• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK ACUAN, KUALITAS, DESAIN DAN HARGA PRODUK DENGAN MINAT BELI PRODUK KERAJINAN GERABAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK ACUAN, KUALITAS, DESAIN DAN HARGA PRODUK DENGAN MINAT BELI PRODUK KERAJINAN GERABAH"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

i   

Studi Kasus : Pada Konsumen Produk Kerajinan Gerabah di Desa Wisata Kasongan Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Albertus Wasana Puji Riyanto NIM : 04 2214 072

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

 

HALAMAN MOTTO

“ Segala perkara dapat Ku tanggung di dalam Dia

yang memberi kekuatan kepadaku “

(Filipus 4 :13)

“ Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat kita

terus berusaha tuk mencapai tujuan kita “

(5)

v   

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Kedua Orang Tuaku Agustinus Mujiwad dan Theresia Markurul

Kedua Kakakku H.Y. Dwi Cahyono B.P. dan C. Tri Setyo Ismanu

Kedua Adikku Laura Yuniar R., dan Leonardus Adven B.P.

Pakdeku Stephanus Sukarli

(6)

vi  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Y ogyakarta, Agustus 2008 Penulis,

(7)

vii   

Studi Kasus pada Konsumen Kerajinan Gerabah di Desa Wisata Kasongan Yogyakarta

Albertus Wasana Puji Riyanto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang meliputi kelompok acuan, kualitas, desain dan harga produk secara parsial dan simultan dengan minat beli produk kerajinan gerabah.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan populasinya adalah konsumen kerajinan gerabah di Desa Wisata Kasongan Yogyakarta dan jumlah sampel sebanyak 100 orang responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2008. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis pertama menggunakan korelasi product moment dan hipotesis kedua menggunakan korelasi berganda.

(8)

viii   

The Relationship between Reference Groups, Quality, Design and Price of Product with the Interest to Buy Gerabah Handicraft

A Case Study on a Consumer of Gerabah Handicraft at Desa Wisata Kasongan Yogyakarta

Albertus Wasana Puji Riyanto Sanata Dharma University

Yogyakarta

The goals of this research were to know the partial and simultaneous relationship between reference groups, quality, design and price of product with the interest to buy of gerabah handicraft.

This research was a case study with a population of consumer of gerabah handicraft at Desa Wisata Kasongan Yogyakarta as many as 100 respondents. The sampling technique applied was Accidental Sampling technique. Data gathering techniques were questionaires and interviews. This study was conducted in June-July 2008. Data analysis techniques to test the hypothesis were Product Moment Correlation for the first hypothesis and Multiple Correlations for the second hypothesis.

The research found that : (1) there was a partial correlation between reference groups, quality, design and price of product with interest to buy gerabah handicraft, (2) there was a simultaneous correlation between reference groups, quality, design and price of product with interest to buy gerabah handicraft.

(9)
(10)

x

Segala puji, hormat serta syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi dengan judul

“Hubungan Antara Kelompok Acuan, Kualitas, Desain dan Harga Produk

dengan Minat Beli Produk Kerajinan Gerabah”. Studi kasus pada Konsumen Produk Kerajinan Gerabah di Desa Wisata Kasongan, Yogyakarta.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari adanya campur tangan pihak lain yang dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta 3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

(11)

xi   

ini.

5. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku dosen penguji saat ujian pendadaran. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.

7. BAPEDA Pemerintah Provinsi DIY yang telah memberikan surat keterangan/ijin penelitian.

8. BAPPEDA Pemerintah Kabupaten Bantul yang telah memberikan surat keterangan/ijin penelitian.

9. Pemerintah Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul dan Kepala Dukuh Kajen yang telah memberikan ijin penelitian di Desa Wisata Kasongan.

10.Kedua Orang Tuaku Agustinus Mujiwad dan Theresia Markurul, yang telah melahirkanku dan tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, cinta, dukungan serta doa hingga akhirnya penulisan skripsi ini terselesaikan.

11.Kedua Kakakku H.Y. Dwi Cahyono B.P., C. Tri Setyo I., dan kedua Adikku Laura Y.R, Leonardus Adven B.P., yang telah memberi pengalaman, dukungan, serta doa selama ini, kalian semua adalah semangatku dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

(12)
(13)

xiii   

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

(14)

xiv   

B. Pengertian Pemasaran ... 5

C. Konsep Pemasaran ... 7

D. Manajemen Pemasaran ... 9

E. Perilaku Konsumen ... 9

F. Karakteristik Pembeli ... 10

G. Produk ... 11

H. Kelompok Acuan ... 14

I. Kualitas ... 15

J. Desain ... 18

K. Harga ... 18

L. Minat ... 20

M. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 21

N. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24

O. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 25

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Jenis dan Sumber Data ... 26

(15)

xv   

I. Populasi dan Sampel ... 28

J. Teknik Pengambilan Sampel ... 29

K. Uji Instrumen Penelitian ... 30

L. Alat Analisis Data ... 32

M. Pengujian Hipotesis ... 35

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Desa Wisata Kasongan ... 37

B. Gambaran Umum Produk Kerajinan Gerabah ... 47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 50

B. Metode Pengujian Instrumen ... 55

C. Pengujian Hipotesis ... 58

D. Pembahasan ... 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 72

C. Keterbatasan ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(16)

xvi   

Tabel 3.1. Pedoman memberikan interpretasi koefisien korelasi ... 33

Tabel 5.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 50

Tabel 5.2. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 51

Tabel 5.3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 51

Tabel 5.4. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan dalam 1 bulan ... 52

Tabel 5.5. Karakteristik responden berdasarkan melakukan kunjungan ... 53

Tabel 5.6. Karakteristik responden berdasarkan frekuensi kunjungan ... 54

Tabel 5.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 56

(17)

xvii   

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 23

Gambar 5.1. Uji t dua sisi variabel kelompok acuan ... 59

Gambar 5.2. Uji t dua sisi variabel kualitas ... 61

Gambar 5.3. Uji t dua sisi variabel desain ... 62

Gambar 5.4. Uji t dua sisi variabel harga produk ... 64

(18)

1   

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Kesuksesan dalam persaingan akan dapat dipenuhi apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Tjiptono, 1997: 19). Untuk mencapai tujuan tersebut maka perusahaan memerlukan berbagai usaha agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai.

Teknologi canggih saat ini mulai banyak digunakan untuk memperoleh biaya produksi yang murah tetapi dengan hasil yang berkualitas. Produk yang memiliki kualitas yang baik/tinggi dan harga yang murah dapat dijadikan sebagai modal untuk bersaing dengan produk yang sudah ada di pasar dan meraih konsumen baru. Keinginan konsumen menjadi prioritas utama dalam memproduksi sebuah produk terlebih terhadap produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang murah.

(19)

peranan penting dimana dari waktu ke waktu mereka semakin kritis dalam menyikapi suatu produk.

Kita ketahui bahwa saat ini semakin banyak muncul perusahaan yang bergerak di bidang industri kerajinan. Sebagai contoh industri kerajinan gerabah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdapat di Desa Wisata Kasongan. Dewasa ini berkembang sangat cepat dan menunjukkan pertumbuhan yang sangat besar. Pada mulanya kerajinan gerabah ini hanya sebatas pada pembuatan perlengkapan dapur seperti tungku, kwali, gentong, layah dan alat rumah tangga lainnya.

Persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan yang bergerak di industri kerajinan akan semakin nyata, perusahaan yang mengetahui serta memahami keinginan dan kebutuhan konsumen saja yang akan mampu menarik konsumen, sehingga mereka mampu bertahan dan memiliki banyak konsumen.

Produk yang berkualitas, desain yang unik dan menarik serta harga bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan, yang pada akhirnya akan dapat menarik minat beli konsumen dan memberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen. Dalam hal ini perusahaan harus memberikan kualitas, desain dan harga suatu produk yang dapat diterima oleh konsumen, karena bila tidak, konsumen akan segera beralih kepada pesaing.

(20)

terhadap sikap atau perilaku konsumen dalam hal memilih dan membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan minat beli konsumen untuk membeli suatu produk dalam hal ini adalah produk kerajinan gerabah.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut, untuk itu penulis mengambil judul “Hubungan antara Kelompok Acuan, Kualitas, Desain dan Harga Produk dengan Minat Beli Produk Kerajinan

Gerabah” Studi Kasus pada Konsumen Produk Kerajinan Gerabah di Desa Wisata Kasongan Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan secara parsial antara kelompok acuan, kualitas, desain dan harga produk dengan minat beli ?

2. Apakah ada hubungan secara simultan antara kelompok acuan, kualitas, desain dan harga produk dengan minat beli ?

C. Batasan Masalah

(21)

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara parsial antara kelompok acuan, kualitas, desain dan harga produk dengan minat beli.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara simultan antara kelompok acuan, kualitas, desain dan harga produk dengan minat beli.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan kepustakaan khususnya minat beli produk. b. Menjadi bahan referensi rekan-rekan mahasiswa yang akan

mengadakan penelitian terhadap masalah yang sama di masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan informasi mengenai hubungan antara kelompok acuan, kualitas, desain dan harga produk dengan minat beli produk. b. Bagi penulis sendiri, penelitian dan penulisan ini bermanfaat untuk

(22)

5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen

Menurut Stoner (dalam Handoko, 1998 : 8) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).

B. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (2000 : 9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

(23)

Jadi, pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, yaitu suatu proses yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.

Definisi pemasaran tersebut berdasarkan pada prinsip inti yang meliputi: kebutuhan (needs), produk (goods, services and idea), permintaan (demands), nilai, biaya, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, dan jaringan, pasar, pemasar, serta prospek.

Kebutuhan, keinginan dan permintaan dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar

tertentu. Orang membutuhkan pangan, sandang, rumah, rasa aman, rasa memiliki, harga diri dan lain-lain untuk tetap hidup. Kebutuhan-kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau oleh para pemasar, kebutuhan ini sudah ada dan terlekat dalam tubuh dan kondisi manusia. 2. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik

terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam tadi. Keinginan manusia terus menerus dibentuk oleh kekuatan dan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti, masjid, gereja, sekolah, keluarga dan perusahaan-perusahaan bisnis.

(24)

C. Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (2000 : 22) konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.

Ada beberapa konsep yang dijadikan sebagai pedoman oleh organisasi untuk melakukan kegiatan pemasaran. Konsep-konsep tersebut adalah (Kotler dan Keller, 2006 : 16) :

1. Konsep Produksi

Konsep ini menegaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dan murah. Para manajer perusahaan yang berorientasi produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi, biaya yang rendah, dan distribusi secara masal.

2. Konsep Produk

Konsep ini menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan ciri yang paling bermutu, berkinerja atau inovatif. Para manajer organisasi itu memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu ke waktu.

3. Konsep Penjualan

(25)

organisasi tersebut harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.

4. Konsep Pemasaran

Konsep ini menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan dengan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.

5. Konsep Pemasaran Holistik

Konsep pemasaran holistik didasarkan pada pengembangan, desain, dan implementasi dari program, proses, dan aktivitas pemasaran yang mengenalkan mereka pada keseluruhan dan ketergantungan. Pemasaran holistik mengenalkan bahwa segala sesuatu penting dengan pemasaran dan hal itu meluas, menyatukan prespektif adalah sesuatu yang sering diperlukan. Empat komponen dari pemasaran holistik adalah pemasaran relasi (hubungan), pemasaran terpadu, pemasaran internal dan pemasaran masyarakat.

(26)

D. Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (dalam Swastha dan Irawan, 2005 : 7) manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar.

Manajemen pemasaran terjadi bila sekurang-kurangnya satu pihak pelaku pertukaran potensial berpikir tentang sarana-sarana untuk melaksanakan tanggapan yang diinginkan oleh pihak pertama itu dan pihak lain.

E. Perilaku Konsumen

Bagi para pemasar, perubahan dapat merupakan tantangan baru yang memerlukan tanggapan dan cara penyelesaian yang baru pula, oleh karena itu pemasar dituntut untuk selalu melakukan studi tentang perilaku konsumennya, mengapa konsumen membeli suatu produk atau jasa tertentu, dan berapa banyak yang akan dibelanjakan oleh konsumen untuk berbagai jenis barang dan jasa tersebut (Tjiptono, 1997 : 223).

(27)

mereka. Ada dua hal penting dalam pengertian perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang melibatkan individu secara keseluruhan dalam menilai, mendapatkan, dan menggunakan barang dan jasa.

Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing. Peran masing-masing tersebut adalah :

1. Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu.

2. Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak.

3. Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya.

4. Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.

5. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.

F. Karakteristik Pembeli

(28)

Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian yang diklasifikasikan dengan akurat dan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk.

Faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang untuk membeli terdiri dari empat faktor yaitu :

1. Motivasi, yaitu dorongan seseorang untuk bertindak guna memuaskan kebutuhannya sehingga dapat mengurangi ketegangan yang dimilikinya. 2. Persepsi, yaitu proses seorang individu memilih, mengorganisasi dan

mengintepretasi masukan-masukan untuk menciptakan gambaran yang bermakna.

3. Pengetahuan, yaitu pembelajaran yang meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

4. Keyakinan dan pendirian yang dapat diperoleh seseorang melalui bertindak dan belajar.

G. Produk

(29)

1. Produk Konsumen

Produk konsumen (consumer product) adalah semua produk yang dibeli oleh konsumen akhir untuk dikonsumsi secara pribadi (Kotler dan Armstrong, 2001 : 342). Para pemasar umumnya mengklasifikasikan produk lebih lanjut berdasarkan cara konsumen membelinya. Produk konsumen meliputi produk sehari-hari (convenience product), produk belanja (shopping product), produk khusus (specialty product), dan produk yang tidak dicari (unsought product).

a. Produk sehari-hari (convenience product)

Produk sehari-hari adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen secara teratur, cepat dan dengan perbandingan produk lain yang minimal serta usaha untuk mendapatkan produk tersebut yang juga minimal (Kotler dan Armstrong, 2001 : 342).

b. Produk belanja (shopping product)

Adalah barang yang frekuensi pembeliannya tidak sesering produk sehari-hari dan dalam pembeliannya konsumen melakukan pembandingan dengan produk lain berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya (Kotler dan Armstrong, 2001 : 343).

c. Produk khusus (specialty product)

(30)

d. Produk yang tidak dicari (unsought product)

Adalah produk yang konsumen tidak mengetahui ataupun mengetahuinya tetapi biasanya tidak terpikirkan untuk membeli produk tersebut (Kotler dan Armstrong, 2001 : 343).

2. Produk Industri

Produk industri adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk menjalankan bisnis. Oleh karena itu, perbedaan antara produk konsumen dan produk industri didasarkan pada tujuan pembelian produk itu. Jika konsumen membeli pemotong rumput untuk digunakan di rumah, pemotong rumput tersebut produk konsumen. Jika konsumen membeli pemotong rumput serupa untuk digunakan pada bisnis lanskap, pemotong rumput tersebut merupakan produk industri. Menurut Kotler dan Armstrong (2001 : 343) produk industri dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Bahan dan suku cadang

Bahan mentah dan suku cadang meliputi bahan mentah dan bahan serta suku cadang buatan pabrik.

b. Barang modal

Barang modal adalah produk industri yang membantu produksi atau operasi pembeli, yang meliputi pemasangan dan peralatan asesori (Kotler dan Armstrong, 2001 : 343) .

c. Perbekalan dan jasa

(31)

Jadi dapat dilihat bahwa ciri-ciri produk sangat mempengaruhi strategi pemasaran. Pada saat yang bersamaan, strategi pemasaran juga sangat bergantung pada faktor-faktor lainnya, seperti tahapan dalam daur hidup produk, jumlah pesaing, strategi pesaing, dan situasi ekonomi.

H. Kelompok Acuan

Kelompok Acuan disebut juga kelompok referensi. Menurut Sumarwan (2003 : 250) menyatakan kelompok referensi (reference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku seseorang. Menurut Kotler dan Keller (dalam Sumarwan, 2003 : 249) mendefinisikan kelompok referensi sebagai kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Sedangkan menurut Schiffman (dalam Sumarwan, 2003 : 249) kelompok referensi adalah setiap orang atau kelompok yang menjadi acuan perbandingan atau referensi untuk seseorang dalam membentuk nilai-nilai, perilaku, atau petunjuk khusus dalam melakukan sesuatu.

(32)

Menurut Sunarto (2004 : 86) kelompok keanggotaan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

a. Kelompok primer : keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal.

b. Kelompok sekunder : kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

Pengaruh dari luar dalam memilih suatu produk terdiri dari beberapa faktor, diantaranya :

a. Memilih produk tertentu yang dimiliki oleh ulama/kyai. b. Memilih produk tertentu yang dimiliki oleh pejabat. c. Memilih produk tertentu yang dimiliki oleh bintang film.

d. Memilih produk tertentu yang dianjurkan oleh anggota keluarga. e. Memilih produk tertentu yang digunakan oleh teman-teman sekolega.

I. Kualitas

Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi (Handoko, 1999 : 54).

(33)

David Garvin (dalam Zamit, 2002 : 9) mengindentifikasikan lima pendekatan prespektif kualitas yang dapat digunakan oleh praktisi bisnis, yaitu :

a. Transcendental Approach

Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur. Prespektif ini umumnya diterapkan dalam karya seni seperti seni musik, seni tari, seni drama dan seni rupa.

b. Product-based Approach

Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki produk secara obyektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual.

c. User-based Approach

Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

d. Manufacturing-based Approach

(34)

Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan secara internal.

e. Value-based Approach

Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang dari segi nilai dan harga. Kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”. Oleh karena itu kualitas dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang bernilai adalah produk yang paling tepat beli.

Berdasarkan prespektif yang telah disebutkan diatas, dimensi kualitas dikembangkan ke dalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang. Kedelapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut (Zamit, 2002 : 10) :

1) Performance (kinerja), yaitu karakteristik pokok produk dari produk inti. 2) Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan.

3) Reliability (kehandalan), yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian.

4) Conformance (kesesuaian), yaitu sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5) Durability (daya tahan), yaitu berapa lama produk dapat terus digunakan. 6) Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,

(35)

7) Aesthetic, yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk.

8) Perceived, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

J. Desain

Salah satu usaha produsen untuk menarik perhatian konsumennya agar membeli produknya adalah dari segi desain. Desain ini dapat di lihat dari segi bentuk, warna, ukuran, dan kemasan produk tersebut. Desain yang bagus memberikan konstribusi kepada manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik produk. Produk-produk yang dirancang dengan baik akan menarik perhatian yang lebih besar dan dapat meningkatkan penjualan.

Secara singkat dapat dikatakan, desain yang bagus dapat menarik perhatian, memperbaharui performansi, menurunkan biaya, dan mengkomunikasikan nilai produk ke dalam pasar sasaran.

K. Harga

Pengorbanan riil dan materiil yang diberikan oleh konsumen untuk memperoleh atau memiliki produk, dengan mempertimbangkan variabel : membanding-bandingkan harga sebelum membeli produk, memilih produk yang harga dasarnya murah, memilih produk yang harganya sebanding dengan kualitasnya.

(36)

a. Faktor Internal Perusahaan 1) Tujuan Pemasaran Perusahaan

Tujuan pemasaran tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial.

2) Strategi Bauran Pemasaran

Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi dan promosi.

3) Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya (tetap dan variabel).

4) Organisasi

Pada perusahaan kecil, umumnya penetapan harga ditentukan oleh manajer puncak. Pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh divisi atau manajer suatu lini produk.

b. Faktor Lingkungan Eksternal 1) Sifat Pasar dan Permintaan

(37)

monopolistik, oligopoli, atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan.

2) Persaingan

Menurut Porter (dalam Tjiptono, 1997 : 156-157) ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk substitusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru. Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain meliputi :

a) Jumlah perusahaan dalam industri

b) Ukuran relatif setiap anggota dalam industri c) Diferensiasi produk

d) Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan 3) Unsur-unsur Lingkungan Eksternal Lainnya

Selain faktor-faktor diatas, perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi (inflasi, boom atau resesi, tingkat bunga), kebijakan dan peraturan pemerintah, dan aspek sosial (kepedulian terhadap lingkungan).

L. Minat

(38)

tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.

Keberadaan minat berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya konsumen terhadap suatu obyek, subyek atau aktivitas. Jika konsumen suka terhadap obyek, subyek atau aktivitas, maka konsumen akan menerimanya. Jika konsumen tidak suka kepada obyek, subyek atau aktivitas, maka konsumen akan menolaknya. Jika konsumen menerima berarti berminat, dan jika konsumen menolak berarti tidak berminat. Konsumen yang mempunyai minat terhadap suatu obyek, subyek atau aktivitas, berarti ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga konsumen akan cenderung untuk tertarik dan menyukai obyek, subyek atau aktifitas tersebut.

Bagi konsumen ketertarikan pada sebuah produk memang dapat diawali dari sebuah informasi. Sebuah informasi yang diberikan oleh seseorang dapat memberikan minat yang cukup besar terhadap calon konsumen, sehingga mereka berminat dan ingin lebih jauh rasa ingin tahu secara lebih rinci akan produk yang ditawarkan.

M.Hasil Penelitian Sebelumnya

1. Arintoko, Ant. Widiwibowo. 2005. Pengaruh Pengetahuan Tentang Faktor Harga dan Desain Produk terhadap Minat Beli Produk Honda

(39)

Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta (skripsi yang tidak dipublikasikan).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengetahuan tentang faktor harga dan desain pada produk Honda Supra Fit berpengaruh terhadap minat beli produk Honda Supra Fit. Penelitian ini dilakukan di Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang.

Penelitian ini menggunakan data primer yaitu dengan metode penyebaran kuesioner langsung kepada responden dan data sekunder yang merupakan data yang sudah jadi. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah gambaran umum Desa Mertoyudan dan gambaran umum produk. Untuk pengujian instrumen penelitian diuji dengan menggunakan uji-t satu sisi untuk pengujian secara individual dan uji-F untuk pengujian secara bersama-sama.

(40)

2. Abdurachman, Ujianto. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung (Studi Perilaku Konsumen

Sarung di Jawa Timur). Surabaya : Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 6, No. 1, (Maret) : 34 – 53.

Fokus penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen terhadap produk sarung. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli produk sarung.

Penelitian dilakukan di Gresik dan Pasuruan dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan data dikumpulkan melalui kuesioner kepada sebanyak 120 responden. Kuesioner disusun dalam bentuk Skala Likert dan data dianalisis dengan menggunakan analisis faktor yaitu regresi dan analisis deskriptif yaitu interpretasi hasil pengolahan lewat tabulasi frekuensi. Untuk membuat analisa menggunakan program SPSS.

(41)

N. Kerangka Pemikiran Teoritis

Untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca, maka penulis menyusun kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini sebagai berikut :

Kerangka pemikiran teoritis penelitian di atas menjelaskan bahwa variabel kelompok acuan (X1), kualitas (X2), desain (X3) dan harga produk

(X4) diduga berhubungan secara parsial dan simultan dengan minat beli (Y).

O. Hipotesis

Dari kerangka penelitian yang telah dilakukan, maka dapatlah dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :

1. Ada hubungan secara parsial antara kelompok acuan, kualitas, desain dan harga produk dengan minat beli.

2. Ada hubungan secara simultan antara kelompok acuan, kualitas, desain dan harga produk dengan minat beli.

 

Minat Beli ( Y ) Kelompok Acuan

(X1)

Desain (X3)

Harga (X4)

(42)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan adalah termasuk penelitian studi kasus yang penelitiannya tentang suatu obyek tertentu. Kesimpulan dari penelitian ini hanya berlaku pada obyek yang bersangkutan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian :

Penelitian ini dilakukan di Desa Wisata Kasongan Yogyakarta. 2. Waktu penelitian :

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2008.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang atau lembaga yang bisa dimintai keterangan. Dalam hal ini subyek dari penelitian ini adalah konsumen produk kerajinan gerabah yang berada di Desa Wisata Kasongan Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

(43)

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2001:32) variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitiannya adalah kelompok acuan (X1), kualitas (X2), desain (X3), harga produk (X4) dan minat

beli (Y).

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data yang di dapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu : 1. Kuesioner

(44)

2. Wawancara

Wawancara merupakan komunikasi atau pembicaraaan dua arah yang dilakukan oleh pewawancara dan responden untuk menggali informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini penulis mengumpulkan informasi dengan cara bertanya jawab secara bertatap muka dengan responden.

G. Definisi Operasional

1. Kelompok acuan adalah individu maupun kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

2. Kualitas adalah faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi.

3. Desain adalah rancangan bentuk secara keseluruhan dari suatu produk yang akan dihasilkan/diproduksi.

(45)

5. Minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya konsumen terhadap suatu obyek, subyek atau aktivitas.

H. Teknik Pengukuran Data

Teknik pengukuran data yang digunakan adalah metode skala Likert, karena metode ini mudah dimengerti. Metode skala Likert ini menjelaskan responden diminta menyatakan setuju atau tidak setuju atas berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan atribut obyek yang diteliti. Setiap jawaban diberi skor berupa :

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Netral/Ragu-ragu (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

I. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(46)

Populasi dalam penelitian ini adalah jenis populasi tidak terbatas yaitu konsumen produk kerajinan gerabah di Desa Wisata Kasongan Yogyakarta.

2. Sampel

Menurut Nawawi secara sederhana (dalam Utari, 2005 : 14) sampel dapat diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Artinya, sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden.

J. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Nawawi (dalam Utari, 2005 : 15) teknik pengambilan sampel adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.

Penelitian ini menggunakan teknik non random sampling yaitu

(47)

K. Uji Instrumen Penelitian

Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan, kesesuaian, atau kecocokkan suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji ini dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan instrumen. Dalam hal ini untuk mengukur validitas alat dari penelitian ini, peneliti menggunakan metode korelasi product moment (Husein, 2003 : 93).

Rumus :

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi product moment

n = jumlah sampel ∑X = jumlah total skor item

∑Y = jumlah total dari nilai skor total

∑XY = jumlah hasil kali skor item dengan skor total ∑X2 = jumlah kuadrat skor item

∑Y2 = jumlah kuadat skor total

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya adalah sebagai berikut :

(48)

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Kountour (2003:156) suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur, jika hasil penilaian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha

(α) yaitu teknik pengujian reliabilitas suatu test atau angket yang jawabannya atau tanggapannya berupa pilihan. Pilihannya dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih (Kountour, 2003:158).

Cronbach’s Alpha dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut (Kountour, 2003:158) :

Rumus :

∑ ♚

Keterangan :

= Cronbach’s Alpha

(49)

L. Alat Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan variabel X dalam hal ini kelompok acuan (X1), kualitas (X2), desain (X3) dan harga produk (X4) dengan variabel

Y dalam hal ini minat beli produk kerajinan gerabah, digunakan alat analisis korelasi yaitu analisis korelasi Pearson Product Moment dan analisis korelasi Berganda.

1. Analisis Korelasi Pearson Product Moment

Teknik korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara variabel kelompok acuan (X1),

kualitas (X2), desain (X3) dan harga produk (X4) dengan minat beli (Y).

Rumus koefisien korelasi PearsonProduct Moment adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2001 : 182) :

Rumus :

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara Xi terhadap Y Y = variabel minat beli

(50)

Langkah selanjutnya untuk menguji hipotesis pertama adalah menentukan H0 dan Ha :

H0 : r = 0, tidak ada hubungan antara kelompok acuan, kualitas, desain dan

harga produk dengan minat beli.

Ha : r ≠ 0, ada hubungan antara kelompok acuan, kualitas, desain dan harga produk dengan minat beli.

Pada hakikatnya nilai korelasi dapat bervariasi dari -1 melalui 0 hingga 1.

a. Bila r = 0 atau r mendekati 0, berarti bahwa antara kedua variabel tidak terdapat hubungan antara kedua variabel sangat lemah.

b. Bila r = +1, berarti bahwa kedua variabel mempunyai hubungan positif dan sempurna (mendekati = 1 hubungan sangat kuat dan positif). c. Bila r = -1, berarti kedua variabel mempunyai hubungan negatif dan

sempurna (mendekati -1 hubungan sangat kuat dan negatif).

Langkah selanjutnya memberikan interpretasi koefisien korelasi dengan menggunakan pedoman sebagai berikut (Sugiyono, 2001 : 183) :

Tabel 3.1

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

(51)

2. Analisis Korelasi Berganda

Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan secara simultan antara variabel kelompok acuan (X1), kualitas (X2), desain

(X3) dan harga produk (X4) dengan minat beli (Y). Untuk memperoleh

hasil perhitungan koefisien korelasi berganda digunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2001 : 190) :

Rumus :

R yx r yx r yx

1

r yxx x x x

4 r

y

r

y

r

y

r

y

r

Keterangan :

Ry.x1x2x3x4 = koefisien korelasi antara variabel X1, X2, X3 dan X4 secara

bersama-sama dengan variabel Y

r

y = koefisien korelasi Product Moment antara X1 dengan Y

r

y = koefisien korelasi Product Moment antara X2 dengan Y

r

y = koefisien korelasi Product Moment antara X3 dengan Y

r

y = koefisien korelasi Product Moment antara X4 dengan Y

(52)

M.Pengujian Hipotesis

1. Uji-t

Dalam hal ini, untuk menilai apakah masing-masing variabel yaitu kelompok acuan (X1), kualitas (X2), desain (X3) dan harga produk (X4)

mempunyai hubungan yang signifikan dengan minat beli (Y).

Uji-t digunakan untuk menguji apakah ada hubungan secara parsial antara kelompok acuan (X1), kualitas (X2), desain (X3) dan harga produk

(X4) dengan variabel minat beli (Y).

Pengujian hipotesis dengan cara menilai probabilitas distribusi hasil perhitugan dengan besarnya tingkat signifikan (α) yang digunakan adalah 5 %. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menghitung nilai t (Sugiyono, 2001 : 292) :

Rumus :

Keterangan :

t = t hitung yang dicari r = koefisien korelasi r2 = koefisien determinan n = jumlah sampel

Jika ttabel≤ thitung≤ ttabel (α = 0,05 ; n-2), maka H0 diterima dan Ha ditolak.

(53)

2. Uji-F

Uji-F dimaksudkan untuk mengidentisifikasi apakah secara simultan variabel kelompok acuan (X1), kualitas (X2), desain (X3) dan

harga produk (X4) secara signifikan dapat menjelaskan variabel minat beli

produk (Y). Dalam penelitian ini, uji-F dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel kelompok acuan (X1), kualitas (X2), desain (X3) dan harga

produk (X4) secara simultan mempunyai hubungan yang signifikan

terhadap minat beli produk (Y).

Pengujian hipotesis dengan cara menilai probabilitas distribusi hasil perhitungan dengan besarnya tingkat signifikan (α) yang digunakan adalah 5 %.

Pengujian hipotesis diatas dengan menghitung nilai F (Sugiyono, 2001 : 190) :

Rumus :

/ /

Keterangan :

R2 = koefisien korelasi berganda k = jumlah variabel X1-4

n = jumlah anggota sampel

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel

Jika Fhitung≤ Ftabel (α = 0,05 ; n-k-1), maka H0 diterima dan Ha ditolak. 

(54)

37

KERAJINAN GERABAH

A. Gambaran Umum Desa Wisata Kasongan

Yogyakarta amat terkenal dengan hasil kerajinan juga cenderamata khasnya. Berbagai barang kerajinan yang bernilai seni juga ekonomi dapat ditemukan di kota yang seringkali mendapat sebutan kota budaya ini. Salah satu pusat kerajinan di kota Yogyakarta yang khusus mengelola gerabah dan keramik ada di pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul atau terkenal dengan sebutan Desa Wisata Kasongan.

Bangunjiwo adalah sebuah desa yang terletak di bagian selatan kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Desa ini berjarak dari kota Yogyakarta sekitar 7 km dengan menyusuri Jalan Bantul, dan masuk melalui Gerbang Wisata Kasongan.

Desa ini memiliki dusun (kampung) kerajinan gerabah atau keramik yang sangat terkenal yakni Kasongan.

1. Letak Astronomi

(55)

kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar 7 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan. Terletak di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, berjarak sekitar 7 km dari kota Yogyakarta, Dusun Kasongan sudah terkenal sejak lama.

Desa Wisata Kasongan, sentra industri gerabah Yogyakarta ini bisa dijadikan obyek wisata. Mengingat di desa yang terletak 7 km dari Yogyakarta ini, terdapat sekitar 672 unit usaha keramik gerabah, lengkap dengan beberapa show-room untuk etalase produk-produk gerabah dan keramik.

2. Sejarah Singkat Desa Kasongan

(56)

Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.

a. Situs Gunung Wingko

Latar belakang sejarah tentang pembuatan barang-barang kerajinan gerabah mengacu dari kajian yang dilakukan oleh Goenadhi Nitihaminoto, tentang penelusuran situs budaya dengan ditemukannya

(57)

Dari penelitian pecahan gerabah menunjukkan, bahwa cara pembuatannya belum menggunakan roda pelarik (perbot). Proses pembuatannya dibentuk dengan tangan dan pengrajinnya berputar mengelilingi benda tanah liat yang sedang dibuat, kemudian benda tanah liat tersebut dihaluskan dengan sebuah batu licin. Pada bagian luarnya di pukul dengan papan, jika papan diberi hiasan berupa ukiran atau garis-garis maka gambar-gambar itu tertera pada tanah yang masih basah. Cara lain untuk membuat hiasan, ialah dengan cara digores atau diukirkan. Hiasan bermotif garis-garis sejajar berjajar, hiasan garis runcing membentuk motif ikan, hiasan garis-garis berpotongan membentuk motif jala, dan ada juga yang menunjukkan suatu bekas anyaman. Motif hias ini pada umumnya tidak diterapkan pada alat untuk memasak, namun diterapkan pada badan gerabah terutama peralatan yang berfungsi untuk makan agar lebih menarik alat itu diberi hiasan-hiasan. Menurut perkiraan para ahli purbakala, bahwa pecahan-pecahan tembikar itu berasal dari tahun 2000 SM., semasa dengan jaman Batu Muda atau Jaman Neolithikum.

Di Jawa tempat peninggalannya membentang antara pantai selatan Yogyakarta sampai Pacitan. Tempat penemuan kereweng,

(58)

yang pada waktu itu menjadi pemasok gerabah. Salah satu penghasil gerabah yang dewasa ini masih memproduksi adalah Kasongan.

Keberadaan Kasongan sebagai pusat produksi gerabah mempunyai beberapa kemungkinan pembenaran.

Pertama, pengrajin gerabah wilayah Kasongan kemungkinan ada sudah sejak lama, ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun sesuai dengan usia pecahan gerabah atau kereweng. Hal ini bisa berarti, bahwa pengrajin gerabah Kasongan dewasa ini adalah pewaris dari leluhurnya yang memproduksi gerabah untuk memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga dan pelengkap upacara dari jaman ke jaman, hingga masa terakhir, atau dari jaman Neolitikum, jaman kerajaan Mataram Hindu-Budha abad ke-7 M, jaman kerajaan Islam Demak Bintoro hingga Mataram Islam, dan jaman kerajaan kasultanan Yogyakarta, sampai sekarang ini.

Kedua, kemungkinan besar pengrajin gerabah Kasongan berkembang sesudah jaman Neolitikum, sehingga peninggalan purbakala yang berupa pecahan gerabah atau kereweng di situs Gunung Wingko bukan berasal dari Kasongan, tetapi kemungkinan besar dari dearah lain yang pada masa itu sebagai penghasil gerabah.

(59)

peralatan rumah tangga keluarga kerajaan atau masyarakat sekitar kerajaan. Hal ini didasarkan pertimbangan, bahwa wilayah Karanganyar Kecamatan Borobudur sampai sekarang masih memproduksi gerabah dalam bentuk yang masih sederhana, belum dikembangkan dengan berbagai bentuk produk. Kemungkinan besar pengrajin gerabah Karanganyar-Borobudur adalah wilayah kerajaan Mataram Budha dari dinasti Sanjaya pada abad ke-7 M. Jika teori ini benar seperti halnya gerabah Karanganyar-Borobudur, maka gerabah Kasongan kemungkinan besar ada sejak jaman Mataram Hindu-Prambanan abad ke-7 M.

Keempat, pengrajin gerabah Kasongan ada sejak jaman kerajaan Mataram Islam abad ke-16 dan kerajaan kasultanan Yogyakarta. Gerabah masa itu berfungsi sebagai tempat pembuatan peralatan rumah tangga yang terbuat dari tanah liat, sedangkan orangnya yang membuat barang pecah belah dari tanah liat disebut kundhi.

(60)

sangat sederhana. Kesederhanaan bentuk dan proses pembakaran tanah liat ini juga dapat dilihat pada penemuan baru di Timur Tengah, bahwa baru antara 7.000 dan 6.500 tahun S.M. diketahui adanya penerapan pembakaran tanah liat untuk wadah-wadah dan bejana untuk memasak yang murah, awet dan mudah dibuat.

b. Jaman Mataram

Pada masa pemerintahan Mataram Islam pembuatan gerabah diperlukan sebagai pemenuh kebutuhan kerajaan dan masyarakat yang hidup di sekitar kraton. Memang lokasi pembuatan gerabah tidak berdekatan dengan wilayah kraton seperti kerajinan logam perhiasan, maupun senjata, namun tampaknya kelompok kundhenyang posisinya di tempatkan agak jauh dari civic center. Kemungkinan pengaturan kelompok hunian kundi ini karena pembuatan benda-benda gerabah memerlukan ruang yang luas, yang pembakarannya menimbulkan polusi udara berupa asap dan debu yang dapat mengganggu penduduk kota, bahkan tempat-tempat tersebut dipakai sebagi batas wilayah. Bisa jadi wilayah Kasongan dapat dipakai sebagai batas wilayah kota Mataram bagian barat daya mengingat sebelah baratnya adalah tempat Ki Ageng Mangir Wanabaya yang tidak mau tunduk pada kekuasaan Mataram, bahkan kematian Ki Ageng Mangir ditangan Panembahan Senopati sebagai sang mertua.

(61)

berkaitan dengan nama anumerta raja kedua Mataram Raden Mas Jolang, yang meninggal pada usia muda karena kecelakaan di Krapyak pada tahun 1613, sehingga dalam sejarah raja Jawa dikenal dengan nama Pangeran Seda-ing-Krapyak.

Dalam sejarah Kasultanan Yogyakarta Krapyak ini dibangun sebuah bangunan panggung sebagai tempat untuk mengintai musuh dari arah selatan, barat daya, tenggara pusat kerajaan Kasultanan Yogyakarta, yang secara simbolis merupakan garis imajiner gunung Merapi, Tugu, Keraton, Panggung Krapyak, dan Laut Selatan sebagai tempat tinggal Kanjeng Ratu Kidul. Posisi wilayah Kasongan dan Krapyak ini berada di sebelah barat daya dan barat dari pusat kerajaan Mataram berada di Pleret yang berjarak sekitar 12 Km dengan dialiri sungai Gadjah Wong, sungai Code, dan sungai Bedog.

c. Jaman Brebah

(62)

Sembungan terletak di sebelah utara Kampung Tirto terdiri dari Sembungan, Sendang Semanggi. Pada jaman brebah terjadi perubahan kepemerintahan di Indonesia. Wilayah kelurahan yang semula banyak disederhanakan menjadi suatu wilayah yang besar dengan menggabungkan beberapa kelurahan yang ada di sekitarnya. Kelurahan Kalangan, Bibis, Gendeng, Sambi Kerep dan Kasongan bergabung menjadi satu Kalurahan Bangunjiwo.

Dengan demikian Kasongan merupakan bagian dari wilayah kelurahan Bangunjiwo. Dari adanya perubahan tersebut Kasongan bukan lagi menjadi wilayah kelurahan akan tetapi hanya bagian dari dusun Kajen. Dusun Kasongan berada di sebelah selatan dusun Sentanan, merupakan dusun yang kecil yang berada di pinggir Sungai Bedog. Namun desa tersebut dipakai sebagai nama Kelurahan, hal ini dikarenakan asal muasal lurah pertama di desa tersebut berasal dari dusun Kasongan.

3. Beberapa Toko Kerajinan di Desa Wisata Kasongan a. Mandiri-Bamboo

Mandiri Craft adalah pemasok dan pengekspor produk home decor dan furniture bambu. Produk andalannya meliputi sketsel bambu, meja dan kursi bambu, dan kap lampu bambu.

b. Suryono-Handicraft

(63)

Suryono Handicraft adalah vas keramik yang dihias dengan anyaman rotan, enceng gondok, atau rumput laut.

c. Alam-Surya

Alam Surya adalah pemasok dan pengekspor kerajinan yang terbuat dari batu. Produk andalannya meliputi patung taman dan air mancur yang terbuat dari batu.

d. Merapi-Gallery

Merapi Gallery merupakan pembuat dan pengekspor furniture dengan bahan kulit. Produk terbaik Merapi Gallery meliputi sofa dan kursi kerja yang terbuat dari jati dan kulit.

e. Putra-Insan

Putra Insan melukiskan keindahan dan kekayaan alam Indonesia pada guci-guci keramik buatan tangan.

f. Moodlines

Moodlines menghasilkan furniture-furniture berkelas dan berkualitas tinggi dengan model yang mengadopsi gaya crème da la crème,

baroque klasik Amerika, hingga modern minimalis. g. Yanto-Ceramic

Yanto Ceramic adalah pengrajin sekaligus pengekspor barang-barang kerajinan vas keramik dan patung Budha yang terbuat dari terakota. h. Solution

(64)

dan incense holders terbuat dari batu alami (granit, marmer, onyx, dll).

i. Gading-Craft

Gading Craft adalah pemasok dan pengekspor produk kerajinan

mirrors (cermin) untuk dekorasi. Produk terbaik kami meliputi wall mirrors, decorative mirrors, dan bathroom mirrors.

j. Arkananta

Ruangan bernuansa minimalis akan lebih tampil cantik bila ditambah rangkaian perabot interior dari Arkananta; mulai dari vas bunga, tempat lilin, hiasan, hingga meja kecil.

k. Mata-Wayang

Mata wayang menghasilkan bermacam produk dekorasi taman seperti garden fountain dan ornamen taman (garden ornaments). Perbedaan produk garden decor Mata Wayang dengan pengrajin sejenisnya bertumpu pada bentuk dan tekstur pahatan yang kaya kreativitas.

B. Gambaran Umum Produk Kerajinan Gerabah

1. Kerajinan Gerabah

(65)

merupakan benda-benda yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis, yaitu makan dan minum agar manusia tetap bertahan hidup. Sebagai benda untuk memenuhi kebutuhan biologis, maka perlengkapan rumah tangga atau peralatan dapur dibuat dengan mempertimbangkan bentuk dan fungsinya, misalnya: kuali, yaitu tempat untuk memasak nasi, kendi sebagai tempat air minum, pengaron tempat untuk mencuci, kendil sebagai tempat untuk menyimpan air dengan kapasitas air dalam jumlah sedikit, dan gentong untuk air dalam kapasitas jumlah besar, serta anglo, yaitu tempat untuk pembakaran api.

Untuk membuat gerabah berupa gentong yang besar dilakukan dengan teknik pukul, yaitu memakai alat pemukul dari kayu yang disebut paddle dan landasannya disebut anvil. Biasanya untuk dasar gentong dibuat dengan teknik putar lambat. Untuk memperlebar bentuk, di bagian atas ditambah gumpalan tanah, dari luar di pukul dengan kayu, dari dalam ditahan oleh batu. Dengan demikian tanah lebih dipadatkan dan lebih kuat. Setelah gentong terbentuk , untuk lebih indah, ditambah motif hias. Ada kalanya dibuat motif baru berupa bunga ceplok yang ditempelkan, biasanya mengelilingi bagian luar gentong. Sejalan dengan perkembangan motif batik, dikembangkan pula motif kangkungan, awan berarak, matahari (berupa titik dengan garis memancar di sekelilingnya).

(66)

Hasil kerajinan gerabah yang diproduksi oleh Kasongan dan yang dijual di Desa Wisata Kasongan ini bervariasi, mulai dari souvenir

(souvenir pengantin), hiasan, pot untuk tanaman, penunjang interior (lampu hias, patung, furniture), meja kursi, dan masih banyak lagi jenisnya. Bahkan dalam perkembangannya, produk desa wisata ini juga bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya.

2. Teknik Pembakaran

Seperti kebiasaan membakar gerabah dari daerah lain, gerabah kasongan dibakar dengan teknik pembakaran terbuka yang khas. Waktu yang dibutuhkan hanyalah sekitar 45-60 menit saja. Karena komposisi tanah dan kepadatan materi gerabah maka pembentukannya juga terlihat khas.

Pada area tanah membakar dibuat parit-parit untuk menempatkan bahan bakar, misalnya kayu. Di bagian atasnya disusun bahan gerabah yang setengah kering lalu ditutup dengan ranting-ranting, daun kering, atau jerami. Setelah semua tersusun, bahan baku dibagian parit dinyalakan selama jangka waktu sekitar 45 menit, keramik sudah matang dan dianggap cukup kuat, karena tidak lagi mudah retak.

(67)

50

A. Deskripsi Data

Untuk mengetahui gambaran penelitian ini, penulis menguraikan data-data yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini. Data-data-data tersebut diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden di Desa Wisata Kasongan Yogyakarta. Kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden, 30 responden untuk menguji apakah kuesioner tersebut valid (sahih) dan reliabel (andal) atau tidak. Setelah kuesioner tersebut diuji kemudian valid (sahih) dan reliabel (andal), penulis kemudian melanjutkan analisis data dan pengolahan data.

Untuk kuesioner yang diberikan kepada 100 responden terdiri dari dua bagian yaitu :

1. Bagian pertama, merupakan bagian yang berisi pertanyaan tentang karakteristik responden yang meliputi :

a. Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 52 52%

Wanita 48 48%

Total 100 100%

(68)

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 52 (52%) responden dan sisanya sebanyak 48 (48%) responden adalah wanita. b. Usia

Berdasarkan usia responden, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2 Sumber : Data Primer (kuesioner), 2008

Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa responden didominasi oleh kelompok usia diatas 25 tahun, yaitu 55 (55%) responden, kemudian kelompok usia dibawah 20 tahun, yaitu 23 (23%) responden, dan usia 20 - 25 tahun, 22 (22%) responden.

c. Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan responden, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

Pelajar 23 23%

Mahasiswa 20 20%

Pegawai Negeri/Swasta 51 51%

Lain-lain 6 6%

Total 100 100%

(69)

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa responden yang bekerja sebagai pegawai negeri/swasta mendapatkan jumlah tertinggi yaitu 51 (51%) responden, hal ini dapat diketahui saat penelitian berlangsung responden yang ditemui di Desa Wisata Kasongan sebagian besar adalah para pegawai negeri/swasta. Kemudian kelompok pelajar, yaitu 23 (23%) responden dan Mahasiswa 20 (20%) responden, sedangkan untuk perkerjaan lain-lain sebesar 6 (6%) responden.

d. Pendapatan dalam 1 bulan

Berdasarkan pendapatan responden dalam 1 bulan, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan dalam 1 bulan

Sumber : Data Primer (kuesioner), 2008

(70)

responden, dan yang terakhir adalah responden yang memiliki pendapatan Rp. 1.000.001,- s/d Rp. 1.500.000,- yaitu 9 (9%) responden.

e. Melakukan Kunjungan

Berdasarkan melakukan kunjungan, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Melakukan Kunjungan Melakukan Kunjungan Jumlah Persentase

Sendiri 7 7 %

Bersama Teman 76 76 %

Bersama Keluarga 17 17 %

Total 100 100 %

Sumber : Data Primer (kuesioner), 2008

Berdasarkan Tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa responden melakukan kunjungan lebih banyak bersama teman, yaitu 76 (76%) responden, kemudian responden yang melakukan kunjungan bersama keluarga, yaitu 17 (17%) responden, dan yang terakhir responden yang melakukan kunjungan sendiri, yaitu 7 (7%) responden.

f. Frekuensi Kunjungan

(71)

Tabel 5.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Frekuensi Kunjungan Jumlah Persentase

1 Kali 62 62%

2 Kali 14 14%

3 Kali 8 8%

Lebih dari 3 Kali 16 16%

Total 100 100%

Sumber : Data Primer (kuesioner), 2008

Berdasarkan Tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa responden yang berkunjung 1 kali atau baru pertama kali berjumlah 62 (62%) responden, kemudian frekuensi kunjungan lebih dari 3 kali, yaitu 16 (16%) responden, frekuensi kunjungan 2 kali yaitu 14 (14%) responden, dan yang terakhir adalah frekuensi kunjungan 3 kali yaitu 8 (8%) responden.

2 Bagian kedua, merupakan bagian yang berisi tentang pernyataan-pernyataan sebagai berikut :

a. Pernyataan tentang kelompok acuan yang terdiri dari 5 butir pernyataan.

b. Pernyataan tentang kualitas yang terdiri dari 5 butir pernyataan. c. Pernyataan tentang desain yang terdiri dari 5 butir pernyataan. d. Pernyataan tentang harga produk yang terdiri dari 4 butir pernyataan. e. Pernyataan tentang minat beli terdiri dari 5 butir pernyataan.

(72)

B. Metode Pengujian Instrumen

1. Analisis Validitas

Pengujian validitas/kesahihan dilakukan dengan bantuan komputer melalui program Microsoft Excel. Sebagai langkah awal, penulis mengambil 30 responden untuk melakukan uji validitas kuesioner. Untuk responden yang berjumlah 30 (n), dapat diperoleh derajat bebas df sebesar n – 2 = 30 – 2 = 28. Untuk df = 28 dan nilai alpha 5% (dua sisi), diperoleh nilai rtabel sebesar 0,361. Jika rhitung ≥ rtabel maka instrumen tersebut

dikatakan valid. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh rhitung ≥ rtabel

(73)

Tabel 5.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel rhitung rtabel Status

Kelompok Acuan (X1)

Mn_Bli_1 0,654 0,361 Valid

Mn_Bli _2 0,826 0,361 Valid

Mn_Bli _3 0,824 0,361 Valid

Mn_Bli _4 0,644 0,361 Valid

Mn_Bli _5 0,839 0,361 Valid

(74)

memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari nilai rtabel. Oleh karena itu, data

yang diperoleh dapat dianalisis lebih lanjut untuk menguji hipotesis. 2. Analisis Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha (α). Menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2001: 133), batas minimal nilai Cronbach’s Alpha yang umum diterima untuk persyaratan reliabilitas suatu instrumen adalah 0,600. Analisis dilakukan pada masing-masing instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel kelompok acuan, kualitas, desain dan harga produk dengan minat beli produk.

Hasil analisis reliabilitas instrumen, yang didasarkan pada kriteria

Cronbach’s Alpha menurut Nunnally disajikan dalam Tabel 5.8 berikut ini.

Tabel 5.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel

(75)

C. Pengujian Hipotesis

1. Hipotesis Pertama

Untuk menguji hipotesis pertama yang menyatakan bahwa :

a. Ada hubungan antara kelompok acuan dengan minat beli produk kerajinan gerabah digunakan teknik korelasi Product Moment. Dengan bantuan komputer program SPSS for windows ver. 11.0 sebagai berikut (data terlampir) :

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

= 0,369

Setelah nilai r diketahui r = 0,369 ini berarti nilai r terletak diantara 0,200 – 0,399 yang menyatakan adanya hubungan positif dan tingkat hubungan rendah antara kelompok acuan dengan minat beli. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji apakah nilai r signifikan atau tidak. Untuk pengujian ini digunakan t-tes dengan tingkat signifikansi 5%. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan ttabel. Harga t dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

√ √

(76)

,

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima, hal ini dibuktikan karena thitung (t = 4,628) lebih besar dari

ttabel (t = 1,984). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan

signifikan antara kelompok acuan dengan minat beli produk. Untuk mengetahui daerah penolakan H0 dapat dilihat pada gambar berikut ini

:

-1,984 1,984

Gambar 5.1 Uji-t dua sisi

(77)

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

= 0.274

Setelah nilai r diketahui r = 0,274 ini berarti nilai r terletak diantara 0,200 – 0,399 yang menyatakan adanya hubungan positif dan tingkat hubungan rendah antara kualitas dengan minat beli. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji apakah nilai r signifikan atau tidak. Untuk pengujian ini digunakan t-tes dengan tingkat signifikansi 5%. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan ttabel. Harga t dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

.

.

. .

t = 2.820

Kriteria pengujian hipotesis :

Jika ttabel≤ thitung≤ ttabel (α = 0,05 ; 98), maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

Jika thitung > ttabel (α = 0,05 ; 98), maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima, hal ini dibuktikan karena thitung (t = 2,820) lebih besar dari

(78)

signifikan antara kualitas dengan minat beli produk. Untuk mengetahui daerah penolakan H0 dapat dilihat pada gambar berikut ini

:

-1,984 1,984

Gambar 5.2 Uji-t dua sisi

c. Ada hubungan antara desain dengan minat beli produk kerajinan gerabah digunakan teknik korelasi Product Moment. Dengan bantuan komputer program SPSS for windows ver. 11.0 sebagai berikut (data terlampir):

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

= 0,395

Setelah nilai r diketahui r = 0.395 ini berarti nilai r terletak diantara 0,200 – 0,399 yang menyatakan adanya hubungan positif dan tingkat hubungan rendah antara desain dengan minat beli. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji apakah nilai r signifikan atau tidak. Untuk pengujian ini digunakan t-tes dengan tingkat signifikansi 5%. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan ttabel. Harga t dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan dalam 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam gulungan, tidak dikerjakan lebih lanjut selain dicanai dingin (cold-reduced), dengan ketebalan melebihi 1 mm tetapi kurang dari 3 mm, dengan lebar sampai dengan 1.250

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi Kebijakan PogramKartu Keluarga Sejahtera (KKS) dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

bahwa sah-sah saja dikarenakan boleh jadi secara umum dalam perkara ibadah atau mu‘amalah yang lain pendapatnya sama dengan pendapat ulama yang bermazhab Syafi‘i

Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relatif lebih tinggi dari pukan lainnya.. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang

Pada penelitian Subardiah (2009), disebutkan bahwa responden dengan pengalaman dirawat menunjukkan tidak adanya perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol,

Deskripsi Desain ( Design Description ) Produk yang dirancang adalah alat bantu pendukung kegiatan distribusi pakan satwa berupa kendaraan maupun troli yang

Dengan pembuatan aplikasi psikotes pada mobile Android dapat digunakan untuk mengetahui minat dan bakat yang dimiliki anak.. Psikotes yang dilakukan meliputi

Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)