• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Penindjauan Depernas Bulan September dan Oktober 1962 Bidang Kemasjarakatan ke daerah sumatera utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Penindjauan Depernas Bulan September dan Oktober 1962 Bidang Kemasjarakatan ke daerah sumatera utara"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERANTJANG NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

__________

LAPORAN

PENINDJAUAN DEPERNAS

BULAN SEPTEMBER DAN OKTOBER 1962

BIDANG : KEMASJARAKATAN

(2)

513/C/Dep/XII/’62 150 -DEWAN PERANTJANG NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

---kd---L A P O R A N

P E N I N D J A U A N D E P E R N A S

Bidang : KESEDJAHTERAAN RAKJAT

Daerah : SUMATERA UTARA – ATJEH

Waktu : 29 September – 9 Oktober 1962.

(3)

---oOo---DEWAN PERANTJANG NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

---Djakarta, 15 Oktober 1962. K e p a d a

J. M. Wakil Menteri Pertama/Ketua Dewan Perantjang Nasional

D J A K A R T A . SURAT PENGANTAR

-Dengan hormat,

Bersama ini kami sampaikan kepada Jang Mulia Laporan Penindjauan jang telah kami lakukan kedaerah Sumatera Utara dan Atjeh mengenai Bidang Kesedjahteraan Rakjat jang bentuk dan susunan isinja disesuaikan dengan pedoman jang diberikan oleh Pimpinan Sekretariat.

Dalam pada itu kami masih menambahkan laporan mengenai Bidang lain-lain, jang kami anggap dapat berfaedah bagi Depernas.

Kami berharap agar Jang Mulia menumpahkan perhatian chusus kepada bagian-bagian/saran jang langsung mengenai diri Depernas

sendiri.-A.n. Ketua Rombongan Wakil Ketua,

ttd.

(4)

---D A F T A R – I S I

Halaman. SURAT PENGANTAR ………

PENDAHULUAN ……… 1

TINDJAUAN UMUM ……….. 4 – 6 II. BIDANG KESEDJAHTERAAN RAKJAT ………. 7

A. UNIVERSITAS ……… 7

B. PEMBERANTASAN BUTA HURUF ………. 8

C. LEMBAGA SOSIAL DESA ………. 9

D. RUMAH SAKIT ……… 10

E. POLIKLINIK ………. 11

F. B K I A ……… 12

III. BIDANG LAIN-LAIN ……… 13

IV. K E S I M P U L A N ……….. 14

V. S A R A N – S A R A N ……….. 16

(5)

---oOo---P E N D A H U L U A N 1. Tugas

Mengadakan penindjauan dalam bidang Kesedjahteraan Rakjat : Universitas, P.B.H., Lembaga Sosial Desa dan Rumah Sakit/Polik-linik Desa/BKIA didaerah Sumatera Utara dan Atjeh.

2. Susunan Rombongan

Rombongan diketahui oleh Sdr.Mr.Sudarisman Purwokusumo dengan anggotanja Sdr. Hikmatullah, Sdr. Sitor Situmorang tidak djadi tu- rut oleh karena halangan jang tiba2 dan sekretarisnja Sdr. A.Hamzah Nasution.

3. Persiapan

Sebelum rombongan berangkat telah disiapkan :

a. hubungan seperlunja dengan Departemen2 jang bersangkutan untuk memberikan pendjelasan tentang program dan untuk meminta infor-masi/bahan2 jang diperlukan. Sebagai hasil dari pada hubungan itu telah diperoleh keterangan2 lisan dan bahan publikasi

d. pengiriman kawat dan radiogram kepada Gubernur/kepala daerah jang hendak dikundjungi untuk memberitahukan kedatangan

sam-Tgl. 29/9 Berangkat dengan kapal udara Djakarta-Medan Tiba pk. 16.30 wsu.

Tgl. 30/9 Menghubungi petugas2 kantor Gubernur karena pendjemputan dilapangan terbang dan penjediaan hotel tidak ada sama sekali.

(6)

-1-Tgl. 1/10 Mengundjungi Wakil Gubernur dan mengadakan perte-muan dan pendjelasan dengan Instansi2 bersangkutan. Mengadakan penindjauan ke LSD dan BKIA dikota dan PBH diperkebunan.

Tgl. 2/10 Mengadakan penindjauan ke Universitas Sumut.

Kundjungan kepada Panglima Daerah, disusul dengan penindjauan ke Poliklinik-BKIA Kota, Inpeksi Ke- sehatan Sumut.

Berangkat ke Pangkalan Berandan. Pertemuan dengan Tjatur Tunggal Kewedanan.

Tgl. 3/10 Mengadakan penindjauan ke KKM (Kursus untuk pemim-pin2 kursus keradjinan tangan wanita),

Rumah Sakit-BKIA dan LSD.

Berangkat ke Kualasimpang (Atjeh).

Pertemuan perkenalan dengan Tjatur-Tunggal Kewe-danan. Menindjau PBH dan Usaha Sosial.

Tgl. 4/10 Menindjau Rumah Sakit-BKIA, LSD dan SMP Pertanian. Mengadakan tjeramah kepada undangan instansi2 si-pil, militer, polisi dan pimpinan2 masjarakat, di-achiri dengan tanja-djawab.

Berangkat kembali ke Medan.

Tgl. 5/10 Menudju Kabandjahe. Menindjau LSD dan Kursus Lan-djutan PBH.

Tgl. 6/10 Menidnjau Rumah Sakit-BKIA, Gedung Baru Rumah Sa-kit, Kompleks Perawatan Penderita Kusta.

Tgl. 7/10 Kembali ke Medan.

Tgl. 8/10 Kundjungan/pertemuan diperkebunan dengan adminis-tratur2, petugas2 Panitia PBH Perkebunan, Inspek-dari kota, diantaranja sampai 20-30 Km kedaerah pedusunan.

Perdjalanan pulang tertunda sehari oleh karena kapal terbang GIA tgl. 8/10 tidak djalan.

Achirnja perlu kami kemukakan, bahwa rombongan tidak pergi ke Ibukota Daerah Atjeh, Kotaradja, oleh karena sulitnja dan

(7)

-2-tidak teraturnja perhubungan. Kundjungan/penindjauan didaerah Kualsimpang diberitahukan kepada Gubernur/KDH Atjeh hanja mela- lui kawat.

BAB I ………

(8)

-3-BAB I : TINDJAUAN UMUM 1. Masalah penindjauan

Pada umumnja penindjauan oleh rombongan Depernas dapat sam-butan baik, lebih2 lagi karena djumlah rombongan ketjil dan penin-djauan dilakukan sampai kepelosok-pelosok desa. Dalam pada itu diterima djuga pertanjaan, apakah perdjalanan/penindjauan Depernas tidak berarti menghabiskan uang rakjat sadja, seperti halnja de-ngan rombode-ngan2 instansi lain? (Pertanjaan di Kualasimpang).

Lain daripada itu timbul pertanjaan/keraguan tentang sifat dan wewenang antara Depernas dan MPRS jang mempunjai Panitia Daerah MPRS jang bertugas mengadakan pelaporan tentang pelaksanaan kepu-tusan MPRS Bidang Pembangunan (djuga didaerah Sumut sendiri). 2. Kedudukan dan tugas Depernas

Didalam pertemuan tjeramah maupun diluar itu timbul pertanjaan2 ataupun pernjataan jang membuktikan, bahwa pengertian mengenai kedudukan dan wewenang Depernas belum atau tidak dimaklumi, se-hingga perlu didjelasakan.

3. Pembangunan Semesta

Daerah, chususnja kota ketjil/desa tidak/atau belum melihat usaha2 Pembangunan Semesta, sehingga menimbulkan pertanjaan, apakah jang akan dapat diterima/dilaksanakan oleh mereka untuk itu.

Projek2 apa jang masuk Pembangunan Semesta jang dapat mereka harap-kan dilaksanaharap-kan didaerahnja ataupun jang dapat mereka rasaharap-kan manfaat/hasilnja.

Pengertian tentang pemisahan Anggaran Routine dan Anggaran Pembangu-nan lebih sedikit lagi ataupun sama sekali tidak ada. Oleh instansi resmi maupun oleh penduduk umum ditanjakan, mengapa mereka belum menerima biaja untuk Pembangunan objek2 lama jang rusak ataupun perlu diperbaiki atau objek2 baru.

4. Fonds Pembangunan Daerah

(9)

instan-hasil pembangunan Semesta.

Dalam hubungan ini masalah benar-tidaknja perentjanaan, dikemukakan beberapa hal jang tak wadjar, ump. fakta kwkuranan beras di Sumut, sehingga pegawai2 hanja mendapat beberapa ons sadja dari djatahnja dan sehingga harga beras membumbung mendjadi lebih dari Rp. 100,- se kg; djuga harga bahan produksi dalam negeri jang lebih tinggi dari harga barang impor ump. kertas hasil fabric P. Siantar.

6. Projek2 jang ditindju

Membesarkan hati instansi2 dan penduduk mendengar, bahwa projek2 ketjil didesa-desa, seperti PBH, LSD, BKIA dan Poliklinik Desa termasuk projek2 Pembangunan Semesta, karena mereka sebagian besar belum mengetahui sebelumnja dan atau belum pernah menerima biaja untuk itu, sedangkan sebagian mengetahui bahwa projek2 itu di Djawa telah madju dan berkebang luas.

Sekarang dan seterusnja mereka mengharapkan dari Depernas dan Instansi lain2 agar penindjauan itu tidak tinggal penindjau-wewenang jang diserahkan oleh Daerah Tingkat I kepada Daerah Tingkat II, ump. gedung jang besar di Kabandjahe jang dapat digunakan sebagai rumah sakit atau centre,sehingga gednug itu tinggal kosong sebagian besar dan mengalami kerusakan. (3) terlalu burokratisnja atau terlalu sempitnja pengertian petugas2

Pemerintahan Umum dan Petugas2 Otonomi, jang disa-na-sini menimbulkan persaingan atau tindakan jang tak dise-ngadja jang menghalangi usaha pembangunan oleh satu pihak, ump. perbaikan djalan, pembersihan, penerangan listrik dsb. oleh rakjat jang bergotong-rojong melalui LSD ataupun orga-nisasi lain (seperti halnja dikota Medan)

(4) masih adanja sebagian sikap/pendirian buruh perkebunan, bahwa segala-galanja : pengobatan, kebersihan, pendidikan dll. adalah tanggung djawab “madjikan” mengingat peru- bahan strukturil organisasi perkebunan belum terasakan dan kegotong-rojongan dalam managerial belum dilaksanakan.

(10)

-Sebaliknja, didalam masjarakat buruh perkebunan “kpamonng-pradjaan” belum dimasukkan seperti dimasjarakat luar perke-bunan. Ada kalnja pula lurah jang telah diresmikan, tidak pula diadjak turut didalam Panitia/usaha jang dibentuk oleh Tjamat didaerah itu.

Pelaksanaan ternjata berdjalan baik dan ada kalanja mungkin berdja-lan berdja-lantjar, hanjalah disebabkan oleh adanja kerdja sama antara instansi2 resmi, sipil maupun militer dan polisi.

BAB II : …………..

(11)

-BAB II : BIDANG KESEDJAHTERAAN RAKJAT A. Prejek Universitas .

Code Pola :AB 14, Biaja Rp. 700.000.000-Devisa Nihil. Rentjana Pembangunan : Memperlengkapi Fakultas Kedokteran, Kehewanan, Per-tanian-Kehutanan dan mendirikan Fakultas baru Teknologi dan FKIP. 1. Universitas Sumatera Utara (Negeri)

Rentjana pembangunan telah siap terperintji. Tanah tersedia (hanja beberapa bagian masih belum dikuasai, oleh karena okku-pasi liar belum terselesaikan).

Pelaksanaan pemangunan ketinggalan oleh karena :

(1) kurangnja/terlambatnja biaja diterima. Biaja dari Anggaran Pembangunan 1962 belum diterima seluruhnja.

(2) Naiknja harga bahan2 dan kurang tersedianja bahan2 ini, seperti semen, beton dll.

(3) belum terselesaikannja soal okkpasi liar (sebagian). 2. Bantuan Luar Negeri

(1) Fakultas Pertanian: New Zealand telah menjanggupi memberikan bantuan melalui rentjana Colombo : 3 (tiga) buah gedung dengan perlengkapannja, djuga dosen2 dengan sjarat sbb: terlebih dahulu Universitas harus membuktikan bahwa pemabngunan sungguh2 dimulai dengan mendirikan beberapa gedung atau bagian dari padanja.

(2) Fakultas Kedokteran Gigi: Bantuan dari Pemerintah Djerman Barat dalam bentuk dosen2 dan alat2 jang didatangkan menu-rut keperluan jang njata.

3. Usaha lain2

(1) Jajasan U.S.U., jang telah banjak membantu, uang, alat2 dsb. akan berdjalan terus.

(2) Telah diusahakan oleh suatu badan tersendiri memperoleh sebidang kebun perkebunan untuk didjadikan suatu perusahaan dalam lingkungan Universitas.

4. Pimpinan Universitas

Menurut keterangan Presidennja sendiri, ia akan berhenti/pen-siun.

5. Perpustakaan

Universitas memakai sistim Perpustakaan Fakultas. Ketjuali buku2 dalam bahasa Inggris, terdapat djuga buku2 dalam bahasa Djerman. Ump. Fakultas Kedokteran telah mempunjai kira2 10.000 buku, Pertanian kira2 2.400 buku, tetapi Fak. Teknik masih sa-ngat kekurangan buku2.

(12)

-pada achir (September) 1963. Diseluruh daerah telah diperin-tahkan untuk membentuk Panitia2 dan rentjana2 kerdja.

Kewedanan Tamiang, Kulalasimpang jang ditindjau telah melak-sanakan kursus2 PBH dan jakin akan dapat memenuhi komando tsb.

Didaerah inipun segala tenaga terlebih dahulu akan dikerah-kan guna pemberantasan.

C. Projek Lembaga Sosial Desa

Code Pola :AD 78, biaja Ro. 202.000.000-Devisa nihil. 1. Dari Departemen Sosial ternjata instruksi dan tuntunan2 te-lah

merata sampai kedaerah. Menurut tuntunan LSD terbagi atas Seksi Pendidikan, Seksi Sosial, Seksi Kemakmuran, Seksi Keamanan. Susunan ini diikuti oleh Lembaga2 jang telah didirikan.

2. Pembentukan LSD2 di Sumatera Utara maupun di Atjeh belum meluas. Di Sumut djumlahnja masih sedikit sekali, dikota Medan baru sebuah.

Di perkebuan usaha ini menghadapi kesulitan jang chusus, me-ngingat perkampungan buruh, emplasemen staf dsb.nja merupakan masjarakat tersendiri jang pada umumnja perkampungan/emplase-men tsb didirikan oleh perusahaan.

Di Atjeh usaha2 baru sadja dapat dimulai berhubung dengan ma-salah keamanan sebelumnja.

3. Dalam pada itu harus ditjatat, bahwa hamper ditiap-tiap des ate-lah ada organisasi/persatuan jang melaksanakan usaha2 seperti dimaksud, jakni dengan gotong-rojong mendirikan sekolah, balai pertemuan, mengurus kematian, memperbaiki djalan2 dsb., walaupun nemanja berlainan.

Koperasi umumnja berdiri sendiri,

Dengan demikian disuatu desa timbul berbagai organisasi jang diandjurkan/didesakkan oleh masing2 instansi berkepentingan. 4. Biaja ditanggung oleh masjarakat sendiri setjara gotong-rojong

dengan mengumpulkan uang, padi, ala2 dsb. Subsidi dari Peme-rintah, kalaupun ada, hanjalah merupakan bantuan pendorong. Uang atau bantuan dari Anggaran Pembangunan belum pernah ada, bahkan belum diketahui bahwa organisasi “LSD” termasuk projek Pembangunan Semesta.

D. Projek………

(13)

-D. Projek Rumah Sakit Umum ketjil

Code Pola : AD.69, biaja Rp. 1.245.000.000,-Devisa nihil. Tempat : tiap-tiap kawedanan.

1. Di Sumatera Utara dikundjungi RSU di Kabandjahe, di Atjeh RSU Kualasimpang.

a. Kabandjahe : gedung daru batu dan luas telah ditambah dengan sebuah local oleh Pmerintah Kabupaten.

Berasal dari “Rijnse Zending” jang telah menanjakan perkara hak miliknja kembali. Status jang belum pasti benar ini menim-bulkan keragu-raguan untuk mengadakan perbaikan berat/tamba-han besar-besaran.

Sebagian perlengkapan/alat2 diusahakan sendiri dengan uang jang diterima oleh pimpinan rumah sakit berupa bantuan. Pimpinan : dokter Kabupaten dibantu oleh seorang dokter wanita (isterinja).

Tenaga : dapat dikatakan mentjukupi, ketjuali tenaga analis dan assisten apoteker jang tidak ada sama sekali.

RSU ini melaksanakan kursus latihan/pendidikan bagi tenaga2 pria dan wanita jang dikirimkan oleh Pemerintah Kabupaten2 seluruh SUMUT. Oleh karena Training centre jang bersifat propinsi ini tidak dibiajai seluruhnja oleh Propinsi/Kabupaten2 jang mengirimkan utusan2-nja, usaha ini memberatkan Pemerintah Kab. Tanak Karo sendiri.

b. Biaja : Karena urusan Kesehatan Kabupaten telah otonom, biaja ditanggung oleh Daerah T.II dengan bantuan/subsidi dari Daerah Otonom T.I dan untuk pendidikan djuga dari Pemerintah Pusat (Dep. Kesehatan). Ongkos makan/perawatan pasien jang dipungut ialah Rp. 10,- sehari. Pada saat2 harga beras membubung tinggi, pasien diharuskan membawa berasnja sendiri (Kabandjahe).

Biaja/subsidi dari Anggaran Pembangunan belum pernah diterima. c. Obat2-an : Di Sumut telah dilaksanakan sistim Apotik Kabupaten

jang diusahakan dengan capital pendorong/pindjaman dari Peme-rintah Kabupaten. Apotik menjediakan obat2an untuk seluruh kabupaten bagi remah2 sakit, dokter2 dan umum dengan harga resmi. Usaha ini agak lantjar oleh karena adanja bantuan dari Perusahaan2 obat2an.

2. RSU Kualasimpang

a. Kompleks bekas Perkebunan (Perantjis) jang karena problem keamanan dan keadaan tidak memeliharanja lagi. Kompleks sa-ngat luas, dapat menampung 1.000 orang2 pasien. Keadaan ge-dung2 sudah sangat buruk. Botjor2 dan rusak. Tempat tidur

(14)

-tinggal 135 buah jang dapat dipakai. Oleh karena status jang tidak pasti itu, Pemerintah Daerah berkeberatan/belum bersedia mengeluarkan biaja untuk perbaikan/reparasi.

b. Tenaga : pimpinan dibawah seorang dokter (Dr. B. Marpaung). Seperti di Sumut tenaga analis dan assisten apoteker tidak ada.

c. Obat2an dan perlengkapan dialami kekurangannja. Apotik Kabu-paten seperti di Sumut tidak ada. Keadaan perawatan pasien sangat sederhana. Tempat tidur kaju dan tidak mempunjai tilam d. Kepada RSU ini ditempatkan sebuah BKIA.

e. Biaja/subsidi dari Angg. Pembangunan belum pernah diterima. B. Projek Poliklinik, berfungsi sebagai Health Centre

Code Pola :AD.70. Biaja Rp. 730.000.000,-Devisa nihil.

Tiap2 Ketjamatan 2 sampai 3 buah, sehingga seluruhnja berdjumlah 7.300 buah.

Di Sumut dikundjungi Poliklinik Dj. Singamangaradja Medan, Kaban-djahe (Sinaman) dan Pangkalan Berandan.

a. Poliklinik Pangkalan Berandan : kompleks adalah bangunan baru (batu) jang kepadanja ditambahkan kamar2 untuk BKIA. Perleng-kapan dan obat2an selalu mengalami kekurangan, djikalau Apotik kabupaten tidak dapat memenuhi kebutuhan.

Tempat tidur hanja 20 buah. Domter tetap tidak ada (untuk se-luruh Kabupaetn hanja ada satu orang dokter). Poliklinik di-pimpin oleh seorang Menteri kesehatan dan BKIA oleh seorang bidan. Pasien2 jang berpenjakit berat terpaksa dikirim ke Tandjung Pura, ibukota kabupaten.

Biaja seuruhnja dari Pemerintah daerah. Dari Angg. Pembangu-nan belum pernah ada. Demikian djuga BKIA belumlah hasil usa-ha gotong-rojong masjarakat seperti jang dimaksudkan.

b. Poliklinik dikota Medan : gedung bersama rumah dokternja bangu-nan baru, termasuk BKIA-nja. Dokter tetap tidak ada/sedang diusahakan (untuk seluruh kotapradja Medan baru ada satu dok-ter, Dr. G. Pane). Tanah dan kemungkinan perluasan tjukup ter-sedia.

Biaja kompleks Rp. 250.000. BKIA dibangun antaranja dengan uang “ropping” Pusat. Tempat tidur belum ada.

Urusan Kesehatan Kota telah otonom, seperti halnja di Kabupa-ten-Kabupaten.

c. Polokilinik Sinaman (Kabandjahe) : gedung baru sadja selesai, dibangun oleh rakjat dengan bantuan/subsidi dari Pemerintah Daerah. Tempat tidur belum ada dan BKIA akan dibangun.

(15)

-Keadaan tenaga dan obat2an seperti di P. Berandan dan daerah2 kabupaten lain umumnja.

F. Projek BKIA : sebenarnja tidak merupakan projek tersendiri (tidak mempunjai kode Pola), tetapi termasuk didalam Projek Poliklinik (Health Centre Ketjamatan). Oleh karena itu dimana-mana djuga tempat dan pelaksanaannja “disatukan” didalam Poliklinik.

Kalau di Djawa BKIA telah meluas dan mendapat subsidi, didaerah Sumut dan Atjeh masih merupakan usaha “baru”.

Ump. dikota Medan baru berdiri satu buah, diseluruh daerah baru beberapa buah. Jang telah adapun bukanlah se-mata2 hasil usaha/bi-aja gotong-rojong rakjat.

Demikian djuga didaerah Atjeh.

Bahwa BKIA perlu dan sangat dibutuhkan rakjat ternjata dari djum-lah kunjungan ibu2 dan anak2.

Mengingat hal2 tsb. dan hasilnja jang langsung diraaskan oleh rak-jat dan mengingat kepentingannja dalam hubungan Pembangunan Masja-rakat Deas, Departemen Kesehatan telah memintakan biaja pembangu-nan untuk th. 1962 jang disambut baik oleh Depernas dengan memberi-kan allokasi biaja, dibawah code AD 70.

BAB III BIDANG……

(16)

-BAB III. BIDANG LAIN-LAIN 1. Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah.

(1) Adanja petugas Pusat dan Daerah Otonomi melahirkan pemisahan administrasi Umum dan Urusan otonomi jang mengakibatkan kema-tjetan/kesulitan dalam pelaksanaan, lebih2 lagi kalau diantara

(2) Di Sumut seetlah pembentukan DPR2 baru PBH dihapuskan dan sam-pai sekarang belum terbentuk kembali.

(3) Sifat “Istimewa” Daerah Atjeh jang telah mulai memasukkan/ melaksanakan “sjariat” Islam diadakan peraturan2-nja, harus mendapat penegasan mengenai isi dan pengawasannja.

(4) Urusan/usaha2 jang termasuk rmah tangga daerah otonomi (T.I dkurangi. Akibatnja kekurangan beras, distribusi bagi pegawai tidak djalan dan harga beras membubung tinggi (sampai lebih Rp. 100,- se kg). Daerah Atjeh dapat memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi disa- na-sini teradapat djuga kekurangan beras disebabkan transpor dan distribusi jang kurang lantjar. Karena itu mengalami kenaikan har- gab eras (ump. Kualasimpang).

3. Koordinasi antara Departemen2/instansi2 daerah, chususnja dalam bidang Kesedjahteraan Rakjat kurang sekali, sehingga satu Desa “diserbu” oleh petugas2 dari berbagai Departemen/instansi (pendi-dikan masjarakt, PMD, koperasi, social, pertanian). Akibatnja menimbulkan kebingungan dan halangan2 dikalangan msjarakt Desa.

(17)

-(2) Tambahan lagi fakta kurangnja dokter, tenaga2 analis dan assisten apoteker dapat memperlambat perkembangan dan penjem-purnaan. Kurang tersedianja obat2an dan alat2 mungkin akan mengakibatkan adanja gedung2 jang “kosong”, sehingga terpaksa bekerdja dibawah kapasitas sebenarnja.

(3) Biaja/ subsidi dari Anggaran Pembangunan Semesta belum pernah diterima. Bagi golongan masjarakat jang tidak mengetahui, bah-wa projek2 itu termasuk projek2 Pola, penindjauan dan pendje-lasan rombongan Depernas menimbulkan harapan2, bagi pihak2 jang telah mengetahui akan hal itu menimbulkan pertanjaan, apakah sebabnja biaja/subsidi dari Angg. Pembangunan itu belum keluar. 5. “Prjojek” B.K.I.A.

(1) Usaha2 untuk mendirikan BKIA masih pada taraf permulaan. Djumlah jang telah ada masih sedikit sekali, dan jang telah ada ini pun didirikan/dibiajai oleh Pemerintah.

Minat dan aktivitas masjarakat untuk mendirikannja dengan usa-ha gotong-rojong masih bersifat potensiil.

(2) Penerimaan dan tuntunan2 dari Departemen ternjata masih kurang. (3) Perkembangan selandjutnja tidak sadja bergantung kepada biaja,

aktivitas dan tuntunan2, tetapi djuga sebagian besar kepada ada-tidaknja bidan dan tenaga2 pembantunja.

BAB V. SARAN2………..

(18)

-BAB V. S A R A N – S A R A N

Mengingat bahwa maksud semula dan utama dari penindjauan adalah mengumpulkan bahan2/keterangan2 chususnja bagi penjusunan Anggaran Pembangunan tahun 1963, disini diutamakan saran-saran jang ada hubu-ngannja dengan maksud tersebut.

(1) Depernas hendaknja mengandjurkan/memperdjuangkan, agar biaja un-tuk projek2 Kesedjahteraan Rakjat jang telah ditindjau mendapat prioritas. Bukan sadja hal ini penting karena pembangunan projek2 ini akan langsung dilihat oleh Rakjat dan manfaatnja langsung di-rasakan, tetapi djuga penting dalam djangka pandjang guna Pem-bangunan Masjarakat Desa keseluruhannja.

(2) Projek2 tsb., ketjuali Universitas termasuk urusan/tugas Pemerin- tah Daerah (T.I dan T.II). jang Departemen induknja adalah Departemen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, sedangkan projek2 itu termasuk urusan/lingkungan berbagai Departemen lain, jang sampai sekarang harus memasukkan permintaan biaja/budget untuk projek2 tersebut.

Depernas hendaknja dapat mentjarikan djalan, bagaimana pemetjahan maalah ini. Tugasnja : Bagaimana Pemerintah otonom dapat turut serta melaksanakan pembangunan semesta didaerahnja dan bagaimana mereka dapat memperoleh biaja/subsidi dari Anggaran Pembangunan untuk projek2 Pola jang termasuk urusan/lingkungan rumah tangganja. (3) Chusus untuk pembangunan Universitas Sumatera Utara

hendaknja pemberian biaja guna pembangunan Fakultas Pertanian dan Kedokteran Gigi mendapat prioritas, sehingga bantuan jang didjandjikan oleh New Zealand dan Djerman Barat dapat direalisir dengan segera. (4) Untuk kepentingan follow-up PBH dan untuk mentjegah

agar jang melek tidak mendjadi buta huruf kembali, sebagian biaja PBH hen-daknja mulai dipergunakan untuk hal itu.

(5) Untuk daerah2 dimana BKIA belum berkembang hendaknja Depernas mengandjurkan kepada Departemen Kesehatan, agar memberikan tuntunan2 dan penerangan jang lebih meluas.

(6) Andjuran/usaha2 petugas2 dari berbagai Departemen/Instansi jang “menjerbu” kedesa-desa perlu dikoordinir lebih sempurna. Depernas hendaknja dapat memberi saran/konsep bagaimana pemetjahan masalah ini pada achirnja. Menurut pendapat rombongan satu organisasi jang sedjenis dengan LSD (namanja apa tidak mendjadi soal) sedah dapat menampung semua usaha/aktivitas masjarakat desa (sosial, pendidikan, koperasi dls.), sehingga dengan demikian pemborosan

(19)
(20)

-tenaga manusia, waktu dan biaja dapat ditjegah.

(7) Soal status rumah sakit jang berasal dari pihak asing hendaknja segera diselesaikan, sehingga reparasi/pembangunannja dapat diselenggarakan, sebelum kerusakan jang lebih hebat kedjadian. (8) Memperhatikan kurangnja tenaga2 ahli, seperti analis dan

assisten apoteker serta tenaga menengah hendaknja diusahakan adanja suatu rentjana pendidikan tenaga jang dapat diselenggara-kan, dan djika mungkin dibiajai dari Anggaran Pembangunan (sebagai tambahan pada Anggaran Routine).

Djuga soal kurangnja obat2an perlu mendapat perhatian chusus. Depernas mungkin dapat mengusulkan, agar PDN2 memberikan prioritas kepada kebutuhan ini.

L a i n – l a i n

(9) Depernas hendaknja menarik perhatian Pemerintah kepada perlunja segera kekosongan PBH di Sumut diselesaikan.

(10) Untuk memelihara semangat dan tudjuan pembangunan Depernas hendaknja mendesak lagi, agar pemberantasan penjelewengan kekuasaan dan keuangan dipergiat. Djuga agar pemakaian fonds2 pembangunan diawasi.

(11) Mengingat pentingnja kedudukan Sumut ekonomis maupun politis (dekat ke Malaja dan Singapura) Depernas hendaknja dapat me-ngusulkan, agar radio Pusat diperkuat dan diatur siarannja sehingga waktunja lebih sesuai dengan keadaan di Sumut. Djuga agar Medan dapat memperoleh suatu Press

House.-

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi

Komponen yang mendinginkan udara panas sebelum disirkulasikan oleh Turbo Charge adalah….. Fungsi dari Turbo

Diumumkan bahwa BPJS Kesehatan Kantor Pusat akan melaksanakan Tender Harga Terendah Pengadaan Perangkat Pengguna Akhir Deputi Direksi, Pegawai di Lingkungan Direktorat TI,

Pedoman Penggunaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa untuk Mendukung Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Pencegahan Stunting Terintegrasi.. PMK

• Perencanaan pembangunan harus mampu mengakomodir kebutuhan pembangunan hingga ke level desa karena desa sebagai lokus utama pembangunan termasuk dalam pembangunan daerah

Tata cara Pembangunan Rumah dengan Struktur Tahan Gempa (RTG) ini disusun dengan memperhatikan kaidah teknis dan aturan yang berlaku untuk menjadi acuan perencanaan pembangunan

Uji statistik yang dilakukan untuk menilai pengaruh SHG terhadap ketergantungan merokok menggunakan uji Wilcoxon dan untuk melihat perbedaan ketergantungan merokok

Adapun penurunan self efficacy yang terjadi pada kelompok kontrol dikarenakan tidak adanya peran banyak dari guru dalam pembelajaran yang berupa pengajuan