• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SURVIVAL PADA DATA REKURENSI DENGAN MENGGUNAKAN COUNTING PROCESS APPROACH DAN MODEL PWP-GT STUDY KASUS: DATA KANKER SERVIK DI RUMAH SAKIT DR.SOETOMO SURABAYA - ITS Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS SURVIVAL PADA DATA REKURENSI DENGAN MENGGUNAKAN COUNTING PROCESS APPROACH DAN MODEL PWP-GT STUDY KASUS: DATA KANKER SERVIK DI RUMAH SAKIT DR.SOETOMO SURABAYA - ITS Repository"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS SS09-2304

ANALISIS SURVIVAL PADA DATA REKURENSI

DENGAN MENGGUNAKAN

COUNT ING PROCESS

APPROACH

DAN MODEL PWP-GT

ST UDY

KASUS: DATA KANKER SERVIK DI RUMAH

SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA

DIAH AYU NOVITASARI NRP 1312 201 026

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Sant i Wul an Pur nami, M. Si

PROGRAM MAGISTER JURUSAN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(2)

TESIS SS09-2304

SURVIVAL ANALYSIS USING DATA RECURRENT

WITH COUNTING PROCESS APPROACH

AND PWP-GT METHOD

CASE STUDY: DATA CERVICAL CANCER IN

DR. SOETOMO SURABAYA HOSPITAL

DIAH AYU NOVITASARI NRP 1312 201 026

SUPERVISOR

Dr. Sant i Wul an Pur nami, M. Si

MAGISTER PROGRAM STATISTIC DEPARTEMENT

FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(3)
(4)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK... iii

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 4

1.5 Batasan Masalah... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Analisis Survival... 5

2.2 Analisis Survival Untuk Kejadian Rekurensi... 6

2.3 Kurva Survival Untuk Data Rekurensi... 7

2.4 Cox Proporsional Hazard... 8

2.4.1 Counting Process Approach………... 9

2.5 Model Prentice William and Peterson Gap Time………... 11

2.6 Perbandingan antara Regresi Cox, Counting Process Approach,dan PWP-GT……… 13

2.7 Pengujian Parameter………... 14

2.8 Pemilihan Model Terbaik………... 14

2.9 Kanker Servik…... 15

2.9.1 Faktor Penyebab Kanker Serviks………. 15

2.9.2 Gejala dan Pengobatan Kanker Serviks………... 16

2.9.3 Faktor-Faktor Penyebab Rekurensi Kanker Serviks…… 17

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 19

3.1 Sumber Data... 19

3.2 Struktur Data dan Variabel Penelitian……… 19

3.3 Langkah-langkah Penelitian……… 23

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……….. 27

4.1 Estimasi Parameter Counting Process Approach………... 27

4.2 Estimasi Parameter PWP-GT…...………... 29

(5)

x

Halaman

4.3.1 Karakteristik Pasien Rekuren

Kanker Serviks………..……… 32

4.3.2 Kurva Survival……….………. 34

4.3.3 Estimasi Parameter Counting Process Approach ….…... 36

4.3.4 Estimasi Parameter PWP-GT……… 38

4.3.5 Pemilihan Model Terbaik………. 40

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 41

5.1 Kesimpulan... 41

5.2 Saran... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Contoh Data Counting Process Approach.... 10

Tabel 2.2 Contoh Data PWP-GT………. 12

Tabel 2.3 Perbedaan Regresi Cox, CPA dan PWP-GT………. 13

Tabel 3.1 Struktur Data Penelitian…..………... 20

Tabel 3.2 Skala Data Variabel Penelitian... 22

Tabel 4.1 Statistika Deskriptif Usia Pasien Rekuren Kanker Serviks... 32

Tabel 4.2 Crosstabulation Stadium dan Terapi Pasien Rekuren Kanker Serviks……….. 32

Tabel 4.3 Crosstabulation Terapi dan Jenis Kanker Serviks Pasien Rekuren Kanker Serviks……….. 33

Tabel 4.4 Crosstabulation Stadium dan Jenis Kanker Serviks Pasien Rekuren Kanker Serviks……….. 33

Tabel 4.5 Estimasi Parameter dengan Menggunakan Metode Counting Process Approach……...…... 36

Tabel 4.6 Pengujian Estimasi Parameter Counting Process Approach…… 37

Tabel 4.7 Nilai Fungsi Hazard Metode Counting Process Approach…….. 37

Tabel 4.8 Estimasi Parameter dengan Menggunakan Metode PWP-GT………. 38

Tabel 4.9 Pengujian Estimasi Parameter PWP-GT………...…… 39

Tabel 4.10 Nilai Fungsi Hazard Metode PWP-GT………..….. 39

(7)

xi

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kurva Survival Untuk Data Rekurensi... 8 Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian………... 25

Gambar 4.1 Kurva Survival Rekurensi Kanker Serviks dengan Counting

Process Approach... 34 Gambar 4.2 Kurva Survival Rekurensi Kanker Serviks dengan

(9)

xiv

(10)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Rekuren Kanker Serviks ... 45

Lampiran 2 Layout Data Kanker Serviks CPA... 47

Lampiran 3 Layout Data Kanker Serviks PWP-GT... 47

Lampiran 4 Program SAS Pada CPA………... 48

Lampiran 5 Output SAS Metode CPA………... 48

Lampiran 6. Program SAS Pada PWP-GT……... 49

Lampiran 7 Output SAS Metode PWP-GT………... 49

Lampiran 8 Program R Untuk Kurva Survival……... 50

(11)

xvi

(12)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada Program Magister

Jurusan Statistika FMIPA ITS. Tesis ini berjudul: ” Analisis Survival untuk Data

Rekurensi dengan Menggunakan Counting Process Approach dan Model

PWP-GT. Study Kasus: Data Kanker Serviks di Rumah Sakit DR.Soetomo Surabaya”.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan

petunjuk, serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik dari institusi

maupun luar institusi. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Ibu DR.Santi Wulan Purnami, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dalam

menyelesaikan tesis ini serta nasehat untuk menjadi lebih baik.

2. Bapak Dr. Purhadi, M.Sc dan Bapak Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si

selaku dosen penguji yang telah memberikan saran serta perbaikan dalam

tesis ini.

3. Bapak Dr. Mashuri, M.T selaku ketua Jurusan Statistika FMIPA ITS dan

dosen wali terima kasih atas bimbingan dan nasehat yang telah diberikan.

4. Bapak Dr. Suhartono, M.Sc. selaku ketua Program Studi Pascasarjana

Jurusan Statistika ITS.

5. Bapak dan Ibu dosen pengajar Jurusan Statistika ITS, terima kasih atas

ilmu yang telah diajarkan.

6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Pegawai Jurusan Statistika ITS yang telah

banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Suami dan anak yang tercinta Candra Dwi Saputra dan Ammar

Muhammad Al Fatih yang selalu menemani dalam mengerjakan tesis serta

(13)

viii

8. Kedua Orang Tua tercinta Bapak M. Yuhdi dan Almarhumah Ibu Niti

Purwati, serta seluruh keluarga besar yang selalu mendoakan dan

mendukung penulis.

9. Ibu Mertua yang tercinta Ibu Ninik Mufaiyah dan Bulek Mufarokah, serta

seluruh keluarga besar suami yang selalu membantu menjaga Ammar dan

mendukung penulis.

10.Noviyanti Santoso, Gusmi, Mb Erna, Rina, Arni, terima kasih atas

tebengan motor, tebengan printer, tebengan kos, serta bantuan, dukungan

dan semangatnya.

11.Teman-teman dan seluruh sahabat seperjuangan mahasiswa Pascasarjana

Statistika ITS dan mahasiswa dari BPS yang selalu mendoakan,

mendukung, dan memberi semangat.

12.Semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu-persatu atas doa dan

dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan informasi ilmiah dan

memberikan manfaat bagi masyarakat. Penulis menyadari bahwa penulis hanya

manusia biasa yang tak luput dari salah. Oleh karena itu saran dan kritik dari

berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk penelitian yang akan datang

sehingga lebih baik dan lebih bermanfaat.

Surabaya, Agustus 2014

(14)

iii

ANALISIS SURVIVAL PADA DATA REKURENSI DENGAN

MENGGUNAKAN COUNTING PROCESS APPROACH

DAN MODEL PWP-GT

STUDY KASUS: DATA KANKER SERVIK DI RUMAH SAKIT DR.SOETOMO SURABAYA

Nama Mahasiswa : Diah Ayu Novitasari

NRP : 1312 201 026

Dosen Pembimbing : Dr. Santi Wulan Purnami, M.Si

ABSTRAK

Kanker Serviks merupakan jenis kanker dengan jumlah pasien wanita paling banyak nomer dua di dunia. Penyebab utama kanker Serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Pada stadium akhir atau kasus yang parah maka terpaksa dilakukan histerektomi, yaitu bedah pengangkatan rahim (uterus) secara total agar sel-sel kanker yang sudah berkembang dalam kandungan tidak menyebar ke bagian lain dalam tubuh. Namun pengobatan pada stadium awal tidak serta merta menyembuhkan kanker Serviks. Analisis yang sering digunakan untuk

menganalisis kanker serviks adalah analisis survival overall. Namun,

analisis yang dilakukan dengan survival overall menggunakan data 1-5

tahun setelah pasien terdiagnosa kanker Serviks. Padahal kenyataannya angka rekurensi kanker Serviks sangat tinggi meskipun pasien sudah menjalani operasi, sehingga diperlukan juga analisis survival untuk data rekurensi. Banyak model cox proporsional hazard yang telah dikembangkan untuk menganalisis data yang berulang atau rekurensi data. Namun, model yang direkomendasikan untuk menganalisis data

rekurensi adalah model Prentice William Peterson-Gap Time (PWP-GT)).

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji estimator model Prentice

William Peterson-Gap Time (PWP-GT) dan hasil model akan

dibandingkan dengan hasil dari metode pendekatan cox proporsional

hazard yaitu Counting Process Approach serta mengaplikasikannya pada

data kanker Serviks di Rumah Sakit DR.Soetomo Surabaya. Pada model

Counting Process Approach, Stadium merupakan variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon dengan nilai estimasi parameter sebesar -0.54517. Pada Model PWP-GT, variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap variabel respon yaitu variabel jenis kanker dengan nilai estimasi parameter sebesar -1.46399.

Kata kunci : Analisis Survival, Rekurensi, Counting Process Approach,

(15)

v

SURVIVAL ANALYSIS USING DATA RECURRENT WITH COUNTING

PROCESS APPROACH AND PWP-GT METHOD

CASE STUDY: DATA CERVICAL CANCER IN DR.SOETOMO SURABAYA HOSPITAL

Name : Diah Ayu Novitasari

NRP : 1312 201 026

Supervisor : Dr. Santi Wulan Purnami, M.Si

ABSTRACT

Cervical cancer is a type of cancer with the number of female patients most number two in the world. In Indonesia, Cervical cancer is the number one cause of death in women. Primary cause of cervical cancer is infection Human Papilloma Virus (HPV) or human papilloma virus. In the later stages or severe cases it is forced to do a hysterectomy, the surgical removal of the uterus (womb) in total so that cancer cells that have developed in the womb does not spread to other parts of the body. However, treatment at an early stage and m erta not cure cervical cancer. Cases of recurrence often occurs after initial treatment has been carried out. Analysis is

often used to analyze cervical cancer is overall survival analysis. However, the

analysis performed by using the data overall survival of 1-5 years after patient

diagnosed with cervical cancer. Although in the fact, recurrent rate of cervical cancer is very high even though the patient had undergone surgery, so it is also necessary for the survival analysis of data recurrent. Many cox proportional hazard models that have been developed to analyze the data are repeated or recurrent data. However, the recommended models for analyzing the data is modeled recurrence William Prentice

Peterson- Gap Time (PWP-GT)). The purpose of this study is to examine the model

estimator William Prentice Peterson- Gap Time (PWP-GT) and the model results will

be compared with the results of Cox proportional hazard approach is Counting

Process Approach and applying it to the data of cervical cancer in Dr.Soetomo

Hospital Surabaya. On Counting Process Approach, Stadium is a predictor variables

that significantly influence the response variable with the value of parameter estimation is -0. 54517. the PWP-GT model, predictor variables that significantly influence the response variable is the variable type of cancer with the estimated value of the parameter is -1.46399.

Keyword : Survival Analysis, Recurrent, Counting Process Approach, Cervical

(16)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker Serviks merupakan jenis kanker nomer dua yang paling banyak

menyerang wanita di dunia. Di Indonesia, Kanker Serviks merupakan kanker

penyebab kematian wanita nomer satu. Setiap satu jam seorang wanita meninggal

karena kanker ini. Penyebab utama kanker Serviks adalah infeksi Human

Papilloma Virus (HPV) atau virus Papilloma manusia. Sekitar 70% kejadian

kanker Serviks merupakan akibat dari HPV 16 dan HPV 18. Awalnya sel kanker

berkembang dari Serviks atau mulut rahim yang letaknya berada di bawah rahim

dan di atas vagina. Di mulut rahim ada dua jenis sel, yaitu sel kolumnar dan sel

skuamosa. Sel skuamus ini sangat berperan dalam perkembangan kanker Serviks.

Kanker ini sangat sulit dideteksi perkembangannya. Perjalanan dari infeksi virus

menjadi kanker membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 10-20 tahun. Proses ini

seringkali tidak disadari hingga kemudian sampai pada tahap pra-kanker tanpa

gejala.

Pengobatan kanker Serviks tergantung pada besarnya ukuran tumor dan

stadium kanker. Pada stadium awal, pengobatan kanker serviks dilakukan dengan

cara menyingkirkan bagian yang sudah terkena kanker. Misalnya dengan

pembedahan listrik, laser atau cyrosurgery (membekukan dan membuang jaringan

abnormal). Untuk pengobatan kanker Serviks stadium lanjut, dilakukan terapi

kemoterapi dan radioterapi. Pada stadium akhir atau kasus yang parah maka

terpaksa dilakukan histerektomi, yaitu bedah pengangkatan rahim (uterus) secara

total agar sel-sel kanker yang sudah berkembang dalam kandungan tidak

menyebar ke bagian lain dalam tubuh.

Namun pengobatan pada stadium awal tidak serta merta menyembuhkan

kanker Serviks. Kasus rekurensi sering terjadi setelah pengobatan awal telah

dilakukan. Deteksi dini pada kasus rekurensi dapat meminimalkan resiko kanker

(17)

2

maka dalam penelitian ini akan dihitung probabilitas kekambuhan atau rekurensi

kanker Serviks serta faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya rekurensi

kanker Serviks.

Analisa data tahan hidup (survival analysis) adalah suatu metode untuk

menganalisis data yang berhubungan dengan waktu, mulai dari time origin atau

start-point sampai dengan terjadinya suatu kejadian khusus atau end-point

(Collet,1994). Analisis yang sering digunakan untuk menganalisis kanker Serviks

adalah analisis survival overall. Namun, analisis yang dilakukan dengan survival

overall menggunakan data 1-5 tahun setelah pasien terdiagnosa kanker Serviks

(Choi, et al, 2008). Padahal kenyataannya angka rekurensi kanker Serviks sangat

tinggi meskipun pasien sudah menjalani operasi (Edianto, et al, 2001) sehingga

diperlukan juga analisis survival untuk data rekurensi.

Menurut Kleinbaum dan Klein (2012), analisis yang dapat digunakan

untuk data rekurensi adalah counting process approach dan stratified cox

approach. Counting process approach digunakan untuk event rekurensi yang

identik atau rekurensi hanya disebabkan oleh penyakit itu sendiri sedangkan

stratified cox approach digunakan jika event rekurensi terjadi karena pengaruh dari penyakit yang lain.

Banyak model survival yang berdasarkan cox proporsional hazard telah

diusulkan untuk menganalisis data kelompok dan kejadian multiple. Secara

khusus, ada lima model Cox untuk data event berulang. Kelima model tersebut

adalah Andersen dan Gill (AG) dalam penelitian yang dilakukan oleh Anderson

dan Gill tahun 1982, Prentice Williams dan Peterson – Gap Time (PWP-GT) dan

total time (PWP-CP) dalam penelitian yang dilakukan oleh Prentice Williams dan

Peterson tahun 1881, Lee Wei dan Amato (LWA) dalam penelitian Lee, Wei dan

Amato tahun 1992 , dan Wei Lin dan Weissfeld (WLW) dalam penelitian Wei,

Lin dan Weissfeld tahun 1989. Beberapa model ini telah dibandingkan dengan

menggunakan data real dan simulasi. Kelima model ini memberikan hasil yang

berbeda-beda. Namun, masih belum jelas model yang cocok untuk data peristiwa

berulang. Perbedaan kelima model ini sangat tipis dan belum ada yang

(18)

3

Kelly dan Lim juga menggunakan model Cox berbasis empat komponen

yaitu interval risiko, baseline hazard, set risiko, dan korelasi antar objek,

ditemukan dua model tambahan berdasarkan pengertian interval resiko dan set

resiko, yaitu model total time – restricted (TT-R) dan gap time - unrestricted

(GT-UR). Penelitian ini menyimpulkan bahwa model PWP-GT dan TT-R merupakan

model yang tepat untuk menganalisis data rekurensi. Model PWP-GT merupakan

salah satu model stratified cox approach. Event rekurensi kanker Serviks belum

diketahui apakah merupakan rekurensi identik atau karena pengaruh dari penyakit

lain, sehingga analisis rekurensi untuk kanker Serviks menggunakan dua model

tersebut. Hal inilah yang mendasari dilakukannya penelitian ini, menganalisis

event rekurensi dengan menggunakan metode counting process approach dan

PWP-GT.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya,

maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pada penelitian ini sebagai

berikut:

1 Bagaimana estimator model counting process approach dan Prentice Williams

Peterson gap-time (PWP-GT)?

2 Bagaimana mengaplikasikan model counting process approach dan Prentice

Williams Peterson gap-time (PWP-GT) untuk kanker Serviks?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengkaji estimator model counting process approach dan Prentice Williams

Peterson gap-time (PWP-GT).

2. Mengaplikasikan model counting process approach dan Prentice Williams

(19)

4

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut :

1. Menambah khasanah keilmuwan tentang analisis survival untuk data rekurensi

dengan menggunakan model counting Process Approach dan Prentice

Williams Peterson gap-time (PWP-GT).

2. Membantu tenaga medis dalam menentukan waktu survival rekurensi kanker

Serviks pasien agar tepat dalam menentukan pengobatan.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah data yang digunakan

hanya data rekurensi kanker serviks di rumah sakit DR. Soetomo pada tahun

2013.

(20)

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Survival

Analisis data tahan hidup (survival analysis) adalah suatu metode untuk

menganalisis data yang berhubungan dengan waktu, mulai dari time origin atau

start-point sampai dengan terjadinya suatu kejadian khusus atau end-point(Collet,1994). Tujuan dari analisis survival adalah menaksir probabilitas

kelangsungan hidup, kesembuhan, kematian, kekambuhan dan peristiwa lainnya

dalam periode waktu tertentu. Selain itu, analisis survival juga dapat digunakan

untuk mengetahui hubungan variabel dependen dan independen, dengan variable

dependen berupa waktu survival. Analisis survival yang digunakan yaitu regresi

cox. Waktu survival diperoleh dari suatu pengamatanterhadap obyek yang dicatat

waktu dari awal kejadiansampai terjadinya peristiwa tertentu, yaitu kegagalan dari

setiapobyek yang disebut dengan failure event (Collet,1994).

Kegagalan atau failure event yang dimaksud adalah kerusakan, kematian

atau penyakit yang kambuh kembali setelah dilakukan pengobatan. Ada tiga

syarat dalam menentukan waktu survival (Cox and Oakes, 1994). Tiga syarat

tersebut yaitu :

1. Waktu awal (time origin/starting point) suatu kejadian.

2. Failure event dari keseluruhan kejadian harus jelas.

3. Skala pengukuran sebagai bagian dari waktu harus jelas.

Menururt Kleinbum dan Klein (2012), tujuan yang ingin didapatkan dari

analisis survival ada tiga, yaitu :

1. Untuk mengestimasi atau menginterpretasikan fungsi hazard atau fungsi

survival dari data survival

2. Untuk membandingkan fungsi survival atau fungsi hazard dalam suatu

treatment

3. Untuk mengetahui hubungan antara variabel waktu survival dengan variabel

(21)

6

Fungsi survival S(t) dapat diperoleh dengan cara mengintegralkan fungsi

kepadatan probabilitas (probability density function) dari T.

Fungsi Survival secara umum sebagai berikut :

P > = Probabilitas T lebih besar dari t

) (t

f = fungsi kepadatan probabilitas dari t

Fungsi hazard merupakan laju kegagalan dari suatu individu untuk mampu

bertahan setelah melewati waktu yang ditetapkan yaitu t(Klein dan

Moeschberger,1997). Fungsi hazard secara umum adalah sebagai berikut :

)

maka, jika persamaan (2.3) disubtitusikan ke persamaan (2.2), maka akan

menghasilkan persamaan yang menggambarkan hubungan antara h(t)dan S(t).

)

2.2Analisis Survival Untuk Kejadian Rekurensi

Analisis survival juga dapat digunakan untuk menganalisis failure event

(22)

7

adalah penyakit yang kambuh setelah dilakukan pengobatan. Misalnya serangan

jantung, asma, tumor kanker yang kembali ada setelah operasi. Perbedaan antara

analisis survival dengan failure event berupa kematian dan failure event berupa

rekurensi adalah terletak pada perhitungan waktu survival. Pada failure event

berupa kematian, waktu survival dihitung dari mulai objek diamati hingga terjadi

kematian. Sementara pada failure event berupa rekurensi, waktu survival dimulai

pada saat dia diamati, dan saat terjadinya rekurensi objek masih akan diamati

karena dikhawatirkan akan terjadi rekurensi kedua, hingga waktu survival

berhenti ketika objek sembuh.

Analisis rekurensi dibedakan menjadi dua macam. Yang pertama identik

ketika penyakit yang berulang berasal dari satu penyakit. Sementara yang kedua,

jika rekurensi yang terjadi karena pengaruh penyakit yang lain (Kleinbum and

Klein, 2012). Ada empat pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis

data rekurensi. Empat pendekatan tersebut yang berasal dari cox proporsional

hazard adalah Counting Process approach, Stratified Cox Approach, Gap Time

Approach dan Marginal Approach. Untuk rekurensi identik, metode yang

digunakan adalah pendekatan counting process atau lebih dikenal dengan

Counting Process Approach (Anderson, et al, 1993). Sedangkan untuk rekurensi

yang disebabkan oleh pengaruh penyakit lain menggunakan pendekatan stratified

cox atau lebih dikenal dengan stratified cox approach.

2.3Kurva Survival Untuk Data Rekurensi

Kurva survival untuk data rekurensi juga berbeda dengan kurva survival

untuk event yang tidak berulang. Kurva survival untuk data rekurensi hanya

fokus kepada satu kali event pada satu waktu. Sehingga jika terjadi tiga kali event

rekurensi, maka akan ada tiga kurva survival, yaitu kurva survival untuk

rekurensi pertama, kurva survival untuk rekurensi kedua, dan kurva survival

untuk rekurensi ketiga. Kurva survival untuk rekurensi pertama menjelaskan

probabilitas subjek akan sembuh dari rekurensi pertama setelah waktu tertentu.

Kurva survival untuk rekurensi kedua menjelaskan probabilitas subjek akan

sembuh dari rekurensi kedua setelah waktu tertentu. Berikut contoh dari kurva

(23)

8

Gambar 2.1 Kurva Survival untuk Data Rekurensi

Berdasarkan kurva Survival diatas, garis horizontal menggambarkan

waktu rekurensi. Garis vertikal menggambarkan peluang subjek tidak mengalami

rekurensi. Sehingga berdasarkan gambar 2.1 peluang pasientidak mengalami

rekurensi pada saat t = 20 sebesar satu. Begitu juga peluang pasien tidak

mengalami rekurensi pada saat t = 40. Pada saat t = 50, peluang pasien tidak

mengalami rekurensi berkurang menjadi 0,7. Dan pada saat t = 60 peluang pasien

sembuh menjadi sebesar 0,3. Berdasarkan Gambar 2.1 juga dapat diketahui

bahwa peluang pasien untuk tidak mengalami rekuren masih tinggi pada saat

t=20 hingga t=40. Namun, peluang pasien untuk tidak mengalami rekuren

semakin turun setelah melewati t=40 dan semakin menurun hingga t=100. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa semakin lama jarak terapi yang dilakukan oleh pasien,

maka semakin menurun peluangnya untuk tidak mengalami rekuren.

2.4Cox Proporsional Hazard

Cox Proporsional hazard atau dikenal juga dengan regresi coxmerupakan

salah satu analisis survival yangsering digunakan. Metode ini pertama kali

dikenalkan olehCox. Cox Proporsional hazard ini tidak mempunyaiasumsi

mengenai sifat dan bentuk sesuai dengan distribusinormal seperti asumsi pada

regresi yang lain, distribusi yangdigunakan adalah sesuai dengan respon yang

digunakan. Model dari Cox Proporsional hazard adalah sebagai berikut.

0 1 1 2 2

( , ) ( ) exp( ... p p)

h t X =h t

β

x +

β

x + +

β

x (2.5)

Keterangan :

) (

0 t

h = fungsi hazard Baseline

β = koefisien regresi

(24)

9

x = Variabel Prediktor

Dalam Cox Proporsional hazard, terdapat asumsi yang dikenal dengan

asumsi proporsional hazard. Asumsi proporsional hazard adalah jika hasil

perbandingan hazard ratio antara dua spesifikasi variabel prediktor konstan

terhadap waktu. Asumsi proporsional hazard terpenuhi jika

Untuk menguji asumsi proporsional hazard dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu dengan melihat grafik hazard rasio dan goodness of fit test. Jika grafik

hazard rasio antara dua variabel prediktor menyilang atau saling bertemu di satu

titik, maka asumsi proporsional hazard tidak terpenuhi.

2.4.1 Counting Process Approach

Counting Process Approach merupakan metode yang akan digunakan untuk menganalisis data rekurensi yang identik. Asumsi yang harus dipenuhi

ketika menggunakan Counting process Approach adalah asumsi Proporsional

Hazard. Jika asumsi tidak dipenuhi maka perhitungan untuk data rekurensi harus

menggunakan extended cox. Model umum dari proporsional Hazard yang

digunakan untuk Counting Process Approach adalah model 2.5, yaitu

0 1 1 2 2

( , ) ( ) exp( ... p p)

h t X =h t

β

x +

β

x + +

β

x

Model yang digunakan merupakan model cox proporsional hazard, karena

counting process approach merupakan bagian dari model cox proporsional

hazard. Fungsi Likelihood dari counting process approach juga berasal dari

fungsi likelihood dari cox proporsional hazard, yaitu

(

)

(25)

10

jl

Y = I(Zj,l−1 <t <Zjl)

ik

Z = durasi pengamatan dimana (Zik =min(Tik,Cik)

ik

T = waktu hingga kejadian k terjadi untuk setiap i

ik

C = waktu sensor untuk kejadian k yang terjadi untuk setiap i

Data layout pada counting process approach berbeda dengan data layout

untuk analisis survival pada umumnya. Counting process approach

membutuhkan start time dan stop time. Waktu rekurensi untuk counting process

approach ada dua, yakni start time dan stop time. Sementara analisis survival

untuk data yang tidak rekurensi hanya membutuhkan start time, sehingga waktu

survivalnya hanya ada satu.

Contoh layout data rekurensi yang dianalisis menggunakan counting

process approach adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Contoh Data Counting Process Approach

ID INTERVAL EVENT START STOP USIA STADIUM TERAPI JENIS

H 1 0 0 26 61 1 1 1

I 1 1 0 34 53 1 1 1

I 1 1 34 118 53 1 1 1

I 1 0 118 191 53 1 1 1

J 1 1 0 35 60 1 1 1

J 1 0 35 61 60 1 1 1

Kolom ID merupakan nama pasien yang mengalami rekurensi Kanker

Serviks. Kolom Interval menunjukkan urutan pasien melakukan cek kesehatan di

Rumah Sakit. Interval berisi 1 saat pasien baru pertama kali melakukan cek

kesehatan setelah pengobatan. Interval berisi 2 saat pasien melakukan cek

kesehatan kedua setelah pengobatan, dan begitu seterusnya. Namun, pada model

counting process approach, interval selalu berisi 1 dikarenakan setiap kejadian

rekuren yang terjadi selalu dianggap kejadian pertama. Kolom Event

menunjukkan kejadian yaitu terjadi rekurensi (kambuh) atau tidak kambuh. Event

memiliki nilai 1 saat terjadi kambuh, dan bernilai 0 saat tidak terjadi kambuh saat

cek kesehatan. Start menunjukkan waktu pasien mulai mendapatkan pengobatan.

Untuk rekurensi pertama kali untuk setiap pasien, Start dimulai dari angka 0

(26)

11

pengobatan. Selanjutnya kolom Start akan menunjukkan waktu yang sama

dengan stop pada saat rekurensi sebelumnya. Dan begitu seterusnya.

SedangkanStop menunjukkan lama waktu pasien mengalami rekurensi dihitung

dari saat menjalani pengobatan. Kolom Usia, Stadium, Terapi dan Jenis Kanker

Serviks merupakan kolom yang berisi variabel Prediktor.

2.5 Model Prentice Wiliam and Peterson Gap Time (PWP-GT)

Model Prentice William and Peterson Gap Time merupakan model

pengembangan dari model cox proportional Hazard. Model ini dikembangkan

berdasarkan dari empat komponen yang mungkin terjadi jika terdapat data

rekurensi. Empat komponen tersebut adalah interval resiko, Baseline Hazard,

Risk set dan korelasi antar subject. Model PWP-GT dikembangkan oleh Prentice,

William dan Peterson dalam penelitiannya yang berjudul On the Regression

analysis of multivariate failure data pada tahun 1981. Model dasar dari PWP-GT

ini adalah sebagai berikut:

0 1 1 1 2 2

( , , ) ( ) exp( ... )

k k k p p

h t =h t t

β

x +

β

x + +

β

x

(2.8)

Keterangan :

)

t = waktu kejadian sebelumnya

β = koefisien regresi

Dimana tk1menyatakan waktu kejadian sebelumnya (Hosmer, Lemeshow

and May, 2008). Untuk mendapatkan estimasi parameter pada model

PWP-GT,maka dapat menggunakan metode MLE dengan fungsilikelihood-nya adalah

sebagai berikut:

(

)

(27)

12

jk

Y = I(Gjk >t)dimana Gjk =ZjkZj,k1

ik

Z = durasi pengamatan dimana (Zik =min(Tik,Cik)

ik

T = waktu hingga kejadian k terjadi untuk setiap i

ik

C = waktu sensor untuk kejadian k yang terjadi untuk setiap i

Dalam PWP-GT,layoutdatajuga berbeda dengan data layout untuk analisis

survival pada umumnya. Sama dengan Counting process approach, PWP-GT

juga membutuhkan start time dan stop time. Namun, nilai dari start time dan stop

time dalam PWP-Gt berbeda dengan start time dan stop time dalam Counting

process approach. Nilai start timeselalu dimulai dari nilai 0. Sementara nilaistop

timedalam PWP-GT merupakan nilai stop timedikurangi nilaistart time.

Contoh layoutdata rekurensi yang dianalisis menggunakan PWP-GT

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Contoh Data PWP-GT

ID INTERVAL EVENT START STOP USIA STADIUM TERAPI JENIS

I 1 1 0 34 53 1 1 1

I 2 1 0 84 53 1 1 1

I 3 0 0 77 53 1 1 1

J 1 1 0 35 60 1 1 1

J 2 0 0 26 60 1 1 1

Kolom ID merupakan nama pasien yang mengalami rekurensi Kanker

Serviks. Kolom Interval menunjukkan urutan pasien melakukan cek kesehatan di

Rumah Sakit. Interval berisi 1 saat pasien baru pertama kali melakukan cek

kesehatan setelah pengobatan. Interval berisi 2 saat pasien melakukan cek

kesehatan kedua setelah pengobatan, dan begitu seterusnya. Start menunjukkan

waktu pasien mulai mendapatkan pengobatan. Untuk rekurensi pertama kali

untuk setiap pasien, Start dimulai dari angka 0 yang menunjukkan bahwa waktu

dihitung dari pasien mulai menjalani pengobatan. Selanjutnya kolom Startselalu

bernilai 0 untuk model PWP-GT. Sedangkan Stop menunjukkan lama waktu

pasien mengalami rekurensi dihitung dari saat menjalani pengobatan.

Selanjutnya, kolom Stop memiliki nilai yang didapatkan dari nilai stop

timedikurangi nilaistart time. Kolom Usia, Stadium, Terapi dan Jenis Kanker

(28)

13

2.6 Perbedaan antara Regresi Cox, Counting Process Approach dan

PWP-GT

Perbedaan mendasar antara Regresi Cox, Counting Process Approach,

PWP-GT adalah terletak pada waktu survival dan Interval tiap kejadian atau

Event. Pada Regresi Cox, waktu survival hanya ada satu waktu saja. Interval

kejadian pada Regresi Cox juga hanya ada satu. Sementara untuk Counting

Process Approach, waktu yang digunakan ada dua, yakni Start dan Stop. Interval

setiap kejadian Counting Process Approach, sama dengan Regresi Cox yakni

hanya satu. Hal ini dikarenakan setiap kejadian yang terulang akan dihitung

sebagai kejadian baru dan independen. Sedangkan untuk PWP-GT, waktu yang

digunakan juga ada dua, sama dengan Counting Process Approach. Meskipun

sama dengan Counting Process Approach namun nilai waktu yang digunakan

berbeda. Interval pada model PWP-GT tergantung pada setiap kejadian, sehingga

intervalnya lebih dari satu. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan dalam tabel

sebagai berikut.

Tabel 2.3 Perbedaan Regresi Cox, CPA dan PWP-GT

Subjek 1 Subjek 2

Model Time

Interval Event Interval

Time

Interval Event Interval

Regresi

Cox

(9) 1 1 (10) 1 1

(13) 1 1 (15) 1 1

(28) 1 1

(31) 0 1

CPA

(0,9) 1 1 (0,10) 1 1

(9,13) 1 1 (10,15) 1 1

(13,28) 1 1

(28,31) 0 1

PWP-GT

(0,9) 1 1 (0,10) 1 1

(0,4) 1 2 (0,5) 1 2

(0,15) 1 3

(29)

14

2.7 Pengujian Parameter

Pengujian estimasi parameter digunakan untuk mengetahui parameter

signifikan terhadap nol. Pengujian estimasi parameter dapat dilakukan secara

serentak maupun secara parsial. Pengujian estimasi parameter secara parsial dapat

menggunakan statistik uji Zdengan hipotesis dan daerah kritis sebagai berikut:

0 :

0 :

1 0

≠ =

p p

H H

β β

Statistik Uji :

) (

∧ ∧ =

p p

SE Z

β β

Daerah Kritis: Tolak H0 jika Zhit >Zα/2

2.8 Pemilihan Model Terbaik

AIC merupakan singkatan dari Akaike Information Criterion. AIC adalah

salah satukriteria kesesuaian model dalam mengestimasi model secara statistik.

Kriteria AIC digunakan apabila pembentukan model regresi bertujuan untuk

mendapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap model.

Besarnya nilai AIC sejalan dengan nilai devians dari model. Semakin

kecil nilai devians maka akan semakin kecil pula tingkat kesalahan yang

dihasilkan model sehingga model yang diperoleh menjadi semakin tepat. Nilai

devians akan semakin kecil apabila rasio antara fungsi likelihood di bawah H0

dengan fungsi likelihood di bawah populasi semakin besar. Hal ini

mengindikasikan bahwa parameter yang diuji semakin mendekati nilai parameter

populasi yang sebenarnya yang berarti dugaan model semakin baik. Oleh karena

itu,model terbaik adalah dengan AIC terkecil dengan devians terkecil pula.

Sehingga Semakin kecil nilai AIC maka model yang dihasilkan semakin baik.

Nilai AIC dirumuskan sebagai berikut :

2 ln ( ) 2

AIC= − L θ + k (2.10)

Keterangan :

k = banyaknya parameter yang digunakan

( )

(30)

15

2.9 Kanker Serviks

Kanker Serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak nomor tiga di

dunia. Bahkan di Indonesia , setiap satu jam seorang wanita meninggal karena

kanker ini. Kanker Serviks disebut juga "silent killer" karena perkembangan

kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker

membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 10-20 tahun. Proses ini seringkali tidak

disadari hingga kemudian sampai pada tahap pra-kanker tanpa gejala.

Penyebab utama kanker Serviks adalah infeksi Human Papilloma

Virus (HPV atau virus papiloma manusia). Sekitar 70% kejadian kanker Serviks

merupakan akibat dari HPV 16 dan HPV 18. Awalnya sel kanker berkembang

dari Serviks atau mulut rahim yang letaknya berada di bawah rahim dan di atas

vagina. Oleh sebab itu kanker Serviks disebut juga kanker leher

rahim atau kanker mulut rahim. Di mulut rahim ada dua jenis sel, yaitu sel

kolumnar dan sel skuamosa. Sel skuamus ini sangat berperan dalam

perkembangan kanker Serviks.

Kanker servik dapat terjadi jika infeksi HPV tidak sembuh dalam waktu

yang lama. Apalagi dengan sistem imun atau kekebalan tubuh yang rendah,

infeksi akan mengganas dan menyebabkan sel kanker. Virus ini dapat menyebar

melalui sentuhan: misalnya, ada virus HPV di tangan, lalu tangan menyentuh

daerah genital, maka daerah Serviks dapat terinfeksi.

2.9.1 Faktor Penyebab Kanker Serviks

Selain itu, ada sejumlah faktor risiko atau penyebab kanker Serviks:

1. Wanita berusia di atas 40 tahun lebih rentan terkena kanker Serviks. Semakin

tua maka semakin tinggi risiko.

2. Hubungan seksual di usia yang terlalu muda, berganti-ganti partner seks, atau

berhubungan seks dengan pria yang sering berganti pasangan. Virus HPV

dapat menular melalui hubungan seksual.

3. Memiliki terlalu banyak anak (lebih dari 5 anak). Pada saat wanita

melahirkan secara alami, janin akan melewati Serviks dan menimbulkan

(31)

16

janin melewati Serviks, semakin sering trauma terjadi, semakin tinggi resiko

kanker Serviks.

4. Keputihan yang berlangsung terus-menerus dan tidak diobati. Ada dua

macam keputihan, yaitu normal dan tidak normal. Pada keputihan yang

normal, lendir berwarna bening, tidak bau dan tidak gatal. Jika salah satu dari

ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, artinya keputihan tidak normal.

5. Membasuh atau membersihkan genital dengan air yang tidak bersih, misalnya

air sungai atau air di toilet umum yang tidak terawat. Air yang kotor banyak

mengandung kuman dan bakteri.

6. Pemakaian pembalut wanita yang mengandung bahan dioksin (bahan

pemutih yang dipakai untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari

barang bekas).

7. Daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya konsumsi vitamin C, vitamin E dan

asam folat. Kebiasaan merokok juga menambah risiko kanker Serviks.

2.9.2 Gejala dan Pengobatan Kanker Serviks

Pada stadium dini, gejala kanker Serviks tidak terlalu kentara. Butuh

waktu 10-20 tahun dari infeksi untuk menjadi kanker. Walau demikian, ciri-ciri

berikut dapat dijadikan tanda kanker Serviks:

1. Terasa sakit saat berhubungan seksual,

2. Mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan badan,

3. Keluar darah yang berlebihan saat menstruasi,

4. Keputihan yang tidak normal (berwarna tidak bening, bau atau gatal),

5. Pada stadium lanjut: kurang nafsu makan, sakit punggung atau tidak bisa

berdiri tegak, sakit di otot bagian paha, salah satu paha bengkak, berat badan

naik-turun, tidak dapat buang air kecil, bocornya urin / air seni dari vagina,

pendarahan spontan setelah masa menopause, tulang yang rapuh dan nyeri

panggul.

Infeksi HPV memang tidak mengakibatkan gejala yang kentara. Selain

memperhatikan tanda-tanda kanker Serviks di atas, dapatdilakukan deteksi kanker

Serviks sejak dini. Ada sejumlah metode untuk mendeteksi atau mengetahui

(32)

17

1. IVA - Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Merupakan deteksi dini yang

dapat dilakukan di klinik. Caranya dengan mengoleskan larutan asam asetat

3%-5% ke leher rahim, kemudian mengamati apakah ada perubahan warna,

misalnya muncul bercak putih. Jika ada, berarti kemungkinan terdapat infeksi

pada serviks dan harus dilakukan pemeriksaaan lanjutan.

2. Pap Smear atau dikenal juga dengan sebutan Papanicolaou test, Pap test,

cervical smear, smear test. Pemeriksaan pap smear memiliki berbagai

kelebihan, yaitu biaya murah, waktu cepat dan hasil akurat.

3. Thin prep merupakan metode berbasis cairan yang lebih akurat dari pap smear, karena pap smear hanya mengambil sebagian sel dari leher rahim,

sedangkan thin prep memeriksa seluruh bagian Serviks.

Pada stadium awal, pengobatan kanker Serviks dilakukan dengan cara

menyingkirkan bagian yang sudah terkena kanker. Misalnya dengan pembedahan

listrik, laser atau cryosurgery. Untuk pengobatan kanker Serviks stadium lanjut,

dilakukan terapi kemoterapi dan radioterapi. Pada stadium akhir atau kasus yang

parah maka terpaksa dilakukan histerektomi, yaitu bedah pengangkatan rahim

(uterus) secara total agar sel-sel kanker yang sudah berkembang dalam kandungan

tidak menyebar ke bagian lain dalam tubuh.

2.9.3 Faktor-Faktor Penyebab Rekurensi Kanker Servik

Berdasarkan penelitian Ioka, et al (2005) menyimpulkan bahwa wanita

dengan usia antara 30 - 54 tahun memiliki resiko terkena kanker Serviks lebih

tinggi dibandingkan dengan wanita usia 55 - 64 tahun dan lebih dari 65 tahun.

Sementara itu, dalam penelitian Lee, et al (2013), terdapat 38 wanita berusia

antara 51 – 65 tahun dari 300 wanita yang mengalami rekurensi kanker Serviks.

Yoo-Young Lee, et al (2013) juga menyebutkan bahwa dari 38 kasus rekurensi

yang terjadi, pasien yang menjalani pengobatan operasi dengan adjuvant CCRT (

Concurrent Chemo-Radiaton Therapy) cenderung lebih tinggi resikonya

mengalami rekurensi kanker Serviks dibandingkan dengan hanya menjalani

operasi saja dan operasi dengan adjuvant RT ( Radiotherapy ). Dalam jurnal yang

ditulis oleh Choi, et al (2008), jenis kanker dan stadium kanker juga menjadi

(33)

18

dibandingkan dengan stadium lainnya. Sedangkan untuk jenis kanker Serviks,

pasien dengan penderita jenis kanker Serviks karsinoma epidermoid lebih banyak

(34)

19

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data rekam medis pasien

Obgyn dan Onkology dari rumah sakit DR. Soetomo Surabaya. Data penderita

kanker Serviks yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Waktu terjadinya rekurensi yang terdiri dari start time dan stop time.

2. Status atau event (terjadi rekurensi atau tidak)

3. Usia

4. Jenis Kanker Serviks

5. Stadium kanker

6. Terapi/pengobatan

Data diperoleh setelah mendapatkan persetujuan dari bagian Penelitian dan

Pengembangan ( Litbang ) rumah sakit DR. Soetomo. Persetujuan dari Litbang

kemudian dilanjutkan ke departemen Obgyn dan Onkology dan disertai dengan

pembuatan sertifikat untuk pengambilan data.

Data dari rekam medis awalnya hanya berupa rekap data yang berisi

nomer identitas pasien, umur, serta tanggal masuk dan keluar rumah sakit. Data

yang lebih lengkap diperoleh berupa berkas lengkap catatan kesehatan pasien.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data pasien tahun

2013 dengan jumlah pasien yang mengalami rekurensi sebanyak 22. Unit

observasi adalah waktu rekurensi dari 22 pasien sehingga data yang terkumpul

sebanyak 71 data.

3.2 Struktur Data dan Variabel Penelitian

Struktur data penelitian berisi layout data yang nantinya akan dianalisis

menggunakan software SAS. Dalam Tabel 3.1 terdapat kolom subjek, interval

waktu, status atau event, start time, stop time, usia Pasien, jenis kanker Servik,

(35)

20

Tabel 3.1. Struktur Data Penelitian

Subjek

Variabel Prediktor Usia

Keterangan :

N = subjek

i

r = interval waktu untuk subjek i

ij

(36)

21

0

ij

t = Start time untuk subjek ke i pada interval waktu j

1

ij

t = Stop time untuk subjek ke i pada interval waktu j

1

ij

X = nilai variabel prediktor pertama untuk subjek ke i pada interval waktu j

2

ij

X = nilai variabel prediktor kedua untuk subjek ke i pada interval waktu j

3

ij

X = nilai variabel prediktor ketiga untuk subjek ke i pada interval waktu j

4

ij

X = nilai variabel prediktor keempat untuk subjek ke i pada interval waktu j

i = 1,2,…,N ; j = 1,2,…, ni ; k = 1,2,…, p

Kolom Subjek berisi pasien yang mengalami rekurensi kanker Serviks.

Kolom Interval menunjukkan urutan pasien melakukan cek kesehatan di Rumah

Sakit. Interval berisi 1 saat pasien baru pertama kali melakukan cek kesehatan

setelah pengobatan. Interval berisi 2 saat pasien melakukan cek kesehatan kedua

setelah pengobatan, dan begitu seterusnya.. Kolom Event menunjukkan kejadian

yaitu terjadi rekurensi (kambuh) atau tidak kambuh. Event memiliki nilai 1 saat

terjadi kambuh, dan bernilai 0 saat tidak terjadi kambuh saat cek kesehatan. Data

layout untuk counting process approach, Start Time dimulai dari angka 0 yang

menunjukkan bahwa waktu dihitung dari pasien mulai menjalani pengobatan. Stop

Time berisi waktu pasien mengalami rekurensi pertama. Selanjutnya jika terjadi

rekurensi kedua pada pasien yang sama, maka Stop Time pada rekurensi pertama

akan menjadi Start Time. Dan Stop Time akan berisi waktu terjadi rekurensi

kedua. Begitu seterusnya jika terjadi rekurensi kembali pada pasien yang sama.

Sedangkan waktu rekurensi kedua akan masuk ke Stop Time.

Berbeda dengan PWP-GT, Start Time selalu dimulai dari 0. Waktu

terjadinya rekurensi akan masuk ke kolom Stop Time. Untuk rekurensi pertama

kali untuk setiap pasien, Start Time dimulai dari angka 0 yang menunjukkan

bahwa waktu dihitung dari pasien mulai menjalani pengobatan. Selanjutnya

kolom Start Time selalu bernilai 0. Sedangkan Stop Time menunjukkan waktu

pasien mengalami rekurensi dihitung dari saat menjalani pengobatan. Selanjutnya,

kolom Stop Time memiliki nilai yang didapatkan dari nilai Stop Time dikurangi

Start Time.

Kolom Usia Pasien, Jenis Kanker Serviks, Stadium, Terapi merupakan

(37)

22

terjadinya rekurensi dan mulai mengikuti program terapi/pengobatan di rumah

sakit DR. Soetomo yang dinyatakan dalam satuan tahun. Kolom Jenis Kanker

Serviks berisi Jenis kanker Serviks yang terdiri dari 2 jenis yaitu karsinoma dan

maglinant neoplasm. Kolom Stadium berisi Stadium dimulai dari stadium I

hingga stadium IV yang menyatakan informasi mengenai stadium klinis pasien

ketika mulai terjadi rekurensi kanker Serviks. Kolom Terapi berisi Terapi/

pengobatan adalah terapi yang digunakan selama perawatan setelah terjadinya

rekurensi kanker Servik.

Tabel 3.2. Skala Data Variabel Penelitian

Variabel Skala Data

Start Time (tij0) Interval

Stop Time (tij1) Interval

Event (dij)

Nominal.

Status atau event

1= terjadi rekurensi terapi

0 = tidak terjadi rekurensi terapi

1

X Rasio

2

X

Nominal

Jenis kanker Serviks

1= karsinoma

2 = maglinant neoplasm

3

X

Ordinal.

Stadium

1= Stadium I

2 = Stadium II

3= Stadium III

4= Stadium IV

4

X

Ordinal.

Terapi

1 = Transfusi PRC

(38)

23

3.3 Langkah-Langkah Penelitian

Untuk mencapai tujuan dari penelitian ini maka dilakukan tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1. Mengkaji estimator model Counting Process Approach dan PWP-GT.

Langkah-langkah untuk mengkaji estimator model Counting Process

Approach adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan fungsi likelihood untuk Counting Process Approach, yaitu

(

)

2. Menetapkan fungsi ln likelihood untuk Counting Process Approach

3. Menentukan turunan pertama dari fungsi ln likelihood Counting

Process Approach, yaitu menentukan β

β

∂ ∂lnL( )

. Kemudian turunan

pertama tersebut disamakan nilainya dengan nol agar memperoleh

estimasi parameter β.

4. Memastikan

β memaksimumkan L(β) yakni dengan menentukan

turunan kedua dari fungsi ln likelihood Counting Process Approach,

yaitu menentukan

T

iterasi Newton Rhapson untuk mendapatkan penaksir parameterβ

Langkah-langkah untuk mengkaji estimator model PWP-GT adalah

sebagai berikut :

1. Menetapkan fungsi likelihood untuk PWP-GT, fungsi likelihood

(39)

24

2. Menetapkan fungsi ln likelihood untuk PWP-GT

3. Menentukan turunan pertama dari fungsi ln likelihood PWP-GT, yaitu

menentukan β

β

∂ ∂lnL( )

. Kemudian turunan pertama tersebut disamakan

nilainya dengan nol agar memperoleh estimasi parameter β.

4. Memastikan

β memaksimumkan L(β) yakni dengan menentukan

turunan kedua dari fungsi ln likelihood PWP-GT, yaitu menentukan

T L

β β

β

∂ ∂

∂2ln ( )

< nol.

5. Hasil estimasi parameter β tidak close form maka dapat melakukan

iterasi Newton Rhapson mendapatkan penaksir parameterβ.

2. Mengaplikasikan model Counting Process Approach dan PWP-GT untuk

data rekurensi kanker servik. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Membuat kurva survival dari model Counting Process Approach dan

PWP-GT

2. Membentuk model Counting Process Approach

3. Menentukan estimasi parameter Counting Process Approach

4. Melakukan pengujian hipotesis untuk parameter Counting Process

Approach.

5. Menentukan nilai hazard untuk model Counting Process Approach

yang didapatkan.

6. Melakukan Interpretasi dari model Counting Process Approach yang

didapatkan

7. Menganalisis data menggunakan PWP-GT

8. Menentukan estimasi parameter PWP-GT

9. Melakukan pengujian hipotesis untuk parameter PWP-GT

10.Menentukan nilai hazard untuk model PWP-GTyang didapatkan.

(40)

25

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Membuat Statistika Deskriptif

Membuat kurva survival dari model

Counting Process Approach dan PWP-GT

Menganalisis data menggunakan Counting

Process Approach dan PWP-GT Data

Menentukan estimasi parameter PWP-GT pada data kanker Serviks

Melakukan Uji signifikan parameter PWP-GT

Menentukan estimasi parameter Counting Process Approach pada

data kanker Serviks

Melakukan Uji signifikan parameter Counting Process Approach

Menentukan nilai hazard untuk model Counting Process Approach

Melakukan Iterpretasi dari model Counting Process Approach yang

didapatkan

Menentukan nilai hazard untuk model PWP-GT

Melakukan Iterpretasi dari model PWP-GT yang didapatkan

(41)

26

(42)

27

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Estimasi Parameter Counting Process Approach(CPA)

Estimasi parameter untuk Counting Process Approach (CPA)

menggunakan Partial Likelihood.Tahapan penentuan estimasi parameter untuk

Counting Process Approach (CPA) adalah sebagai berikut :

1. Menentukan persamaan fungsi partial likelihoodyaitu

(

)

2. Langkah selanjutnya adalah mencari fungsi logaritma natural likelihood

dengan adanya sensor kanan, sehingga fungsi logaritma natural likelihood

adalah sebagai berikut:

(

)



3. Setelah didapatkan fungsi logaritma natural likelihood langkah selanjutnya

adalah mendapatkan turunan pertama dari fungsi tersebut, sehingga

didapatkan sebagai berikut :

(

)

4. Langkah selanjutnya adalah mendapatkan turunan kedua dari fungsi logaritma

natural likelihood yang telah diturunkan terhadapβyakni

β β ∂ ∂lnL( )

dimana

dalam persamaan tersebut terdapatpersamaan dengan bentuk

v u

sehingga

turunannya nanti akan berbentuk 2

(43)

28

sehingga didapatkan fungsi turunan kedua sebagai berikut

(

)

(

)

dalam persamaan diatas terdapat persamaan yang sama antara penyebut dan

pembilang. Sehingga persamaan tersebut dapat disederhanakan.Turunan kedua

dari fungsi logaritma natural likelihood menjadi :

(

)

Karena hasil persamaan di atas tidak memberikan suatu persamaan yang eksplisit

maka digunakan suatu metode yaitu metode Newton-Rapshon dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan nilai taksiran awal parameterβˆp( )0 . Nilai taksiran βˆp( )0 diperoleh

dengan metode Ordinary Least square (OLS), yaitu

( )

( ) (

X X X Y

)

β = T1 T

0

ˆ

p denganp =1,...,n

(44)

29

3. Membentuk matriks Hessian H

( )

5. Mulai dari s=0 dilakukan iterasi pada persamaan

( ) 

Nilai βˆ(s)merupakan sekumpulan penaksir parameter yang konvergen saat

iterasi ke-s.

6. Jika belum mendapatkan penaksiran parameter yang konvergen , maka

dilanjutkan kembali ke langkah 5 hingga iterasi ke s = s+1. Iterasi akan

berhenti apabila nilai dari β(s+1)βs ≤ε, 𝜀𝜀 adalah bilangan yang sangat

kecil.

4.2 Estimasi Parameter PWP-GT

Estimasi parameter untuk PWP-GT menggunakan menggunakan

Maximum Likelihood dengan fungsi sebagai berikut :

1. Menentukan persamaan fungsi partial likelihood yaitu

(

)

2. Langkah selanjutnya adalah mencari fungsi logaritma natural likelihood

dengan adanya sensor kanan, sehingga fungsi logaritma natural likelihood

(45)

30

3. Setelah didapatkan fungsi logaritma natural likelihood langkah selanjutnya

adalah mendapatkan turunan pertama dari fungsi tersebut, sehingga

didapatkan sebagai berikut :

(

)

4. Langkah selanjutnya adalah mendapatkan turunan kedua dari fungsi logaritma

natural likelihood yang telah diturunkan terhadap βyakni

β β ∂ ∂lnL( )

dimana

dalam persamaan tersebut terdapat persamaan dengan bentuk

v u

sehingga

turunannya nanti akan berbentuk 2

'

sehingga didapatkan fungsi turunan kedua sebagai berikut

(

)

(

)

dalam persamaan diatas terdapat persamaan yang sama antara penyebut dan

pembilang. Sehingga persamaan tersebut dapat disederhanakan.Turunan kedua

dari fungsi logaritma natural likelihood menjadi :

(

)

(46)

31

maka digunakan suatu metode yaitu metode Newton-Rapshon dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan nilai taksiran awal parameterβˆp( )0 . Nilai taksiran βˆp( )0 diperoleh

dengan metode Ordinary Least square (OLS), yaitu

( )

( ) (

X X X Y

)

β = T1 T

0

ˆ

p denganp=1,..,n

2. Membentuk vektor gradien g

( )

3. Membentuk matriks Hessian H

( )

5. Mulai dari s=0 dilakukan iterasi pada persamaan

( ) 

Nilai βˆ(s)merupakan sekumpulan penaksir parameter yang konvergen saat

iterasi ke-s.

6. Jika belum mendapatkan penaksiran parameter yang konvergen , maka

dilanjutkan kembali ke langkah 5 hingga iterasi ke s = s+1. Iterasi akan

berhenti apabila nilai dari s+s ≤ε

4.3 Analisis Data Rekurensi Kanker Serviks

Pada Sub Bab 4.1 dan 4.2 telah dilakukan langkah-langkah menentukan

estimasi parameter untuk metode CPA dan PWP-GT. Analisis selanjutnya adalah

mengaplikasikan penaksiran estimasi tersebut pada data kanker Serviks yang

(47)

32

kanker Serviks tersebut akan disajikan berupa statistika deskriptif dan kurva

survival.

4.3.1 Karakteristik Pasien Rekuren Kanker Serviks

Rekuren kanker Serviks dalam penelitian adalah kejadian dimana pasien

mengalami kambuh setelah menjalani terapi. Saat pasien mengalami kambuh

setelah menjalani terapi, maka pasien akan kembali melakukan tes kesehatan yang

naninya berlanjut melakukan terapi kembali. Terapi kembali yang dilakukan oleh

pasien kanker Serviks inilah yang dijadikan sebagai kejadian atau event dalam

penelitian ini.

Berikut ini merupakan karakteristik Pasien Kanker serviks yang

mengalami rekuren yang disajikan dalam bentuk statistika deskriptif untuk

variabel usia Pasien.

Tabel 4.1 Statistika Deskriptif Usia Pasien Rekuren Kanker Serviks

Variabel Mean St Dev Minimum Maximum

Usia 51,9545 4,90362 43 61

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa penderita rekuren kanker

Serviks di Rumah Sakit DR. Soetomo Surabaya dengan usia paling muda yakni

usia 43 tahun dan usia paling tua yakni usia 61 tahun dengan rata-rata usia yang

mengalami rekuren kanker Serviks yaitu 51,9545tahun.Hal ini menjelaskan bahwa

rata-rata pasien Kanker Serviks mengalami rekuren saat usianya diatas 51

tahun.Karakteristik untuk Stadium dan Terapi disajikan dalam bentuk

Crosstabulation dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.2 Crosstabulation Stadium dan Terapi Pasien Rekuren Kanker Serviks

Terapi

Total Transfusi Kemoterapi

Stadium

Stadium 2 n 0 4 4

% 0 22,2 18,2

Stadium 3 n 4 14 18

% 100 77,8 81,8

Total n 4 18 22

% 100 100 100

Dalam Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Pasien Kanker Serviks yang

(48)

33

kanker Serviks dengan stadium 3. Sedangkan Untuk pasien kanker Serviks yang

menjalani terapi dengan Transfusi lebih sedikit dibandingkan dengan yang

menjalani Kemoterapi. Pasien kanker Serviks dengan stadium 2 yang menjalani

kemoterapi sebanyak 22,2%. Sedangkan Pasien kanker Serviks dengan stadium 3

yang menjalani kemoterapi sebanyak 77,8%

Tabel 4.3 Crosstabulation Terapi dan Jenis Kanker Serviks Pasien Rekuren Kanker Serviks

Jenis

Total Karsinoma Maglinant

Neoplasma

Terapi

Transfusi n 1 3 4

% 100 14,3 18,2

Kemoterapi n 0 18 18

% 0 85,7 81,8

Total n 1 21 22

% 100 100 100

Berdasarkan Tabel 4.3 pasien kanker Serviks yang mengalami rekuren

dengan jenis kanker Serviks Karsinoma lebih sedikit dibandingkan dengan pasien

yang memiliki jenis kanker Serviks Maglinant Neoplasma.Dari jumlah tersebut,

pasien kanker Serviks Karsinoma yang menjalani Transfusi sebesar 100 %.Dan

pasien kanker Serviks jenis Karsinoma tidak ada yang menjalani

kemoterapi.Begitu juga dengan pasien kanker Serviks Maglinant Neoplasma yang

menjalani Transfusi hanya sebesar 14,3 %. Sedangkan pasien kanker Serviks

Maglinant Neoplasma yang menjalani kemoterapi sebesar 85,7 %.

Tabel 4.4 Crosstabulation Stadium dan Jenis Kanker Serviks Pasien Rekuren Kanker Serviks

Jenis

Total Karsinoma Maglinant

Neoplasma

Stadium

Stadium 2 n 0 4 4

% 0 19 18,2

Stadium 3 n 1 17 18

% 100 81 81,8

Total n 1 21 22

% 100 100 100

Pada Tabel 4.4 pasien kanker Serviks stadium 2 dengan jenis kanker

(49)

34

jenis kanker Serviks Karsinoma ada sebanyak 100%.Pasien kanker Serviks

stadium 2 dengan jenis kanker Serviks Maglinant Neoplasmaterdapat 19

%.Sedangkan Pasien kanker Serviks stadium 3 dengan jenis kanker Serviks

Maglinant Neoplasma terdapat 81 %.Hal ini menjelaskan bahwa sebagian besar

pasien kanker Serviks stadium 3 menderita jenis kanker Serviks Maglinant

Neoplasma.

4.3.2 Kurva Survival

Data rekuren kanker Sevik terdiri dari dua puluh dua subjek.Analisis data

rekuren kanker Servikakan ditampilkan dalam kurva survival. Dalam kurva

survival terdapat perbedaan antara Counting process Approach dan PWP-GT. Hal

ini dikarenakan perhitungan waktu survival antara Counting process Approach

dan PWP-GT berbeda. Pada Counting process Approach waktu rekuren yang

digunakan adalah waktu rekuren saat Stop. Sedangkan waktu rekuren yang

digunakan pada PWP-GT adalah waktu rekuren selisih antara Start dan Stop.

Kurva Survival untuk Counting process Approach adalah sebagai berikut.

Gambar 4.1 Kurva Survival Rekurensi Kanker Serviks dengan Metode Counting process Approach

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahuibahwa peluang pasien kanker

Serviks untuk tidak mengalami rekurensi pada saat t= 50 adalah 0,2666. Pada saat

t =100 maka peluang pasien kanker Serviks untuk tidak mengalami rekurensi

menurun yakni menjadi 0,15. Peluang pasien kanker Serviks untuk tidak

0 50 100 150

0

.0

0

.2

0

.4

0

.6

0

.8

1

.0

S

ur

v

iv

a

l P

ro

ba

bi

li

ty

E

st

im

at

e

s

(50)

35

mengalami rekurensi juga menurun pada saat t =150, yaitu sebesar 0,133. Gambar

4.1 juga memberikan informasi bahwa peluang pasien untuk tidak mengalami

rekuren semakin drastis antara t=0 hingga t=50. Peluang pasien untuk tidak

mengalami rekuren cenderung konstan setelah t=50, dan menurun kembali saat

mendekati t=100. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu pasien kanker

Serviks dihitung dari pertama kali menjalani terapi, maka semakin kecil

peluangnya untuk tidak mengalami rekurensi.

Kurva survival untuk pasien kanker Serviks yang mengalami rekuren

dengan menggunakan metode PWP-GT dapat dilihat dalam Gambar 4.2.

Berdasarkan kurva survival PWP-GT dapat diketahui bahwa peluangpasien

kanker Serviks untuk tidak mengalami rekurensi pada saat t= 50 adalah 0,533.

Pada saat t =100 maka peluang pasien kanker Serviks untuk tidak mengalami

rekurensi menurun yakni menjadi 0,366. Peluang pasien kanker Serviks untuk

tidak mengalami rekurensi juga menurun pada saat t =150, yaitu sebesar 0,2833.

Gambar 4.2 juga memberikan informasi bahwa peluang pasien untuk tidak

mengalami rekuren semakin drastis menurun antara t=0 hingga melewati t=50.

Peluang pasien untuk tidak mengalami rekuren masih mengalami penurunan

sedikit demi sedikit setelah t=50, dan menurun kembali saat mendekati t=100. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu pasien kanker Serviks dihitung dari

pertama kali menjalani terapi, maka semakin kecil peluangnya untuk tidak

mengalami rekurensi.

Gambar 4.2 Kurva Survival Rekurensi Kanker Serviks dengan Metode PWP-GT

0 50 100 150

0

.0

0

.2

0

.4

0

.6

0

.8

1

.0

Sur

viv

al

P

robab

ility

E

stim

a

te

s

Gambar

Gambar 2.1 Kurva Survival Untuk Data Rekurensi....................................... 8
Gambar 2.1 Kurva Survival untuk Data Rekurensi
Tabel 2.1 Contoh Data Counting Process Approach
Tabel 2.2 Contoh Data PWP-GT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada kebijakan nasional dan strategi pembangunan sistem drainase tersebut di atas dan dari hasil analisis penanganan sistem drainase sampai saat ini, dimana permasalahan utama

Dalam volumetrik, penentuan zat dilakukan dengan cara titrasi yaitu suatu proses dimana larutan baku atau titran (dalam bentuk larutan yang diketahui konsentrasinya)

Oleh karena itu peneliti ingin memberikan bantuan berupa masukan ilmu yang berkaitan untuk meningkatkan kemampuan lay up shoot pada siswa ekstrakurikuler di Sekolah

Pengetahuan tentang pendidikan gizi di lingkungan rumah, berarti menanamkan kebiasan atau perilaku hidup bersih sehat dan mendorong seluruh keluarga untuk berperilaku bersih

guna jalan ra ya yang berhemah.. 5) M ur id m en ye na ra ik an kepentingan memilih, memakai dan menja ga topi keledar. 1). Murid berbincang dan bersumbang saran mengenai

Sehingga H 0 diterima, tidak ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan media edmodo dengan yang menggunakan lembar kerja peserta didik.Dari hasil

FormMain_menu.Enabled = False formAbout.Show.

Penawaran/lamaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan Langsung Jasa Lainnya Perorangan untuk melaksanakan pekerjaan