Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses
Pembelajaran Matematika
Disusun berdasarkan tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pembimbing
: Ibu Esti Ambar Nugraheni M.Pd
Disusun Oleh
Muhammad Fauzian Rosyadi (1601105034)
Maulana Putra Ibrahim (1601105065)
Dwiyan Aji Nugroho (1601105080)
Muhammad Hilmi Fadhlurrahman (1601105090)
Kelas 2F Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tahun Ajaran 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas
terselesainya penyusunan laporan tentang “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Proses Pembelajaran Matematika”
sebagai
salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Perkembangan
Adapun isi dari laporan tersebut antara lain pengertian perbedaan
individu, faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individu siswa, dan
daftar pustaka.
Dan saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Esti Ambar Nugraheni
M.Pd yang telah mengajarkan kami tentang materi Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran matematika, orang tua kami yang selalu
mendukung kami dalam membuat laporan, serta teman-teman kami yang
telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini.
Mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan manfaat dalam segala
bentuk kegiatan belajar. Akhirnya kami menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini masih belum begitu sempurna. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, kami menunggu kritik dan saran yang membangun dari
guru, dosen, pengguna, serta pembaca laporan ini demi kesempurnaan dalam
penyusunan laporan selanjutnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……….... i
Daftar Isi ………. ii
BAB I : Pendahuluan ………...….…………..……....………...
1
1. Latar Belakang ………..
1
2. Identifikasi Masalah ………..
2
3. Rumusan Masalah ……….
2
4. Tujuan ………... 2
BAB II :
Pengertian Pembelajaran Matematika
……….……….……...
3
BAB III : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Matematika …...
4
BAB IV : Kesimpulan ……….
9
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran penting, karena matematika berperan dalam meningkatkan kemampuan berpikir logis, kritis dan sistematis, sehingga sangat praktis digunakan dalam memecahkan masalah sehari-hari. Sebagaimana menurut Runtukahu, dkk (2013:28) bahwa matematika adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri, tetapi dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi dan alam.
Berdasarkan peranan matematika tersebut, maka matematika diajarkan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke perguruan tinggi dengan tujuan agar peserta didik tidak hanya terampil menggunakan matematika, tetapi dapat memberikan bekal kepada peserta didik dalam menerapkan matematika pada kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat di mana ia tinggal. Oleh karena itu, para pendidik perlu meningkatkan penguasaan peserta didik pada pembelajaran matematika, sehingga peserta didik diharapkan tidak hanya dapat mengembangkan potensinya di sekolah atau kampus, tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan di masyarakat.
Namun pada kenyataannya, pentingnya matematika ini belum diimbangi dengan penguasaan yang baik terhadap matematika. Selama ini matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal ini disebabkan karena matematika merupakan pembelajaran yang bersifat abstrak sehingga peserta didik sulit memahaminya.
Pembelajaran matematika yang dianggap bagi sebagian besar peserta didik adalah mata pelajaran yang sulit ini, merupakan masalah utama yang dihadapi oleh para pendidik. Rendahnya pemahaman peserta didik terhadap matematika karena adanya berbagai cap negatif yang telah melekat di benak para peserta didik, yang dikarenakan para pendidik dalam menerangkan materi matematika kurang jelas dan kurang menarik perhatian peserta didik, serta pada umumnya para pendidik terlalu cepat dalam menerangkan materi pembelajaran. Di samping itu juga penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Sehingga peserta didik dalam memahami dan menguasai materi masih kurang serta nilai yang diperoleh peserta didik cenderung rendah.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
2.1. Tingkat pemahaman peserta didik rendah.
2.2. Peserta didik tidak mampu mengerjakan soal yang berbeda. 2.3. Hasil belajar peserta didik rendah.
2.4. Para pendidik yang masih bermasalah untuk menemukan solusi untuk peserta didik 2.5. Penjelasan beberapa pendidik yang sulit ditangkap oleh peserta didik
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka perumusan masalahnya adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran matematika?
4. Tujuan
BAB II
Pengertian Pembelajaran Matematika
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar”. Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang berarti “ berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.
Jadi, pengertian dari pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang (peserta didik) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada para pendidik mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada peserta didik untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.
BAB III
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pembelajaran Matematika
Dalam setiap kegiatan tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan tersebut dalam mencapai tujuannya. Demikian halnya dengan pembelajaran matematika. Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan memiliki keterkaitan. Menurut Sofyani, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu:
1. Faktor para pendidik, meliputi latar belakang pendidikan para pendidik, pengalaman mengajar dan pemanfaatan waktu oleh para pendidik.
2. Faktor peserta didik, meliputi minat dan perhatian, kebiasaan belajar peserta didik, pengetahuan tambahan, latar belakang pendidikan peserta didik, motivasi peserta didik, dan kesiapan belajar peserta didik.
3. Faktor fasilitas pendidikan. 4. Faktor lingkungan.
Berikut akan dikemukakan satu persatu dari semua faktor di atas, yaitu: 1. Faktor para pendidik
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2003, guru adalah tenaga pendidik profesional yang bertugas, mendidik, mengajar, melatih, membimbing dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah tenaga pendidik yang berpengalaman dalam bidang profesinya yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan, kepada peserta didiknya di sekolah. Dengan ilmu yang dimilikinya, seorang pendidik dapat menjadikannya peserta didik yang menjadi cerdas dan memiliki pribadi yang baik. Setiap pendidik mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang kehidupan sebelum mereka menjadi seorang pendidik. Kepribadian seorang pendidik diakui sebagai aspek yang tidak bisa dikesampingkan dari keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan peserta didik menjadi orang yang berimu pengetahuan dan berkepribadian baik. Berikut adalah beberapa faktor seorang pendidik diantaranya:
1.1. Latar Belakang Pendidikan Seorang Pendidik
tersebut akan terlihat jelas pada ilmu pengetahuan dan penguasaan cara-cara mengajar materi pelajaran dari mata pelajaran yang dipegangnya. Oleh karena itu keberhasilan proses pembelajaran dalam menempuh tujuannya sangat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan seorang para pendidik yang harus sesuai dengan disiplin keilmuannya dalam menyampaikan materi pelajaran, agar segala hal yang tidak diinginkan dapat terhindari. 1.2. Pengalaman Mengajar
Pengalaman para pendidik adalah hal yang paling berharga. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri, karena disadari atau tidak, orang yang berpengalaman banyak dalam bidang tertentu sangat jauh berbeda dengan orang yang sedikit pengalamannya. Apalagi dikaitkan dengan bidang mengajar. Hal ini akan terlihat dari para pendidik yang bersangkutan saat mengelola kelasnya, interaksi dengan peserta didiknya dan saat memanfaatkan waktu yang tersedia. Dengan adanya semua hal itu, seorang pendidik dituntut untuk memiliki pengetahuan yang banyak dan luas dan banyak tentang hal yang berkaitan dengan pengajaran. Dan semua pengetahuan itu hanya diperoleh dari pengalaman yang telah dialami dan dijalaninya. Sehingga dengan pengetahuan tersebut akan membantu para pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
1.1.3. Pemanfaatan Waktu
Mengatur waktu atau jam pelajaran sangat diperlukan dalam pembelajaran. Seorang pendidik harus cermat dan cekatan dalam membagi waktu yang disediakan dalam memberikan materi pelajaran, bila tidak cermat dan cekatan dalam membagi waktu tersebut, kemungkinan besar akan ketinggalan, sementara materi yang harus diberikan belum selesai disampaikan. Akibatnya akan berdampak pada semua orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di sekolah. Berkenaan dengan hal tersebut, Tabrani Rusyan menegaskan: ”Waktu yang tersedia dalam jadwal untuk setiap pelajaran, untuk setiap catur wulan, untuk setiap satu tahun ajaran, sangat terbatas. Oleh karena itu, diperlukan pengaturan waktu yang tersedia, yang mana diharapkan peserta didik dapat melakukan berbagai kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pengajaran”.
Dalam mengatur waktu ini erat kaitannya dengan gaya mengajar seorang pendidik dalam kelas. Bila seorang pendidik mampu mengisi waktu tersebut dengan hal-hal positif, kegiatan yang mengarahkan peserta didik untuk belajar, maka waktu yang terbatas akan terasa bermanfaat dan menyenangkan, begitu juga sebaliknya.
2. Faktor peserta didik
Peserta didik adalah objek dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya peserta didik, mustahil proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan. Komponen utama dalam proses pembelajaran ini menjadi faktor penentu terhadap keberhasilan pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam diri peserta didik itu sendiri, diantaranya:
Minat adalah rasa lebih suka dan keterikatan akan suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin luas dan dekat hubungan tersebut, semankin besar minat.
Minat besar pengaruhnya terhadap proses pembelajaran, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak diminati oleh peserta didik, mereka tidak akan belajar tekun dan sungguh-sungguh, karena tidak ada daya tarik.
2.2. Perhatian
Seorang pendidik dituntut semaksimal mungkin agar mampu menyajikan pelajaran sedemikian rupa, supaya selalu menarik perhatian peserta didik. Adapun cara untuk menark perhatian peserta didik adalah:
2.2.1. Pelajaran diupayakan untuk merangsang minat besar peserta didik untuk mengetahui hakikat pengajaran.
2.2.2. Hubungkanlah pelajaran itu dengan kejadian-kejadian dan peristiwa peserta didik disekitarnya.
2.2.3. Alat peraga atau media pengajaran dapat menarik perhatian peserta didik karena media pengajaran dapat memperjelas pengertian dan menenangkan peserta didik. 2.2.4. Pelajaran selalu disesuaikan dengan taraf kamampuan dan perkembangan peserta
didik
2.2.5. Seorang pendidik hendaknya mempersiapkan bahan pelajaran secara baik dengan mempergunakan berbagai macam metode yang bervariasi dan yang cocok.
2.2.6. Setiap pelajaran, seorang pendidik dapat memberikan ikhtisar dari setiap pelajaran yang diberikan tersebut.
2.3. Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar peserta didik merupakan kegiatan mengulangi pelajarannya kembali dirumah atau diasrama, memperhatikan dan mendengarkan setiap pelajaran seorang pendidik saat mengajar di kelas, serta selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik. Hal tersebut memungkinkan tingginya prestasinya belajar peserta didik.
2.4. Pengetahuan Tambahan
Peserta didik yang menghendaki agar kemampuannya serta prestasi dalam proses pembelajaran meningkat lebih baik, maka harus meningkatkan pula aktifitasnya dengan cara belajar sendiri melalui media-media komunikasi yang canggih saat ini.
2.5. Latar belakang pendidikan
Perbedaan latar belakang pendidikan peserta didik memberi pengaruh yang cukup kuat terhadap proses pembelajaran di kelas.
2.6. Motivasi Belajar
kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkann oleh subjek belajar itu bisa tercapai. Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yakni:
2.6.1. Faktor individual seperti kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan dan faktor pribadi.
2.6.2. Faktor sosial misalkan faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru, alat-alat dalam belajar dan motivasi sosial.
Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor motivasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar peserta didik dan dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Contoh motivasi belajar peserta didik yaitu ketika peserta didik belajar materi matematika tentang Persamaan Aljabar, peserta didik berusaha untuk pantang menyerah dalam memecahkan masalah berupa soal-soal dan seorang pendidik memfasilitasi peserta didik agar dapat mengkonstruk pengetahuan pada proses pembelajaran tersebut.
2.7. Kesiapan Belajar
Faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar matematika adalah faktor kesiapan belajar. Menurut Slameto (2003: 113) mengemukakan kesiapan belajar adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi fisik, mental dan emosional, keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari. Sedangkan menurut Hamalik (2003:41) kesiapan belajar adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan dengan pengajaran tertentu. Jadi dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan kesiapan belajar adalah kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan.
menyimpulkannya. dari hasil pemecahan masalah yang mereka selesaikan, peserta didik mencoba mempresentasikan hasil belajarnya dengan teman sebayanya dan menggunakan kegiatan psikis-psikis lainnya.
3. Faktor Fasilitas
Pendidikan Fasilitas yang memadai pada sebuah lembaga pendidikan akan memberikan pengaruh positif bagi aktifitas belajar. Adapun fasilitas pendidikan yang harus disediakan oleh pihak sekolah adalah:
3.1. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan merupakan alat perlengkapan langsung yang berhubungan dengan mutu pendidikan dalam rangka pencapaian tujuan karena mempengaruhi efisien proses belajar mengajar. Jadi dengan adanya perpustakaan di sekolah dapat menunjang keberhasilan para peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran yang diinginkannya.
3.2. Buku-buku Pelajaran
Faktor fasilitas ini adalah buku-buku pelajaran yang memuat tentang ilmu matematika yang telah diprogramkan oleh pemerintah.
4. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan peserta didik. Dalam lingkunganlah peserta didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Lingkungan adalah suatu yang berada di luar dari peserta didik dan mempengaruhi terhadap perkembangannya. Dalam hal ini para ahli pendidikan membagi lingkungan kepada tiga bagian, yaitu:
4.1. Lingkungan keluarga
Dalam lingkungan keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, tenang tidaknya situasi dalam rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar peserta didik. Jadi lingkungan keluarga yang harmonis akan mampu membangkitkan semangat belajar peserta didik, dan membantu terhadap keberhasilan belajar peserta didik tersebut. 4.2. Lingkungan sekolah/pesantren
Dalam lingkungan sekolah atau pesantren bila semua pihak yang terkait di dalamnya saling memahami dan mengerti terhadap hak dan kewajiban masing-masing. Seperti kualitas seorang pendidik, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemammpuan peserta didik, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah peserta didik perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya. 4.3. Lingkungan masyarakat.
berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
BAB IV
Kesimpulan
Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang (peserta didik) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada para pendidik mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu:
1. Faktor para pendidik, meliputi latar belakang pendidikan para pendidik, pengalaman mengajar dan pemanfaatan waktu oleh para pendidik.
2. Faktor peserta didik, meliputi minat dan perhatian, kebiasaan belajar peserta didik, pengetahuan tambahan, latar belakang pendidikan peserta didik, motivasi peserta didik, dan kesiapan belajar peserta didik.
Daftar Pustaka
http://himitshu-qalbu.blogspot.co.id/2010/12/pembelajaranmatematika.html
(Diambil pada hari Rabu, 1 Maret 2017 pukul 21:56 WIB)
http://darululumjember.blogspot.co.id/2015/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
(Diambil pada hari Rabu, 1 Maret 2017 pukul 21:56 WIB)
http://www.rijal09.com/2017/01/4-faktor-yang-mempengaruhi-proses-pembelajaran-dan-hasil-belajar.html
(Diambil pada hari Rabu, 1 Maret 2017 pukul 21:56 WIB)
http://elyrahmawati.web.unej.ac.id/2015/05/20/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-belajar-dan-pembelajaran/
(Diambil pada hari Jum’at, 17 Maret 2017 pukul 09:34 WIB)
http://ammahidayanti.blogspot.co.id/2015/01/faktor-yang-mempengaruhi-proses-belajar.html
(Diambil pada hari Jum’at, 17 Maret 2017 pukul 09:34 WIB)
http://eprints.ung.ac.id/9641/2/2015-1-1-86206-151411010-bab1-22072015044831.pdf
(Diambil pada hari Sabtu, 17 Maret 2017 pukul 20:20 WIB)
http://darululumjember.blogspot.co.id/2015/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html