• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Perawat di RSU HKBP Balige

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Perawat di RSU HKBP Balige"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Seiring dengan era globalisasi, perubahan dan kemajuan di berbagai

bidang pada masa sekarang ini memberikan dampak pada setiap organisasi

maupun perusahaan untuk siap dan mampu berkompetisi dengan organisasi

lainnya agar dapat tetap hidup dan berkembang mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap organisasi perlu mengelola

organisasi dengan baik dan mempersiapkan sumber daya yang terbaik dari

organisasinya (Ivancevich, Konopaste & Matteson, 2007). Demikian juga rumah

sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai tugas memberikan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Undang-undang No. 44 Tahun 2009 pasal 4

dan 5).

Pengelolaan rumah sakit yang efisien dan efektif merupakan syarat mutlak

agar rumah sakit dapat memberi pelayanan yang optimal, terlebih dalam

persaingan yang semakin ketat saat ini seiring dengan berkembangnya pelayanan

kesehatan yang lebih berkualitas dalam teknologi dan pelayanan. Pelayanan

kesehatan yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang

ada di dalamnya, salah satunya adalah tenaga keperawatan. Gillies (2000)

menyatakan bahwa perawat merupakan tenaga kesehatan yang sangat penting

(2)

mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan

di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan

bio-psiko-sosial-spiritual dan dilaksanakan selama 24 jam secara berkesinambungan

(Depkes RI, 2001).

Mengingat kedudukan tenaga keperawatan yang sangat penting tersebut,

perlu memikirkan kebutuhan perawat sebagai tenaga SDM yang profesional

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya.

Tingkat kepuasan kerja perawat dapat menimbulkan dampak yang berarti bagi

tenaga kerja perawat itu sendiri maupun rumah sakit. Kepuasan kerja perawat

yang tinggi sangat mempengaruhi kondisi kerja yang positif dan dinamis,

sehingga mampu memberikan keuntungan nyata, tidak hanya pada rumah sakit

atau organisasi, tetapi juga keuntungan bagi tenaga kerja itu sendiri. Di sisi lain,

kepuasan kerja yang rendah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi

kesehatan fisik, mental maupun tingkah laku pada tenaga kerja perawat, yang

pada akhirnya akan mengakibatkan kerugian bagi tenaga kerja perawat dan juga

rumah sakit tempatnya bekerja (Ruslan, 2002).

Perawat-perawat yang mendapatkan kepuasan dalam bekerja akan

memberikan pelayanan yang lebih baik dan bermutu kepada pasien-pasien rumah

sakit sehingga kepuasan pasien akan terpenuhi. Perawat yang puas dengan

pekerjaannya akan lebih memperhatikan keselamatan pasien dan lebih berkurang

melakukan kesalahan pengobatan sehingga mendorong kunjungan kembali pasien

ke rumah sakit dan meningkatkan loyalitas pelanggan yang pada akhirnya juga

(3)

Kepuasan kerja merupakan respon emosional karyawan terhadap

pekerjaannya yang tercermin dalam sikap dan terfokus pada perilaku terhadap

pekerjaan (Kreitner & Kinicki, 2005). Kepuasan kerja merupakan hasil persepsi

karyawan tentang seberapa jauh pekerjaan seseorang memberi segala sesuatu

yang dipandang penting melalui hasil kerjanya (Luthans, 2005). Menurut Robbins

(2003) kepuasan kerja merujuk kepada sikap umum seseorang terhadap

pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap

yang positif terhadap pekerjaannya, sedangkan seseorang yang tak puas dengan

pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu. Apabila

aspek-aspek negatif dari pekerjaan seseorang lebih besar daripada aspek positif

dari pekerjaannya maka akan menyebabkan ketidakpuasan kerja. Karyawan yang

puas akan lebih mungkin berbicara positif tentang organisasi, membantu orang

lain dan akan lebih meningkatkan kinerja yang dihasilkan. Karyawan yang tidak

puas cenderung menunjukkan perilaku yang negatif seperti mengeluh,

membangkang dan menghindar dari tanggung jawabnya (Robbins, 2003). Perawat

yang puas akan lebih perduli dengan kualitas pekerjaan, lebih ramah, ceria, dan

responsif dalam melakukan pekerjaannya dan itu berpengaruh dalam

meningkatkan kepuasan pelanggan, sehingga berdampak dalam meningkatkan

citra organisasi (Singh & Jain, 2013).

Menurut konsep teori Herzberg, ciri perilaku pekerja yang puas adalah

mereka mempunyai motivasi untuk bekerja yang tinggi, mereka lebih senang

dalam melakukan pekerjaannya, sedangkan ciri pekerja yang kurang puas adalah

(4)

(Robbins & Judge, 2008). Menurut Spector (2002), selain dari absensi dan

turnover, bagi pekerja pemberi layanan jasa seperti halnya perawat, tingkat

kepuasan kerja juga dapat diketahui dari perilaku kerja perawat yang dapat

diamati, serta keluhan yang di sampaikan oleh perawat.

Berbagai penelitian yang dilakukan tentang kepuasan kerja perawat

menunjukkan bahwa perawat banyak mengalami ketidakpuasan kerja. Penelitian

yang dilakukan oleh Hossain (2008) di antara para perawat di rumah sakit umum

dan swasta di Bangladesh menemukan bahwa 63% dari perawat tidak puas

dengan pekerjaan mereka. Di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman

menunjukkan bahwa 41% perawat di rumah sakit mengalami ketidakpuasan

dengan pekerjaannya dan 22% diantaranya merencanakan meninggalkan

pekerjaannya dalam satu tahun (Baumann, 2007). Penelitian di Indonesia oleh

Setyawan (2002) menemukan bahwa kebanyakan perawat berada pada kepuasan

kerja rendah. Hasil penelitian Gatot (2005) di instalasi rawat inap di RSUD

menunjukkan bahwa lebih dari separuh (62,9%) tingkat ketidakpuasan kerja

perawat.

Ketidakpuasan dikalangan perawat itu sendiri disebabkan oleh rendahnya

penghasilan, kurangnya kesempatan promosi atau karier, kurangnya penghargaan

dan adanya kesenjangan antara pelatihan dan tuntutan pekerjaan (Shield & Ward,

2000). Penelitian Tummers, Van Merode dan Landeweerd (2006), mengatakan

bahwa gaji perawat yang rendah serta kurangnya otonomi perawat dalam

melakukan pekerjaannya cenderung membuat kepuasan kerja yang rendah pada

(5)

menunjukkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja perawat berkorelasi

dengan faktor induvidu perawat seperti motivasi kerja, jenis keterlibatan kerja

dan stres kerja, dan berbagai faktor organisasi ataupun lingkungan pekerjaan

(Coomber & Barriball, 2007; Lu, While, & Barriball, 2005 ).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah faktor

individu yang dibawa oleh seseorang dalam pekerjaannya (Spector, 1997; Mullins

2002). Motivasi setiap individu dalam bekerja merupakan karakteristik individu

yang sangat mempengaruhi cara mereka bersikap dan bekerja. Kepuasan kerja

pada dasarnya merupakan sikap individu yang berhubungan dengan pekerjaannya

yang dipengaruhi oleh motivasi individu dalam bekerja (Bradley & Brian, 2003).

Kinicki dan Kreitner (2003), menggambarkan motivasi seperti proses psikologis

yang menyebabkan stimulasi, arah, dan perilaku yang berorientasi pada tujuan

untuk mencapai sasaran kepuasan. Motivasi sebagai keadaan internal yang

menyebabkan seseorang untuk terlibat dalam perilaku tertentu yang menunjukkan

arah, intensitas, dan ketekunan serta keinginan dan kebutuhan individu dalam

bekerja (Spector, 2003). Menurut Swansburg (2000), apa yang membuat perawat

datang ke tempat kerja tepat waktu, bekerja keras tanpa kesalahan,

mempertahankan sikap yang menyenangkan dan memenuhi semua standar

kinerja, penampilan fisik, dan perilaku adalah motivasi. Hal ini menunjukkan

pentingnya motivasi dalam mempengaruhi kepuasan kerja perawat.

Motivasi kerja dapat mempengaruhi cara karyawan merasa tentang

pekerjaan mereka dan juga kesediaannya untuk bekerja (Amabile, 1993). Sejauh

(6)

dalam pekerjaannya terkait erat dengan kepuasan kerja karyawan. Orientasi

motivasi untuk terlibat dalam pekerjaan yang berpengaruh terhadap kepuasan

kerja adalah motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang rangsangannya datang dari

dalam diri individu terhadap pekerjaannya karena pekerjaan itu sendiri menarik.

Seseorang yang termotivasi secara intrinsik, akan menemukan sendiri

bahwa proses tersebut memberi kepuasan bagi dirinya sendiri (Hennessey &

Amabile, 2005). Dave (2011) dalam penelitiannya mengatakan bahwa individu

dengan motivasi intrinsik yang tinggi ditandai dengan munculnya kegembiraan,

ketertarikan dengan pekerjaan, kebahagiaan, determinasi, kompetensi, rasa ingin

tahu dan tingkat keterlibatan yang tinggi dalam penyelesaian tugas. Berkaitan

dengan kepuasan kerja perawat tentunya perawat yang memiliki motivasi intrinsik

yang tinggi akan melakukan tugasnya dengan penuh semangat, tanggap dan

memberikan perhatian yang penuh kepada pasien. Perawat yang termotivasi

secara intrinsik berarti perawat yang benar-benar peduli dengan pekerjaannya,

perawat tersebut akan berkomitmen, mencari cara yang terbaik dan mencurahkan

energi untuk melakukan pekerjaannya dengan baik (Thomas, 2000). Dengan

demikian semakin perawat termotivasi secara intrinsik maka kepuasan kerjanya

juga akan semakin tinggi.

Menurut Deci dan Ryan (2000) motivasi intrinsik sifatnya lebih tahan

lama dari motivasi ekstrinsik. Oleh karena itu sangat penting bagi suatu organisasi

untuk mengetahui motivasi intrinsik karyawannya dan mengambil tindakan yang

tepat dalam meningkatkannya. Chu, Kara dan Benzing (2008) dalam

(7)

hanya dipengaruhi oleh faktor motivasi berupa uang dan peningkatan pendapatan

saja tetapi otonomi dalam bekerja sebagai bagian dari motivasi intrinsik. Madura

(2007) juga berpendapat pemberdayaan karyawan dengan memberikan tanggung

jawab dalam pengambilan keputusan dan wewenang melaksanakan tugas dapat

memotivasi karyawan dan memberikan kontribusi kreatif yang berpengaruh dalam

meningkatkan kepuasan kerja. Penelitian Muslih (2011) tentang analisis pengaruh

motivasi terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai, menunjukkan faktor

motivasi intrinsik dalam hal prestasi, penghargaan, tanggung jawab, promosi, dan

kesesuaian pekerjaan yang rendah dari pegawai, yang berpengaruh secara

sgnifikan terhadap kepuasan kerja pegawai yaitu semakin rendah faktor motivasi

intrinsik maka kepuasan kerja pegawai akan semakin rendah pula. Penelitian yang

dilakukan Edrak, Yin-Fah, Gharleghi dan Seng (2013) terhadap efektifitas

motivasi intrinsik dan esktrinsik pada Sales menemukan pengaruh yang signifikan

motivasi intrinsik terhadap kepuasan kerja bahwa membangun motivasi intrinsik

yang tepat dapat meningkatkan kepuasan kerja yang lebih tinggi. Artinya semakin

seseorang termotivasi secara intrinsik maka kepuasan kerjanya juga semakin

meningkat.

Menurut Spector (1997), yang membuat suatu pekerjaan memuaskan atau

tidak memuaskan tidak hanya tergantung pada kebutuhan individu dan pada apa

yang disediakan oleh pekerjaannya, tetapi juga pada tergantung pada persepsi dan

penilaian yang terkait dengan lingkungan kerjanya, yaitu termasuk faktor iklim

organisasi. Organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orang-orang

(8)

merasa tentang pekerjaan mereka (Spector, 1997). Iklim organisasi yang

merupakan persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) yang

secara tetap berhubungan dengan organisasi mengenai apa yang ada atau terjadi di

lingkungan internal organisasi secara rutin mempengaruhi sikap dan perilaku

organisasi dan kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan kinerja

organisasi (Wirawan, 2007). Iklim organisasi dapat menimbulkan pengaruh besar

terhadap motivasi, prestasi dan kepuasan kerja pegawai (Idrus, 2006). Iklim

organisasi yang kondusif akan mampu mengelola kebutuhan-kebutuhan

organisasinya secara optimal. Kebijaksanaan organisasi mempunyai pengaruh

yang kuat terhadap kepuasan kerja dalam melakukan kegiatan organisasi, oleh

karena itu organisasi harus dapat menentukan suasana yang dapat membentuk

iklim organisasi yang baik sehingga membawa dampak pada kepuasan kerja yang

tinggi pula (Handoko, 2001).

Penelitian yang dilakukan oleh Graito (1991), menunjukkan semakin

positif persepsi karyawan terhadap kondisi iklim organisasi maka semakin rendah

ketidakpuasan kerjanya. Hal ini diperkuat dengan penelitian Meeusen, Dam,

Mahoney, Zundert dan Knape (2011) terhadap perawat anastesi di Belanda yang

menunjukkan bahwa untuk mencapai kepuasan kerja yang tinggi di antara

perawat anestesi, perlu memperbaiki beberapa karakteristik dari iklim organisasi

yang penting, seperti: membuat perawat anestesi merasa menjadi bagian penting

dari organisasi sebagaimana misi organisasi, memperhatikan pengembangan karir,

(9)

Pelayanan rumah sakit yang optimal sangat penting memperhatikan dan

meningkatkan kepuasan kerja perawat yang secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi kepuasan pasien sehingga berdampak pada peningkatan pelayanan

rumah sakit. Dengan demikian sangat dibutuhkan motivasi intrinsik perawat yang

memiliki kompetensi, kemampuan, semangat yang tinggi, serta ketertarikan dan

keterlibatan dalam pekerjaannya, serta perlu didukung oleh iklim organisasi yang

kondusif dan positif. Profesi perawat menuntut para perawat untuk dapat

bertindak cepat dan tepat, memiliki ketertarikan dan keterlibatan yang tinggi

terhadap pekerjaannya dalam melayani pasien, serta mempunyai kemampuan

untuk dapat memahami apa yang menjadi kebutuhan pasien (McCabe, 2005).

Rumah Sakit Umum HKBP Balige sebagai salah satu instansi pelayanan

kesehatan yang selalu dituntut meningkatkan pelayanan yang terbaik agar tetap

menjadi pilihan pasien, sangat perlu memperhatikan kepuasan kerja perawat.

Sebagai sumber daya manusia yang potensial di rumah sakit sangat penting

memperhatikan motivasi intrinsik dan iklim organisasi yang ada di rumah sakit

dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tentang kepuasan kerja

maka penulis ingin meneliti pengaruh iklim organisasi dan motivasi instrinsik

terhadap kepuasan kerja perawat RSU HKBP Balige.

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya maka dirumuskan masalah

penelitian yaitu apakah motivasi intrinsik dan iklim organisasi mempengaruhi

(10)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi intrinsik terhadap

kepuasan kerja perawat di RSU HKBP Balige.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh iklim organisasi terhadap

kepuasan kerja perawat di RSU HKBP Balige.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi intrinsik dan iklim

organisasi terhadap kepuasan kerja perawat di RSU HKBP Balige.

4. Untuk mengetahui gambaran mengenai motivasi intrinsik, iklim organisasi

dan kepuasan kerja perawat di RSU HKBP Balige.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak manajemen Rumah Sakit Umum HKBP Balige.

Hasil penelitian ini dapat diperoleh gambaran mengenai kepuasan kerja,

iklim organisasi dan motivasi instrinsik perawat. Selain itu, diharapkan

dapat sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen

RSU HKBP Balige berkaitan dengan kegiatan pengelolaan sumber daya

manusia khususnya menyangkut pengaruh motivasi intrinsik dan iklim

organisasi untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat di RSU HKBP

Balige

2. Bagi pihak HKBP

Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan dan

pertimbangan bagi HKBP selaku pemilik RSU HKBP Balige dalam

(11)

sumber daya manusia khususnya menyangkut pengaruh motivasi intrinsik

dan iklim organisasi untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat RSU

HKBP Balige agar pembenahan RSU HKBP Balige dapat lebih terarah.

3. Bagi pihak akademis.

Hasil penelitian diharapkan dapat sebagai bahan masukan dan bahan

pembelajaran bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang

Pengembangan Sumber Daya Manusia yang menyangkut pemberdayaan

tenaga perawat di rumah sakit.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai pentingnya Sumber Daya

Manusia dalam sebuah organisasi, latar belakang pentingnya

kepuasan kerja perawat yang dipengaruhi oleh motivasi instrinsik

dan iklim organisasi. Selain itu bab ini juga menguraikan rumusan

permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam Bab II diuraikan teori yang berkaitan dengan penelitian

ini, meliputi kepuasan kerja, motivasi intrinsik, iklim organisasi,

dan perawat. Dalam bab ini juga diuraikan dinamika pengaruh

motivasi intrinsik terhadap kepuasan kerja, dinamika pengaruh

(12)

motivasi intrinsik dan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja.

Selain itu dalam bab ini juga dikemukakan perumusan gambaran

kerangka konseptual dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan identifikasi variabel penelitian, definisi

operasional variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian,

metode pengambilan data, uji validitas, uji reliabilitas, uji coba

alat ukur dan metode analisa data.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab IV, menjelaskan mengenai gambaran umum subyek

penelitian, uji asumsi, hasil utama penelitian, nilai empirik dan

nilai hipotetik, korelasi antara motivasi intrinsik dan iklim

organisasi dengan kepuasan kerja dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam Bab V, menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran

Referensi

Dokumen terkait

Transfer depo yang diharapkan dapat mempercepat pengangkutan sampah, ternyata sebagian masih berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah sementara (TPS) karena

Hasil penelitian: Analisis multivariate menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian stunting pada anak balita usia 12-59

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya adaptasi dan stabilitas hasil 9 galur mutan dengan 2 varietas kontrol di empat lokasi yang berbeda.. Penelitian ini disusun

[r]

Melalui aplikasi ini penulis berharap para donatur dapat mengakses informasi dengan cepat dan tidak membosankan karena selama mengakses informasi tentang anak asuh diiringi alunan

Dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas bagaimana pembuatan Website Taman Bunga Cibubur yang sederhana dan juga menarik. Pembuatan Website ini menggunakan program aplikasi

tahun Dua ribu enam belas melalui situs Pengadaan (ULP) Polres Klungkung tusan Kapolres Klungkung Nomor : giatan Penjelasan pekerjaan tersebut di situs

Pada hari ini Sabtu, tanggal Tujuh Belas bulan Desember tahun Dua Ribu Enam Belas2. melalui situs website LPSE: http://lpse.bali.polri.go.id , ULP Barang/Jasa