• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK KANISIUS UNGARAN KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK KANISIUS UNGARAN KABUPATEN"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK KANISIUS

UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Rizal Agung NIM 7101410012

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)
(4)
(5)

v

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs. Ar Ra’du 13:11)

 Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada Nya. (Qs. Ali Imron 3:159)

 Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Qs. Al Mujadalah 11)

Persembahan

1. Bapakku Suhadi, Ibuku Kalbadriyah yang selalu memberikan semangat dan do’a dalam setiap langkahku.

2. Kakakku Ahmad Islah Tamimi yang selalu memberikan semangat untuk menggapai cita-cita.

3. Teman-teman Mahapala Unnes yang selalu memberikan dukungan moril, sarana dan prasarana.

4. Teman-teman Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010 yang selalu mengarahkanku.

(6)

vi

judul “Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, dan Lingkungan Sekolah terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Peserta Didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran

Kabupaten Semarang” dalam rangka menyelesaikan pendidikan strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (Universitas Konservasi).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M. Dekan FE Universitas Negeri Semarang yang telah mengesahkan Skripsi ini;

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan memberi arahan pada penulis.

5. Sandy Arief, S.Pd. M.Sc. dan Lyna Latifah, S.Pd. M.Si, Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M. Dosen Wali yang senantiasa memberikan arahan dan motivasi.

(7)

vii penulis dalam penelitian.

10.Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan yang ada dalam diri penulis terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan dunia pendidikan selanjutnya.

Semarang, Agustus 2015

(8)

viii

Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si.

Kata Kunci: Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan tinggi.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan suatu bangsa dan menghasilkan regenerasi yang lebih baik. Kualitas pendidikan suatu bangsa dapat dilihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) masyarakat di perguruan tinggi. SMK Kanisius Ungaran mempunyai APK lulusan di perguruan tinggi yang rendah yaitu dibawah 20%. Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah adakah pengaruh prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah baik secara parsial maupun simultan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi baik secara simultan maupun parsial.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran yang berjumlah 33 orang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena populasi kurang dari 100 sehingga sampel diambil dari seluruh jumlah populasi yang ada. Penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan yaitu pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi, pengolahan data menggunakan analisis deskriptif prosentase dan statistik inferensial, serta penginterpretasian data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah secara simultan berpengaruh positif terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 31,1%. Tidak ada pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Dukungan keluarga tidak berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan lingkungan sekolah berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 24,40%.

(9)

ix

Final Project. Economic Education Department. Faculty Of Economics. Semarang State University. Counsellor Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Sc.

Keywords: Economics Learning Achievement, Family Supports, School Environment, Continuing Education Interests to University.

Education has a very important role in the development of a nation and in the production of better regeneration. The quality of education of a nation can be seen from the Gross Enrollment Rate (GER) of universities. SMK Kanisius Ungaran has low GER university graduates below 20%. The formulation of the problem in this study is whether there is influence of learning achievement of economic, family support and school environment either partially or simultaneously to the interest of continuing education to universities. This study aims to determine how much influence student achievement, family support and school environment on the interest of continuing education to university either simultaneously or partially.

The population in this study are students of class XII SMK Kanisius Ungaran with the total of 33 people. This is a population study, because the respondents/ subjects are less than 100 so that the samples were taken of the total population. This study was divided into three stages; gathering data using questionnaires and documentation, data processing using descriptive analysis of percentage and inferential statistics, and interpretation of data.

(10)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ………... iii

PERNYATAAN ……… iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………... v

PRAKATA ………...…………. vi

SARI ………... viii

ABSTRACT ………... ix

DAFTAR ISI ……….. x

DAFTAR TABEL ……….. xiv

DAFTAR GAMBAR ……… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………..... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Perumusan Masalah ……….. 12

1.3. Tujuan Penelitian ……….. 12

1.4. Manfaat Penelitian ……… 13

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi ………... 15

(11)

xi

2.2. Konsep Prestasi Belajar ……… 23

2.2.1. Definisi Prestasi ………. 23

2.2.2. Definisi Belajar ……….. 23

2.2.3. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi…... 25

2.3. Konsep Dukungan Keluarga ………. 27

2.3.1. Definisi Dukungan Keluarga ………. 27

2.3.2. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi …….. 30

2.4. Konsep Lingkungan Sekolah ………...…. 32

2.5. Penelitian Terdahulu ……… 38

2.6. Kerangka Berpikir ………... 39

2.7. Hipotesis Penelitian ………... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian ………. 44

3.1.1. Jenis penelitian ……….. 44

3.1.2. Desain Penelitian ………... 44

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ……. 45

3.3. Variabel Penelitian ………. 45

(12)

xii

3.4.2. Teknik Dokumentasi ………. 51

3.5. Instrumen Penelitian ………... 51

3.5.1. Penyusunan Instrumen Penelitian ……….. 51

3.5.2. Validitas Instrumen Penelitian ……….. 52

3.5.3. Reliabilitas Instrumen Penelitian ………... 55

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……… 56

3.6.1. Analisis Deskriptif ………. 56

3.6.2. Statistik Inferensial ……… 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden ……….. 67

4.2. Hasil Penelitian ………... 68

4.2.1. Analisis Dekriptif ……….. 68

4.2.2. Uji Prasyarat Regresi Linier Berganda ……….. 75

4.2.3. Uji Hipotesis Regresi Berganda ………. 79

4.2.4. Analisis Regresi Berganda ……… . 83

4.3. Pembahasan ………. 84

(13)

xiii

Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ..….... 93

4.3.4. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi……… 97

BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan ………. 102

5.2. Saran ………... 103

DAFTAR PUSTAKA……… 104

(14)

xiv

Kanisius Ungaran yang Melanjutkan ke Perguruan

Tinggi ……... 9

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ……….. 38

Tabel 3.1. Penilaian (Scoring) Jawaban Responden ………. . 50

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi………. 53

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga ………... 54

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah ……….. 55

Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ………... 56

Tabel 3.6. Kategori Skor Variabel Y ………. 60

Tabel 3.7. Kategori Skor Variabel X2 ………... 60

Tabel 3.8. Kategori Skor Variabel X3 ………... 60

Tabel 4.1. Deskripsi Statistik Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ………..………... 68

Tabel 4.2. Deskripsi variabel Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ……… 69

Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Prestasi belajar ……….... 70

Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Prestasi belajar ... 71

Tabel 4.4. Deskripsi Statistik Dukungan Keluarga ……… 72

(15)

xv

………... 75

Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinearitas ………... 76

Tabel 4.10.Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)....………… 78

Tabel 4.11.Hasil Uji Simultan (Uji F) ……… 79

Tabel 4.12.Hasil Uji Determinasi Simultan ……… 79

Tabel 4.13.Hasil Uji Parsial ……… 80

Tabel 4.14.Hasil Uji Determinasi Parsial ………... 81

(16)

xvi

(17)

xvii

Lampiran 2. Daftar Responden Uji Coba ………... 109

Lampiran 3. Uji Coba Instrumen ……… 110

Lampiran 4. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian .…………... 116

Lampiran 5. Data Hasil Uji Coba Instrumen ………..………….... 117

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SPSS v.22………...……. 121

Lampiran 7. Instrumen Penelitian ……….. 129

Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………... 135

Lampiran 9 Data Hasil Instrumen Penelitian ……… 136

Lampiran 10 Data Nilai Rapor Kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2014/2015 ...……….. 142

Lampiran 11 Statistik Deskriptif Indikator Variabel Y …………... 143

Lampiran 12 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X2 …………. 145

Lampiran 13 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X3 …………. 147

Lampiran 14 Output SPSS v.22 Uji Asumsi Klasik ……….... 149

Lampiran 15 Output SPSS Uji Hipotesis ……….... 151

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian ... 152

(18)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Dalyono (2007:5) dapat diartikan sebagai sebuah

proses dengan metode-metode tertentu sehingga seseorang memperoleh

pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan

kebutuhan. sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena

pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran.

Pendidikan menurut Poerbakawatja dan Harahap dalam (Dalyono, 2007:6)

adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya

meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan

tanggung jawab moral dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang

tua si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai

kewajiban untuk mendidik.

Kemajuan suatu bangsa bergantung dari kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) yang dimiliki oleh bangsa atau negara tersebut. Untuk memperoleh SDM

yang berkualitas, pendidikan memiliki peranan penting. Pendidikan merupakan

investasi penting dalam pengembangan SDM. Dengan demikian, pendidikan

sangat penting untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia-manusia

yang berkebudayaan, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang

(19)

Warga negara Indonesia yang baik, tentunya mempunyai minat yang

tinggi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai wadah

untuk mengembangkan diri menuju manusia yang memiliki kualitas SDM yang

baik. Minat yang besar terhadap sesuatu hal merupakan modal untuk mencapai

tujuan. Bila seseorang memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu, maka

hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya.

Sehingga akan menjadikan penyemangat dalam memperolehnya.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat

atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010:180).

Gie (1995:129) suatu minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban

yang menyertai seseorang ke kelas dan menemani seseorang selama tugas studi,

dengan demikian memungkinkan seseorang berhasil dalam kegiatan studi. Djaali

(2007:121) Minat ini dapat ditunjukkan dengan lebih menyukai sesuatu hal

daripada yang lainnya ataupun dapat ditunjukkan dengan melakukan suatu

aktivitas yang disenanginya.

Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat

melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan

siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah

menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan,

(20)

Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor

penggerak untuk dapat menjadi tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat,

tujuan belajar tidak akan tercapai. Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan

modal yang besar untuk mencapai tujuan. Bila seseorang siswa memiliki

ketertarikan terhadap bidang studi tertentu maka hal tersebut akan mempengaruhi

dan membentuk diri serta kesadarannya. Artinya melalui kesadaran itu siswa

tersebut cenderung mempunyai keinginan yang lebih besar untuk hadir dan

berhubungan dengan keinginan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan harapan

menambah ilmu untuk bekal hidup.

Minat untuk belajar dan prestasi belajar sejatinya merupakan mata rantai

yang tidak pernah terputus. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang saling

mempengaruhi. Seseorang yang memiliki minat belajar yang tinggi, maka ia akan

memiliki peluang yang besar dalam memperoleh prestasi belajar, karena

didalamnya ia akan selalu bersungguh-sungguh dalam memperolehnya. Akhirnya

akan memunculkan suatu kebanggaan bagi orang yang telah memiliki prestasi

yang baik. Sehingga hal tersebut akan memacu minat dan motivasinya untuk rajin

giat belajar lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.

Bahri (1994:20) yang mengatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah

dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati akan diperoleh

dengan jalan keuletan kerja. Hal ini selaras dengan yang terdapat dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1991:787) prestasi merupakan hasil yang telah dicapai

dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Sehingga prestasi dapat

(21)

kelompok yang telah dikerjakan maupun diciptakan yang menyenangkan hati.

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1990:130) mengemukakan bahwa prestasi

belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya

baik dari dalam diri (internal) seperti motivasi, minat, bakat, kepandaian,

kesehatan, sikap dan perasaan maupun dari luar (eksternal) seperti sarana

prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi sosial dan

ekonomi.

Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental

anak dapat menentukan prestasi belajarnya. Dan memang ada hubungan yang erat

antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan terhadap anak

(Dalyono, 2007:73).

Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah

tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari. Besar

kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya

bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan

rohaninya. Sementara tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap

perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya

(Dalyono, 2007:130).

Menurut Ahmadi (2007:108) keluarga adalah wadah yang sangat penting

diantara individu-individu dan kelompok, dan merupakan kelompok sosial yang

(22)

Dalyono (2007:59) adalah ayah, ibu dan anak-anak serta keluarga yang menjadi

penghuni rumah.

Cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan bimbingan dari orang tua

akan mempengaruhi pencapaian anak dalam belajar. Keakraban antara anak dan

orang tua dalam berhubungan juga berpengaruh dalam proses belajar anak.

Dukungan dari keluarga terutama dari orang tua baik yang berupa materi maupun

non-materi seperti perhatian dan bimbingan mampu meningkatkan minat dalam

diri anak untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Seorang anak

yang mendapatkan dukungan dari keluarga meskipun hanya berupa nasehat dan

perhatian yang baik akan meningkatkan semangatnya untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Dalyono, 2007:59).

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2010:61),

menurutnya orang tua yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya

dalam belajar, tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak

dalam belajar akan menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam

belajar. Hal tersebut semakin menguatkan jika dukungan keluarga sangat

diperlukan demi kesuksesan pembelajaran bagi anak.

Menurut Sertain dalam Dalyono (2007:133), lingkungan dibagi menjadi

tiga macam yaitu lingkungan alam, lingkungan dalam dan lingkungan sosial.

Lingkungan alam/ luar adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang bukan

manusia seperti : rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan sebagainya.

Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Jaringan tubuh

(23)

semua orang lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh yang kita terima dari

lingkungan sosial bisa secara langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman

kelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang peserta didik. Hubungan yang

harmonis antar ketiganya dapat menjadi penyemangat bagi siswa untuk belajar

lebih baik lagi di sekolah. Selain menjadi penyemangat, menurut Dalyono

(2007:131) sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir peserta didik.

Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta

kepribadian seorang peserta didik.

Yusuf (2009:56) berpendapat bahwa keharmonisan hubungan antara guru

dan peserta didik akan berpengaruh positif terhadap kemajuan belajar peserta

didik. Hal ini selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slameto (2010:66)

yang mengungkapkan bahwa ketertarikan seorang peserta didik terhadap gurunya

akan berpengaruh terhadap ketertarikannya pada mata pelajaran yang diampu guru

tersebut. Ini artinya peserta didik akan lebih berminat mempelajari mata pelajaran

yang diajarkan oleh guru yang disukai.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan

berbagai program untuk memancing agar semakin banyak peserta didik dari

sekolah menengah yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Diantara program

tersebut adalah program beasiswa bagi calon mahasiswa kurang mampu.

Didukung dengan perundang-undangan yang mengharuskan pemerintah

mengalokasikan 20% (APBN) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk

(24)

program beasiswa di perguruan tinggi. Beasiswa Bidikmisi yang membebaskan

mahasiswa kurang mampu dari segala biaya selama menempuh studi di perguruan

tinggi merupakan salah satu wujud usaha pemerintah untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi

(http://www.dikti.go.id/).

APK (Angka Partisipasi Kasar) perguruan tinggi yang merupakan

cerminan tingkat partisipasi masyarakat untuk melanjutkan studi ke perguruan

tinggi menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih rendah tingkat

pendidikan yang telah ditempuhnya. Sampai saat ini Indonesia baru mencapai

Angka Partisipasi Kasar perguruan tinggi 18,7%, angka ini menunjukkan bahwa

hanya 18,7% lulusan SMA/ SMK sederajat yang melanjutkan ke perguruan tinggi,

sedangkan sisanya sebesar 81,3% tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan

tinggi. Angka ini termasuk rendah bila dibandingkan rata-rata APK Negara maju

sebesar 40% (http://www.menkokesra.go.id/).

Penelitian ini mengangkat fenomena yang terjadi di SMK Kanisius

Ungaran Kabupaten Semarang. Rendahnya APK di Indonesia tampak jelas terjadi

pada SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. SMK Kanisius Ungaran

kabupaten Semarang merupakan sekolah swasta yang berbasis keagamaan,

dimana kurikulumnya terdapat mata pelajaran umum, kejuruan dan mata pelajaran

keagamaan. Data yang diperoleh peneliti berdasarkan informasi dari guru BK

SMK Kanisius Ungaran menunjukkan prosentase partisipasi siswa yang

melanjutkan ke perguruan tinggi dari SMK Kanisius Ungaran kabupaten

(25)

peserta didik dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi perlu

ditingkatkan. Ini merupakan tugas dari pihak sekolah, orang tua, masyarakat, dan

tentunya pemerintah.

Dilihat dari sudut pandang peserta didik di SMK Kanisius Ungaran

sebenarnya banyak yang berprestasi dalam bidang akademik ataupun bidang

lainnya. Maka seharusnya perlu adanya perubahan yang besar dalam

meningkatkan minat anak terhadap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Awal-awal yang dilakukan selayaknya dengan memberi stimulus terhadap peserta

didik, agar tergerak dari dalam diri peserta didik untuk selalu berfikir akan

meningkatkan kualitas dirinya dengan mengenyam pendidikan. Kemudian

daripada itu selanjutnya adalah dengan semangat dari orangtua, karena lingkungan

yang sangat berpengaruh kental terhadap kepribadian anak. Dari lingkungan

sekolah yakni dengan semangat dari para guru, sangat diharapkan oleh murid,

didukung dengan informasi-informasi terkait beasiswa, agar siswa semakin

mengukuhkan diri untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, dengan seperti

itu, kualitas diri dari peserta didik akan semakin meningkat.

Hal yang paling penting dalam meningkatkan kapasitas dari siswa adalah

dengan meningkatkan mental belajar pada anak. Menurut Dalyono (2007:73)

umur mental anak akan mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental

anak dapat menentukan tingkat prestasi belajarnya. Dan memang ada hubungan

yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan

terhadap anak. Jika hanya sekolah di SMK, maka kompetensi siswa akan terbatas

(26)

peserta didik harus selalu meningkatkan kemampuan, keterampilan dan keahlian

di bidangnya. Karena kebutuhan akan dunia tenaga kerja tingkat persaingannya

cukup tinggi.

Seiring dengan tujuan pendidikan menengah kejuruan dalam pasal 3 ayat 2

PP no. 29 tahun 1990 memang menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja

serta mengembangkan sikap profesional, mampu memilih karier, kompetensi dan

pengembangan diri. Namun upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya dasar

pendidikan (SMA/ SMK) merupakan bagian yang sangat penting dalam

peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dikaitkan dengan

tuntutan era globalisasi. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perubahan

struktur ekonomi, industri dan informasi membawa implikasi terhadap jenis-jenis

pekerjaan dan kualisasi jabatan. Tentunya melanjutkan ke perguruan tinggi, maka

akan meningkatkan kompetensi. Perubahan tersebut akan menyebabkan

pergeseran kebutuhan jenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan kerja.

Data prosentase peserta didik yang melanjutkan ke perguruan tinggi dapat

dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 1.1.

Rekapitulasi jumlah peserta didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi

No Tahun Lulus

Jumlah Siswa

Jumlah peserta didik yang melanjutkan ke PT

Prosentase minat siswa ke PT

1 2011/ 2012 42 4 10%

2 2012/ 2013 52 10 20%

3 2013/ 2014 46 6 15%

Sumber : Data diperoleh dari BK SMK Kanisius Ungaran

Keinginan untuk membahagiakan kedua orang tua mendorong anak-anak

(27)

telah dijalani di sekolah menengah telah memberi banyak sedikitnya manfaat

dalam kontribusi pada kehidupan nantinya.

Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan formal yang paling

akhir, dimana semua manfaat pendidikan akan dirasakan jika telah sepenuhnya

berhasil menempuh jenjang ini. Perguruan tinggi yang baik memiliki faktor

pendorong dalam perubahan orientasi kehidupan, kedua faktor tersebut yaitu

faktor intelektual dan faktor politik. Dimana kedua faktor tersebut akan

menunjukkan citra universitas yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk

pemenuhan kebutuhan pendidikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2006:189) menunjukkan ada

pengaruh yang signifikan kondisi sosial dan kondisi ekonomi orang tua terhadap

motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 35,6 %. Besarnya

pengaruh masing-masing variabel yaitu kondisi sosial orang tua terhadap motivasi

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 12,4 %. Pengaruh kondisi

ekonomi orang tua terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi

sebesar 9,5 %.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2010:35),

bahwa ada pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap minat anak melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi (studi kasus kelas XI semester genap di SMA

Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/

2011). Pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap minat anak melanjutkan

(28)

Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/ 2011

dapat diterima dan Ho ditolak.

Tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan Arifin dkk (2013:10)

hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Hasil persentase kondisi sosial ekonomi

orang tua menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 76,58% sehingga dapat

diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua termasuk dalam kategori

“sedang”, (2) Hasil persentase tingkat partisipasi anak pada jenjang pendidikan

tinggi menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 40,80% sehingga dapat

diketahui bahwa tingkat partisipasi termasuk dalam kategori “rendah”, (3) Hasil

regresi linear menunjukkan bahwa pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga

terhadap partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi yaitu sebesar 0,197,

sehingga dikatakan rendah.

Diantara penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh peneliti,

menunjukkan bahwa variabel yang menunjukkan adanya pengaruh terhadap minat

anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah pengaruh kondisi sosial

ekonomi orang tua yang berpengaruh besar terhadap kelangsungan pendidikan

bagi anak-anaknya. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan menjadikan

variabel lain yang dapat digunakan sebagai penentu terhadap minat anak

(29)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh secara simultan prestasi belajar ekonomi, dukungan

keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan

ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran

Kabupaten Semarang ?

2. Adakah pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK

Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

3. Adakah pengaruh dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK

Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

4. Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK

Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan prestasi belajar ekonomi,

dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK

(30)

2. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII

SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

3. Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap minat

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII

SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap minat

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII

SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

rangka mendukung teori yang berkaitan dengan pengaruh prestasi

belajar ekonomi, dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap

minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh

peneliti-peneliti selanjutnya terkait objek peneliti-penelitian yang sama.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi peserta didik

Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada peserta didik terkait

faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke

(31)

faktor-faktor minat melanjutkan ke perguruan tinggi, diharapkan peserta didik

semakin termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

perguruan tinggi.

b. Manfaat bagi keluarga peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peranan keluarga dalam

menumbuhkan motivasi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan

ke jenjang perguruan tinggi.

c. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peranan sekolah tentang

seberapa besar pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang

perguruan tinggi. Sehingga akan mengurangi jumlah peserta didik

yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

d. Manfaat bagi perguruan tinggi

Penelitian ini dapat dijadikan manifestasi pelaksanaan Tri Dharma

Perguruan Tinggi di universitas yang bersangkutan.

e. Manfaat bagi pemerintah

Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang akar permasalahan

APK perguruan tinggi yang rendah. Sehingga harapannya, pemerintah

mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan APK

(32)

15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi

2.1.1. Definisi Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010:180).

Sardiman (2008:95) mengungkapkan bahwa minat dan motivasi

mempunyai hubungan yang sangat erat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan,

begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang

pokok. Minat yang tinggi terhadap sesuatu hal akan meningkatkan motivasi

terhadap hal tersebut. Sehingga mempelajari minat bisa juga dilihat dari sisi

motivasi. Dari aspek kajian psikologi, minat mempunyai ketergantungan terhadap

faktor internal yang ada dalam diri manusia seperti pemusatan perhatian,

keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.

Menurut Dalyono (2007:56) minat menjadi sebuah modal awal untuk

mencapai sesuatu. Sedangkan motivasi menjadi penggerak atau daya dorong

untuk melakukan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, minat dan motivasi sejatinya

mempunyai hubungan yang sangat erat yaitu sama-sama berfungsi untuk

(33)

Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat

melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan

siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah

menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan,

perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan.

Minat yang besar terhadap sesuatu hal merupakan modal untuk mencapai

tujuan. Bila seseorang memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu maka

hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya. Artinya

melalui kesadaran itu, siswa cenderung mempunyai keinginan yang lebih besar

untuk hadir dan berhubungan dengan keinginan melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi dengan harapan menambah ilmu untuk bekal hidup.

Menurut Swasta dan Handoko (2000) menyebutkan bahwa minat

mempunyai kaitan yang erat dengan sikap dan perilaku. Minat (intention)

merupakan variabel perantara yang menyebabkan terjadinya perilaku dari suatu

sikap atau variabel lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam minat

yaitu,

a. Minat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor

motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.

b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba.

c. Minat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan

seseorang untuk dilakukan.

(34)

2.1.2. Definisi Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi atau pendidikan tinggi, di dalam Undang-Undang (UU)

RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 19 tahun

2003 menyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,

magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.

Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan

pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan tinggi berbeda dengan pendidikan

menengah dan pendidikan dasar dalam hal pelaksanaan karena pendidikan tinggi

diselenggarakan dengan sistem terbuka. Sistem terbuka inilah yang

memungkinkan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi

melakukan inovasi-inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi maupun

seni. Peneliti menyimpulkan bahwa perguruan tinggi merupakan jenjang

pendidikan yang peserta didiknya disebut sebagai mahasiswa, berasal dari

berbagai latar belakang suku, budaya, agama, etnik, dan lain-lain untuk mengikuti

kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sehingga

mampu menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.

Pendapat lain dari Hinkelman dan Luzzo dalam (Gladding, 2012:498)

menyatakan bahwa perguruan tinggi menandai dimulainya peningkatan

kebebasan, pengambilan keputusan, serta pengaturan pergeseran peran. Seiring

dengan hal ini, memang di dalam perguruan tinggi selain cara belajarnya yang

(35)

peran individu yang dewasa yang mampu untuk mengambil keputusan yang

mampu dipertanggung jawabkan.

Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan pilar yang melandasi aktivitas

perguruan tinggi menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi

seperti tercantum dalam RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS) pasal 20 ayat 2 tahun 2003. Hal inilah yang membedakan

perguruan tinggi dengan pendidikan dasar dan menengah yang hanya menitik

beratkan pada pendidikan. Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi pemantik

munculnya inovasi dan kreativitas mahasiswa maupun dosen untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perguruan tinggi atau pendidikan tinggi, di dalam Undang-Undang (UU)

RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 20 tahun

2003 menyatakan bahwa perguruan tinggi dapat berbentuk universitas, akademi,

politeknik, sekolah tinggi, atau institut, Pendidikan tinggi baik akademik maupun

vokasi mempunyai berbagai macam, yaitu:

1. Universitas

Universitas adalah lembaga pendidikan yang paling dikenal di Indonesia.

Lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk mengarahkan lulusannya menjadi

tenaga profesional siap kerja atau tenaga pendidikan serta peneliti.

Universitas terdiri atas berbagai fakultas. Fakultas adalah bagian dari

(36)

2. Akademi

Akademi hanya menyelenggarakan satu program studi dan lebih menekankan

pada keterampilan praktik kerja dan kemampuan untuk mandiri. Umumnya,

lama pendidikan di perguruan tinggi ini hanya 3 tahun. Di perguruan tinggi

ini porsi praktik lebih besar daripada teori. Banyak akademi di Indonesia

berstatus kedinasan. Artinya akademi itu diselenggarakan oleh dinas

pemerintah.

3. Politeknik

Politeknik merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan

menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, serta

menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesuai tujuannya,

politeknik memberikan pengalaman belajar berupa praktik dan latihan yang

memadai. Di politeknik porsi praktik lebih besar daripada teori.

4. Institut

Institut berbeda dengan universitas yang mempunyai program studi beragam,

institut berkonsentrasi pada satu bidang saja. Sebagai contoh, institut

pertanian hanya mengkhususkan bidang pertanian saja, institut teknik hanya

berkonsentrasi di bidang teknologi saja, atau institut seni berkutat di bidang

seni saja. Meskipun demikian, institut juga mempunyai beberapa fakultas.

Sebagai contoh institut pertanian mempunyai Fakultas Pertanian, Peternakan,

(37)

5. Sekolah Tinggi

Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni.

Jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan

profesi.

Pendidikan tinggi mempunyai tujuan yang majemuk dan dalam rangka

menampung calon mahasiswa yang mempunyai minat dan kemampuan yang

beragam maka pendidikan tinggi disusun dalam struktur multi strata. Jenjang

pendidikan pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik

adalah S1, S2 dan S3. Program S1 ditempuh antara 8 – 12 semester, S2 ditempuh selama 4-10 semester dan program S3 ditempuh selama 8-14 semester.

Sedangkan pada pendidikan vokasi ada empat jenjang pendidikan yaitu D1, D2,

D3 dan D4 (www.dikti.go.id).

2.1.3. Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Sardiman (2008:95) mengungkapkan bahwa minat dan motivasi

mempunyai hubungan yang sangat erat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan,

begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang

pokok. Minat yang tinggi terhadap suatu hal akan meningkatkan motivasi

terhadap hal tersebut. Sehingga mempelajari minat bisa juga dilihat dari sisi

motivasi. Dari aspek kajian psikologi, minat mempunyai ketergantungan terhadap

faktor internal yang ada dalam diri manusia seperti pemusatan perhatian,

(38)

Minat merupakan ketertarikan atau keinginan terhadap sesuatu hal. Maka

dalam hal ini minat melanjutkan ke perguruan tinggi merupakan ketertarikan atau

keinginan lulusan SMA sederajat untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke

perguruan tinggi baik universitas, institut, sekolah tinggi maupun yang lainnya.

Ketika minat yang dimiliki tinggi maka kemungkinan untuk merealisasikan minat

tersebut sangat besar pula.

Hal-hal yang dapat meningkatkan minat peserta didik dalam memperoleh

pendidikan menurut Slameto (2010:180) adalah dengan menggunakan

minat-minat siswa yang telah ada melalui pembelajaran yang sesungguhnya. Tanner

(1975) mengemukakan bahwa agar minat peserta didik terbentuk untuk semangat

dalam memperoleh ilmu dan melanjutkan pendidikan, maka dilakukan dengan

memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan

pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman

kelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang peserta didik. Hubungan yang

harmonis antar ketiganya dapat menjadi penyemangat bagi siswa untuk belajar

lebih baik lagi di sekolah. Dengan meningkatnya belajar peserta didik sehingga

minat untuk memasuki dunia perguruan tinggi akan meningkat pula. Hal ini

terjadi karena minat melanjutkan ke perguruan tinggi merupakan manifestasi

peningkatan proses belajar. Selain menjadi penyemangat, menurut Dalyono

(2007:131) sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir peserta didik.

Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta

(39)

Kurikulum yang digunakan di SMK memungkinkan siswa untuk belajar

sesuai dengan minatnya. Ada dua jurusan di SMK yaitu jurusan Akuntansi dan

Administrasi Perkantoran. Peserta didik di SMK Kanisius Ungaran akan

mempunyai minat yang lebih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan

ekonomi karena jurusan ekonomi sesuai dengan bidang yang diminatinya.

Sardiman (2010:57) menjelaskan bahwa seorang peserta didik akan lebih giat

belajar pada mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya karena ada daya tarik

baginya.

Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat

melanjutkan ke perguruan tinggi yang identik dengan minat untuk belajar

dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal merupakan faktor dari dalam diri sendiri berupa jasmani dan rohani.

Motivasi untuk menjadi lebih berprestasi menjadi faktor utama yang

mempengaruhi minat melanjutkan ke perguruan tinggi pada peserta didik. Oleh

karena itu, peserta didik yang mempunyai prestasi tinggi akan mempunyai minat

yang tinggi pula untuk menempuh pendidikan ke perguruan tinggi. Sedangkan

faktor eksternal adalah faktor dari luar diri peserta didik berupa lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sebagian besar waktu

peserta didik dihabiskan di rumah dan di sekolah sehingga lingkungan keluarga

dan lingkungan sekolah menjadi faktor pokok dari luar yang berpengaruh

terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat

(40)

siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah

menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan,

perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan. Sehingga indikator

yang dijadikan oleh peneliti untuk mengukur tingkat minat siswa dalam

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi meliputi (a) kebutuhan akan

pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, (b) keinginan untuk melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi pada jurusan ekonomi, (c) keingintahuan akan

informasi tentang perguruan tinggi jurusan ekonomi dan cara untuk masuk ke

perguruan tinggi, (d) perhatian akan peserta didik terhadap perguruan tinggi

jurusan ekonomi.

2.2. Konsep Prestasi Belajar 2.2.1. Definisi Prestasi

Djamarah (1994:20) mengartikan prestasi yaitu apa yang telah dapat

diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan

jalan keuletan kerja. Prestasi adalah hasil suatu kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang maupun kelompok yang telah dikerjakan maupun diciptakan yang

menyenangkan hati. Hasil yang menyenangkan hati menjadi kunci pokok yang

membedakan prestasi dengan hasil yang lainnya. Oleh karena itu, hasil yang tidak

menyenangkan hati tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah prestasi.

2.2.2. Definisi Belajar

Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu

dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan

(41)

(2009:27) dalam bukunya menafsirkan belajar dalam dua macam penafsiran.

Pertama, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. Menurut penafsiran tersebut belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi

lebih luas dari itu yaitu mengalami. Kedua, belajar ditafsirkan sebagai suatu

proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Slameto (2010:2) menafsirkan makna belajar dari sisi psikologis yaitu

belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan ini

akan tampak nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Tidak semua perubahan

dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Ada beberapa ciri

perubahan yang bisa diartikan dalam pengertian belajar yaitu:

1. Perubahan terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Senada dengan Slameto, Sardiman (2008:20) memaknai belajar sebagai

perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan seperti

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Proses belajar

akan lebih baik jika subyek belajar mengalami atau melakukan sendiri, jadi tidak

(42)

Berbagai pendapat dari para ahli yang telah diuraikan di atas mempunyai

berbagai redaksi tentang makna belajar tetapi sama-sama menitikberatkan pada

perubahan tingkah laku. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan

tingkah laku hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

2.2.3. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Winkel dalam Sunarto (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Purwanto

(2011:28) prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam

usaha belajar sebagai mana yang dinyatakan dalam rapor.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Djamarah

(2008:178) prestasi belajar dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:

a. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan peserta didik. Dalam

lingkunganlah peserta didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai

kehidupan. Selama hidup seorang manusia tidak bisa menghindarkan diri dari

lingkungan alami dan lingkungan sosial. Interaksi dari keduanya mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah.

b. Faktor instrumental

Faktor instrumental merupakan faktor dari sekolah yang terdiri dari kurikulum,

program dan sarana prasarana serta guru. Faktor instrumental sangat

(43)

lepas dari keempat hal di atas. Jenis kurikulum, program yang dilaksanakan,

kelengkapan sarana dan prasarana serta karakteristik guru akan mempengaruhi

cara belajar peserta didik dan akan berpengaruh pada hasil belajar yang

dicapai.

c. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan

belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda

belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan.

d. Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh sebab itu, semua

keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang.

Sedangkan faktor-faktor psikologis terdiri dari minat, kecerdasan, bakat dan

motivasi.

Individu yang mempunyai kecerdasan yang tinggi akan mempunyai

peluang yang tinggi pula dalam meraih kesuksesan dalam belajar (Baharuddin dan

Wahyuni, 2008:21). Meraih kesuksesan dalam belajar berarti individu mempunyai

prestasi belajar. Ketika seorang individu mempunyai prestasi belajar maka akan

meningkatkan motivasinya untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi karena

sifat dasar manusia yang selalu merasa kurang puas. Motivasi yang tinggi inilah

yang berimbas pada meningkatnya minat seorang individu untuk belajar ke

jenjang yang lebih tinggi. Argumen ini diperkuat oleh Sardiman (2008:79) bahwa

pujian/ reinforcement akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk bekerja dan

(44)

orang yang dipuji. Begitu pula dengan seorang individu yang mendapatkan

prestasi bagus maka dia akan mempunyai rasa kebanggaan atas prestasi tersebut

sehingga mendorongnya untuk belajar lebih giat lagi.

Minat untuk belajar dan prestasi belajar sejatinya merupakan mata rantai

yang tak terputus. Kedua hal tersebut mempunyai hubungan yang saling

mempengaruhi. Individu (peserta didik) yang mempunyai minat belajar yang

tinggi maka ia akan mempunyai peluang yang tinggi dalam mencapai prestasi

belajar karena akan bersungguh-sungguh dalam belajar. Sebaliknya, ketika

seorang individu mempunyai prestasi belajar yang baik dia akan mempunyai

kebanggaan, sehingga akan memacu minat dan motivasinya untuk belajar lebih

giat lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.

Indikator prestasi belajar ekonomi dapat diketahui dalam nilai raport mata

pelajaran ekonomi siswa pada semester V. Indikator tersebut merupakan indikator

yang diambil dari teori Ahmadi dan Supriyono yang mengemukakan bahwa

prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti kepandaian dan

faktor eksternal.

2.3. Konsep Dukungan Keluarga 2.3.1. Definisi Dukungan Keluarga

Keluarga merupakan wadah yang sangat penting bagi seorang individu

karena keluarga adalah kelompok sosial pertama dimana seorang manusia menjadi

anggotanya. Keluarga menjadi tempat pertama untuk mengadakan sosialisasi

seorang manusia (anak), Ibu, ayah, saudara dan anggota keluarga lainnya adalah

(45)

orang yang pertama kali menanamkan arti kehidupan bagi seorang anak. Hampir

setengah dari umur manusia dihabiskan dalam lingkungan keluarga sehingga

keluarga menjadi pengaruh paling besar dalam pola pikir seorang individu

(Ahmadi, 2007:108).

Shochib (2000:17) mengartikan keluarga dari dua tinjauan yaitu dari

tinjauan hubungan darah dan dari tinjauan hubungan sosial. Keluarga ditinjau dari

hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan

darah antara satu sama lain. Berdasarkan tinjauan ini keluarga dibedakan menjadi

keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial,

keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya interaksi antar

anggota dan saling mempengaruhi walaupun diantara mereka tidak ada hubungan

darah. Keluarga berdasarkan dimensi hubungan sosial ini dinamakan keluarga

psikologis dan keluarga pedagogis.

Solaeman dalam Shochib (2000:17) menjelaskan makna dari keluarga

dilihat dari sudut pandang psikologis dan pedagogis. Pengertian psikologis

keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal

bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga

terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri.

Dari pandangan pedagogis, keluarga diartikan sebagai satu persekutuan hidup

yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang

dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan

(46)

Dalyono (2007:59) memberikan pengertian yang simple pada keluarga

yaitu ayah, ibu, dan anak-anak serta keluarga yang menjadi penghuni rumah. Dari

berbagai pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa keluarga merupakan suatu perkumpulan yang mempuyai

hubungan darah yang tinggal bersama dan mempunyai interaksi sosial yang erat

sehingga saling mempengaruhi dan saling memperhatikan antara satu dengan

yang lainnya.

Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan yang dipandang

oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diadakan untuk keluarga

dimana dukungan tersebut bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa

dukungan internal, seperti dukungan dari suami/ istri, dukungan dari saudara

kandung, dukungan dari anak dan dukungan keluarga eksternal, seperti dukungan

dari sahabat, tetangga, sekolah, keluarga besar, tempat ibadah, praktisi kesehatan

(Friedman, 1998).

Kane (1998 dalam Friedman, 1998) mendefinisikan dukungan keluarga

sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya.

Dukungan keluarga tersebut bersifat reprokasitas (timbal balik), umpan balik

(kuantitas dan kualitas komunikasi), dan keterlibatan emosional (kedalaman

intimasi dan kepercayaan) dalam hubungan sosial.

Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang

(47)

membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal untuk

meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga dalam kehidupan

(Friedman,1998).

2.3.2. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Menurut Dalyono (2007:59) cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan

bimbingan dari orang tua akan mempengaruhi pencapian anak dalam belajar.

Keakraban antara anak dan orang tua dalam berhubungan juga berpengaruh dalam

proses belajar anak. Dukungan dari keluarga terutama dari orang tua baik yang

berupa materi maupun non-materi seperti perhatian dan bimbingan mampu

meningkatkan motivasi dalam diri anak untuk melanjutkan pendidikannya di

perguruan tinggi. Seorang anak yang mendapatkan dukungan dari keluarga

meskipun hanya berupa nasehat dan perhatian yang baik akan meningkatkan

semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Slameto (2010:61), menurutnya

orang tua yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar,

tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak dalam belajar

akan menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam belajar. Dari

pendapat Slameto tersebut semakin menguatkan perlunya dukungan dari keluarga

untuk kesuksesan pembelajaran anak.

Dukungan dari orang tua tidak harus berupa nasehat ataupun bimbingan,

kemauan untuk mendengarkan pendapat dari anak dapat menjadi dukungan yang

(48)

remaja dimana pola pikirnya masih labil dan menginginkan kebebasan dan

pengakuan. Desmita (2009:217) berpendapat bahwa secara psikologis usia remaja

menginginkan pengakuan atas pendapatnya. Adanya kemauan orang tua untuk

mendengarkan keluh kesah anaknya dalam hal pembelajaran membuat anak

tersebut merasa dihargai sehingga rasa percaya dirinya akan meningkat. Rasa

percaya diri inilah yang meyakinkan diri seorang anak untuk mempersiapkan

masa depan yang lebih baik melalui melanjutkan ke perguruan tinggi.

Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (1998) menyebutkan bahwa ada

empat jenis dukungan keluarga, yaitu:

1) Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)

informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,

informasi yang dapat digunakan dalam mengungkapkan suatu masalah.

Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, saran, petunjuk, usulan dan

pemberian infomasi.

2) Dukungan pendampingan/ penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan

menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas

anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan

(49)

3) Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya

kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat,

terhindarnya penderita dari kelelahan.

4) Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan

serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan

emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dengan afeksi, adanya

kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

Dukungan keluarga diartikan sebagai sikap, tindakan, dan penerimaan

keluarga terhadap anggotanya. Pada penelitian ini dukungan keluarga

merepresentasikan segenap sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap

minat melanjutkan ke perguruan tinggi seorang anak (peserta didik). Dukungan

keluarga secara umum dapat berupa materi maupun non materi. Sehingga

dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan oleh anak untuk mencapai kesuksesan

dalam belajar. Ini artinya dukungan keluarga berpengaruh positif pada minat

seorang anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Adapun

indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui tingkat dukungan orang tua bisa

dilihat dari empat aspek yaitu dukungan informasi, dukungan pendampingan,

dukungan instrumental dan dukungan emosional.

2.4. Konsep Lingkungan Sekolah

Hamalik (2009:5) mengatakan bahwa sekolah merupakan suatu lembaga

(50)

memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan keluarga dan

masyarakat yang memberikan pendidikan secara informal. Sekolah telah

menyusun dan mengatur pola dan sistematika tertentu yang memungkinkan

kegiatan belajar mengajar berlangsung dan terarah pada pembentukan dan

pengembangan peserta didik.

Lingkungan dapat diartikan sebagai segala material dan stimulus di dalam

dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun

sosio-kultural (Dalyono, 2007:129). Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala

kondisi material jasmaniah di dalam tubuh. Secara psikologis, lingkungan

mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam

konsesi, kelahiran sampai matinya. Sedangkan secara sosio-kultural, lingkungan

mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan

perlakuan ataupun karya orang lain.

Menurut Sertain dalam Dalyono (2007:133), lingkungan dibagi menjadi

tiga macam yaitu lingkungan alam, lingkungan dalam dan lingkungan sosial.

Lingkungan alam/ luar adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang bukan

manusia seperti: rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan lain sebagainya.

Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Jaringan tubuh

manusia merupakan salah satu dari lingkungan dalam. Lingkungan sosial adalah

semua orang lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh yang kita terima dari

lingkungan sosial bisa secara langsung maupun tidak langsung.

Baharuddin dan Wahyuni (2008:26) membagi lingkungan sekolah menjadi

(51)

Lingkungan sosial sekolah berarti semua orang yang berada di sekolah yang

mempengaruhi kita. Seorang dapat dipengaruhi oleh orang lain ketika orang

tersebut berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu orang

lain yang dapat mempengaruhi seorang peserta didik di sekolah adalah orang lain

yang berinteraksi dengan peserta didik tersebut. Guru, kepala sekolah, tenaga

kependidikan dan teman sekelas adalah orang-orang yang berhubungan dengan

peseta didik di sekolah. Lingkungan alam di sekolah adalah segala sesuatu yang

bukan manusia yang ada di sekolah. Lingkungan alam ini berupa bangunan,

sarana-prasarana, kondisi alam dan sebagainya. Mengingat begitu luasnya

pembahasan tentang lingkungan sekolah maka pada penelitian ini, peneliti hanya

akan memfokuskan pada lingkungan sosial sekolah. Sekolah sangat berperan

dalam meningkatkan pola pikir peserta didik. Tinggi rendahnya pendidikan dan

jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta kepribadian seorang peserta didik.

Hurlock dalam Yusuf (2009:54) mengemukakan pentingnya lingkungan

sekolah dalam perkembangan kepribadian seorang individu. Sekolah menjadi

tempat penentu dalam cara berfikir, bersikap maupun berperilaku. Sekolah

berperan sebagai substitusi keluarga dan substitusi orang tua. Beberapa faktor

yang mengakibatkan sekolah dapat mempengaruhi pola pikir seorang anak adalah

karena sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah dan sekolah memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk meraih kesuksesan dan menilai dirinya

secara realistik.

Diantara orang-orang yang berinteraksi dengan peserta didik di sekolah,

(52)

peserta didik karena mempunyai intensitas interaksi paling banyak. Relasi antara

guru dan peserta didik terjadi ketika proses belajar. Yusuf (2009:56) berpendapat

keharmonisan hubungan antara guru dan peserta didik akan berpengaruh positif

terhadap kemajuan belajar peserta didik. Selaras dengan pendapat tersebut,

Slameto (2010:66) mengungkapkan bahwa ketertarikan seorang peserta didik

terhadap gurunya akan berpengaruh terhadap ketertarikannya pada mata pelajaran

yang diampu guru tersebut. Ini artinya peserta didik akan lebih berminat

mempelajari mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang disukai.

Selain sebagai seorang pengajar guru juga sebagai seorang pembimbing

dan motivator di kelas. Bimbingan dan motivasi yang diberikan oleh guru akan

mempengaruhi pola pikir dari peserta didik. Seorang guru yang mempunyai

hubungan harmonis dengan siswa dan sering memberi motivasi dan bimbingan

kepada peserta didik akan berpengaruh positif terhadap pola pikir, semangat dan

motivasi peserta didik untuk memperoleh kemajuan dalam belajar. Disisi lain

peserta didik yang mempunyai hubungan harmonis dengan gurunya dan telah

mendapatkan bimbingan serta motivasi dari guru akan mempunyai minat yang

lebih untuk mendalami mata pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

Pendalaman mata pelajaran inilah yang menjadi cikal bakal munculnya minat

peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Selain guru ada satu lagi yang berpengaruh besar terhadap seorang peserta

didik yaitu teman sekelas. Teman sekelas yang merupakan teman sebaya tidak

bisa ditinggalkan dari perkembangan pola pikir dan perilaku peserta didik.

(53)

ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam

kehidupannya. Teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi remaja.

Teman sebaya akan berpengaruh besar dalam pengambilan pilihan kehidupan

seorang remaja. Masa remaja adalah masa mencari jati diri, oleh karena itu remaja

mempunyai kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya.

Disinilah letak pengaruh terbesar teman sebaya. Banyak pilihan yang diambil oleh

remaja ditentukan karena dia mengikuti atau dibujuk oleh temannya. Ketika

teman kelas mengajak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi maka peserta didik

tersebut juga akan punya kecenderungan yang besar untuk melanjutkan ke

perguruan tinggi mengikuti temannya. Di sisi lain teman sebaya menjadi akses

informasi yang paling besar bagi seorang peserta didik. Banyak informasi yang

didapatkan oleh peserta didik berasal dari teman sekelasnya.

Lingkungan secara umum terbagi menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan

lingkungan sosial. Lingkungan fisik (bangunan dan fasilitas) yang ada di sekolah.

Lingkungan sosial merupakan semua orang yang ada di sekolah yang

mempengaruhi peserta didik. Pihak-pihak yang berada di sekolah yang bisa

mempengaruhi peserta didik adalah guru, karyawan, kepala sekolah dan teman

sekelas. Pada penelitian ini, fokus penelitian hanya pada sisi lingkungan

sosialnya, dengan keyakinan bahwa lingkungan fisik tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap psikologi peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas da

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 2.1.
Gambar 1. Kerangka Berfikir Program Penelitian
Tabel 3.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Padang 30 September 2009 earthquake had caused liquefaction at several locations and triggered to damage in a number of buildings on the site.. The earthquake is located in

Mata Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKKK) Pengantar Ekonomi 2 merupakan mata kuliah yang memberikan pemahaman prinsip-prinsip dasar ilmu ekonomi makro yang dapat digunakan

This research aims to describe the techniques used by the teacher in teaching reading comprehension to the eleventh grade students at Ta’mirul Islam Boarding

Dengan transmisi synchronous, ada level lain dari synchronisasi yang perlu agar receiver dapat menentukan awal dan akhir dari suatu blok data.. Untuk itu, tiap blok dimulai

Dr H Suherman Rosyidi, Direktur Program Magester Manajemen Unair (universita Airlangga) Surabaya mengatakan/ Krisis ekonomi global terjadi karena fundamental ekonomi di

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kuasa-nya sehingga skripsi ini yang berjudul “ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN CITRA MEREK UNTUK

Bertitik tolak dari uraian yang dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan dampak praktek kewirausahaan terhadap Motivasi mahasiswa