• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEOR

2.2. Konsep Prestasi Belajar

Djamarah (1994:20) mengartikan prestasi yaitu apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Prestasi adalah hasil suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok yang telah dikerjakan maupun diciptakan yang menyenangkan hati. Hasil yang menyenangkan hati menjadi kunci pokok yang membedakan prestasi dengan hasil yang lainnya. Oleh karena itu, hasil yang tidak menyenangkan hati tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah prestasi.

2.2.2. Definisi Belajar

Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Dalyono, 2007:175). Hamalik

(2009:27) dalam bukunya menafsirkan belajar dalam dua macam penafsiran. Pertama, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut penafsiran tersebut belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami. Kedua, belajar ditafsirkan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Slameto (2010:2) menafsirkan makna belajar dari sisi psikologis yaitu belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan ini akan tampak nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Tidak semua perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Ada beberapa ciri perubahan yang bisa diartikan dalam pengertian belajar yaitu:

1. Perubahan terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Senada dengan Slameto, Sardiman (2008:20) memaknai belajar sebagai perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Proses belajar akan lebih baik jika subyek belajar mengalami atau melakukan sendiri, jadi tidak bersifat verbalistik.

Berbagai pendapat dari para ahli yang telah diuraikan di atas mempunyai berbagai redaksi tentang makna belajar tetapi sama-sama menitikberatkan pada perubahan tingkah laku. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

2.2.3. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Winkel dalam Sunarto (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Purwanto (2011:28) prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagai mana yang dinyatakan dalam rapor.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Djamarah (2008:178) prestasi belajar dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:

a. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan peserta didik. Dalam lingkunganlah peserta didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan. Selama hidup seorang manusia tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial. Interaksi dari keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah.

b. Faktor instrumental

Faktor instrumental merupakan faktor dari sekolah yang terdiri dari kurikulum, program dan sarana prasarana serta guru. Faktor instrumental sangat berpengaruh karena proses belajar peserta didik selama di sekolah tidak pernah

lepas dari keempat hal di atas. Jenis kurikulum, program yang dilaksanakan, kelengkapan sarana dan prasarana serta karakteristik guru akan mempengaruhi cara belajar peserta didik dan akan berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai.

c. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan.

d. Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh sebab itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Sedangkan faktor-faktor psikologis terdiri dari minat, kecerdasan, bakat dan motivasi.

Individu yang mempunyai kecerdasan yang tinggi akan mempunyai peluang yang tinggi pula dalam meraih kesuksesan dalam belajar (Baharuddin dan Wahyuni, 2008:21). Meraih kesuksesan dalam belajar berarti individu mempunyai prestasi belajar. Ketika seorang individu mempunyai prestasi belajar maka akan meningkatkan motivasinya untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi karena sifat dasar manusia yang selalu merasa kurang puas. Motivasi yang tinggi inilah yang berimbas pada meningkatnya minat seorang individu untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Argumen ini diperkuat oleh Sardiman (2008:79) bahwa pujian/ reinforcement akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk bekerja dan belajar lebih giat lagi. Suatu pujian akan mendatangkan rasa kebanggaan bagi

orang yang dipuji. Begitu pula dengan seorang individu yang mendapatkan prestasi bagus maka dia akan mempunyai rasa kebanggaan atas prestasi tersebut sehingga mendorongnya untuk belajar lebih giat lagi.

Minat untuk belajar dan prestasi belajar sejatinya merupakan mata rantai yang tak terputus. Kedua hal tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi. Individu (peserta didik) yang mempunyai minat belajar yang tinggi maka ia akan mempunyai peluang yang tinggi dalam mencapai prestasi belajar karena akan bersungguh-sungguh dalam belajar. Sebaliknya, ketika seorang individu mempunyai prestasi belajar yang baik dia akan mempunyai kebanggaan, sehingga akan memacu minat dan motivasinya untuk belajar lebih giat lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.

Indikator prestasi belajar ekonomi dapat diketahui dalam nilai raport mata pelajaran ekonomi siswa pada semester V. Indikator tersebut merupakan indikator yang diambil dari teori Ahmadi dan Supriyono yang mengemukakan bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti kepandaian dan faktor eksternal.

2.3. Konsep Dukungan Keluarga

Dokumen terkait