• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Kanker Servik…

Kanker Serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak nomor tiga di dunia. Bahkan di Indonesia , setiap satu jam seorang wanita meninggal karena

kanker ini. Kanker Serviks disebut juga "silent killer" karena perkembangan

kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 10-20 tahun. Proses ini seringkali tidak disadari hingga kemudian sampai pada tahap pra-kanker tanpa gejala.

Penyebab utama kanker Serviks adalah infeksi Human Papilloma

Virus (HPV atau virus papiloma manusia). Sekitar 70% kejadian kanker Serviks merupakan akibat dari HPV 16 dan HPV 18. Awalnya sel kanker berkembang dari Serviks atau mulut rahim yang letaknya berada di bawah rahim dan di atas

vagina. Oleh sebab itu kanker Serviks disebut juga kanker leher

rahim atau kanker mulut rahim. Di mulut rahim ada dua jenis sel, yaitu sel kolumnar dan sel skuamosa. Sel skuamus ini sangat berperan dalam perkembangan kanker Serviks.

Kanker servik dapat terjadi jika infeksi HPV tidak sembuh dalam waktu yang lama. Apalagi dengan sistem imun atau kekebalan tubuh yang rendah, infeksi akan mengganas dan menyebabkan sel kanker. Virus ini dapat menyebar melalui sentuhan: misalnya, ada virus HPV di tangan, lalu tangan menyentuh daerah genital, maka daerah Serviks dapat terinfeksi.

2.9.1 Faktor Penyebab Kanker Serviks

Selain itu, ada sejumlah faktor risiko atau penyebab kanker Serviks:

1. Wanita berusia di atas 40 tahun lebih rentan terkena kanker Serviks. Semakin

tua maka semakin tinggi risiko.

2. Hubungan seksual di usia yang terlalu muda, berganti-ganti partner seks, atau

berhubungan seks dengan pria yang sering berganti pasangan. Virus HPV dapat menular melalui hubungan seksual.

3. Memiliki terlalu banyak anak (lebih dari 5 anak). Pada saat wanita

melahirkan secara alami, janin akan melewati Serviks dan menimbulkan trauma pada Serviks, yang dapat memicu aktifnya sel kanker. Semakin sering

16

janin melewati Serviks, semakin sering trauma terjadi, semakin tinggi resiko kanker Serviks.

4. Keputihan yang berlangsung terus-menerus dan tidak diobati. Ada dua

macam keputihan, yaitu normal dan tidak normal. Pada keputihan yang normal, lendir berwarna bening, tidak bau dan tidak gatal. Jika salah satu dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, artinya keputihan tidak normal.

5. Membasuh atau membersihkan genital dengan air yang tidak bersih, misalnya

air sungai atau air di toilet umum yang tidak terawat. Air yang kotor banyak mengandung kuman dan bakteri.

6. Pemakaian pembalut wanita yang mengandung bahan dioksin (bahan

pemutih yang dipakai untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas).

7. Daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya konsumsi vitamin C, vitamin E dan

asam folat. Kebiasaan merokok juga menambah risiko kanker Serviks.

2.9.2 Gejala dan Pengobatan Kanker Serviks

Pada stadium dini, gejala kanker Serviks tidak terlalu kentara. Butuh waktu 10-20 tahun dari infeksi untuk menjadi kanker. Walau demikian, ciri-ciri berikut dapat dijadikan tanda kanker Serviks:

1. Terasa sakit saat berhubungan seksual,

2. Mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan badan,

3. Keluar darah yang berlebihan saat menstruasi,

4. Keputihan yang tidak normal (berwarna tidak bening, bau atau gatal),

5. Pada stadium lanjut: kurang nafsu makan, sakit punggung atau tidak bisa

berdiri tegak, sakit di otot bagian paha, salah satu paha bengkak, berat badan naik-turun, tidak dapat buang air kecil, bocornya urin / air seni dari vagina, pendarahan spontan setelah masa menopause, tulang yang rapuh dan nyeri panggul.

Infeksi HPV memang tidak mengakibatkan gejala yang kentara. Selain memperhatikan tanda-tanda kanker Serviks di atas, dapatdilakukan deteksi kanker Serviks sejak dini. Ada sejumlah metode untuk mendeteksi atau mengetahui terkena kanker Serviks, antara lain:

17

1. IVA - Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Merupakan deteksi dini yang

dapat dilakukan di klinik. Caranya dengan mengoleskan larutan asam asetat 3%-5% ke leher rahim, kemudian mengamati apakah ada perubahan warna, misalnya muncul bercak putih. Jika ada, berarti kemungkinan terdapat infeksi pada serviks dan harus dilakukan pemeriksaaan lanjutan.

2. Pap Smear atau dikenal juga dengan sebutan Papanicolaou test, Pap test,

cervical smear, smear test. Pemeriksaan pap smear memiliki berbagai kelebihan, yaitu biaya murah, waktu cepat dan hasil akurat.

3. Thin prep merupakan metode berbasis cairan yang lebih akurat dari pap smear, karena pap smear hanya mengambil sebagian sel dari leher rahim,

sedangkan thin prep memeriksa seluruh bagian Serviks.

Pada stadium awal, pengobatan kanker Serviks dilakukan dengan cara menyingkirkan bagian yang sudah terkena kanker. Misalnya dengan pembedahan

listrik, laser atau cryosurgery. Untuk pengobatan kanker Serviks stadium lanjut,

dilakukan terapi kemoterapi dan radioterapi. Pada stadium akhir atau kasus yang parah maka terpaksa dilakukan histerektomi, yaitu bedah pengangkatan rahim (uterus) secara total agar sel-sel kanker yang sudah berkembang dalam kandungan tidak menyebar ke bagian lain dalam tubuh.

2.9.3 Faktor-Faktor Penyebab Rekurensi Kanker Servik

Berdasarkan penelitian Ioka, et al (2005) menyimpulkan bahwa wanita dengan usia antara 30 - 54 tahun memiliki resiko terkena kanker Serviks lebih tinggi dibandingkan dengan wanita usia 55 - 64 tahun dan lebih dari 65 tahun. Sementara itu, dalam penelitian Lee, et al (2013), terdapat 38 wanita berusia antara 51 – 65 tahun dari 300 wanita yang mengalami rekurensi kanker Serviks. Yoo-Young Lee, et al (2013) juga menyebutkan bahwa dari 38 kasus rekurensi yang terjadi, pasien yang menjalani pengobatan operasi dengan adjuvant CCRT (

Concurrent Chemo-Radiaton Therapy) cenderung lebih tinggi resikonya mengalami rekurensi kanker Serviks dibandingkan dengan hanya menjalani

operasi saja dan operasi dengan adjuvant RT ( Radiotherapy ). Dalam jurnal yang

ditulis oleh Choi, et al (2008), jenis kanker dan stadium kanker juga menjadi faktor yang penting. Pasien kanker Serviks stadium 1 cenderung lebih banyak

18

dibandingkan dengan stadium lainnya. Sedangkan untuk jenis kanker Serviks, pasien dengan penderita jenis kanker Serviks karsinoma epidermoid lebih banyak dibanding dengan jenis kanker Serviks yang lain.

19

Dokumen terkait