• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Kameralisme Dalam Parlemen Indonesia (Kajian Hukum Normatif Terhadap Kedudukan DPD RI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Kameralisme Dalam Parlemen Indonesia (Kajian Hukum Normatif Terhadap Kedudukan DPD RI)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LATAR BELAKANG LAHIRNYA KAMERALISME DALAM PARLEMEN SUATU NEGARA

Suatu negara harus memiliki otoritas atau kekuasaan tertinggi untuk membuat

dan melaksanakan undang-undang. Otoritas atau kekuasaan tertinggi ini disebut

pemerintah. Pemerintah merupakan alat kelengkapan negara, suatu negara tidak

dapat eksis tanpa adanya pemerintah. Oleh karena itu, suatu negara harus memiliki

kekuasaan legislatif untuk membuat undang-undang, kekuasaan eksekutif untuk

melaksanakan undang-undang, dan kekuasaan yudikatif untuk kekuasaan peradilan

bagi yang melanggar undang-undang. Dengan kata lain, bahwa suatu negara

dikatakan negara demokrasi konstitusional (modern) terletak ditangan lembaga legislatif sebagai kekuasaan yang terdiri dari salah satu atau dua majelis dalam

parlemen suatu negara yang merupakan hasil pilihan rakyat (demokrasi).55

55

C.F.Strong, loc.cit, h. 10-11

Satu

majelis dapat diartikan satu kamar (unikameral), dimana hanya ada satu lembaga

legislatif dalam suatu negara, dua majelis dapat diartikan dua kamar (bikameral),

dimana hanya ada dua lembaga legislatif dalam suatu negara. Dalam suatu negara

yang demokrasi, baik negara kesatuan atau negara federal dalam suatu

parlemen/legislatif negara ada yang menerapkan unikameral atau bikameral. Selain

kedua sistem tersebut, terdapat tiga kamar (trikameral) dan empat kamar

(2)

A. Parlemen Sebagai Perwakilan Rakyat 1. Istilah Parlemen

Istilah badan legislatif atau legislature mencerminkan salah satu fungsi badan itu, yaitu legislate atau membuat peraturan perundang-undangan atau undang-undang. Nama lain yang sering dipakai ialah assembly yang mengutamakan unsur “berkumpul” (untuk membicarakan masalah-masalah publik). Nama lain lagi adalah

parliament, suatu istilah yang menekankan unsur “bicara” (parler) dan merundingkan. Sebutan lain mengutamakan representasiatau keterwakilan

anggota-anggotanya dan dinamakan people’s representative body atau Dewan Perwakilan Rakyat.56

Parlemen pada mulanya lahir sebagai wujud dari lahirnya doktrin kedaulatan

rakyat atau sovereignity. Kedaulatan dimaknai sebagai sifat khusus suatu negara, yang membedakannya dengan semua unit perkumpulan lainnya. Kedaulatan tersebut

diwujudkan dalam bentuk kekuasaan untuk membuat dan melaksanakan

undang-undang dengan segala cara pemaksaan yang diperlukan.

57

Dalam negara yang menganut prinsip-prinsip demokrasi atau kedaulatan

rakyat adanya lembaga perwakilan rakyat merupakan keharusan. Lembaga

perwakilan rakyat ada yang disebut dengan parlemen atau legislatif. Parlemen

(parliament) adalah sebuah dewan perwakilan rakyat dengan anggota yang dipilih

56

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, h. 315.

57

(3)

untuk satu periode. Sedangkan legislatif adalah badan deliberative pemerintah dengan kuasa membuat hukum.58

Dalam melaksanakan kedaulatan rakyat, Menurut Miriam Budiharjo, parlemen/legislatif sebagai perwakilan rakyat, harus memilki tiga fungsi penting

yaitu:59

4. Menentukan policy (kebijakan) dan membuat undang-undang. Untuk itu

lembaga perwakilan rakyat diberi hak inisiatif, hak untuk mengadakan

amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun oleh

pemerintah dan hak budget.

5. Mengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga supaya semua tindakan

eksekutif sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Untuk itu

parlemen diberi hak control khusus.

6. Fungsi lainnya, meliputi fungsi ratifikasi (ratify), yaitu mensahkan perjanjian

Internasional yang dibuat oleh eksekutif. Di Amerika, lembaga legislatif

bahkan memiliki wewenang untuk meng-“impeach” dan menuntut pejabat

tinggi termasuk Presiden.

Parlemen sebagai wujud dari perwakilan rakyat mengharuskan bahwa

anggotanya mewakili seluruh rakyat. Pada mulanya J.J.Rosseau sebagai pelopor gagasan kedaulatan rakyat tidak menginginkan adanya badan perwakilan rakyat. Ia

58

Charles Simabura, ibid, h. 26

59

(4)

mencita-citakan suatu bentuk “demokrasi langsung” dimana rakyat secara lansung

merundingkan serta memutuskan soal-soal kenegaraan dan politik.60

Adapun fungsi parlemen meliputi fungsi legislasi atau fungsi pengaturan

(

Oleh karena itu

suatu negara berdaulat jika kedaulatan tersebut berarasal dari rakyat, dan sebab itu

suatu negara harus memiliki organ-organ atau badan-badan kekuasaan negara untuk

menjalankan pemerintahan dalam suatu negara, karena pada dasarnya rakyat lah yang

berdaulat dan mewakili kekuasaannya kepada suatu badan yaitu pemerintah.

Bilamana pemerintah ini melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan kehendak

rakyat, maka rakyat akan bertindak menganti pemerintah itu.

Menurut Monstesquieu dengan ajaran Trias Politica bahwa kekuasaan negara dipisahkan menjadi tiga yakni; pertama: legislatif (kekuasaan perundang-undangan), kedua: eksekutif (kekuasaan melaksanakan pemerintahan atau melaksanakan

undang-undang), dan yudikatif (kekuasaan kehakiman atau peradilan) yang masing-masing

kekuasaan itu dilaksanakan oleh suatu badan yang berdiri sendiri, maka hal ini akan

menghilangkan kemungkinan timbulnya tindakan sewenang-wenang dari seorang

penguasa. Ketiga badan tersebut harus ada dalam suatu negara, dengan

parlemen/legislatif sebagai perwakilan rakyat dan sebagai pelaksana kedaulatan

rakyat.

2. Fungsi dan Peranan Parlemen

regelende functie), fungsi pengawasan (control

60

Charles Simabura, ibid, h. 27

(5)

(representation). Fungsi pengaturan berkenaan dengan kewenangan untuk menentukan peraturan perundang-undangan yang mengikat warga negara dengan

norma hukum yang mengikat dan membatasi. Selain itu, fungsi legislasi menyangkut

beberapa kegiatan berikut juga, yaitu:61

1. Prakarsa pembuatan undang-undang (legislative initiation

2. Pembahasan rancangan undang-undang (

).

law making process

3. Persetujuan atas pengesahan rancangan undang-undang ( ).

law enactment approval

4. Pemberian persetujuan pengikatan atau ratifikasi atau perjanjian atau

persetujuan internasional dan dokumen-dokumen hukum yang mengikat

lainnya. ( ).

Binding decision making on international agreement and treaties or other legal binding documents).

Sementara itu fungsi pengawasan meliputi pengawasan pemerintahan (control of executive), pengawasan pengeluaran (control of expenditure), dan pengawasan pemungutan pajak (control of taxation). Fungsi-fungsi tersebut dapat dirinci lagi sehingga meliputi:62

1. Pengawasan terhadap penentuan kebijakan (control of policy making

2. Pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan (

).

control of policy executing

61

Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II, Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006, h. 34

62

Jimly Asshidiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II…,ibid, h.36

(6)

3. Pengawasan terhadap penganggaran dan belanja negara (control of budgeting

4. Pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran dan belanja negara ( ).

control of budget implementation

5. Pengawasan terhadap kinerja pemerintahan ( ).

control of government performances

6. Pengawasan terhadap pengangkatan pejabat publik ( ).

control of political appointment of public officials) dalam bentuk persetujuan atau penolakan atau pun dalam bentuk pemberian pertimbangan.

Sedangkan fungsi representasi ada tiga, yaitu: Representasi politik (political representation; Representasi teritorial (territorial representation); dan Representasi fungsional (functional representation.)63 Representasi politik adalah perwakilan melalui partai politik. Dalam perkembangan pilar partai politik ini dipandang tidak

sempurna sehingga perlu dilengkapi dengan perwakilan daerah (regional representation) atau perwakilan teritorial (territorial representation).

Parlemen atau Legislatif dikenal oleh negara-negara di dunia dengan beberapa

nama, yaitu Parlemen; House of Lords dan House of Commons (Inggris), National Assembly (Prancis), Congres (Amerika), Congres National (Filipina), dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Indonesia).

63

(7)

B. Sistem Kameralisme pada Parlemen

Pada umumnya parlemen (sistem kameralisme pada parlemen) dapat terdiri atas kamar atau majelis, dan biasanya berbent

meskipun terdapat beberapa model atau sistem parlemen yang lebih rumit seperti

trikameral (tiga kamar) dan tentrakameral (empat kamar), dan sistem tersebut juga

dianut beberapa negara dibelahan dunia.

Terdapat model-model parlemen dalam suatu negara, ada yang sama dan ada

yang berbeda, baik bentuk negara, bentuk pemerintahan, dan sistem pemerintahan

yang bervariasi berbeda antara negara-negara yang satu dengan yang lainnya. Berikut

bentuk-bentuk atau model-model sistem parlemen, yaitu:

1. Sistem parlemen satu kamar (unikameral)

Dalam struktur parlemen tipe unikameral atau satu kamar ini, tidak dikenal

adanya dua badan yang terpisah seperti adanya Majelis Tinggi dan Majelis Rendah

ataupun DPR dan Senat. Sistem unikameral inilah yang sesungguhnya lebih popular

karena sebagian besar negara di dunia sekarang ini menganut sistem tersebut.64

Sistem unikameral dapat diartikan bahwa dalam suatu Rancangan

Undang-Undang (RUU) hanya memerlukan pembahasan dan persetujuan satu lembaga

legislatif, dengan artian bahwa sistem perwakilan rakyat atau sistem parlemen

unikameral merupakan suatu sistem perwakilan dimana hanya ada satu perwakilan

dalam lembaga legislatif, dalam pengajuan rancangan undang-undang hanya

memerlukan pembahasan dan persetujuan satu lembaga legislatif.

64

(8)

Dalam pelaksanaan sistem unikameral dalam suatu negara baik dalam sistem

pemerintahan yang berbentuk presidensial ataupun parlementer, pelaksanaan

fungsi-fungsi parlemen dianggap sangat efisien. Namun hasil dari pelaksanaan fungsi-fungsi

parlemen tersebut secara kualitas kurang ideal karena tidak ada kontrol dari cabang

kekuasaan lain dalam parlemen. Dalam rangka mewujudkan representasi baik secara

politik, daerah maupun fungsional semuanya digabungkan dalam satu kamar

parlemen.65

Adapun kelebihan dan keuntungan sistem parlemen/legiislatif unikameral,

yaitu:

66

a. Kemungkinan untuk dengan cepat meloloskan Undang-Undang (karena

hanya satu badan yang diperlukan untuk mengadopsi

Rancangan-Undang-Undang sehingga tidak perlu lagi menyesuikan dengan usulan

yang berbeda).

b. Tanggung jawab lebih besar (karena anggota legislatif tidak dapat

menyalahkan majelis lainnya apabila suatu undang-undang tidak lolos,

atau bila kepentingan warga negara terabaikan).

c. Lebih sedikit anggota terpilih sehingga lebih mudah bagi masyarakat

untuk memantau mereka; dan

d. Biaya lebih rendah bagi pemerintah dan pembayar pajak.

65

Ibid, h. 35

66

(9)

2. Sistem parlemen dua kamar (bikameral)

Sistem bikameral adalah sistem dua kamar dalam parlemen suatu negara

dimana terdapat dua lembaga dalam badan legislatif yang memiliki kekuasaan untuk

membentuk undang-undang, mengawasi pelaksanaan dari undang-undang yang

dibentuk dan saling mempengaruhi dalam suatu ‘kebijakan politik’67

Bikameral diartikan sebagai sistem yang terdiri atas dua kamar yang berbeda

dan biasanya dipergunakan istilah majelis tinggi (upper house) dan majelis rendah (lower house). Masing-masing kamar mencerminkan keterwakilan dari kelompok kepentingan masyarakat yang baik secara politik, territorial ataupun fungsional.

Pilihan terhadap konsep keterwakilan pada masing-masing kamar sangat dipengaruhi

oleh aspek kesejarahan tiap-tiap negara.

, dalam rangka

untuk menciptakan check and balances dalam parlemen suatu negara. Sistem perwakilan rakyat atau sistem parlemen bikameral merupakan suatu sistem

perwakilan dimana ada dua lembaga legislatif, dalam pengajuan rancangan

undang-undang memerlukan pembahasan dan persetujuan dua lembaga legislatif.

68

67

Menurut Carl J. Fredrich, Kebijakan adalah konsep serangkaian konsep tindakan yang diusulkan oleh seorang atau sekelompok orang atau pemerintahn dalam satu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan peluang, terhadap usulan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Kebijakan (policy) adalah seperangkat keputusan yang diambil oleh pelaku-pelaku politik dalam rangka memilih tujuan dan bagaimana cara untuk pencapaian tujuan.

Politics, Polity, dan Policy adalah kehidupan politik ”political life” yangmengambarkan kekuatan-kekuatan politik yang ada dan bagaimana perhubungannya serta bagaimana pengaruh mereka di dalam perumusan dokumen-dokumen kebijakansanaan politik.

Dengan demikian , bahwa kebijakan politik adalah kebijakan negara, kebijakan pemerintah, atau kebijakan publik (public policy) adalah serangkaian tidakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintahn dengan tujuan tertentu demi kepentingan masyarakat. Lihat dalam Solly Lubis,

Kebijakan Publik, Bandung: Mandar Maju, 2007, h. 3, 5, 7, 9

68

Charles Simabura, ibid, h. 36

(10)

Pada negara federal seperti

kehadiranHouse of Representatives. Indonesia juga menggunakan sistem yang agak mendekati sistem dua kamar melalui kehadiran DPD yang bedampingan

dengan DPR dalam MPR, meskipun dalam prakteknya sistem bikameral tidak

sepenuhnya diterapkan, karena masih terbatasnya kewenangan dan peranan DPD

sebagai kamar kedua dalam sistem politik di Indonesia.

Sistem bikameral merupakan wujud institusional dari lembaga perwakilan

dalam parlemen suatu negara yang terdiri atas dua kamar (dua majelis). Majelis yang

anggotanya dipilih dan mewakili rakyat yang berdasarkan jumlah penduduk secara

generik disebut majelis pertama atau majelis rendah, dan dikenal juga sebagai House of Representatives. Majelis yang anggotanya dipilih atau diangkat dengan dasar lain (bukan jumlah penduduk), disebut sebagai majelis kedua atau majelis tinggi dan

dikenal juga sebagai Senate. House of Representatives di Indonesia dikenal dengan DPR dan Senate di kenal dengan DPD.

Contoh negara yang menggunakan sistem dua kamar pada negara federal:

Amerika Serikat : Senate dan House of Representatives, Malaysia: Dewan Negara

(11)

Adapun kelebihan dan keuntungan sistem parlemen/legiislatif bikameral,

yaitu:69

a. Secara resmi mewakili beragam pemilihan (misalnya negara bagian,

wilayah, etnik, atau golongan).

b. Menfasilitasi pendekatan yang bersifat musyawarah terhadap penyusunan

perundang-undangan.

c. Mencegah disyahkannya perundang-undangan yang cacat atau ceroboh.

d. Melakukan pengawasan atau pengendaliaan yang lebih baik atas lembaga

eksekutif.

3. Sistem parlemen tiga kamar (trikameral)

Sistem trikameral mempakan model pengkamaran yang menempatkan adanya

tiga lembaga di dalam sistem parlemen di suatu negara. Oleh Jimly Ashshiddiqie,

Indonesia saat inidianggap sebagai salah satu model negara yang menerapkan model

tiga kamar ini. Di sisi lain, banyak juga pemikir yang menyatakan bahwa model

Indonesia ini bukanlah model tiga kamar karena tidak menunjukkan adanya tiga

kamar yang memiliki kekuatan yang sama.70

Penerapan trikameral dalam sistem parlemen suatu negara telah dianut

beberapa negara dibelahan dunia, misalnya Afrika Selatan pernah menerapakan

sistem trikameral pada sistem parlemen. dimana berlangsung pada pemilu 1983 pada

masa apharteid terjadi, terdapat tiga kamar yang masing-masing mewakili warna kulit

69

Dhalan Thaib, Menuju Parlemen Bikameral…ibid, h. 196-197

70

(12)

tertentu yakni; House of Assembly (178 anggota yang merepresetasikan kelompok kuilit putih); House of Representatif (85 anggota yang merepresentasikan kaum berwana dan ras campuran); House of Delegates (45 anggota yang merepresentasikan orang-orang Asia).71

4. Sistem parlemen empat kamar (tentrakameral)

Sistem perwakilan rakyat atau sistem parlemen trikameral

merupakan suatu sistem perwakilan dimana ada tiga lembaga legislatif, dalam

pengajuan rancangan undang-undang memerlukan pembahasan dan persetujuan tiga

lembaga legislatif.

Penerapan tentrakameral dalam sistem parlemen suatu negara terjadi di daerah

tengah Eropa, meskipun praktik tentrakameral jarang dikenal khususnya karena

unikameral dan bikameral jauh lebih dikenal banyak orang, khusus didaerah

Medieval Scandinavia melalui model Deliberative Assembly yang secara tradisonal membagi kedalam empat ruang lingkup atau emapat kamar, yakni the nobility

(ringrat), the clergy (pendeta), the burghers (warga kota, pedagang, dan perajin), and the peasants (petani). Dan salah satu negara yang merapkan tentrakamel cukup lama ialah Swedia.72

71

Charles Simabura, ibid, h. 44

72

Ibid

Sistem perwakilan rakyat atau sistem parlemen tentrakameral

merupakan suatu sistem perwakilan dimana ada empat lembaga legislatif, dalam

pengajuan rancangan undang-undang memerlukan pembahasan dan persetujuan

(13)

C. Latar Belakang lahirnya Kameralisme dalam Parlemen Negara Federal dan Negara Kesatuan

Pilihan atas bentuk negara tertentu akan memberikan pengaruh pada sistem

parlemen yang berbeda-beda di masing-masing negara. Pilihan untuk membentuk

lembaga perwakilan rakyat bikameral biasanya identik dengan negara federal. Pilihan atas unikameral biasanya identik negara kesatuan. Namun saat ini dikotomi tersebut tidak dapat lagi dipertahankan, karena masing-masing negara memiliki varian yang

berbeda dalam menentukan sistem pemerintahan maupun bentuk negara.73

Menurut Sri Soemantri, bentuk negara dikenal dengan adanya bentuk negara

serikat, negara kesatuan dan negara persatuan. Miriam Budiharjo membagi menjadi

tiga bentuk negara, yaitu konfederasi, kesatuan dan federal. Sedangkan Jimly

Asshiddiqie memberikan nama bentuk negara dengan istilah susunan kenegaraan

yang terdiri atas negara kesatuan atau federal, konfederasi, dan superstruktural.74

Menurut Bagir Manan, satu hal yang perlu di ketahui, sistem satu kamar atau

dua kamar tidak terkait dengan landasan negara tertentu. Juga tidak terkait dengan

bentuk negara, bentuk pemerintahan, atau sistem pemerintahan tertentu. Setiap negara

memiliki pertimbangan sendiri-sendiri. Ada negara menjalankan sistem bikameral

karena latar belakang kesejarahan.

75

73

Charles Simabura, Ibid, h. 147

74

Ibid

75

Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi…,ibid, h. 37

Segala permasalahan dalam menentukan sistem

(14)

sistem perwakilan, karena konstitusi tidak membatasi lembaga perwakilan rakyat

sebagai mana di atur dalam konstitusi suatu negara, apakah mengunakan sistem satu

kamar atau sistem dua kamar.

Menurut Anthony Mughan dan Samuel C. Patterson bahwa suatu upper houses (kamar kedua atau majelis tinggi) dibutuhkan karena suatu alasan dan bikameralisme penting untuk teori dan praktek dalam pemerintahan yang demokraris.

Karena kepentingan lembaga parlemen bermacam-macam dan secara potensial

meliputi alat pertimbangan, seperti mempengaruhi pada proses legislasi, dan sebagai

simbol untuk mempertinggi legitimasi demokratis dengan memeriksa gerakan

mayoritas dari pemerintahan berpartai tunggal. Dan juga senat (kamar kedua atau

mejelis tinggi) cenderung mempunyai pengaruh yang penting dalam mempertajam

output dari kebijakan yang dikeluarkan oleh legislatif.76

1. Parlemen Negara Federal

Untuk mengetahui apa yang menjadi latar belakang lahirnya kameralisme

dalam parlemen suatu negara dan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem

parlemen tersebut, berikut dapat dilihat dari sistem parlemen pada negara federal

seperti Amerika Serikat, dan sistem parlemen pada pada negara kesatuan seperti

Filipina.

Negara Federal adalah suatu negara yang otoritas legislatifnya dibagi antara

kekuasaan pusat dengan atau kekuasaan federal dengan unit-unit yang lebih kecil,

76

(15)

atau suatu alat politik yang dimaksudkan untuk merekonsiliasikan kekuasaan dan

persatuan nasional dengan pemeliharaan hak-hak negara. Kekuasaan negara terbagi

antara negara bagian dan pemerintahan federal.77

Kekuasaan asli ada pada negara bagian sebagai badan hukum negara yang

bersifat sendiri-sendiri yang secara bersama membentuk negara federal dengan

batas-batas kekuasaan yang di sepakati bersama. Dalam perkembangannya negara federal

justru mengarah pada sentraslisasi kekuasaan pada pemerintahan federal sehingga

peran negara federal lebih dominan.

78

Dalam negara federal terdapat otoritas negara federal dalam federasi dalam

hubunganya dengan otoritas federal, diamana otoritas negara bagian memiliki

hak-hak yang tidak dapat ditambah atau dikurangi oleh otoritas federal. Satu-satu

kekuasaan yang dapat menambanh dan mengurangi hak-hak negara bagian adalah

konstitusi negara bagian itu sendiri yang dilaksanakan melalui amandemen konstitusi

negara bagian sesuai dengan ketetapan-ketetapan yang ada dalam konsitusi itu.79

Dengan demikian dapat dikatan bahwa parlemen di negara federal terdiri dua

kamar (bikameral) yang terdiri dari Senat sebagai perwakilan negara bagian dan

House of Representatives sebagai perwakilan seluruh rakyat yang berasal dari negara federal dan seluruh negara bagian. Untuk setiap negara bagian diwakili oleh dua

senator yang dipilih melalui pemilihan umum diwilayah negara bagian, setiap dua

senator mewakili negara bagian di negara federal, dengan kewenangan yang sama

77

C.F.Strong, ibid, h. 109

78

Charles Simabura, ibid, h. 157

79

(16)

dengan House of Representatives dalam parlemen/legislatif negara federal. Misalnya Amerika Serikat, dipilihnya sistem bikameral sebagai salah satu dari sejumlah

mekanisme untuk menjaga dan menghindari adanya pemusatan kekuasaan oleh

pemerintahan federal. Dan konstitusi Amerika serikat, yang telah mengalami

amndemen sebanyak 26 kali.80 Kekuasaan legislatif dalam parlemen (kongres) diatur

dalam konstitusi Amerika Serikat81

Di Amerika Serikat, sistem dua kamar merupakan hasil kompromi antara

negara bagian yang berpenduduk banyak dengan yang berpenduduk sedikit. House of Representatives mewakili seluruh rakyat. Setiap negara bagian diwakili sesuai dengan

, yakni sebagai berikut berikut;

Dalam Article 1 ayat (1) mengyatakan:“All legislatif Powers here in granted shall be vasted in Congress of the united state,which shall consist of a senat haous representatives”.

(“Semua kekuasaan legislatif yang ditetapkan di sini akan diberikan kepada

sebuah Kongres Amerika Serikat, yang akan terdiri dari sebuah Senat dan

Dewan Perwakilan Rakyat”).

80

Abdi Yuhana, Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan UUD 1945, Bandung: Fokusmedia, 2007, h. 97-98

81

Constitution of America Serikat 1787 adalah hukum tertinggi di Amerika Serikat. Konstitusi ini selesai dibuat pada 17 September 1787 dan diadopsi melalui Konvensi Konstitusional di Philadelphia, Pennsylvania, dan kemudian akan diratifikasi melalui konvensi khusus di tiap negara bagian. Dokumen ini membentuk gabungan federasi dari negara-negara berdaulat, dan pemerintah federal untuk menjalankan federasi tersebut. Konstitusi ini menggantikan Articles of Confederation

(17)

jumlah penduduk. Senat mewakili negara bagian, dimana setiap negara bagian diwakili dua orang Senator tanpa membeda-bedakan negara bagian yang

berpenduduk banyak (seperti New York atau California) dengan yang berpenduduk

lebih kecil (seperti Alaska, atau Nevada). Selain hasil kompromi, sistem dua kamar

Amerika Serikat, diperkirakan tidak terlepas dari gagasan dua kamar oleh

Montesquieu. Ada pula negara-negara yang mempergunakan sistem dua kamar

mengikuti prinsip check end balances dari Montesqiueu, atau sekedar mengikuti praktek yang telah ada. Perbedaan latar belakang atau tujuan yang hendak dicapai,

mempengaruhi juga cara-cara menentukan wewenang masing-masing kamar.82

Menurut Arend Lijphart, sebagaimana diikuti Reni Dwi Purnomowati, Amerika Serikat dikatagorikan sebagai strong bikameralism, karena mempunyai

symmetrical chambers dengan kekuasaan yang diberikan konstitusi sama dengan kamar pertama, dan juga mempunyai legitimasi demokratis karena dipilih secara langsung oleh seluruh rakyat negara bagian dalam federasi, dan juga incongruent

karena berada dalam komposisinya House of Representative sebagai perwakilan politik, sedangkan senate sebagai perwakilan negara bagian.83

Pembuat Undang-Undang Dasar merasa bikameralisme sebagai salah satu dari

sejumlah mekanisme untuk menjaga terhadap bahayanya pemusatan kekuasaan.

Untuk Senate adalah untuk mengawasi House dan untuk itu harus memiliki kekuasaan yang sama secara substansial dan pembuat Undang-Undang Dasar juga

82

Bagir Manan, Teori dan Politik Konstitusi…,op.cit, h. 37

83

(18)

menbuat itu. Pemeriksaannya akan menjadi sangat efektif jika dua kamar dipisahkan

dan dibedakan.84

2. Parlemen Negara Kesatuan

Dengan demikian jelas bahwa keikutsertaan senate dalam menentukan apa yang menjadi kewenangan dalam parlemen sama dan kuat dalam

bidangnya masing-masing.

Negara Kesatuan adalah suatu negara yang memiliki otoritas legislatif yang

tertinggi oleh kekuasaan pusat, yang dimaksudkan untuk membentuk suatu kesatuan

nasional sedangkan negara federal adalah suatu negara yang otoritas legislatifnya

dibagi antara kekuasaan pusat dengan atau kekuasaan federal dengan unit-unit yang

lebih kecil, atau suatu alat politik yang dimaksudkan untuk membentuk suatu

persatuan nasional dengan memperhatikan hak dari negara bagian.85

Secara teoritis, konstruksi umum hubungan pusat dan daerah pada negara

kesatuan dapat digambarkan sebagai berikut:

Suatu negara kesatuan terbentuk dari proses integrasi yang sangat berbeda

dengan negara federal. Proses integrasi dalam negara kesatuan merupakan wujud dari

pegabungan daerah-daerah dalam negara kesatuan karena hubungannya dengan

konstitusi, sebagai mana yang dikemukakan C.F. Strong.

86

1. Hubungan Pusat-Daerah adalah suatu Kontinum antara sentralisasi dan

desentralisasi.

84

Samuel C. Patterson and Anthony Mughan, dalam Tim Peneliti, Struktur Organisasi dan Kerangka Prosedural bagi Penyempurnaan Rancangan Kelembagaan DPD RI…,ibid, h. 40

85

C.F.Strong, Ibid, h. 109

86

(19)

2. Di negara kesatuan, daerah otonom adalah ciptaan pemerintah pusat (creature of central government).

3. Tata hubungan kewenangan adalah konsekuensi logis adanya pembentukan

daerah otonom dan penyerahan urusan dari pemerintah pusat kepada daerah

otonom (desentralisasi).

Pelaksanaan otoritas legislatif tertinggi pada negara kesatuan berada di

parlemen pusat. Kekuasaan negara kesatuan tersebut dibagi antara pemerintahan

pusat dan pemerintahan daerah. Kekuasaan negara berada ditangan pemerintahan

pusat, sedangkan daerah mendapat kekuasaan melalui penyerahan sebagian

kekuasaan yang ditentukan secara tegas oleh pemerintahan pusat melalui konstitusi

nasional (undang-undang dasar).

Misalnya Filipina, merupakan suatu negara Republik Demokrasi yang

berbentuk kesatuan, terdiri dari 76 provinsi. Sistem pemerintahan Philipina adalah

Presidensil.87 Dipilihnya sistem bikameral sebagai salah satu dari sejumlah

mekanisme untuk menjaga dan menghindari adanya penyalahgunaan kekuasaan oleh

pemerintahan pusat dan mengikut sertakan daerah/provinsi dalam pelaksanaan

penyelenggaraan negara. Sedangakn konstitusi Filipina (Saligang Batas ng Pilipinas)

adalah hukum tertinggi di

beberapa konstitusi. Pada tahun 1935 difilipina berla,

UUD 1973, dan Undang-Undang Kebebasan tahun 1986. Konstitusi untuk Filipina

juga disusun dan diadopsi untuk sementara, seperti di Indonesia juga demikian

87

(20)

halnya. Saat ini di Filipina berlaku konstitusi yang disahkan pada tahun 1987,

dikenal sebagai "Konstitusi 1987".

Article VI Konstitusi Filipina 1987 pada Seksyon/bagian 1 mencantumkan,

(Kekuasaan legislatif diberikan kekuasaan di Kongres Filipina yang terdiri

atas Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat, kecuali sejauh yang disediakan

untuk orang-orang dengan pemberian atas inisiatif dan referendum).

Dapat masalalay adalah Isang Kongreso ng Pilipinas ang kapangyarihang Tagapagbatas, na dapat binubuo ng Isang Senado di Isang Kapulungan ng mga Kinatawan, maliban sa lawak na inilaan Untuk telepon taongbayan ng tadhana tungkol sa pagpapatiuna di referendum”.

Ini menunujukan bahwa kekuasaan legislatif (kekuasaan membentuk

undang-undang) berada di Kongres Filipina, sedangkan di Indonesia bukan pada MPR

melainkan ada pada kamar pertama yaitu DPR dan bukan pada kamar kedua yaitu

DPD.

Kongres Filipina Kongreso ng Pilipinas) adalah bada

nasional

pertam

(21)

(Senat akan memilih Presiden dan Ketua DPR, oleh suara mayoritas dari

semua Anggota masing-masing. House masing-masing harus memilih petugas lain seperti yang dianggap perlu).

Dapat dilihat, Senat di filipina memiliki kekuasaan yang begitu besar, dimana

dapat memilih presiden dan ketua DPR, lain hal di Indonesia dalam memilih dan

melantikan presiden jika terjadi kekosongan jabatan presiden dan wakil presiden,

yang berwenang adalah MPR, bukan DPR dan/atau DPD secara kelembagaan. Dan

dalam memilih ketua DPR adalah DPR itu sendiri. Jelas kelihatan kewenangan DPD

sebagai lembaga perwakilan daerah sangatlah terbatas.

Pada negara kesatuan seperti Filipina terdapat supremasi parlemen pusat,

yakni hanya legislatif yang selalu memaegang kekuasaan tertinggi dan itu berada di

pemerintahan pusat, lembaga legislatif tersebut adalah kekuasaan untuk membentuk

undang-undang yang terdiri dari satu atau dua badan perwakilan yang dipilih melalui

pemilihan umum oleh rakyat. Demikian hal nya di daerah, terdapat lembaga legislatif

daerah yang tidak memiliki kewenangan membentuk UU, tapi daerah/provinsi

memiliki kewenangan membentuk suatu peratuan daerah dimana berpedoman pada

UU yang dibentuk oleh legislatif pusat.

(22)

Penerimaan, kecuali ketika Presiden mensahkan untuk kebutuhan pemberlakuan

yang segera dalam menghadapi bencana (publik calamity) atau keadaan darurat.88

88

Referensi

Dokumen terkait

Kyle Hurst, University of Colorado, Denver Ruben Jacob-Rubio, University of Georgia Joyce Jacobsen, Wesleyan University Kenneth Jameson, University of Utah Andres Jauregui,

[r]

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA INKUIRI TERBIMBING KONTEKS SEL SURYA TERSENSITASI ZAT WARNA (DYE SENSITIZED SOLAR CELL, DSSC) UNTUK MEMBANGUN LITERASI KIMIA SISWA SMA..

[r]

Di masa depan, Deteksi Tempat Parkir Kosong akan memiliki peningkatan antarmuka pengguna, peningkatan deteksi mobil menggunakan beberapa file pengklasifikasi kaskade,

Penelitian ini fokus pada strategi pengembangan ekonomi kreatif dalam lingkungan Pesantren dalam perspektif ekonomi Islam dalam studi kasus di lingkungan Pondok Pesantren

[r]

dirumuskan sedemikian rupa sehingga meliputi perbuatan-perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi secara “melawan hukum” dalam pengertian formil