BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar
mampu menghasilkan produk berkualitas yang mampu bersaing dengan produk -produk lain. Dengan demikian perusahaan akan bisa mempertahankan eksistensinya di pasar lokal maupun pasar global, sehingga mampu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan utama dari sebuah perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang maksimal, namun saat ini tujuan perusahaan tidak hanya laba akuntansi, melainkan juga berfokus
pada laba ekonomis. Para stakeholders terutama investor membutuhkan analisis
laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi agar modal yang mereka investasikan mendapat tingkat pengembalian (rate of return) yang
menguntungkan sebanding dengan risiko yang mereka ambil.
Pada umumnya analisis laporan keuangan yang dilakukan perusahaan untuk
mengukur kinerja keuangannya adalah dengan menggunakan metode konvensional yaitu analisis rasio keuangan. Dalam praktiknya walaupun analisis rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang cukup banyak
bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin 100% kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya (Kasmir, 2010:103). Penggunaan analisis rasio keuangan memiliki kelemahan
mengabaikan adanya biaya modal. Untuk mengatasi kelemahan dari analisis rasio
keuangan, maka dikembangkan konsep pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai tambah (value added) yaitu Economic Value Added (EVA) dan metode
Z-Score yang berguna untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan. Kinerja
keuangan yang memburuk dapat memicu kebangkrutan perusahaan. Hal ini didukung oleh kenyataan kemunduran usaha yang signifikan baik usaha kecil,
menengah, maupun usaha berskala besar, dalam bentuk BUMN maupun perusahaan go public yang diakibatkan oleh krisis moneter tahun 1997 lalu.
Analisis kebangkrutan yang sering digunakan adalah analisis Z-Score model
Altman, model Springate dan model Zmijewski. Analisis kebangkrutan tersebut dikenal karena selain caranya mudah dan dalam menentukan prediksi
kebangkrutannya pun cukup akurat. Analisis kebangkrutan tersebut dilakukan untuk memprediksi suatu perusahaan sebagai penilaian dan pertimbangan akan
suatu kondisi perusahaan. Metode-metode tersebut sering digunakan dalam melakukan analisis dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut antara lain rasio likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan stabilitas. Analisis rasio
tersebut digunakan untuk mengukur dan memprediksi kondisi kemampuan kinerja keuangan perusahaan.
Economic Value Added (EVA) sangat relevan dalam hal ini karena EVA dapat mengukur kinerja (prestasi) manajemen berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan selama periode tertentu. Fenomena yang membuat EVA
konvensional. Kondisi EVA yang positif mencerminkan tingkat pengembalian
yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal. EVA yang positif menunjukkan kemampuan manajemen dalam menciptakan peningkatan nilai kekayaan perusahaan/pemilik modal, dan sebaliknya, EVA negatif menyiratkan adanya
penurunan nilai kekayaan.
PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau disingkat dengan PT.
INALUM (Persero) yang berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Indonesiamerupakan perusahaan terbuka (go public) yang bergerak di bidang pengolahan dan produksi aluminium. Maka
dari itu, mengingat pentingnya menjaga kelangsungan hidup, perkembangan dan pertumbuhan perusahaan agar dapat bertahan di masa yang mendatang, maka
kinerja keuangan perusahaan harus dalam kondisi yang terbaik.
Berikut ini di sajikan data kinerja keuangandari PT. INALUM (Persero)
berdasarkan dari laporan keuangan periode 2010 sampai dengan periode 2014 yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Ringkasan Kinerja Keuangan PT. INALUM (Persero) (dalam Rupiah)
TAHUN PENDAPATAN BIAYA LABA
2010 6.213.314.874.000 323.928.241.000 1.313.037.336.000 2011 7.509.450.338.000 369.217.537.000 1.195.010.934.000 2012 7.535.802.248.000 378.913.691.000 752.840.556.000 2013 6.614.699.884.000 483.378.298.000 319.185.152.000 2014 6.471.293.491.000 394.927.273.000 892.008.754.000 Sumber: Laporan Keuangan PT. INALUM (Persero) Data Diolah (2015)
diiringi oleh kenaikan biaya operasional perusahaan sebesar Rp 369.217.537.000
atau naik 13% sehingga memperoleh laba bersih yang walaupun mengalami penurunan sebesar Rp 1.195.010.934.000 atau turun 9%. Pada tahun 2012 PT. INALUM (Persero) mengalami peningkatan pendapatan walaupun kecil sebesar
Rp 7.535.802.248.000 atau naik 0,3% diiringi oleh kenaikan biaya operasional sebesar Rp 378.913.691.000 atau naik 2% sehingga memperoleh laba bersih yang
walaupun mengalami penurunan yang drastis sebesar Rp 752.840.556.000 atau turun 58%. Pada tahun 2013 PT. INALUM (Persero) mengalami penurunan pendapatan sebesar Rp 6.614.699.884.000 atau turun13% diiringi oleh penurunan
laba bersih secara drastis sebesar Rp 319.185.152.000 atau turun 135% tetapi pada biaya mengalami kenaikan sebesar Rp 483.378.298.000 atau naik 27%. Pada
tahun 2014 setelah diserahkannya PT. INALUM (Persero) ke Indonesia maka dapat dilihat pada pendapatannya mengalami penurunan sebesar Rp
6.471.293.491.000 atau turun 2% diiringi oleh penurunan biaya sebesar Rp 394.927.273.000 atau turun 22% tetapi pada laba bersih mengalami kenaikan yang sangat baik sebesar Rp 892.008.754.000 atau naik 179%.
Berdasarkan atas fenomena yang terjadi pada Tabel 1.1, pendapatan, biaya dan laba perusahaan yang fluktuatif menunjukkan kinerja PT. INALUM (Persero)
belum optimal dari segi keuangannya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja keuangan dengan metode analisis rasio Z-Score model Altman, model Springate dan model Zmijewski dan Economic Value Added
Z-Score Model Altman, Springate, dan Zmijewski serta Economic Value Added
(EVA) Periode 2010-2014.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana perkembangan kinerja keuangan PT. INALUM
(Persero) dari tahun 2010 sampai tahun 2014 dengan menggunakan metode analisis Z-Score model Altman, model Springate, model Zmijewski dan Economic Value Added (EVA)?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian adalah: Untuk mengetahui dan
menganalisis kinerja keuangan PT. INALUM (Persero) dari tahun 2010 hingga 2014 dengan menggunakan metode analisis Z-Score model Altman, model Springate, model Zmijewski dan Economic Value Added (EVA).
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan penulis dari penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini akan bermanfaat untuk membantu perusahaan dalam menilai kinerja keuangannya dari sisi yang berbeda.
dan EVA serta prakteknya pada perusahaan tersebut. Hal ini merupakan
masukan bagi penulis sebagai perbandingan dari teori-teori yang selama ini diterima penulis dibangku perkuliahan.
3. Bagi kalangan akademis, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
dan inspirasi bagi yang ingin melanjutkan penelitian mengenai metode analisis Z-Score model Altman, model Springate, model Zmijewski dan