• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI M"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN

MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SPBU

PANDANARAN SEMARANG

Disusun Oleh:

Nama : Fahmi NPM : 10205450

Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lana Sularto, Dr

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

JAKARTA

(2)

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SPBU PANDANARAN SEMARANG

ABSTRAK

Kepemimpinan merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut akan timbul semangat kerja yang dapat meningkatkan kinerja dari bawahan itu.

Penelitian ini menggunakan metode sensus karena keterbatasan populasi yaitu 52 pegawai. Data yang diperoleh diuji dengan uji validitas dan reliabilitas untuk memastikan kevalidan data, kemudian dilakukan analisis data dengan uji regresi dan korelasi dengan bantuan SPSS 14. Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 44,08% yang berarti kinerja ditentukan oleh motivasi kerja dan gaya kepemimpinan dan sisanya sebesar 55,92% dipengaruhi oleh faktor lain. Kata Kunci: gaya kepemimpinan, motivasi, kinerja

Daftar Pustaka (1998 – 2006) (xi + 42 + lampiran)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Di hampir semua perusahaan yang ada, pegawai merupakan asset

(3)

upaya meningkatkan kinerja pegawai tersebut dapat dilakukan melalui praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang handal dan motivasi berprestasi yang tinggi dan terarah.

Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya kepemimpinan. Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan motivasi didalam diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin itu sendiri.

Kurang adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi yang harmonis serta memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan tingkat kinerja pegawai rendah. Demikian halnya dengan kurangnya motivasi pegawai seperti tidak disiplin masuk kerja, malas-malasan dalam bekerja akan menyebabkan kinerja pegawai rendah. Hal ini terlihat pada SPBU 44.502.05 atau yang lebih dikenal dengan nama SPBU Pandanaran yang terletak di kota Semarang bahwa tingkat kinerja belum optimal dikarenakan dalam praktek dilapangan pihak SPBU kurang memberikan komunikasi yang harmonis di antara pimpinan dengan bawahan, serta kurangnya motivasi yang diberikan yang menyebabkan semangat pegawai rendah dan berakibat menurunkan kinerja pegawai. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penulisan dengan judul

“ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SPBU PANDANARAN SEMARANG”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya

(4)

2. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja yang diberikan terhadap kinerja pegawai?

3. Berapakah besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja

terhadap kinerja pegawai? 1.3 Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai SPBU Pandanaran kota Semarang.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

gaya kepemimpinan yang diberikan terhadap kinerja pegawai.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

motivasi kerja yang diberikan terhadap kinerja pegawai.

3. Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dan

motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. 1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademis

Dapat memberikan pengetahuan mengenai gaya kepemimpinan dan motivasi sehingga dapat berguna di masa yang akan datang.

2. Bagi Praktisi

Dapat mengetahui mengenai pengaruh antara gaya kepemimpinan dan motivasi kerja yang diberikan dengan kinerja pegawai.

1.6 Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y)

Kepemimpinan itu adalah usaha suatu program pada saat terjadinya

(5)

kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, serta

sesuai dengan moral maupun etika. Kepemimpinan itu ditentukan dengan gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri, jika gaya kepemimpinan yang diberikan baik dan dapat memberikan arahan kepada bawahan dengan baik maka kinerja pegawai akan meningkat sesuai dengan gaya kepemimpinan yang diberikan.

2. Pengaruh Motivasi Kerja (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y)

Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Untuk dapat memberikan hasil kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang pegawai membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya.

3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara bersama-sama dengan Kinerja Pegawai (Y)

Gaya kepemimpinan ditentukan oleh pemimpin itu sendiri, sehingga jika gaya kepemimpinan yang diterapkan baik dan dapat memberikan arahan yang baik kepada bawahan, maka akan timbul kepercayaan dan menciptakan motivasi kerja dalam diri pegawai, sehingga semangat kerja pegawai meningkat yang juga mempengaruhi kinerja pegawai

(6)

Keterkaitan antar variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Keterkaitan antar variabel X2

X1

Y

1.7 Hipotesis Penelitian

1. Terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja

Pegawai (Y)

2. Terdapat pengaruh antara Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai

(Y)

3. Terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja

(X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) BAB II

LANDASAN TEORI 2.1Kepemimpinan

”Kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill (Wahjosumidjo 1994:23) didefinisikan sebagai sarana pencapaian tujuan yang dimaksudkan dalam hubungan ini pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program dan yang berperilaku secera bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan”

2.2Gaya Kepemimpinan

Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya

(7)

mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. House dan Mitchel (Sutarto 1995:131) disamping mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi perilaku

kepemimpinan, yaitu faktor pribadi bawahan dan faktor lingkungan kerja, kedua orang tersebut membedakan adanya empat gaya kepemimpinan, yaitu:

1. Pemimpin Pengarah (Leader Directiveness) 2. Pemimpin Pendukung (Leader Supportiveness) 3. Pemimpin Peranserta (Participative Leadership)

4. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement-Oriented

Leadership)

2.3Motivasi

”Motivasi menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2008:219) adalah pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan”

Teori Hirarki menurut A.H. Maslow (Ulber Silalahi 2002:345) menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia. Kebutuhan tersebut adalah :

1. Kebutuhan fisiologis ( physiological needs ) 2. Kebutuhan keamanan (safety needs)

3. Kebutuhan social ( social needs )

4. Kebutuhan penghargaan ( esteem needs )

5. Kebutuhan aktualisasi (Self actualization needs )

2.4Kinerja

Kinerja menurut Boediharjo (2002:102) dapat diukur berdasarkan

empat indikator yaitu 1. Efektif dan efisien

(8)

4. Inisiatif

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Populasi dan Sampel penelitian

Populasi diartikan sebagai seluruh anggota kelompok yang sudah ditentukan karakteristiknya dengan jelas, baik itu kelompok orang, objek, atau kejadian. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai SPBU 44.502.05 sebanyak 52 orang pegawai. Penelitian ini menggunakan metode sensus, yaitu mendata keseluruhan populasi yang ada. Berdasarkan sensus dilapangan, maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 orang pegawai.

3.2Data dan Variabel yang digunakan 1. Variabel Gaya Kepemimpinan

a. Definisi Konseptual yaitu cara pemimpin untuk mempengaruhi

bawahannya.

b. Definisi Operasional yaitu cara pemimpin untuk mempengaruhi

bawahannya yang diukur dengan orientasi direktif, orientasi supportive, orientasi partisipatif.

c. Indikator Penelitian dengan memperhatikan definisi konseptual dan definisi operasional, maka disusun indikator variabel gaya kepemimpinan adalah:

ƒ Orientasi direktif ƒ Orientasi supportive ƒ Orientasi partisipatif ƒ Orientasi prestasi 2. Variabel Motivasi

a. Definisi Konseptual yaitu dorongan yang tumbuh dalam diri

(9)

b. Definisi Operasional yaitu dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan

semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya yang diukur dengan kebutuhan fisik, kebutuhan keselamatan, kebutuhan berkelompok, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

c. Indikator Penelitian dengan memperhatikan definisi konseptual

dan definisi operasional, maka disusun indikator variabel motivasi adalah:

ƒ Kebutuhan fisik

ƒ Kebutuhan keselamatan ƒ Kebutuhan berkelompok ƒ Kebutuhan akan penghargaan ƒ Kebutuhan aktualisasi diri 3. Variabel Kinerja Pegawai

a. Definisi Konseptual yaitu hasil yang dicapai oleh pegawai dalam menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien.

b. Definisi operasional yaitu hasil yang dicapai oleh pegawai dalam menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien yang diukur dengan efisien dan efektivitas, otoritas daan tanggung jawab, disiplin dan inisiatif.

c. Indikator penelitian dengan memperhatikan definisi konseptual dan definisi operasional, maka disusun indikator variabel kinerja pegawai adalah:

ƒ Efektivitas dan efisiensi ƒ Orientasi dan tanggung jawab ƒ Disiplin

(10)

3.3Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer

a. Observasi

Melakukan pengamatan langsung dan melakukan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada pegawai SPBU 44.502.05. b. Wawancara

Memberikan pertanyaan kepada pimpinan perusahaan dan karyawan dalam rangka memperkuat data yang sudah dikumpulkan. 2. Data Sekunder

Melakukan studi pustaka dengan membaca seperti referensi, surat kabar, majalah serta buku catatan selama perkuliahan dan lain-lainnya yang berhubungan dengan penulisan ini. Sedangkan pengolahan data menggunakan SPSS (Sould Product Solutions Statistic) 14 untuk mempermudah penghitungan dan pengujian hipotesis penelitian.

3.4Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Kalibrasi Instrumen Penelitian

Dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrument, dimana pengujian validitas ini untuk memastikan bahwa peneliti telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Kuntjoro, 2003:150). Analisis terhadap validitas menggunakan model koefisien korelasi product

moment (r). Sedangkan pengujian reliabilitas yang menggunakan

rumus koefisien Alpha atau Alpa Cronbach dilakukan untuk mengukur sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya atau handal (Djaali, Pudjiono, Ramly; 200:81).

3.4.2 Uji Hipotesis dengan Analisis Regresi dan Korelasi

(11)

TABEL 3 Kriteria hubungan

Nilai r Kriteria Hubungan

0 Tidak ada korelasi

0 – 0,20 Korelasi sangat lemah

0,21 – 0,40 Korelasi lemah

0,41 – 0,70 Korelasi kuat

0,71 – 0,90 Korelasi sangat kuat

0,91 – 0,99 Korelasi sangat kuat sekali

1 Korelasi sempurna

Sumber : Peramalan Bisnis (Sugiarto dan Harijono, 2000:92) 3.4.3 Pengujian Keterikatan Regresi

Dilakukan dengan uji F, yaitu untuk mengetahui bagaimana variabel bebas yang digunakan secara bersamaan mampu menjelaskan variabel terikat. Apabila hasil yang diperoleh Fhitung > Ftabel dan signifikansi <0,05 maka artinya mempunyai keterikatan.

3.4.4 Pengujian Signifikansi

Dilakukan dengan Uji t, yaitu untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada taraf nyata sebesar 5% dan derajat kebebasan (df) N-2, setelah dibandingkan kemudian diambil keputusan dengan kaidah: jika nilai thitung > ttabel maka dinyatakan ada pengaruh, tetapi jika thitung < ttabel maka dinyatakan tidak ada pengaruh.

3.4.5 Pengujian Statistik Regresi

Dilakukan dengan penghitungan Koefisien Determinasi (r²) yaitu untuk melihat pengaruh variabel yang diteliti. Apabila didapat hasil

(12)

apabila hasilnya mendekati 0 artinya semankin lemah variabel bebasnya dalam menerangkan variabel terikatnya.

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Uji Validitas

Koefisien validitas untuk seleksi item pada tes yang mengukur kemampuan ini dapat dipilih dari item-item yang memiliki koefisien 0,3 atau lebih. Karyawan yang diberikan kuesioner untuk pengujian validitas ini berjumlah 52 orang. Pada uji validitas seluruh kuesioner gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja dinyatakan valid, sehingga tidak ada pertanyaan yang harus dihilangkan guna menjamin validitas hasil penelitian secara keseluruhan.

4.2. Uji Realibilitas

Tabel 4.1

Hasil Uji Realibilitas Kuesioner

Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kinerja

Variabel Koefisien Alpha Status

Gaya Kepemimpinan 0, 772 Reliabel

Motivasi Kerja 0,811 Reliabel

Kinerja 0,862 Reliabel

Sumber : data primer (diolah)

4.3. Uji Korelasi

(13)

Tabel 4.2

Hasil uji Korelasi Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja

Correlations

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

4.4. Hasil Penelitian

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi

Pengaruh Variabel Motivasi Kerja (X1) dan Gaya Kepemimpinan (X2) Terhadap Kinerja(Y)

Variabel Bebas Koefisien Regresi(i) Nilai t hitung P

Gaya

Kepemimpinan(X1) 0,222 2,275 0.00

Motivasi Kerja (X2) 0,571 4,4699 0.00

Konstanta = 4.797 Fhitung = 19.269 R Square = 0.440 Ftabel = 3.15 Multiple R = 0.664 p = 0.0000

Sumber:Data diolah

(14)

Dari persamaan regresi diatas menunjukkan variabel motivasi kerja (X1) dan gaya kepemimpinan (X2) mempengaruhi kinerja (Y).

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif dengan tingkat kekuatan rendah antara variabel Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja (ry1=0,434). Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja rendah. Hanya 18,83% dari Kinerja ditentukan oleh Gaya Kepemimpinan, sedangkan sisanya sebesar 81,17% ditentukan oleh faktor lain. 2. Terdapat hubungan positif dengan tingkat kekuatan kuat antara variabel Motivasi

Kerja dengan Kinerja (ry2=0.617). Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja kuat. Hanya 38,06% dari Kinerja ditentukan oleh Motivasi Kerja, sedangkan sisanya sebesar 61,94% ditentukan oleh faktor lain.

3. Terdapat hubungan positif dengan tingkat kekuatan kuat antara variabel Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja (R=0,664). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja kuat. Hanya 44,08% dari Kinerja ditentukan oleh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama-sama, sedangkan sisanya sebesar 55,92% ditentukan oleh faktor lain.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut:

1. Dengan melihat kesimpulan diatas maka disarankan agar pihak manajemen

(15)

2. Gaya kepemimpinan direktif merupakan gaya kepemimpinan yang paling besar pengaruhnya terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan di SPBU di masa mendatang, maka disarankan kepada pihak manajemen agar secara kontinyu

menciptakan kondisi kerja yang berorientasi pada direktif di setiap aktivitas perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA Boediharjo. 2002. Kinerja Organisasi. Erlangga: Jakarta

Gayatri. 2005. Analisis Pengaruh Prestasi Kerja dan Kompetensi Terhadap

Keputusan Promosi Jabatan Karyawan PT. Jasa Angkasa Semesta Tbk., di Jakarta. Jurnal: Jakarta

Gomes, Faustino Cardoso. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. ANDI OFFSET: Yogyakarta

Griffin, Ricky W. 2004. MANAJEMEN. Erlangga: Jakarta

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. MANAJEMEN Dasar, Pengertian dan Masalah. Bumi Aksara: Jakarta

Setyaningsih, Sri H. 2005. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Gaya Kpemimpinan

Camat Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang Provinsi Banten. Jurnal: Jakarta

Usman, Husaini. 2008. MANAJEMEN (Teori Praktik dan Riset Pendidikan). Penerbit Bumi Aksara: Jakarta

Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu:Yogyakarta

Gambar

Gambar 1 Keterkaitan antar variabel
TABEL 3 Kriteria hubungan
Tabel 4.1 Hasil Uji Realibilitas Kuesioner
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi

Referensi

Dokumen terkait

Makna yang terkandung dalam syair Peuayôn Aneuk di Gampong Lhok Dalam Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur adalah tentang nasehat pentingnya mengakui adanya

Tercapainya pengelolaan dan pemeliharaan sarana rumah sakit dengan baik, bermutu, profesional dan memuaskan sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku

xi Gambar 4.8 Kurva waktu dalam pembebanan suhu sebesar 176.7 °C 56 Gambar 4.9 Sisi fix pada wellhead body 56 Gambar 4.10 Sisi on flat face pada metal annulus seal 57 Gambar

Sebelum melakukan tindakan siklus I, peneliti terlebih dahulu mengawali kegiatannya dengan memberikan tes awal kepada siswa. Tes ini dilaksanakan pada hari

lain. Satuan gramatik yang unsurnya berupa kata dan pokok kata, atau pokok kata semua, berdasarkan ciri ini, merupakan kata majemuk karena pokok kata merupakan

Maka dari itu cara saya dalam menginspirasi adik-adik adalah dengan memberikan pengalaman langsung, akan lebih baik yang sudah saya alami untuk diceritakan ke adik atau

Dalam penelitian ini kaitannya dengan pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia aparatur di Kantor inspektorat Kabupaten Takalar yang masih tergolong rendah,

Analisis sidik ragam pengaruh kadar air biji kacang hijau yang berbeda dengan jenis abu terhadap jumlah telur, jumlah imago, persentase biji rusak dan persentase