• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pelaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pelaya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan di Indonesia sebagai Langkah Persiapan Menuju AFTA 20151

Dwi Yulianti2

Kurang dari satu tahun, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki penerapan perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara yang dinamai ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang mulai berlaku tahun 2015.3 Indonesia yang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara pun tidak akan lepas dari pengaruh perdagangan bebas tersebut. Gagasan mengenai AFTA sendiri muncul dari pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN atau ASEAN Summit ke-4, yang dilakukan pada tahun 1992. Pada pertemuan tersebut, para kepala negara mengumumkan akan membentuk sebuah kawasan perdagangan bebas di ASEAN dalam jangka waktu lima belas tahun mendatang. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan daya saing ekonomi di kawasan ASEAN.4 Hal ini berarti bahwa setiap negara yang tergabung dalam keanggotaan ASEAN bebas untuk melakukan perdagangan di negara anggota ASEAN lainnya tanpa terhalang oleh masalah lokasi. Dengan demikian, Indonesia sebagai negara dengan populasi terpadat ke-4 di dunia tentunya akan menjadi salah satu target pasar bagi negara-negara anggota ASEAN. Hal ini jelas akan menimbulkan berbagai dampak bagi masyarakat Indonesia, baik yang bersifat positif maupun negatif.

1 Judul esai yang diajukan

2 Nama siswi SMA Islam Az-Zahra Palembang.

3 http://www.neraca.co.id/article/44243/AFTA-2015-dan-Ketidaksiapan-SDM-Indonesia, Diakses pada Senin, 29 September 2014.

(2)

Salah satu dampak positif dari adanya AFTA adalah memberikan peluang dan kemudahan akses bagi masyarakat Indonesia dalam memasarkan produk dalam negerinya. Pemasaran produk dalam negeri ini dapat dilakukan dalam cakupan daerah yang jauh lebih luas. Namun, tentu saja pemasaran produk dalam negeri ini harus memperhatikan kualitasnya. Sebab, bila produk dalam negeri Indonesia memiliki kualitas yang lebih baik daripada produk negara lain, tentunya produk tersebut akan memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasaran sehingga akan membuka pintu untuk mendapat keuntungan yang lebih besar. Selain itu, dampak positif dari AFTA adalah meningkatkan kerjasama antarnegara anggota ASEAN. Dengan adanya hubungan kerjasama yang erat, maka negara-negara anggota ASEAN akan memiliki hubungan timbal balik yang semakin erat yang nantinya akan meningkatkan kualitas persaudaraan masyarakat ASEAN. Sehingga mampu membantu menciptakan perdamaian dan persaudaraan antarnegara anggota ASEAN. Selain itu, AFTA juga akan membuka lapangan pekerjaan baru dengan berdirinya berbagai perusahaan multinasional sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia.

(3)

keahlian. Sebab, apabila masyarakat Indonesia memiliki kualitas yang rendah, tentu saja daya saingnya juga akan rendah. Sehingga nantinya akan berdampak pada meningkatnya angka pengangguran akibat rendahnya pendidikan dan keahlian yang dimiliki oleh masyarakat. Selain itu, Indonesia hanya akan menjadi target tempat pemasaran produk-produk luar negeri, sehingga tingkat konsumsi masyarakat akan terus meningkat, sementara tingkat produktivitasnya mengalami penurunan.

(4)

produsen? Atau malah akan terus menjadi konsumen?” jelas dwi.5 Dari pernyataan tersebut jelas menunjukan bahwa kita memiliki peluang untuk menjadi “penonton” semata dalam AFTA 2015. Bisa kita bayangkan, betapa terpuruk dan ruginya negara kita ketika semua negara berebut untuk bersaing namun negara kita hanya menjadi penonton dalam AFTA 2015. Tentunya hal ini tidak boleh terjadi. Kita harus mampu bersaing dalam AFTA 2015, baik dari bidang perdagangan maupun kesehatan.

Ketidaksiapan Indonesia dalam bidang kedokteran untuk menghadapi AFTA 2015 sudah dapat dirasakan sejak dulu. Terbukti banyak masyarakat yang masih berobat ke luar negeri. Hal ini dikutip dari salah satu sumber berita yang menyatakan bahwa pada 2010 diperkirakan 300.000 warga Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahun dengan total pengeluaran dari mereka yang berobat mencapai Rp 10 triliun per tahun.6 Dari berita tersebut terlihat jelas bahwa masyarakat masih belum seutuhnya percaya dengan pengobatan yang ada dalam negeri. Hal tersebut terbukti dari jumlah yang begitu besar pada total masyarakat yang berobat ke luar negeri. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa hal ini dapat terjadi? Bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas kesehatan Indonesia agar bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN pada AFTA 2015 mendatang? Pertanyaan inilah yang menjadi tantangan bagi penulis untuk menjawab melalui analisis dan studi pustaka.

5 http://www.umj.ac.id/berita-afta-2015--ancaman-atau-peluang-bagi-profesi-kesehatan.html, Diakses pada 29 September 2014.

(5)

Banyaknya masyarakat yang memilih untuk berobat ke luar negeri disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah adalah berasal dari sumber daya manusia itu sendiri. Sebagai contoh dokter yang ada di Indonesia yang bersifat “sombong”. Hal ini langsung diungkapkan oleh Sekjen Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indionesia (Perdalin), Dr Latre Buntaran, Sp-MK, yang mengatakan bahwa kebanyakan dokter di Indonesia sombong, merasa dibutuhkan, dan sangat sedikit yang punya jiwa melayani.7 Dari pernyataan tersebut, dapat kita analisis bahwa ketika orang mengalami sakit, mereka cenderung membutuhkan perhatian dan pelayanan yang memadai, dan tidak diremehkan seperti halnya seorang dokter yang bersifat sombong. Tentu saja, untuk sebagian orang yang memiliki kekayaan lebih akan cenderung memiih untuk berobat ke luar negeri yang pelayanannya memadai.

Selain itu, faktor lain adalah kurang fasilitas di berbagai tempat pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia. Jelasin wik. Cari teori/fakta yang mendukung.

Faktor selanjutnya adalah pelayanan yang tidak memadai. Pelayanan yang kurang memadai tentu saja berkaitan erat dengan ketidakramahan dokter. Bisa kita bayangkan, dokter yang tidak ramah dan ditambah dengan fasilitas yang tidak memadai, tentu saja membuat orang yang apabila tidak “terpaksa” dan memiliki uang lebih akan lebih memilih untuk berobat ke luar negeri yang dokter dan fasilitasnya memiliki kesatuan yang memadai. Sebagai contoh negara Singapura yang menjadi salah satu negara dengan

(6)

kunjungan kesehatan terbesar dengan nomor urut ke enam. Ketidakramahan dokter yang ada dan fasilitas yang kurang memadai sudah pernah dirasakan langsung oleh penulis. Dikala itu, penulis menemani salah satu anggota keluarga penulis untuk berobat di salah satu rumah sakit yang ada di Kota Palembang. Ketika menunggu antrian, penulis mencoba untuk bertanya mengenai prosedur yang sedikit rumit, namun para pelayan dan asisten dokter terlihat begitu sinis dan enggan untuk menjawab. Hal tersebut telah menjadi bukti nyata bagi penulis bahwa memang masih banyak pelayanan dokter ataupun fasilitas yang tidak memadai.

Faktor lain yang menyebabkan banyaknya masyarakat Indonesia yng pergi ke luar negeri adalah biaya yang tidak jelas ketika berobat dan ketepatan waktu. (Disertai bukti/fakta/contoh untuk memperkuat argumen). Dua faktor ini telah menjadi rahasia umum bagi dunia kedokteran Indonesia.

(7)

Kita tidak bisa menghindar dari dampak AFTA yang tinggal menghitung bulan. Tidak ada pilihan untuk menghindar, namun satu hal yang harus kita pahami bahwa kemajuan dan kemandirian bangsa ini ada di tangan kita. Kita berhak menentukan pilihan untuk maju dan memberikan sesuatu bagi bangsa yang besar ini. Optimis bahwa Indonesia mampu menjadi salah satu macan asia yang bukan hanya berkualitas di bidang perdagangan namun juga di bidang kedokteran. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan menyadarkan diri akan kekurangan dan fakta yang ada agar masyarakat kembali mempercayai kita.

Referensi

Dokumen terkait

18 proses kunci pemberian informasi efektivitas relevansi 19 proses kunci kerja sama pimpinan jurusan produktivita s relevansi 20 proses kunci waktu mengajar dosen

Melalui brand-nya yang dikenal secara umum dengan nama Panasonic, Matsushita Electric Industrial Co., Ltd yang berpusat di Osaka, Jepang ini, merupakan manufaktur kelas dunia

research yaitu observasi, wawancara, dan dokumen. adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan religius, sosial dan psikologis dengan jenis penelitian

Batu Akibat Beban Pejalan dan Beban Gempa 68 Gambar 5.13 Nilai Angka Aman pada Lereng dengan Dinding Pasangan. Batu Akibat Beban Pejalan

Lhokseumawe, 31 Desember

Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu rumah tangga tertinggi adalah pengetahuan cukup (60,0%), sikap baik (95,3%) dan perilaku baik (62,4%)

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Di dalam melakukan proses rekonstruksi gambar 2D menjadi objek 3D ini, melalui beberapa tahapan proses. Sehingga dapat dihasilkan objek dalam bentuk 3D. Secara keseluruhan,