• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATISTIK POTENSI DESA PROVINSI RIAU 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TATISTIK POTENSI DESA PROVINSI RIAU 2014"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

STATISTIK POTENSI DESA

PROVINSI RIAU

2014

PROVINSI RIAU

Katalog BPS : 1105005.14

http://riau.bps.go.id

(2)

Booklet Statistik Potensi Desa Provinsi Riau 2014

No. Publikasi

: 14.523.2015.02

Katalog BPS

: 1105005.14

Diterbitkan oleh

: Badan Pusat Statistik Provinsi Riau

Naskah :

Seksi Statistik Ketahanan Sosial

Penyunting :

Seksi Statistik Ketahanan Sosial

Gambar Kulit :

Seksi Statistik Ketahanan Sosial

Pekanbaru: Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2015

iii + 19 halaman: 12,5 cm x 24 cm

Organisasi Penulisan

Pengarah :

Drs. Mawardi Arsad, M.Si

Editor :

Siti Mardiyah, MA

Muji Basuki, M.Si

Emilia Dharmayanthi, S.S.T

Penulis :

Hanifah, S.S.T

Pengolah Data :

Hanifah, S.S.T

Setting :

Hanifah, S.S.T

http://riau.bps.go.id

(3)

Kata Pengantar

Booklet Statistik Potensi Desa Provinsi Riau 2014

meru-pakan satu dari tiga jenis publikasi hasil Pendataan Potensi

Desa (Podes) 2014. Booklet ini dirancang untuk menyajikan

informasi strategis terkait potensi desa secara ringkas namun

mencakup bidang yang cukup luas.

Informai yang disajikan mencakup perkembangan

jumlah wilayah administrasi pemerintahan, ketersediaan

infra-struktur sekolah dan kesehatan serta ketersediaan listrik,

angkutan umum dan pasar.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi

diberikan kepada semua pihak yang telah memberikan

kontri-busi dalam seluruh rangkaian kegiatan Podes 2014 ini.

Dukungan moril dan saran untuk perbaikan di masa

menda-tang kami harapkan.

Pekanbaru, Februari 2015

Badan Pusat Statistik - Provinsi Riau

(4)

Visi dan Misi BPS

Visi:

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua

Misi:

1.

Menyediakan data statistik berkualitas melalui

kegiatan statistik yang terintegrasi dan

ber-standar nasional maupun internasional

2.

Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang

berkesinambungan melalui pembinaan dan

koordinasi di bidang statistik

3.

Membangun insan statistik yang professional,

berintegritas, dan amanah untuk kemajuan

perstatistikan

Nilai-nilai Inti

BPS:

Profesional

Integritas

Amanah

http://riau.bps.go.id

(5)

P

endataan Potensi Desa (Podes) telah dilaksanakan sejak tahun 1980. Sejak saat itu Podes dilaksanakan secara rutin sebanyak 3 kali dalam 10 tahun. Tujuan utama Podes adalah menyediakan data tentang keberadaan, ketersediaan, dan perkembangan potensi yang dimiliki setiap wilayah administrasi pemerintahan. Potensi tersebut meliputi: sarana dan prasarana wilayah serta potensi ekonomi, sosial, budaya, dan aspek kehidupan masyarakat lainnya. Pendataan Podes 2014 dilaksanakan secara sensus terhadap seluruh wilayah administrasi pemerintahan terendah setingkat desa, yaitu desa, kelurahan, nagari, Unit Permukiman Transmigrasi (UPT), dan Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT) di Indonesia. Informasi terkait Potensi Desa dikumpulkan melalui wawancara dan penelaahan dokumen di tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota.

P E R K E M B A N G A N J U M L A H

W I L A Y A H A D M I N I S T R A S I

P E M E R I N T A H A N

 Wilayah administrasi pemerintahan terendah setingkat desa yang didata harus memenuhi 3 (tiga) syarat, yaitu: 1) mempunyai wilayah, 2) mempunyai penduduk yang menetap di wilayah tersebut, dan 3) mempunyai pemerintahan.

 Dalam booklet ini yang disebut sebagai desa meliputi: Desa, Nagari, UPT/SPT yang masih dibina oleh kementerian terkait.

Gambar 1.1. Perkembangan Jumlah Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan, Provinsi Riau 2008 - 2014

S

ejak diberlakukannya UU No. 22/1999 tentang pemerintahan daerah, jumlah wilayah administrasi pemerintahan mengalami peningkatan yang cukup bermakna. Dalam kurun tahun 2011 - 2014, data Podes mencatat sebanyak

1.655 desa/kelurahan mengalami perubahan menjadi 1.835 desa/kelurahan.

Perubahan tersebut mencakup pemekaran wilayah yang terjadi hampir di seluruh

kabupaten/kota. Desa/Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota

1

1604 1655 1835 2008 2011 2014 151 156 164 2008 2011 2014 11 12 12 2008 2011 2014

http://riau.bps.go.id

(6)

Tabel 1.2. Jumlah Wilayah Administrasi Pemerintahan

Setingkat Desa, 2014

Tabel 1.1. Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan

Menurut Kabupaten/Kota, 2014

Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan

Kuantan Singingi 15 229 Indragiri Hulu 14 194 Indragiri Hilir 20 236 Pelalawan 12 118 Siak 14 131 Kampar 21 245 Rokan Hulu 16 153 Bengkalis 8 155 Rokan Hilir 16 182 Kep. Meranti 9 101 Kota Pekanbaru 12 58 Kota Dumai 7 33 RIAU 164 1.835

Kabupaten/Kota Desa1 Kelurahan UPT/SPT Jumlah

Kuantan Singingi 218 11 0 229 Indragiri Hulu 178 16 0 194 Indragiri Hilir 198 38 0 236 Pelalawan 104 14 0 118 Siak 122 9 0 131 Kampar 237 8 0 245 Rokan Hulu 147 6 0 153 Bengkalis 136 19 0 155 Rokan Hilir 167 15 0 182 Kep. Meranti 96 5 0 101 Kota Pekanbaru 0 58 0 58 Kota Dumai 0 33 0 33 RIAU 1.603 232 0 1.835

1 Tidak termasuk UPT/SPT

 UPT adalah satuan permukiman transmigrasi yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat usaha transmigran yang sejak awal direncanakan untuk membentuk suatu desa atau bergabung dengan desa setempat.

 SPT adalah satuan permukiman potensial yang ditetapkan sebagai permukiman transmigrasi untuk mendukung pusat pertumbuhan ekonomi pada wilayah yang sudah ada atau sedang berkembang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

(7)

Tabel 1.4. Jumlah Desa Menurut Topografi Wilayah, 2014

Kabupaten/Kota Lereng/Puncak Lembah Dataran Jumlah

Kuantan Singingi 9 7 213 229 Indragiri Hulu 5 3 186 194 Indragiri Hilir 6 0 230 236 Pelalawan 1 0 117 118 Siak 3 0 128 131 Kampar 20 6 219 245 Rokan Hulu 12 0 141 153 Bengkalis 5 0 150 155 Rokan Hilir 1 0 181 182 Kep. Meranti 1 0 100 101 Kota Pekanbaru 0 0 58 58 Kota Dumai 0 0 33 33 RIAU 63 16 1.756 1.835

Tabel 1.3. Banyaknya Wilayah Administrasi Pemerintahan

Terendah Menurut Kepemilikan Badan Permusyawaratan

Desa/Lembaga Musyawarah Kelurahan, 2014

Kabupaten/Kota

Desa Kelurahan

Badan Permusyawaratan Desa Lembaga Musyawarah Kelurahan Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada

Kuantan Singingi 218 0 4 7 Indragiri Hulu 175 3 8 8 Indragiri Hilir 195 3 25 13 Pelalawan 104 0 14 0 Siak 121 1 8 1 Kampar 236 1 6 2 Rokan Hulu 147 0 6 0 Bengkalis 122 14 15 4 Rokan Hilir 164 3 10 5 Kepulauan Meranti 96 0 1 4 Pekanbaru 0 0 39 19 Dumai 0 0 32 1 RIAU 1.578 25 168 64

Puncak adalah bagian paling atas gunung/pegunungan.

Lereng adalah bagian dari gunung/pegunungan/bukit yang letaknya di antara puncak sampai

lembah.

Lembah adalah daerah rendah di antara dua gunung/pegunungan atau daerah yang

mempunyai kedudukan lebih rendah dibandingkan daerah sekitarnya.

Dataran adalah bagian atau sisi bidang tanah yang tampak datar, rata, dan membentang.

(8)

Desa1/kelurahan dikategorikan berbatasan langsung dengan laut jika ada wilayah desa1/

kelurahan yang bersinggungan langsung dengan laut, baik berupa pantai maupun tebing karang.

R

iau merupakan provinsi kepulauan dengan dua puluh persen luas wilayah Riau merupakan lautan. Selain itu, Riau juga dikenal memiliki wilayah hutan hujan tropis yang relatif luas. Kedua kondisi alam tersebut memberikan potensi tersendiri terhadap wilayah desa/kelurahan yang berbatasan langsung dengan laut ataupun yang berada dekat dengan hutan.

Gambar 2.1. Perkembangan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Lokasi Terhadap Laut, 2008 - 2014

Gambar 2.2. Perkembangan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Lokasi Terhadap Hutan, 2008 - 2014

Desa/Kelurahan dikategorikan berbatasan langsung dengan laut jika ada wilayah desa/kelurahan yang bersinggungan langsung dengan laut, baik berupa pantai maupun tebing karang

L O K A S I D E S A / K E L U R A H A N

2

186 232 271 2008 2011 2014 Tepi Laut 1418 1423 1564 2008 2011 2014 Bukan Tepi Laut

1.297 1.337 1.543 277 278 277 30 40 15 2008 2011 2014

Luar Hutan Tepi/Sekitar Hutan Dalam Hutan

(9)

Tabel 2.1. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Lokasi

Terhadap Laut, 2014

Kabupaten/Kota

Lokasi Desa/Kelurahan Terhadap Laut

Tepi Laut Bukan Tepi Laut

Kuantan Singingi 0 229 Indragiri Hulu 0 194 Indragiri Hilir 35 201 Pelalawan 10 108 Siak 10 121 Kampar 0 245 Rokan Hulu 0 153 Bengkalis 84 71 Rokan Hilir 32 150 Kep. Meranti 85 16 Kota Pekanbaru 0 58 Kota Dumai 15 18 RIAU 271 1.564 Kabupaten/Kota Lokasi Desa/Kelurahan Terhadap Hutan

Di Dalam Hutan Tepi/Sekitar Hutan Di Luar Hutan

Kuantan Singingi 1 50 178 Indragiri Hulu 0 25 169 Indragiri Hilir 9 26 201 Pelalawan 0 32 86 Siak 1 15 115 Kampar 2 44 199 Rokan Hulu 0 23 130 Bengkalis 0 14 141 Rokan Hilir 1 4 177 Kep. Meranti 0 41 60 Kota Pekanbaru 0 0 58 Kota Dumai 1 3 29 RIAU 15 277 1.543

Tabel 2.2. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Lokasi

Terhadap Hutan, 2014

(10)

U

ndang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Untuk itu, pemerintah telah mengatur tersedianya minimal satu SD/MI pada setiap desa/kelurahan dan minimal satu SMP/MTs pada setiap kecamatan. Pemerintah juga mengatur bahwa pada wilayah yang tidak tersedia satuan pendidikan tersebut, jarak tempuh ke sekolah terdekat maksimal adalah 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs.

Jarak ke sarana pendidikan adalah rata-rata jarak dalam setiap kabupaten/kota yang harus ditempuh dari kantor kepala desa/lurah ke sarana pendidikan serupa terdekat.

Gambar 3.1. Persentase Desa/Kelurahan yang Tidak Mempunyai SD/MI Menurut Kabupaten/Kota, 2014

H

asil Podes 2014 mencatat:

 Hampir semua desa/kelurahan sudah terjangkau oleh sarana pendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD/MI). Hanya 3 persen (56 desa/ kelurahan) yang belum mempunyai SD/MI.

 Bila dibandingkan antar kabupaten/kota, tiga kabupaten/kota dengan persentase desa/kelurahan yang tidak mempunyai SD/MI paling tinggi adalah Kuantan Singingi (13%), Indragiri Hulu (5%) dan Siak (4%).  Penduduk yang tinggal di desa/kelurahan yang tidak mempunyai SD/MI,

harus menempuh jarak yang bervariasi antar kabupaten/kota. Rata-rata jarak per kabupaten/kota untuk mencapai SD/MI terdekat antara 0,5 km sampai dengan 3,3 km. Jarak tempuh terjauh terdapat di Kabupaten Rokan Hilir.

P E N D I D I K A N D A S A R

3

(11)

Tabel 3.1. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut

Keberadaan SD/MI, 2014

Kabupaten/Kota Ada SD/MI Tidak Ada SD/MI Jumlah Kuantan Singingi 199 30 229 Indragiri Hulu 184 10 194 Indragiri Hilir 236 0 236 Pelalawan 118 0 118 Siak 126 5 131 Kampar 243 2 245 Rokan Hulu 152 1 153 Bengkalis 152 3 155 Rokan Hilir 179 3 182 Kep. Meranti 100 1 101 Kota Pekanbaru 57 1 58 Kota Dumai 33 0 33 RIAU 1.779 56 1.835

Tabel 3.2. Jumlah SD/MI Menurut Kabupaten/Kota

dan Status, 2014

Kabupaten/Kota Negeri Swasta Jumlah

Kuantan Singingi 235 49 284 Indragiri Hulu 272 30 302 Indragiri Hilir 474 236 710 Pelalawan 200 25 225 Siak 191 47 238 Kampar 443 60 503 Rokan Hulu 315 38 353 Bengkalis 310 49 359 Rokan Hilir 287 136 423 Kep. Meranti 156 41 197 Kota Pekanbaru 184 87 271 Kota Dumai 85 24 109 RIAU 3.152 822 3.974

http://riau.bps.go.id

(12)

S

arana pendidikan menengah pertama dan menengah atas telah tersedia di seluruh wilayah kecamatan di Provinsi Riau. Sedangkan di tingkat desa/kelurahan, dari 1.835 desa/kelurahan yang tercatat dalam Podes 2014, terdapat 1.096 desa/kelurahan (59,73%) yang mempunyai SMP/MTs dan 596 desa/kelurahan (32,48%) yang mempunyai SMU/SMK/ MA. Penduduk yang tinggal di desa yang tidak ada sarana pendidikan menengah harus menempuh jarak antara 1,6 km sampai 38,1 km untuk mencapai sarana pendidikan menengah terdekat. Rata-rata jarak yang harus ditempuh bervariasi antar kabupaten/kota, dengan jarak tempuh terjauh terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir.

Gambar 4.1. Jumlah Desa/Kelurahan yang Tidak Mempunyai SMP/MTs Menurut Kabupaten/Kota, 2014

Gambar 4.2. Jumlah Desa/Kelurahan yang Tidak Mempunyai SMU/SMK/MA Menurut Kabupaten/Kota, 2014

P E N D I D I K A N M E N E N G A H

4

(13)

Tabel 4.1. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut

Keberadaan SMP/MTs, 2014

Kabupaten/Kota Keberadaan SMP/MTs Jumlah Desa/Kelurahan Ada SMP/MTs Tidak Ada SMP/MTs Ada

SMP/MTs Tidak Ada SMP/MTs Jumlah

Kuantan Singingi 86 143 229 Indragiri Hulu 76 118 194 Indragiri Hilir 174 62 236 Pelalawan 66 52 118 Siak 91 40 131 Kampar 147 98 245 Rokan Hulu 108 45 153 Bengkalis 96 59 155 Rokan Hilir 116 66 182 Kep. Meranti 65 36 101 Kota Pekanbaru 43 15 58 Kota Dumai 28 5 33 RIAU 1.096 739 1.835

Tabel 4.2. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut

Keberadaan SMU/SMK/MA, 2014

Kabupaten/Kota Keberadaan SMU/SMK/MA Jumlah Desa/Kelurahan Ada SMU/SMK/MA Tidak Ada SMU/SMK/MA Ada

SMA/MA Tidak Ada SMA/MA Jumlah

Kuantan Singingi 39 190 229 Indragiri Hulu 40 154 194 Indragiri Hilir 79 157 236 Pelalawan 29 89 118 Siak 43 88 131 Kampar 82 163 245 Rokan Hulu 53 100 153 Bengkalis 66 89 155 Rokan Hilir 77 105 182 Kep. Meranti 30 71 101 Kota Pekanbaru 38 20 58 Kota Dumai 20 13 33 RIAU 596 1.239 1.835

http://riau.bps.go.id

(14)

P

embangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai UUD 1945. Untuk itu, ketersediaan rumah sakit pada setiap kabupaten/kota serta ketersediaan puskesmas yang merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat pada setiap kecamatan menjadi sangat penting. Dalam melaksanakan fungsi dan menjangkau wilayah kerjanya, Puskesmas mempunyai jaringan pelayanan, diantaranya adalah Puskesmas Pembantu (Pustu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) / Pondok Bersalin Desa (Polindes).

Gambar 5.1. Jumlah Desa/Kelurahan yang Tidak Mempunyai Poskesdes Menurut Kabupaten/Kota, 2014

 Untuk dapat menjangkau wilayah kerjanya, puskesmas mempunyai jaringan pelayanan yang meliputi unit Pustu, unit Puskesmas Keliling, dan unit bidan desa/komunitas.

 Poskesdes merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.

H

asil Podes 2014 mencatat:

 Setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau telah mempunyai rumah sakit/rumah sakit bersalin, dan setiap kecamatan di kabupaten/kota se-Riau telah mempunyai Puskesmas/Pustu, tetapi hanya 905 desa/ kelurahan (49,32%) yang telah mempunyai Poskesdes/Polindes.  Sebanyak 1.133 desa/kelurahan (61,74%) yang tidak mempunyai

Poskesdes di mana kabupaten/kota dengan persentase tertinggi dan terendah yang tidak ada poskesdes yaitu Indragiri Hilir sebesar 83,47% (197 desa) dan Dumai sebanyak 21,21% (7 desa).

K E S E H A T A N

5

(15)

Tabel 5.1. Jumlah Desa/Kelurahan yang Memiliki

Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin, dan Puskesmas, 2014

Kabupaten/Kota Rumah Sakit Rumah Sakit

Bersalin Puskesmas Kuantan Singingi 1 2 25 Indragiri Hulu 2 9 19 Indragiri Hilir 5 5 29 Pelalawan 4 2 12 Siak 2 3 15 Kampar 4 6 36 Rokan Hulu 5 3 22 Bengkalis 8 3 16 Rokan Hilir 5 4 16 Kep. Meranti 2 1 10 Kota Pekanbaru 19 29 19 Kota Dumai 2 9 10 RIAU 59 76 229

Tabel 5.2. Jumlah Desa/Kelurahan yang Memiliki

Pustu, Poskesdes dan Polindes, 2014

Kabupaten/Kota Puskesmas Pembantu Poskesdes Polindes

Kuantan Singingi 64 102 7 Indragiri Hulu 104 64 45 Indragiri Hilir 146 39 26 Pelalawan 48 64 15 Siak 79 55 80 Kampar 168 81 13 Rokan Hulu 96 93 22 Bengkalis 55 54 37 Rokan Hilir 83 68 63 Kep. Meranti 29 40 25 Kota Pekanbaru 30 16 0 Kota Dumai 11 26 11 RIAU 913 702 344

http://riau.bps.go.id

(16)

S

eiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang begitu pesat, kebutuhan energi listrik memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan. Peran penting tersebut, diantaranya untuk mendukung proses industrialisasi. Energi listrik berfungsi sebagai bahan baku produksi dan bahan bakar. Tersedianya energi listrik dalam jumlah yang mencukupi akan ikut menentukan keberhasilan pembangunan terutama di era otonomi daerah sekarang ini.

Gambar 6.1. Persentase Desa/Kelurahan yang Tidak Terdapat Penerangan Jalan Utama di Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota, 2014

H

asil Podes 2014 mencatat:

 Hampir seluruh desa/kelurahan di Riau telah terdapat keluarga pengguna listrik. Hanya satu desa/kelurahan di Kabupaten Bengkalis yang belum ada keluarga pengguna listrik.

 Masih terdapat 799 desa/kelurahan (43,54%) yang belum memiliki penerangan pada jalan utama desa/kelurahan.

 Kabupaten/kota dengan persentase desa/kelurahan tertinggi dan terendah yang belum memiliki penerangan pada jalan utama desa/ kelurahan adalah Kabupaten Rokan Hulu (73%) dan Kota Pekanbaru (5%).

 Keluarga pengguna listrik terdiri dari keluarga pengguna listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan keluarga pengguna listrik non-PLN.

 Sumber penerangan jalan utama desa/kelurahan dapat berasal dari pemerintah maupun non -pemerintah. Listrik pemerintah, jika sumber pembiayaan penerangan jalan utama desa/ kelurahan berasal dari pemerintah. Listrik non-pemerintah, jika sumber pembiayaan penerangan jalan utama desa/kelurahan dari pihak swasta atau swadaya masyarakat.

P E N E R A N G A N L I S T R I K

6

KETERANGAN : < 20% 20% - 40% 40% - 60% > 60%

http://riau.bps.go.id

(17)

Tabel 6.1. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan

Keluarga Pengguna Listrik, 2014

Kabupaten/Kota Ada Tidak Ada Total

Kuantan Singingi 229 0 229 Indragiri Hulu 194 0 194 Indragiri Hilir 236 0 236 Pelalawan 118 0 118 Siak 131 0 131 Kampar 245 0 245 Rokan Hulu 153 0 153 Bengkalis 154 1 155 Rokan Hilir 182 0 182 Kep. Meranti 101 0 101 Kota Pekanbaru 58 0 58 Kota Dumai 33 0 33 RIAU 1.834 1 1.835

Tabel 6.2. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan

Penerangan Jalan Utama di Desa/Kelurahan, 2014

Kabupaten/Kota Ada Tidak Ada Total

Kuantan Singingi 156 73 229 Indragiri Hulu 133 61 194 Indragiri Hilir 145 91 236 Pelalawan 55 63 118 Siak 64 67 131 Kampar 161 84 245 Rokan Hulu 42 111 153 Bengkalis 79 76 155 Rokan Hilir 70 112 182 Kep. Meranti 48 53 101 Kota Pekanbaru 55 3 58 Kota Dumai 28 5 33 RIAU 1.036 799 1.835

http://riau.bps.go.id

(18)

A

ngkutan umum merupakan sarana transportasi yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Ketersediaan angkutan umum akan meningkatkan mobilitas penduduk dan sumber daya lainnya. Hal ini akan menghilangkan keterisolasian daerah dan memberi stimulan ke arah kemajuan pembangunan di semua bidang kehidupan, baik perdagangan, industri maupun sektor lainnya di daerah perdesaan.

Gambar 7.1. Persentase Desa/Kelurahan yang Tidak Ada Angkutan Umum Menurut Kabupaten/Kota, 2014

H

asil Podes 2014, mencatat:

 Masih terdapat 833 desa/kelurahan yang tidak ada angkutan umum yang melewati desa/kelurahan.

 Bila dibandingkan antar kabupaten/kota, maka Siak, Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan Pelalawan merupakan empat kabupaten/kota dengan persentase desa/kelurahan yang tidak memiliki angkutan umum yang paling tinggi.

 Kota Pekanbaru merupakan satu-satunya yang hampir semua wilayah desa/kelurahannya sudah dilewati angkutan umum, hanya dua (3,45%) yang belum dilewati angkutan umum.

Angkutan umum bertrayek adalah angkutan orang, barang, dan atau orang dan barang yang mempunyai asal, tujuan dan lintasan perjalanan dengan trayek tertentu, tidak termasuk angkutan khusus barang.

A N G K U T A N U M U M

7

(19)

Tabel 7.1. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut

Keberadaan Angkutan Umum yang Melewati

Desa/Kelurahan, 2014

Kabupaten/Kota

Ada Angkutan Umum Tidak Ada Angkutan Umum Total Trayek Tetap Trayek Tidak Tetap

Ada, Dengan Trayek Tetap Ada, Tanpa Trayek Tetap

Kuantan Singingi 40 79 110 229 Indragiri Hulu 63 27 104 194 Indragiri Hilir 111 71 54 236 Pelalawan 36 13 69 118 Siak 28 12 91 131 Kampar 65 58 122 245 Rokan Hulu 65 33 55 153 Bengkalis 52 9 94 155 Rokan Hilir 55 65 62 182 Kep. Meranti 18 22 61 101 Kota Pekanbaru 54 2 2 58 Kota Dumai 17 7 9 33 RIAU 604 398 833 1.835

Tabel 7.2. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut

Lalu Lintas dari dan ke Desa/Kelurahan, 2014

Kabupaten/Kota Darat Air Darat dan Air Jumlah

Kuantan Singingi 180 0 49 229 Indragiri Hulu 177 3 14 194 Indragiri Hilir 23 29 184 236 Pelalawan 83 1 34 118 Siak 113 0 18 131 Kampar 219 9 17 245 Rokan Hulu 145 0 8 153 Bengkalis 122 0 33 155 Rokan Hilir 154 0 28 182 Kep. Meranti 61 0 40 101 Kota Pekanbaru 58 0 0 58 Kota Dumai 32 0 1 33 RIAU 1.367 42 426 1.835

http://riau.bps.go.id

(20)

T

ersedianya sarana perdagangan seperti pasar dapat menjadi salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu wilayah. Di sini terjadi transaksi ekonomi antara pembeli dan penjual. Selain sebagai pusat kegiatan ekonomi yang mendorong dan memperlancar kegiatan yang bersifat ekonomi bagi masyarakat, pasar juga mampu memberikan peran yang maksimal terhadap penciptaan lapangan kerja.

Pasar mencakup pasar dengan bangunan dan pasar tanpa bangunan. Pasar dengan bangunan adalah pasar pada bangunan tetap, yang memliki lantai, atap, dan dinding baik permanen maupun tidak permanen. Pasar tanpa bangunan adalah pasar yang tidak berada dalam bangunan termasuk pasar terapung, pasar subuh.

Gambar 8.1. Persentase Desa/Kelurahan yang Tidak Ada Pasar Menurut Kabupaten/Kota, 2014

H

asil Podes 2014 mencatat:

 Sebanyak 575 desa/kelurahan yang hanya mempunyai pasar dengan bangunan dan 194 desa/kelurahan yang hanya mempunyai pasar tanpa bangunan.

 Sebanyak 117 desa/kelurahan mempunyai dua jenis pasar, baik pasar dengan bangunan maupun tanpa bangunan.

 Masih terdapat 949 desa/kelurahan yang tidak mempunyai pasar, baik pasar dengan bangunan maupun pasar tanpa bangunan.

P A S A R

8

(21)

Tabel 8.1. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut

Keberadaan Pasar, 2014

Kabupaten/Kota Ada Pasar Hanya Pasar dengan Bangunan Hanya Pasar tanpa Bangunan Pasar dengan Bangunan dan tanpa Bangunan Kuantan Singingi 47 9 5 Indragiri Hulu 36 16 12 Indragiri Hilir 85 40 25 Pelalawan 57 7 6 Siak 49 23 7 Kampar 78 25 18 Rokan Hulu 76 3 11 Bengkalis 47 17 5 Rokan Hilir 53 23 13 Kep. Meranti 23 14 1 Kota Pekanbaru 8 16 13 Kota Dumai 16 1 1 RIAU 575 194 117

Tabel 8.1. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut

Keberadaan Pasar, 2014 (lanjutan)

Kabupaten/Kota Tidak Ada Pasar Total

Kuantan Singingi 168 229 Indragiri Hulu 130 194 Indragiri Hilir 86 236 Pelalawan 48 118 Siak 52 131 Kampar 124 245 Rokan Hulu 63 153 Bengkalis 86 155 Rokan Hilir 93 182 Kep. Meranti 63 101 Kota Pekanbaru 21 58 Kota Dumai 15 33 RIAU 949 1.835

http://riau.bps.go.id

(22)

DAFTAR ALAMAT BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuantan Singingi

Jl. Rusdi S. Abrus No.12, Teluk Kuantan, 29562

Telp : (0760) 21190 Fax : (0760) 21190

Email : bps1401@bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hulu

Jl. Batu Canai, Pematang Reba

-

Riau, Indonesia, 29351

Telp : (0769) 341285 Fax : (0769) 341285

Email : bps1402@bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hilir

Jl. Praja Sakti (Bunga) No. 11 Tembilahan Hilir, Tembilahan. 29211

Telp : (0768) 22489 Fax : (0768) 22489

Email : bps1403@bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan

Jl. Tengku Said Jaafar, Pangkalan Kerinci, 28381;

Telp: (0761) 7064336;

email:

bps1404@bps.go.id;

website:

http://pelalawankab.bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak

Kompleks Perkantoran Pemda Siak Sungai Betung, Siak Sri Indrapura 28671

Telp : (0764) 8001052 Fax : (0764) 8001052

Email : bps1405@bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar

Jl. HR.Soebrantas Siswanto No.82 Bangkinang

Telp : (0762) 20046 Fax : (0762) 20046

Email : bps1406@bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu

Jl. Petani No. 7 Desa Pematang Berangan, Pasir Pangaraian

Telp : (0762) 7392150

Email : bps1407@bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkalis

Jl. Antara No. 439 Bengkalis

-

Riau

Telp : (0766) 21062 Fax : (0766) 21062

Email : bps1408@bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir

Jl. Utama No.21B, Bagansiapiapi

Telp : (0767) 21217 Fax : (0767) 21217

Email : bps1409@bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Meranti

Jl. Tanjung Harapan No.3, Selatpanjang

-

Riau, Indonesia, 28753

Telp : (0763) 33553 Fax : (0763) 33553

Email : bps1410@bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru

Jl. Rawa Indah No. 10 Pekanbaru

Telp : (0761) 7874567 Fax : (0761) 7872789

Email : bps1471@bps.go.id

Badan Pusat Statistik Kota Dumai

Jl. Tuanku Tambusai

-

Dumai

Telp : (0765) 440711 Fax : (0765) 440712

Email : bps1473@bps.go.id

(23)
(24)

Badan Pusat Statistik Provinsi Riau

Jl. Pattimura No. 12, Kotak Pos 1134, Pekanbaru 28131 Telepon: (0761) 23042 – 21336, Fax: (0761) 21336 E-mail: bps1400@bps.go.id

Gambar

Gambar Kulit :
Gambar 1.1. Perkembangan Jumlah Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan   Desa/Kelurahan, Provinsi Riau 2008 - 2014
Tabel 1.2. Jumlah Wilayah Administrasi Pemerintahan   Setingkat Desa, 2014
Tabel 1.4. Jumlah Desa Menurut Topografi  Wilayah, 2014  Kabupaten/Kota  Lereng/Puncak  Lembah  Dataran  Jumlah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlunya penerapan pelaksanaan Kangaroo Mother Care (KMC) selama satu jam pada bayi berat badan lahir rendah di ruang Perinatologi khususnya RSUD Pandan Arang

Minimnya kesadaran masyarakat untuk memenuhi peraturan tersebut mempengaruhi suatu implementasi kebijakan, berhasil atau tidaknya suatu kebijakan tergantung

Edema paru adalah akumulasi cairan ekstravaskular yang patologis pada jaringan parenkim paru tiba-tiba akibat peningkatan tekanan intravascular. Edema paru terjadi

Sedangkan kawasan  pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem

belajar siswa terhadap matematika khususnya pada materi garis singgung lingkaran, cara belajar siswa yang kurang baik, kurang menguasai materi dan adanya rasa malu serta

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Sistem Informasi Georafis Berbasis Web Untuk Pemetaan Tempat Kost Di Sekitar Perguruan Tinggi Di Kabupaten Jepara

Kekerasan di dalam penjara Kuba masih sering terjadi, kerja paksa selama masa kurungan penjara juga masih dilaksanakan di Kuba, dan Kuba juga selalu menolak inspeksi kelayakan

Dari kurva S diatas dapat diketahui bahwa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut sampai dengan selesai (100%) adalah 22 minggu atau 150