• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Pengguna Kontrasepsi di Puskesmas Padang Bulan, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil Pengguna Kontrasepsi di Puskesmas Padang Bulan, Medan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha itu dapat bersifat sementara dan dapat juga bersifat permanen. Sampai saat ini cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) dapat dipercaya; (2) tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan; (3) daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan; (4) tidak menimbulkan gangguan sewaktu koitus; (5) tidak memerlukan motivasi terus-menerus; (6) mudah menggunakannya; (7) murah sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakatnya (Sarwono, 2008).

2.2. Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi

Masa kehidupan reproduksi wanita pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga periode yaitu, reproduksi muda (15–19 tahun), reproduksi sehat (20–35) dan reproduksi tua (36–45 tahun). Pembagian ini didasarkan atas data epidimiologi yang menyatakan bahwa resiko kehamilan dan persalinan baik bagi ibu maupun bagi anak lebih tinggi pada usia kurang dari 20 tahun, paling rendah pada usia 20– 35 tahun, dan meningkat setelah usia lebih dari 35 tahun. Jenis kontrasepsi yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan tahap masa reproduksi tersebut (Glasier, 2005).

(2)

6

peningkatan kesejahteraan keluarga (Glasier, 2005). Dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat lebih mudah untuk menerima ide atau masalah baru seperti penerimaan, pembatasan jumlah anak, dan keinginan terhadap jenis kelamin tertentu.

Pendidikan juga meningkatkan kesadaran wanita terhadap manfaat mempunyai jumlah anak sedikit. Wanita yang berpendidikan lebih tinggi cenderung membatasi jumlah kelahiran dibandingkan dengan yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah (Ginting, 2010). Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Ginting, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi alasan pemilihan metode kontrasepi diantaranya adalah tingkat ekonomi, pekerjaan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang terjangkau. Keterkaitan antara pendapatan dengan kemampuan membayar berhubungan dengan masalah ekonomi, sehingga daya beli individu juga mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi. Secara tidak langsung daya beli individu juga dipengaruhi oleh ada tidaknya subsidi dari pemerintah (Glasier, 2005). Ketersediaan pelayanan alat kontrasepsi terwujud dalam tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan. Untuk dapat digunakan, pertama kali suatu metode kontrasepsi harus tersedia dan mudah diperoleh (Glasier, 2005). Nilai anak bagi orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat diketahui dari kenyataan bahwa anak menjadi tempat orangtua mencurahkan kasih sayang, kepada anak nilai-nilai dalam keluarga disosialisasikan, sebagai ahli waris dan juga menjadi tempat orangtua menggantungkan harapan (Ginting, 2010).

2.3. Alat Kandungan Wanita 2.3.1. Alat kandungan luar

(3)

7

1. Mons veneris

Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubes) apabila wanita beranjak dewasa. Pada wanita rambut ini tumbuh membentuk sudut lengkung sedangkan pada pria membentuk sudut runcing ke atas.

2. Bibir besar kemaluan (labia majora)

Berada pada bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang dewasa ditumbuhi juga oleh pubes lanjutan dari mons veneris. 3. Bibir kecil kemaluan (labia minor )

Bagian dalam dari bibir besar berwarna merah jambu. Disini dijumpai frenulum klitoris, preputium, dan frenulum pudenti.

4. Vulva

Bagian alat kandungan luar yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai dari klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil, sampai ke belakang dibatasi perineum.

5. Vestibulum

Terletak dibawah selaput lendir vulva, terdiri dari bulbus vestibuli kanan dan kiri. Disini dijumpai kelenjar vestibuli major (kelenjar Bartholini) dan kelenjar vestibulum minor.

6. Introitus vagina

Pintu masuk ke vagina. 7. Selaput dara (hymen)

Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina. Biasanya berlubang membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau himen imperforata. Himen akan robek pada koitus apalagi setelah bersalin. Sisanya disebut kurunkula himen atau sisa himen.

8. Lubang kemih (orifisium uretra eksterna)

(4)

8

9. Perineum

Terletak di antara vulva dan anus.

2.3.2. Alat Kandungan Dalam

Menurut Wiknjosastro (1998) yang termasuk alat kandungan dalam adalah:

1. Liang Sanggama (vagina)

Adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara saluran kemih dan liang dubur. Dibagian ujung atasnya terletak mulut rahim. Bentuk dinding dalamnya berlipat-lipat, disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna ruganum. Dinding vagina terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan forniks lateral kiri dan kanan, forniks anterior, dan forniks anterior, dan forniks posterior. Saluran darah vagina diperoleh dan arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis mediana, dan arteria pudendus interna.

2. Rahim (uterus)

Adalah struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil diantara pear, mempunyai rongga yang terdiri dari tiga bagian besar, yaitu: badan rahim (korpus uteri), leher rahim (serviks uteri) dan rongga rahim (kavum uteri).

3. Saluran Telur (tuba falopii)

(5)

9

4. Indung Telur (ovarium)

Terdapat dua indung telur, masing-masing di kanan dan kiri rahim, dilapisi mesovarium dan tergantung di belakang ligamentum latum. Bentuknya seperti buah almon, sebesar ibu jari tangan (jempol) berukuran 2,5-5 cm × 1,5-2 cm × 0,6-1 cm. Indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium, ligamentum ovarika dan ligamentum infundibolopelvikum. Seumur hidupnya, seorang wanita diperkirakan akan mengeluarkan sel telur kira-kira 400 butir. Fungsi indung telur yang utama menghasilkan ovum.

(6)

10

Seumur hidupnya, seorang wanita diperkirakan akan mengeluarkan sel telur kira-kira 400 butir. Fungsi indung telur yang utama adalah menghasilkan sel telur (ovum), menghasilkan hormon-hormon (progesteron dan estrogen), dan ikut serta mengatur haid.dan estrogen), dan ikut serta mengatur haid.

2.4. Fertilisasi pada wanita

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi dibagian yang menggembung dari tuba falopii (Vander, 2001).

Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi=fertilisasi) (Heffner & Schust, 2005).

Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari.Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sela mani), pembuahan (konsepsi=fertilisasi), nidasi dan plasentasi (Mochtar, 1998).

2.5. Metode Kontrasepsi 2.5.1. Metode sederhana 2.5.1.1. Sanggama Terputus

(7)

11

sekarang. Sanggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan, bahwa akan terjadinya ejakulasi disadari sebelumnya oleh bagian terbesar pria, dan setelah itu masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina (Sarwono.2008).

Keuntungannya, cara ini tidak membutuhkan biaya, alat – alat maupun persiapan, akan tetapi kekurangannya bahwa untuk mensukseskan cara ini dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pihak pria. Beberapa pria karena faktor jasmani emosional tidak dapat menggunakan cara ini. Selanjutnya, penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni. Menurut sarwono (2008) kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:

a) Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang mengandung sperma.

b) Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina.

c) Pengeluaran semen dekat vulva dapat menyebabkan kehamilan.

2.5.1.2. Pantang Berkala

Prinsip metode pantang berkala ini adalah tidak melakukan sanggama pada masa subur yaitu pertengahan siklus haid atau ditandai dengan keluarnya lendir encer dari liang vagina. Untuk menghitung masa subur digunakan rumus siklus terpanjang dikurangi 11 hari dan siklus terpendek dikurangi 18 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut harus pantang sanggama, dan diluarnya merupakan massa aman. Sebagai contoh jika seorang wanita mempunyai siklus haid dari hari ke 28 sampai ke 36, maka perhitungannya adalah 28-18 = 10, dan 36- 11 = 25. hari ke 10 hingga hari ke 25 daur haid, sehingga masa aman adalah hari pertama sampai hari ke 0 daur haid (Samra-Latif, 2011).

(8)

12

2.5.1.3. Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produk hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual.Kondom sudah digunakan di Mesir sejak tahun 1350 sebelum Masehi. Pada abad ke 18 diberi nama “ kondom “ yang pada waktu itu digunakan dengan tujuan mencegah penularan penyakit kelamin. Kondom menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina sehingga pembuahan dapat dicegah (Sarwono,2008).

Jenis-jenis kondom yang sekarang tersedia beragam tipe (Gebbie, 2005): 1) Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk

silinder bulat (garis tengah sekitar 3,0 – 3,5 cm, panjang 15 – 20 cm, tebal 0,03 – 0,08 mm) dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan tepi bulat di ujungnya yang terbuka. Kondom dikemas secara individual, digulung sampai ke tepi, dan disegel secara kedap udara dalam kertas timah impermeabel. Apabila kemasan terbuka atau robek, maka kondom di dalamnya cepat rusak.

2) Selama bertahun-tahun hanya tersedia satu ukuran tetapi sekarang diketahui adanya kebutuhan untuk kondom berukuran lebih besar dan lebih kecil dan keduanya saat ini sudah tersedia.

3) Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, juga diperkenalkan variasi yang berpelumas, mengandung spermisida, berwarna, memiliki rasa, beraroma, dan bertekstur.

4) Tersedia kondom alergi, yang terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak dipralubrikasi, bagi mereka yang mengalami hipersensitivitas.

(9)

13

Cara Kerja Kondom

Seperti semua metode barier lainnya, kondom mencegah spermatozoa mencapai saluran genital atas wanita (Gebbie, 2005).

Keunggulan Kondom (Gebbie, 2005):

1) Efektif apabila digunakan secara benar dan konsisten. 2) Tersedia luas, murah, dan sering diberikan secara gratis.

3) Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan.

4) Tingkat proteksi yang sangat tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual, termasuk infeksi HIV. Pada uji in vitro, kondom lateks yang utuh tidak dapat ditembus oleh organnisme yang ditularkan melalui hubungan seks termasuk virus.

5) Perlindungan terhadap karsinoma dan penyakit pramaligna serviks.

6) Peningkatan kemampuan seksual pada sebagian pasien dengan ejakulasi dini.

Kekurangan Kondom (Gebbie, 2005): 1) Penampilan tidak menarik

2) Sensasi kenikmatan berkurang sewaktu berhubungan intim, terutama transmisi kehangatan tubuh.

3) Perlu dipasang sebelum koitus dan segera dibuang sesudahnya, yang bagi sebagian pasangan dianggap mengganggu aktivitas seksual.

4) Kesulitan ereksi dapat bertambah, walaupun sebagian pria yang sudah lanjut usia mendapati bahwa pemakian kondom membantu mempertahankan ereksi mereka.

2.5.1.4. Spermisida

(10)

14

tidak memerlukan pemeriksaan kesehatan khusus.Perlu ditekankan bahwa pemakaian spermisida sebagai tindakan kontraseptif tunggal tidak dianjurkan dan peran utama zat ini adalah meningkatkan efek kontraseptif dari metode barier yang lain (Sarwono, 2008).

Jenis-jenis spermisida (Manuaba, 1998): 1) Krim dan jeli

Pada bentuk krim, bahan kimia dimasukkan ke dalam suatu bahan dasar sabun stearat, sedangkan pada bentuk jeli dimasukkan ke dalam bahan dasar yang larut air. Kedua bentuk ini mencair pada suhu tubuh dan cepat menyebar ke seluruh vagina.

2) Pesarium vagina

Bahan dasar terdiri dari gelatin, gliserin, tau lilin. Pesarium dikemas dalam kertas timah dan mudah digunakan. Karena cepat menyebar ke seluruh vagina, bentuk ini mungkin kurang efektif dibandingkan dengan krim atau jeli tetapi para wanita sering mendapati presarium ini lebih nyaman.

3) Tisu spermisida

Tisu spermisida ini berupa sejenis lembaran segi empat semi transparan larut air yang cepat larut di vagina untuk membebaskan nonoksinol-9.

Cara kerja spermisida (Gebbie, 2005) Kerja spermisida bersifat ganda:

1) Bahan dasar preparat secara fisik menghambat pergerakan sperma.

2) Bahan kimia aktif mematikan sperma tanpa merusak jaringan tubuh yang lain.

Keuntungan spermisida(Gebbie,2005):

1) Memberi tambahan pelumas apabila ada masalah kekeringan vagina. 2) Mudah diperoleh tanpa resep.

(11)

15

Kekurangan spermisida (Gebbie, 2005):

1) Angka kegagalan terlalu tinggi apabila digunakan tersendiri.

2) Pesarium tidak cocok untuk negara tropis karena dapat meleleh. Namun pesarium yang meleleh akan kembali memadat di dalam kemasannya apabila

didinginkan, serta masih mempertahankan aktivitasnya.

3) Kadang-kadang menimbulkan keluhan bau tidak sedap, rasa menyengat, atau rasa tidak nyaman di vagina.

4) Pemakaian spermisida yang melebihi dosis normal dapat menyebabkan iritasi dan ulserasi mukosa vagina dan efek ini tampaknya berkaitan dengan dosis. Epitel vagina yang rusak dapat mempermudah masuknya organisme yang ditularkan melalui hubungan intim misalnya HIV.

5) Kurang efektif dalam penggunaanya karena harus menunggu waktu 10 – 15 menit setelah pemakaian sebelum melakukan hubungan seksual dan efektivitas pemakaian hanya 1-2 jam saja.

Efek samping spermisida (Gebbie, 2005): 1) Alergi (pada salah satu pasangan).

2) Busa aerosol jangan digunakan bersama diafragma, karena apabila terbentuk tekanan di vagina maka diafragma dapat terlepas.

2.5.2. Metode Modren 2.5.2.1 Pil kombinasi

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap paling efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan perubahan-perubahan pada lendir serviks, sehingga menjadi kurang banyak dan kental, yang mengakibatkan sperma tidak dapat memasuki kavum uteri. Juga terjadi perubahan-perubahan pada motilitas tuba fallopi dan uterus.

(12)

16

kombinasi ada yang berisi 21 atau 22 pil dan ada yang berisi 28 pil dalam satu bungkus. Pil kombinasi yang berisi 21 atau 22 pil dalam satu bungkus, diminum mulai hari kelima haid satu pil setiap hari sampai habis. Pil dalam bungkus kedua diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama habis. Pil kombinasi yang berisi 28 pil diminum setiap malam secara terus-menerus. Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi (Sarwono, 2008).

Menurut Kishen (2005) wanita yang mempunyai masalah kesehatan sebagai berikut sebaiknya tidak menggunakan pil kombinasi:

a) Menderita hepatitis atau penyakit kuning. b) Menderita gejala stroke atau penyakit jantung. c) Mempunyai masalah pembekuan darah.

d) Merokok dan umur lebih dari 35 tahun karena akan mempunyai resiko serangan jantung atau pecah pembuluh darah otak.

e) Menderita diabetes atau epilepsi.

Efek samping pil kombinasi (Sarwono2008) :

Hormon-hormon dalam pil harus cukup kuat untuk dapat mengubah proses biologik, sehingga ovulasi tidak terjadi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kadang-kadang timbul efek sampingan.Efek tersebut pada umumnya ditemukan pada pil kombinasi dengan kelebihan estrogen atau pada pil dengan kelebihan progesteron.

Efek-efek sampingan yang masih dapat dianggap ringan ialah sebagai berikut (Sarwono, 2008) :

1) Efek karena kelebihan estrogen

Efek-efek yang sering terdapat ialah rasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada mamma, flour albus. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan rasa perut kembung.

2) Efek karena kelebihan progesteron

(13)

17

akne, alopesia, kadang-kadang mamma mengecil, fluor albus, hipomenorea.

3) Efek sampingan yang berat

Bahaya yang dikuatirkan dengan pil ialah trombo-emboli, termasuk tromboflebitis, emboli paru-paru, dan trombosis otak.

2.5.2.2. Mini Pil

Mini pil tidak mengandung estrogen dan hanya mengandung progestin saja, sehingga mini pil ini lebih aman bagi wanita yang tidak cocok menggunakan pil kombinasi. Mini pil ini bagi ibu yang sedang menyusui karena tidak mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi ASI, dan digunakan mulai hari ini pertama sampai hari kelima masa haid (Sarwono, 2008).

Mini pil tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi produksi ASI, nyaman dan mudah digunakan, mengurangi nyeri haid, dan kesuburan cepat kembali. Sedangkan kekurangannya adalah mengalami gangguan haid, peningkatan atau penurunan berat badan, resiko kehamilan ektopik cukup tinggi dan apabila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar (Heffner & Schust, 2005).

Wanita yang tidak boleh menggunakan mini pil adalah mereka yang termasuk ke dalam (Kishen, 2005):

a) Hamil atau diduga hamil.

b) Mengalami perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya. c) Menderita kanker payudara atau mempunyai riwayat kanker payudara. d) Menderita mioma uterus karena progestin memicu pertumbuhan mioma

uterus.

e) Mempunyai riwayat stroke karena progestin menyebabkan spasme pembuluh darah.

f) Mempunyai riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis yang berumur di atas 20 tahun.

(14)

18

2.5.2.3. Suntikan Progestin

Suntikan progestin seperti Depo-Provera dan Noris-Terat mengandung hormon progestin saja. Suntikan ini sangat baik bagi wanita yang menyusui dan suntikan di berikan setiap dua bulan atau tiga bulan sekali.Suntikan ini mengentalkan lendir serviks dan menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi sehingga menghambat transportasi gamet oleh tuba. Penyuntikan harus dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan(Sarwono, 2008).

Suntikan ini sangat efektif dalam mencegah kehamilan dalam jangka panjang, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangggu pembekuan darah. Efek samping yang ditimbulkannya adalah perdarahan yang tidak teratur atau bercak-bercak darah, berat badan meningkat, dan pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepadatan tulang (densitas), kekeringan pada vagina, menurunkan libio dan sakit kepala (Sarwono, 2008).

Wanita yang tidak boleh menggunakan suntikan ini adalah mereka yang hamil, mengalami perdarahan pervaginaan, menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara dan yang menderita diabetes mellitus disertai komplikasi (Sarwono, 2008).

2.5.2.4. Implant / Susuk

Implant merupakan salah satu alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit di lengan kiri penggunanya. Metode ini dapat dipakai oleh semua wanita dalam usia reproduksi dan aman dipakai pada masa menyusui. Pemasangan dan pencabutan kembali metode ini hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih. Metode ini membuat lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium, mengurangi transportasi sperma sehingga menekan ovulasi (Sarwono, 2008).

Sesuai dengan perkembangannya, implant terdiri atas tiga jenis yaitu (Sarwono, 2008):

(15)

19

3,4 cm, diameter 2,4 mm, dan diisi dengan 36 mg Levonogestrel. Jenis norplant ini efektif untuk penggunaan selama 5 tahun.

b) Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestel dan lama kerjanya 3 tahun.

c) Jadena dan indoplant, terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Implant efektif dalam menunda kehamilan jangka panjang (5 tahun), bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mengganggu produksi ASI dan dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Waktu yang paling baik untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dari masa haid. Efek samping yang ditimbulkannya adalah nyeri kepala, peningkatan atau penurunan berat badan, nyeri payudara, mual, pening, mengalami gangguan haid (terjadinya spotting. Perdarahan haid memanjang atau lebih sering berdarah) (Sarwono, 2008).

Wanita yang tidak boleh menggunakan implant adalah wanita hamil atau disangka hamil, penderita panyakit hati, kanker payudara, diabetes mellitus, kelainan kardiovaskular dan wanita yang mempunyai riwayat kehamilan ektopik (Sarwono, 2008).

2.5.2.5. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

AKDR adalah cara pencegahan kehamilan yang sangat efektif, aman, dan reversibel bagi wanita tertentu, terutama yang tidak terjangkit Sindroma Prahaid (PMS) dan sudah pernah melahirkan (Wulansari, 2007) . Setelah dirahim, AKDR akan mencegah sperma pria bertemu dengan sel telur wanita. Pemakaian AKDR dapat sampai 10 tahun (tergantung kepada jenisnya) dan dapat dipakai oleh semua wanita umur reproduksi (Sarwono, 2008).

(16)

20

dikurangi atau dihilangkan dengan pemberian analgetika. Jika keluhan berlangsung terus, sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang mempunyai ukuran yang lebih kecil (Sarwono, 2008). Sebagai alat kontrasepsi AKDR mempunyai efektivitas yang tinggi dan merupakan metode jangka panjang, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi produksi ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi), dapat digunakan setelah menopause, tidak ada interaksi dengan obat-obat dan membantu mencegah kehamilan ektopik. Efek samping yang ditimbulkannya adalah perubahan siklus haid, haid menjadi lebih banyak dan lama, adanya perdarahan berat saat haid sehingga memungkinkan menyebabkan anemia (Sarwono, 2008).

Cara Pemasangan AKDR:

Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan di atas meja ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian, dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk, dan besar uterus. Spekulum dimasukkan ke dalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol betadine atau tingtura jodii). Sekarang dengan cunam serviks di jepit bibir depan porsio uteri, dan dimasukkan sonde kedalam uterus untuk menentukan arah poros dan panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR dimasukkan ke dalam uterus melalui ostium uteri eksternum sambil mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks (Manuaba, 2009).

Tabung penyalur digerakkan didalam uterus, sesuai dengan arah poros kavum uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri yang telah ditentukan lebih dahulu dengan sonde uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung penyalur perlahan-lahan, pendorong (plunger) menahan AKDR dalam posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendorong juga dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting sehingga 2½ - 3 cm keluar dari ostium uteri, dan akhirnya spekulum diangkat (Sarwono, 2008).

Efek samping AKDR (Meera,2005) a) Perdarahan

(17)

21

yang cepat berhenti. Kalau pemasangan dilakukan sewaktu haid, perdarahan yang sedikit-sedikit ini tidak akan diketahui oleh akseptor. Jika terjadi perdarahan banyak yang tidak dapat diatasi, sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang berukuran kecil.

b) Rasa nyeri dan kejang di perut

Rasa nyeri atau kejang di perut dapat terjadi segera setelah pemasangan AKDR, biasanya rasa nyeri ini berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat dikurangi atau dihilangkan dengan jalan memberi analgetika.

c) Ketidakteraturan menstruasi

Selama beberapa bulan pertama dapat terjadi bercak darah atau perdarahn antara menstruasi, tetapi hal ini berkurang seiring dengan waktu. Bercak darah pra dan pascamenstruasi yang berlangsung 2 sampai 3 hari juga sering terjadi.

Menurut Leveno (2004) terdapat beberapa keuntungan penggunaan AKDR seperti progesteron dan AKDR yang mengandung levonogestrel mengurangi darah haid dan dapat digunakan untuk mengobati menoragia. Selain itu, berkurangnya pengeluaran darah sering disertai oleh berkurangnya disminore. Wanita yang mempunyai kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral kombinasi dan norplant sering dapat menggunakan kontrasepsi ini. Setelah penghentian penggunaan, kesuburan tidak berkurang.

Kerugian pemakaian AKDR (Sarwono, 2008) 1. Pola perdarahan menstruasi

Gambar

Gambar 2.1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara board size, board skill dan board composition terhadap kinerja keuangan perbankan konvensional

S tarting from the opportunity to attend the Training Program for Young Leaders in the health sector in Nagano Japan in 2009, which is organized jointly by Bureau for

Banyak orang tua yang menganggap bahwa kecerdasan intelektual (IQ) lebih membawa keberhasilan dalam masa depan anak dibandingkan dengan kecerdasan emosional (EQ),

apabila kita memandang interaksi kita dengan orang itu bermanfaat, yakni ketika manfaat yang kita dapat dari hubungan itu lebih besar dari pada kerugiannya...  Faktor spesifik

konsep yang digunakan untuk menggambarkan berbagai konsep komputasi yang melibatkan beberapa konsep yang digunakan untuk menggambarkan berbagai konsep komputasi yang melibatkan

l.HPA Radix Fried Chicken (RFC) m.Old Malaya Kopitiam (Selangor) n.Lam Yong Kopitiam (Selangor) o.Jonker Walk Kopitiam (Selangor) p.Lay Pak Kopitiam (KL). q.Umai Kopitiam

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Penawaran Biaya Dan Perhitungan Kombinasi Teknis Dan Biaya Nomor : 15/BA/SIT-2/VIII/2012 tanggal 23 Agustus 2012 untuk pekerjaan

•   Pendugaan adalah proses yang menggunakan sampel statistik untuk menduga atau menaksir hubungan parameter populasi yang tidak diketahui.. •   Pendugaan merupakan suatu