• Tidak ada hasil yang ditemukan

i HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "i HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN

PT. TELKOM,TBK DEVISI REGIONAL IV SEMARANG

RINGKASAN SKRIPSI

Disusun oleh: Monica Dyah Setyawati

M2A009164

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

ii

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN

PT. TELKOM,TBK DEVISI REGIONAL IV SEMARANG

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Mencapai Derajat Sarjana Psikologi

RINGKASAN SKRIPSI

Disusun oleh: Monica Dyah Setyawati

M2A009164

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

RINGKASAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA

ADVERSITY INTELLIGENCE

DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN

PT.TELKOM,TBK DEVISI REGIONAL IV SEMARANG

Disusun oleh : Monica Dyah Setyawati Telah disahkan pada tanggal

_____________________

Dosen Pembimbing

(4)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iv

ABSTRAK v

PENDAHULUAN 1

METODOLOGI PENELITIAN 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

KESIMPULAN DASARAN 6

(5)

v

Globalisasi menuntut dunia untuk berubah dan berkembang terus menerus sehingga perusahaan dituntut untuk lebih fleksibel dan mampu beradaptasi terhadap kondisi yang terus berubah agar dapat mempertahankan keberadaannya dalam dunia bisnis. Karyawan yang memiliki adversity intelligence yang tinggi akan mampu bertahan dalam menghadapi segala kesulitan yang muncul karena perubahan yang ada. Karyawan yang dapat menyelesaikan kesulitan dan memiliki peran dalam kemajuan perusahaan akan mengembangkan perasaannya sebagai bagian dari perusahaan tersebut. Komitmen organisasi adalah sikap individu untuk mendedikasikan dirinya kepada organisasi yang diwujudkan dengan keinginan yang kuat untuk menjadi anggota organisasi, berusaha keras sesuai keinginan organisasi dan mampu menerima nilai serta tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity intelligence dengan komitmen organisasi pada karyawan PT. TELKOM, Tbk Divisi Regional IV Semarang. Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. TELKOM, Tbk Divisi Regional IV Semarang yang berjumlah 181 dengan karakteristik karyawan tetap, masa kerja minimal 2 tahun dan berusia antara 22-50 tahun sebanyak 108 karyawan. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah Skala Psikologi yaitu Skala Komitmen Organisasi (26 aitem valid, α = 0.903) dan Skala Adversity Intelligence (22 aitem valid, α = 0.907). Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi rxy = 0.626 dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan positif antara adversity intelligence de ng a n ko mit me n o rganis as i. Semakin tinggi adversity intelligence maka semakin tinggi komitmen organisasi. Adversity intelligence memberikan sumbangan efektif sebesar 39.1% pada komitmen organisasi dan sebesar 60.9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(6)

1 PENDAHULUAN

Globalisasi menuntut dunia untuk berubah dan berkembang secara terus menerus. Perkembangan dan perubahan yang terjadi tidak dapat dihindari oleh individu maupun organisasi. Perubahan lingkungan global dapat menjadi pendorong sebuah organisasi untuk melakukan sebuah perubahan. Perubahan yang dilakukan secara konstan dan terus menerus menyebabkan kinerja organisasi maju dengan pesat, sehingga mampu mencapai sebuah kesuksesan dalam organisasi. Organisasi pun dituntut untuk lebih fleksibel dan mampu beradaptasi terhadap kondisi yang terus berubah, agar dapat mempertahankan keberadaannya di dunia bisnis.

Gabungan tekanan persaingan bisnis yang kuat dan ketatnya kondisi pasar tenaga kerja bagi pegawai yang berkualitas berarti bahwa perusahaan harus mencari cara untuk mengendalikan pengeluaran dan pada saat yang sama memastikan bahwa perusahaan memiliki pekerjaan yang dibutuhkan untuk berkembang, memasuki area bisnis yang baru, meluaskan operasi internasional dan tetap efektif (Jackson, Sculer dan Werner, 2010, h.244).

(7)

2

organisasi memiliki peranan dalam kesiapan karyawan terhadap perubahan organisasi yang dapat berpengaruh pada organisasi untuk mencapai kesuksesan. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi adalah karyawan yang terlibat aktif pada pencapaian nilai dan tujuan organisasi, sehingga kesiapan untuk berubah dapat dengan mudah dicapai karyawan yang memiliki komitmen organisasi (Pramadani dan Fajrianthi, 2012, h.104).

Steers (dalam Yuwono, 2005, h.133) menjelaskan bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan peristiwa ketertarikan individu terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasi. Berbeda dengan Schermerhorn (dalam Yuwono, 2005, h.134) menyatakan bahwa komitmen terhadap organisasi (organizational commitment) merupakan derajat kekuasaan perasaan seseorang dalam mengidentifikasikan dirinya dan merasakan dirinya sebagai bagian dari organisasi.

PT. TELKOM, Tbk adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT. TELKOM memiliki target memiliki 15.000 karyawan pada tahun 2015 untuk melakukan efisiensi dan mencapai tujuan-tujuannya. Pada kenyataannya sekarang PT. TELKOM memiliki 19.000 karyawan, yang berarti akan terjadi pemangkasan 4.000 karyawan sampai dengan tahun 2015. Berbagai cara telah dilakukan untuk mencapai target jumlah karyawan ideal, salah satunya adalah program pensiun dini (PENDI).

(8)

3

mempertahankannya dan tidak mencari karyawan lain untuk menggantikannya. Hal ini menyebabkan karyawan akan selalu menemui kesulitan dan tantangan. Keberhasilan untuk menghadapi kesulitan tersebut terletak pada kecerdasan menghadapi dan merespons kesulitan hidup yang dijalani oleh masing-masing karyawan. Kemampuan seorang individu untuk mengubah persepsi mengenai situasi yang pada awalnya dimaknai sebagai hambatan, diubah menjadi peluang bagi dirinya untuk meraih sukses dibutuhkan oleh karyawan.

Adversity intelligence disusun berdasarkan hasil riset dengan memanfaatkan tiga cabang ilmu pengetahuan yaitu psikologi kognitif, psikoneuroimunologi, dan neurofisiologi (Stoltz, 2000, h.8). Stoltz (2005, h.41) mengatakan bahwa semakin besar adversity intelligence yang dimiliki seseorang, maka ia akan semakin kuat untuk bertahan menghadapi kesulitan dan terus berkembang dengan mengaktualisasikan seluruh potensi. Karyawan yang memiliki adversity intelligence yang tinggi akan mampu bertahan dalam menghadapi segala sesuatu kesulitan yang disebabkan karena perubahan yang terjadi. Karyawan dengan adversity intelligence yang tinggi akan mengembangkan potensi yang dimiliki untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada.

(9)

4 METODE

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. TELKOM, Tbk Devisi Regional IV Semarang yang berjumlah 417 dengan karakteristik populasi karyawan tetap, memiliki masa kerja minimal dua tahun dan memiliki usia 22-50 tahun sebanyak 181 karyawan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 108 karyawan yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah Skala Psikologi yaitu Skala Komitmen Organisasi (26 aitem valid, α = 0.903) dan Skala Adversity Intelligence (22 aitem valid, α =

0.907). Skala komitmen disusun berdasarkan aspek komitmen organisasi yang dikemukakan oleh Schultz & Schultz (2006, h.247) dan Luthans (2006, h.249) yaitu menerima nilai dan tujuan organisasi, memiliki kesediaan untuk mengerahkan upaya ataupun usaha untuk organisasi dan memiliki keinginan yang kuat untuk tetap bergabung dengan organisasi. Skala Adversity Intelligence disusun berdasarkan dimensi adversity intelligence yang dikemukakan Stoltz (2003, h.100) yaitu Control, Ownership, Reach, Endurance. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana dengan bantuan program komputer Statistical Packages for Social Science (SPSS) for Windows versi 16.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(10)

5

adversity intelligence dengan komitmen organisasipada karyawan PT. TELKOM, Tbk Divisi Regional IV Semarang.

Hasil uji hipotesis tersebut ditunjukkan dengan angka koefisien korelasi sebesar 0,626 dengan p = 0,000 (p<0,05). Koefisien korelasi tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara adversity intelligence dengan komitmen organisasi. Tingkat signifikansi sebesar p < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara adversity intelligence dengan komitmen organisasi.

(11)

6

Divisi Regional IV Semarang mempengaruhi usaha keras dan kedisiplinan karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.

Komitmen organisasi merupakan salah satu kunci yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Karyawan yang mempunyai komitmen kepada organisasi biasanya menunjukkan sikap kerja yang penuh perhatian terhadap tugasnya, memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas-tugas serta loyal terhadap perusahaan. Secara nyata komitmen berdampak kepada performansi kerja sumber daya manusia, dan pada akhirnya juga sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan. Hal ini senada dengan pendapat Miner (1992, hal. 124) yang mengatakan bahwa komitmen organisasional dipercaya dapat menekan masalah-masalah yang berhubungan dengan perilaku karyawan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 0,92% karyawan berada pada kategori adversity intelligence yang rendah, 69,44% karyawan berada pada kategori adversity intelligence yang tinggi, dan 29,62% karyawan berada pada kategori adversity intelligence yang sangat tinggi. Mayoritas karyawan tetap PT. TELKOM, Tbk Divisi Regional IV Semarang berada pada kategori adversity intelligence tinggi.

(12)

7 KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara adversity intelligence dengan komitmen organisasi pada karyawan PT. TELKOM, Tbk Divisi Regional IV Semarang. Adversity intelligence memberikan sumbangan efektif sebesar 39,1% pada terbentuknya komitmen organisasi pada karyawan PT. TELKOM, Tbk Divisi Regional IV Semarang.

Beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi Subjek Penelitian

Subjek dengan adversity intelligence yang tinggi diharapkan meningkatkan dan mempertahankan kemampuan yang dimiliki dalam menangani kesulitan dilingkungan kerja serta berkontribusi secara aktif dalam setiap kegiatan perusahaan dan dapat bekerjasama dengan baik dengan tim kerja tanpa saling menjatuhkan satu sama lain.

2. Bagi Perusahaan

(13)

8

karyawan dapat meningkatkan adversity intelligence melalui pengalaman-pengalaman yang didapatkan melalui pelatihan dan pengembangan karyawan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengangkat topik yang sama, disarankan untuk melakukan penelitian dengan subjek penelitian yang lebih luas agar diperoleh hasil yang lebih representatif serta dapat pula mempertimbangkan karakteristik perusahaan yang menjadi tempat penelitian seperti perusahaan non-BUMN.

Daftar Pustaka

Jackson, S. E., Sculer, R. S., & Werner, S. (2010). Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Edisi Kesepuluh.) Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Julita, S., & Rafaei W. (2010). Relationship of organizational commitment, locus of control, and readiness to change among nurses. Psycho behavioral science and quality of life : The 6th international postgraduate research colloquium.

Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

Miner, J. B. (1992). Industrial Organizational Psychology. Singapore: McGraw Hill, Inc.

(14)

9

Industri dan Organisasi Vol. 1 No. 02. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.

Schultz, D.P. & Schultz, S.E. (2006). Psychology and Industry Today: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology. Upper Sadle River: Pearson Prentice Hall.

Stoltz, P. G. (2005). Adversity Quotient : Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Alih Bahasa : Hermaya. Jakarta: Grasindo.

Stoltz, P. G. (2003). Adversity Quotient at work: Mengatasi Kesulitan di Tempa t Kerja, Mengubah Tantangan Sehari-hari Menjadi Kunci Sukses Anda. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Jakarta: Interaksara.

Stoltz, P. G. (2007). Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Mnejadi Peluang. Alih Bahasa: T. Hermaya. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Visagle, C. M., & Steyn, C. (2011). Organizational Commitment and Responses

to Planned Organizational Change: An Exploratory Study. Southern African Business Review, Vol. 15 No. 3.

Referensi

Dokumen terkait

Produk Herbal lidah buaya yang dihasilkan dari penelitian ini diharapakan UKM yaitu Sari kumetap dapat meningkatkan usahamya setelah di introduksi teknologi

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa fungsi dari Akta Yang dibuat Oleh PPAT tersebut untuk memeberikan kepastian hukum dan menjamin hak atas kepemilikan tanah

dengan penelitian pembuatan kamus elektronik Indonesia – Arab, yaitu

[r]

Untuk metode yang digunakan dalam penilaian kelayakan investasi adalah : Pertama, metode Payback period, diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran investasi selama

[r]

membuktikan bahwa mobile learning berbasis aplikasi Android mata pelajaran fisika materi listrik arus searah efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga

Packed Red Cell mungkin dapat meningkatkan pasokan hemin sebagai unsur yang diperlukan H.influenza dalam pertumbuhannya.. banyak eritrosit yang ditambahkan, semakin