• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objek Pendidikan Menurut Tafsir al Quran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Objek Pendidikan Menurut Tafsir al Quran"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

OBJEK PENDIDIKAN

Ma ka la h in i dia ju ka n seba g a i tu g a s ta ta p mu ka ma ta ku lia h “Ma sh o dir Ta rba wi ya” ya n g dia mpu o leh B a pa k D rs. H . Wa wa n Arwa n i, MA.

Disusun Oleh:

1. Cep Uriffudin 2. Iva Listianty 3. M. Rachmatul Aziz

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

(2)

xi

KATA PENGANTAR

،دو ا ىضتقم ءايشأا تايهام عرخاو ،دوجولا ماظن عدبأ يذلا ه دم ا

رهاو ا عاونأ هتردقب أشنأو

صلاو ،ةيكلفلا مارجأا تاكرح هتمرب ضافأو ،ةيلقعلا

ةا

انديس ىلع صوصخ ،ةيسنإا تارودكلا نع ةهز ما ،ةيسدقلا سفنأا تاوذ ىلع

آ ىلعو ،تازجعماو تايآا بحاص دمح

.تا يبلاو ججلل نعباتلا هباحصأو هل

:دعبو

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada dosen pengampu

mata kuliah ‘Mashodir Tarbawiyah’ bapak Drs. H. Wawan Arwani, MA. Yang telah

memberi kami kesempatan menelaah dan mengkaji objek pendidikan menurut kitab dan sunah dalam mata kuliah ini. Makalah ini diajukan sebagai prasyarat memenuhi

tugas tatap muka mata kuliah ‘Mashodir Tarbawiyah’ yang diampu bapak Drs. H. Wawan Arwani, MA.

Sebagai manusia biasa, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya bilamana terdapat kekurangan atau kesalahan dalam bentuk dan keadaan apa pun baik dalam makalah atau pun presentasi kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kami sebagai pemateri. Amin...

(3)

xii DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... xi

Daftar Isi... xii

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

Objek Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadis ... 2

Kesimpulan ... 8

(4)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Al-Qur’an dan Al-Hadis adalah pedoman utama umat muslim, pada kelompok sebelumnya telah berbicara panjang lebar mengenai hal tersebut, dalam kesempatan ini kami hendak membicarakan objek pendidikan menurut surat At-Tahrim ayat 6, Asy-Syu’araa’ ayat 214, At-Taubah ayat 122 serta An-Nisa ayat 170.

Dalam hal pendidikan, banyak ayat dan hadis yang membicarakan pendidikan, yang biasanya memuat pendidikan secara umum, sebagai mahasiswa pendidikan di kampus bernuansa Islam, maka sudah menjadi keharusan bagi kita mengetahui seluk beluk pendidikan yang berlandaskan pada pedoman kita yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadis.

Kita mengenal ungkapan terkenal John Locke dalam Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. (2008: 54) bahwa:

Manusia itu merupakan organisme yang pasif. Dengan teori tabularasa-nya, Locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih, hendak ditulis apa kertas itu sangat tergantung pada yang menulisnya.

Dengan demikian kita kita mengetahui bagaimana kita harus berhati-hati mendidik peserta didik kita, akan tetapi sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya kita mengetahui apa saja objek pendidikan secara global, dalam kaitannya dengan mata kuliah ini maka dapat disimpulkan rumusan masalah yang hendak dibicarakan yang kami muat dalam subbab berikutnya.

B. Rumusan Masalah

(5)

2

OBJEK PENDIDIKAN BERDASARKAN AL-QUR’AN DAN AL-HADIS



















































Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. 66:6)”

Jelas ayat di atas Allah memerintahkan seluruh mukmin menjaga keluarganya dari api neraka, dengan demikian, yang dimaksud dari ayat di atas adalah mendidik keluarga, yang dimaksudkan adalah pendidikan akhlak (etika/moral) di dalam keluarga, seperti yang dikatakan Ayn Rand (2003: 5) dalam etika harus mulai dengan bertanya: apakah itu nilai-nilai? Mengapa manusia membutuhkan nilai?. Nilai adalah apa yang orang bertindak dan/atau mempertahankan. Meminjam bahasa Socrates hakikat moralitas adalah bagaimana seharusnya kita hidup. Menurut Al-Ghazali (1995: 14-15);

Akal adalah sumber ilmu. Kemuliaan akal ditunjukkan oleh sabda Rasulullah SAW.,

“yang pertama kali diciptakan Allah adalah akal.” Kemudian Allah berfirman

kepadanya, “datanglah kemari” maka akal itu pun datang. Kemudian Allah berfirman

kepadanya. “pergilah” maka akal pun pergi. Allah berfirman, “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, tidaklah Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia bagi-Ku daripada kamu. Dengan engkau Aku mengambil dan dengan engkau Aku memberi. Dengan

engkau Aaku memberi pahala dan dengan engkau Aku menghukum.” Nabi SAW

bersabdah, “Aku bertanya kepada Jibril apakah kepemimpinan itu?” Jibril menjawab “Akal”.

(6)

3

ayat 4 bahwa manusia disiptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Dikatakan juga Umar Ibn Khatab saat ayat turun bertanya kepada Rasulullah dalam Ashabul Muslimin (t.thn.);

Kami akan jaga diri kami, lalu bagaimana dengan keluarga kami? Jawab Rasulallah : Kau larang mereka apa yang Allah telah larang dari-Nya, kamu perintah mereka dengan apa yang Allah telah perintah dari-Nya, jika itu kau lakukan, akan menyelamatkan mereka dari neraka.

Semakin jelas bahwa keluarga adalah objek pendidikan pertama, di mana orang tua mengajarkan apa yang baik dan apa yang buruk serta bagaimana memilih keduanya. Dalam era global ini, banyak hal yang terkesan sulit ditemukan dalam Kitab dan Sunah, akan tetapi kita jangan melupakan peran akal sebagai pembeda yang baik dan juga yang buruk, akan tetapi bukan akal yang dikuasai oleh nafsu, banyaknya stimulus eksternal

yang belum ada pada zaman Nabi SAW, menuntut kita mempelajari banyak bidang.

Dalam hal ini, teringat tulisan Plato dalam James Rachels (2004: 101) yang biasanya berbentuk dialog antara Socrates dengan seseorang atau beberapa pembicara,

Socrates yang skeptis bertanya “Apakah perilaku seseorang itu benar karena Dewa -Dewa memerintahkannya, atau -Dewa--Dewa memerintahkan hal itu karena hal itu

benar?”.

Dapat kita terjemahkan dalam konteks Islam, apakah perilaku seseorang itu benar karena Allah memerintahkannya, atau Allah memerintahkan hal itu karena hal itu benar?, dua pertanyaan ini memiliki implikasi yang sangat serius, bila yang memilih yang pertama, ambil contoh kita harus jujur karena diperintahkan Allah untuk jujur, ini membawa kesan Allah semena-mena, karena berarti Allah dapat dengan mudah memberi perintah yang sebaliknya, sedang Allah menciptakan makhluknya tidak tanpa manfaat bagi manusia.

(7)

4

kemuliaan-Nya. Maka sebagai mahasiswa pendidikan islam meski bukan PAI, tentu kita harus mengetahui apa yang benar dan salah, dari seluruh uraian di atas memberikan konklusi bahwa dalam keluarga wajib ditanamkan pendidikan karakter, yang mana seluruh kerabat terdekat adalah objeknya terutama anak dan istri atau suami.

Maka sejalan dengan hadis yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim:

لاق ،ه ع ها ىضر ةريره يا ثيدح

ي لا

ملسو هيلع ها ىلص

ق

:لا

نم ام

ةميهبلا جت ت امك .هناسجم وأ هنارص ي وأ هنادوهي اوبأف .ةرطفلا ىلع دلوي اا دولوم

.ءاعم ةميه

ها ىضر ةريره وبأ لوقي م .ءاعدج نم اهيف نوسح له

ع

ةرطف

ها

يلا

اهيلع سا لا رطف

ليدبت ا

راخ اور( .ميقلا نيدلا كلذ ،ها قل

سمو

مل

)

Artinya:

“Abu Hurairah berkata:Nabi Saw. bersabda:Tiada bayi yang dilahirkan melainkan

lahir di atas fitrah,maka ayah bundanya yang mendidiknya menjadi Yahudi,Nasrani atau Majusi,sebagai lahirnya binatang yang lahirnya lengkap sempurna. Apakah ada binatang yang lahir terputus telinganya? Kemudian Abu Hurairah r.a. membaca: Fitratallahi allati fatharan naasa alaiha, laa tabdila likhalqillahi (Fitrah yang diciptakan Allah pada semua manusia, tiada perubahan terhadap apa yang diciptakan oleh Allah.

Itulah agama yang lurus”. (Bukhari Muslim)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa pendidikan usia dini dalam keluarga sangatlah penting, seperti yang dikatakan John Locke,

Menurut John Locke, manusia itu merupakan organisme yang pasif. Dengan teori

tabularasa-nya, Locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih, hendak

ditulis apa kertas itu sangat tergantung pada yang menulisnya (Sanjaya 2008: 54).

(8)

5









Artinya:

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat (Q.S. 26:214)”

Dalam hal ini, ayat di atas menegaskan surat At-Tahrim ayat 6, bahwa tidak hanya dalam lingkup keluarga kecil dalam pengertian anak dan istri atau suami, melainkan kerabat terdekat, dalam sebuah hadis dikatakan (Warsono 2009):

َسْيبَلَ ف َْنِمِلْسُمْلا ِرْوُمُأِب َمَتْهَ ي ََْ ْنَم

مُهْ ِم

(

ثيد ا

)

Artinya:

"Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka ia bukanlah bagian dari mereka."

Juga disebutkan sebuah hadis (Warsono 2009):

ْمُهْوُرُمَو ْمُهْوُمّلَعَو ْمِهْيِف اْوُمْيِقَأَف ،ْمُكْيِلْهَأ ََِإ اْوُعِجْرا

Artinya:

"Kembalilah kepada keluargamu. Dirikanlah sholat bersama mereka. Ajari dan perintahlah mereka untuk mendirikannya" (HR Bukhari).

(9)

6























































Artinya:

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa

tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat

menjaga dirinya. (Q.S. 9:122)”

Ayat ini menghimbau kepada umat muslim untuk berbagi tugas sesuai kapasitasnya, dalam ayat ini Allah menghimbau agar beberapa dari kaum muslim memperdalam keilmuan dan mengajarkannya yang biasa di sebut sebagai ‘ulama (Saints/Ilmuan/Ahli Ilmu). Maka ayat tersebut menjadi dalih untuk membentuk sarana pendidikan yang dilembagakan seperti majelis taklim, pesantren, sekolah formal, dll.

Demikian pula Rasulullah SAW memberi anjuran kepada utusan Abdul Qais, yaitu Malik bin Huwairits dkk, untuk menjaga imannya dan ilmu pengetahuan agar bermanfaat bagi orang lain. Beliau bersabda (Warsono 2009) :

ْمُه اْوُمّلَعَ ف ْمُكْيِلْهَأ ََِإ اْوُعِجْرا

Artinya:

"Kembalilah kepada kaum kalian dan ajarilah mereka".

(10)

7













































Artinya:

“Wahai manusia, Sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu

dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan

Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. 4:170)”

Dalam kaitannya dengan objek pendidikan, ayat di atas memberikan gambaran bahwa nabi SAW diutus untuk umat manusia, meski asbabun nuzulnya mengenai Nasrani dan Yahudi akan tetapi lafaz yang di gunakan bersifat umum, maka objek pendidikan tidak hanya keluarga, kerabat ataupun umat muslim belaka, akan tetapi juga manusia secara keseluruhan. Menurut Quraish Shihab dalam (Muthohar 2013):

kehadiran Rasul SAW. yang dinyatakan dengan kata-kata, “datang kepada kamu” dan

juga pernyataan bahwa yang beliau bawa adalah tuntunan dari “Tuhan (Pembimbing

dan Pemelihara) kamu”, itu dimaksudkan sebagai rangsangan kepada mitra bicara (kamu) agar menerima siapa yang datang dan menerima apa yang dibawanya. Karenanya, wajib bagi yang didatangi untuk menyambutnya dengan gembira.

(11)

8

KESIMPULAN

Objek pendidikan menurut surat At-Tahrim ayat 6, Asy-Syu’araa’ ayat 214, At-Taubah ayat 122 serta An-Nisa ayat 170, terlihat seperti hierarki dari objek dalam lingkup kecil hingga lingkup yang lebih luas.

Objek pendidikan menurut At-Tahrim ayat 6, Asy-Syu’araa’ ayat 214, At-Taubah ayat 122 serta An-Nisa ayat 170 dalam urutannya di makalah ini, dapat dikatakan hierarki dari yang paling urgen yaitu keluarga dan rabat dekat, hingga misi global sebagai objeknya adalah umat muslim dan manusia secara keseluruhan.

Objek pendidikan dalam At-Tahrim ayat 6, Asy-Syu’araa’ ayat 214, At-Taubah ayat 122 serta An-Nisa ayat 170 tidak hanya terbatas pada siswa yang terdaftar dalam lembaga pendidikan.

Dengan demikian maka sebagai mahasiswa pendidikan, hendaknya kita mempertimbangkan objek-objek ini, yang mana pendidikan adalah jantung peradaban

(12)

9

DAFTAR PUSTAKA

Ath-Thusi, Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghazali. 1995. Ringkasan

Ihya' Ulumuddin. Dialihbahasakan oleh Zaid Husein Al-Hamid. Jakarta:

Pustaka Amani.

Muslimin, Ashabul. t.thn. Tafsir QS. At Tahrim 66:6 ‘Peliharalah Dirimu dan

Keluargamu dari Api Neraka’. Diakses September 09, 2014.

http://dulrohman.blogspot.com/2011/11/tafsir-at-tahrim-ayat-6-peliharalah.html.

Muthohar, Ahmad Mifdlol. 2013. OBJEK PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN.

26 January. Diakses September 27, 2014.

http://mifdlol.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/01/26/objek-pendidikan-perspektif-al-quran/.

Rachels, James. 2004. Filsafat Moral. Dialihbahasakan oleh A Sudiarja. Yogyakarta: Kanisius.

Rand, Ayn. 2003. Kebijakan Sang Diri, Konsep Baru Ego. Dialihbahasakan oleh A Asnawi. Yogyakarta: Ikon Teralitera.

Sanjaya, Wina. 2008. KURIKULUM dan PEMBELAJARAN: Teori dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Prenada Media Grup.

Warsono, Nono. 2009. OBJEK PENDIDIKAN: Suatu Kajian Metode Tafsir Maudu'i.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan teori humanistik dalam pembelajaran dapat dimodifikasi secara lentur oleh guru, hal ini lebih memberikan ruang kreatifitas yang tidak terbatas pada

Jumlah produksi jagung respnden di Desa Bange Kecamatan Sangau Ledo dijelaskan sebesar 97,00% oleh faktor-faktor penggunaan benih, jumlah penggunaan pupuk urea, jumlah

Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa teori kognitif menurut Piaget sangat menekankan pada hasil akhir dari proses pembelajaran yang telah berlangsung, kaitanya

Setelah selesai melakukan penyidikan, PPNS Keimigrasian menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum dan tahapan pelaksanaan dalam rangka memperoleh keterangan

Aplikasi ini merupakan aplikasi dari analisa yang terjadi di lapangan bagaimana prosedur penyewaan fasilitas yang ada digambarkan ke dalam rancangan sistem

Pembinaan Pos kesehatan pesantren, pondok pesantren sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan keagamaan yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk

Kecuali apabila ditentukan lain oleh Pengekspor Data, Data Pribadi yang ditransfer berhubungan dengan kategori subjek data berikut: pegawai, kontraktor, mitra bisnis atau