• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA IDEASIONAL KATA CINTA DALAM NOVEL LONDON KARYA WINDRY RAMADHINA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKNA IDEASIONAL KATA CINTA DALAM NOVEL LONDON KARYA WINDRY RAMADHINA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

MAKNA IDEASIONAL KATA ‘CINTA’ DALAM

NOVEL LONDON KARYA WINDRY RAMADHINA

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA DI SMA

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Oleh

Ririn Wahyuningsih NIM. E1C013037

PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

2

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln. Majapahit Mataram NTB, 83125 Telp. (0370) 623873

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL SKRIPSI

Jurnal skripsi dengan judul Makna Ideasional Kata ‘Cinta’ dalam Novel “London” Karya Windry Ramadhina dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA ini telah disetujui dosen pembimbing sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana kependidikan pada Program Studi Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.

Jurnal ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal, Juli 2017

Dosen Pembimbing I,

Dra. Syamsinas Jafar, M.Hum. NIP. 195912311980692001

Dosen Pembimbing II,

Ratna Yulida Ashriany, M.Hum. NIP. 198101082009122002

(3)

3

MAKNA IDEASIONAL KATA ‘CINTA’ DALAM NOVEL LONDON KARYA WINDRY RAMADHINA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

Oleh:

Ririn Wahyuningsih, Syamsinas Jafar, Ratna Yulida Ashriany PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

Email: rinwningsih@yahoo.com Abstrak

Rumusan masalah dalam penelitian ini (1) bagaimanakah bentuk lingual kata cinta yang memiliki makna ideasional dalam novel London karya Windry Ramadhina, (2) bagaimanakah makna ideasional kata cinta dalam novel London karya Windry Ramadhina, dan (3) bagaimanakah implikasi makna ideasional kata cinta dalam novel London karya Windry Ramadhina dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan bentuk lingual kata cinta yang memiliki makna ideasional dalam novel London karya Windry Ramadhina, (2) menafsirkan makna ideasional kata cinta dalam novel London karya Windry Ramadhina, dan (3) mendeskripsikan implikasi makna ideasional kata cinta dalam novel London karya Windry Ramadhina dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Data dalam penelitian ini berupa kata. Data diperoleh dengan menggunakan metode simak dan dengan teknik catat. Analisis data yang digunakan adalah deskripsi kualitatif. Data disajikan dalam bentuk formal dan informal. Hasil analisis data dalam penelitian ini ditemukan dalam bentuk morfologi dan sintaksis. Bentuk morfologi ditemukan bentuk dasar dan bentuk turunan. Bentuk kata dasar yang ditemukan hanya kategori sifat dan bentuk kata turunan yang ditemukan adalah kata berafiksasi dan kata majemuk. Kata berafiksasi yang ditemukan yaitu kata cinta berprefiks, bersufiks, dan berkonfiks. Kemudian bentuk sintaksis yang ditemukan adalah kata cinta dalam bentuk frasa dan kalimat. Kemudian pemaknaan ideasional dianalisis sesuai dengan makna leksikal dan kotekstualnya. Makna ideasional berupa makna leksikal ditemukan kata cinta bermakna kasih sayang, menaruh kasih sayang, ketertarikan terhadap suatu objek, rasa sayang yang sebenar-benarnya, dan hubungan romantic yang melibatkan tiga orang. Lalu, makna ideasional berupa makna kontekstual ditemukan kata cinta bermakna kecenderungan terhadap sesuatu, cairan, kesedihan, imajinasi, dan harapan. Adapun implikasi makna ideasional terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA adalah dalam kurikulum 2013 (K13), sesuai dengan silabus K13 kelas XII pada kompetensi dasar (KD) 4.1, yaitu “Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan maupun tulisan.”

(4)

4

IDEATIONAL MEANING OF WORD ‘LOVE’ IN THE NOVEL LONDON BY WINDRY RAMADHINA AND IT’S IMPLICATION IN

TEACHING AND LEARNING BAHASA INDONESIA IN SENIOR HIGH SCHOOL

By:

Ririn Wahyuningsih, Syamsinas Jafar, Ratna Yulida Ashriany PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

Email: rinwningsih@yahoo.com

Abstract

The research question of this study are (1) what is a lingual form of word love which has ideational meaning in the novel London by Windry Ramadhina, (2) what the ideational meaning of word love in the novel London by Windry Ramadhina, and (3) what is the implication of the ideational meaning of word love in the novel London by Windry Ramadhina in teaching and learning Bahasa Indonesia in Senior High School. This research is aimed, (1) to describe lingual form of word love which has ideational meaning in the novel London by Windry Ramadhina, (2) to describe ideational meaning of word love in the novel London by Windry Ramadhina, and (3) to describe the implication of the ideational meaning of word love in the novel London by Windry Ramadhina in teaching and learning Bahasa Indonesia in Senior High School. The data of this study is in form of words. The data is collected by using simak method and catat technique. The method of analysis is using qualitative description. The data is presented in formal and informal. The result of this study is in form of morphology and syntactics. In morphology form has found that there are basic form and root form. In basic form has found adjective category only and in derivation form has found affixation and compound form. Kinds of affixation words found are in form of prefix, suffix, confix. Therefore, in syntactics form has found word of love in phrase and sentences form. Morefore, the analysis of meaning based on the lexical and contextual meaning. In the part of ideational meaning, which related to it‟s lexical meaning has found word of love means affection, giving affection, anxiety of certain object, the real affection, and romantic relation which involve three humans. After that, ideational meaning in form of it‟s contextual meaning words love which mean tendency of secrtain thing, fluid, sadness, imagination, and hope are found. Meanwhile, the implication of ideational meaning towards teaching and learning Bahasa Indonesia in Senior High School is in the curriculum of 2013, based on it‟s syllabus in third grade of SMA in standar competency 4.1, is “Interpretation of text meaning in novel both in oral and written form.”

(5)

5 A. PENDAHULUAN

Bahasa merupakan kumpulan gagasan yang memiliki makna. Bahasa hidup di dalam masyarakat dan dipakai oleh warganya untuk berkomunikasi. Saat berkomunikasi menggunakan bahasa, gagasan (kalimat) memiliki potensi makna yang bermacam-macam. Artinya, saat kita berkomunikasi menggunakan perangkat bentuk bahasa dengan berbagai macam karakteristik individu, maka akan semakin beragam makna yang ditangkap oleh individu-individu yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Mungkin saja sama, tapi tidak menutup kemungkinan makna yang mereka tangkap dari satu kalimat tersebut berbeda-beda. Sehingga makna dapat dikatakan datang dari ungkapan gagasan seseorang.

Begitupun dengan kata, setiap kata atau leksem memiliki arti atau makna. Ketika sebuah kata memiliki acuan yang pasti atau konkret, kata tersebut akan lebih mudah dimengerti oleh individu. Namun, tidak semua kata memiliki acuan yang konkret dan tidak sedikit pula kata yang tidak memiliki acuan yang konkret. Pertanyaannya adalah, bagaimana setiap individu dapat memahami kata yang tidak memiliki acuan yang pasti? Penutur atau penulis dan pendengar atau pembaca dapat memahami setiap kata yang diucapkan atau ditulis meskipun kata tersebut tidak memiliki acuan yang konkret. Hal ini dapat kita buktikan dalam berinteraksi pada kehidupan sehari-hari. Contohnya, kata cinta tidak memiliki acuan yang konkret, namun memiliki ide, gagasan atau konsep yang terkandung di dalamnya, yakni istilah cinta: (1) terpikat (antara laki-laki dan perempuan); (2) perasaan yang dimiliki oleh seorang manusia untuk saling memiliki dengan cara

(6)

6

menikah. Jadi, cinta memiliki konsep, sebuah perasaan terpikat (antara laki-laki dan perempuan) untuk saling memiliki satu sama lain.

Kata cinta dapat kita lihat dalam kamus, dan kita perhatikan pula hubungannya dengan unsur lain dalam pemakaian kata tersebut, lalu kita tentukan konsep yang menjadi ide kata tersebut. Dengan mencari makna ideasional yang terkandung dalam kata tersebut, kita dapat melihat paham yang terkandung dalam makna suatu kata.

Dalam ilmu semantik, kata cinta termasuk dalam kata yang memiliki makna ideasional atau makna konsep. Kata yang dapat dicari konsepnya atau ide yang terkandung dalam satuan kata-kata, baik bentuk dasar maupun turunan. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pemaknaan kata „cinta‟ saja.

Pemaknaan bukan hanya terjadi dalam tuturan lisan, tetapi juga dalam tulisan, contohnya pemaknaan dalam karya sastra. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa karya sastra merupakan bentuk dari ungkapan perasaan atau kritik terhadap kehidupan. Salah satunya adalah novel. Sehingga, tidak heran jika banyak peneliti yang meneliti makna dalam karya sastra, khususnya novel.

Salah satu novel yang dapat dijadikan objek penelitian adalah novel karya Windry Ramadhina yang berjudul “London”, karena novel ini merupakan salah satu novel roman yang sangat digemari para remaja, sehingga diduga dalam novel tersebut terdapat banyak kata cinta yang akan menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini. Contohnya,

(7)

7

(2) “Maka atas nama cinta yang membebaskan, aku membiarkan gadisku terbang mengejar mimpinya.” (87).

Cinta dalam dua kalimat di atas memiliki konsep yang sama, yaitu cinta diumpamakan sebagai sesuatu yang memiliki kedudukan tertinggi, sehingga orang berani bersumpah dengan kata cinta.

Kemudian,

(1) “Rupanya, bukan hanya aku lelaki di Fitzrovia yang tengah kehilangan akal sehat karena dimabuk cinta.” (121).

(2) “Ilusi, itulah cinta.” (132).

Cinta dalam kalimat pertama memiliki konsep bahwa cinta itu seperti narkotika yang dapat membuat orang mabuk dan kehilangan akal dan pada kalimat kedua, cinta memiliki konsep bahwa cinta itu hanyalah ilusi atau imajinasi.

Seperti yang sudah diungkapkan pada paragraf sebelumnya, semua kata memiliki makna, tidak terkecuali kata cinta. Kata cinta mengandung makna dan makna yang terkandung dalam ungkapan-ungkapan itu dapat dipahami oleh adanya kerja pikir, benak, atau hasil gagasan atau ide seseorang atau penutur bahasa pemilik bahasa yang bersangkutan. Kata cinta tidak memiliki acuan yang pasti atau minus (-) acuan. Mereka tidak dapat diukur, tidak dapat dipegang, namun hanya bisa dirasakan. Mereka ada dan dimengerti oleh penutur maupun pendengarnya tanpa melihat wujud nyatanya. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi peneliti untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan penelitian.

(8)

8

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengangkat judul “Makna Ideasional Kata „Cinta‟ dalam Novel “London” Karya Windry Ramadhina dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA”.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah metode simak. Mahsun (2014: 92) mengatakan bahwa metode penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Dalam pengumpulan data ini, objek kajian yang akan disimak adalah novel London karya Windry Ramadhina, karena terdapat banyak kata yang mengandung makna ideasional yang selanjutnya akan menjadi data dalam penelitian ini.Metode ini memiliki beberapa teknik dasar. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat. Mahsun (2014:93) mengatakan bahwa teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode simak. Setelah menyimak objek kajian (novel), peneliti mencatat kata-kata yang berpotensi menjadi data.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan

intralingual dan metode padan ekstralingual. Mahsun (2015: 117-118)

menjelaskan bahwa padan merupakan kata yang bersinonim dengan kata banding dan sesuatu yang dibandingkan mengandung makna adanya keterhubungan sehingga padan di sini diartikan sebagai hal menghubung-bandingkan; sedangkan intralingual mengacu pada makna unsur-unsur yang berada dalam bahasa (bersifat

(9)

9

lingual), yang dibedakan dengan unssur yang berada di luar bahasa (ekstralingual), seperti hal-hal yang menyangkut makna, informasi, konteks tuturan dan lain-lain. Jadi, metode padan intralingual metode analisis dengan cara menguhubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda. Cara kerja metode ini adalah dengan cara memadankan data yang sudah didapatkan dengan kamus. Contohnya, kata cinta ketika dipadankan dengan kamus memiliki makna kasih sayang. Kemudian metode padan ekstralingual adalah metode kebalikan dari padan intralingual. Jika metode padan intralingual diterapkan dengan menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual (yang berada di dalam bahasa), maka metode padan ekstralingual diterapkan dengan menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat di luar bahasa, seperti konteks.

C. PEMBAHASAN

Kata cinta merupakan kata yang memiliki makna ideasional atau yang lazim dikenal dengan makna konseptual. Kata cinta tidak memiliki acuan yang konkret, tetapi masih dapat dipahami karena kata cinta memiliki konsep yang sudah sama-sama disepakati oleh komunikan, sehingga komunikasi tetap berjalan baik. Lalu, cara menentukan konsep dari kata cinta ini adalah dengan melihat arti dari kata tersebut dalam kamus (makna leksikal) dan memadankannya dengan konsep kata cinta yang ada dalam masyarakat, kemudian barulah kita dapat menyimpulkan konsep dari kata cinta itu. Misalnya, kita dapat melihat makna leksikal kata cinta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu rasa sayang atau terpikat (antara laki-laki dan perempuan). Setelah melihat dalam kamus, kita harus melihat

(10)

10

pemakaian kata tersebut dalam masyarakat, yang dalam hal ini sesuai dengan konteks kutipan kalimat dari novel London yang menjadi sumber data dalam penelitian ini. Kita dapat menentukan konsep kata cinta sesuai dengan konteksnya. Berikut makna ideasional kata cinta yang ditemukan dalam novel London karya Windry Ramadhina.

Konsep kata cinta ditentukan oleh makna leksikalnya atau makna kata tersebut dalam kamus. Banyak ditemukan dalam bentuk kata dasar, kata berafiksasi, kata majemuk, frasa, dan kalimat. Contohnya,

“Lima hari yang lalu, aku datang dengan semangat luar biasa, dengan gairah megejar cinta membara seperti api besar yang tengah melahap kayu di dasar perapian.”

(halaman 4)

Pada kutipan teks di atas, kata cinta memiliki konsep rasa sayang yang menggebu-gebu, yang harus diluapkan dan diungkapkan pada saat itu juga. Hal ini dapat dilihat dari adanya kata membara seperti api besar.

Berikutnya, konsep dalam kata cinta ditentukan oleh konteksnya. Ditemukan dalam kata berafiksasi, frasa, dan kalimat. Berikut diuraikan contohnya.

“Menurut Ning, meskipun galeri itu kecil dan belum terlalu dikenal oleh kalangan pecinta seni kontemporer London, The Piper punya koleksi karya seni tiga dimensi—sebagian besar berwujud patung—yang menarik.”

(halaman 175)

Pada kutipan teks di atas, kata cinta memiliki konsep, orang yang sangat menyukai seni kontemporer.

Kaitan hasil penelitian ini dengan pembelajaran sastra yakni penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran sastra. Sesuai dengan silabus k13 kelas XII

(11)

11

pada kompetensi dasar (KD) 4.1, yaitu “Menginterpretasi makna teks novel baik secara lisan maupun tulisan”.

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan banyak ilmu, pengetahuan dan wawasan yang berguna bagi penulis selama

benda dengan alat peraga langsung pada siswa kelas 1 SD Negeri 1. Karanganom

Pertimbangan mengambil persentil ini agar pengguna yang paling besar pinggulnya dapat menggunakan tempat duduk tersebut; (5) Ppp digunakan untuk menentukan panjang

This facility is very important, because the learning speeds of the students are not same and can be used to increasing the knowledge of the student for a certain material..

KONSEP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PT ASURANSI JASA INDONESIA dalam rangka memenuhi syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) dan memerlukan

Hasil penelitian menunjukkan dari tiga perlakuan kemasan dan suhu yang digunakan selama penyimpanan, terjadi peningkatan dan penurunan nilai slope yang terkecil pada

Seiring dengan hal tersebut, emisi yang dihasilkan dari aktivitas penduduk seperti pertanian, peternakan, industri, transportasi, dan rumah tangga juga semakin

[r]