1
.
Saling
Cinta
Karena Allah
2
.
Tanda
Cinta
Allah
Penulis: Imam an-Nawawi
Pentakhrij: Syaikh Muhammad Nashir al-Albani
Publication : 1439 H_2018 M
1. SALING CINTA KARENA ALLAH 2. TANDA CINTA ALLAH TA'ALA Disalin dari Buku Shahih Riyadhus Shalihin bab 46 dan 47,
Terbitan Pustaka Azzam, Jakarta, hal. 325-334 e-Book ini didownload dari www.ibnumajjah.com
46. KEUTAMAAN DAN ANJURAN UNTUK MENCINTAI KARENA ALLAH
ٌدَّمَحمُّ :ىَلَعَ ت ُالله َلاَق
ُلوُسَّر
َِّللّا
َنيِذَّلاَو
ُوَعَم
ءاَّد ِشَأ
ىَلَع
ِراَّفُكْلا
ءاََحَُر
ْمُهَ نْ يَ ب
Allah Ta'ala berfirman, "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka." (QS. Al-Fath (48): 29)
ىَلَعَ ت ُالله َلاَق
:
َنيِذَّلاَو
اوُؤَّوَ بَ ت
َراَّدلا
َناَيمِْلْاَو
نِم
ْمِهِلْبَ ق
َنوحبُِيُ
ْنَم
َرَجاَى
ْمِهْيَلِإ
Allah Ta'ala berfirman, "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka" (QS Al-Hasyr (59): 9)
ْنَع
ِسَنَأ
ِنْب
ٍكِلاَم
َيِضَر
َُّللّا
ُوْنَع
ْنَع
َّنلا
ِِّب
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َلاَق
:
ٌث َلََث
ْنَم
َّنُك
ِويِف
َدَجَو
َةَو َلََح
ِناَيمِْلْا
ْنَأ
َنوُكَي
َُّللّا
ُوُلوُسَرَو
َّبَحَأ
ِوْيَلِإ
اَِّمِ
اَُهُاَوِس
،
ْنَأَو
َّبُِيُ
َءْرَمْلا
َل
ُوحبُِيُ
َّلِإ
َِِّللّ
،
ْنَأَو
َهَرْكَي
ْنَأ
َدوُعَ ي
ِف
ِرْفُكْلا
اَمَك
ُهَرْكَي
ْنَأ
َفَذْقُ ي
ِف
ِراَّنلا
1. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, "Tiga hal jika seseorang memiliki ketiganya, ia akan dapat merasakan manisnya iman, pertama, ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, lebih dari cintanya kepada yang lain. Kedua, mencintai seseorang hanya karena Allah. Ketiga, enggan untuk kembali kepada kekafiran, setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran, sebaimana enggannya dia untuk dilemparkan ke dalam api neraka" (HR. Bukhari dan Muslim)
ْنَع
ِبَأ
َةَرْ يَرُى
َيِضَر
َُّللّا
ُوْنَع
ْنَع
ِِّبَّنلا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َلاَق
:
ٌةَعْ بَس
ْمُهحلِظُي
َُّللّا
ِف
ِوِّلِظ
َمْوَ ي
َل
َّلِظ
َّلِإ
ُوحلِظ
ُماَمِْلْا
ُلِداَعْلا
،
باَشَو
َأَشَن
ِف
ِةَداَبِع
ِوِّبَر
،
ٌلُجَرَو
ُوُبْلَ ق
ُم
ٌقَّلَع
ِف
ِد ِجاَسَمْلا
،
ِن َلَُجَرَو
َّبّاََتَ
ِف
َِّللّا
اَعَمَتْجا
ِوْيَلَع
اَقَّرَفَ تَو
ِوْيَلَع
،
ٌلُجَرَو
ُوْتَ بَلَط
ٌةَأَرْما
ُتاَذ
ٍبِصْنَم
ٍلاََجََو
َلاَقَ ف
:
ِّنِإ
ُفاَخَأ
ََّللّا
،
ٌلُجَرَو
َقَّدَصَت
ىَفْخَأ
َّتَّح
َل
َمَلْعَ ت
ُوُلاَِشِ
اَم
ْنُ ت
ُقِف
ُوُنيَِيم
،
ٌلُجَرَو
َرَكَذ
ََّللّا
اًيِلاَخ
ْتَضاَفَ ف
ُهاَنْ يَع
2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Ada tujuh kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya,1 yaitu: (1)
Pemimpin yang adil, (2) Pemuda yang tnmbuh dalam ibadah kepada Allah yang Maha Mulia lagi Maha Agung, (3) Seseorang yang hatinya selalu bergantung dengan masjid,2 (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, (5) Seorang laki-laki yang diajak untuk berzina oleh seorang perempuan bangsawan lagi cantik, lalu ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah ', (6) Seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan tangan kanannya, (7)
1 Yang dimaksud dengan naungan-Nya adalah Arsy-Nya. Penisbatan
Arsy ini adalah sebagai tanda kemuliaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2 Kiasan dari kecintaannya terhadaap masjid dan beribadah di
dalamnya. Ketika pemuda itu keluar dari masjid, ia senantisa merindukan untuk kembali datang kepadanya.
Seseorang yang khusyuk mengingat Allah dikala sepi, lalu bercucuranlah air matanya."3 (HR. Bukhari dan Muslim)
َو َع
ُوْن
َلاَق
:
َلاَق
ُلوُسَر
َِّللّا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َّلَسَو
َم:
َّنِإ
ََّللّا
ُلوُقَ ي
َمْوَ ي
ِةَماَيِقْلا
:
َنْيَأ
َنوحباَحَتُمْلا
ِل َلََِبِ
؟
َمْوَ يْلا
ْمُهحلِظُأ
ِف
يِّلِظ
َمْوَ ي
َل
َّلِظ
َّلِإ
يِّلِظ
3. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari Kiamat kelak berfirman, 'Dimanakah hamba-hambaku yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku menaungi mereka di bawah naungan-Ku pada hari di mana tidak ada naungan selain naungan-Ku'." (HR. Muslim)
َو َع
ُوْن
َلاَق
:
َلاَق
ُلوُسَر
َِّللّا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
:
َل
َنوُلُخْدَت
َةَّنَْلْا
َّتَّح
اوُنِمْؤُ ت
َلَو
اوُنِمْؤُ ت
َّتَّح
اوحباََتَ
َلَوَأ
ْمُكحلُدَأ
ىَلَع
ٍءْيَش
اَذِإ
ُهوُمُتْلَعَ ف
ْمُتْ بَ باََتَ
؟
اوُشْفَأ
َم َلََّسلا
ْمُكَنْ يَ ب
3 Al Qurthubi rahimahullah berkata, "Cucuran air mata yang
dikeluarkannya, sesuai dengan kekhusyu'an dan takdir Allah dalam membuka tabir-tabir-Nya. Tangisannya, sebagai tanda ketakutannya
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah bukti dari sifat Agung yang
dimiliki Allah. Sedangkan tangisannya, sebagai tanda kerinduan
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, adalah bukti dari sifat ke-Maha
4. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk ke dalam surga sampai kalian (betul-betul) beriman dan kalian tidak beriman kecuali setelah kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu jika kalian mengerjakannya, niscaya akan timbul rasa cinta di antara kalian? Sebarkanlah salam di antara kalian!" (HR. Muslim)
َو َع
ُوْن
ِنَع
ِِّبَّنلا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
ِإ
َّن
ًلَُجَر
َراَز
اًخَأ
ُوَل
ِف
ٍةَيْرَ ق
ىَرْخُأ
َدَصْرَأَف
َُّللّا
ُوَل
ىَلَع
ِوِتَجَرْدَم
اًكَلَم
ِوِلْوَ ق َلَِإ َثْيِدَح ْلا َرَكَذَو
ِإ َّن
ََّللّا
ْدَق
َكَّبَحَأ
اَمَك
ُوَتْ بَ بْحَأ
ِويِف
5. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, "Sesungguhnya seseorang yang berkunjung ke tempat saudaranya yang berada di desa yang lain karena Allah, maka Allah mengutus malaikat untuk mengujinya Namun orang itu tetap pada pendiriannya -hadits ini disingkat hingga kalimat- kemudian malaikat itu berkata, 'Sesungguh-nya Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya'." (HR. Muslim)
ِنَعَو
ٍبِزاَع ِنْب ِءاَّرَ بْلا
َيِضَر
َُّللّا
ُوْنَع
ِنَع
َِّبَّنلا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َلاَق ُوَّنَأ
ِف
ُراَصْنَْلْا
:
َل
ْمُهح بُِيُ
َّلِإ
ٌنِمْؤُم
،
َلَو
ْمُهُضِغْبُ ي
َّلِإ
ٌقِفاَنُم
،
ْنَمَف
ْمُهَّ بَحَأ
ُوَّبَحَأ
َُّللّا
،
ْنَمَو
َغْ بَأ
ْمُهَض
ُوَضَغْ بَأ
َُّللّا
6. Dari Al Barra' bin Azib radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mengungkapkan sesuatu tentang (keutamaan) kaum Anshar, "Tiadalah orang yang mencintai kaum Anshar kecuali orang yang beriman. Tiada pula yang membenci mereka kecuali (dia itu) orang munafik, Siapa yang mencintai mereka, niscaya Allah akan mencintainya. Barangsiapa yang membenci mereka, niscaya Allah akan membencinya." (HR. Bukhari dan Muslim)
ْنَع
ُذاَعُم
ُنْب
ٍلَبَج
َيِضَر
َُّللّا
ُوْنَع
َلاَق
:
ُتْعَِسَ
َلوُسَر
َِّللّا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
ُلوُقَ ي
:
َلاَق
َُّللّا
َّزَع
َّلَجَو
:
َنوحباَحَتُمْلا
ِف
ِل َلََج
ْمَُلَ
ُرِباَنَم
ْنِم
ٍروُن
ْمُهُطِبْغَ ي
َنوحيِبَّنلا
ُءاَدَهحشلاَو
7. Dari Muadz radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman, 'Siapa saja yang saling mencintai karena keagungan-Ku, mereka akan dianugerahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala beberapa
mimbar4 yang terbuat dari cahaya. Mimbar inilah yang amat
diinginkan oleh para nabi dan orang-orang yang mati syahid'" (HR. Tirmidzi, hadits ini hasan-shahih)
ْنَع
ِبَأ
َسيِرْدِإ
ِِّن َلْوَْلْا
ُوَّنَأ
َلاَق
:
ُتْلَخَد
َدِجْسَم
َقْشَمِد
اَذِإَف
ًتَّ ف
باَش
ُقاَّرَ ب
َياَنَّ ثلا
اَذِإَو
ُساَّنلا
ُوَعَم
اَذِإ
اوُفَلَ تْخا
ِف
ٍءْيَش
اوُدَنْسَأ
ِوْيَلِإ
اوُرَدَصَو
ْنَع
ِوِلْوَ ق
ُتْلَأَسَف
ُوْنَع
َليِقَف
اَذَى
اَعُم
ُذ
ُنْب
ٍلَبَج
اَّمَلَ ف
َناَك
ُدَغْلا
ُتْرَّجَى
ُوُتْدَجَوَ ف
ْدَق
ِنَقَ بَس
ِيِجْهَّ تلِبّ
ُوُتْدَجَوَو
يِّلَصُي
َلاَق
ُوُتْرَظَتْ ناَف
َّتَّح
ىَضَق
ُوَت َلََص
َُّث
ُوُتْ ئِج
ْنِم
ِلَبِق
ِوِهْجَو
ُتْمَّلَسَف
ِوْيَلَع
َُّث
ُتْلُ ق
َِّللّاَو
ِّنِإ
َكحبِحَُلْ
َِِّللّ
َلاَقَ ف
َِّللّاَأ
ُتْلُقَ ف
َِّللّاَأ
َلاَقَ ف
َِّللّاَأ
ُتْلُقَ ف
َِّللّاَأ
َلاَقَ ف
َِّللّاَأ
ُتْلُقَ ف
َِّللّاَأ
َلاَق
َذَخَأَف
ِةَوْ بُِبِ
يِئاَدِر
ِنَذَبَجَف
ِوْيَلِإ
َلاَقَو
ْرِشْبَأ
ِّنِإَف
ُتْعَِسَ
َلوُسَر
َِّللّا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َّلَسَو
َم
ُلوُقَ ي
َلاَق
َُّللّا
َكَراَبَ ت
َلَاَعَ تَو
ْتَبَجَو
ِتَّبََمُّ
َيِّباَحَتُمْلِل
َِّف
َيِسِلاَجَتُمْلاَو
َِّف
َنيِرِواَزَ تُمْلاَو
َِّف
َيِلِذاَبَ تُمْلاَو
َِّف
8. Dari Abu Idris Al Khaulani, ia berkata, "Saya masuk Masjid Damaskus. Di dalam masjid tersebut terdapat seorang
pemuda yang giginya mengkilat5. Orang-orang senantiasa
mengerumuninya. Apabila mereka berbeda pendapat, maka mereka menanyakan kepada pemuda itu dan berpegang pada pendapatnya. Maka saya menanyakan perihal pemuda itu, dan dijawab bahwa pemuda itu adalah Mu'adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu. Keesokan harinya, saya sengaja datang ke masjid pagi-pagi sekali, tetapi pemuda itu lebih dulu tiba daripada saya. Setibanya di masjid, saya mendapatinya sedang melakukan shalat. Saya menunggunya hingga selesai, lalu saya mendatanginya dari arah depan. Saya mengucapkan salam dan berkata kepadanya, 'Saya mencintaimu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala', Dia bertanya,' Apakah benar karena Allah?' Saya menjawab, 'Ya karena Allah'." Kemudian dia menarik selendangku untuk mendekatkanku kepadanya dan dia berkata, "Sambutlah berita gembira ini, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 'Allah yang Maha Pemberi berkah lagi Maha Agung berfirman; Sesungguhnya cinta saya tercurah kepada orang yang saling mencintai karena mengharapkan ridha-Ku. Mereka yang berteman semata-mata karena-Ku, mereka yang saling berkunjung karena-Ku, dan mereka yang saling membantu karena Aku'." (HR. Imam Malik dalam kitab Al-Muwaththa' dengan sanad yang shahih)
َو
ْنَع
َةَْيمِرَك ِبَأ
ِماَدْقِمْلا
ِنْب
يِدْعَم
ِنَع ُوْنَع ُالله َيِضَر ْبِرْكَي
ِِّبَّنلا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َلاَق
:
اَذِإ
َّبَحَأ
ُلُجَّرلا
ُهاَخَأ
ُهِْبِْخُيْلَ ف
ُوَّنَأ
ُوحبُِيُ
9. Dari Abu Karimah, Al Miqdad bin Ma'di Yakrib radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, "Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah ia memberitahukan kepada saudaranya itu bahwa ia mencintainya" (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Tirmidzi berkata, "Hadits ini shahih")
ْنَع
ِذاَعُم
ِنْب
ٍلَبَج
ُوْنَع ُالله َيِضَر
َّنَأ
َلوُسَر
َِّللّا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َذَخَأ
ِهِدَيِب
َلاَقَو
:
َي
ُذاَعُم
َِّللّاَو
ِّنِإ
َكحبِحَُلْ
،
َّم ُث
َكيِصوُأ
:
َي
ُذاَعُم
َل
َّنَعَدَت
ِف
ِرُبُد
ِّلُك
ٍة َلََص
ُلوُقَ ت
:
َّمُهَّللا
ِعَأ
ِّن
ىَلَع
َكِرْكِذ
َكِرْكُشَو
ِنْسُحَو
َكِتَداَبِع
10. Dari Muadz radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memegang tangannya seraya bersabda, "Wahai Mu'adz, demi Allah aku mencintaimu" Kemudian beliau berkata: Wahai Mu'adz, janganlah sekali-kali kamu lupa membaca setiap selesai shalat,6 'Ya Allah, berilah saya pertolongan untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki
ibadah tehadap-Mu'." (HR. Abu Daud dan Nasa’i dengan sanad yang shahih)7
ْنَع
َنَأ
ِس
ِنْب
ٍكِلاَم
ُوْنَع ُالله َيِضَر
َّنَأ
ًلَُجَر
َناَك
َدْنِع
ِِّبَّنلا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َّرَمَف
ِوِب
ٌلُجَر
َلاَقَ ف
:
َي
َلوُسَر
َِّللّا
ِّنِإ
حبِحَُلْ
اَذَى
َلاَقَ ف
ُوَل
حِبَّنلا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َأ
ُوَتْمَلْعَأ
؟
َق
َلا
:
َل،
:لاَق
ُوْمِلْعَأ
.
ُوَقِحَلَ ف
َلاَقَ ف
:
ِّنِإ
َكحبِحُأ
ِف
َِّللّا
،
َلاَقَ ف
:
َكَّبَحَأ
يِذَّلا
ِنَتْ بَ بْحَأ
ُوَل
11. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, "Ada seorang laki-laki duduk disisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tibatiba ada seorang lakilaki lewat di hadapan Nabi lalu ia -yang bersama Nabi- berkata, 'Ya, Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang itu'. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, 'Apakah kamu sudah memberitahukan kepadanya? Dia menjawab, Belum'. Beliau kemudian bersabda, 'Beritahukanlah kepadanya!, Kemudian dia menemui orang itu dan berkata, 'Sesungguhnya saya mencintaimu karena Allah'. Orang itu menjawab, 'Semoga kamu dicintai oleh Dzat
7 Lihat Shahih Sunan Tirmidzi dengan ringkasan sanad, nomor 1950,
dengan lafazh, "Jika salah seorang di antara kalian menyukai saudaranya, maka hendaklah ia memberitahukannya." Disampaikan
juga dengan lafazh yang lain. Lihat dalam kitab Ash-Shahihah nomor
1/703 dan 417 dan dalam kitab at-Tuhfah haditsnya
yang menjadikanmu mencintaiku karena-Nya'" (HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih)
47. TANDA-TANDA KECINTAAN
ALLAH KEPADA HAMBA-NYA
:ىَلَعَ ت ُالله َلاَق
ْلُق
نِإ
ْمُتنُك
َنوحبُِتَ
َّللّا
ِنوُعِبَّتاَف
ُمُكْبِبُْيُ
ُّللّا
ْرِفْغَ يَو
ْمُكَل
ْمُكَبوُنُذ
ُّللّاَو
ٌروُفَغ
ٌميِحَّر
Allah Ta'ala berfirman, "Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Nabi Muhammad), niscaya Allah akan mencintai dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS Aali 'Imraan (3):31)
:ىَلَعَ ت ُالله َلاَق
َي
اَهح يَأ
َنيِذَّلا
ْاوُنَمآ
نَم
َّدَتْرَ ي
ْمُكنِم
نَع
ِوِنيِد
َفْوَسَف
ِتَْيَ
ُّللّا
ٍمْوَقِب
ْمُهح بُِيُ
ُوَنوحبُِيَُو
ٍةَّلِذَأ
ىَلَع
َيِنِمْؤُمْلا
ٍةَّزِعَأ
ىَلَع
َنيِرِفاَكْلا
َنوُدِىاَُيُ
ِف
ِليِبَس
ِّللّا
َلَو
َنوُفاََيَ
َةَمْوَل
ٍمِئلآ
َكِلَذ
ُلْضَف
ِّللّا
ِويِتْؤُ ي
نَم
ُءاَشَي
ُّللّاَو
ٌعِساَو
ٌميِلَع
Allah Ta'ala berfirman, "Hai orang-orangyang beriman. siapa saja di antara kamu yang murtad dari agamanya. Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut kepada orang yang mukmin. yang bersikap tegas terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui" (QS. Al-Maaidah (05): 54)
ْنَع
ِبَأ
َةَرْ يَرُى
َيِضَر
ُالله
ُوْنَع
َلاَق
:
َلاَق
ُلْوُسَر
ِالله
ىَّلَص
ِالله
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
:
َّنِإ
َالله
َلَاَعَ ت
َلاَق
:
ْنَم
ىَداَع
ِل
اًّيِلَو
ْدَقَ ف
ُوُتْ نَذآ
، ِبْرَح لِبّ
اَمَو
َبَّرَقَ ت
ََّلِإ
يِدْبَع
ٍءْيَشِب
َّبَحَأ
ََّلِإ
اَِّمِ
ُوُتْضَرَ تْ فا
،ِوْيَلَع
َلَو
ُلاَزَ ي
يِدْبَع
ُبَّرَقَ تَ ي
ََّلِإ
ِلِفاَوَّ نلِبّ
َّتَّح
،ُوَّبِحُأ
اَذِإَف
ُوُتْ بَ بْحَأ
ُتْنُك
ُوَعَْسَ
يِذَّلا
ُعَمْسَي
ِوِب
ُهَرَصَبَو
يِذَّلا
ُرِصْبُ ي
،ِوِب
ُهَدَيَو
ِتَّلا
ُشِطْبَ ي
،اَِبِ
ُوَلْجِرَو
َّلا
ِت
يِشَْيم
،اَِبِ
ْنِئَلَو
ِنَلَأَس
،ُوَّنَ يِطْعُلْ
ِنِئَلَو
ِنَذاَعَ تْسا
ُوَّنَذْيِعُلْ
1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (hadits Qudsi), 'Siapa saja yang memusuhi kekasih-Ku, maka Aku akan nyatakan perang terhadapnya. Sesuatu yang paling Aku sukai dari yang dikerjakan hamba-Ku, yaitu apabila ia mengerjakan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Seseorang itu senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan amalan-amalan sunah sehingga Aku mencintainya. Apabila Aku mencintainya, maka Aku merupakan pendengaran yang ia pergunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Seandainya ia memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya. Seandainya la berlindung kepada-Ku, niscaya Aku akan melindunginya'. " (HR. Bukhari)
َو َع
ُوْن
َلاَق
ِنَع :
َّنلا
ِِّب
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َلاَق
اَذِإ
َّبَحَأ
َُّللّا
َدْبَعْلا
ىَدَنَ
َليِْبِِج
َّنِإ
ََّللّا
حبُِيُ
ًنَ َلَُف
ُوْبِبْحَأَف
ُوحبِحُيَ ف
ُليِْبِِج
يِداَنُ يَ ف
ُليِْبِِج
ِف
ِلْىَأ
ِءاَمَّسلا
َّنِإ
ََّللّا
حبُِيُ
ًنَ َلَُف
ُهوحبِحَأَف
حبِحُيَ ف
ُو
ُلْىَأ
ِءاَمَّسلا
َُّث
ُعَضوُي
ُوَل
ُلوُبَقْلا
ِف
ِضْرَْلْا
:ٍمِلْسُم ِل ٍةَياَوِر ِْفَو
َلاَق
ُلوُسَر
َِّللّا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َّنِإ
ََّللّا
اَذِإ
َّبَحَأ
اًدْبَع
اَعَد
َليِْبِِج
َلاَقَ ف
ِّنِإ
حبِحُأ
ًنَ َلَُف
ُوَّبِحَأَف
َلاَق
َ ف
ُوحبِحُي
ُليِْبِِج
َُّث
يِداَنُ ي
ِف
ِءاَمَّسلا
ُلوُقَ يَ ف
َّنِإ
ََّللّا
حبُِيُ
ًنَ َلَُف
ُهوحبِحَأَف
ُوحبِحُيَ ف
ُلْىَأ
ِءاَمَّسلا
َلاَق
َُّث
ُعَضوُي
ُوَل
ُلوُبَقْلا
ِف
ِضْرَْلْا
اَذِإَو
َضَغْ بَأ
اًدْبَع
اَعَد
َليِْبِِج
ُلوُقَ يَ ف
ِّنِإ
ُضِغْبُأ
َلَُف
ًنَ
ُوْضِغْبَأَف
َلاَق
ُوُضِغْبُ يَ ف
ُليِْبِِج
َُّث
يِداَنُ ي
ِف
ِلْىَأ
ِءاَمَّسلا
َّنِإ
ََّللّا
ُضِغْبُ ي
ًنَ َلَُف
ُهوُضِغْبَأَف
َلاَق
ُوَنوُضِغْبُ يَ ف
َُّث
ُعَضوُت
ُوَل
ُءاَضْغَ بْلا
ِف
ِضْرَْلْا
2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, "Apabila Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memanggil Jibril seraya berfirman, 'Sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah dia. Kemudian Jibril mencintai orang itu dan berkata kepada penghuni langit, 'Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia', Maka penghuni langit pun mencintai orang itu. Setelah itu, kecintaan-Nya diteruskan kepada penghuni bumi'." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain, Muslim menyebutkan bahwa Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala mencintai seseorang, maka Allah memanggil Jibril dan berfirman, Sesungguhnya Aku
mencintai si fulan, maka cintailah dia'. Semua yang ada di langit pun mencintai dia. Setelah itu, kecintaannya diteruskan kepada penghuni bumi. Apabila Allah membenci seseorang, maka Allah memanggil Jibril dan berfirman, 'Sesungguhnya Allah membenci orang itu, maka bencilah dia'. Kemudian Jibril mengumumkan kepada penghuni langit, 'Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala membenci si fulan, maka bencilah dia'. Kemudian kebencian tersebut diteruskan kepada penghuni bumi."
َو
ْنَع
َةَشِئاَع
َيِضَر
ُالله
اَهْ نَع
َّنَأ
َلوُسَر
َِّللّا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َثَعَ ب
ًلَُجَر
ىَلَع
ٍةَّيِرَس
َناَكَو
ْقَ ي
ُأَر
ِوِباَحْصَِلْ
ِف
ْمِِتِ َلََص
ُمِتْخَيَ ف
ِب
ْلُق
َوُى
َُّللّا
ٌدَحَأ
اَّمَلَ ف
اوُعَجَر
َرِكُذ
َكِلَذ
ِلوُسَرِل
َِّللّا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
َلاَقَ ف
:
ُهوُلَس
ِّيَِلْ
ٍءْيَش
ُعَنْصَي
َكِلَذ
ُهوُلَأَسَف
َلاَقَ ف
:
اَهَّ نَِلْ
ُةَفِص
ِنَْحََّرلا
َنََأَف
حبِحُأ
ْنَأ
َأَرْ قَأ
اَِبِ
َلاَقَ ف
ُلوُسَر
َِّللّا
ىَّلَص
َُّللّا
ِوْيَلَع
َمَّلَسَو
:
ُهوُِبِْخَأ
َّنَأ
ََّللّا
ُوحبُِيُ
3. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus seseorang utusan untuk mengimami shalat pada suatu sariyyah.8 la selalu membaca surah Al Ikhlas sebagai penutup pada saat menjadi
8 Perang yang tidak dipimpin langsung oleh Nabi dalam kelompok kecil
imam di hadapan para sahabatnya. Ketika pulang, para sahabat menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, 'Tanyalah kepada-nya, apa sebabnya ia melakukan demikian?! Mereka pun menanyakannya. Orang itu menjawab, 'Karena ayat tersebut mengandung sifat Allah yang Maha Pengasih, maka aku suka membacanya'. Hal tersebut disampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, 'Beritahukanlah kepada orang tersebut. bahwa Allah mencintainya'." (HR. Bukhari dan Muslim)