• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraktik Kerja Mandiri (PKLM) - Tata Cara Pemeriksaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraktik Kerja Mandiri (PKLM) - Tata Cara Pemeriksaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Peraktik Kerja Mandiri (PKLM)

Menurut Rochmat Soemitro, pajak merupakan gejala masyarakat, artinya pajak

hanya ada didalam masyarakat. Masyarakat adalah kumpulan manusia yang ada pada

suatu waktu berkumpul untuk tujuan tertentu. Masyarakat terdiri dari individu,

individu mempunyai hidup sendiri dan kepentingan sendiri, yang dapat dibedakan

dari hidup masyarakat dan kepentingan masyarakat. Namun individu tidak mungkin

hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarkat yang mempunyai tujuan

tertentu. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat dan

kepentingan masyarakat. Untuk kepentingan hidup masing-masing diperlukan biaya.

Biaya hidup individu, menjadi beban bagi individu yang bersangkutan dan berasal

dari penghasilannya sendiri. Biaya hidup negara adalah untuk kelangsungan alat-alat

negara, lembaga negara, dan seterusnya dan dibiayai dari penghasilan negara

(Suandy, 2005:7).

Menurut fungsi budgeter dari pajak, sumber penghasikan negara berasal dari pajak. Penghasilan itu untuk membiayai kepentingan umum, seperti kesehatan rakyat,

pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya. Dimana ada kepentingan masyarakat,

disana timbul pungutan pajak sehingga pajak adalah senyawa dengan kepentingan

umum. Reformasi perpajakan nasional (Tax Reform) tahun 1983 bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak.

(2)

memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak terutang, sedangkan

fiskus hanya melayani dan mengawasi Wajib Pajak. Sistem ini telah dilaksanakan

secara efektif pada tahun 1984.

Sistem pemungutan ini telah menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam hak

dan kewajiban dalam bidang perpajakan. Dengan sistem self assesment yang dianut dalam sistem perpajakan Indonesia sekarang ini menuntut Direktorat Jenderal Pajak

untuk selalu melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Wajib Pajak.

Pengawasan merupakan aktivitas penting dalam manajemen pemerintahan.

Pengawasan bukan dimaksudkan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk menemukan

penyimpangan atas pelaksanaan suatu pekerjaan sehingga bisa dilakukan tindakan

korektif, maka pekerjaan yang dilakukan akan sesuai dengan rencana. Salah satu

bentuk pengawasan tersebut adalah melalui pemeriksaan.

Di dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dangan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, telah diatur kewenangan kepada Direktorat Jenderal

Pajak untuk melakukan pemeriksaan pajak yang merupakan instrument untuk

menentukan kepatuhan baik formal maupun material yang tujuan utamanya adalah

untuk melaksanakan pemeriksaan, undang-undang tersebut juga mengatur batasan

agar pemeriksaan tidak dilakukan secara sewenang-wenang dalam Sistem self assement, pemeriksaan pajak tidak dilakukan terhadap semua Surat Pemberitahuan (SPT). Kriteria Surat Pemberiatahuan (SPT) yang dilakukan pemeriksaan adalah

terhadap Wajib Pajak yang Surat Pemberitahuannya menyatakan lebih bayar, kurang

bayar. Surat Pemberitahuan atau (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan

(3)

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Mardiasmo, 2011:17). Di

samping itu pemeriksaan juga dilakukan terhadap Wajib Pajak kriteria tertentu dan

Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya dianggap rendah. Dengan kuasa Pasal 17C

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan, sebagai mana telah diubah terkahir dengan Undang-Undang Nomor 16

Tahun 2009, pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang Surat Pemberitahuannya

menyatakan lebih bayar akan dikurangi jumlahnya, sehingga pemeriksaan dapat lebih

diarahkan kepada Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya rendah tersebut atau Wajib

Pajak yang memenuhi kriteria tertentu.

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah metode latihan profesional

dimana penulis dilatih secara langsung untuk meningkatkan pengetahuan dan

mengembangkan etika pekerjaan, sikap, tugas, tanggung jawab serta kesempatan

untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperbolehkan selama perkuliahan secara

khusus selain itu penulis juga ingin mengetahui seberapa besar tingkat kepatuhan

Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kemudian penulis juga

ingin mengetahui kinerja pada Kator Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

dalam melakukan pemeriksaan tersebut terhadap peningkatan kepatuhan Wajib Pajak

dan penerimaan pajak. Dari permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dengan judul “Tata Cara Pemeriksaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah kegiatan intrakulikuler yang

(4)

kerja peraktis dilapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori yang

telah diterima dari dosen.

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1.1 Untuk mengetahui tata cara pemeriksaan pajak dan jenis-jenis pemeriksaan pajak;

1.2 Untuk mengetahui kendala yang dihadapi saat melakukan pemeriksaan pajak; dan

1.3 Untuk mengetahui pengaruh pemeriksaan pajak terhadap peningkatan penerimaan pajak.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Untuk mengaplikasikan teori dan pengetahuan selama perkuliahan,

khususnya mengenai perpajakan;

b. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam pelaksanaan

pemeriksaan pajak;

c. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan berkomunikasi, serta

mendapatkan pengalaman kerja;

d. Memotivasi mahasiswa untuk menghasilkan prestasi yang lebih baik.

2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

a. Sebagai sarana untuk menjalin hubungan baik antara Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Medan Belawan dengan Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(5)

b. Sebagai sarana untuk mensosialisasikan citra Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Belawan kepada Wajib Pajak; dan

c. Sebagai bahan masukan atau pertimbangan dalam pelaksanaan

pemeriksaan terhadap Wajib Pajak.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Membangun kerjasama yang baik antara Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Barat dengan Universitas Sumatera Utara, khususnya

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan;

b. Mendapat masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang

berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan; dan

c. Untuk memberikan tes secara nyata terhadap lulusan atas ilmu yang

diterapkan.

C. Uraian Teoristis

Definisi pajak dikemukakan oleh Dr. Soeparman Soemahamidjaja dalam

Berdasarkan Asas Gotong Royong, Universitas Padjajaran, Bandung, 1964 : “Pajak

adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa

berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan

jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”. (Suandy, 2005 : 10).

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarakan

(6)

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Di dalam Pasal 1 angka

25 Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa yang di maksud dengan pemeriksaan

adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau

bukti yang dilaksankan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau

untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Pelaksanaan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh pemeriksa pajak yang

telah ditunjuk dan dibuktikan dengan suatu tanda pengenal pemeriksa pajak. Tidak

semua pemeriksa pajak dapat melakukan pemeriksaan pajak. Mereka yang

melakukan pemeriksaan pajak telah dibekali dengan pendidikan berkaitan dengan tata

cara perpajakan dan pendidikan terkait dengan materi undang-undang pajak yang

berkaitan dengan objek yang akan diperiksa.

Pemeriksaan dapat dilakukan di Kantor Direktorat Jenderal Pajak

(Pemeriksaan Kantor) atau ditempat kedudukan, tempat kegiatan usaha, tempat

tinggal Wajib Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak

(Pemeriksaan Lapangan) yang ruang lingkup pemeriksaanya dapat meliputi satu jenis

pajak, beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun lalu maupun

tahun tahun berjalan. Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak, termasuk

terhadap instansi pemerintah dan badan lain sebagai pemungut pajak atau pemotong

pajak.

Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

Wajib Pajak dapat dilakukan dalam hal Wajib Pajak (Peraturan Menteri Keuangan

(7)

1. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan Lebih Bayar, termasuk

yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;

2. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan rugi;

3. Tidak menyampaikan atau menyamapaikan Surat Pemberitahuan tetapi

melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan Surat Teguran;

4. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau

akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;

5. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan

analisis resiko (risk based selection) mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Selain itu Direktur Jenderal Pajak juga berwenang melakukan pemeriksaan

untuk tujuan lain (Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak SE-166/PJ/2009 tentang

Kebijakan Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain), dengan kriteria antara lain sebagai

berikut :

1. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau Pengukuhan Pengusaha

Kena Pajak (PKP) secara jabatan;

2. Penghapusan Nomor pokok Wajib Pajak (NPWP) dan/atau pencabutan

pengukuhan PKP;

3. Wajib Pajak mengajukan keberatan;

4. Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;

5. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;

6. Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;

(8)

8. Penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu kompensasi

kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan; dan

9. Memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian Penghindaran

Pajak Berganda.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang dilaksanakan pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. Kegiatan yang diteliti pada Praktik Kerja

Lapangan Mandiri adalah :

1. Tata cara pelaksanaan Pemeriksaan Pajak pada Wajib Pajak Orang Pribadi,

Badan, dan Bendaharawan;

2. Jenis Pemeriksaan Pajak; dan

3. Kendala yang dihadapi dalam Pemeriksaan Pajak.

4. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap peningkatan penerimaan pajak.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi yang

sesuai, maka metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini prenulis melakukan beberapa persiapan, mulai dari penentuan

topik yang akan diangkat, pengajuan judul, penentuan judul proposal, penentuan

tempat pelaksanaan praktik, pengurusan administrasi dan izin, serta konsultasi

(9)

2. Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan berbagai sumber bacaan yang

berhubungan dengan objek pembahasan untuk mendukung penulisan Laporan

Tugas Akhir.

3. Observasi Lapangan

Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dan pencatatan

secara sistematis terhadap data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Belawan.

4. Pengumpulan data

Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data mengenai topik yang akan

dibahas. Data tersebut di kelompokkan menjadi data primer dan data skunder.

Data primer diproleh dari hasil wawancara dengan nara sumber yang

berkompeten, sedangkaan data skunder diperoleh dari studi kepustakaan dan

dokumentasi.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan melakukan

analisis dan evaluasi sehingga diperoleh data yang saling mendukung dan akurat

dalam bentuk tulisan yang bersifat deskriptif dan informatif.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data adalah sebagai berikut :

(10)

Yaitu mengadakan pembicaran langsung terhadap pegawai dan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Belawan.

2. Pengamatan (Observastion)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

3. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulakan catatan-catatan, data-data mengenai Pemeriksaan

Pajak yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir

adalah sebagai berkut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang yang menjadi

pemikiran dalam Laporan Tugas Akhir, tujuan dan manfaat Praktik Kerja

Lapangan Mandiri, Uraian Teoristis, Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan

Mandiri, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Metode Pengumpulan

Data, dan Sistemtika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN

Dalam BAB ini penulis akan menguraikan secara singakat mengenai lokasi

PKLM, Struktur Organisasi, Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Gambaran

(11)

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam BAB ini penulis menguraikan pengertian-pengertian secara teoristis

dan teori-teori yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

Dalam BAB ini akan dibahas mengenai Penyebab-Penyebab Dilakukannya

Tindakan Pemeriksaan Pajak, Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan

Pemeriksaan Pajak, Kendala-Kendala yang dihadapi Fiskus Dalam

Pelaksanaan Pemeriksaan, Peningkatan Penerimaan Pajak Melalui

Pelaksanaan Pemeriksaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB ini berisikan tentang kesimpulan dari uraian sebelumnya, disamping

untuk dikemukakan juga saran yang kiranya dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk memperbaiki kelemahan yang ada dibidang perpajakan.

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat kualitas pelayanan antara lain berupa loyalitas pelanggan yang lebih besar, pangsa pasar yang lebih besar, harga saham yang lebih tinggi, harga jual yang

Persentase tertinggi intensitas nyeri haid setelah dilakukan stimulasi kutaneus ( slow stroke back massage) berada pada kategori nyeri ringan dengan jumlah 15 responden

Allah SWT adalah Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta dan segala isinya, Yang Maha Esa dalam zat-Nya, maksudnya Zat Allah SWT hanya satu, tidak dua, tidak tiga, dan tidak

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Pangkalpinang sebagai hasil interpretasi terhadap SPFAIB (Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum) sekaligus untuk mengetahui

Buku nyanyian ibadah GKT edisi revisi 1997 dengan salah satu contoh nyanyian di dalamnya yang tidak lagi memakai teks bahasa Tionghoa.... Buku nyanyian GKT edisi 1966 dengan contoh

Slide presentasi sesuai instruksi tugas, Slide presentasi bagus dan menarik, komunikasi presentasi kurang lancar dan baik, namun tanggap dalam menjawab pertanyaan. Sangat Baik

Orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran terhadap harga eceran tertinggi dan spesifikasi buku teks pelajaran sebagaimana dimaksud

g. pengkoordinasian penyusunan laporan keuangan dan pelaksanaan kegiatan lingkup Dinas; h. penyiapan bahan koordinasi, konsultasi dan sinkronisasi pengelolaan keuangan lingkup Dinas;