• Tidak ada hasil yang ditemukan

Welcome to ePrints Sriwijaya University - UNSRI Online Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Welcome to ePrints Sriwijaya University - UNSRI Online Institutional Repository"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN RESIKO DALAM PELAYANAN KESEHATAN: KONSEP

DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

     

 

Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes Dosen FK UNSRI

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT – KEDOKTERAN KOMUNITAS (IKM/IKK)

(2)

DAFTAR ISI

1. Pengantar

2. KTD dan Error

3. Pendekatan pada Sistem (Sarana) Pelayanan Kesehatan

(3)

Manajemen Resiko dalam Pelayanan Kesehatan: Konsep dalam Sistem Pelayanan Kesehatan

Oleh: Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes1

Pengantar

Secara umum dapat dikatakan bahwa kejadian yang tidak diharapkan dalam pelayanan

kesehatan semakin meningkat. Kejadian yang tidak diharapkan (KTD) atau dalam literarur

berbahasa Inggris dikenal dengan istilah adverse event adalah kondisi akibat pelayanan yang

menimbulkan rasa tidak nyaman, tidak sembuh, kecacatan bahkan kematian. Seringkali

masyarakat umum menyatakannya sebagai malpraktik medik. Satu istilah yang sama sekali

salah.

KTD pada dasarnya adalah resiko yang melekat dari tindakan pelayanan kesehatan. Hal

ini mengingat bahwa dalam pelayanan kesehatan yang diukur adalah upaya yang dilakukan

(inspaning verbentenis), bukanlah hasil akhirnya (resultante verbintennis). KTD baru dikatakan

malpraktik medik apabila terbukti nantinya upaya yang dilakukan tersebut memang salah. KTD

tidak dapat dikatakan malpraktik medik apabila terbukti nantinya upaya yang dilakukan sudah

benar walaupun kenyataannya hasil pelayanan tersebut bisa saja menyebabkan kecacatan bahkan

kematian.

Untuk mencegah KTD ini dan menempatkan KTD secara prorposional perlulah dipahami

lebih lanjut beberapa pendekatan dan teori yang berkembang akhir-akhir ini.

KTD dan Error

KTD pada dasarnya ouput dari error. Error secara garis besar terbagi dua, yaitu: human

error dan organizational error. Human error sendiri dapat berasal dari faktor pasien dan faktor

tenaga kesehatan. Organizational error sendiri seringkali diistilahkan sebagai system error, atau

dalam konteks pelayanan kesehatan di rumah sakit diistilahkan sebagai hospital error atau.

        1

(4)

Kerangka pikir dari faktor pasien dapat dilihat dari skema pada Gambar 1. Sedangkan

kerangka pikir dari faktor tenaga kesehatan (dokter) dapat dilihat dari skema pada Gambar 2.

Namun demikian, pendekatan yang saat ini paling banyak menjadi perhatian dalam mengelola

resiko terjadinya KTD dan terbukti memberikan leverage yang tinggi dalam memperbaiki mutu

pelayanan kesehatan adalah melakukan intervensi pada organisasi pelayanan karena akan

mereduksi organizational error. Landasan teori ini sangat sederhana, bahwa terjadinya unsafe act

dari tenaga kesehatan adalah kondisi kerja yang tidak baik dan mendorong hal tersebut terjadi.

Kondisi kerja ini sangat tergantung dari proses organisasi yang ada di dalamnya, dalam hal ini

manajemen pengelolaan sarana pelayanan yang ada di belakangnya.

Gambar 1: Human Error, Faktor Pasien

Pendekatan pada Sistem (Sarana) Pelayanan Kesehatan

Filosofi dari risk management melalui intervensi organisasi dilakukan melalui 5

pendekatan, yaitu: 1) Recognition of Organizational Disease; 2) Commitment to Produce

Results; 3) Managing Risk by Objectives; 4) Organizational Acceptance; dan 5) Staff

management. Untuk itu perlu dilakukan aktivitas sebagai berikut: 1) Credentialing of medical

(5)

staff ; 2) Incident monitoring and tracking; 3) Complaints monitoring and tracking; 4) Infection

control; dan 5) Documentation in the medical record.

Dalam perjalanannya, dilakukan langkah-langkah yang bersifat: 1) Preventif, al: patient

relations the product is patient service, public relations image building; 2) Korektif, al:

identification of risks, monitoring and audit; 3) Dokumentasi, al: patient and medical records,

medical staff records; administrative records; 4) Edukatif, al: pada staf dan pasien; 5)

Administratif, al: administration as an active process, action based on principles; 6) Penanganan

problem potensial, al: identification of problems, centralization of information.

Gambar 2: Human Error, Faktor Dokter

Tentu saja masih banyak hal lain yang harus dipersiapkan dalam kaitannya mengelola

resiko melalui konsep intervensi organisasi melalui pendekatan pada sistem (sarana) pelayanan

kesehatan. Persiapan tersebut juga meliputi bagaimana persiapan penanganan apabila terjadi

insiden, baik yang bersifat pure error maupun pure negligence.

Dari begitu banyak pendekatan, aktivitas dan langkah-langkah yang harus diambil, hal

terpenting yang harus dipikirkan agar upaya ini secara konsisten dapat dijalankan dan sudah

diantisipasi dari awal, bahwa risk management dalam pelayanan kesehatan: 1) is not a revenue or

income producer, but cost saving function; 2) Cost savings and other benefits resulting from RM

effort are normally reflected in other departments function. The RM is supportive and advisory

(6)

(committee works, report preparation, statistical accumulation & analysis, follow-up activities)

are un-measurable.

Strategi-strategi yang harus dikembangkan untuk mengantisipasi masalah dapat mengacu

pada matriks sebagai berikut:

Severity

Frequency Low High

High Risk reduction

(counseling prior to plastic

surgery)

Manajemen Resiko dalam Pelayanan Kesehatan merupakan upaya untuk mereduksi KTD

yang dalam pelayanan kesehatan apabila hal ini terjadi akan merupakan beban tersendiri, terlepas

dari KTD tersebut karena resiko yang melekat ataupun memang setelah dianalisis karena adanya

error atau negligence dalam pelayanan. Apabila KTD sudah terjadi, beban pelayanan tidak hanya

pada sisi finansial semata, namun beban psikologis dan sosial kadang-kadang terasa lebih berat.

Untuk mencegah KTD dan menempatkan resiko KTD secara prorposional beberapa

pendekatan dapat dilakukan pada sumber penyebab itu sendiri, baik pada faktor manusianya

(pasien dan tenaga kesehatannya), maupun dari sisi organisasinya. Dari sisi organisasi, konsep

intervensi organisasi-pendekatan pada sistem (sarana) pelayanan kesehatan memerlukan

penanganan khusus namun akan jauh lebih antisipatif dalam mengelola resiko kemungkinan

terjadinya KTD. Sehingga akhir-akhir ini manajemen resiko melalui konsep pengelolaan pada

(7)

Daftar Pustaka:

1. Herkutanto. Materi Kuliah Kebijakan Magister Manajemen Rumah Sakit Program

Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. 2006

2. Idris, F. Pelayanan Rumah Sakit, antara “Hospital Error” dan “Dokter Error”. Media

Indonesia, 22 Desember 2004.

3. Idris, F. Dokter juga Manusia. Upaya Memperbaiki Mutu Pelayanan Kesehatan. 2006

4. Idris, F. Profesi Medis dalam Patient Safety. PERSI (Draft). 2007

5. James R. Posner. Insurance and Health Care Cost Containment in Hospital Quality

Gambar

Gambar 1: Human Error, Faktor Pasien
Gambar 2: Human Error, Faktor Dokter

Referensi

Dokumen terkait

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses

Bahwa salah satu untuk mendapatkan mahasiswa yang berkualitas maka perlu diadakan penyaringan penerimaan mahasiswa baru dengan cara ujian masuk (testing) berupa

- Pelatihan Ketrampilan dan Bantuan Sarana Usaha bagi Keluarga Miskin :. Manik-manik

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

1. Yang dimaksud dengan budaya organisasi adalah suatu nilai, anggapan, asumsi, sikap, dan norma perilaku yang telah melembaga kemudian mewujud dalam penampilan, sikap,

Pada tahap ini kalimat yang sudah memiliki bobot berdasarkan model graph di rangking menggunakan algoritma pagerank dengan tujuan untuk menemukan kalimat mana yang

The appl ication of cooper ative l ear ning thr ough the use of Students Team Achievement Division (STAD) method as a one of teaching str ategy in English speaking per

Demikian kami sampaikan, atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih.. TUNGKAL