PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN KERJA, KEAHLIAN
AUDIT, INDEPENDENSI, DAN ETIKA PEMERIKSA TERHADAP
KUALITAS HASIL PEMERIKSANAAN
(STUDI EMPIRIS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KARANGASEM
DAN KABUPATEN BADUNG)
Made Herman Mahardika[1], Nyoman Trisna Herawati[1], I Made Pradana Adi Putra[2]
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail:
{Hermanmahardika02@gmail.com, aris_herawati@yahoo.co.id, Adiputraundiksha@gmail.com} @undiksha.ac.id}.Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profesionalisme, pengalaman kerja, keahlian audit, independensi, dan etika pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. Populasi yang digunakan adalah seluruh pegawai yang bekerja sebagai pengawas intern dan auditor internal pemerintah di Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampel jenuh. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dengan jumlah 40 orang. Metode pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji t, dan uji F dengan bantuan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme, pengalaman kerja, keahlian audit, independensi, dan etika pemeriksa berpengaruh positif dan signifikan secara parsial dan simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung.
Kata Kunci: Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Independensi, Etika Pemeriksa dan Kualitas Hasil Audit
Abstract
This study was aimed at finding out the effect of professionalism, working experience, auditing skill, independency, and ethics of the auditors on quality of auditing results. The population consisted of all workers who worked as government internal supervisors and internal auditors in inspectorates of Karangasem and Badung regencies. The sampling technique used was saturated sampling. The sample consisted of all the population (40). The data were collected using questionnaire method. The data analysis used multiple linear regression, t-test, and F-test aided by SPSS program.
The results showed that both partially and simultaneously, professionalism, working experience, auditing skill, independency, and ethics of the auditors have a positive and significant effect on quality of auditing results in the Inspectorates of Karangasem and Badung regencies.
Keywords: Professionalism, Working Experience, Auditing Skill, Independency, Ethics of the Auditors and Quality of Auditing Results
PENDAHULUAN
Pemeriksaan dilakukan guna menilai
dan melihat sejauhmana kegiatan
pemerintahan dilaksanakan. Dalam
pelaksanaannya pemeriksaan atau audit biasanya dilakukan untuk menilai apakah ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi atau sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemeriksaan juga dilakukan
untuk menilai apakah pelaksanaan
pemerintahan atau pelaksanaan kegiatan oprasional pemerintah sudah dijalankan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang maksimal, seorang pemerika harus memiliki kecakapan profesional atau sering
disebutkan dengan profesionalisme.
Profesionalisme adalah tingkah laku,
kepakaran atau kualitas dari seseorang
yang professional. Seseorang yang
memiliki jiwa profesionalisme senantiasa mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja yang profesional (Suantara, 2014).
Selain profesionalisme, pengalaman kerja seorang auditor di Inspektorat juga merupakan suatu faktor yang penting untuk menunjang suatu kualitas audit yang baik. Dengan adanya pengalaman kerja yang baik seorang auditor juga akan memiliki keahlian audit terkait dengan masalah yang diperiksanya. Dengan itu seorang auditor
butuh sikap yang independen dan
mematuhi kode etik yang sudah ditetapkan demi mendapatkan kualitas audit yang baik. Kualitas audit sangatlah perlu untuk ditingkatkan menginggat pengawasan dan evaluasi akan penggunaan sumber daya
harus dipertanggungjawabkan sebagai
mana mestinya. Banyak kasus yang terjadi di Indonesia akan penggunaan sumber daya yang dilaporkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Dalam kegiatan audit diharapkan kualitas audit yang baik karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan hasil audit yang
dapat dipercaya sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Hal ini disebabkan adanya
kekhawatiran akan meningkatnya kasus korupsi yang tidak pernah tuntas, sehingga dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap laporan hasil pemeriksaan. Serta
akan mempengaruhi terhadap profesi
aparat pengawasan intern pemerintah daerah (Purnami, 2014). Dengan laporan
audit yang baik maka kepercayaan
masyarakat akan penggunaan sumber daya akan meningkat.
Alasan di pilihnya lokasi penelitian pada Inspektorat Kabupaten Badung dan
Karangasem adalah tata kelola
pemerintahan yang baik yang dilakukan oleh aparat pemerintahan masing masing daerah. Hal ini merupakan hasil dari pengawasan serta evaluasi dari Aparat Pengawas Intern Pemerintahan (APIP) masing masing daerah. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti bagaimana para auditor yang bekerja pada Inspektorat
Kabupaten Badung dan Karangasem
menjalankan tugas dan fungsi audit di lingkungannya sehingga menghasilkkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Penelitian ini juga reflikasi dari
penelitian sebelumnya yaitu untuk
mengetahui pengaruh profesionalisme,
pengalaman kerja, keahlian audit,
independensi, dan etika pemeriksa
terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Karangasem dan
Kabupaten Badung.
Berdasarkan urain diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pengaruh profesionalisme terhadap kualitas hasil pemeriksaan, (2) Bagaimana pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan, (3)
Bagaimana pengaruh keahlian audit
terhadap kualitas hasil pemeriksaan, (4)
Bagaimana pengaruh indenpendensi
terhadap kualitas hasil pemeriksaan, (5) Bagaimana pengaruh etika pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan dan, (6) Bagaimana pengaruh professionalisme,
pengalaman kerja, keahlian audit,
indenpendensi dan etika pemeriksa
terhadap kualitas hasil pemeriksaan
Dalam rangka menjawab
permasalahan tersebut, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah profesionalisme, pengalaman kerja, keahlian audit, independensi, dan etika pemeriksa berpengaruh terhadap kualitas
Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat untuk mahasiswa, hasil penelitian ini bermanfaat menambah wawasan bagi mahasiswa
mengenai Pengaruh Profesionalisme,
Pengalaman Kerja, Keahlian Audit,
Indenpendensi Dan Etika Pemeriksa
Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan, serta dapat memperkaya referensi bagi peneliti lainnya dalam upaya mengembangkan alternatif komponen lain yang dapat
berpengaruh terhadap kualitas hasil
pemeriksaan.
Bagi Inspektorat Kabupaten
Karangasem dan Kabupaten Badung,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada pihak Inspektorat
Kabupaten Karangasem dan Kabupaten
Badung mengenai Pengaruh
Profesionalisme, Pengalaman Kerja,
Keahlian Audit, Indenpendensi Dan Etika
Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan. Dan pihak-pihak yang
memerlukan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai input yang berharga
untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca serta dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya.
Auditor dalam menjalankan perannya, dituntut memiliki tanggung jawab yang
semakin besar. Sikap profesionalisme
seorang auditor sangat berperan penting dalam pemeriksaan laporan keuangan
perusahaan. Profesionalisme menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kualitas, mutu dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi. Kajian
mengenai profesionalisme ini
menitikberatkan pada cerminan tingkah laku seseorang dalam hal ini auditor dalam bertindak dan berperilaku sesuai dengan
etika dan bertindak sesuai dengan
pekerjaan (Entuu dkk, 2013).
H1 : Profesionalisme berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Selain pendidikan dan pengetahuan, fungsi pemeriksaan internal juga dituntut berpengalaman. Menurut Desyani dan Ratnadi (2006), pengalaman kerja merupakan lama kerja pengawas intern pada perusahaan. Semakin lama seorang pengawas intern bekerja pada perusahaan tersebut maka ia dapat mengembangkan
kemampuannya dalam melakukan tugas audit.
H2 : Pengalaman Kerja berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam keahlian audit. Shanteau (1987) dalam Ashari (2011) mendefinisikan keahlian sebagai orang yang memiliki ketrampilan dan kemampuan pada derajad yang tinggi.
H3 : Keahlian Audit berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Independensi merupakan salah satu karakteristik terpenting bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas dan objektivitas. Independensi menurut Arens dkk. (2008 : 111) dalam Tjun dkk. (2012) dapat diartikan mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan.
H4 : Independensi berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Pelaksanaan audit harus mengacu pada standar audit ini, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit. Pengertian etika menurut Firdaus (2005: 37) adalah perangkat prinsip moral atau nilai. Masing – masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara eksplisit.
H5 : Etika berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
menyatakan bahwa audit yang dilakukan
auditor dikatakan berkualitas, jika
memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Menurut De Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2003 : 25)
mendefinisikan kualitas audit sebagai
kemungkinan (probability) dimana auditor
akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien.
H6 : Profesionalisme, Pengalaman Kerja,
Keahlian Audit, Independensi, Etika
Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit
METODE
Penelitian ini dilakukan pada
Inspektorat Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Badung. Jenis dari penelitian ini
Tabel 1. Analisis Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Profesionalisme 35 42 60 51,09 5,299
Pengalaman Kerja 35 48 60 53,37 4,941
Keahlian Audit 35 20 30 25,37 2,365
Independensi 35 24 30 26,69 2,471
Etika Pemeriksa 35 16 25 21,09 2,035
Kualitas Hasil Pemeriksaaan 35 18 25 21,49 1,821
Valid N (listwise) 35 Sumber: Ouput SPSS v. 19, 2015
adalah jenis penelitian kausal. Yang menjadi fokus akan penelitian ini adalah
untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja sebagai pengawas intern dan auditor internal
pemerintah di Inspektorat Kabupaten
Karangasem dan Kabupaten Badung. Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya tidak berbeda dengan populasinya. Teknik penarikan
sampel dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode sampel jenuh yang mana seluruh populasi merupakan sampel itu sendiri. Sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 sampel.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji
heterokesdatisitas. Hipotesis dalam
penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda., uji koefisien determinasi (R2), uji parsial (uji t) dan uji simultan (uji F). Hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dilanjutkan dengan menyimpulkan dan memberikan saran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah kuesioner yang disebar pada penelitian ini sebanyak 40 kuesioner. Dari 40 kuesioner yang disebar yang kembali
sebanyak 35. Dari 35 kuesioner yang
kembali pengisiannya lengkap dan
memenuhi ketentuan. Tingkat
pengembalian kuesioner pada perhitungan tersebut sebesar 87,5 persen dan tingkat
pengembalian kuesioner yang dapat diolah
untuk dianalisis sebesar 87,5 persen.
Dari hasil pengujian statistik deskriptif
diketahui bahwa skor terendah (minimum)
dari jawaban responden untuk variabel
Profesionalisme (X1) adalah 42 dan skor
tertinggi (maximum) dari jawaban
responden adalah 60, sehingga rata-rata
(mean) jumlah skor jawaban
Profesionalisme adalah 51,09. Variabel
Pengalaman Kerja (X2) mempunyai skor
terendah (minimum) sebesar 48 dan skor
tertinggi (maximum) dari jawaban
responden sebesar 60, sehingga rata-rata
(mean) nya adalah 53,37. Variabel Keahlian
Audit (X3) mempunyai skor terendah
(minimum) sebesar 20 dan skor tertinggi
(maximum) dari jawaban responden
sebesar 30, sehingga rata-rata (mean) nya
adalah 25,37. Variabel Independensi (X4)
mempunyai skor terendah (minimum)
sebesar 24 dan skor tertinggi (maximum)
dari jawaban responden sebesar 30,
sehingga rata-rata (mean) nya adalah
26,69. Variabel Etika Pemeriksa (X4)
mempunyai skor terendah (minimum)
sebesar 16 dan skor tertinggi (maximum)
dari jawaban responden sebesar 25,
sehingga rata-rata (mean) nya adalah
21,09. Variabel Kualitas Hasil Pemeriksa
(Y) mempunyai skor terendah (minimum)
sebesar 18 dan skor tertinggi (maximum)
dari jawaban responden sebesar 25,
sehingga rata-rata (mean) nya adalah
21,49. Hasil uji deskriptif dapat dilihat pada tabel 1.
Pengujian validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2004). Pengujian validitas dilaksanakan
Gambar 2. Hasil Uji Heterokesdatisitas Sumber: Output SPSS v. 19, 2015
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas Sumber: Output SPSS v. 19, 2015 dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan
total skor, sehingga didapat nilai pearson
korelation. Suatu Instrumen dikatakan valid
apabila nilai r pearson korelation terhadap
skor total lebih besar dari r kritis (0,30) (Sugiyono, 2009). Hasil uji vaiditas pada penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan adalah valid. Dimana semua item pertanyaan pada
penelitian ini memiliki nilai r pearson
korelation terhadap skor total lebih besar
dari r kritis (0,30).
Uji relibilitas digunakan untuk
mengukur sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama ( Sugiyono, 2008). Instrumen yang digunakan dalam pengujian
ini adalah dengan koefisien Cornbach’s
Alpha. Secara umum suatu instrumen
dikatakan reliabel apabila nilai hitung
statistik Cornbach Alpha lebih besar dari
0.60. hasil penelitian ini menunjukkan nilai
Cornbach’s Alpha untuk semua variabel
lebih besar dari 0.60 sehingga instrumen pada penelitian ini dinyatakan reliabel.
Hasil pengujian normalitas pada
penelitian ini melihat penyebaran titik pada
sumbu diagonal grafik atau melihat
histogram dari residualnya. Data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya maka dapat diakatakan bahwa data berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan berdistribusi normal dapat dilihat pada gambar 1.
Hasil uji multikolinieritas pada
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
Tolerance masing-masing variabel lebih
besar dari 10% atau 0,1 (Effendy, 2011). Demikian juga dengan VIF masing-masing variabel memiliki nilai yang lebih kecil dari 10. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah multikolinearitas sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini.
Uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah
homokesdasitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa grafik
scaterplot tidak membentuk pola yang
teratur seperti bergelombang, melebar ataupun menyempit, tertentu, sehingga dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung heteroskedastisitas atau
dapat disebut homokedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 2.
Analisis regresi berganda digunakan
untuk melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi dalam penelitian ini adalah untuk menguji variabel Profesionalisme
(X1), Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Audit
(X3), Independensi (X4), dan Etika
Pemeriksa (X5) terhadap Kualitas Hail
Pemeriksaan (Y).
Dari hasil uji statistik diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -5,837 + 0,356X1 + 0,160X2 + 0,206X3 +
Tabel 2. Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) -5,837 1,337 -4,367 0,000 Profesionalisme 0,356 0062 0,352 5,703 0,000 Pengalaman Kerja 0,160 0,069 0,154 2,301 0,029 Keahlian Audit 0,206 0,48 0,212 4,295 0,000 Independensi 0,311 0,077 0,280 4,017 0,000 Etika Pemeriksa 0,168 0,074 0,142 2,255 0,032 Sumber: Ouput SPSS v. 19, 2015
Hasil Regresi Linier Berganda dapat dilihat pada tabel 2.
Dimana dapat dijelaskan Y adalah
Kualitas Hasil Pemeriksaan, α adalah
bilangan konstan yang memiliki nilai hitung
sebesar -5,837, β1 adalah variabel
Profesionalisme yang memiliki nilai hitung
sebesar 0,356, β2 adalah variabel
Pengalaman Kerja yang memiliki nilai
hitung sebesar 0,160, β3 adalah variabel
Keahlian Audit yang memiliki nilai hitung
sebesar 0,206, β4 adalah variabel
Independensi yang memiliki nilai hitung
sebesar 0,311, β5 adalah variabel Etika
Pemeriksa yang memiliki nilai hitung sebesar 0,168 dan adalah standar eror.
Persamaan regresi linier berganda diatas menunjukkan besar serta hasil pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan regresi linier berganda diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Nilai konstanta sebesar -5,837
menunjukkan bahwa apabila variabel
Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja
(X2), Keahlian Audit (X3), Independensi (X4),
dan Etika Pemeriksa(X5), memiliki nilai 0
(nol), maka penerapan transparansi
pelaporan keuangan mengalami
peningkatan sebesar nilai konstanta
tersebut.
Nilai koefisien β1= 0,356 menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel
Profesionalisme (X1) akan mendorong
peningkatan Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) sebesar 0,356 dengan asumsi variabel
Pengalaman Kerja (X2), Keahlian Audit (X3),
Independensi (X4), dan Etika Pemeriksa
(X5), tetap/konstan.
Nilai koefisien β2=0,160 menunjukkan
bahwa terjadi kenaikan satu satuan variabel
Pengalaman Kerja (X2) akan mendorong
peningkatan kualitas hasil pemeriksaan (Y) sebesar 0,160 dengan asumsi variabel Profesionalisme (X1), Keahlian Audit (X3),
Independensi (X4), dan Etika Pemeriksa
(X5), bernilai positif.
Nilai koefisien β3 =0,206 menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel
Keahlian Audit (X3) akan mendorong
peningkatan Kualitas Hasil pemeriksaan (Y) sebesar 0,206 dengan asumsi variabel
Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja
(X2), Independensi (X4), dan Etika
Pemeriksa (X5), tetap/konstan.
Nilai koefisien β4= 0,311 menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel
Independensi (X4) akan mendorong
peningkatan Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) sebesar 0,311 dengan asumsi variabel
Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja
(X2), Keahlian Audit (X3), dan Etika
Pemeriksa (X5), tetap/konstan.
Nilai koefisien β5= 0,168 menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel
Etika Pemeriksa (X5) akan mendorong
peningkatan Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) sebesar 0.168 dengan asumsi variabel
Profesionalisme (X1), Pengalaman Kerja
(X2), Keahlian Audit (X3), dan Independensi
(X4), tetap/konstan. Standar error (e)
menunjukkan tingkat kesalahan
pengganggu. Begitu juga dengan
Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 0,982 0,964 0,957 0,488
Sumber: Output SPSS v. 19, 2015
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar persentase variasi dalam dependen variabel yang dijelaskan oleh variasi dalam independen variable. Hasil yang diperoleh dari uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 3.
Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh nilai koefisien determinai (R²) sebesar 0,964 hal ini memiliki arti bahwa 96,4 persen variasi Kualitas Hasil Audit
dipengaruhi oleh Profesionalisme,
pengalaman kerja, keahlian audit,
independensi, dan etika profesi ,
sedangkan sisanya 5,6 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan atau diuji pada penelitian ini.
Dari hasil penelitian ini pengujian
hipotesis pertama (H1) dapat dilihat pada
tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5,
sehingga ttabel dengan df = 30 adalah
sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Profesionalisme (X1) nilai thitung
adalah 5,703 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai
signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan
bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Hal
ini berarti variabel Profesionalisme secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Pengujian hipotesis kedua (H2) dapat
dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df
= n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30
adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Pengalaman Kerja (X2) nilai
thitung adalah 2,301 > nilai ttabel 2,042 dengan
nilai signifikansi 0,029 yang berada di
bawah atau lebih kecil 0,05 yang
menyatakan bahwa hipotesis kedua (H2)
diterima. Hal ini berarti variabel
Pengalaman Kerja secara signifikan
berpengaruh terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan.
Pengujian hipotesis ketiga (H3) dapat
dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df
= n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30
adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Keahlian Audit (X3) nilai
thitung adalah 4,295 > nilai ttabel 2,042 dengan
nilai signifikansi 0,000 yang berada di
bawah atau lebih kecil 0,05 yang
menyatakan bahwa hipotesis ketiga (H3)
diterima. Hal ini berarti variabel Keahlian
Audit secara signifikan berpengaruh
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Pengujian hipotesis keempat (H4)
dapat dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df
= n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30
adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Independensi (X4) nilai thitung
adalah 4,017 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai
signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan
bahwa hipotesis keempat (H4) diterima. Hal
ini berarti variabel Independensi secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Pengujian hipotesis kelima (H5) dapat
dilihat pada tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df
= n-5 = 35-5, sehingga ttabel dengan df = 30
adalah sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Etika Pemeriksa (X4) nilai
thitung adalah 2,255 > nilai ttabel 2,042 dengan
nilai signifikansi 0,032 yang berada di
bawah atau lebih kecil 0,05 yang
menyatakan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima. Hal ini berarti variabel Etika Pemeriksa secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Pengujian simultan digunakan untuk mengetahui seluruh variabel independen memiliki pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Variabel
Tabel 4. Hasil Uji F Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 182,249 5 36,450 153,335 ,000a Residual 6,849 29 0,238 Total 189,143 34 Sumber: Output SPSS v. 19, 2015
tekanan eksternal, faktor politik, komitmen manajemen dan variabel dependennya adalah transparansi pelaporan keuangan. Hasil uji simultan (uji F) dapat dilihat pada tabel 4.
Berdasarkan hasil uji F, bahwa nilai Fhitung adalah 153,355 > nilai Ftabel 2,550
dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang
menyatakan bahwa hipotesis keenam (H6)
diterima. Hal ini berarti variabel
Profesionalisme, Pengalaman Kerja,
Keahlian Audit, Independensi dan Etika Pemeriksa secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dari hasil penelitian ini pengujian
hipotesis pertama (H1) dapat dilihat pada
tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5,
sehingga ttabel dengan df = 30 adalah
sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Profesionalisme (X1) nilai thitung
adalah 5,703 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai
signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan
bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Hal
ini berarti variabel Profesionalisme secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Menurut Hudiwinarsih (2010) dalam Putri dan Saputra (2013), sikap profesional
sering dinyatakan dalam literatur,
profesionalisme berarti bahwa orang
bekerja secara profesional. Dengan adanya sikap profesionalisme seorang auditor
internal dalam melaksanakan proses
pemeriksaan maka auditor tersebut akan melaksanakan proses pemeriksaan dengan baik sehingga dengan dilaksanakannya proses pemeriksaan yang baik akan menghasilkan laporan audit yang benar
benar mampu untuk diandalkan dan dipercaya oleh pengguna laporan baik itu manajemen SKPD ataupun masyarakat.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Purnami (2014) yang menyatakan bahwa kecakapan professional
berpengaruh secara parsial terhadap
kualitas hasil pemeriksaan auditor internal pada Inspektorat Kabupaten Bangli. Sikap profesionalisme seorang auditor sangat
berperan penting dalam pemeriksaan
laporan keuangan perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Saputra dan Yasa (2010)
yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel profesionalisme terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali.
Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dari hasil penelitian ini pengujian
hipotesis kedua (H2) dapat dilihat pada
tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5,
sehingga ttabel dengan df = 30 adalah
sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Pengalaman Kerja (X2) nilai thitung
adalah 2,301 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai
signifikansi 0,029 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan
bahwa hipotesis kedua (H2) diterima. Hal ini
berarti variabel Pengalaman Kerja secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Menurut Desyani dan Ratnadi (2006), pengalaman kerja merupakan
lama kerja pengawas intern pada
perusahaan. Semakin lama seorang
pengawas intern bekerja pada perusahaan tersebut maka ia dapat mengembangkan
kemampuannya dalam melakukan tugas audit.
Pengalaman kerja seorang auditor akan menjadi suatu landasan seorang auditor internal dalam bekerja. Dengan adanya pengalaman kerja, seorang auditor
akan menggunakan pengalamannya
tersebut untuk menyelesaikan
permasalahan audit yang ditemuinya dalam proses pemeriksaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang diperoleh Purnami (2014) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Selain Purnami (2014), hasil penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah Saputra dan Yasa (2010) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel pengalaman kerja terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali.
Pengaruh Keahlian Audit terhadap Penerapan Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dari hasil penelitian ini pengujian
hipotesis ketiga (H3) dapat dilihat pada tabel
4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5,
sehingga ttabel dengan df = 30 adalah
sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Keahlian Audit (X3) nilai thitung
adalah 4,295 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai
signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan
bahwa hipotesis ketiga (H3) diterima. Hal ini
berarti variabel Keahlian Audit secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Keahlian seorang dalam melaksakan pemeriksaan itu sendiri akan menjadikan auditor tersebut mampu melaksanakan ugas pemeriksaan dengan baik. Dengan
terlaksananya tugas pemeriksaan itu
dengan baik maka akan auditor mampu menghasilkan laporan audit yang dapat
diandalkan sehingga kualitas hasil
pemeriksaan akan menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil yang diperoleh Ashari (2011)
pengaruh positif menunjukkan bahwa
pengaruh keahlian adalah searah dengan kualitas auditor atau dengan kata lain
keahlian yang baik / tinggi akan
berpengaruh terhadap kualitas auditor yang
baik/tinggi, demikian sebaliknya bila
keahlian rendah / buruk maka kualitas auditor akan rendah / buruk. Purnami (2014) memperoleh hasil yang sama dengan penelitian ini. Hasil yang diperoleh
Purnami (2014) menyatakan bahwa
keahlian audit secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kualitas hasil
pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten Bangli.
Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dari hasil penelitian ini pengujian
hipotesis keempat (H4) dapat dilihat pada
tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5,
sehingga ttabel dengan df = 30 adalah
sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Independensi (X4) nilai thitung adalah
4,017 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai
signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan
bahwa hipotesis keempat (H4) diterima. Hal
ini berarti variabel Independensi secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Independensi merupakan salah satu faktor yang menunjang akan kualitas hasil
audit. Dengan diterapkannya sikap
independen oleh seorang auditor maka akan mampu mengungkapkan temuan temuan dari transaksi ataupun belanja belanja. Dengan sikap independensi yang diterapkan oleh auditor internal ini maka dapat dipastikan bahwa kualitas hasil pemeriksaan akan manjadi baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil yang diperoleh Purnami (2014) dan Ashari (2011) yang menyatakan bahwa
Independensi berpengaruh terhadap
kualitas hasil pemeriksaan. Selain itu menurut penelitian Saputra dan Yasa (2010) memperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara variabel independensi (X1) terhadap kinerja auditor BPK RI perwakilan provinsi Bali. Hasil tidak sejalan dengan hasil yang diperoleh Effendy (2010) dan Tjun, dkk (2012) yang memperoleh hasil
penelitian bahwa independensi tidak
berpengaruh terhadap kualitas hasil
Pengaruh Etika Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Dari hasil penelitian ini pengujian
hipotesis kelima (H5) dapat dilihat pada
tabel 4.14 dengan jumlah sampel sebanyak 35, sehingga diperoleh df = n-5 = 35-5,
sehingga ttabel dengan df = 30 adalah
sebesar 2,042. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Etika Pemeriksa (X4) nilai thitung
adalah 2,255 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai
signifikansi 0,032 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis kelima (H5) diterima. Hal ini berarti variabel Etika Pemeriksa secara signifikan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.
Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
(MENPAN) No. Per/05/M.Pan/03/2008
tanggal 31 maret 2008 tentang Standar
Audit Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP, dengan kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintah / auditor dengan rekan sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek
pemeriksanya dan auditor dengan
masyarakat.
Auditor mempunyai kode etik dalam menjalankan fungsi auditnya. Hal Ini berarti
bahwa dalam menjalankan tugasnya
sebagai penyedia informasi, maka jika auditor tersebut menjunjung tinggi kode etik
profesi yang dimilikinya maka akan
menghasilkan hasil audit yang baik pula. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil yang diperoleh Ashari (2011) yang memperoleh hasil bahwa etika pemeriksa tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Perbedaan hasil yang diperoleh ini mungkin disebabkan oleh penerapan ataupun pelaksanaan proses audit yang dilakukan oleh sampel masing masing penelitian berbeda.
Pengaruh Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Independensi dan Etika Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Profesionalisme, Pengalaman Kerja,
Keahlian Audit, Independensi dan Etika
Pemeriksa secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Audit. Dengan jumlah sampel sebanyak 35, pada taraf α =
0,05 dengan derajat kebebasan
pembilang/df1 (k) = 5 (jumlah variabel
independen) dan derajat kebebasan
penyebut/df2 (n-k-1) = 35-5-1, diperoleh
nilai Ftabel 2,550. Hal ini menunjukkan pada
tabel 4.13 bahwa nilai Fhitung adalah 153,355
> nilai Ftabel 2,550 dengan nilai signifikansi
0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05 yang menyatakan bahwa hipotesis
keenam (H6) diterima. Hal ini berarti
variabel Profesionalisme, Pengalaman
Kerja, Keahlian Audit, Independensi dan
Etika Pemeriksa secara signifikan
berpengaruh terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan.
Dengan adanya sikap profesionalisme
seorang auditor internal dalam
melaksanakan proses pemeriksaan maka auditor tersebut akan melaksanakan proses pemeriksaan dengan baik sehingga dengan dilaksanakannya proses pemeriksaan yang baik akan menghasilkan laporan audit yang benar benar mampu untuk diandalkan dan dipercaya oleh pengguna laporan baik itu manajemen SKPD ataupun masyarakat.
Seseorang yang memiliki jiwa
profesionalisme senantiasa mendorong
dirinya untuk mewujudkan kerja yang profesional (Suantara, 2014).
Selain profesionalisme, pengalaman kerja seorang auditor di Inspektorat juga merupakan suatu faktor yang penting untuk menunjang suatu kualitas audit yang baik. Dengan adanya pengalaman kerja yang baik seorang auditor juga akan memiliki keahlian audit terkait dengan masalah yang diperiksanya. Dengan itu seorang auditor
butuh sikap yang independen dan
mematuhi kode etik yang sudah ditetapkan demi mendapatkan kualitas audit yang baik.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil pengujian yang telah dipaparkan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Profesionalime berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
dengan nilai thitung adalah 5,703 > nilai ttabel
2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05.
Pengalaman Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan dengan nilai thitung adalah
2,301 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai
signifikansi 0,029 yang berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05.
Keahlian Audit berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
dengan nilai thitung adalah 4,295 > nilai ttabel
2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05.
Independensi berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
dengan nilai thitung adalah 4,017 > nilai ttabel
2,042 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05.
Etika Pemeriksa berpengaruh
signifikan terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan dengan nilai thitung adalah
2,255 > nilai ttabel 2,042 dengan nilai
signifikansi 0,035 yang berada di bawah atau lebih kecil dari 0,05.
Profesionalisme, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit, Indenpendensi Dan Etika
Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 153,335 > nilai Ftabel
2,550 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05.
SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lain yang dianggap dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan misalnya Tingkat Pendidikan Formal dan Kualifikasi Profesi.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah tempat penelitian di Inspektorat
Kabupaten lainnya. Sehingga hasil
penelitian ini dapat tergenelarisasi dengan baik.
Inspektorat Kabupaten Badung dan Karangasem agar tetap mempertahankan keahlian dibidang audit bagai pegawai, sehingga kinerja pegawai tetap maksimal
dan perlunya mempertahankan
profesionalisme, pengalaman kerja,
keahlian audit, independensi dan etika pemeriksa dari aktivitas yang diperiksa.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Ruslan. 2011. Pengaruh Keahlian,
Independensi, Dan Etika Terhadap
Kualitas Auditor Pada
Inspektorat Provinsi Maluku
Utara. Skripsi. Program
Kekhususan Akuntansi
Pemerintahan Pengawasan
Keuangan Negara Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin
Desyani dan Ratnadi. 2006. Pengaruh
Independensi, Keahlian Profesional,
Dan Pengalaman Kerja
Pengawas Intern Terhadap Efektivitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Pada Bank
Perkreditan Rakyat Di Kabupaten
Badung. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana
Effendy, M.T. 2010. Pengaruh Kompetensi,
Independensi, Dan Motivasi
Terhadap Kualitas Audit Aparat
Inspektorat Dalam Pengawasan
Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Gorontalo).
Thesis. Program Studi Magister
Sains Akuntansi Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro
Purnami, Komang Dian dkk. 2014.
Pengaruh Kecakapan Profesional, Pengalaman Kerja, Keahlian Audit
Dan Independensi Pemeriksa
Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan (Studi Empiris:
Inspektorat Kabupaten Bangli).
Jurnal Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 2 No.1 Tahun2014) Saputra dan Yasa. 2010. Pengaruh
Independensi, Profesionalisme,
Tingkat Pendidikan Dan
Pengalaman Kerja Pada Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi
Bali. Tidak Dipublikasikan
Suantara, Gede. 2014. Pengaruh
Independensi, Keahlian Profesional dan Pengalaman Kerja Terhadap
Efektivitas Sistem Pengndalian
Perkreditan Rakyat Kota Singaraja).
Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja
Tjun, T.L Dkk. 2012. Pengaruh Kompetensi
Dan Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit. Skripsi.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha
Bandung
Sugiyono, 2008. Metodologi Penelitian.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono, 2009. Metodelogi Penelitian