• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

2.3. Konsep Dukungan Keluarga

Keluarga merupakan wadah yang sangat penting bagi seorang individu karena keluarga adalah kelompok sosial pertama dimana seorang manusia menjadi anggotanya. Keluarga menjadi tempat pertama untuk mengadakan sosialisasi seorang manusia (anak), Ibu, ayah, saudara dan anggota keluarga lainnya adalah orang-orang pertama yang melakukan kontak dengan anak sehingga merupakan

orang yang pertama kali menanamkan arti kehidupan bagi seorang anak. Hampir setengah dari umur manusia dihabiskan dalam lingkungan keluarga sehingga keluarga menjadi pengaruh paling besar dalam pola pikir seorang individu (Ahmadi, 2007:108).

Shochib (2000:17) mengartikan keluarga dari dua tinjauan yaitu dari tinjauan hubungan darah dan dari tinjauan hubungan sosial. Keluarga ditinjau dari hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu sama lain. Berdasarkan tinjauan ini keluarga dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya interaksi antar anggota dan saling mempengaruhi walaupun diantara mereka tidak ada hubungan darah. Keluarga berdasarkan dimensi hubungan sosial ini dinamakan keluarga psikologis dan keluarga pedagogis.

Solaeman dalam Shochib (2000:17) menjelaskan makna dari keluarga dilihat dari sudut pandang psikologis dan pedagogis. Pengertian psikologis keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri. Dari pandangan pedagogis, keluarga diartikan sebagai satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri.

Dalyono (2007:59) memberikan pengertian yang simple pada keluarga yaitu ayah, ibu, dan anak-anak serta keluarga yang menjadi penghuni rumah. Dari berbagai pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan suatu perkumpulan yang mempuyai hubungan darah yang tinggal bersama dan mempunyai interaksi sosial yang erat sehingga saling mempengaruhi dan saling memperhatikan antara satu dengan yang lainnya.

Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diadakan untuk keluarga dimana dukungan tersebut bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan internal, seperti dukungan dari suami/ istri, dukungan dari saudara kandung, dukungan dari anak dan dukungan keluarga eksternal, seperti dukungan dari sahabat, tetangga, sekolah, keluarga besar, tempat ibadah, praktisi kesehatan (Friedman, 1998).

Kane (1998 dalam Friedman, 1998) mendefinisikan dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Dukungan keluarga tersebut bersifat reprokasitas (timbal balik), umpan balik (kuantitas dan kualitas komunikasi), dan keterlibatan emosional (kedalaman intimasi dan kepercayaan) dalam hubungan sosial.

Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang kehidupan, dimana dalam semua tahap siklus kehidupan dukungan keluarga

membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga dalam kehidupan (Friedman,1998).

2.3.2. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Menurut Dalyono (2007:59) cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan bimbingan dari orang tua akan mempengaruhi pencapian anak dalam belajar. Keakraban antara anak dan orang tua dalam berhubungan juga berpengaruh dalam proses belajar anak. Dukungan dari keluarga terutama dari orang tua baik yang berupa materi maupun non-materi seperti perhatian dan bimbingan mampu meningkatkan motivasi dalam diri anak untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Seorang anak yang mendapatkan dukungan dari keluarga meskipun hanya berupa nasehat dan perhatian yang baik akan meningkatkan semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Slameto (2010:61), menurutnya orang tua yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak dalam belajar akan menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam belajar. Dari pendapat Slameto tersebut semakin menguatkan perlunya dukungan dari keluarga untuk kesuksesan pembelajaran anak.

Dukungan dari orang tua tidak harus berupa nasehat ataupun bimbingan, kemauan untuk mendengarkan pendapat dari anak dapat menjadi dukungan yang nyata dari orang tua kepada anak. Usia peserta didik SMA/ SMK merupakan usia

remaja dimana pola pikirnya masih labil dan menginginkan kebebasan dan pengakuan. Desmita (2009:217) berpendapat bahwa secara psikologis usia remaja menginginkan pengakuan atas pendapatnya. Adanya kemauan orang tua untuk mendengarkan keluh kesah anaknya dalam hal pembelajaran membuat anak tersebut merasa dihargai sehingga rasa percaya dirinya akan meningkat. Rasa percaya diri inilah yang meyakinkan diri seorang anak untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik melalui melanjutkan ke perguruan tinggi.

Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (1998) menyebutkan bahwa ada empat jenis dukungan keluarga, yaitu:

1) Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan dalam mengungkapkan suatu masalah. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, saran, petunjuk, usulan dan pemberian infomasi.

2) Dukungan pendampingan/ penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan perhatian.

3) Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

4) Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dengan afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

Dukungan keluarga diartikan sebagai sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Pada penelitian ini dukungan keluarga merepresentasikan segenap sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi seorang anak (peserta didik). Dukungan keluarga secara umum dapat berupa materi maupun non materi. Sehingga dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan oleh anak untuk mencapai kesuksesan dalam belajar. Ini artinya dukungan keluarga berpengaruh positif pada minat seorang anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Adapun indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui tingkat dukungan orang tua bisa dilihat dari empat aspek yaitu dukungan informasi, dukungan pendampingan, dukungan instrumental dan dukungan emosional.

Dokumen terkait