari dalam dirinya sendiri. Antara lain

(13)

4

nilai-nilai kehidupan serta pengetahuan, konsep diri termasuk dalam factor pengambilan

keputusan karir yang berasal dari dalam atau internal.

Marsh (1990) mengatakan konsep diri adalah gambaran mental diri sendiri yaitu terdiri

atas pengetahuan, harapan dan penilaian tentang diri sendiri. Pengetahuan disini ialah

informasi yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Selain individu mempunyai satu

set pandangan tentang siapa dirinya, individu juga memiliki atu set pandangan lain, yaitu

tentang kemungkinan menjadi apa di masa mendatang. Singkatnya, setiap individu

mempunyai pengharapan bagi dirinya sendiri dan pengharapan tersebut berbeda-beda pada

setiap individu. Sedangkan penilaian ialah pengukuran diri atas kondisi ideal yang seharusnya

terjadi pada diri sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran individu tentang

keadaannya saat ini dengan apa yang menurutnya dapat terjadi pada dirinya.

Hurlock (2010) mengatakan bahwa konsep diri merupakan bayangan cermin, sebagian

besar ditentukan oleh peran dan hubungan dengan orang lain, serta reaksi orang lain terhadap

diri seseorang, Hurlock (2010) mengemukakan bahwa konsep diri memiliki 2 aspek yaitu

fisik dan psikologis.

Menurut Calhoun dan Acocella (1990), konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri

positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri

dimana individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep diri

yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif dapat

memahami dan menerima sejumlah fakta yan sangat bermacam-macam tentang dirinya

sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima dirinya

apa adanya. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang

sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai,

(14)

5

proses penemuan. Sedangkan Konsep diri negative memiliki Pandangan individu tentang

dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan, kestabilan dan keutuhan

diri. Individu tersebut benar- benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau

yang dihargai dalam kehidupannya.

Terdapat komponen konsep diri menurut Suliswati, et al. (2005), dan Kusumawati dan

Hatono, (2010), menjelaskan bahwa komponen konsep diri terdiri dari citra tubuh (body

image), ideal diri (self-ideal), harga diri (self-esteem), peran (self- role), dan identitas diri

(self-identity). Menuruth Marsh (1993) terdapat faktor external dan internal yang

berpengaruh terhadap konsep diri yaitu orang tua, teman sebaya, masyarakat, kepercayaan

diri, penerimaan diri, penghargaan diri

Hasil penelitian sebelumnya Halida (2014) menunjukkan terdapat hubungan yang

cukup kuat antara konsep diri dengan pengambilan keputusan karier yaitu dengan koefisien

korelasi 0,463 dan p=0,000 < 0,05.

Dari penulis juga melakukan wawancara pada 27 Oktober 2016 kepada perwakilan

siswa kelas 3 (tiga) di SMK Muhammadiyah Salatiga berjumlah 7 orang, saat ditanya

tentang rencana setelah mereka lulus, dan para menjawab dengan “tidak tahu, bingung mau

melanjutkan kuliah atau tidak, belum siap bekerja juga, belum ada gambaran nanti bekerja

seperti apa”. Dan ada siswa mengatakan Saya nanti bekerja dulu saja di Damatek seperti

teman-teman saya, Dari penulis juga melakukan wawancara dengan guru Bimbingan

Konseling di SMK Muhammadiyah Salatiga beliau menyampaikan bahwa para siswa masih

ragu dan kurang percaya diri untuk mengambil keputusan setelah lulus, masih takut bekerja

karena merasa belum mampu dan tidak tahu nanti mau bekerja apa. Walaupun sebenarnya

dari pihak sekolah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk para siswa mau maju dan

(15)

6

mengikuti bursa kerja yang biasanya diadakan pemerintah kota Salatiga. Namun pihak

sekolah tidak pantang menyerah untuk berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk

para siswanya.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang hubungan antara

Konsep diri dengan pengambilan keputusan karir pada siswa SMK Muhammadiyah

Salatiga.

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri

(16)

7

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Pengambilan Keputusan Karir

Brown (2002) ingin mengatakan bahwa pengambilan keputusan karir merupakan sebuah

proses yang tidak hanya meliputi pada pemilihan karir, tetapi juga berperan dalam membuat

komitmen untuk melaksanakan tindakan yang penting untuk melaksanakan pilihannya.

Melalui definisi tersebut diketahui bahwa pengambilan keputusan karir tidak hanya dalam

kaitan pengambilan keputusannya saja, tetapi termasuk dalam rangkaian proses untuk

memikirkan bagaimana pencapaian keputusan tersebut.

Taylor dan Betz (1983) mendefinisikandiri pengambilan keputusan karir sebagai

keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam membuat keputusan dalam bidang karir.

B. Aspek-Aspek pengambilan keputusan karir

Menurut Conger (Yulia 1999) aspek-aspek pengambilan keputusan karir yaitu:

1. Pengetahuan Mengenai Karir.

Sejauh mana pengetahuan seseorang tentang dunia kerja dan berbagai tugas yang ada

dalam pekerjaan. Pengetahuan dalam dunia kerja meliputi juga pengetahuan mengenai tren

dunia kerja, sikap maupun kesempatan kerja.

2. Pemahaman Diri.

Kemampuan seseorang tersebut dalam menilai kekuatan dan kelemahan yang ada dalam

dirinya untuk mencapai pengambilan keputusan karir.

3. Kecocokan Pilihan Karir Dengan Diri.

Kemampuan seseorang dalam membuat pilihan pekerjaan yang paling sesuai dan terbaik

bagi dirinya.

4. Minat.

Pengambilan keputusan keinginan dalam memilih karir untuk mengembangkan hidup di

(17)

8

5. Proses membuat Keputusan.

Perubahan yang diambil untuk menghasilkan dan menentukan pengambilankeputusan

karir.

6. Masalah Interpersonal.

Seseorang harus memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan proses pengambilan keputusan karir yang dalam hal ini adalah pekerjaan

C. Faktor Pengambilan Keputusan Karir

Marliyah (2004) mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam

pengambilan keputusan karir adalah faktor internal yaitu faktor yang disebabkan dari dalam

dirinya sendiri. Antara lain dipengaruhi oleh intelegensi, konsep diri, bakat, minat, sifat-sifat

kepribadian, keadaan fisik, nilai-nilai kehidupan serta pengetahuan. Sedangkan faktor

eksternal yaitu faktor yang disebabkan dari luar diri seseorang. Antara lain dipengaruhi oleh

status sosial, ekonomi, keluarga, pengaruh dari keluarga khususnya orangtua, pendidikan

sekolah, teman sebaya, serta latar belakang budaya

Konsep diri

Pengertian Konsep Diri

Marsh (1990) mengatakan konsep diri adalah gambaran mental diri sendiri yaitu

terdiri atas pengetahuan, harapan dan penilaian tentang diri sendiri. Pengetahuan disini ialah

informasi yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Selain individu mempunyai satu

set pandangan tentang siapa dirinya, individu juga memiliki atu set pandangan lain, yaitu

tentang kemungkinan menjadi apa di masa mendatang. Singkatnya, setiap individu

mempunyai pengharapan bagi dirinya sendiri dan pengharapan tersebut berbeda-beda pada

setiap individu. Sedangkan penilaian ialah pengukuran diri atas kondisi ideal yang seharusnya

terjadi pada diri sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran individu tentang

(18)

9

Hurlock (2010) mengatkan bahwa konsep diri merupakan bayangan cermin, sebagian

besar ditentukan oleh peran dan hubungan dengan orang lain, serta reaksi orang lain terhadap

diri seseorang. Hurlock (2010) mengemukakan bahwa konsep diri memiliki 2 aspek sebagai

berikut.

a. Fisik

Aspek fisik terdiri dari konsep yang dimiliki individu tentang penampilan, kesesuaian

dengan jenis kelamin, arti penting tubuh dalam hubungan dengan perilaku, dan perasaan

gengsi di hadapan orang lain yang disebabkan oleh keadaan fisiknya.

b. Psikologis

Aspek psikologis terdiri dari konsep diri individu, harga diri dan hubungannya

dengan orang lain, serta kemampuan dan ketidakmampuannya

Jenis-Jenis Konsep Diri

Menurut Calhoun dan Acocella (1990), dalam perkembangannya konsep diri terbagi

dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.

Konsep Diri Positif

Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana individu dengan konsep

diri positif mengenal dirinya dengan baik sekali. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan

bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima

sejumlah fakta yan sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi

terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima dirinya apa adanya. Individu

yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas,

yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi

(19)

10

Konsep Diri Negatif

Konsep diri negative memiliki Pandangan individu tentang dirinya sendiri

benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaan, kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut

benar- benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam

kehidupannya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Menurut Marsh (1993), faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu:

A. Faktor Eksternal

(1) Orang Tua

Orang tua kita merupakan kontak sosial paling awal yang kita alami dan yang paling kuat.

Informasi yang dikomunikasikan orang tua pada anak akan lebih menancap daripada inforasi

lain yang diterima anak sepanjang hidupnya dan orang tualah yang menetapkan penghargaan

bagi anak- anaknya. Marsh (1993) menyatakan bahwa ada kaitan yang positif antara

keyakinan orang tua dan keyakinan anak terhadap kemampuannya. Hubungan ini meningkat

selama masa sekolah dasar.

(2) Teman Sebaya

Teman sebaya sangatlah mempengaruhi konsep diri remaja. Remaja juga membutuhkan

penerimaan dari temannya atau kelompoknya. Apabila anak selalu digoda, dicaci maki dan

dibentak, maka konsep diri anak akan terganggu. Jadi pendangan individu mengenai

kemampuannya juga didapat dari pengaruh teman sebaya.

(3) Masyarakat

Anak muda tidak terlalu mementingkan kelahiran mereka, kenyataannya

bahwa mereka hitam atau putih, anak orang kaya atau bukan, mereka laki-laki atau

perempuan. Tetapi masyarakat menganggap penting fakta semacam ini, akhirnya penilaian

(20)

11

B. Faktor Internal

(1) Kepercayaan Diri

Remaja yang mempunyai kepercayaan diri tinggi akan merasa yakin akan kemampuannya

dan mereka akn berusaha mencapai potensi yang tinggi. Sebaliknya remaja yang mempunyai

kepercayaan diri rendah akan meliputi keraguan akan kemampuan yang dimilikinya.

(2) Penerimaan Diri

Para remaja yang dapat menerima baik kelebihan maupun kekurangannya akan dapat

memperkirakan kemampuan yang dimilikinnya, dan yakin terhadap ukuran-ukurannya

sendiri tanpa harus terpengaruh terhadap pendapat-pendapat orang lain selanjutnya remaja

akan mampu untuk menerima keterbatasan dirinya tanpa harus menyalahkan orang lain.

(3) Penghargaan Diri

Rasa harga diri pada diri remaja tumbuh dan berasal dari penilaian pribadi yang kemudian

menghasilkan suatu akibat terutama pada proses pemikiran, perasaan-perasaan,

keinginan-keinginan, nilai-nilai, dan tujuannya yang membawa kearah keberhasilan atau kegagalannya.

Pada remaja yang menghargai dirinya akan berpikir positif akan kemampuannya.

Komponen Konsep Diri

Komponen konsep diri menurut Suliswati, et al. (2005), dan Kusumawati & Hatono,

(2010), menjelaskan bahwa komponen konsep diri terdiri dari citra tubuh (body image), ideal

diri (self-ideal), harga diri (self-esteem), peran (self- role), dan identitas diri (self-identity).

1) Citra Tubuh (body image)

Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak disadari

meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan

dan potensi tubuh. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga

(21)

12

2) Ideal Diri (self-ideal)

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana harus berperilaku sesuai standar

pribadi, dibentuk oleh gambaran tipe orang yang diinginkan; sejumlah aspirasi, nilai, dan

tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma masyarakat.

3) Harga Diri (self-esteem)

Harga diri merupakan penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri

diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati, dan dihargai. Individu akan

merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalamai keberhasilan, sebaliknya individu akan

merasa harga dirnya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak

diterima lingkungan.

4) Peran (self-role)

Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang dihapakan oleh

masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosialnya.

5) Identitas Diri (self-identity)

Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan

penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai sesuatu kesatuan

yang utuh, berhubungan dengan perasaan berbeda dengan orang lain, dan berhubungan

dengan jenis kelamin.

Hubungan Konsep Diri Dengan Pengambilan Keputusan Karier

Ada banyak factor dalam pengambilan keputusan karir salah satunya adalah konsep

diri, Conger( 1991) mengatakan bahwa dengan menentukan pengambilan keputusan karir,

seseorang akan mengembangkan konsep diri dan identitas dirinya sehingga ia menjadi

pribadi yang lebih bertanggung jawab atas karir (pekerjaan) yang dipilihnya, Dalam

(22)

13

memahami dirinya sendiri yang secara nyata mampu membantu menentukan langkah

pengambilan keputusan karier yang tepat (Santrock,2002).

Karir merupakan perwujudan konsep diri. Artinya bahwa orang mempunyai konsep

diri dan ia berusaha menerapkan konsep diri itu dengan memilih karir. Hal yang menurut

orang tersebut paling memungkinkannya berekspresi diri. Menurut paham ini, pilihan karir

adalah soal mencocokan tetapi memandang bahwa pilihan karir itu bukan peristiwa yang

sekali terjadi dalam hidup seseorang. Orang dan situasi lingkungannya itu berkembang, dan

keputusan karir itu merupakan rangkaian yang tersusun atas keputusan yang kecil-kecil

(Super 1984) Dalam kehidupan sehari-hari konsep diri diterapkan oleh seseorang sesuai

dengan keadaan dirinya sendiri. Seorang yang berkonsep diri positif dalam mengambil

suatu keputusan maka ia akan merecanakan dan mempertimbangkan kenyataan yang

sesungguhnya tentang keputusan yang akan dia ambil. Sedangkan seorang yang berkonsep

diri negative akan tidak mengerti tentang dirinya dan bingung dalam pengambilan keputusan

karir

Hasil penelitian sebelumnya Halida (2014) menunjukkan terdapat hubungan yang

cukup kuat antara konsep diri dengan pengambilan keputusan karier yaitu dengan koefisien

korelasi 0,463 dan p=0,000 < 0,05

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang di gunakan dalam peneletian ini adalah kuantitatif. Menurut Azwar

(2012), pada pendekatan kuantitatif, data peneltian hanya akan dapat diinterpestasikan

dengan lebih objektif apabila diperoleh melalui suatu proses pengukuran, di samping valid

dan reliable, juga objektif.

Variable-variable yang akan di libatkan dalam peneltian ini adalah :

Variabel Terikat : Keputusan Pengambilan Karir

(23)

14

Partisipan

Populasi& Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III (tiga) laki-laki di SMK

Muhamadiyah Salatiga sebanyak 54 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah

teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah sensus teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan menjadi sampel.

Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala pengambilan

keputusan karir dan skala konsep diri. Skala pengambilan keputusan karir disusun sendiri

oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Yulia (1999). Skala

Konsep diri disusun Suliswati 2005 dan kusumawati, F dan hatono,Y. (2010)

Skala Pengambilan Keputusan Karir

Skala ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan

oleh Conger (Yulia 1999) yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu: (1) pengetahuan mengenai

karir, (2) pemahaman diri, (3) kecocokan pilihan karir dengan diri, (4) minat, (5) proses

membuat keputusan, dan (6) masalah interpersonal. Dalam teknik penilaian atau scoring,

digunakan skala Likert dengan empat alternative jawaban yang berkisar dari sangat sesuai,

sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Skala pengambilan keputusan karir berjumlah 36

item yang terdiri atas 20 item favorabel dan 16 item unfavorabel. Nilai item favorabel akan

memiliki skor 4 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk

jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Begitupun

sebaliknya, untuk nilai unfavorabel akan memiliki skor 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 2

atas jawaban sesuai (S), 3 atas jawaban tidak sesuai (TS), dan 4 atas jawaban sangat tidak

(24)

15

pulapengambilan keputusan karir yang terdapat pada siswa. Begitupun sebaliknya, semakin

rendah skor yang didapat, maka hal tersebut menunjukan semakin rendah pula pengambilan

keputusan karir yang terdapat pada siswa. maka hal tersebut menunjukan semakin rendah

pulapengambilan keputusan karir yang terdapat pada mahasiswa, Guildford (1956) yang

menyatakan bahwa item pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥ 0,2.

Skala Konsep Diri

Komponen konsep diri menurut Suliswati, et al. (2005), dan Kusumawati & Hatono,

(2010), menjelaskan bahwa komponen konsep diri terdiri dari citra tubuh (body image), ideal

diri (self-ideal), harga diri (self-esteem), peran (self- role), dan identitas diri (self-identity).

Dalam teknik penilaian atau scoring, digunakan skala Likert dengan empat alternative

jawaban yang berkisar dari sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Skala

pengambilan keputusan karir berjumlah 42item yang terdiri atas item 24 favorabel dan 18

item unfavorabel. Nilai item favorabel akan memiliki skor 4 untuk jawaban sangat sesuai

(SS), 3 untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban

sangat tidak sesuai (STS). Begitupun sebaliknya, untuk nilai unfavorabel akan memiliki skor

1 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 2 atas jawaban sesuai (S), 3 atas jawaban tidak sesuai

(TS), dan 4 atas jawaban sangat tidak sesuai (STS). Semakin tinggi skor yang didapat akan

menujukan semakin tinggi pula pengambilan konsep diri yang terdapat pada mahasiswa

tingkat ahir Begitupun sebaliknya, semakin rendah skor yang didapat, maka hal tersebut

menunjukan semakin rendah pula pengambilan Konsep diri yang terdapat pada Mahasiswa

tingkat akhir. Maka hal tersebut menunjukan semakin rendah pula pengambilan keputusan

karir yang terdapat pada mahasiswa tingkat akhir, Guildford (1956) yang menyatakan bahwa

(25)

16

Pembahasan Hasil

Tabel Kriteria SkorPengambilan Keputusan Karir

No. Interval Kategori Frekuensi Presentase Mean SD

1. 68,25≤ x≤ 84

x = skor pengambilan keputusan karir

Berdasarkan tabel kategorisasi pengukuran skala Pengambilan Keputusan Karir

diatas dapat dilihat bahwa 54 subjek memiliki skor Pengambilan Keputusan Karir yang

berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 40,75 %, 32 subjek yang memiliki

skor Pengambilan Keputusan Karir yang berada pada kategori Tinggi dengan persentase

59,25% .Berdasarkan rata-rata sebesar 67,24 dapat dikatakan bahwa rata-rata Pengambilan

Keputusan Karir mahasiswa pada SMK Muhamadiyah Salatiga berada pada kategori

(26)

17

Tabel Kriteria Skor Konsep Diri

No. Interval Kategori Frekuensi Presentase Mean SD

1. 58,5≤ x≤ 72

Sangat

Tinggi

54 100%

78,24 7,427

2. 45 ≤ x<58,5 Tinggi 0 0 %

3. 31,5≤ x<45 Rendah 0 0 %

4. 18≤ x<31,5

Sangat

Rendah

0 0%

Jumlah 54 100 %

x = skor konsep diri

Berdasarkan tabel kategorisasi pengukuran skala Konsep Diri dapat dilihat bahwa 14

subjek yang memiliki skor Konsep Diri pada sangat kategori tinggi dengan persentase

100%.Berdasarkan rata-rata sebesar 78,24 dapat dikatakan bahwa konsep diri dengan

pengambilan keputusan karir berada pada kategori sangat sesuai dengan standar deviasi

7,427

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata Pengambilan keputusan karir pada kategori

(27)

18

Uji Korelasi

Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan, diketahui bahwa data yang diperoleh K-S-Z =

0,617 p =0,841, p > 0,05) dan skala konsep diri (K-S-Z = 0, 552p = 0, .921 p > 0,05), untuk

deviation from linearity sebesar F = 0, .961dan p = 0, 531 (p > 0,05).berdistribusi normal dan

variabel-variabel penelitian linear maka uji korelasi yang dilakukan dengan menggunakan

korelasi Pearson. Tabel 4 menunjukkan hasil dari uji korelasi.

Tabel 4. Hasil Uji Korelasi antara Konsep diridengan pengambilan keputusan karir Pada SMK Muhammadiyah Salatiga

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil dari uji korelasi menunjukkan ada hubungan positif antara konsep diri dengan

pengambilan keputusan karir pada SMK Muhammadiyah salatiga dengan r = 0,414 (p <

(28)

19

antara konsep diri dengan pengambilan keputusan karir pada siswa SMK Muhammadiyah

salatiga.

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara konsep diri pengambilan keputusan

karir pada SMK Muhammadiyah Salatiga didapatkan hasil uji korelasi yang menunjukkan

korelasi positif yang signifikan r = 0,414 (p <0.02) Hasil tersebut menunjukkan bahwa antara

Konsep diri pengambilan keputusan karir pada SMK Muhammadiyah Salatiga berhubungan

Positif, Ini menunjukkan semakin tinggi Konsep diri siswa kelas 3 SMK Muhamadiyah

Salatiga maka semakin tinggi pengambilan keputusan karir.

Rerata siswa kelas 3 SMK Muhamadiyah Salatiga memiliki tingkat konsep diri yang

berada pada kategori sangat tinggi dan juga rerata siswa memiliki tingkat pengambilan

keputusan karir berada pada kategori tinggi. Adanya hubungan yang cukup kuat antara

konsep diri dengan pengambilan keputusan karier pada siswa kelas 3 SMK Muhammadiyah

Salatiga ini sesuai dengan pendapat Super (dalam Sukardi, 1993) kerja merupakan

perwujudan konsep diri. Artinya bahwa orang mempunyai konsep diri dan ia berusaha

menerapkan konsep diri itu dengan memilih pekerjaan, hal yang menurut orang tersebut

paling memungkinkannya berekspresi diri.

Pengambilan keputusan merupakan suatu permasalahan yang harus diselesaikan secara

mandiri oleh setiap orang. Melalui konsep diri yang positif akan membantu seorang siswa

SMK dalam menyelesaikan masalah pengambilan keputusan yang dihadapi dan sebaliknya

Siswa SMK yang mempunyai konsep diri yang negatif akan kesulitan dalam menyelesaikan

masalah pengambilan keputusan. Menurut Calhoun dan Acocella (1990) Konsep diri positif

menunjukkan adanya penerimaan diri dimana individu dengan konsep diri positif mengenal

dirinya dengan baik sekali. Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu

(29)

20

bermacam-macam tentang dirinya sendiri sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi

positif dan dapat menerima dirinya apa adanya. Individu yang memiliki konsep diri positif

akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memiliki

kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan atau masalah

didepannya serta menganggap bahwa hidup adalah suatu proses penemuan.

Dalam kehidupan sehari-hari konsep diri diterapkan oleh seseorang sesuai dengan

keadaan dirinya sendiri. Misalnya seseorang yang berkonsep diri baik dalam mengambil

suatu keputusan maka ia akan mempelajari dan mempertimbangkan kenyataan yang

sesungguhnya tentang keputusan yang akan dia ambil. Dengan kata lain orang yang

mempunya konsep diri positif akan mengambil keputusan tanpa emosional. Jadi konsep diri

mempunyai peranan untuk meningkatkan bahkan mengurangi kemampuan siswa dalam

pengabilan keputusan karier, dengan mempunyai konsep diri yang baik seseorang mampu

mengambil keputusan karir, Conger( 1991) mengatakan bahwa dengan menentukan

pengambilan keputusan karir, seseorang akan mengembangkan konsep diri dan identitas

dirinya sehingga ia menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab atas karir (pekerjaan)

yang dipilihnya

Stitt-Gohdes (1997) mengatakan bahwa jika individu memiliki konsep diri yang baik

maka yakin terhadap kemampuan-kemampuannya dalam mengambil keputusan tentang karir

dimasa depan, maka mereka akan mencoba untuk melakukan sesuatu, mempunyai harapan

terhadap hasil perilaku tersebut dan berperilaku dengan cara-cara yang diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan-tujuannya. Jadi pentingnya konsep diri dalam pengambilan

keputusan karier perlu diperhatikan terutama pada Siswa SMK. Dengan kesadaran dan

penerimaan diri seseorang mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep

(30)

21

memiliki rasa percaya dan yakin akan dirinya sendiri. Hal ini merupakan bukti keyakinan

terhadap tindakan dalam melakukan pengambilan keputusan kariernya.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Halida (2014) menunjukkan terdapat

hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan pengambilan keputusan karier pada

SMK Negeri 1 Jenagan Ponorogo.

Sumbangan efektif yang diberikan oleh konsep diri terhadap pengambilan keputusan

karir pada siswa adalah sebesar 17,1% ini berati konsep diri memiliki konstribusi sebesar

17,1% terhadap pengambilan keputusan karir pada siswa, sedangkan 82,9% di pengaruhi oleh

factor-faktor lain di luar konsep diri yang dapat berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan karir.

Dari uraian diatas, penulis ada hubungan antara konsep diri pengambilan keputusan

karir pada SMK Muhammadiyah Salatiga Hal tersebut dikarenakan para siswa sudah

memiliki keyakinan dalam dirinya untuk mengambil keputusan karir dimasa depan.

Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang terlah di lakukan mengenai hubungan antara konsep

diri dengan pengambilan keputusan karir pada siswa SMK Muhamadiyah Salatiga diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan pengambilan

keputusan karir pada siswa SMK muhamadiyah salatiga

2. Rerata siswa kelas 3SMK Muhamadiyah Salatiga memiliki tingkat konsep diri yang

berada pada kategori sangat tinggi dan juga rerata siswa memiliki tingkat pengambilan

(31)

22

3. Sumbangan efektif yang di berikan oleh konsep diri terhadap pengambilan keputusan

karir pada siswa adalah sebesar 17,1% ini berate konsep diri memiliki kontribusi sebesar

17,1% terhadap peengambilan keputusan karir pada siswa, sedangkan 82,9% di

pengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar konsep diri yang dapat berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan karir.

Saran Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian, penelitian ini memberikan saran kepada sekolah untuk

lebih memberikan bimbingan dan lebih memfasilitasi dan memberikan program-program

yang dapat meningkatkan konsep diri siswa yaitu dengan adanya pembinaan yang

berkesinambungan mengenai pentingnya memikirkan pengambilan keputusan karir.

Sehingga siswa memilki penilaian yang positif terhadap dirinya sendiri tentang karir setelah

lulus di SMK Muhammadiyah Salatiga.

Siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan karir berada pada

kategori Sesuai. Para siswa disarankan dapat mempertahankan bahkan bisa mengembangkan

lagi karirnya saat ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengambilan

keputusan karir siswa, yaitu dengan cara meningkatkan konsep diri pengambilan keputusan

karir pada diri masing-masing siswa, seperti siswa disarankan untuk memiliki kepercayaan

diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan tugasnya yang berkaitan dengan proses

investigasi, memilih dan mengimplementasikan suatu pilihan pekerjaan.

Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran bagi peneliti selanjutnya untuk

meneliti faktor lain yang dapat meningkatkan munculnya pengambilan keputusan karir dan

(32)

23

mengembangkan variabel-variabel lain yang dapat digunakan, sehingga terungkap

faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir siswa SMK Muhamadiyah Salatiga

seperti usia, jenis kelamin, status ekonomi sosial, bahan pengajaran, perbedaan ras dan

budaya, peran penting pekerjaan (work salience). Selain itu, penulis menyadari bahwa dalam

penelitian ini terdapat kelemahan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis seperti tekhnik

penentuan sampel, sehingga untuk penelitian berikutnya disarankan dapat menentukan sampel

(33)

24

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2012). Metodologi penelitian. Yoygyakarta: Pustaka Belajar

Brown, Duane. (2002). Career choice and development (4th ed). San Francisco: John Wiley & Sons,Inc.

Brown, D., & Associates. (2002). Career choice & Development (3rd ed). San Fransisco: Jossey-Bass, Inc.

Betz, N.E., & Luzzo,D.A. (1996). Career assessment and the career decision-making self-efficacy scale. Journal of Career Assessment, 4, 413-428.

Conger, J.J. (1991). Adolesence and Youth: Psychologycal Development in a Changing World (4 th edition). New York: Harper Collins

Calhoun and Joan Ross Acocella. 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan , Terj. RS. Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press

Guay, F., Senecal. C., Gauthier, L., & Fernet, C. (2003). Predicting career indecision: A self determination theory perspective. Journal of Counseling Psychology, 50 (2), 166-177

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education. 3 rd Ed. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc

Hadi, S. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Halida (2014) Hubungan konsep diri dengan pengambilan keputusan Karir Siswa Kelasxiii SMK Negeri 1 Jenangan Ponorogo. Skripsi. Universitas Malang Islam negeri maulana malik

Hardy, M & Heyes, S. (1985). Pengantar Psikologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Hurlock, Elizabeth B. (2010). Perkembangan Anak. Edisi Keenam: Jilid 2. (Alih bahasa: Med. Meitasari Tjandrasa). Jakarta: Erlangga.

Lina Marliyah, dkk. 2004. Persepsi terhadap Dukungan Orang Tua dan Pembuatan Keputusan Karir Remaja. Jurnal Provitae, 1 (1) Januari.

Marsh, H.W., 1990, A Multidimensional, Hierarchical Model Of Self-Concept: Theoretical And Empirical Justification, Educational Psychology Review, Vol. 2

Patton, Wendy A. & McMahon, Mary L. (2001) Career development programs: Preparation for lifelong career decision making. Australian Council for Educational Research, Melbourne, Australia.

Santrock, J.W.2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi 5 Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta. EGC.

(34)

25

Taylor, K. M., & Betz, N. E. (1983). Applications of self efficacy theory to the understanding and treatment of career indecision. Journal of Vocational Behavior, 22, 63-81.

Yudi Ganing Dwi Utami & Hudaniah. 2013. Self Efficacy Dengan Kesiapan Kerja Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol 01.

Gambar

Tabel Kriteria Skor Pengambilan Keputusan Karir
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata Pengambilan keputusan karir pada kategori
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi antara Konsep diri dengan pengambilan keputusan karir

Referensi

Dokumen terkait

[r]

12.1 Doku men Kualifikasi dimasu kkan dalam sampul pen utup dan ditulis “Dokumen Ku alifikasi” dan n ama paket pekerjaan, nama dan alam at peserta, ser ta

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Metode analisis data yang digunakan adalah estimasi model regresi dengan menggunakan teknik analis OLS (ordinary least square). Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji

During the early primary school years (P – 3) , students must be given the opportunity to learn the essential motor skills upon which later learning

Selain itu juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman atau memudahkan penafsiran data, sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan, kreatif dan tidak

Dari hasil perhitungan nilai CSI berada dibawah 80 %, hal ini berarti pelanggan dalam hal ini pengunjung wahana wisata XY masih belum puas dengan pelayanan

yang memberikan permasalahan dalam kelas, dan teknik penyelesaian permasalahan tersebut dilakukan dengan kegiatan laboratorium. Setelah masalah terpecahkan melalui