• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan yuridis Terhadap Keabsahan Produk Makanan Tanpa Label Halal Bagi Konsumen Muslim (Studi Pada MUI Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan yuridis Terhadap Keabsahan Produk Makanan Tanpa Label Halal Bagi Konsumen Muslim (Studi Pada MUI Medan)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan serta perkembangan perekonommian pada umumnya

terhadap berbagai kemajuan yang terjadi pada bidang teknologi, industri, ekonomi

maupun perdagangan, mengakibatkan semakin banyak permasalahan yang terjadi

dinegara Indonesia.Khususnya permasalahan dalam bidang perlindungan

konsumen.4

Demi melindungi konsumen di Indonesia dari hal-hal yang mengakibatkan

kerugian terhadap konsumen, pemerintah Indonesia pada tanggal 20 April 1999,

telah menetapkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen.Undang-undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 ini, Sudah menjadi tugas dan kewajiban dari Pemerintah untuk memberikan

perlindungan terhadap seluruh masyarakat.Pemerintah yang merupakan

perpanjangan tangan dari masyarakat, memiliki kewenangan untuk membentuk

berbagai produk peraturan perundang-undangan, sebagai implementasi

kewenangan untuk memberikan perlindungan kepada seluruh lapisan

masyarakat.Salah satu bentuk perlindungan yang diberikan oleh pemerintah

adalah perlindungan terhadap konsumen.Peraturan perundang-undangan dibentuk

pemerintah, dengan tujuan untuk menghindari suatu hal yang tidak diinginkan,

dan juga untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, termasuk dalam bidang

perlindungan konsumen.

4

Eli Wuria Dewi, “Hukum Perlindungan Konsumen”, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2015),

(2)

merupakan salah satu bentuk implementasi kewenangan dari pemerintah dalam

rangka memberikan perlindungan terhadap konsumen. Selain itu, Undang-undang

Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen ini juga menjadi salah

satu dasar hukum, untuk permberdayaan konsumen melalui pembinaan dan

pendidikan konsumen.

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

Tentang Perlindungan Konsumen, perlindungan konsumen diartikan sebagai

segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan

perlindungan kepada konsumen. Klausul dari Pasal 1 angka 1 Undang-undang

Perlindungan Konsumen ini, telah memiliki kejelasan.Klausul yang menyatakan

“segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum”, di harapkan sebagai

benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang merugikan pelaku

usaha, hanya demi perlindungan konsumen.5

Dalam bagian menimbang huruf b Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

Tentang Perlindungan Konsumen dinyatakan bahwa, pembangunan perekonomian

nasional pada era globalisasi ini, harus dapat mendukung tumbuhnya dunia usaha,

sehingga, mampu menghasilkan beraneka barang dan atau jasa yang memiliki

kandungan yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan tidak merugikan

konsumen. Berdasarkan bagian menimbang tersebut dapat di tarik kesimpulan

bahwa tingkat produktivitas yang tinggi juga memiliki peranan penting dalam

pembangunan perekonomian.Akan tetapi, barang yang di produksi tersebut tidak

boleh merugikan konsumen.

5

(3)

Konsumen berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun

1999 Tentang Perlindungan Konsumen, merupakan setiap orang yang memakai

barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri

sendiri, keluarga, orang lain dn tidak untuk diperdagangkan.

Istilah lain yang hampir mirip dengan konsumen adalah pembeli (koper),

yang juga disebutkan dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata.6Pengertian

konsumen juga dikemukakan oleh Erman Rajaguguk, yang menyatakan bahwa

konsumen merupakan sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan

atau sejumlah barang atau jasa.7

Indonesia, merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk

yang sangat besar.Dengan jumlah penduduk yang mencapat 237.641.326 jiwa Berdasarkan berbagai pendapat mengenai definisi dari konsumen di atas,

dapat disimpulkan bahwa konsumen merupakan orang perseorangan (van person)

yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan barang dan atau jasa.Dalam

hukum perlindungan konsumen, sudah menjadi hak bagi konsumen, untuk

mendapatkan produk atau barang yang tidak merugikan konsumen tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari, produk yang dihasilkan berupa makanan,

sering kali menjadi produk yang dibeli oleh konsumen.Produk-produk makanan

yang dihasilkan oleh pelaku usaha, tidak boleh menimbulkan kerugian bagi

konsumen, dan konsumen memiliki hak untuk mendapatkan kepastian, apakah

produk makanan yang di beli tersebut dapat merugikan atau tidak bagi konsumen.

6

AZ Nasution, “Hukum Perlindungan Konsumen : Suatu Pengantar”, (Jakarta : PT.

Daya Widya, 2000), hal 23 7

Erman Rajagukguk, “Hukum Perlindungan Konsumen”, (Bandung : CV. Mandar Maju,

(4)

orang, tidak tertutup kemungkinan terdapat berbagai jenis perbedaan.Pluralisme

yang muncul baik di bidang kebudayaan, kebiasaan, maupun di bidang

keagamaan.

Agama Islam adalah salah satu agama yang diakui oleh Indonesia, dan

menjadi agama mayoritas di Indonesia, dengan menunjukan jumlah penduduk

sebesar 207.176.162 orang. Maka persentase penduduk muslim di Indonesia

adalah sebesar 87,21 %. Besarnya jumlah penduduk muslim di Indonesia

merupakan pasar potensial bagi produk-produk halal. Seorang muslim dalam

mengkonsumsi suatu barang, tentunya tidak hanya mengedepankan nilai guna

suatu barang tersebut. Akan tetapi juga harus mempertimbangkan manfaat dari

mengkonsumsi dari barang tersebut.

Dalam ajaran agama Islam, sudah menjadi sebuah perintah yang harus

ditaati oleh kaum muslim, untuk mengkonsumsi barang atau produk makanan

yang bersifat halal. Karena dalam ajaran Islam, kegiatan mengkonsumsi bukan

sekedar untuk menghilangkan lapar ataupun memenuhi kebutuhan fisik.Akan

tetapi juga harus mempertimbangkan hal-hal yang halal atau haram.

Allah SWT dalam Al-qur’an Surat Al-Baqarah ayat 173 berfirman yang

artinya :

(5)

Sudah menjadi suatu keharusan bagi suatu daerah yang memiliki berbagai

macam perbedaan untuk saling toleransi dan juga menghargai keyakinan orang

lain. Selain itu, pemerintah sebagai pemegang kekuasaan yang memiliki tugas dan

kewajiban untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, juga memiliki kewajiban

untu memberikan kemudahan bagi suatu kaum untuk melaksanakan dan mentaati

ajaran agamanya.

Salah satu bentuk peranan yang harus pemerintah berikan adalah dengan

cara memberikan perlindungan terhadap konsumen muslim dari

makanan-makanan yang bersifat haram, sebagaimana disebutkan dalam Al-qur’an.

Pemberian label halal yang dilakukan oleh pemerintah melalui Majelis

Ulama Indonesia (MUI), menjadi salah satu alternatif untuk melindungi

konsumen muslim dari makanan yang bersifat haram menurut Al-qur’an. Dengan

adanya label halal terhadap produk makanan yang akan diedarkan oleh pelaku

usaha, akan memberikan sebuah tanda bahwa makanan tersebut merupakan

makanan yang boleh dimakan oleh konsumen muslim.

Bahwa banyak pelaku usaha yang tidak menghiraukan hal tersebut.Dengan

mengharapkan keuntungan yang besar, pelaku usaha kerap menjual

produk-produk tanpa label halal. Tanpa adanya label halal yang diberikan oleh Majelis

Ulama Indonesia (MUI), tentu saja konsumen muslim tidak mengetahui bahan

pokok pembuatan produk makanan tersebut. Sehingga, keabsahan makanan tanpa

produk makanan tersebut sangat diragukan. Tentu saja hal ini akan menimbulkan

(6)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis akan menguraikan

secara lengkap dan cermat dalam sebuah skripsi yang berjudul : Tinjauan

Yuridis Terhadap Keabsahan Produk Makanan Tanpa Label Halal Bagi

Konsumen Muslim (Studi Pada Majelis Ulama Indonesia Medan)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah

yang dimuat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kajian yuridis tentang label halal pada Majelis Ulama Indonesia

(MUI) ?

2. Bagaimana kajian yuridis tentang perlindungan Konsumen?

3. Bagaimana kebasahanan produk makanan tanpa label halal bagi konsumen

muslim ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini

adalah :

a. Untuk mengetahui tentang kajian yuridis tentang label halal pada Majelis

Ulama Indonesia (MUI)

b. Untuk mengetahui tentang kajian yuridis tentang perlindungan Konsumen

c. Untuk mengetahui keabsahan produk makanan tanpa label halal bagi

(7)

2. Manfaat Penulisan

Sementara hal yang diharapkan menjadi manfaat dari adanya penulisan

skripsi ini adalah:

a. Secara teoritis tulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan

memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka perkembangan ilmu

hukum pada umumnya, perkembangan hukum perdata dan khususnya di

bidang keabsahan produk makanan tanpa label halal bagi konsumen

muslim

b. Secara praktis uraian dalam skripsi ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan menambah wawasan dan pengetahuan secara

khusus bagi penulis dan secara umum bagi masyarakat tentang keabsahan

produk makanan tanpa label halal bagi konsumen muslim dan juga sebagai

bahan kajian untuk para akademisi dan peneliti lainnya yang ingin

Universitas Sumatera Utara mengadakan penelitian yang lebih mendalam

lagi mengenai keabsahan produk makanan tanpa label halal, terkhusus

bagi konsumen muslim.

D. Keaslian Penulisan

Sepanjang pengamatan dan penelusuran yang telah dilakukan, belum ada

penelitian tentang Tinjauan Yuridis Terhadap Keabsahan Produk Makanan Tanpa

Label Halal Bagi Konsumen Muslim (Studi Pada MUI Medan), sesuai dengan

judul skripsi ini. Telah dilakukan juga pemeriksaan judul skripsi tersebut kepada

(8)

dan Informasi Fakultas Hukum USU, yang menyatakan bahwa”Tidak Ada Judul

yang Sama”. Maka berdasarkan hal itu wajarlah bila penelitian terhadap judul

skripsi tersebut tetap dilanjutkan. Diadakan juga penelusuran mengenai berbagai

judul karya ilmiah melalui media internet, dan sepanjang penelusuran yang

dilakukan belum ada yang pernah mengangkat topik tersebut. Maka Berdasarkan

pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penelitian mengenai “Tinjauan

Yuridis Terhadap Keabsahan Produk Makanan Tanpa Label Halal Bagi

Konsumen Muslim (Studi Pada MUI Medan)” belum pernah ada penelitian

dilakukan dalam topik dan permasalahan Universitas Sumatera Utara yang sama.

Apabila dikemudian hari terdapat judul yang sama atau telah tertulis orang lain

dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut

dapat diminta pertanggungjawaban.

Ada beberapa judul yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu, Oni

Farihah (14112220186)denganJudul: “Upaya Perlindungan Konsumen

Terhadap Produk Yang Mencantumkan Label Halal Atau Haram (Studi Kasus

Konsumen Di Kabupaten Cirebon)”

Nur Muhammad Fauzan.I (11370007) dengan Judul: “Peranan MUI

Dalam Melindungi Konsumen Muslim dari Produk Haram (Studi Kebijakan

LPPOM MUI D.I Yogyakarta)”

E. Tinjauan Kepustakaan

Perlindungan Konsumen, merupakan salah satu upaya pemerintah yang

(9)

Pemerintah sebagai suatu lembaga eksekutif yang memiliki kewenangan untuk

membuat berbagai aturan, memiliki suatu tanggungjawab untuk memberikan

perlindungan terhadap konsumen.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen,

merupakan salah satu bentuk peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh

pemrintah dalam melaksanakan kegiatan perlindungan konsumen.

Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen ini juga akan

memberikan perlindungan terhadap pelaku usaha, dan menjamin kesetaraan

kedudukan antara pelaku usaha dan konsumen.

Salah satu hak yang dimiliki oleh konsumen adalah memperoleh

informasi. Dengan memperoleh informasi, maka konsumen akan mengetahui

keabsahan dari produk yang beredar tersebut.

Penerapan aturan mengenai kewajiban memuat label halal pada kemasan

produk makanan, merupakan salah satu bentuk implementasi hak konsumen,

terkhusus konsumen muslim. Dengan memberikan label halal, maka secara tidak

langsung akan memberikan informasi kepada konsumen muslim terhadap

keabsahan makanan yang beredar tersebut.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yaitu urutan-urutan bagaimana penelitian itu dilakukan.

Dalam penulisan skripsi ini, metode yang dipakai adalah sebagai berikut :

(10)

Pendekatan yuridis normatif ini digunakan dengan maksud untuk

mengadakanpendekatan terhadap masalah dengan cara melihat dari segi peraturan

perundangundanganyang berlaku, dokumen-dokumen dan berbagai teori.8

Pendekatan yuridisnormatif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti

sumber-sumber bacaanyang relevan dengan tema penelitian, yang meliputi

penelitian terhadap asas-asashukum,9 sumber-sumber hukum,10

2. Spesifikasi Penelitian

peraturan

perundang-undangan yang bersifatteoritis ilmiah yang dapat menganalisa

permasalahan yang akan dibahas.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu menganalisa yang dilakukan

dengan cara memaparkan atau menggambarkan permasalahan mengenai Tinjauan

Yuridis Terhadap Keabsahan Produk Makanan Tanpa Label Halal Bagi

Konsumen Muslim (Studi Pada Majelis Ulama Indonesia Medan)

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini diperlukan jenis sumber data yang berasal dari

literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian, sebab penelitian ini

merupakan penelitian dengan pendekatan normatif yang bersumber pada data

8

Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 1990), hal 11 9

M. Solly Lubis, Pembahasan Undang-Undang Dasar 1945, (Bandung: Alumni, 1997),

hal 89, mengatakan asas-asas hukum adalah dasar kehidupan yang merupakan pengembangan nilai-nilai yang dimasyarakatkan menjadi landasan hubungan-hubungan sesama anggota masyarakat.

10

(11)

sekunder. Data yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah sekunder yang

terdiri dari:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan

mengikat yang terdiri dari peraturan perundang-undangan dan peraturan

lainnya yang berkaitan.11

1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Data dari pemerintah yang berupa

dokumen-dokumen tertulis yang bersumber pada perundang-undangan, di antaranya:

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen

3) Undang-UndangRepublik IndonesiaNomor 33 Tahun 2014 Tentang

Jaminan Produk Halal

4) Undang-UndangRepublik IndonesiaNomor 7 Tahun 1996 Tentang

Pangan

5) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan

Pangan

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang berupa buku,

penelusuran internet, jurnal, surat kabar, makalah, skripsi, tesis maupun

disertasi.12

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan atas bahan hukum primer dan sekunder, berupa kamus

dan ensiklopedia. Selain itu juga buku mengenai metode penelitian dan

11

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), hal 6 12

(12)

penulisan hukum untuk memberikan penjelasan mengenai teknik

penulisan.13

4. Analisa Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut dianalisa secara

kualitatif14 yakni denganmengadakan pengamatan data-data yang diperoleh dan

menghubungan tiap-tiap datayang diperoleh tersebut dengan ketentuan-ketentuan

maupun asas-asas hukum yangterkait dengan permasalahan yang diteliti sehingga

dengan logika deduktif,15

a. Inventarisasi aturan hukum yang terkait dengan fakta hukum

yaituberpikir dari hal yang umum menuju hal yang

lebih khusus, dengan menggunakanperangkat normatif, yakni interpretasi dan

konstruksi hukum sehingga diharapkandapat dihasilkan suatu kesimpulan yang

bersifat umum terhadap permasalahan dantujuan.

Dalam menganalis data berupa peraturan perundang undangan maka akan

dilakukan langkah langkah sebagai berikut :

b. Klasifikasi aturan hukum dan buat sistematika pengaturannya

c. Deskripsikan konsistensi, kontradiksi pada aturan hukum

Dalam proses ini akan dipergunakan asas hukum untuk menganalis

mengenai Tinjauan Yuridis Terhadap Keabsahan Produk Makanan Tanpa Label

Halal Bagi Konsumen Muslim (Studi Pada Majelis Ulama Indonesia Medan).

Selanjutnya akan diperhatikan sifat pengaturan (bersifat umum atau khusus)

13

Soerjono Soekanto, Op Cit, hal 7 14

Bambang Sunggono, Metodelogi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

(13)

dalam aturan, bentuk hukum (hierarchi) dari aturan dan pengundangan dan atau

pengumuman (lama atau baru) dari aturan hukum.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan

(Library Research) dan penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka untuk memperoleh data sekunder berupa

buku-buku baik koleksi pribadi maupun dari perpustakaan, artikel-artikel baik

yang diambil dari media cetak maupun media elektronik, dokumen-dokumen

pemerintah, termasuk peraturan perundang-undangan.

Tahap-tahap pengumpulan data melalui studi pustaka adalah sebagai

berikut:16

a. Melakukan inventarisasi hukum positif dan bahan-bahan hukum lainnya yang

relevan degan objek penelitian.

b. Melakukan penelusuran kepustakaan melalui, artikel- artikel media cetak

maupun elektronik, dokumen-dokumen pemerintah dan peraturan

perundang-undangan.

c. Mengelompokan data-data yang relevan dengan permasalahan.

d. Menganalisa data-data yang relevan tersebut untuk menyelesaikan masalah

yang menjadi objek penelitian.

e. Penelitian lapangan dilakukan dengan wawancara kepada informan, yaitu

Bagian Label Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan

16

(14)

G. SistematikaPenulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus

diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka

diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per

bab yang saling berkaitan satu sama lain.Adapun sistematika penulisan yang

terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

Bab I merupakan bab pendahuluan, dimana pada bab ini dikemukakan apa

yang menjadi latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan sebagai

topik yang akan dibahas secara mendalam, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian

penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian yang digunakan serta sistematika

penulisan skripsi.

Bab II merupakan bab pembahasan mengenai Kajian Yuridis tentang

Label Halal Pada Majelis Ulama Indonesia (MUI).Pada bab ini akan membahas

mengenai Pengertian dan Jenis-jenis Label, Sejarah Penerbitan Label Halal Pada

Makanan, Kewajiban Produsen Dalam Memberikan Label Halal Pada Hasil

Produksi Makanan, dan Gambaran Umum Tentang Majelis Ulama Indonesia

Bab III merupakan bab pembahasan mengenai Kajian Yuridis tentang

Hukum Perlindungan Konsumen. Pada bab ini akan membahas mengenai

Pengertian hukum konsumen, Bentuk-bentuk Perlindungan Terhadap Konsumen,

Pentingnya Perlindungan Konsumen, Unsur-unsur Kepastian Hukum Dalam

(15)

Bab IV merupakan bab pembahasan riset dan/atau penelitian lapangan

mengenai keabsahan produk makanan tanpa label halal bagi konsumen muslim.

Pada bab ini akan membahas mengenai keabsahan produk makanan tanpa label

halal bagi konsumen muslim, penerbitan sertifikasi halal oleh MUI Terhadap

produk makanan, dan perlindungan hukum konsumen muslim terhadap makanan

tanpa label halal.

Bab V merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran,

dimana pada bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan dari bab-bab yang

telah dibahas sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna bagi perbankan

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan budaya merupakan variasi terhadap cara-cara hidup yang telah baku. Perubahan ini dapat disebabkan oleh pengaruh geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,

Aplikasi yang dikembangkan dapat memberikan kemudahan bagi anggota yang sudah terdaftar pada aplikasi perpustakaan desa. dalam pencarian buku tanpa perlu mencari buku,

Tak lupa kita panjatkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Manajemen

Jika dihubungkan dengan sumber tegangan yang sesuai dan dalam waktu yang bersamaan maka alat yang menyerap energi terbanyak adalah ….. Pada setrika listrik tertulis data 350

Hasil penerapan metode Reliability Centered maintenance diperoleh empat komponen yang harus dirawat secara terjadwal (time directed) yaitu: untuk komponen bearing adalah 37

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kebutuhan ilmiah dalam pengembangan pemanfaatan daun Sukun (Artocarpus altilis) sebagai

PNS yang telah diangkat dalam jabatan struktural tertentu karena ia loyal dan berjasa dalam politik, tanpa disadarinya, ia akan mengalami proses psikologi yang

Masyarakat Kampung Nipah banyak menjadikan hutan mangrove sebagai tempat mata pencaharian, dengan memanfaatkan berbagai potensi yang terdapat di hutan mangrove