• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usaha Pemerintah Kabupaten Malang untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Usaha Pemerintah Kabupaten Malang untuk"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Usaha Pemerintah Kabupaten Malang untuk

Menjaga Ketahanan Pangan Daerahnya

The Ways of Malang Sub-Province Goverment To

Keep Their Food Endurances

Darin Iftinani Aulia Dewi1

1Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas

Brawijaya Jl. MT Haryono 169, Malang 65154

Abstrak

Pangan merupakan hak asasi manusia, pangan juga menentukan kualitas sumberdaya manusia suatu bangsa dan pangan merupakan pilar ketahanan nasional. Ketahanan pangan merupakan pilar pembangunan sektor lainnya. Ketergantungan pangan dari impor dan ketidakmampuan suatu bangsa mencapai kemandirian pangan akan menyebabkan ketahanan nasional akan terganggu. Beberapa tahun terakhir terjadi kelangkaan pangan di pasar dunia yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan harga panga yang dipicu oleh kenaikan harga minya bumi, menurunnya produksi, menurunnya produksi pangan beberapa negara penghasil pangan, konvensi pangan menjadi energi dan meningkatnya permintaan pangan dari negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi tinggi dan dengan populasi yang besar. Pemerintah adalah lembaga yang wajib melindungi dan bertanggung jawab apabila terjadi rawan pangan

Kata kunci: pangan, kerawanan, pemerintah

---

---PENDAHULUAN

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah, mutunya, aman, merata dan terjangkau (Soemarno, 2010)

Tiga pilar mengenai ketahanan pangan yakni ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Jika seluruh pilar tersebut dikelola dengan baik di suatu daerah maka akan tercapai daerah tersebut yang disebut dengan kondisi daerah yang tahan pangan dan begitu juga sebaliknya, apabila hal tersebut tidak dapat diwujudkan maka akan terjadi rawan pangan. Kondisi

ketahanan pangan menentukan status gizi individu dalam masyarakat yang pada akhirnya berpengaruh besar terhadap sumber daya manusia. Untuk menjamin kebutuhan konsumsi penduduk secara fisik maupun ekonomi, diperlukan pengelolaan cadangan pangan di seluruh komponen masyarakat. Salah satu

cara ialah dengan

menumbuhkembangkan sekaligus memelihara tradisi masyarakat secara perorangan maupun kelompok untuk menyisihkan sebagian hasil panen sebagai

cadangan pangan dengan

(2)

Sebagai bentuk keseriusan pemerintah Kabupaten Malang dalam rangka menjaga ketahanan pangannya, tertuang dalam peraturan bupati Kabupaten Malang no 27 tahin 2012 mengenai Dewan Ketahanan Pangan, pada pasal dua dijelaskan fungsi dibentuknya adalah untuk mengupayakan terwujudnya ketahanan pangan daerah sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional. Juga tertuang dalam visi kerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Malang yakni “terwujudnya ketahanan pangan yang mantap didukung sumber daya manusia penyuluhan yang handal” dan misi kerja yang dijabarkan dalam enam poin. Sehingga upaya BKP3 Kabupaten Malang menjaga ketahanan pangan dengan dilaksanakannya beberapa program pendukung capaian visi misi tersebut. Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar usaha BKP3 perihal menjaga ketahanan pangannya.

METODE PENELITIAN

Dalam pembuatan karya tulis ini untuk memperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan metode penelitian deskriptif pendekatan kualitatif, dengan model sebagai berikut; Studi Kepustakaan yaitu penulis membaca buku, literatur, internet, dan sumber-sumber yang dapat dipercaya berkaitan dengan penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

ketahanan pangan merupakan komitmen Indonesia pada sektor pembangunan pangan pada sektor pembangunan pangan. Komitmen tersebut dituangkan dalam beberapa kebijakan, yaitu dalam undang-undang no 7 tahun 1996 tentang pangan dan peraturan

pemerintah daerah RI no 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan. Menurut undang-undang nomor 7 tahun tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah RI nomor 68 tahun 2001 tentang pangan, ketahanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup perbankan maupun hasil konferensi internasional. Menurut World Bank

dalam Indaryati (2003)

mendefinisikan ketahanan pangan sebagai akses semua orang pada setiap saat terhadapa pangan yang mencukupi untuk menjamin kehidupan yang aktif dan sehat. Berdasarkan hasil konferensi internasional World Conference on Human Right (1993) dalam Saliem (2005), ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan gizi setiap individu baik dalam jumlah maupun mutu agar dapat hidup aktif dan sehat secara berkesinambungan sesuai dengan budaya setempat. Salah satu definisi ketahanan pangan yang dituangkan dalam kebijakan UU RI No. 7 tahun 1996 sesuai dengan yang dikemukakan oleh Chung (1997) dalam Maisaroh (2001), bahwa ketahanan pangan mempunyai tiga komponen utama, yaitu:

a. Ketersediaan pangan

Menurut Braun (1992) dalam Antang (2002), pada tingkat rumah tangga, ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari produksi pangan sendiri dan membeli pangan yang tersedia di pasar

b. Akses pangan

Akses pangan terkait dengan akses ekonomi bagi individu untuk memperoleh pangan. Akses pangan

(3)

rumahtangga dan individu pangan ini tergantung pada pendapatan rumahtangga, distribusi pendapatan di dalam rumahtangga dan harga pangan.

c. Pemanfaatan pangan

Pemanfaatan pangan adalah penggunaan sifat biologi yang dimiliki pangan, kebutuhan akan konsumsi yang memberikan energi pelaksana penyuluhan kabupaten Malang adalah: terwujudnya ketahanan pangan yang mantap didukung sumber daya manusia penyuluhan yang handal. Sedangkan untuk misi badan ketahanan pangan dan pelaksanan penyuluhan kabupaten malang adalah:

1. Meningkatkan ketersediaan

pangan dengan

menoptimalkan sumber daya yang dimiliki dan

dikuasai secara

berkelanjutan

2. Mengembangkan sistem distribusi dan cadangan pangan untuk turut serta memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan bagi masyarakat

3. Meningkatkan kualitas konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman serta penurunan konsumsi beras perkapita 4. Mempercepat pembentukan

kelembagaan penyuluhan

dan meningkatkan

kelembagaan petani

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pertanian

6. Meningkatkan dan

mengembangkan sistem penyelenggaraan

penyuluhan

Tujuan dan Sasaran

Tujuan

Secara umum tujuan Pembangunan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan yaitu mewujudkan dan mengembangkan sistem ketahanan pangan yang kuat, dinamis dan sinergis serta mewujudkan revitalisasi penyuluhan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Hal ini dicapai melalui pengembangan sub sistem ketersediaan pangan, subsistem konsumsi pangan, distribusi pangan, mutu dan keamanan pangan dengan memperhatikan potensi, keragaman sumberdaya pangan dan budaya serta kultur setempat secara rinci, serta meningkatkan peran penyuluh dalam pembangunan pertanian.

Secara khusus tujuan

pembangunan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan adalah:

1. Meningkatkan kemampuan subsistem konsumsi dan distribusi yang sinergik dan berkelanjutan

2. Meningkatkan kewaspadaan pangan di tingkat wilayah dengan meningkatkan kemampuan mengenali dan mengantisipasi secara dini masalah kerawanan pangan 3. Meningkatkan diversifikasi

konsumsi pangan,

mengenali mutu dan keamanan pangan yang beragam, bermutu dan bergizi serta menurunnya tingkat keracunan konsumsi pangan

4. Meningkatkan koordinasi dan peran aparatur serta masyarakat sehingga

(4)

koordinasi dalam berbasis agribisnis dan agroindustri

jumlah yang cukup sejumlah 2.197 kkal/kap/hari untuk harapan, dengan konsumsi

energi sebesar

2.500/kkal/kap/hari

3. Meningkatkan keragaman dan kualitas konsumsi

dengan pendekatan

beragam, berimbang dan bergizi dengan kontribusi padi-padian 48.9%, umbi-umbian 25.1%, kacang-kacangan 0.4%, pangan hewani 2.9%, sayur dan buah 3.9&, minyak dan lemak 0.1%, gula 18.7% 4. Berkurangnya daerah rawan

pangan di 2 kecamatan 5. Meningkatnya lumbung

pangan 12 unti

6. Kelompok sistem tuna jual 6 unit

7. Kelompok sistem

kelembagaan pangan 4 unti

8. Cadangan pangan

pekarangan 3 unit

9. Meningkatnya lembaga pembeli gabah 9 lembaga 10. Tercapainya peranan

penyuluh dalam

pendampingan masyarakat satu desa satu penyuluh dan terbentuknya gapoktan berwawasan agribisnis dan agroindustri sebanyak 200 gapoktan

11. Terbentuknya kelompok tani utama sebanyak 33 penyuluhan kabupaten malang adalah sebagai berikut:

1. Strategi ketahanan pangan: (a)

mengembangkan forum

koordinasi ketahanan pagnan tingkat kabupaten dan kecamatan; (b) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam keseluruhan sistem ketahanan pangan; (c) mengembangkan penganekaragaman produksi dan konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal; (d) membangun kesiapan aparat

dan masyarakat dalam

mengantisipasi dan

menanggulangi masalah akses, kerawanan dan keamanan pangan

(5)

Kebijakan yang diambil dalam peningkatan ketahanan pangan dan pelaksana penyuluhan:

(1)Membentuk dan mengaktifkan peran dewan ketahanan pangan daerah

(2)Membentuk dan mengaktifkan peran komisi penyuluhan daerah (3)Memperkuat cadangan pangan masyarakat dengan membangun lumbung pangan di pedesaan (4)Mempercepat

penganekaragaman konsumsi pangan dan giiizi

(5)Reviltalisasi balai penyuluhan (6)Revitalisasi sumber daya

manusia penyuluhan

(7)Revitalisasi kelembagaan pertanian

(8)Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten malang, pemerintah provinsi jawa timur, pemerintah pusat, petani dan swasta

(9)Penyelenggaraan penyuluhan pertanian dilakukan berdasarkan suatu programa penyuluhan yang disusun antara penyuluh dan petani

(10) Pembiayaan penyuluhan petani merupakan tanggung

jawab bersama antara

pemerintah, petani dan swasta (11) Pendirian UPT – Balai

Penyuluhan pada kecamatan-kecamatan yang belum memiliki bangunan kantor UPT-BP

(12) Pemerintah pusat

diharapkan dapat mengalokasi bantuan danan operasional bagi para penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan

Sedangkan untuk program-program ketahanan pangan ada:

1. Bidang ketersediaan dan distribusi pangan:

ketersediaan pangan adalah jumlah pangan yang disediakan di suatu wilayah mencakup untuk dikonsumsi. Sedangkan

distribusi pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran bahan pangan atau pangan kepada masyarakat, baik untuk diperdagangkan atau tidak. Bidang ketersediaan dan distribusi pangan merupakan salah satu dari 4 bidang yang ada di Badan Ketahnaan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan. Penyuluhan yang mempunyai tugas sebagai berikut:

(1) Melaksanakan identifikasi,

inventarisasi dan

pemantauan permasalahan ketahanan pangan melalui koordinasi untuk menyusun perumusan kebijakan dalam rangka pengaturan dan pembinaan, pengelolaan, distribusi, ketersediaan dan cadangan pangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya

Sub Bidang Ketersediaan Pangan

Tugas dan fungsi sub-bidang ketersediaan pangan dijabarkan sebagai berikut:

(1) Melaksanakan koordinasi, monitoring, perencanaan dan evaluasi di sub bidang ketersediaan pangan sesuai ketentuan yang berlaku (2) Menghimpun, mempelajari

dan melaksanakan persatuan perundang-undangan

kebijaksanaan teknis, petunjuk teknisdan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan

tugas-tugas sub bidang

ketersediaan pangan sebagai pedoman dan landasan kerja (3) Mengumpulkan, mengolah

data dan informasi, menginventarisasi

permasalahan-permasalahan

(6)

pemecahan masalah yang berhubungan dengan

tugas-tugas sub bidang

ketersediaan pangan

(4) Menyusun program kerja dan anggaran sub bidang ketersediaan pangan

(5) Menyiapkan bahan untuk penyusunan kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis yang berhubungan dengan tugas-tugas sub bidang ketersediaan pangan (6) Melaksanakan pembinaan

dan pemantauan

ketersediaan dan cadangan pangan

(7) Melaksanakan dan

mengkoordinasi pelayanan pengembangan modal usaha kelembagaan pangan dalam rangka pengadaan dan cadangan serta pemerataan pangan

(8) Melaksanakan koordinasi untuk menyusun perumusan kebijakan kecukupan dan pemerataan bahan pangan (9) Melaksanakan evaluasi dan

menyusun laporan

pelaksanaan tugas sub bidang ketersediaan pangan secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(10) Mengembangkan “trust fund”

(11) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang ketersediaan pangan dan distribusi pangan sesuai dengan bidang tugasnya

Program lumbung pangan

Tujuan kegiatan lumbung pangan antara lain adalah: (1) Memfasilitasi masyarakat

dalam stabilisasi penyediaan pangan

(2) Meningkatkan kemampuan kelembagaan lumbung sebagai salah satu

penggerak ekonomi

pedesaan

(3) Mengembangkan sumber pendapatan petani melalui usahah yan berbasis lumbung pangan

(4) Mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pangan yang cukup

Dalam peraturan menteri pertanian, lumbung pangan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa ataupun kota. Tujuannya untuk pengembangan penyediaan cadangan pangan dengan sistem tunda jual, penyimpanan, pendistribusian, pengolahan dan perdagangan bahan pangan yang dikelola secara kelompok. Mulai tahun 2008 pemerintah kabupaten malang telah menyediakan anggaran untuk bantuan fisik bangunan lumbung pangan kepada lima kelompok atau desa dan pada tahun 2009 terealisasi dua fisik bangunan lumbung pangan serta pada tahun 2010 memperoleh 13 unit dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan anggaran sebesar Rp 150 juta. Pembangunan

lumbung pangan untuk

menjadikan kabupaten Malang sebagai salah satu daerah yang dapat diandalkan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Sebenarnya dana yang diperoleh oleh BKP3 kabupaten malang senilai Rp 1,280 miliar. Selain digunakan untuk membangun lumbung pangan, dana juga digunakan untuk membangun UPT di kecamatan Jabung dan kecamatan Gedangan demi lancarnya kegiatan penyuluhan kepada para petani.

(7)

berkoordinasi dengan lembaga berdasarkan hasil survei konsumsi masyarakat pada

tahun 2010 yang

dilaksanakan pada sampel 270 rumah tangga di 27 desa, 9 kecamatan di wilayah kabupaten malang, hasil survei konsumsi

globalisasi, pemerintah daerah perlu memperkokoh sektor pertanian khususnya ketahanan pangan dan pelaksanaan penyuluhan agar tetap kompetitif di pasar bebas, aparatur yang tersedia sebenarnya masih kurang

memadai dan belum

mencerminkan struktur piramida.

Secara rinci data sumberdaya aparat mencakup jumlah pegawai negeri berdasarkan pendidikan, jumlah pegawai berdasarkan golongan, jumlah pegawai yang mengikuti diklat Nusantara berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi padi berdasarkan asas

kuantitas, kualitas dan kelestarian (K-3)

Syarat tumbuh: pada dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran matahari penuh

tanpa naungan. Angin

berpengaruh pada penyerbukan

dan pembuahan. Padi

menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4-7 Pedoman teknik budidaya: pembenihan dengan lahan tanam adalah 3:100, atau 1000 m2 sawah: 3,5 m2 pembibitan (b) Perendaman basah

Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam, tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang

mengambang dibuang.

Selanjutnya diperam

menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1-2 malang sehingga benih berkecambah serentak (c) Pemeliharaan

pembibitan/penyemaian Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3-5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki (d) Pemindahan bibit

Bibit yang siap

(8)

(e) Pemupukan

Pemupukan, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis. Khusus penggunaan homonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian disemprotkan (3-4 tutup NASA +1 tutup hormonik/tangki). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit. (f) Pengolahan lahan ringan Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen

(g) Penyiangan

Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55

(h) Pengairan

Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan,

pembentukan anakan,

pembuangan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase

pemasakan biji untuk

menyeragamkan dan

mempercepat pemasakan biji (i) Pengendalian hama dan

penyakit

Hama putih, wereng penyerang batang padi, walang sangit, kepik hijau, penggerek batang padi, hama tikus, burung, penyakit bercak daun coklat, penyakit blast, busuk pelepah daun, penyakit fusarium, penyakit kresek/hawar daun, penyakit kerdil, penyakit tungro

(j) Panen dan pasca panen Panen dilakukan jika butir gabah 80% menguning dan tangkainya merunduk. Alat yang digunakan ketam atau sabit. Setelah panen segera dirontokkan misalnya dengan perontok mesin atau tenaga manusia. Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin. Setelah dirontokkan diayaki. Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari. Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya. Beras siap dikonsumsi

KESIMPULAN

1. Pangan merupakan

kebutuhan primer setiap mahluk hidup

2. Pemerintah memiliki peran dan fungsi yang besar mengenai penjagaan terhadap ketahanan pangan 3. Pemerintah kabupaten

malang memiliki visi dan misi, tujuan dan sasaran, rencana strategis, dan

progama untuk

menunjangnya

4. Usaha utama yang

dilakukan pemerintah kabupaten malang adalah

pembuatan lumbung

pangan sebagai bentuk ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bkp3.malangkab.go.id

http://www.lemhannas.go.id

http://www.surabaya.bisnis.com

http://www.tempo.co

(9)

http://www.jatimprov.go.id

http://www.portalgaruda.org

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilahan akan pembangunan nasional yang juga didukung dari Keberhasilahan akan pembangunan nasional yang juga didukung dari keberhasilan pembangunan daerah

Meskipun tidak umum, insiden penyakit inflamasi bola mata yang disebabkan oleh Candida albican meningkat khususnya sebagai akibat dari penggunaan imunosupresan

Perbedaan yang sangat nyata ini terlihat dari hasil produksi nira Aren untuk desa Sungai Alang lebih besar daripada produksi Aren desa Ujung Lama, dimana ketinggian desa Sungai

Dari data responden diketahui bahwa pekerja pengisian LPG memiliki riwayat merokok yaitu sebanyak 69% dan untuk indeks massa tubuh tersebar pada lima kategori

[r]

"Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (hadits Qudsi), 'Siapa saja yang memusuhi kekasih-Ku, maka Aku akan nyatakan perang terhadapnya. Sesuatu yang

Sukses terbesar saya yang lain yakni saat saya bisa mewujudkan mimpi. saya melanjutkan pendidikan ke tahap pascasarjana di universitas

 bo*nman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bo*nman gan antara glomerolus dengan simpai bo*nman disebut badan malphigiPenyaringan darah terjadi pada badan malphigi,