• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pendidikan dan Pola Asuh Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) (studi kasus: Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya di Kec. Siantar Kab. Simalungun Provinsi Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metode Pendidikan dan Pola Asuh Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) (studi kasus: Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya di Kec. Siantar Kab. Simalungun Provinsi Sumatera Utara)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah Simalungun

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan wilayah di Asia

Tenggara dengan potensi yang luar biasa. Potensi-potensi itu meliputi dalam segi

Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dari Aceh sampai

Papua, wilayah-wilayah di Indonesia memiliki kekayaan meliputi dalam bidang

budaya maupun bahasa yang belum tentu dimiliki oleh negara lain.

Salah satu wilayah Indonesia yang memiliki potensi yang luar biasa

tersebut yaitu Kabupaten Simalungun. Tempat ini merupakan bagian dari Provinsi

Sumatera Utara. Kabupaten ini merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang

dengan giat melakukan pembangunan terhadap masyarakatnya, agar tidak

mengalami ketertinggalan dari daerah-daerah lain melalui jalan pendidikan.

Pada masa dulunya Kabupaten Simalungun dikenal merupakan daerah

yang mistis. Hal ini dikarenakan, orang-orang di Kabupaten Simalungun senang

dengan ilmu-ilmu kebatinan. Maka tidaklah heran, apabila pada zaman dahulu

kala hingga saat ini orang-orang di Kabupaten Simalungun memiliki pekerjaan

sampingan sebagai dukun tradisional. Tidak hanya itu, wilayah Simalungun yang

kaya dengan potensi wisata ini juga memiliki budaya ajaran kuno yang diajarkan

dari generasi ke generasi yaitu pengobatan tulang. Orang awam terbiasa

menyebutkan profesi ini sebagai dukun patah.

Pengobatan tradisional khas dari Simalungun ini terkenal sampai ke luar

(2)

dari masa ke masa selalu datang untuk melakukan pengobatan alternatif ke daerah

Simalungun. Di sisi lain, daerah Simalungun dikenal sebagai penghasil wanita

anggun dengan ciri khas nusantara.

Menurut akar cerita budaya masyarakat sebelum dinamakan Simalungun,

daerah tersebut sebelumnya bernama Kampung Nagur. Pada zaman dahulu kala,

wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tanah Djawo. Kerajaan ini

pada masa jayanya di bawah pimpinan Raja Sinaga. Pada masa itu Kerajaan

Tanah Djawo yang dipimpin oleh Baginda Raja Sinaga menjalin persahabatan

dengan Kerajaan Silou dan Raya. Dua kerajaan tersebut di bawah kekuasaan Raja

Purba Tambak dan Saragih Garingging.

Di masa tersebut, ketiga kerajaan memiliki wilayah otoriter yang tergolong

kecil. Dengan demikian, kerajaan-kerajaan yang lebih besar selalu senantiasa

melakukan perebutan wilayah terhadap Kampung Nagur dan sekitarnya. Wilayah

Kerajaan Tanah Djawo pada masa itu masih dapat untuk dijaga kekuasaanya, hal

ini terjadi akibat kerjasama yang baik dengan Kerajaan Silou dan Raya.

Pada akhirnya wilayah Kampung Nagur menjadi luluh-lantah akibat

serangan dari Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit dibawah pimpinan jenderal

perang Gajah Mada menyapu rata Kampung Nagur untuk memperluas kekuasaan.

Hal ini terjadi karena sumpah palapa Gajah Mada yang ingin menyatukan seluruh

wilayah nusantara pada masa itu.

Akibat dari perang tersebut masyarakat lokal dan raja lari untuk

menyelamatkan diri. Pada waktu itu, yang menjadi lokasi persembunyian adalah

(3)

Raja Sinaga bersembunyi di Sahili Misir (pada saat ini dinamakan dengan pulau

Samosir). Pada zaman dahulu kala, wilayah Samosir dan Parapat merupakan milik

keturunan marga Sinaga.

Di Sahili Misir (Samosir), Raja Sinaga membangun kembali

masyarakatnya yang sempat terpecah belah. Masyarakat kembali melakukan

aktivitas seperti pada saat di Kampung Nagur. Perlahan tapi pasti, Raja Sinaga

telah membangun kembali kerajaannya di Sahili Misir (Samosir). Akan tetapi,

pada waktu itu Raja Sinaga rindu kembali pulang ke tanah yang dibangun oleh

leluhurnya. Singkat cerita, Raja Sinaga dan rakyatnya kembali ke Kampung

Nagur. Kondisi Kampung Nagur pada saat itu sunyi senyap akibat tidak memiliki

penghuni. Sunyi senyap dalam bahasa tradisonal masyarakat pada saat itu

disebutkan “sima-sima nalungun”. Kata ini akhirnya berevolusi menjadi

Simalungun dan menjadi nama baru dari Kampung Nagur.

Pada masa kerajaan Simalungun menjalin kerjasama dari luar daerah

Sumatera. Pedagang-pedagang dari India dan Birma pada waktu itu datang ke

Simalungun untuk berjualan sutra, emas, sirih, dan sekaligus menyebarkan agama.

Di sisi lain, pedagang-pedagang ini juga mempelajari ilmu pengobatan

Simalungun yang cukup terkenal pada masa itu.

Peralihan zaman kerajaan ke moderen memberikan dampak bagi daerah

Simalungun. Adanya pergeseran-pergeseran nilai budaya, kepercayaan, serta

tatanan masyarakat memberikan warna baru bagi Simalungun. Simalungun pada

masa dahulu yang dikenal melalui pengobatannya telah beralih menjadi wilayah

(4)

lembaga pendidikan dari tingkat terendah hingga tertinggi. Kabupaten

Simalungun yang beribukota di Raya ini menjadi percontohan untuk wilayah yang

tertinggal di dalam bidang pendidikan.

2.2. Letak Geografis Kabupaten Simalungun

Luas wilayah Kabupaten Simalungun sebesar 4.372,50 Km2. Dengan luas

tersebut menjadikan Simalungun menjadi wilayah dengan kabupaten terluas

ketiga setelah Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat di Provinsi

Sumatera Utara. Di sisi lain, jumlah penduduk Simalungun pada tahun 2013

sebanyak 833.251 merupakan kontribusi terbesar ke-4 (6,25%) terhadap penduduk

Sumatera Utara setelah Kota Medan, Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten

Langkat dengan kepadatan penduduk 191 jiwa/km2. Simalungun letaknya diapit

oleh 8 kabupaten yaitu:

 Kabupaten Serdang Bedagai

 Deli Serdang

 Kabupaten Karo

 Kabupaten Tobasa

 Kabupaten Samosir

 Kabupaten Asahan

 Batu Bara

 Dan Kota Pematangsiantar.

Kabupaten Simalungun memiliki letak astronomis antara 02036‟-03018‟

(5)

pada ketinggian 0-1.400 meter di atas permukaan laut di mana 75 persen lahannya

berada pada kemiringan 0-15%. Kabupaten Simalungun merupakan wilayah yang

memiliki letak cukup strategis serta berada di kawasan wisata Danau

Toba-Parapat.

2.3. Pemerintahan dan Kemasyarakatan Kabupaten Simalungun

Pada tahun 2014 Kabupaten Simalungun tercatat memiliki 31 kecamatan

yaitu: Kecamatan Silimakatua, Pamatang Silimahuta, Purba, Haranggaol Horison,

Dolok Pardamean, Sidamanik, Pamatang Sidamanik, Girsang Sipangan Bolon,

Tanah Jawa, Hatonduhan, Dolok Panribuan, Jorlang Hataran, Panei, Panombeian

Panei, Raya, Dolok Silou, Silou Kahean, Raya Kahean, Tapian Dolok, Dolok

Batu Nanggar, Siantar, Gunung Malela, Gunung Maligas, Hutabayu Raja, Jawa

Maraja Bah Jambi, Pamatang Bandar, Bandar Huluan, Bandar, Bandar Masilam,

Bosar Maligas, dan Ujung Padang. Kabupaten Simalungun juga terdiri dari 27

kelurahan dan 386 nagori (desa).

Pemerintah Kabupaten Simalungun menjunjung tinggi hak-hak azasi

manusia. Hal tersebut diwujudkan dengan diberikannya kebebasan bagi setiap

masyarakat untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tanpa adanya unsur penekanan

maupun kepentingan golongan. Di Kabupaten Simalungun setiap individu

memiliki kebebasan untuk menjalin silahturami tanpa didasari latar belakang

agama, suku, identitas, maupun budaya yang berbeda. Sistem kinerja dari

(6)

mata masyarakat. Beberapa dampak tersebut adalah kemunculan yayasan,

organisasi masyarakat, dan lembaga-lembaga lainnya.

Dalam angka tahun 2014, di Kabupaten Simalungun jumlah Organisasi

Kemasyarakatan (Ormas), yayasan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

terdapat 75 organisasi. Data lengkapnya sebagai berikut:

Tabel 1

Jumlah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Lembaga Swadya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Simalungun

NO Nama Organisasi Jumlah Organisasi

1 Lembaga Swadya Masyarakat 24

2 Yayasan 10

3 Organisasi Kepemudaan 13

4 Organisasi Wanita 6

5 Organisasi Kesamaan Profesi 19

6 Organisasi Aliran Kepercayaan 3

Jumlah 75

(Sumber: Badan Pusat Statistik Simalungun Pada Tahun 2014)

Berdasarkan data tabel di atas dapat disimpulkan pemerintah Kabupaten

Simalungun dalam membangun daerahnnya menyertakan setiap golongan yang

terdapat di masyarakat tanpa memandang latar belakang gender maupun

(7)

2.4. Keadaan Penduduk Kabupaten Simalungun

Penduduk Simalungun berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun

2014 sebanyak 833.251 jiwa yang terdiri dari 415.127 laki-laki dan 418.124

perempuan dengan rasio jenis kelamin 99,30 jiwa. Kecamatan Siantar merupakan

wilayah di Kabupaten Simalungun dengan jumlah penduduk terpadat yang

mencapai 869 jiwa/km2. Sementara itu, Kecamatan Haranggaol Horison

merupakan daerah dengan populasi penduduk yang paling rendah yaitu 5.028

jiwa.

Penduduk Simalungun dalam bertahan hidup pada umumnya melakukan

pekerjaan di sektor pertanian (53,50 persen), pada sektor perdagangan (17,14

persen), dan dalam sektor pendidikan (84,91 persen). Dengan demikian dapat

dinyatakan jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional

(SAKN) di Kabupaten Simalungun sebesar 404.108 jiwa dengan tingkat

partisipasinya sebesar 72,31 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 2

Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Angkatan Kerja Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

NO Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 15-19 29358 13451 42809

Jumlah 246703 157405 404108

(8)

Berdasarkan data tersebut dapat dinyatakan bahwasanya jumlah angkatan

kerja berdasarkan gender terdapat keseimbangan antara laki-laki dan perempuan.

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel bahwa angkatan kerja laki-laki berjumlah

246703 jiwa dan perempuan sebanyak 157405 jiwa.

2.5. Kehidupan Sosial Masyarakat Simalungun

Kabupaten Simalungun memiliki masyarakat dengan latar belakang yang

beragam. Perbedaan latar belakang seperti agama, bahasa, suku, maupun budaya

yang berbeda tidak menjadikan kehidupan sosial di masyarakat Simalungun

menjadi terpecah belah. Malah yang terjadi adalah sebaliknya, masyarakat

Simalungun hidup dalam keharmonisan serta keselarasan.

Hal ini terbukti dengan tidak adanya larangan dalam membangun

rumah-rumah ibadah agama tertentu. Dalam segi budaya, di masyarakat Simalungun

tidak mengenal istilah suku minoritas maupun yang mayoritas. Hal ini terjadi

karena masyarakat Simalungun masih menjunjung tinggi erat nilai-nilai

kehidupan dan moral yang diturunkan oleh para nenek moyang terdahulu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2014, menyatakan

Kabupaten Simalungun memiliki sarana ibadah, khususnya Mesjid dan Gereja

terdapat di seluruh kecamatan. Mesjid berjumlah 802 buah, Langgar 302 buah,

Gereja Protestan berjumlah 1.020 buah, Gereja Katolik 178 buah dan Vihara 2

buah (BPS Simalungun: 2014). Masyarakat Simalungun juga menghargai

pengikut ajaran nenek moyang (agama tradisonal) dalam melaksanakan kegiatan

(9)

tradisonal masyarakat Batak kuno. Data tersebut menggambarkan bahwasanya di

Simalungun menjungung tinggi Hak Azasi Manusia (HAM) salah satunya yaitu

kebebasan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing

individu.

2.6. Perekonomian Masyarakat Simalungun

Di zaman kehidupan kerajaan, masyarakat Simalungun menopang

hidupnya melalui perdagangan, pertanian, serta pengobatan. Pada zaman moderen

saat ini gerakan ekonomi masyarakat Kabupaten Simalungun telah mengalami

penambahan dalam beberapa bidang untuk mata pencaharian hidup. Sebut saja

seperti pertambangan, industri, peternakan moderen, dan hasil produksi lain.

Dengan adanya inovasi ini membawa kabupaten Simalungun menjadi salah satu

daerah yang paling pesat kemajuannya di provinsi Sumatera Utara. Adapun

aktivitas ekonomi masyarakat Simalungun dijelasankan sebagaiman berikut ini:

2.6.1. Pertanian dan Perkebunan

Kabupaten Simalungun merupakan lumbung makanan bagi masyarakat

Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan Kabupaten Simalungun menghasilkan padi

sawah sebesar 449.779 ton dan padi ladang sebesar 41.059 ton selama tahun 2013.

Berarti dalam perhitungan kalkulus, Kabupaten Simalungun menghasilkan padi

sebesar 490.838 ton sepanjang tahun 2013. Produksi padi sawah tertinggi berasal

dari Kecamatan Hatonduhan yaitu 62.968 ton dan Tanah Jawa sebesar 43.998 ton.

(10)

Silimahuta sebesar 145 ton dan Silimakuta sebesar 458 ton. Di sisi lain, produksi

padi ladang tertinggi berasal dari Kecamatan Dolok Silou yaitu sebesar 8.687 ton

dan terendah dari Kecamatan Girsang Sipangan Bolon (BPS Simalungun: 2014) .

Masyarakat Simalungun pada umumnya hasil dari pertanian maupun

ladang merupakan tanaman bahan makanan seperti jagung, kedelai, kacang tanah,

kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Dari jenis tanaman palawija tersebut, jagung

merupakan komuditi andalan di Kabupaten Simalungun. Tercatat pada tahun 2013

produksi jagung sebesar 279.612 ton dengan tingkat produktivitas dengan jumlah

60,70 ton/Ha.

Dengan hasil pertanian tersebut, masyarakat Simalungun menjadi salah

satu daerah yang mampu berdikari karena mampu mengolah hasil lahan untuk

dapat melanjutkan kelangsungan hidup. Kemajuan-kemajuan ini mampu

menghindarkan masyarakat Simalungun dari bencana kelaparan akibat dari krisis

pangan.

Daerah Simalungun memiliki kualitas tanah yang tidak hanya cocok untuk

bertani maupun berladang. Akan tetapi, kualitas tanah di daerah Simalungun juga

sangat ideal untuk berkebun. Potensi ini telah lama disadari oleh masyarakat

Simalungun dan pihak-pihak asing yang memiliki perusahaan perkebunan.

Seiring berjalannya waktu sektor perkebunan juga memiliki andil yang

cukup besar terhadap perkembangan perekonomian Kabupaten Simalungun.

Adapun hasil dari perkebunan tersebut berupa karet, kelapa sawit, kopi

(11)

vanili dan tembakau. Hasil- hasil dari perkebunan tersebut ada yang diekspor ke

luar negeri dan dikelola di dalam negeri.

2.6.2 Kehutanan

Sebelum kedatangan Belanda dan Jepang ke Indonesia, hutan-hutan di

Indonesia pada umumnya belum terjamah oleh tangan-tangan manusia. Hal ini

terjadi bukan karena ketidakmampuan nenek moyang terdahulu dalam

mengelolanya, akan tetapi hal ini terjadi bahwasanya kepercayaan terdahulu

menjadikan hutan sebagai tempat yang suci atau sakral. Di Kabupaten

Simalungun sendiri, hutan pada zaman dahulu kala dijadikan tempat bersemayam

para pertapa untuk mendapatkan wejangan maupun kesaktian.

Lahan hutan akhirnya terbuka setelah Belanda dan Jepang datang untuk

menjajah Indonesia. Pada waktu itu, hasil-hasil dari hutan digunakan untuk

membuat rel kereta api, alat-alat persenjataan, dan kapal perang. Setelah Perang

Dunia II, hasil dari hutan dialihkan fungsinya untuk membuat perabotan,

membangun perumahan, dan gedung-gedung pemerintahan.

Kabupaten Simalungun sendiri memiliki luas kawasan hutan sebesar

138.741,72 ha yang terdiri dari:

 Hutan produksi sebesar 98.200,48 ha

 Hutan produksi/terbatas sebesar 10.841,74 ha

(12)

Sepanjang tahun 2013 hutan Kabupaten Simalungun menghasilkan log

rimba kayu bulat kecil (87.187,21 m3), kayu bulat (26.131,72 m3), dan kayu

eucaliptus (48.291,06 m3) (BPS Simalungun: 2014).

2.6.3. Perikanan dan Peternakan

Pada tahun 1998 terjadi krisis moneter di Indonesia. Hal tersebut secara

langsung memberikan dampak yang cukup besar terhadap aktivitas ekonomi

masyarakat menengah ke bawah di seluruh wilayah Indonesia. Barang-barang

yang dijual di pasaran tidak memiliki nilai jual. Dampak ini memberikan kerugian

bagi wilayah-wilayah pelosok sebagai pemasok barang untuk diproduksi. Krisis

moneter yang terjadi pada tahun 1998 mematikan aktivitas ekonomi di Kabupaten

Simalungun pada saat itu. Masyarakat bertahan hidup dari hasil ladang, sawah,

dan hewan ternak.

Krisis moneter tersebut memberikan suatu pelajaran bagi masyarakat

Simalungun. Hasil pertanian, ladang, serta produksi perkebunan akan mengalami

penurunan harga bahkan tidak bernilai akibat krisis moneter tersebut. Salah satu

solusi tersebut adalah dengan membuka bidang baru sebagai cadangan pertahanan

apabila ketimpangan ekonomi terjadi lagi.

Perikanan dan peternakan merupakan solusi yang tepat untuk wilayah

seperti Kabupaten Simalungun. Hal ini didukung oleh berbagai faktor seperti

tanah kosong yang luas, adanya aliran sungai, dan memiliki letak geografis yang

(13)

Pada tahun 2013 Kabupaten Simalungun menghasilkan populasi ternak

ayam kampung terbesar dengan jumlah 1.063.202 ekor dan ayam pedaging dalam

hitungan 928.781 ekor. Sedangkan rumah tangga perikanan di Kabupaten

Simalungun terdiri dari rumah tangga perikanan danau, sungai, kolam air deras,

kolam air tenang, sawah, jaring apung dan keramba. Produksi perikanan tertinggi

berasal dari perikanan jaring apung dan keramba dengan jumlah 10.318,6 ton

sepanjang tahun 2013 (BPS Simalungun: 2014).

Data tersebut menyatakan aktivitas ekonomi masyarakat Kabupaten

Simalungung tidaklah monoton. Daerah tersebut memberikan peluang-peluang

usaha untuk masyarakatnya agar dapat bertahan hidup. Hal ini ditunjang pula

dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang terdapat di Kabupaten Simalungun cukup

memadai. Dengan demikian, pasokan selalu mengalami surplus dan dampak

postifnya mampu untuk menggerakkan sendi-sendi kehidupan masyarakat

Simalungun.

2.6.4. Industri dan Pertambangan

Industri di Kabupaten Simalungun dibagi dalam empat golongan yaitu:

Industri besar, industri menengah, industri kecil, dan industri mikro.

Penggolongan ini didasarkan pada banyaknya tenaga kerja yang terlibat

didalamnya, tanpa memperhatikan penggunaan mesin produksi serta tidak

memperhatikan modal yang digunakan. Banyak industri di Kabupaten

Simalungun pada tahun 2013 yaitu sebanyak 739 perusahaan serta mampu untuk

(14)

Hasil alam wilayah Simalungun memberikan dampak menarik minat para

pengelola untuk membuka usaha pertambangan di daerah tersebut. Perusahaan

pertambangan yang terdapat di Kabupaten Simalungun sebanyak 131 perusahaan.

Perusahaan tersebut terbagi lagi dalam bentuk dikelola oleh negara, lembaga

swasta lokal, serta investor asing. Dengan dibukanya industri serta pertambangan

ini secara otomatis akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat

Simalungun.

2.6.5. Perdagangan dan Pariwisata

Posisi Simalungun yang strategis menjadikan daerah ini memberikan

dampak yang sangat besar bagi sektor perdagangan. Simalungun merupakan pintu

masuk dan keluar bagi barang-barang yang akan dipasok untuk diedarkan di

lingkungan masyarakat. Dengan demikian hal ini menjadikan pasar Simalungun

menjadi semakin hidup aktivitasnya. Jumlah pasar di Kabupaten Simalungun

tahun 2013 ada sebanyak 42 unit dengan jumlah loods 1.261 unit dan 1.757 kios.

Dampak positif lainnya adalah bertambahnya jumlah koperasi di Kabupaten

Simalungun dalam membantu usaha dagang masyarakat. Jumlah koperasi yang

terdaftar di dinas koperasi berjumlah 538 unit terdiri dari 53 KUD dengan 38.736

orang anggota. Sedangkan untuk yang non KUD berjumlah 485 unit dengan

55.248 orang anggota.

Pariwisata Kabupaten Simalungun juga tidak kalah pentingnya dalam

membangun perekonomian daerah tersebut. Dengan jumlah objek wisata

(15)

dan wisata budaya 7 lokasi. Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Simalungun

juga memiliki nominal yang besar yaitu berjumlah 345.425 orang.

Dampak positif dari perkembangan pariwisata tersebut yaitu dengan

bertambah banyaknya hotel-hotel berbintang yang didirikan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat di tabel pada halaman berikut.

Tabel 3

Jumlah Hotel Berbintang di Kabupaten Simalungun

Kelas Hotel/Akomodasi

(Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun Tahun 2014)

Data tersebut menunjukkan bahwasanya Kabupaten Simalungun memiliki

daya saing dalam sektor pariwisata. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan jumlah

hotel sebagai salah satu penunjang kenyamanan wisatawan yang memiliki angka

fantastis untuk kategori daerah kabupaten.

2.7. Sarana dan Prasarana Kabupaten Simalungun

Pada zaman dahulu kala tanah Kabupaten Simalungun pada umumnya

terdiri dari hutan. Waktu itu orang-orang yang memasuki daerah Simalungun

hanya melewati jalan setapak. Kondisi tersebut memungkinkan hanya kereta kuda

yang dapat melintasi jalur tersebut.

Untuk mensejajarkan kondisi dengan lingkungan di luar Kabupaten

(16)

maka sarana transportasi yang lebih moderen dapat masuk ke Kabupaten

Simalungun. “Becak Siantar” merupakan sarana transportasi pertama kali yang

memasuki hutan-hutan Simalungun. Harley buatan Eropa ini dirancang untuk

membawa persenjataan bagi para tentara yang sedang berperang di hutan

Simalungun pada waktu itu.

Pada zaman moderen saat ini, segala jenis tranportasi telah memasuki dan

melewati Kabupaten Simalungun. Sebagai contoh: truk pengangkut, mobil sewa,

bus transportasi, dan lainnya. Hal ini dikarenakan karena secara kumulatif panjang

jalan Kabupaten Simalungun adalah 2.863,24 km, terdiri dari jalan negara 90,09

km, jalan provinsi 178,32 km, jalan kabupaten 2.222,01 km, dan jalan desa

sepanjang 372,73 km (BPS Simalungun: 2014).

Kabupaten Simalungun yang berbatasan dengan danau Toba juga

memperhatikan perkembangan transportasi airnya. Dengan diperhatikan kondisi

transportasi airnya maka akan memudahkan untuk membangun kerjasama dengan

daerah-daerah lainnya.

Kapal merupakan salah satu alat transportasi terpenting dalam

membangun komunikasi serta kerjasama dengan daerah lainnya. Di sisi lain

dermaga juga memiliki peranan yang sama pentingnya dengan kapal. Di dermaga

orang-orang melakukan transaksi jual beli hasil ladang, produksi hasil alam, hasil

ternak, dan sebagainya.

Kabupaten Simalungun memiliki 4 dermaga yaitu dermaga Parapat,

(17)

ini kapal akan keluar dan masuk untuk melakukan pengiriman barang-barang hasil

produksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di halaman berikut:

Tabel 4

Jumlah Kunjungan Kapal Yang Masuk dan Keluar Menurut Dermaga

Dermaga Jumlah Kunjungan

(Sumber: Badan Pusat Statistik Simalungun Tahun 2014)

Data tersebut menjelaskan masyarakat Simalungun dalam melakukan

berbagai aktivitas membutuhkan sarana transportasi air. Dengan demikian dapat

dinyatakan transportasi air memiliki peranan penting dalam pembangunan daerah

Kabupaten Simalungun secara merata dan luas.

Sarana komunikasi dalam pembanguan daerah juga memiliki dalil yang

penting. Tanpa adanya komunikasi, sangat mustahil untuk mengetahui keadaan

suatu daerah. Dengan adanya komunikasi akan menghemat waktu, tenaga, jarak,

serta materi. Alat-alat komunikasi yang moderen telah masuk ke daerah

Simalungun. Akan tetapi, media pos juga masih diberdayakan dan digunakan

hingga saat ini.

Tercatat menurut Badan Pusat Statistik tahun 2014, jumlah kantor pos di

Kabupaten Simalungun sebanyak 19 unit dengan frekuensi penerima paket pos

(dalam dan luar negeri) sebanyak 4.358 dan frekuensi pengiriman sebanyak 5.735.

Melalui sarana komunikasi ini masyarakat dapat mempelajari hal-hal baru yang

(18)

Kesehatan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam kehidupan

manusia. Untuk itu sangatlah penting bagi suatu daerah untuk memiliki sarana

kesehatan dalam menunjang kehidupan masyarakatnya. Pemerintah Kabupaten

Simalungun selalu melakukan upaya dalam memperhatikan keadaan

masyarakatnya terutama dalam hal kesehatan. Hal ini disebabkan karena

menyadari masyarakat yang sehat secara tidak langsung akan memberi dampak

yang positif dalam perkembangan kehidupannya.

Keseriusan dari pemerintah Kabupaten Simalungun tersebut dengan

melakukan penambahan fasilitas-fasilitas kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilhat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5

Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Simalungun Pada Tahun 2010-2013

Tahun Rumah Sakit

Rumah Bersalin

Puskesmas Posyandu Klinik KB

2010 8 - 203 1.324 47

2011 9 - 203 1.326 47

2012 9 - 203 1.324 47

2013 8 - 250 1.324 47

JUMLAH 34 - 859 5.298 188

(19)

2.8. Keadaan Pendidikan di Kabupaten Simalungun

Simalungun sebagai daerah yang ingin maju memahami bahwa pendidikan

dapat mewujudkan impian tersebut. Di Simalungun terdapat jenjang pendidikan

mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Selain

itu, pendidikan keterampilan juga terdapat di Kabupaten Simalungun. Sebagai

contoh: kursus menjahit, pembuatan ulos, kursus elektronik, dan lain sebagainya.

Sarana pendidikan yang tersedia di Kabupaten Simalungun untuk tingkat

SD s/d SMA baik negeri maupun swasta berjumlah 1.017 sekolah. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6

Jumlah Sekolah SD, SMP, SMA Negeri dan Swasta Kabupaten Simalungun

Jenjang Pendidikan Negeri Swasta Jumlah

Sekolah Dasar 772 48 820

SMP 55 89 144

SMA 20 32 52

Jumlah - - 1017

(Sumber: BPS Simalungun Tahun 2014)

Untuk tingkat perguruan tinggi sendiri, Simalungun memiliki Universitas

Simalungun (USI), Sekolah Tinggi Filsafat-Theologi St. Yohanes Tapian Dolok,

Universitas Pembangunan Panca Budi Perdagangan, Sekolah Tinggi Agama Islam

UISU, dan Universitas Efarina (UNEFA) Pematang Raya.

Dengan lengkapnya fasilitas pendidikan di Kabupaten Simalungun hal ini

membuktikan masyarakat di daerah ini telah hidup dalam kondisi yang sejahtera.

Masyarakat Simalungun mendapatkan hak-haknya yang menjadi pondasi dasar

(20)

2.9. Keberadaan Penyandang Cacat di Kabupaten Simalungun

Para penyandang cacat juga merupakan manusia yang perlu diperhatikan

keberadaanya. Dengan memperhatikan keberadaan kaum marginal seperti mereka

akan membantu untuk tidak mudah putus asa dalam menjalani hidupnya.

Pemerintah Kabupaten Simalungun sangat memperhatikan keberadaan kaum

marginal seperti penyandang cacat, anak jalanan, anak yatim piatu, maupun orang

jompo.

Di Simalungun banyak terdapat yayasan maupun sekolah dalam

memperhatikan keberadaan kaum marginal. Seperti contoh: Islamic Center,

Mamre GKPI, Margareta GKPS, Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya, St Pius IX,

Zarfat HKI, Istiqomah, dan lain sebagainya.

Di Simalungun terdapat 5135 jiwa penyandang cacat terdiri dari 3126

orang laki-laki dan 2009 orang perempuan. Keberadaan yayasan khusus

menampung orang cacat serta bantuan dari pemerintah diharapkan mampu untuk

meringankan beban kehidupan mereka (BPS Simalungun: 2014) .

Lebih lanjut, pada saat ini masyarakat Simalungun dalam memperlakukan

manusia penyandang cacat fisik lebih adil dan tanpa adanya diskriminasi.

Penyandang cacat fisik baik itu usia anak-anak hingga dewasa, telah mendapatkan

ruang di lingkungan sosial masyarakat Simalungun. Dengan demikian, dapat

dinyatakan masyarakat Simalungun telah memberikan kebebasan bagi

penyandang cacat fisik untuk beraktifitas serta bersosialisasi layaknya manusia

(21)

Pemerintah Kabupaten Simalungun juga memberikan perhatian yang

cukup besar terhadap perkembangan para penyandang cacat fisik. Pemerintah

secara tidak langsung ikut serta dalam mendampingi penyandang cacat fisik

dalam menunjang kebutuhan hidupnya. Diantaranya adalah pengobatan gratis,

memberikan fasilitas baik sarana dan prasarana, dan mendatangkan dokter-dokter

yang berpengalaman dari dalam negeri maupun luar negeri. Tindakan-tindakan

dari pemerintah Kabupaten Simalungun tersebut menimbulkan rasa kenyamanan

bagi kaum marjinal seperti penyandang cacat fisik.

Penyandang cacat pada dasarnya manusia yang memiliki

kebutuhan-kebutuhan dasar di dalam hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut

merupakan pondasi dasar golongan penyandang cacat untuk dapat bertahan hidup.

Pemerintah Simalungun pada saat ini telah mengikutsertakan penyandang cacat

dalam proyek menuju masyarakat mandiri. Pemerintah Simalungun dalam

mewujudkan tujuan tersebut melakukan kerjasama dengan berbagai pihak.

Dengan demikian, dapat dinyatakan keberadaan penyandang cacat telah berada di

Gambar

Tabel 1 Jumlah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Lembaga Swadya
Tabel 2 Jumlah Penduduk 15 Tahun Ke Atas Yang Termasuk Angkatan Kerja
Tabel 3 Jumlah Hotel Berbintang di Kabupaten Simalungun
Tabel 5 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Simalungun

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

[r]

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Kelengkapan yang trarus dibawa pada saat pembuktian kualifikasi adalah o'Eiffk&s Asli" seluruh. file Dokumen Penawaran yang telah dimasukan/diunggah melalui

Kedua, Dampak yang disebabkan oleh dualisme perbedaan pe nentuan awal bulan syawal 1427 H di organisasi ke aga maan NU berbeda-beda dan diklasifikasikan se bagai berikut: (1)

gap dilakukan dengan melakukan perbandingan proses bisnis As Is apakah dapat diakomodasi oleh proses bisnis SAP ERP sehingga akan ditetapkan keputusan yaitu

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk membangun suatu sistem informasi pengelolaan haji dan umroh pada PT.Arwaniyah Tour dan Travel Kudus