• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Yuridis Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kawasan Ekonomi Khusus Dalam Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Yuridis Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kawasan Ekonomi Khusus Dalam Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi Indonesia yang diamanatkan oleh konstitusi harus

dilaksanakan dengan segenap potensi yang ada di masyarakat. Pasal 33 ayat (4)

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menyebutkan bahwa perekonomian nasional

diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.1

1Jonker Sihombing, Investasi Asing Melalui Surat Utang Negara di Pasar Modal,

(Bandung : PT. Alumni, 2008), hlm. 1.

Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah berjalan kurang lebih 45

tahun lamanya sejak dicanangkan oleh pemerintah Orde Baru pada tahun 1970.

Kurun waktu hampir seperempat abad itu membawa perubahan dalam masyarakat

Indonesia yang digerakkan oleh pembangunan ekonomi dengan berbagai eskalasi

dan dinamikanya. Tampak pertumbuhan signifikan yang telah dirasakan oleh

masyarakat Indonesia dimana telah banyaknya proses pembangunan,

meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun sampai pada era

pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan kabinet Revolusi

Mentalnya yang terus menggiatkan peningkatan penanaman modal di Indonesia

guna untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagai amanah dari konstitusi di

(2)

Pelaksanaan pembangunan seperti diketahui memerlukan modal dalam

jumlah yang cukup besar dan tersedia pada waktu yang tepat. Modal dapat

disediakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat luas, khususnya dunia usaha

swasta. Keadaan yang ideal, dari segi nasionalisme adalah apabila kebutuhan akan

modal tersebut sepenuhnya dapat disediakan oleh kemampuan modal dalam

negeri sendiri, apakah itu oleh dana pemeritah atau dunia usaha swasta dalam

negeri. Namun dalam kenyataannya tidaklah demikian sebab pada umumnya

negara-negara berkembang dalam hal ketersediaan modal yang cukup untuk

melaksanakan pembangunan secara menyeluruh mengalami berbagai kesulitan

yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain; tingkat tabungan (saving)

masyarakat yang masih rendah, akumulasi modal yang belum efektif dan efisien,

keterampilan (skill) yang belum memadai serta tingkat teknologi yang belum

modern. Kendala-kendala ini umumnya oleh negara-negara berkembang atau

sedang berkembang dicoba untuk diatasi dengan berbagai macam cara dan

alternatif di antaranya melalui bantuan untuk melengkapi modal dalam negeri

yang dapat segera dikerahkan.2

Permodalan yang diperlukan oleh negara Indonesia untuk pencapaian

pembangunan ekonomi adalah dalam bentuk investasi dengan memanfaatkan

pemupukan dan pemanfaatan modal dalam negeri dan modal luar negeri

(penanaman modal) secara maksimal yang terutama diarahkan kepada

usaha-usaha rehabilitasi, pembaharuan, perluasan dan pembangunan baru di bidang

(3)

produksi barang-barang dan jasa. Oleh karena itu, modal dari masyarakat umum

dimobilisasi secara maksimal.3

Walaupun penanaman modal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi, namun tampaknya pengembangan investasi ke depan menghadapi

tantangan eksternal yang tidak ringan. Salah satunya adalah kecenderungan

berkurangnya arus masuk investasi global. Sementara itu daya tarik investasi pada

beberapa negara Asia Timur pesaing Indonesia, seperti RRC, Vietnam, Thailand,

dan Malaysia justru meningkat.

Pemupukan modal merupakan cara efektif yang dilakukan oleh negara

dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Dapat dirasakan

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun pemupukan modal daripada investor

dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dari tersedianya lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi angka pengangguran

hingga alih teknologi.

4

3 Dhaniswara K. Harjono, Hukum Penanaman Modal, (Jakarta: RajaGrafindo, 2007),

hlm. 6.

4Ibid., hlm 6

Fenomena ini menjadi tantangan ke depannya

untuk dapat memberikan insentif-insentif menarik dan kepercayaan kepada para

investor agar mau menanamkan modalnya di negeri ini. Fasilitas atau

kemudahan-kemudahan yang akan diberikan kepada para investor menjadikan negeri ini dapat

berkompetisi dengan baik dengan negara lainnya sehingga menjadi tujuan utama

(4)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketertarikan investor datang

ke sebuah negara, yakni :

1. Kepastian Hukum;

2. transparansi;

3. tidak membeda-bedakan investor; dan

4. memberikan perlakuan yang sama kepada investor dalam dan luar negeri ;5

Disamping itu terdapat pula fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang

diberikan kepada para investor, yakni meliputi:

1. fasilitas PPh melalui pengurangan penghasilan neto;

2. pembebasan atau keringanan bea masuk impor barang modal yang belum

bisa diproduksi di dalam negeri;

3. pembebasan bea masuk bahan baku atau penolong untuk keperluan

produksi tertentu;

4. pembebasan atau penangguhan pajak penghasilan (PPn) atas impor barang

modal;

5. penyusutan atau amortisasi yang dipercepat;

6. keringanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);

7. pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan;

8. fasilitas hak atas tanah;

9. fasilitas pelayanan keimigrasian; dan

10. fasilitas perizinan impor.6

5 Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, (Jakarta : PT. RajaGrafindo

(5)

Pemberian kemudahan ini dimaksudkan agar investor, terutama investor

asing mau menanamkan investasinya di Indonesia. Manfaat adanya investasi itu

adalah menggerakkan ekonomi masyarakat, menampung tenaga kerja,

meningkatnya kualitas masyarakat yang berada di daerah investasi, dan lain-lain.7

Istilah KEK atau special economic zone (SEZ) sebagai suatu industrial

park diperkenalkan di Puerto Rico di tahun 1947. KEK saat itu dibangun dengan

Sebagai bentuk implementasi upaya peningkatan penanaman modal

tersebut, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan pemberlakuan Kawasan

Ekonomi Khusus di berbagai daerah yang berpotensi yakni dengan

dikeluarkannya UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus atau

disingkat dengan KEK. Sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomor 25

Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal pada Pasal 31 disebutkan bahwa untuk

mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis

bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan

kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi

khusus. Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus ini menjadi upaya nyata dalam

pemberian fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang terdapat di dalam kawasan

khusus tersebut sehingga dengan demikian akan menjadi daya tarik tersendiri bagi

para calon investor. Hingga kini terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang

telah membentuk Kawasan Ekonomi Khusus di antaranya adalah KEK Sei

Mangkei (Sumatera Utara), KEK Tanjung Api-Api, KEK Tanjung Lesung, KEK

Mandalika, KEK MBTK, KEK Palu, KEK Bitung, KEK Morotai.

6Ibid.,hlm. 7.

(6)

tujuan menangkap peluang investasi dari daratan Amerika Serikat. Konsep ini

kemudian diadopsi oleh Irlandia dan Taiwan pada tahun 1960-an. Namun negeri

Cina-lah yang membuat KEK menjadi terkenal di seluruh dunia, yang berawal

dari kota Shenzhen. Saat ini KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan

yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategic untuk menampung

kegiatan industri, ekspor, import, dan kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki

nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

Untuk meningkatkan penanaman modal pada Kawasan Ekonomi Khusus,

yang selanjutnya disebut KEK, yang dapat menunjang pengembangan ekonomi

nasional dan pengembangan ekonomi di wilayah tertentu serta untuk

meningkatkan penyerapan tenaga kerja, perlu memberikan fasilitas dan

kemudahan di KEK. Pada dasarnya investor, baik investor domestik maupun

investor asing yang menanamkan investasi di Indonesia diberikan berbagai

kemudahan. Pemberian kemudahan ini adalah dimaksudkan agar investor

domestik maupun asing mau menanamkan investasinya di Indonesia. Investasi itu

sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mempercepat proses

pembangunan.8

Kegiatan investasi yang dilakukan dengan fasilitas dan

kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada calon investor bukan tidak mungkin akan

banyak mengundang banyak investor asing berdatangan ke Indonesia khususnya

kawasan ekonomi khusus yang ditawarkan tersebut. Dengan adanya kegiatan

ekonomi baru di kawasan tersebut akan menambah lapangan pekerjaan baru bagi

(7)

masyarakat-masyarakat yang membutuhkan pekerjaan disana maupun dari seluruh

wilayah Indonesia.

Menyediakan kesempatan kerja bagi Tenaga Kerja Indonesia merupakan

hal yang sangat mendasar dan menjadi prioritas pembangunan di Indonesia, yang

mana jumlah penganggur bisa dikatakan masih sangat banyak. Berikut disajikan

data berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Tabel 1. Perkembangan Tenaga Kerja Indonesia

dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tenaga Kerja 116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4 127.8

- Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8 120.8

- Menganggur 8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6 7.0

Sumber : BPS

Untuk membuka kesempatan kerja baru, Indonesia mendorong para

investor dalam negeri dan mengundang investor dari luar negeri. Melalui investor

luar negeri, Indonesia sekaligus mengundang teknologi maju. Namun karena

keterbatasan kualitas Sumber Daya Manusia dalam negeri, Indonesia masih

membuka kesempatan bagi tenaga ahli dari luar negeri untuk mengoperasikan

teknologi maju tersebut sekaligus untuk melakukan alih pengetahuan kepada

tenaga kerja Indonesia.

Dalam konteks ini, maka penggunaan tenaga kerja asing disatu pihak harus

dilihat dalam kaitannya dengan investor dan teknologi untuk membuka

kesempatan kerja baru, dan dilain pihak dijaga supaya tidak menjadi faktor

(8)

Tukar menukar informasi dan pengalaman dalam rangka kerjasama yang

diwujudkan dalam perjanjian bilateral baik antar Pemerintah dengan Pemerintah,

Pemerintah dengan Swasta, atau antar Swasta dengan Swasta bahkan sering

terjadi kesepakatan yang bersifat multilateral. Kondisi seperti inilah yang tidak

mungkin suatu negara dapat menolak kehadiran orang asing bahkan tenaga kerja

asing di negaranya. Dengan situasi demikian yang menjadi persoalan adalah

sebatas mana keberadaan dan kehadiran orang asing dan atau tenaga kerja asing

diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi negara.9

a. alasan penggunaan tenaga kerja asing;

Terkhusus dalam

pembahasan ini yakni seberapa berguna dan bermanfaat penggunaan Tenaga

Kerja Asing tersebut di Kawasan Ekonomi Khusus.

Izin penggunaan tenaga kerja asing tersebut harus sesuai dengan Rencana

Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang telah disahkan oleh pejabat yang

ditunjuk yang sekurang-kurangnya memuat:

b. jabatan dan/atau kedudukan tenaga kerja asing dalam struktur organisasi

perusahaan;

c. jangka waktu penggunaan tenaga kerja asing;

d. penggunaan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping (counter

part) tenaga kerja asing yang dipekerjakan. Tenaga kerja pendamping ini tidak

secara otomatis menggantikan atau menduduki jabatan tenaga kerja asing yang

didampinginya tetapi lebih dititikberatkan untuk alih teknologi dan alih

9 Sumarprihatiningrum, Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia, (Jakarta:

(9)

keahlian agar tenaga pendamping memiliki kemampuan sehingga pada

waktunya diharapkan dapat menggantikan tenaga kerja asing yang

didampingi.10

Berdasarkan pemaparan di atas, merasa tertarik membahas tentang

Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kawasan Ekonomi Khusus. Dengan tujuan

dapat memberikan manfaat pengetahuan tentang bagaimana perkembangan

penanam modal di Indonesia saat ini serta fasilitas-fasilitas dan kemudahan yang

telah diberikan bagi para calon investor terkhusus dalam hal ini memilih judul

skripsi ini, yaitu “Kajian Yuridis Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kawasan

Ekonomi Khusus Dalam Upaya Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana di uraikan diatas, maka

perlu dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaturan penanaman modal di Indonesia berdasarkan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal ?

2. Bagaimana bentuk-bentuk fasilitas dan kemudahan terkait penyelenggaraan

kawasan ekonomi khusus di Indonesia ?

3. Bagaimana ketentuan penggunaan tenaga kerja asing di Kawasan Ekonomi

Khusus ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 96 tahun 2015 ?

(10)

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat disimpulkan yang

menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah :

1. Mengetahui pengaturan penanaman modal di Indonesia ditinjau dari peraturan

perundang-undangan nasional,

2. Mengetahui bentuk-bentuk fasilitas dan kemudahan terkait penyelenggaraan

kawasan ekonomi khusus di Indonesia,

3. Mengetahui ketentuan penggunaan tenaga kerja asing di Kawasan Ekonomi

Khusus ditinjau dari PP No. 96 tahun 2015.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan yang dapat di peroleh dari penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Pembahasan terhadap masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini tentu

akan menambah pemahaman dan pandangan baru dalam kegiatan penanaman

modal asing di kawasan ekonomi khusus, di mana hal ini akan memberi gambaran

dan uraian yang komprehensif mengenai pemberian fasilitas dan kemudahan di

Kawasan Ekonomi Khusus, khususnya dalam hal penggunaan tenaga kerja asing

(11)

2. Manfaat Praktis

Dapat dijadikan pedoman dan bahan rujukan bagi rekan mahasiswa,

akademisi yang ingin membahas tentang pemberian Fasilitas dan Kemudahan dan

penanam modal dalam melakukan penggunaan tenaga kerja asing di Kawasan

Ekonomi Khusus.

E. Keaslian Penulisan

Sepanjang yang telah di telusuri dan di ketahui di lingkungan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara bahwa penulisan tentang “Kajian Yuridis

Penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kawasan Ekonomi Khusus dalam Upaya

Peningkatan Penanaman Modal di Indonesia” belum pernah di tulis sebelumnya.

Terkait permasalahan Tenaga Kerja Asing memang sudah banyak mahasiswa

mengangkat judul tersebut di lingkungan Fakultas Hukum USU diantaranya

sebagai berikut :

1. Kajian Yuridis Penempatan Tenaga Kerja Asing Pada Perusahaan

Penanaman Modal Asing di Indonesia. (Mira Wahyuni Siregar, Stb. 2006);

2. Aspek Hukum Perlindungan Tenaga Kerja Asing di Perusahaan Indonesia

yang Berada Dalam Keadaan Pailit. (Yuyindri, Stb. 2009);

3. Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA) Di Sumatera

Utara. (Rendy Andaria Bangun);

4. Penyederhanaan Prosedur Perizinan Bagi Tenaga Kerja Asing Ditinjau

Dari Hukum Ketenagakerjaan. (Elisa Veronika);

5. Aspek Hukum Pajak Penghasilan Terhadap Tenaga Kerja Asing Di

(12)

Namun, penelitian yang dilakukan kali ini tidak memiliki substansi

pembahasan yang sama dengan judul yang telah disebutkan di atas. Di dalam

pembahasan penulis akan berbicara tentang bagaimana perkembangan kemudahan

yang diberikan saat ini terkhusus di kawasan ekonomi khusus terkait penggunaan

tenaga kerja asing sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kegiatan

penanaman modal di Indonesia. Dengan demikian, di lihat dari permasalahan serta

tujuan yang ingin di capai dalam penulisan ini, maka dapat di katakan bahwa

skripsi ini adalah merupakan karya penulis yang asli.

F. Tinjauan Kepustakaan

1. Penanaman Modal

Modal (capital) adalah uang yang di pakai untuk berinvestasi.11 Lebih

lanjut melalui kegiatan usaha yang bersifat ekonomis.12 Sedangkan pengertian

modal asing (foreign capital) adalah alat pembayaran luar negeri yang bukan

kekayaan devisa Indonesia, serta hasil usaha perusahaan asing yang boleh transfer

ke luar negeri tetapi ditanam lagi di Indonesia.13

1. Alat pembayaran luar negeri atau Valuta asing yang terdiri dari uang

kertas dalam bentuk mata uang asing, wesel, cek dan lain-lain yang dapat

digunakan sebagai alat pembayaran Internasional. Sesuai dengan Dalam pengertian yuridis, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967

merinci pengertian modal asing sebagai berikut :

11 Kunarjo, Glosarium Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, (Jakarta : UI Press, 2003)

hlm. 205. 12

Rosyidah Rakhmawati, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Malang: Media Pulishing, 2004) hlm. 2.

13Alimansyah Padji, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan,(Bandung : Yrama Widya,

(13)

maksudnya, modal asing dalam bentuk yang pertama ini dapat disebut

dengan istilah modal financial atau dana.

2. Alat-alat perusahaan, penemuan-penemuan, dan bahan-bahan perusahaan.

3. Bagian hasil perusahaan yang tidak ditransfer dan digunakan untuk

membiayai perusahaan di Indonesia.14

Penanaman modal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan

penanaman modal atau modal dalam suatu perusahaan/proyek untuk tujuan

memperoleh keuntungan. Pengertian penanaman modal atau investasi menurut

Kamus Hukum Ekonomi adalah penanaman modal yang biasanya dilakukan

untuk jangka panjang misalnya berupa pengadaan aktiva tetap

perusahaan/memberi sekuritas dengan maksud untuk mencapai keuntungan.15

Dalam perkembangannya Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal (UUPM) dalam Pasal 1 ayat (3) mengartikan Penanaman

Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah

negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang Sedangkan penanaman modal asing berasal dari istilah asli “foreign

investment”. Dalam Pasal 1 Undang-Undang Penanaman Modal Asing

memberikan definisi penanaman modal asing sebagai berikut :

“Pengertian penanaman modal dalam Undang-Undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan yang ada di Indonesia, dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.”

14Rosyidah Rakhmawati, Op.Cit., hlm. 2.

15 A. F. Elly. Erawaty dan J. S. Badudu, Kamus Hukum Ekonomi,(Jakarta: Proyek ELIPS,

(14)

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan

penanam modal dalam negeri.

Dari pengertian penanaman modal asing menurut UUPMA menjelaskan

bahwa penanaman modal oleh pihak asing dilakukan secara langsung karena

dalam definisinya dikemukakan bahwa pemilik modal (asing) secara langsung

menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Sedangkan pada pengertian

penanaman modal asing menurut UUPM menunjukkan adanya pengertian yang

lebih luas tentang penanaman modal, yakni penanaman modal yang dilakukan

dapat berupa secara langsung maupun tidak langsung. Penanaman modal langsung

merupakan segala bentuk kegiatan menanamkan modal oleh penanam modal

asing untuk melakukan usaha di wilayah NKRI. Penanaman modal langsung ini

dapat dilakukan dengan mendirikan perusahaan patungan dengan mitra lokal,

melakukan kerja sama operasi tanpa membentuk perusahaan baru dan lain-lain.

Sementara penanaman modal tidak langsung merupakan penanaman modal jangka

pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang.

2. Kawasan Ekonomi Khusus

Sebagaimana Pasal 31 ayat (1) Bab XIV UU No. 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal yang menjadi dasar terbentuknya sebuah KEK menjelaskan

untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat

strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan

kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan dan dikembangkan kawasan ekonomi

(15)

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu

yang tercangkup dalam daerah atau wilayah untuk menyelenggarakan fungsi

perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.16

1. Pengolahan ekspor

Kawasan Ekonomi Khusus sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (1)

UU No. 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus adalah kawasan

dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh

fasilitas tertentu.

KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki

keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung

kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai

ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

Hal ini dilatarbelakangi oleh karena Indonesia yang perlu memfokuskan

pada peningkatan ekspor dan investasi pada beberapa kawasan khusus yang

memang dapat dimanfaatkan. Beberapa keunggulan yang bangsa Indonesia miliki

yakni menjadi negara yang letak geografisnya sangat strategis atau ideal bagi

pengembangan logistik dan distribusi karena melewati jalur maritim internasional

dan Indonesia juga terletak di tengah pasar yang sangat besar yaitu ASEAN.

Di dalam sebuah KEK terdapat berbagai bentuk zona sebagaimana

disebutkan pada pasal 3 ayat (1) UU Tentang KEK yakni :

2. Logistik;

(16)

3. Industri;

4. Pengembangan teknologi;

5. Pariwisata;

6. Energy; dan/atau

7. Ekonomi Lain.

Dalam hal pembentukan dan penetapan KEK terlebih dahulu diusulkan

oleh satu atau beberapa Badan Usaha kepada pemerintah kabupaten/kota terkait

rencana usaha membangun KEK dan kemudian akan disetujui oleh pemerintah

kabupaten/kota sampai pada akhirnya penetapan yang akan dilakukan oleh

Presiden dengan Peraturan Pemerintah. Badan Usaha merupakan perusahaan

berbadan hukum yang berupa Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik

Daerah, koperasi, swasta, dan usaha patungan untuk menyelenggarakan kegiatan

usaha KEK.

3. Fasilitas dan kemudahan KEK

KEK memiliki sejumlah fasilitas dan kemudahan. Fasilitas dan kemudahan

ini sudah dituangkan dalam Undang-Undang tentang fasilitas dan kemudahan

KEK yang tujuan memberi intensif agar kegiatan ekonomi di wilayah ini berjalan.

Fasilitas dan kemudahan yang diberikan kepada Badan Usaha dan Pelaku

Usaha disebutkan pada Pasal 2 UU Tentang Fasilitas dan Kemudahan di KEK

yakni berupa perpajakan, kepabeanan dan cukai, lalu lintas barang,

(17)

4. Tenaga Kerja Asing

Fasilitas yang diberikan dalam sebuah KEK salah satunya yakni

kemudahan dalam penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk mempunyai

jabatan sebagai direksi atau komisaris.

Tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan

maksud bekerja di wilayah Indonesia. Menunjuk tenaga kerja warga Negara

Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga kerja asing di pekerjakan untuk alih

teknologi dan ahli keahlian dari tenaga kerja asing, tenaga kerja pendamping

tenaga kerja asing tidak secara otomatis menggantikan atau menduduki jabatan

tenaga kerja asing yang didampinginya. Pendampingan tersebut lebih

dititikberatkan pada alih teknologi dan ahli keahlian agar tenaga kerja

pendamping tersebut dapat memiliki kemampuan, sehingga pada waktunya yang

diharapkan dapat menggantikan tenaga kerja asing yang didampinginya.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara yuridis normatif karena masalah yang

terdapat di dalam judul ini dapat diteliti dari segi ilmu hukum dan dapat dianalisis

menggunakan norma-norma hukum dan peraturan yang berlaku dalam peraturan

perundang-undangan berdasarkan bahan primer, sekunder, dan tersier untuk

mendapatkan kesimpulan dari data-data yang diperoleh selama penelitian.

Sifat penelitian menggunakan cara deskriptif dengan berusaha

memberikan data secara sistematis dan melihat fakta-fakta yang ada pada saat ini

(18)

Ekonomi Khusus dengan cara membandingkan kemudahan-kemudahan yang

diberikan dari tahun-tahun sebelumnya hingga yang sudah ada saat ini.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini data sekunder

yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier

a. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang terdiri dari peraturan

perundang-undangan di bidang hukum yang mengikat yaitu

Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal,

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus,

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,

Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan

Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus, dan Peraturan Pemerintah

Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja

Asing.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya para ahli hukum berupa

buku-buku, tulisan ilmiah, hasil penelitian ilmiah, laporan makalah lain

yang berkaitan dengan materi penelitian.

c. Bahan hukum tersier yaitu petunjuk atau penjelasan mengenai bahan

hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus

hukum, ensiklopedia, majalah, surat kabar dan sebagainya.

(19)

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.

Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (library research). Penelitian ini

dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan atau disebut dengan penelitian

yuridis normative yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

pustaka atau data sekunder di kenal dengan nama dan bahan acuan dalam bidang

hukum atau bahan rujukan bidang hukum. Metode library research adalah

mempelajari sumber-sumber atau bahan-bahan tertulis yang dapat dijadikan bahan

dalam penulisan skripsi ini dan rujukan dengan beberapa buku, wacana yang

dikemukakan oleh pendapat para sarjana.

4. Analisa Data

Analisa Data dilakukan dengan cara :

a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan

yang diteliti.

b. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian

c. Mensistematisasikan kaidah-kaidah hukum, azas atau doktrin.

d. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau

doktrin yang ada.

e. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif artinya diawali dengan

mengemukakan secara umum kemudian diakhiri dengan menarik

(20)

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan dan penjabaran penulisan, penelitian ini

akan dibagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I merupakan bab pendahuluan yang isinya antara lain memuat latar

belakang, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan,

tinjuan kepustakaan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Kemudian akan dilanjutkan dengan Bab II. Bab II ini akan menjelaskan

Pengaturan Penanaman Modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 Tentang Penanaman Modal. Bab ini akan membahas mengenai apa

pengertian dan jenis-jenis penanaman modal, tujuan penyelenggaraan penanaman

modal, kebijakan dasar penanaman modal, syarat-syarat dalam penanaman modal

dan terakhir tentang fasilitas penanaman modal.

Dilanjutkan dengan Bab III. Bab ini akan menjelaskan bentuk-bentuk

fasilitas dan kemudahan terkait penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus di

Indonesia. Disini akan membahas mengenai bagaimana penyelenggaraan kawasan

ekonomi khusus di Indonesia, bentuk-bentuk fasilitas dan kemudahan yang

diterima oleh Investor di kawasan ekonomi khusus, pengawasan pemerintah

dalam pemberian fasilitas dan kemudahan di kawasan ekonomi khusus tersebut.

Kemudian Bab IV akan mengulas mengenai ketentuan penggunaan tenaga

kerja asing di kawasan ekonomi khusus yang ada di Indonesia. Bab yang menjadi

spesifikasi dalam permasalahan dalam skripsi ini yakni didalamnya akan

membahas tentang bagaimana perkembangan kemudahan tenaga kerja asing di

(21)

kemudian persyaratan dalam rangka pemberian kemudahan penggunaan tenaga

kerja asing di kawasan ekonomi khusus.

Dan terakhir akan ditutup dengan Bab V. Bab ini merupakan bab terakhir,

yaitu sebagai bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran mengenai

permasalahan yang telah di bahas agar menjadi bahan pertimbangan bagi

orang-orang yang sedang membahas penggunaan tenaga kerja asing di wilayah Republik

Referensi

Dokumen terkait

Health questionnaires completed at each examination included questions on physical activity (ranged from 1 to 4, where 1 denotes sedentary activity and 4 regular strenuous

local governance (Denhardt & Denhardt, 2003:182). Melalui musrenbang yang dilakukan secara bottom up , diakui dapat mengantisipasi kegagalan pemerintah lokal memenuhi

tif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan penilaian, tanggapan,saran-saran, dan angket yang diperoleh yang diperoleh dari reviu ahli desain pembelajaran, ahli

Pada sistem untuk klasifikasi aktivitas manusia ini, selain rangkaian perangkat keras untuk akuisisi data, juga terdapat rangkaian penerima dan pengolahan data yang

Untuk memudahkan dalam menganalisis data, maka variabel yang digunakan diukur dengan mempergunakan model skala 5 tingkat (likert) yang memungkinkan pemegang polis dapat

This permission does not extend to binding multiple chapters of the book, photocopying or producing copies for other than personal use of the person creating the copy, or

UJIAN KENAIKAN KELAS ( UKK ) PENJAS ORKES TAHUN PELAJARAN 20....

Dari pengujian tersebut, nilai yang dihasilkan metode fuzzy sugeno dalam menentukan kebutuhan energi, karbohidrat, lemak dan protein mendekati kebutuhan standar