• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Siswa Kelas X SMK Kristen BM (Bisnis dan Manajemen) Salatiga Tahun Ajaran 20172018 T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Smartphone terhadap Interaksi Sosial Siswa Kelas X SMK Kristen BM (Bisnis dan Manajemen) Salatiga Tahun Ajaran 20172018 T1 BAB II"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II Kajian Teori

2.1. Interaksi Sosial

2.1.1 Pengertian Interaksi sosial

Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya (Gerungan, 2004). Menurut Partowisastro (2003) Interaksi sosial adalah relasi sosial yang berfungsi menjalin berbagai jenis relasi sosial yang dinamis, baik relasi itu berbentuk antar individu, kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok.

Sedangkan menurut Dirdjosisworo dalam Syani (2002: 152) interaksi sosial diartikan sebagai hubungan sosial timbal balik yang dinamis secara perseorangan, antara kelompok, maupun antara orang dengan kelompok manusia.

Jadi, interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara daua atau lebih individu dimana akan saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial

Sehubungan dengan definisi interaksi sosial di atas terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terciptanya suatu interaksi sosial. Menurut Gerungan (2004: 62-74), faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial meliputi faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.

1 Faktor imitasi

(2)

10

yang positif atau negatif. Imitasi yang baik akan mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku, sedangkan imitasi yang negatif mengakibatkan terjadinya penyimpanganpenyimpangan dan melemahkan pengembangan daya kreasi seseorang. Proses imitasi seperti ini haruslah ditolak baik dari segi moral maupun yuridis.

2 Faktor sugesti

Sugesti adalah anjuran tertentu yang menimbulkan suatu reaksi langsung dan tanpa pikir panjang pada diri individu yang menerima sugesti itu.

3 Faktor identifikasi

Identifikasi adalah dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain. Dikemukakan oleh Gerungan (2000: 68), identifikasi merupakan usaha seseorang untuk menerapkan normanorma, sikap-sikap, cita-cita atau pedoman-pedoman tingkah laku dalam bermacam-macam situasi dari orang lain ke dalam kehidupannya. Masa perkembangan Dimana individu paling banyak melakukan identifikasi kepada orang lain ialah masa remaja. Pada masa tersebut, seseorang mencari tempat identifikasi pada orang-orang dalam masyarakat yang dianggapnya ideal bagi dirinya.

4 Faktor simpati

Simpati ialah perasaan tertarik terhadap orang lain, atas dasar perasaan atau emosi. Disamping kecenderungan merasa tertarik terhadap orang lain, individu juga mempunyai kecenderungan untuk menolak orang lain, yang sering disebut antipati. Jadi faktor simpati tersebut bersifat positif, sedangkan antipati bersifat negatif.

2.1.3 Syarat-syarat interaksi sosial

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi, ada pula syarat yang harus terpenuhi untuk menciptakan suatu interaksi sosial. Syarat-syarat interaksi sosial tersebut menurut Syani (2002:154-155), adalah sebagai berikut:

1 Kontak sosial

(3)

11 2 Komunikasi sosial

Komunikasi sosial adalah persamaan pandangan antara orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu. Menurut Soekamto (2005) komunikasi diartikan sebagai tafsiran yangdiberikan seseorang terhadap perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik atau sikap), serta perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

2.1.4 Aspek-aspek Interaksi Sosial

Menurut Partowisastro (dalam Saputra, 2010) aspek-aspek interaksi sosial digolongkan menjadi tiga aspek, yaitu:

a. kontak sosial yaitu menjalin hubungan akrab, memperoleh penerimaan dari teman dan dukungan dari teman serta keterbukaan dalam kelompok, individu akan menunjukkan sifat keterbukaan terhadap kelompoknya.

b. aktifitas bersama, individu bekerja sama dalam kelompok. Individu akan terlibatdalam kegiatan kelompoknya dan mau menyumbangkan ide bagi kemajuan kelompoknya.

c. frekuesi hubungan dalam kelompoknya. Individu lebih banyak menngunakan waktunya untuk bertemu dengan anggota kelompoknya dan senang berbicara dalam hubungan yang dekat serta seringngnya individu mengunjungi teman.

Setelah melihat aspek-aspek interaksi sosial yang diungkapkan oleh Partowisastro (dalam Saputra, 2010). Penulis akan menggunakan aspek tersebut sebagai alat ukurnya, yang meliputi kontak sosial, aktifitas bersama dan frekuensi hubungan dalam kelompoknya.

2.1.5 Bentuk-bentuk interaksi sosial

(4)

12 1 Kerjasama

Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing. Dikemukakan oleh Soekamto (2005: 72) bentuk kerjasama dapat berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai tujuan bersama, adanya kesadaran bersama dan iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja.

2 Persaingan

Persaingan merupakan suatu usaha seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya. Menurut Dirsjosis dalam Syani (2002: 157) dinyatakan bahwa persaingan merupakan kegiatan yang berupa perjuangan sosial untuk mencapai tujuan, dengan saling bersaing terhadap yang lain, namun secara damai, atau setidak-tidaknya tidak saling menjatuhkan.

3 Pertikaian atau konflik

Pertikaian merupakan bentuk persaingan yang berkembang secara negatif. Pertikaian adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana pihak yang satu berusaha menjatuhkan pihak yang lain.

4 Akomodasi

Menurut Soedjono dalam Syani (2002: 159) akomodasi adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian atau konflik, mendapat penyelesaian, sehingga terjalin kerjasama yang baik kembali. Sedangkan menurut Soekamto (2005: 75-79) akomodasi adalah suatu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Namun tidak selamanya suatu akomodasi dapat berhasil sepenuhnya. Disamping terciptanya stabilitas di beberapa bidang, mungkin di bidang lain masih ada benih pertentangan yang belum diperhitungkan selama proses akomodasi atau selama orang perorangan atau kelompok kelompok manusia masih mempunyai kepentingankepentingan yang tidak bisa diselaraskan satu dengan yang lainnya, maka akomodasi belum terjadi.

(5)

13

untuk tampil seragam dengan orang lain yang menjadikan seseorang berperilaku tertentu.

2.2 Smartphone

2.2.1 Pengertian smartphone

Smartphone adalah telepon selular dengan mikro prosesor, memori, layar dan modem bawaan. Smartphone merupakan ponsel multimedia yang menggabungkan fungsionalitas pc dan handset sehingga menghasilkan gadget yang mewah, dimana terdapat pesan teks, kamera, pemutar musik, video game, akses e-mail, tv digital, search engine, pengelolaan informasi pribadi, fitur GPS, jasa telepon internet dan bahkan terdapat telepon yang juga berfungsi sebagai kartu kredit. Menurut Istiyanto (Dalam Anasari, 2014) “Smartphone (ponsel cerdas) merupakan salah satu wujud realisasi ubiquitous computing (ubicomp) di mana teknologi tersebut memungkinkan proses komputasi dapat terintegrasi dengan berbagai aktifitas keseharian manusia dengan jangkauannya yang tidak dibatasi dalam suatu wilayah atau suatu scope area”.

(6)

14

(surat elektronik), internet dan kemampuan membaca buku elektronik (e-book) atau terdapat papan ketik (baik sebagaimana jadi maupun dihubung keluar) dan penyambung VGA. Dengan kata lain, telepon cerdas merupakan komputer kecil yang mempunyai kemampuan sebuah telepon. Sedangkan menurut David Wood, wakil Presiden Eksekutif PT Symbian OS, “Telepon pintar dapat dibedakan dengan telepon

genggam biasa dengan dua cara fundamental: bagaimanan mereka dibuat dan apa yang bisa mereka lakukan.

Smartphone berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi enam fungsi utama, pertama Smartphone adalah sebagai pembantu tugas kantor sehari-hari, kedua Smartphone adalah peragkat untuk viewer, editing, pembuat file atau dokumen dalam format Word, TXT, dan PDF, ketiga Smartphone adalah berfungsi sebagai media untuk melakukan Push E-Mail secara cepat, keempat ponsel cerdas adalah berfungsi sebagai perangkat teknologi hiburan, Smartphone juga berfungsi sebagai perangkat untuk mengakses internet dengan jaringan 3G, HSDPA, plus Wi-Fidan terakhir atau yang keenam Smartphone adalah saat ini lebih banyak berfungsi sebagai pengganti PC Dekstop atau Komputer.

(7)

15

menjalankan software ini tentu adalah sebagai pembeda Smartphone dari ponsel biasa. Contoh manfaat Smartphone dari sisi software adalah tersedianya layanan akses data. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh setiap Smartphone untuk memungkinkan penggunanya terhubung dengan konektivitas internet setiap saat dimanapun mereka berada. Layanan akses data pada Smartphone adalah bermanfaat untuk keperluan browsing, Email, Chatting, hingga posting. Contoh berikutnya manfaat dari segi banyaknya aplikasi yang tersedia pada sebuah Smartphone.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Smartphone adalah perangkat yang bukan hanya sekedar digunakan untuk melakukan sms, menerima dan menjawab panggilan saja, hadirnya pusat aplikasi pada setiap Smartphone kini dapat dimanfaatkan sebgai pendukung bisnis , sarana belajar dan sarana hiburan atau game. Smartphone (telepon cerdas) adalah handphone yang sudah memiliki kemampuan seperti komputer dengan kemampuan yang selalu terhubung dengan penyedia aplikasi.

2.2.2 Pengaruh Penggunaan Smartphone Dikalangan Pelajar

Penggunaan Smartphone saat ini bukan hanya sekedar kebutuhan yang diperlukan saja saat ini Smartphone bahkan anak kecil yang belum semestinya menggunakan Handphone tersebut sudah banyak yang memiliki ponsel cerdas tersebut jadi saat ini sebuah Handphone bukan hanya untuk keperluan saja akan tetapi sudah menjadi gaya hidup.

(8)

16

Seiring berjalannya globalisasi, bisa dibilang sebagian besar remaja sudah menggunakan Smartphone. Mereka mendapatkan banyak manfaat, dapat menghubungi teman lebih mudah,mengakses akun jejaring sosial atau blog mereka langsung ditangan mereka sendiri, mencari bahan pelajaran dari situs-situs diinternet tanpa harus merasa kurang nyaman atau terlihat kecil. Hingga saat ini, Smartphone masih menjadi trend para remaja di Indonesia, tak terkecuali dilingkungan sekitar kita. Bahkan, ada yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan gadget mahal ini, seperti memaksa orang tuanya, mencuri, dll. Trend ponsel pintar ini memang telahmenguasai pikiran para pelajar dan mahasiswa di Indonesia bahwa “Tidak ada

Smartphone, tidak gaul”, seperti itulah kira-kira.Namun, sebenarnya para pelajar dan mahasiswa ini tidak perlu mengggunakan smartphone :

1. Banyak fitur yang tidak cocok bagi pelajar. Sebenarnya, smartphone lebih cocok untuk pebisnis dengan aktifitas padat sehingga memerlukan sebuah gadget yang lebih mengutamakan konektifitas online dengan kliennya.

2. Melatih pelajar untuk boros. Tarif berlangganan yang disediakan provider untuk smartphone cukup mahal padahal fitur-fitur yang digunakan hanya untuk berkonektifitas dengan teman-temannya saja. Ini sungguh tindakan pemborosan, dan mengajarkan bahwa pemborosan uang untuk hal yang sebenarnya tidak perlu.

(9)

17

mencoba. Salah jalan, para pelajar ini akan terjebak dalam pergaulan bebas, penculikan, dantindak kejahatan lainnya. Ya, inilah sebuah kehebatan sebuah trend , hal yang sebenarnya tidak perlu seolah olah menjadi sebuah keperluan yang sangat penting dari hal apapun. Lalu memang apa sebenarnya yang menarik dari ponsel Smartphone ini bagi pelajar ternyata penggunaan Smartphone di kalangan pelajar hanya sekedar gengsi dan soal PIN BBM saja, bukan karena memang mereka membutuhkannya.

Jadi dapat dsimpulkan bahwa Smartphone di kalangan pelajar saat ini bukanlah hal yang asing lagi, semua sudah mengenal apa itu Smartphone walaupun tidak semua pelajar bisa memilikinya karena harganya yang cukup mahal, akan tetapi saat ini rata-rata pelajar dari SD sampai SMA sudah memiliki smatrhphone. Memang rata-rata Smartphone digunakan oleh orang dewasa yang sibuk dengan segala urusan dan pekerjaannya dan mereka sangat membutuhkan Smartphone, tapi tidak ada salahnya juga bila para pelajar diberi kepercayaan untuk memegang gadget ini, buat saya itu merupakan sebuah keistimewaan untuk remaja.

(10)

18

media sosial. 2) Mempersingkat jarak dan waktu, di era perkembangan gadget yang canggih yang didalamnya terdapat media sosial seperti sekarang ini, hubungan jarak jauh tidak lagi menjadi hal yang menjadi masalah dan menjadi halangan. (3) Mempermudah para siswa mengkonsultasikan pelajaran dan tugas- tugas yang belum siswa mengerti. Hal ini biasa dilakukan siswa dengan sms atau bbm kepada guru mata pelajaran. (4) Mengetahui informasi- informasi tentang kegiatan-kegiatan yang di adakan di sekolah, siswa akan membagi informasi tentang kegiatan, foto yang berkaitan dengan kegiatan di sekolah kemudian membagikannya di grup atau juga bisa langsung membagikan kepada orang-orang tertentu. .( Doni Harfiyanto et al. / Journal of Educational Social Studies 4 (1) (2015).

2.2.3 Aplikasi didalam smartphone

Aplikasi Smartphone tidak hanya sebatas untuk menelpon maupun ber sms, tetapi juga memiliki aplikasi lain untuk berkomunikasi. Seperti menonton video, mendengarkan music, membaca berita, bahkan sosial media. Maka dari itu pengguna smartphone merasa dimudahkan dan merasa smartphone sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena ketika pengguna merasa bosan atau tidak bisa mendapatkan informasi, smartphone menjadi salah satu bagian dari kebutuhan masyarakat. Berikut penjelasan tentang aplikasi smartphone :

a. Video

(11)

19

menampilkan tayangan atau hasil pengambilan film secara cepat pula tanpa proses lebih lanjut. (2) Video dapat memperbesar atau memperkecil ukuran dan waktu dari suatu proses. (3) Video dapat diputar ulang. (4) Video dapat ditampilkan di televisi yang besar maupun kecil.

b. Media Sosial

(12)

20 c. Musik

Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi (Syukur, 2005). Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal yang berkesinambungan sehingga mengandung ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati.

d. Game

(13)

21 e. News

News Menurut Wollert dalam Media Writing : News for the Mass Media mengemukakan dalam definisi sederhana, berita adalah apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat (Sumandiria, 2005:64). Dengan melaporkan berita, media massa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa yang mereka butuhkan.

2.2.4 Intensitas penggunaan smartphone

Pengertian intensitas dalam kehidupan sehari-hari dapat dipahami sebagai ukuran atau tingkat. Dalam kamus bahasa Inggris, intensitas diistilahkan dengan intensity, diartikan dengan kehebatan (hebat, kuat) (Echols & Shadily, 2009). Intensitas juga dipahami sebagai suatu kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau suatu sikap. Chaplin,( dalam Anasari 20014). Azwar mengartikan intensitas sebagai kekuatan atau kedalaman sikap terhadap sesuatu.

(14)

22 2.3 Hasil penelitian yang relevan

Dalam penelitian ini peneliti menyertakan tentang hasil-hasil penelitian terkait dengan pengaruh penggunaan smartphone, seperti penelitian yang dilakukan Anasari (2014) tentang Dampak Penggunaan Smartphone pada Remaja terhadap Interaksi dalam Keluarga di Kabupaten Sleman. Fakultas Ilmu Sosial Hasil penelitian menunjukkan remaja di Sleman yang menggunakan smartphone ternyata lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengakses informasi maupun berkomunikasi melalui smartphone yang dimiliki. Baik itu menggunakan fasilitas SMS, media sosial maupun aplikasi instant messenger di dunia maya yang bisa diunduh secara gratis dan digunakan melalui smartphone. Para remaja yang sudah tercandu dengan smartphone, sangat sulit bagi mereka untuk membagi waktu, seperti waktu belajar yang semakin berkurang karena mereka hanya fokus dengan smartphone yang dimilikinya. Bahkan interaksi dengan keluarga juga ikut terpengaruh. Penggunaan smartphone memberikan perubahan terhadap pola interaksi antara remaja dengan orang tua. Saat proses komunikasi muncul noise (gangguan) yang membuat perhatian remaja menjadi teralih saat diajak berkomunikasi secara tatap muka. Namun dibalik dampak negatif yang muncul akibat penggunaan smartphone, ternyata smartphone juga dapat memberikan manfaat bagi remaja dalam berkomunikasi baik dengan anggota keluarganya maupun dengan teman-temannya. Akses informasi melalui internet juga semakin mudah dan memperlancar komunikasi remaja baik dalam hal bersosialisasi maupun pendidikan mereka.

(15)

23

sosial yaitu meningkatnya ruang individual manusia karena telah memperoleh informasi melalui media komunikasi yang canggih. Orang akan lebih menyukai mengutak-atik smartphone- nya daripada bersosialisasi dengan orang lain di sekitarnya.

Bayu Firdaus, (2015) Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap nteraksi Sosial di Kalangan Mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Smartphone dilengkapi dengan fitur-fitur sosial media yang dijadikan sebagai perantara dalam berinteraksi dengan sesama. Selain itu, para mahasiswa juga menggunakan smartphone sebagai salah satu penunjang media pembelajaran. Smartphone dapat mempengaruhi proses interaksi sosial mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama. Smartphone menjadikan para mahasiswa malas untuk bersilaturrahim, baik dengan teman maupun keluarganya, mereka lebih suka berinteraksi melalui fitur sosial media yang ada dalam smartphone daripada berinteraksi secara langsung. Smartphone dapat menghilangkan rasa solidaritas dan rasa hormat mereka kepada sesama, bahkan kepada yang lebih tua, karena mereka tidak menghargai temannya saat diajak berinteraksi.

2.4 Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Agar Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Kartanegara memberikan kesempatan kepada para Pegawainya yang belum mengikuti Diklat, untuk diberikan Diklat-Diklat Teknis dan para

Berdasarkan data-data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol, dimana pada

Kepala sekolah sebaiknya menyarankan kepada guru matematika, agar dalam proses pembelajaran matematika guru harus bisa memilih model pembelajaran yang tepat, salah

Tapi yang jelas, ide label halal itu berasal dari pesantren," cerita entrepreneur yang juga tamatan pesantren ini.. Saat itu masih asing soal

Ada perbedaan antara penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika materi himpunan

Dengan melihat keadaan ini maka kegiatan Extrakurikuler dibentuk dandikembangkan dengan harapan mampu mengembangkan talenta dengan harapan dapat berperanaktif dalam

Pada aktivitas “ View data rumah kost ” adalah aktivitas yang dilakukan oleh semua User baik itu member mahasiswa ataupun pengunjung biasa yang ingin melakukan pencarian rumah

[r]