PENGENDALIAN PENYAKIT dan HAMA PADA TANAMA
CABAI KERITING
1. Hama a. Ulat Buah
Ulat buah (Helicoverpa sp. HSN) menyerang cabai yang masih muda, sehingga buah berlubang dan bisa busuk karena infeksi. Pemberantasannya dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida, seperti Supracide 40 EC, Curacron 500 EC, Buldok 25 EC, dengan dosis mengikiiti petunjuk yang tertera di kemasan. Selain itu, buah cabai yang sudah terserang harus langsung dipetik dan dimusnahkan
supaya tidak terjadi penularan ke buah yang masih sehat. b. Lalat Buah
Lalat buah (Bactrocera dorcalis) menyerang buah cabai dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam kulit buah. Telur tersebut akan berubah menjadi larva yang akan
menggerogoti buah cabai sehingga menyebabkan kebusukan dan kerontokan. Pengendalian serangan lalat yang berwarna cokelat kekuningan dengan garis kuning membujur di punggungnya ini dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida sistemik sejak buah berumur 1 minggu dengan dosis dan interval mengikuti
petunjuk yang ada di kemasan Pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap yang berbahan aktif methyl eugenol, seperti M-Antraktan. Penvemprotan dengan insektisida sebaiknya dihentikan dua minggu
sebelum buah dipanen.
c. Ulat Daun
Ulat daun yang sering menyerang tanaman cabai adalah Spodoptera litura F Ulat tersebut menyerang daun tanaman dengan cara memakannya sehingga daun berlubang atau rusak. Hal
ini dapat mengganggu fotosintesis daun. Penanggulangannya dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida racun kontak atau perut dan menjaga sanitasi kebun„ Pemanfaatan perangkap untuk ulat juga bisa digunakan dengan cara
memasangnya di areal kebun. d. Rayap
Serangan rayap dapat langsung diketahui jika terlihat ada slur atau terowongan dari tanah yang menempel di pohon. Selain menyerang batang, rayap dapat menyerang akar tanaman
menaburkan insektisida berbahan aktif karbofuran di bedengan, atau dengan melakukan fumigasi menggunakan Basamid G sebelum pemasangan mulsa plastik.
e. Kutu Putih
Hama kutu putih (Pseudococus sp.) berbentuk bulat dan berwarna kehijauan. Tubuhnya diselimuti lapisan Jilin agak keputihan.
Kutu putih menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daun. Hama ini juga membawa penyakit embun jelaga. Kotorannya yang maths mengundang semut, sehingga
penyebarannya mengikuti penyebaran semut. Akibat serangan kutu putih, daun menjadi keriting dan merana. Bunga atau buah pun bisa mengalami kerontokan.
Pemberantasan kutu putih harus sekaligus dilakukan dengan pemberantasan semut dan embun jelaga. Pemberantasan ini dapat menggunakan insektisida dan akarisida.
f. Semut dan Belalang
Semut dan belalang umumnya menyerang talaman cabai yang masih berupa bibit di persemaian. Semut dan belalang ini menyerang dengan cara memakan bibit, sehingga bibit
banyak yang mati atau rusak dan tidak bisa ditanam lagi.
Pengendalian serangan serangga ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida racun kontak atau perut atau dengan menyebarkan insektisida berbahan aktif
karbofuran, seperti Furadan 3G, Petrofur, dan Curater di media pesemaian.
g. Kutu Daun
Kutu daun (Myzus percicae) menyerang tanaman cabai dengan cara mengisap cairan daunnya. Akibat serangan ini, daun tanaman menjadi berkeriput, berwarna kekuningan, dan
terpuntir. Tanaman pun akan menjadi kerdil. Hama kutu daun juga dapat menularkan penyakit, seperti tungau, embun jelaga, dan virus, serta dapat mengundang semut.
Pengendalian yang sering dilakukan oleh petani adalah dengan menyemprot tanaman dengan insektisida yang berbahan aktif imidakloprid, fipronil, dan protiofos secara
bergantian. h. Thrips
Serangan thrips (Thrips parvzIOnus) ditandai dengan adanya bercak¬bercak keperakan di daun tanaman cabai yang terserang. Selain itu, daun tanaman yang terserang menjadi keriting
karena cairannya diisap oleh hama tersebut.
Serangan hama thrips sudah dimulai pada tanaman muda. Untuk menghindari serangan hama ini sebaiknya penanaman cabai tidak dilakukan dalam skala yang luas (lebih dan
3 ha). Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan menyemprot tanaman cabai yang terserang dengan menggunakan insektisida secara bergilir.
i. Nematoda Bintil Akar
Gejala serangan penyakit bintil akar yang disebabkan oleh nematoda Meloidogyne sp. ini adalah membengkaknya akar tanaman cabai, seperti bisul berbentuk bulat sampai panjang.
Bengkakan ini berisi larva dan telur nematoda. Luka akibat serangan nematoda ini dapat menyebabkan infeksi virus, cendawan, dan bakteri.
Pencegahan serangan nematoda ini dapat dilakukan dengan sterilisasi media semai dan pemberian insektisida nematisida pada bedengan penanaman sewaktu melakukan
pemupukan pupuk dasar, pembersihan gulma, dan perotasian tanaman.
2. Penyakit
Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe,
diantranya: a. Bercak daun
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat
pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup
tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe.
Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen. Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu
lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.
b. Patek atau antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum
capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan
menjadi busuk seperti terbakar.
Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan
c. Busuk Cabang dan Busuk Kuncup
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora
capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti urea
dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan
dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki perekat.
d. Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman seperti
berbagai jenis cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam. Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik
agar penanganannya bisa lebih tepat. e. Bule atau virus kuning
Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus gemini,
penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti
kutu.
Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe
tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen. f. Keriting daun atau mosaik
Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran
daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning.
Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabe yang telah parah terserang. Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal
SUMBER
http://bebek-soang.blogspot.co.id/2011/04/mengenal-tanaman-cabai-merah-capsicum