• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI PEMBELAJARAN DAN PEMBINAAN PROFE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INOVASI PEMBELAJARAN DAN PEMBINAAN PROFE (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 90

INOVASI PEMBELAJARAN DAN PEMBINAAN

PROFESI PENDIDIK MELALUI

LESSON STUDY

(Uji coba pada mata kuliah Pengelolaan Citra)

Gde Putu Arya Oka Jurusan Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha email: okaeciken@gmail.com

Abstrak

Artikel ini bertujuan melaporkan pengalamaan pelaksanaan lesson study yang telah dilaksanakan di jurusan Teknologi Pendidkan, Fakultas Ilmu Pendidikan, universitas Pendidikan Ganesha. Lesson study diuji coba pada mata kuliah pengelolaan citra. Lesson study dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan tahapan plan, do dan see.

Data proses pembelajaran dikumpulkan dengan lembar observasi. Dari uji coba lesson study memberikan gambaran sebagai berikut: 91 % siswa telah aktif dalam proses belajar, hanya 22% mahasiswa kurang serius mengikuti pembelajaran, 90 % mahasiswa telah memperlihatkan keaktifannya, 85% mahasiswa memperlihatkan keantusiasan dan keceriaan selama proses pembelajaran sebesar 75 %. Sehingga, amanat proses pembelajaran sesuai standar proses yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi telah bisa diwujudkan dalam tingkat yang baik.

(2)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 91

INNOVATION IN LEARNING AND PROFESSIONAL

EDUCATION ACHIEVMENT THROUGHT

LESSON STUDY

(Testing on subjects Management of Imagery)

Abstract

This article aims to report implementation of lesson study that has been conducted in the Department of Technology of Education, Faculty of Education, Ganesha University of Education. Lesson study tested for Pengelolaan Citra course. Lesson study conducted over four-cycles with the stage of plan, do and see. Data collected by the learning process observation sheet. From the trial lesson study gives an overview of the following: 91% of students have been active in the learning process, only 22% of students attend less serious learning, 90% of students have demonstrated its activity, 85% of students showed sight of people enthusiastic and fun during the learning process by 75%. Thus, the mandate of the learning process according to the standard process is interactive, inspiring, fun, challenging and motivating could have realized in a good rate.

Keyword: Lesson study, education profession, educational technology

PENDAHULUAN

Duffy & Cunningham (1996: 171 dalam Richey & Klein (2007: 5) mengingatkan bahwa, And today, there is a great deal of interest

in the view that “(1) learning is an active process of contructing rather

than acquiring knowledge and (2) instruction is process of supporting

(3)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 92 (2007: 5). Penelitian-penelitian tentang teori belajar, pembelajaran dan psikologi telah berkontribusi untuk meletakkan dasar praktek pada: (1) bagaimana proses peserta didik belajar, (2) belajar bagaimana mengkontektualkans dan (3) strategi untuk belajar itu sendiri (Richey & Klein (2007: 4)

Terkait dengan usaha untuk memberi kesempatan yang lebih banyak kepada peserta didik dalam membangun pengetahuan, melalui pengalaman belajar seiring dengan pendekatan student centred, maka usaha inovatif sangat perlu digali dan segera di

implementasikan. Usaha inovatif yang berpeluang untuk mewujudkan proses belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan motivasi tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karenanya, peningkatan profesionalisme dosen harus juga menerapkan strategi-strategi yang baru.

Salah satu strategi peningkatan profesionalisme dosen melalui suatu mekanisme in-service training yang lebih berfokus pada upaya pemberdayaan dosen sesuai dengan kapasitas serta permasalahan yang dihadapinya adalah salah satunya dengan mencoba implementasi lesson study (Sadia, 2008). Lesson study seperti dipaparkan oleh Watanabe (2005: 233) adalah lesson study is a root to innovation, sehingga tidak berlebihan jika lesson study di uji coba di lingkungan jurusan Teknologi Pendidikan.

Lesson Study yang dalam bahasa Jepang disebut Jugyokenkyu

(4)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 93 Lesson study seperti dipaparkan oleh Catherine Lewis and

Rebecca Perry, Lesson study is the core form of professional development in Japan, and is often credited for the steady

improvement of Japanese elementary instruction (Hashimoto,

Tsubota, & Ikeda, 2003; Lewis & Tsuchida, 1997; Stigler & Hiebert, 1999 dalam Lewis, 2003)). Lebih lanjut Lewis menyatakan bahwa Lesson Study merupakan siklus kegiatan kelompok guru yang

bekerja bersama dalam menentukan tujuan pembelajaran, melakukan research lesson dan secara berkolaborasi mengamati, mendiskusikan dan memperbaiki pembelajaran tersebut. Oleh sebabnya, Lesson study sebagai suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Sadia, 2008).

Salah satu mata kuliah yang telah dicoba dengan lesson study di tahun 2014 adalah mata kuliah Pengelolaan Citra dengan kompetensi dasar yang di lesson-kan adalah pada KD 8. KD 8 pada mata kuliah ini adalah merancang pesan visual pembelajaran dengan aplikasi grafis berbasis vektor.

METODE PENELITIAN

Telah dipaparkan diatas, salah satu mata kuliah yang telah dicoba dengan lesson study di tahun 2014 adalah mata kuliah Pengelolaan Citra dengan kompetensi dasar yang di lesson-kan adalah pada KD 8. KD 8 pada mata kuliah ini adalah merancang pesan visual pembelajaran dengan aplikasi grafis berbasis vektor. Penjabaran tujuan pembelajaran, strategi menampilkan materi, strategi menampilkan latihan menggunakan taksonomi Perfomance-Content matric (P-C Matric) dari M.David Merrill (1983). Matrik PC

(5)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 94 Gambar 1. Taksonomi P-C Matrik M.David Merrill.

Sejak mengampu mata kuliah ini dari tahun 2007, taksonomi dalam menentukan tujuan selalu menggunakan taksonomi Bloom versi sebelum revisi. Kendala yang ditemukan selama ini adalah taksonomi Bloom memang belum memberikan prekripsi yang detail tentang bagaimana strategi mencapai tujuan. Atas dasar belum ditemukan preskripsi itu, tahun 2014 teknik perumusan tujuan pembelajaran mempergunakan taksonomi M.David Merrill yang menurut hemat penulis, taksonomi tersebut telah memiliki preskripsi yang lengkap dan detail. Pada tahun inilah penulis keluar dari kebiasaan dan mencoba inovasi dalam perumusan tujuan. Karena adanya inovasi inilah pembelajaran mata kuliah pengelolaa citra dilaksanakan dengan mengadopsi lesson study. Inovasi ini hampir mirip dengan kisah lesson study dijepang.

Di Jepang, sejak kurang lebih 20 tahun lalu, telah dikembangkan suatu cara sistematis yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kebiasaan tersebut tergambar sebagai berikut. Seorang guru yang mempunyai inovasi pembelajaran, seperti strategi, metode, media, atau sumber belajar yang baru,

akan ”membuka” kelasnya bagi sejawat guru untuk berbagi ide

atau inovasi tersebut. Selanjutnya beberapa guru tersebut merancang pembelajaran untuk mengimplementasikan ide inovasi tersebut. Tahap berikutnya, salah satu guru disepakati untuk mengimplementasikan rancangan pembelajaran tersebut, sementara guru-guru yang lain mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran tersebut. Segera setelah proses pembelajaran berakhir, mereka berdiskusi terkait praktik pembelajaran yang telah dilakukan. Diskusi dimaksudkan untuk menemukan sisi lebih dan kurang dari proses pembelajaran sebagai dasar untuk mengembangkan pembelajaran berikutnya

(6)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 95 Berangkat dari sisi inovatif tersebut, maka adaftasi lesson study untuk pembelajaran mata kuliah pengeolaan citra di uji-cobakan. Uji coba lesson study ini mempergunakan pakem-pakem lesson study yang pernah dilaksanakan. Serangkaian langkah-langkah tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap atau kegiatan, yaitu (1)

perencanaan (PLAN), yang meliputi aktivitas mengidentifikasi masalah

pembelajaran, ide inovasi pembelajaran, dan merancang pembelajaran,

(2) pelaksanaan (DO), yakni mengimplementasikan rancangan

pembelajaran, dan (3) evaluasi atau refleksi (SEE), yakni mengevaluasi

pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya, berdasarkan hasil evaluasi

atau refleksi, dirancang pembelajaran perbaikan. Dengan demikian,

tahapan-tahapan tersebut membentuk suatu siklus yang berulang yang

dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2. Skema kegiatan lesson study

Tahapan proses lesson study juga diberikan oleh Stigler dan

Hiebert (dalam Baba,2007 dalam Mahmudi, 2009). Mereka

mengemukakan tiga tahapan utama dari proses lesson study, yakni

persiapan (preparation/plan), pembelajaran (study lesson), dan evaluasi

(review session). Tahapan persiapan terdiri atas 3 kegiatan yaitu

identifikasi masalah (problem identification), perencanaan kelas (class

planning), dan mempersiapkan kembali kelas (consideration of class).

Tahap pembelajaran (study lesson) terdiri atas implementasi kelas atau

kegiatan pembelajaran (class implementation) dan pelaksanaan

pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi (implementation of class

(7)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 96

session) terdiri atas kegiatan evaluasi kelas dan peninjauan hasil (class

evaluation and review of results). Tahapan tersebut merupakan siklus

yang secara skematis digambarkan, seperti tersaji pada Gambar 3.

Gambar 3. Proses lesson Study menurut Stigler dan Hiebert (dalam

Mahmudi, 2009)

Secara umum terdapat tiga langkah kegiatan lesson study, yaitu

(1) tahap

perencanaan (Plan), (2) tahap pelaksanaan (Do), dan (3) tahap refleksi

(See). Berikut diuraikan masing-masing langkah-langkah tersebut.

1) Memulai Lesson Study

Langkah pertama untuk memulai lesson study adalah

pembentukan kelompok atau tim lesson study. Kelompok dibentuk pada

tingkat Fakultas Ilmu Pendidikan. Selanjutnya setiap jurusan di

lingkungan FIP juga membentuk team teaching untuk melaksanakan

lesson study. Team teaching yang dibentuk di jurusan Teknologi

Pendidikan sebanyak dua tim, dimana masing tim terdiri dari 3 orang

dosen, dimana seorang dosen melalui sebuah diskusi akan menjadi

dosen model

Setelah kelompok terbentuk, selanjutnya dipersiapkan perangkat

pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran dimaksud

di antaranya adalah silabus, rencana pembelajaran, lembar kegiatan

(8)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 97 digunakan untuk mengambil data untuk kepentingan penelitian atau

sebagai dasar untuk melakukan refleksi disiapkan tim induk di tingkat

Fakultas. Peralatan lain yang telah disiapkan alat untuk

mendokumentasikan kegiatan lesson study.

Setelah semua perangkat pembelajaran, instrumen penelitian, dan

perangkat pendukung lainnya disiapkan, selanjutnya memilih salah satu

dosen yang akan dijadikan dosen model, yang akan

mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun.

Dosen model pertama adalah Kadek Suartama dan dosen model kedua

adalah Gde Putu Arya Oka.

2) Tahap Pelaksanaan (Do)

Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun, dosen

model melaksanakan pembelajaran di kelas yang telah ditentukan,

sementara anggota lain bertindak sebagai observer, yang mengamati

proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen penelitian yang

telah dikembangkan. Dengan demikian, bersamaan dengan

dilaksanakannya proses pembelajaran, dilakukan pengambilan data

yang diperlukan unutk kepentingan refleksi. Hal–hal yang perlu

mendapat fokus perhatian ketika mengobservasi, menurut Widjajanti

(2006 dalam Mahmudi, 2009), di antaranya adalah ketepatan prediksi

waktu, pengelolaan kelas, keterlaksanaan silabus, aktivitas mahasiswa,

dan ketercapaian tujuan untuk setiap tahap kegiatan pembelajaran.

Dalam tahap pelaksanaan lesson study di jurusan TP pengamat telah

dibekali dengan beberapa panduan untuk sebelum pengamatan

dilaksanakan dan pada waktu pengamatan dan setelah pengamatan.

3) Kegiatan Refleksi (See)

Segera setelah proses pembelajaran berakhir, dilakukan postclass

discussion atau kegiatan refleksi. Refleksi diikuti oleh semua anggota

kelompok, kegiatan ini dipimpin oleh seorang moderator yang dalam

memandu diskusi disertai dengan rambu-rambu. Rambu-rambu ini

adalah rambu tetang moderator dan rambu tentang menyampaikan

(9)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 98 pengamatan setiap anggota kelompok dan hasil rekaman proses

pembelajaran. Menurut Widjajanti (2006), dengan pemahaman bahwa

lesson study adalah forum untuk saling belajar dalam upaya

mengembangkan kompetensi masingmasing anggota tim, maka

semangat dalam tahap refleksi ini adalah secara bersamasama

menemukan solusi untuk masalah yang muncul agar pembelajaran

berikutnya dapat dipersiapkan dan dilaksanakan dengan lebih baik.

Dengan demikian, perlu dipahami bahwa kegiatan refleksi bukan

dimaksudkan untuk menilai kemampuan mengajar dosen model

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Perencanaan (Plan)

Mata kuliah yang direncanakan dalam lesson study di jurusan TP adalah mata kuliah Pengelolaan Citra, terutama pada kompetensi dasar (KD 8) yakni merancang pesan visual pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya telah di godok oleh team teaching dengan beberapa perbaikan dari draf RPP awal. Pelaksanaan KD 9 direncanakan dalam lesson study selama empat kali pertemuan. Dengan demikian RPP yang didiskusikan sejumlah 4 buah RPP..

Hasil monitoring dari beberapa pengamat selama tahap plan sebelum pelaksanaan lesson studi seperti terangkum pada Tabel 1.

Tabel 1. Matrik tahap Perencanaan (Plan) TAHAP PLAN

Hasil isian data lembar monitoring pada tahap Plan dari observer memberikan cek „ya” (18) dan “tidak‟ (2). Jadi prosentasenya adalah 18/20x 100=90

Jadi, 90 % dari seluruh kegiatan pada tahap plan sudah dilaksananakan dengan baik. Sisanya 10 % masih memerlukan diskusi yang lebih intensif.

(10)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 99 7. Jenis Eval 1

8.Instrumens 2

9.Lain-lain 5

Jumlah 20

Diskusi pada tahap plan lebih intens menyoroti kearifan loka jika dintegrasikan dalam RPP dan proses pembelajaran. Perlu ada batasan yang memberikan pemahaman konprehensif tentang kearifan lokal dan atribut-atributnya. Sedangkan pada entrepreneurship team teaching berpendapat bahwa jiwa entrepreneurship serta integrasinya dalam RPP dan proses pembelajaran bukan saja diwujudkan dalam batasan produk. Tetapi, yang lebih penting pada tahap awal adalah pembentukan mindset intrepreneur itu sendiri melalui dogma-dogma yang sulit diukur.

Tahap Pelaksanaan (Do)

Open lesson dari KD ini dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2014.

Sebelum open lesson dilaksanakan, sebelumnya lesson study dari KD.8 telak berlangsung 3 kali pertemuan dengan melibatkan pengamat dari lingkungan/kolega FIP Undiksha. Pelaksanaan lesson study KD 8 mata kuliah pengelolaan Citra dilaksanakan

selama 4 kali pertemuan, periksa Tabel 1.

Tabel 2. Pelaksanaan Lesson Study

Pertemuan Topik Indikator

Lesson study Tanggal

I 8.1 Internal Lesson 6 Juni 2014

II 8.1 & 8.2 Internal Lesson 13 Juni 2014

III 8.3 Internal Lesson 18 Juni 2014

IV 8.4 Open Lesson 5 Juli 2014

(11)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 100 Tabel 3. Matrik tahap pelaksanaan

3 dari 27 mahasiswa atau 11%, mahasiswa di

amati belum terlibat serius dengan topik yang

diajarkan

Kegagalan

mengikuti

pembelajaran

6 dari 27 mahasiswa atau 22%, Kegagalan

mengikuti pembelajaran karena mahasiswa

mengerjakan aktifitas diluar kontek atau topik.

Setting tempat duduk kurang memberi peluang

untuk observasi.

Hasil isian data lembar monitoring pada tahap Plan dari observer memberikan cek „ya” (18) dan “tidak‟ (2). Jadi

prosentasenya adalah 18/20x100=90. Jadi, 90 % dari seluruh kegiatan pada tahap plan sudah dilaksananakan dengan baik. Sisanya 10 % masih memerlukan diskusi yang lebih intensif.

(12)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 101 Keantusiasan 20 Skor 17 atau 85 persen mahasiswa antusias

mengikuti pembelajaran

keceriaan 8 Skor 6 atau 75 persen mahasiswa dengan ceria

mengikuti pembelajaran

Tahap Refleksi (see)

Setelah tahap Do selesai dilaksanakan, maka di lanjutkan dengan tahap refleksi. Pada tahap ini menurut Ibrohim (2010) anggota kelompok diharapkan berpikir tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Apakah berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pembelajaran ini menjadi lebih baik?, apakah akan mengujicobakan di kelas masing-masing?, dan anggota kelompok sudah puas dengan tujuan-tujuan lesson study dan cara kerja kelompok?

Hasil tahap repleksi pelaksanaan lesson study di jurusan Teknologi Pendidikan, seperti tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Matrik tahap refleksi

Disamping interpretasi dari isian lembar monitoring, dalam kegiatan repleksi banyak terungkap ha-hal baru yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Pertemuan dengan teman sejawat yang “khusus” atau meluangkan waktu untuk diskusi sangat baik untuk menerima dan melengkapi pengalaman mengajar masing-masing.

(13)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 102 1) Kendala

Setelah melaksanakan lesson study untuk mata kuliah pengelolaan citra, dapat dicatat beberapa kendala yang ditemui dalam pelaksanaan lesson study sebagai berikut:

(1) Pada tahap perencanaan, sulit menambah intensitas pertemuan membahas RPP, karena jadwal kolega atau teman sejawat biasanya tidak pasti, dan sering berubah-berubah karena ada hal-hal yang mendadak, sehingga mengubah kembali jadwal semula.

(2) Pada tahap pelaksanaan, memerlukan dukungan dana untuk memperbanyak perangkat pembelajaran yang digunakan. Setting tempat duduk sulit dirubah sehingga menyebabkan sulit

untuk obervasi serta kondisi mahasiswa pada saat pelaksanaan sulit diduga.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pelaksanaan lesson study mata kuliah pengelolaan citra mulai tahap plan, do dan see, maka dapat disarikan sebagai berikut:

(1) Seperti dipaparkan Ibrohim (2010), lesson study bukanlah metode ataupun pendekatan pembelajaran tetapi, model pembinaan khususnya bagi profesi pendidik. Sebagai model karena cirinya adalah adanya langkah-langkah yang sistematis. Namun demikian, berpeluang untuk dimodifikasi. Sehingga yang penting adalah usaha untuk kesinambungan penerapannya untuk memperbaiki siklus-siklus sebelumnya. (2) Uji coba pada mata kuliah pengelolaan citra yang mana

(14)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN | 103 tampak. Sehingga, amanat proses pembelajaran sesuai standar proses yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi telah bisa diwujudkan dalam tingkat yang baik.

(3) Karena menunjukkan dampak yang baik terhadap proses pembelajaran dan pendidik dari efek in service training, maka kegiatan lesson study perlu diperluas pada mata kuliah yang lain untuk melihat perbandingan dan tingkat keberhasilannya.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Ditanaga Depdiknas. 2009. Panduan Penyusunan Proposal: Program Perluasan Dan Penguatan Lesson Study Di LPTK (Lesson Study Dissemination Program For Strengthening Teacher Education In Indonesia – LEDIPSTI).

Ibrohim. 2010. Paduan pelaksanaan lesson study di KKG. Universitas Negeri Malang.

Lewis, C., Perry, R., Hurd, J. 2004. Lesson study is not just about improving a singgle lesson. Its about building pathways for ongoing improvement of instruction. Journal of Educational Leadership, Ferbruari 2004 edition, Association for supervision and curriculum development.

Lewis, C. 2002. Lesson Study: A Handbook for Teacher-Led Improvement of Instruction. Education Department, Mills College, Oakland CA Url: http://www.lessonresearch.net

Sadia, W. 2008. Lesson Study: Suatu Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, Edisi Khusus TH. XXXXI Mei 2008.

Richardson, J. 2004. Lesson Study: Teacher Learn How To Improve Instruction. National Staff Development Council. Tersedia pada url: http://nsdc.org

Richey, R., C. & Klein, J. D. 2007. Design Development and Reseacrh: Methods, Strategies, and Issues. London: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.,Publishers.

(15)

ISSN: 2355-5106 Vol 2, No1

Gambar

Gambar 1. Taksonomi P-C Matrik M.David Merrill.
Gambar 2. Skema kegiatan lesson study
Gambar 3. Proses lesson Study menurut Stigler dan Hiebert (dalam
Tabel 1. Matrik tahap Perencanaan (Plan)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ethanol extracts of the plants were examined for antiviral activ- ities against the J6/JFH1-P47 (passage 47) strain of HCV genotype 2a [14] in a cell culture system using Huh7.5

Rumusan masalah dalam penelitian ini (1) bagaimanakah bentuk lingual kata cinta yang memiliki makna ideasional dalam novel London karya Windry Ramadhina, (2) bagaimanakah

Proses pengambilan daun atap pertama yang dilakukan oleh kaum laik-laki bukan hanya oleh laki-laki beragama suku tetapi melibatkan semua agama, karena ini merupakan acara

Penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam media animasi menggunakan Adobe Flash CS6 pada kurikulum 2013 sebagai media semua mata pelajaran dapat membantu guru

Perubahan terhadap struktur organisasi Pada perusahaan yang besar, penerapan komputerisasi akan menimbulkan suatu departemen baru, yaitu departemen komputer atau

kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap mutu sekolah. Hal ini dapat dipahami karena memang guru merupakan ujung tombak di sekolah yang secara langsung

Dominasi yang dilakukan oleh paguyuban kepada masyarakat berupa dominasi akan pengelolan sampah secara sederhana dengan melalui program Bank Sampah yang dimana