Pengembangan Desa
Pesisir Tangguh(PDPT)
Desa Asahan Mati
Kecamatan Tanjung Balai
Kabupaten Asahan
2014-2016
DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN
DESA PESISIR ( RPDP ) DESA ASAHAN
MATI
TAHUN 2014 - 2016
1
NASKAH
RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR
( RPDP )
TAHUN 2014 - 2016
DESA ASAHAN MATI
KECAMATAN TANJUNGBALAI
KABUPATEN ASAHAN
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah Swt setelah melalui proses penggalian gagasan sampai musyawarah dalam rangka Menggagas Masa Depan Desa, penyusun yang terdiri dari sebagian anggota BPD dan Perangkat Desa Pematang Sei Baru berhasil menyusun Dokumen RPDP.
RPDP adalah bagian dari program perencanaan seluruh warga masyarakat Desa Asahan Mati yang menginginkan perubahan yang lebih baik di segala bidang. Masa Depan akan terlihat jika dimulai dengan perencanaan yang matang dan disertai kerja keras dan usaha untuk mewujudkannya.
Dokumen ini mungkin masih kurang sempurna karena keterbatasan informasi dari dokumen terdahulu yang kurang lengkap, meskipun demikian dokumen ini sudah cukup mewakili aspirasi dari seluruh lapisan masyarakat
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen RPDP ini.
Harapan kami semoga Dokumen ini bisa menjadi tolak ukur Pembangunan di Desa Pematang Sei Baru Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan dan semoga seluruh Rencana Pembangunan bisa terealisasi dan kemajuan pesat bisa terlihat di Desa Asahan Mati Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan.
Wassalamu’ alaikum Wr.Wb
Pematang Sei Baru, ……… Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan 1.3 Ruang Lingkup
1.4 Landasan Hukum
1.5 Pengertian
BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DESA
2.1. Sejarah Desa
2.2. Sejarah Pembangunan Desa 2.3. Kondisi Geografis
2.4. Dampak perubahan iklim/bencana 2.5. Perekonomian Desa
2.6. Sosial Budaya Desa 2.7. Prasarana dan Sarana Desa 2.8. Pemerintahan Umum 2.9. Kondisi Desa
2.9.1 Keadaan Ekonomi
2.9.2 Kondisi Pemerintahan Desa 2.9.2.1 Pembagian Wilayah desa
2.9.2.2 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
BAB III METODE PENYUSUNAN RPDP
3.1 Visi
3.1.1 Nilai-nilai yang Melandasi 3.1.2 Makna yang terkandung 3.2 Misi
3.3 Kerangka Perencanaan
3.4 Fokus Pengembangan Kegiatan 3.5 Pendekatan
BAB IV KETERKAITAN DENGAN PERENCANAAN LAIN BAB V POTENSI DAN MASALAH
5.1 Potensi Asahan Mati 5.2 Masalah Asahan Mati 5.3 Pemecahan Masalah
5.4 Penentuan Peringkat Masalah
5.5 Pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah 5.6 Penentuan Peringkat Tindakan Masalah
BAB VI RENCANA PENGEMBANGAN DESA BAB VII MONITORING DAN EVALUASI
4
7.2. Rantai Pemantauan dan Evaluasi 7.3. Pengukuran Kinerja7.4. Evaluasi Substansi Rencana Pengembangan Desa Asahan Mati 2012 - 2016
BAB VII PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dengan jumlah pulau sekitar 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km, Indonesia dikenal sebagai negara mega-biodiversity dalam hal keanekaragaman hayati,serta memiliki kawasan pesisir yang sangat potensial untuk berbagai opsi pembangunan. Namun demikian dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah pesisir, bagi berbagai peruntukan(pemukiman, perikanan, pelabuhan, obyek wisata dan lain-lain), maka tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumberdaya pesisir dan laut itu semakin meningkat.Meningkatnya tekanan ini tentunya akan dapat mengancam keberadaan dan kelangsungan ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang ada disekitarnya. Satu hal yang lebih memprihatinkan adalah, bahwa kecenderungan kerusakan lingkungan pesisir dan lautan lebih disebabkan paradigma dan praktek pembangunan yang selama ini diterapkan belum sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Cenderung bersifat ekstraktif serta dominasi kepentingan ekonomi pusat lebih diutamakan daripada ekonomi masyarakat setempat (pesisir).Seharusnya lebih bersifat partisipatif, transparan, dapat dipertanggungjawabkan (accountable), efektif dan efisien, pemerataan serta mendukung supremasi hukum.
Untuk mencapai tujuan-tujuan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir secara terpadu dan berkelanjutan, maka perlu dirumuskan suatu pengelolaan (strategic plan), mengintegrasikan setiap kepentingan dalam keseimbangan (proporsionality) antar dimensi ekologis, dimensi sosial, antar sektoral, disiplin ilmu dan segenap pelaku pembangunan (stakeholders).
Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di desa-desa pesisir mencapai angka 7,8 juta jiwa (BPS, 2010); (2) tingginya kerusakan sumberdaya alam pesisir; (3) rendahnya kemandirian organisasi sosial desa dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal; dan (4) rendahnya infrastruktur desa dan kesehatan lingkungan pemukiman. Keempat persoalan pokok ini juga memberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana alam dan perubahan iklim yang cukup tinggi pada desa-desa pesisir, terutama di wilayah pesisir pulau pulau kecil.
6
KKP RI – menginisiasi kegiatan yang diharapkan mampu menjadi penghela kemajuan desa-desa pesisir di Indonesia, yakni melalui kegiatan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (selanjutnya disingkat PDPT). Kegiatan PDPT ini merupakan salah satu bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri KP) yang terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Kegiatan perencanaan dan pengembangan desa pesisir tangguh dilaksanakan melalui tiga tahapan utama. Tahapan pertama, penyusunan perencanaan pengembangan desa yang antara lain disusun berdasarkan profil desa yang memiliki rentang waktu pelaksanaan lima tahun dengan uraian waktu tiap tahunnya; Tahapan kedua, pelaksanaan program menghasilkan kegiatan fisik sesuai dengan rencana pengembangan desa di lokasi kegiatan serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat; dan Tahapan ketiga, pelaksanaan program menghasilkan kemandirian dan keberlanjutan program oleh para pemangku kepentingan (stakeholders).
Kegiatan pembangunan di wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses alami ekosistem, dan pencemaran. Disisi lain, juga terjadi berbagai permasalahan seperti konflik kepentingan pembangunan, kelembagaan, dan tingkatan pemerintahan. Pembangunan yang tidak terintegrasi dengan baik, tanpa pedoman dan mitigasi lingkungan yang tepat, akan menghasilkan permasalahan dan konflik. Oleh karena itu keterpaduan perlu dilakukan untuk menyepakati kepentingan antar sektor, tingkatan pemerintahan, ruang darat dan laut, ilmu dan pengelolaan, serta internasional.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, maka dipandang perlu adanya upaya mendorong pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait dalam untuk melakukan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu. Hal tersebut dalat dilakukan mulai dengan lingkup wilayah terkecil, yaitu desa yang tertuang dalam Rencana Pengembangan Desa Pesisir.
Rencana Pengembangan Desa Pesisir merupakan rencana yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Dalam penyusunannya, rencana pengembangan desa mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa.
7
Rencana Pengembangan Desa Pesisir Desa Asahan Mati ini diharapkan menjadi Dokumen Perencanaan yang bermakna strategis sehingga dapat menjadi kerangka acuan pembangunan oleh instansi teknis yang terkecil baik ditingkat Pemerintah Daerah Kabupaten, Provinsi maupun Nasional yang selanjutnya akan terwujudnya Pembangunan yang lebih baik, effektif, effisiensi yang secara tidak langsung akan mewujudkan masyarakat yang makmur dan berkeadilan.
1.2.Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud
Maksud disusunnya Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) adalah sebagai pedoman bagi setiap Perangkat Desa dalam menyusun sasaran, program dan kegiatan Pembangunan Desa Pesisir.
1.2.2 Tujuan
Tujuan Rencana Pengembangan Desa Pesisir Tangguh adalah:
1. Memfasilitasi dan mengembangkan prasarana dan sarana sosial ekonomi desa pesisir. 2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup desa pesisir.
3. Meningkatkan kapaasitas kelmbagaan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan secara partisipatif di desa pesisir.
4. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat pesisir terhadap bencana dan perubahan iklim desa pesisir.
1.3 Ruang Lingkup
Dokumen Rencana Pengembangan Desa Asahan Mati 2012 – 2016 terdiri dari enam bab sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, arahan perencanaaan dan pemanfaatan, serta ruang lingkup perencanaan.
Bab 2 Gambaran Umum Wilayah, mengulas tentang deskripsi umum Desa (letak geografis dan administrasi, topografi dan penggunaan lahan, dan kondisi sosial- ekonomi), dampak perubahan iklim yang dirasakan, serta permasalahan yang ada.
Bab 3 Visi dan Misi, menjabarkan tentang visi dan Misi Desa Asahan Mati.
Bab 4 Keterkaitan dengan Rencana Lain, mengurai tentang hubungan antara Rencana Pengembangan Desa Asahan Mati 2011 – 2015.
Bab 5 Potensi dan Masalah, menjelaskan tentang potensi yang ada di Desa Asahan Mati dengan permasalahan yang terjadi yang mendasari peringkat masalah dan tindakan yang
8
layak untuk dilakukan.
Bab 6 Rencana Pengembangan Desa, menjelaskan fokus perencanaan, spirit nilai yang dijadikan dasar dalam perencanaan, serta rencana pengembangan itu sendiri yang terdiri lima rencana program, yaitu rencana program bina manusia, bina usaha, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, serta bina siaga bencana dan adaptasi perubahan iklim.
Bab 7 Pemantauan dan Evaluasi, membahas tentang konsep, definisi dan rantai proses pemantauan dan evaluasi, serta pengukuran kinerja.
Bab 8 Penutup
1.4Landasan Hukum
Pengelolaan sumberdaya pesisir secara terpadu menghendaki adanya keberlanjutan (sustainability) dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir. Sebagai kawasan yang dimanfaatkan untuk berbagai sektor pembangunan, wilayah pesisir memiliki kompleksitas isu, permasalahan, peluang dan tantangan. Terdapat beberapa dasar hukum pengelolaan wilayah pesisir yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389)
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421)
3. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang– Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844)
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 158 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 )
9
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664)
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817)
7. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa.
9. Surat Menteri Dalam Negeri nomor 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 tentang Petunjuk teknik Perencanaan Pembangunan Desa.
10. Peraturan Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil No. Per.04/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Desa Pesisir Tangguh Tahun 2012.
11. Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 10 tahun 2008 tentang Pembentukan Desa Dalam Kabupaten Asahan.
12. Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 12 tahun 2008 tentang Organisasi Pemerintahan Desa.
1.5. Pengertian
1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa.
3. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban Desa tersebut
4. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat.
5. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MusrenbangDes) adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku
10
kepentingan Desa (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan Desa dan pihak akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan di Desa 1(satu) tahunan.
6. Pembangunan Desa adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata. baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan keputusan, maupun indeks Pembangunan manusia.
7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya.
8. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
9. Perencanaan Pembangunan Desa dimaksud adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di Desa guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya Desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu Desa dalam jangka waktu tertentu. Wujud Perencanaan Pembangunan Desa adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pembangunan Desa.
10.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan Pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja.
11.Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJMDes yang memuat rancangan kerangka ekonomi Desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan Desa, rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJMDes.
12.Peraturan Desa (Perdes) adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.
11
BAB II
GAMBARAN UMUM DESA
Kelurahan/Desa Desa
Nama Kelurahan/Desa Asahan Mati Kode Wilayah Kelurahan/Desa 12.09.10.2001 Nama Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten/Kota Kabupaten Nama Kabupaten/Kota Asahan
Propinsi Sumatera Utara
Batas wilayah desa
Letak Batas Desa/Kelurahan
Sebelah Utara Selat Malaka
Sebelah Selatan Sungai Asahan
Sebelah Barat Desa Sei Apung
Sebelah Timur Desa Bagan Asahan
2.1 Sejarah Desa Asahan Mati
Secara ringkas dapat kami paparkan sejarah terbentuknya nama Desa Asahan Mati dan wilayahnya adalah dari seorang Datuk Panglima Besar Aceh yang terkenal pada tahun 1802 disebabkan pada jaman itu ada pertikaian / perbedaaan pendapat di kerajaan aceh tentang masuk nya penjajah Belanda ke negeri aceh, yang mana atas musyawarah yang dilaksanakan Raja aceh terdapat perbedaan pendapat, yang pertama menyatakan perang secara terbuka dan yang satu lagi meyatakan perang secara gerilya, perbedaan ini lah yang menyebabkan Datuk Panglima besar mersa sakit hati dan pergi berkelana menyelusuri pesisir pantai dan sampailah ke suatu alur sungai bercabang yang bernama SUNGAI DUA, di sini lah Datuk panglima besar menetap dan kawin dengan seorang perempuan yang berasal dari RIO (sekarang Riau), dan apabila ada warga yang melewati pesisir sungai tersebut tampa sepengetahuannya warga itu tidak akan selamat, dan beliu selalu berseru “ Siapa saja yang berani melewati alur sungai tanpa sepengetahuanku, langkahi dulu mayatku”
Kemudian pada tahun 1853 Datuk panglima besar jatuh sakit, keluarga dari Aceh banyak yang berdatangan menjenguk setelah melihat kondisi beliau keluarga tersebut
12
menyarankan agar Datuk panglima besar di bawah berobat ke Aceh, namun beliau tidak bersedia dan kemudian beliau mengajak seluruh keluarga dari Aceh tersebut ke pinggir sungai Asahan dan Datuk Panglima besar menjatuhkan batu asah pedang yang di milikinya serta berkata “kalau timbul yang ku buang ini barulah aku mau pulang ke Negeri Aceh” disinilah perpisahan antara Datuk Panglima besar dengan keluarganya.
Adapun hubungan dengan nama Desa Asahan Mati adalah (Batu tempat Mengasah /batu Asahan pedang yang Mati ) yang tidak dapat digerakkan atas Kesaktian Datuk Panglima Besar.
Desa Asahan Mati dahulunya termasuk bahagian kesultanan Asahan yang disebut Kampung yang dikepalai oleh seorang KEPALA KAMPUNG, adapun Kepala Kampung yang pertama adalah :
Tabel 1. Nama Kepala Desa
No Nama Tahun
1 Zakaria 1905-1928
2 Abdul Razak 1929-1939
3 Abdullah 1940-1950
4 Tajuddin 1951-1964
5 M.Khadir Mrp 1965-1994(pertukaran kampung jadi desa tahun 1978)
6 Abdul Basyith 1995-2008
7 Tauhiddin 2008-2014
Sejarah perkembangan desa dari tahun terbukanya desa Asahan Mati masih Swadaya Partisipasi masyarakat Desa dan pada tahun 1975 barulah ada bantuan dari pemerintahan berupa dana Bangdes, pembangunan Benteng Air Asin, Bangunan sekolah, jalan,listrik dan lain-lain.
Keadaan Sosial.
Penduduk desa Asahan Mati disamping suku Melayu, adalah Suku Batak, Jawa, Banjar meskipun penduduk dari berbagai daerah akan tetapi tetap mempuyai kepedulian satu sama lainnya dan saling tolong menolong. Desa Asahan Mati mempunyai penduduk 2363 jiwa yang terdiri dari 562 kepala keluarga :
Laki-laki = 1141 jiwa Perempuan = 1222 jiwa
13
2.2 Sejarah Pembangunan DesaTabel 2. Sejarah Pembangunan Desa
NO Tahun Kegiatan Pembangunan Keterangan
1. 1912 Pembangunan Madrasah Shomadiah Swadaya Masyarakat
2.
1966
Pembangunan Jalan Dusun I Sepanjang 2 Km Swadaya masyarakat
3.
1974
Pembangunan Masjid Al-Jihad Swadaya masyarakat
4. 1975 Pembangunan Benteng Air Asin Swadaya Masyarakat dan APBD TK II
5. 1975 Pembangunan SD,MDA Swadaya Masyarakat 3 Lokal
6. 1978 Pembanguanan Jalan Perjuangan Sawadaya Masyarakat dan APBD TK II
7. 1987 Pembangunan Jalan Tanjung Berombang APBD TK I
8. 1989 Pembangunan PPI Tanjung Berombang APBD TK I
9. 1992 Pembanguna Kantor Kepala Desa Asahan Mati Swadaya dan Lanjutan Pembangunan Desa 10. 2007 Pembanguan Jalan Dusun VI sepanjang 2200 m APBD TK II
2.3 Kondisi Geografis Tabel 3. Kondisi Geografis
No Uraian Keterangan
1 Luas wilayah : 900 Ha
2 Jumlah Dusun : 10
3
Batas wilayah
a. Utara : Selat Malaka b. Selatan : Sei Asahan c. Barat : Desa Sei Apung d. Timur : Desa Bagan Asahan
14
4
Topografi
a. Luas kemiringan lahan (rata-rata) 1. Datar 900 Ha
b. Ketinggian di atas permukaan laut (rata-rata) 1,5 m
5 Hidrologi : Air asin dan Tawar
6 Klimatologi : a. Suhu : 38 0C b. Curah Hujan : ……… c. Kelembaban udara : ……… d. Kecepatan angin : ……… 7
Luas lahan pertanian
a. Sawah teririgasi : ……… b. Sawah tadah hujan : ... c. Perkebunan Rakyat : 800 Ha
8 Luas lahan pemukiman : 13 Ha
9 Kawasan rawan bencana :
a. Banjir : ………..
2.4Dampak perubahan Iklim/bencana
Perubahan iklim dan cuaca di Desa Asahan Mati cendrung stabil dikarenakan bencana tidak merupakan hal yang terjadi. Gempa bumi seringnya hanya merupakan getaran rambatan yang terjadi di lokasi yang jauh dari desa. Keadaan perubahan yang terjadi hanya pada kondisi pantai, dikarenakan abrasi. Sehingga penanaman mangrove kelak diharapkan menjadi solusi perbikan kondisi pantai.
2.5Perekonomian Desa
Tabel 4. Tabel Sumber Penerimaan Desa
No Sumber Penerimaan Desa Tahun 2008 2009 2010 1 Pajak 4.532.927 5.258.098 20.105.542 2 ADD 59.525.652,38 38.787.559 19.393.780 3 DPD/K - - -
15
Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa:
Pajak dari Desa dapat terpenuhi dan dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
2.6 Sosial Budaya
Tabel 5. Kondisi Sosial Budaya Desa
No. Uraian Jumlah Keterangan
1 Kependudukan :
A. Jumlah Penduduk (Jiwa) 2363 Pertambahan Penduduk
B. Jumlah KK 562 / Tahun 0,05 % C. Jumlah laki-laki 1141 a. 0 – 15 tahun 281 b. 16 – 55 tahun 475 c. Diatas 55 tahun 385 D. Jumlah perempuan 1222 a. 0 – 15 tahun 272 b. 16 – 55 tahun 550 c. Diatas 55 tahun 400 2 Kesejahteraan Sosial : A. Jumlah KK Prasejahtera 210 B. Jumlah KK Sejahtera 292 C. Jumlah KK Kaya 60 D. Jumlah KK Sedang 292 E. Jumlah KK Miskin 210 3 Tingkat Pendidikan : A. Tidak tamat SD 320 B. SD 482 C. SLTP 373 D. SLTA 352 E. Diploma/Sarjana 30 4 Mata Pencaharian : A. Buruh Tani B. Petani 172 C. Peternak D. Pedagang 50 E. Tukang Kayu F. Tukang Batu G. Penjahit 2 H. PNS 25 I. Pensiunan 3 J. TNI/Polri 1 K. Perangkat Desa 3 L. Pengrajin M.Industri kecil
16
N. Buruh Industri O. Nelayan 333 P. Lain-lain 5 Agama : A. Islam 560 KK B. Kristen C. Protestan D. Katolik E. Hindu F. Budha 2 KKDari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Kependudukan.
Pertambahan Penduduk sangat rendah disebabkan karena kebanyakan warga yang sudah dewasa atau pada tahap perkawinan membawa istri /suami ke luar daerah untuk mencari lapangan pekerjaan.
2. Kesejahteraan
Tingkat Kesejahteraan belum merata pada tiap tahun karena kurangnya lapangan pekerjaan
3. Tingkat Pendidikan
Cukup Memadai walaupun pada tingkat Lanjutan Pertama dan tingkat atas para warga masyarakat melanjutkan Pendidikan ke Desa yang masih berbatas dengan Desa Asahan Mati.
4. Mata Pencaharian
Kurang Lapangan Pekerjaan / Mata Pencaharian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menurut standart UMR.
5. Agama
Mayoritas beragama Islam
2.7 Sarana dan Prasarana Desa Tabel 6. Sarana dan Prasarana Desa
No Jenis Prasarana dan Sarana Desa Jumlah Keterangan
1 Kantor Desa 1
2 Gedung SLTA -
3 Gedung SLTP -
17
5 Gedung MI 1 6 Gedung TK 1 + 3 TK 1 + PAUD3 7 Masjid 2 8 Musholla 4 9 Pasar Desa - 10 Polindes 1 11 Panti PKK - 12 Poskamling 1 13 Jembatan 2 14 Gedung ...Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat kesejahteraan dari sektor kesehatan ,pendidikan, agama,keamanan dan pelayanan masyarakat cukup memadai.
2.8. Pemerintahan Umum Tabel 7. Pemerintahan Umum
No Uraian Keberadaan Keterangan
Ada Tidak
1 Pelayanan kependudukan Ada -
2 Pemakaman Ada - Umum
3 Perizinan - Tidak
4 Pasar tradisional - Tidak
5 Ketentraman dan tibum ada -
Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.Pelayanan masyarakat dan keamanan cukup memadai sedangkan dari sektor kebutuhan mayarakat terhadap harga bahan pokok dapat dikategorikan stabil.
2.9 Kondisi Desa
Desa Asahan Mati merupakan salah satu desa pesisir pantai yang ada di kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan yang mayoritas penduduknya nelayan dan petani. Berbagai aspek telah dikembangkan untuk menopang kehidupan para petani dan nelayan tersebut yang berorientasi kepada potensi yang ada,seperti pengembanngan wilayah pantai di dusun III selat Malaka yang berada di sebelah utara Desa Asahan Mati sangat potensial untuk pengambilan
18
udang belacan atau trasi sekaligus pemasaran dan pengolahannya, namun yang menjadi kendala adalah sarana jalan dan infrastruktur ke lokasi tersebut.
2.9.1. Keadaan Ekonomi
Kondisi ekonomi masyarakat Desa Asahan Mati secara kasat mata terlihat jelas perbedaannya antara rumah tangga yang berkategori miskin, sangat miskin, sedang dan kaya. Hal ini disebabkan karena mata pencahariannya di sektor-sektor usaha yang berbeda-beda pula, sebagian besar di sektor non formal seperti buruh bangunan, buruh tani, petani sawah tadah hujan dan perkebunan.
2.9.2 Kondisi Pemerintah Desa 2.9.2.1. Pembagian Wilayah Desa
Pembagian wilayah Desa Asahan Mati dibagi menjadi 10 (sepuluh) dusun, dan masing-masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus, jadi setiap dusun ada yang memiliki wilayah pertanian dan perkebunan, sementara pusat desa berada di dusun 1 (satu, setiap dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun.
2.9.2.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa (Sopd)
Struktur Organisasi Desa Asahan Mati Menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa Dengan Pola Minimal, Selengkapnya Disajikan Dalam Gambar Sebagai Berikut:
Kades : Tauhiddin
Sekdes : Rosita
BPD : Muslimsyah Marpaung
Sekretaris BPD : Akmal Wasilah
LPM : Yuswardi Silaen
Tokoh Masyarakat : Azrai Marpaung Tokoh Masyarakat : Mahmiluddin
Tokoh Agama : Bahrum Marpaung
19
Berikut ini dilampirkan peta situasi Desa Asahan Mati
20
BAB III
METODE PENYUSUNAN RPDP
3.1. VISI DESA
Terwujudnya Desa Asahan Mati dengan Bina MUSLIM (Manusia ,Usaha,Lingkungan, dan Imfastruktur )
3.1.1. Nilai-nilai yang melandasi:
1. Masih melekatnya nilai budaya / tradisi Daerah
2. Tingkat Tatakrama serta Sopan Santun dilandasi dari tuntutan Agama.
3.1.2. Makna yang terkandung :
1. Segala sesuatu yang ingin diputuskan terlebih dahulu dibawa ke Forum Musyawarah Desa yang melibatkan semua unsur dan lembaga Desa termasuk Tokoh Agama ,Tokoh Masyarakat,Tokoh wanita dan Pemuda.
2. Menjaga hubungan baik antara pemerintahan Desa dengan lembaga-lembaga yang ada di Desa.
3.2 Misi Desa
1.Mengelola Pemerintahan Desa yang aman bersih, berwibawa , transparan dan pelayanan prima.
2.Menggali Potensi Desa,memelihara kearifan local menjunjung tinggi nilai budaya dan mendukung proses pembangunan yang berwawasan lingkungan. 3.Mengembangkan potensi sumber daya manusia ,Pengembangan usaha masyarakat untuk tambahan Modal melalui Pinjaman UMKM, KUR dan BUMDes, dll.
3.3. Kerangka Perencanaan
Penyusunan rencana pengembangan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan dengan 4 (empat) kali pertemuan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Pada tahap pertama dilakukan pemetaan awal dengan melakukan proses pengamatan dan diskusi dengan masyarakat terhadap Desa Asahan Mati sebagai lokasi program serta profil desa. Pemetaan yang dilakukan berkaitan dengan pemetaan sosial, infrastruktur dan aksi di tingkat desa meliputi: analisis kebutuhan yang didasarkan potensi dan masalah, analisis institusi, identifikasi modal sosial, identifikasi peran aktor, dan penilaian peran gender. Selanjutnya aksi di tingkat desa yang merujuk lima bina, yakni bina manusia, bina sumberdaya, bina usaha, bina lingkungan dan infrastruktur, dan bina siaga bencana.
21
Pada pertemuan tingkat pertama, dilakukan pengkajian terhadap potensi masalah, penyebab masalah, alternative penyelesaian masalah dan tindakan yang layak yang terdapat pada masing-masing desa bersama pemerintahan desa dan kelompok - kelompok masyarakat. Kajian dilakukan dengan menggunakan sketsa desa, kalender musim dan diagram Venn
Gambar 3.1. Kerangka Rencana Pengembangan Desa Asahan Mati Kabupaten Asahan kemudian pada tahun ketiga, diharapkan terwujudnya rehabilitasi sumberdaya dan penguatan ekonomi masyarakat di Desa Asahan Mati tentunya semua ini bertujuan untuk mewujudkan Desa Asahan Mati yang Tangguh terhadap bencana alam dan perubahan iklim, serta ketangguhan dalam hal ekonomi.
Untuk menjalankan roda aktivitas sebagaimana yang dimaksud di atas, maka dibutuhkan spirit dan institusi penggerak dalam bentuk group kerjasama (working group) yang memiliki komitmen kuat untuk membangun Desa peisisir yang tangguh.
3.4. Fokus Pengembangan Kegiatan
POPT merupakan aksi yang menitikberatkan pada coastal viIlage community dimana partisipasi komunitas desa pesisir sangat menentukan keberhasilan dan keberlanjutan program ini. Namun demikian, peran pemerintah (pusat maupun daerah) sebagai fasilitator tidak dapat diabaikan sebagai faktor pendorong untuk mewujudkan desa pesisir yang tangguh.
Desa pesisir memiliki kerentanan ekonomi, sosial, lingkungan dan fisiko Masyarakat pesisir rentan secara ekonomi, ditandai dengan tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2010 jumlah masyarakat miskin di desa-desa pesisir sebesar 7,8 juta jiwa. Pengetahuan masyarakat desa pesisir tentang bencana dan ancaman
Desa Pemata ng Sei. Baru
22
perubahan iklim di wilayah pesisir masih rendah, demikian pula tingkat kesehatan masyarakat yang rendah, serta rendahnya tingkat kemandirian organisasi sosial desa yang semuanya itu mempertinggi tingkat kerentanan desa pesisir secara sosial. Desa pesisir juga
rentan secara lingkungan dan fisik Secara umum kualitas infrastruktur desa tergolong rendah, seperti kondisi jalan yang rusak, kekurangan energi Iistrik, kesulitan air bersih, sanitasi yang buruk, serta kondisi lingkungan yang mengalami kerusakan, baik akibat bencana maupun aktivitas manusia. Kondisi vegetasi dan ekosistem di pesisir secara umum telah mengalami kerusakan. Luas existing mangrove Indonesia telah mengalami penurunan, yaitu dari luas 3,9 juta hektar pada tahun 2003 (data Departemen Kehutanan) menjadi 3,24 juta hektar pada tahun 2009 (data Bakosurtanal).
Oleh karenanya, untuk mewujudkan ketangguhan desa diperlukan kebijakan berupa fokus pengembangan kegiatan yang berorientasi pada penyelesaian persoalan-persoalan pokok yang dihadapi masyarakat desa pesisir.
Adapun fokus pengembangan kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Bina Manusia, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat baik formal maupun informal, memperluas dan meningkatkan kerja sama, memperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, dan hemat serta menghilangkan sifat negatif boros dan konsumtif;
2. Bina Usaha, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi.
Selain itu, program ini meningkatkan dan mempermudah akses terhadap sumber daya, teknologi, modal, pasar, dan informasi pembangunan. Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan terbangun kemitraan dengan pelaku usaha dan terbangunnya sistem insentif administrasi serta pendanaan secara formal dan informal;
3. Bina Sumber Daya, yaitu kegiatan yang menitikberatkan pada upaya memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya, revitalisasi hak ulayat dan hak masyarakat lokal, penerapan monitoring, controlling and surveillance dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal, penerapan teknologi ramah Iingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli, merehabilitasi habitat, konservasi, dan memperkaya sumber daya;
4. Bina Lingkungan atau Infrastruktur, yaitu kegiatan yang mencakup pembangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai dan pengendalian pencemaran melalui
23
pendekatan perencanaan dan pembangunan secara spasial dalam rangka mendorong peningkatan peran masyarakat pesisir dalam penataan dan pengelolaan lingkungan sekitarnya;
5. Bina Siaga Bencana atau Perubahan Iklim, yaitu kegiatan yang mencakup usaha-usaha pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim, rencana aksi desa dalam pengurangan risiko bencana, penyadaran masyarakat, gladi/latihan secara reguler, memudahkan akses data dan informasi bencana, pembangunan sarana dan prasarana penanggulangan bencana Cantara lain jalur evakuasi, shelter, struktur pelindung terhadap bencana, fasilitas kesehatan, dan cadangan strategis desa) yang menekankan pada partisipasi dan keswadayaan dari kelornpokkelompok sosial yang terdapat pada masyarakatjkomunitas pesisir.
Keberhasilan program kelima fokus pengembangan kegiatan sebagaimana tersebut di atas sangat tergantung peran aktif kelembagaan desa sehingga penguatan kelembagaan sangat perlu ditingkatkan ( Bina Kelembagaan ).
3.5. Pendekatan
Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Asahan Mati ini menggunakan pendekatan pembangunan berbasis komunitas yang memaksimalkan partisipasi masyarakat dan bertumpu pada sumberdaya lokal yang dimiliki masyarakat Desa Asahan Mati dengan metode P3MD. Beberapa hal yang dilakukan dalam pendekatan penyusunan rencana pengembangan ini, sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi sistem nilai sebagai spirit penggerak pembangunan di Desa Asahan Mati
b. Melakukan need assessment warga di Desa Asahan Mati, meliputi: kebutuhan dan harapan, kelembagaan/institusi, dan modal sosial;
c. Merumuskan bentuk program yang sesuai dengan kebutuhan warga di Desa Asahan Mati terkait dengan perubahan iklim, bencana alam, dan aktor yang akan melaksanakan program yang dimaksud; dan
d. Menyusun roadmap pengembangan Desa pesisir di Desa Asahan Mati.
Kemudian, untuk melakukan rumusan poin-poin di atas, maka didampingi oleh 2 (dua) orang fasilitator yang memliki pemahaman sebagai berikut:
24
b. Memahami tahapan kerja perencanaan partisipatif pengembangan Desa pesisir, dalam hal ini Desa Asahan Mati.
c. Memahami lima bina yang merupakan fokus pengembangan program, seperti: bina manusia, bina usaha, bina sumberdaya, bina lingkungan dan infrastruktur, dan bina siaga dan perubahan iklim; serta
d. Memahami dan menguasai prinsip-prinsip partisipatif dalam mendampingi proses assessment yang dilakukan kepada warga.
25
BAB IV
KETERKAITAN DENGAN PERENCANAAN LAIN
Rencana Pengembangan Daerah Pesisir(RPDP) merupakan rencana pengembangan Desa yang mengacu pada RPJMDes. Hal-hal yang berkenaan dengan rencana pengembangan desa yang berkaitan langsung dengan pemabangunan desa merupakan pedoman di dalam perencanaan dan tujuan fokus pembangunan.
Tingkatan (hierarki) pemerintahan merupakan salah satu pertimbangan dalam penyusunan RPJP Daerah. Sesuai dengan arahan dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 perihal Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP Daerah dan RPJM Daerah, diatur ketentuan mengenai RPJP Daerah Provinsi yang mengacu pada RPJP Nasional, RPJP Daerah Kabupaten/Kota mengacu pada RPJP Daerah Provinsi.
Seperti yang di amanatkan dalam Undang-Undang No 27 Tahun 2007, Rencana Pengembangan Desa Asahan Mati 2012 – 2016 merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RPJP Daerah Kabupaten Asahan. Dengan demikian diharapkan dapat terwujud keselarasan dan konsistensi gerak langkah dan pencapaian pembangunan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
26
BAB V
POTENSI DAN MASALAH
Beberapa potensi yang memungkinkan untuk dikembangkan antara lain potensi pemasaran hasil laut, hasil tanaman pesisir, serta pengembangan wisata alam beting kepah yang ada di dusun V Tanjung Berombang Desa Asahan Mati.Secara Geografis Asahan Mati Berada di antara dua laut yaitu selat Malaka dan sungai Asahan, sehingga secara tinjauan Desa Asahan Mati memiliki peluang manjadi Desa Pesisir yang tangguh. Namun kondisi pada saat ini masih belum terbina. Maka dari itu dengan adanya program PDPT, Desa Asahan Mati kembali berbenah untuk memfokuskan kegiatannya membentuk sebuah Desa Pesisir yang kelak menjadi Desa yang mandiri dalam hal ekonomi dan juga kemandirian. Sehingga dibentuklah mind future di dusun VIII menjdi dusun nelayan yang kelak akan menjadi barometer bagi perkembangan daerah pesisir bagi dusun yang lainnya. Kesemuanya ini telah diangkat pada penyusunan RPJM desa dengan melibatkan tokoh pemuda dan kaum ibu yang mengacu kepada adat istiadat kebudayaan yang ada di desa.
Hal yang sangat penting untuk diatasi pada saat ini adalah pemukiman penduduk yang kurang sehat terutama masalah sanitasi lingkungan yang pada saat ini lebih dari 50 rumah yang belum mempunyai WC yang standart,masih menggunakan WC galian. Inilah yang harus menjadi perhatian serius para lembaga desa dan stakeholders,apabila hal ini terpenuhi paling tidak beberapa persoalan dari permasalah nelayan dapat terjawab. Satu hal lagi yang menjadi perhatian adalah permasalahan listrik di dusun VIII, belum masuknya jaringan listrik yang menuju perkampungan nelayan dan sampai sekarang belum ada kepastian dari pemerintah kabupaten. Padahal kebutuhan akan listrik sudah sangat diimpikan oleh para warga mengingat pentingnya pemanfaatan listrik untuk beraktifitas keseharian. Berikut ini daftar potensi dan masalah yang ada di Desa Asahan Mati:
4.1 Potensi Asahan Mati
Tabel 8. Potensi Desa Asahan Mati
NO BIDANG POTENSI LOKASI
1 Pertanian perkebunan pisang Dusun II
masyarakat bertani Dusun III
kebun sawit Dusun III
perkebunan kelapa Dusun V
2 Perikanan masyarakat nelayan Dusun VIII
kolam ikan Dusun V
Sungai Dusun VIII
27
3 Pariwisata wisata beting kepah Dusun V
Wisata mangrove Dusun III,VIII
4 Usaha pembuatan sapu dan keset kaki Dusun V,IV
pemasaran ikan asin dan terasi Dusun V,VIII
pengolahan air kelapa Dusun V,VIII
4.2 Masalah Asahan Mati
Tabel 9 Masalah yang dihadapi Desa Asahan Mati
NO BIDANG MASALAH LOKASI
1 Pendidikan Anak putus sekolah pendidikan 9 tahun Desa
Tinggi minat baca tetapi tidak adanya sarana
perpustakaan desa Desa
Tidak adanya honor guru TPQ Desa Lemahnya pengetahuan anak didik SMP
terhadap computer Desa
2 Kesehatan Adanya masyarakat yang tidak memiliki MCK Desa Sering terjadi banjir Desa Masyarakat tidak memiliki JAMKESMAS Desa Kurangnya tenaga medis Desa Rumah masyarakat yang tidak layak huni Desa Kurangnya pelayanan kesehatan bagi
masyarakat lansia Desa
Sulitnya mendapatkan air bersih Desa
3 Sarana dan Prasarana Jalan gang rusak tidak bisa dilewati saat hujan Desa
Saat musim hujan jalan usaha tani/jalan setapak
tidak bisa dilalui Dusun III,V Tidak ada jembatan penghubung antar dusun Dusun III dan IV
Kondisi jalan yang gelap Desa
Masih adanya masyarakat yang belum menerima
aliran listrik Dusun VIII
4 Lingkungan Hidup Pemanfaatan SDA belum maksimal Desa
Sumber air besih berkurang Desa
Banyaknya hewan ternak berkeliaran dan
kotoran ternak yang berserakan Desa Abrasi pantai
5 Sosial budaya Tidak adanya tempat untuk melaksanakan
kegiatan kesenian Desa
Tidak adanya sarana olahraga permanen (volly,
bulutangkis) Desa
Masih banyak lahan yang kepemilikannya dari
luar desa Desa
Masih lemahnya prilaku generasi muda terhadap
sosial dan budaya Desa
Masih adanya tanah masyarakat yang belum mempunyai bukti kepemilikan yang
sah/sertifikat
Desa
28
pemasaran produkMasih minimnya kreatifitas dan inovasi Desa
Masih minimnya modal usaha Desa
4.3. Pemecahan Masalah
Berdasarkan musyawarah desa beserta masyarakat maka diketahui penyebab permasalahan Desa dan telah disepakati pula beberapa alternative pemecahan masalah sebagai berikut :
Tabel 10. Alternatif pemecahan masalah Desa Asahan Mati
No Masalah Penyebab Potensi Alternatif Tindakan Pemecahan masalah
I Pendidikan
1 Anak putus sekolah pendidikan 9 tahun kurangnya pembiayaan untuk sekolah Ada Gedung Sekolah dasar (SD)
Pemberian beasiswa bagi anak yang tidak
mampu/sekolah gratis.
2
Tinggi minat baca tetapi tidak adanya sarana perpustakaan desa
tidak adanya sarana baca
Adanya Siswa dan Calon Siswa Untuk TK, SD, SMP, SMA
Pengadaan bangunan gedung perpustakaan
3 Tidak adanya honor guru TPQ kurangnya pembiayaan honor tetap guru TPQ
4 Lemahnya pengetahuan anak didik SMP terhadap komputer
tidak tersedianya sarana komputer
Ada Guru TK, SD, SMP
pelatihan dan pengadaan komputer
II Kesehatan
1 Adanya masyarakat yang tidak memiliki MCK
kurangnya
kemampuan untuk membuat MCK sendiri
Adanya Sumber air Bersih dari sumur gali
Pembangunan WC Umum
2 Sering terjadi banjir tidak adanya siring
penyalur banjir Adanya tim SAR
Pembangunan siring pasang (drainase)
3 Masyarakat tidak memiliki JAMKESMAS
terbatasnya fasilitas Jamkesmas yang diberikan pemerintah Pengadaan tambahan fasilitas JAMKESMAS
4 Kurangnya tenaga medis
kurangnya distribusi tenaga medis dari pemerintah Adanya puskesmas Pembantu (Pustu)
Pengadaan Tenaga medis (dokter, perawat dan mantri)
5 rumah masyarakat yang tidak layak huni
kurangnya kemampuan membangun rumah
Bedah rumah untuk masyarakat miskin
29
6 kurangnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat lansia terbatasnya sarana pelayanan kesehatan Adanya Bidan Desa, Mantri, dan Dukun Beranakpenyediaan posyandu pelayanan kesehatan bagi anak cacat dan lansia
7 sulitnya mendapatkan air bersih tidak tersedianya fasilitas air bersih
Adanya Sumber air Bersih dari sumur gali
Pembangunan sarana air bersih
III Sarana dan Prasarana 1 jalan gang rusak tidak
bisa dilewati saat hujan
kondisi jalan yang masih berupa jalan tanah
Pembangunan jalan lingkungan rabat beton
2
Saat musim hujan jalan usaha tani/jalan setapak tidak bisa dilalui
belum ada jalan usaha tani yang layak dan kondisi jalan yang masih berupa jalan tanah dan bertebing
adanya jalan penghubung antar dusun
pembukaan jalan usaha tani
3 Belum adanya jalan setapak yang baik Adanya jalan usaha tani pengerasan jalan dan pengaspalan penetrasi
4 Belum adanya sea wall
Adanya Jalan umum skala negara
pembuatan sea wall
5 tidak ada jembatan penghubung antar dusun
belum tersedianya program Adanya jalan gang, penghubung antar rumah (lingkungan) pembuatan jembatan
6 kondisi jalan yang gelap penerangan lampu jalan tidak ada pengadaan lampu jalan
7
masih adanya masyarakat yang belum menerima aliran listrik terbatasnya pasokan listrik dan jangkauan PLN pengadaan listrilk/PLTMH IV Lingkungan Hidup 1 pemanfaatan SDA belum
maksimal kurangnya keterampilan masyarakat desa adanya sumberdaya alam Peningkatan kapasitas keterampilan masyarakat 2 Pariwisata adanya sungai dan laut Pengembangan kawasan Ekowisata 3 sumber air besih berkurang kurangnya daerah resapan air memiliki konservasi alam penghijauan hutan rakyat dan DAS
4
banyaknya hewan ternak berkeliaran dan kotoran ternak yang berserakan
belum ada aturan desa adanya hewan ternak penyusunan perdes pengelolaan kegiatan usaha masyarakat 5 Peternakan tidak adanya kandang adanya hewan ternak pengandangan hewan ternak
V Sosial Budaya
1
tidak adanya tempat untuk melaksanakan kegiatan kesenian tidak tersedianya fasilitas gedung adanya kegiatan karang taruna. adanya grup rabana perempuan
pembuatan gedung serba guna
30
olahraga permanen (volly,bulutangkis, sepak bola)
pembiayaan pembuatan lapangan
volly dan klub sepakbola
olahraga (volly, bulutangkis, bola kaki)
3 mesjid belum memadai kurangnya
pembiayaan masjid
adanya masjid dan musholla
rehab dan peningkatan sarana dan prasarana masjid
4
masih banyak lahan yang kepemilikannya dari luar desa
belum adanya peraturan desa
pembuatan perdes tentang kepemilikan lahan dan tataguna tanah desa
5
masih lemahnya prilaku generasi muda terhadap sosial dan budaya
kurangnya aktifitas dan keterampilan generasi muda adanya kegiatan ibu-ibu PKK peningkatan kapasitas keterampilan generasi muda di bidang sosial dan seni budaya
6
masih adanya tanah masyarakat yang belum mempunyai bukti kepemilikan yang sah/sertifikat kurangnya pembiayaan pembuatan sertifikat pembuatan sertifikat bersubsidi (prona)
VI Koperasi dan Usaha Masyarakat
1 kurangnya modal bagi masyarakat miskin kurangnya sumber permodalan adanya kelompok SPP Ibu Mandiri
penambahan modal untuk kegiatan usaha masyarakat 2 kurang berkembangnya usaha masyarakat kurangnya pembinaan bagi usaha kecil pelatihan keterampilan usaha bagi masyarakat
3 sulitnya pemasaran hasil usaha oleh masyarakat
belum
berkembangnya lembaga pemasaran
adanya usaha bengkel motor dan las, mebel, warung manisan, air isi ulang, menjahit, ternak, kebun kelapa, kapal ikan. pembentukan kelembagaan usaha masyarakat VII Perikanan
1 alat tangkap dan perahu belum memadai
kurangnya pembiayaan pengadaan alat tangkap dan perahu
adanya masyarakat nelayan
pengadaan alat tangkap ikan dan perahu
2 sulitnya memasarkan hasil laut
kurangnya fasilitas angkut hasil perikanan adanya sumber ikan pengadaan sarana pengangkutan hasil nelayan dan kerjasama dengan kabupaten. 3
nelayan sulit
mendapatkan kebutuhan melaut dan saprodi
kurangnya pembiayaan untuk mendirikan warung adanya masyarakat nelayan
Pembangunan sarana dan prasarana usaha warung pesisir 4 minimnya keterampilan masyarakat kurangnya pembinaan pengolahan hasil perikanan adanya masyarakat nelayan pelatihan keterampilan pengelolaan hasil perikanan 5 sulitnya mendapatkan bibit dan pakan ikan air tawar
kurangnya pasokan bibit dan pakan
adanya kolam ikan
pengadaan bibit dan pakan ikan tawar
31
6 belum adanya pelabuhan nelayankurangnya pembiayaan pembangunan pelabuhan adanya masyarakat nelayan pembuatan pelabuhan kecil pendaratan perahu nelayan
VIII Pariwisata
1 belum adanya tempat wisata kurangnya sumber pembiayaan adanya pantai yang indah
pembangunan objek wisata dan permainan pantai
2 pengelolaan daerah pantai yang belum maksimal kurangnya sumber pembiayaan adanya pantai yang indah pengelolaan daerah pantai
IX Siaga bencana
1 Belum adanya jalur evakuasi tsunami kurangnya sumber pembiayaan Memiliki daerah yang tinggi Pembangunan jalan evakuasi tsunami 2
Belum adanya shelter tempat penampungan pengungsi kurangnya sumber pembiayaan Pembangunan shelter tempat penampungan pengungsi
3 Belum adanya peta resiko bencana
kurangnya sumber pembiayaan
Pembuatan peta resiko bencana
4 Belum adanya peralatan penanganan bencana
kurangnya sumber pembiayaan
Pengadaan peralatan penanganan bencana 5 Belum tersedia gudang
logistik bencana kurangnya sumber pembiayaan Pembangunan gudang logistik bencana 6
Belum adanya sistem informasi peringatan dini tsunami kurangnya sumber pembiayaan Pengadaan alat komunikasi peringatan dini tsunami
7 Pantai mengalami abrasi kurangnya sumber pembiayaan
Rehabilitasi vegetasi pantai (penanaman pohon cemara dan ketapang)
X Mata pencaharian
alternatif
1 Potensi kelapa yang belum dimanfaatkan kurangnya sumber pembiayaan Adanya kebun kelapa Pelatihan dan Pengolahan sabut kelapa pembuatan briket dari tempurung kelapa 2 Adanya potensi bahan
trasi Kurangnya bahan
Memiliki potensi mangrove
Penanaman dan
pembuatan gudang terasi. 3
Belum adanya keterampilan sebagai cindra mata desa pesisir
kurangnya pengetahuan dan sumber pembiayaan Banyak kerang laut yang terbuang saja
Pelatihan dan penjualan Keterampilan Kerang Laut
32
4.4 Penentuan peringkat masalahTabel 11. Penentuan peringkat masalah
No Masalah Dirasakan oleh orng banyak Sangat Menghambat peningkatan pendapatan Sering terjadi Tersedia Potensi memecahkan masalah Jumlah nilai Urutan peingkat 1
Tidak ada jaringan listrik di dusun VIII ya ya ya ya Ya Kerjasama antar penduduk yang besar 85 1 2 Tidak ada jembatan penghubung ya ya ya ya Ya Adanya bangunan jembatan 84 2
3 Jalan untuk kegiatan perekonomian warga rusak
ya ya ya ya Ya Membangun
jalan setapak
83 3
4 Sarana air bersih yang belum terpenuhi
ya ya ya ya Ya Membangun
sumur bor
82 4
5 Usaha pemasaran hasil laut belum terbina
ya ya ya ya Ya Membangun
tempat pemasaran hasil laut dan fasilitasnya
82 5
6 Abrasi di daerah pantai ya ya ya ya Ya Penanaman
mangrove 82 6 7 Usaha pertanian(kelapa,kebun pisang) ya ya ya ya Ya Penambahan fasilitas pertanian 81 9
8 Belum ada MCK yang layak ya ya ya ya Ya Pembangunan
MCK
75 18
9 Fasilitas ibadah belum layak ya ya ya ya Ya Renovasi
mesjid
79 10
10 Lemahnya pengetahuan anak didik SMP terhadap computer
ya ya ya ya Ya Pelatihan
komputer
78 13
11 Anak putus sekolah
pendidikan 9 tahun ya ya ya ya Ya Biaya beasiswa
79 11
12 pemanfaatan SDA belum
maksimal ya ya ya ya Ya Pelatihan skill 78 12
13 Belum adanya sea wall ya ya ya ya Ya Pembangunan
sea wall
75 19
14
kurangnya modal bagi masyarakat miskin ya ya ya ya Ya Pemberian bantuan modal masyarakat 82 7
15 alat tangkap dan perahu
belum memadai ya ya ya ya Ya Bantuan alat tangkap perikanan 74 20 16
sulitnya mendapatkan bibit dan pakan ikan air tawar
ya ya ya ya Ya Adanya pembenihan dari dinas perikanan yang lebih murah 76 16
17 belum adanya pelabuhan
nelayan ya ya ya ya Ya Pembangunan pelabuhan nelayan 73 21 18
belum adanya tempat wisata
ya ya ya ya Ya Pembangunan
wisata beting kepah dan mangruve
78 15
33
tsunami lokasi jalur
tsunami 20
Adanya potensi bahan trasi
ya ya ya ya Ya Penanaman
mangrove berkala
81 8
21
Sering terjadi banjir
ya ya ya ya Ya Pembangunan
drainase yang baik
76 17
4.5 Pengkajian tindakan pemecahan masalah Tabel 12. Penentuan peringkat masalah
No Masalah Penyebab Potensi Alternatif tindakan pemecahan Tindakan yang layak
1 Listrik Belum ada sarana Ada Pembangunan sarana listrik Masuknya arus listrik
2 Jembatan Jembatan kayu Ada Pembangunan jembatan kayu
Pembangunan Jembatan beton
3 Jalan setapak Jalan rawa Ada Penimbunan jalan
Pembangunan jalan setapak
4 Sumur bor
Tdk ada sumber air
bersih Ada Air sungai Pembangunan sumur bor
5 Gudang bina usaha
Tidak ada tempat
usaha Ada Rumah warga Pembangunan gudang
6 Penanaman mangrove abrasi Ada Penanaman mangrove Penanaman mangrove
7 Bina usaha kemiskinan Ada Pemasaran secara manual Pemasaran yang lebih baik
8 Pembiakan bahan trasi Bahan trasi minim Ada Penanaman mangrove Penanaman mangrove
9
Usaha
pertanian(kelapa,pisang) Alat tidak memadai Ada Pemberian alat pertanian Penyediaan alat
10 Fasilitas musholla
Tidak adalistrik dan
air bersih Ada Renovasi swadaya
Pembangunan sumur bor dan masuk listrik
11 Tidak ada dana sekolah Pendidikan mahal Ada Mengurangi beban biaya beasiswa
12 Pelatihan skill SDA Skill masih minim Ada Belajar secara otodidak Adanya pelatihan
13 Pelatihan komputer
Masih buta akan
komputer Ada Belajar manual Adanya fasilitas belajar
14 Modal bagi masyarakat kemiskinan Ada Bantuan ringan Dana hibah usaha
15 Wisata alam Belum terbina Ada Pembangunan jalan rintis
Pembangunan sarana wisata
16
Bibit dan pakan air
tawar Belum terbina Ada Pembiakan sendiri
Adanya pelatihan dan penyediaan bibit dari
dinas
17 Sering banjir Pasang Ada Pembuatan alur ke sungai Pembuatan turab
18 Wisata mangrove Belum terbina Ada Penanaman mangrove Perawatan mangrove
19 Tidak ada Sea wall Belum ada Ada Pembangunan bronjong Pembangunan sea wall
20
Alat perahu dan
tangkap Belum terbina Ada Pembuatan manual
Pemberian bantuan dari diskanla
34
4.6 Penentuan peringkat tindakanTabel 13. Penentuan Peringkat Tindakan
Peringkat Masalah Tindakan yg layak
Kebutuhan orang banyak
Dukungan peningkatan
pendapatan warga Jumlah nilai
1 Listrik Masuknya arus listrik Ya Ada 85
2 Jembatan
Pembangunan
Jembatan beton Ya Ada 84
3 Jalan setapak Pembangunan jalan setapak Ya Ada 83 4 Sumur bor Pembangunan sumur bor Ya Ada 82
5 Gudang bina usaha Pembangunan gudang Ya Ada 82
6 Penanaman mangrove Penanaman mangrove Ya Ada 82
7 Bina usaha
Pemasaran yang lebih
baik Ya Ada 82
8 Pembiakan bahan trasi Penanaman mangrove Ya Ada 81
9
Usaha
pertanian(kelapa,pisang) Penyediaan alat Ya Ada 81
10 Fasilitas musholla
Pembangunan sumur
bor dan masuk listrik Ya Ada 79
11 Tidak ada dana sekolah beasiswa Ya Ada 79
12 Pelatihan skill SDA Adanya pelatihan Ya Ada 78
13 Pelatihan komputer Adanya fasilitas belajar Ya Ada 78
14 Modal bagi masyarakat Dana hibah usaha Ya Ada 78
15 Wisata alam
Pembangunan sarana
wisata Ya Ada 78
16
Bibit dan pakan air tawar
Adanya pelatihan dan penyediaan bibit dari
dinas Ya Ada 76
17 Sering banjir Pembuatan turab Ya Ada 76
18 Wisata mangrove Perawatan mangrove Ya Ada 75
19 Tidak ada Sea wall Pembangunan sea wall Ya Ada 75
20
Alat perahu dan tangkap
Pemberian bantuan dari
diskanla Ya Ada 74
21 Pelabuhan nelayan
Pembangunan
35
BAB VI
RENCANA PENGEMBANGAN DESA
Program Kegiatan
Rencana Pengembangan Desa Pesisir ini, kemudian digunakan sebagai salah satu referensi dalam penyusunan rencana detail kegiatan pengembangan desa pesisir, yang dapat meliputi: aspek ekologi, ekonomi, dan sosial yang dijabarkan dalam lima focus pengembangan kegiatan yaitu Bina Kesiapsiagaan terhadap Bencana dan Perubahan Iklim, Bina Lingkungan dan Infrastruktur, Bina Sumberdaya, Bina Manusia, dan Bina Usaha.
Dari ketiga aspek yang telah disebutkan di atas, pada prinsipnya muatan PDPT lebih menekankan pada kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan, pembangunan lingkungan dan infrastruktur, sumberdaya serta kemandirian ekonomi, yang diharapkan dapat mampu meningkatkan ketangguhan dengan meminimalkan dampak kerugian akibat beneana dan perubahan iklim di desa-desa pesisir.
Adapun fokus pengembangan kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Bina Manusia, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat baik formal maupun informal, memperluas dan meningkatkan kerja sama, memperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, dan hemat serta menghilangkan sifat negatif boros dan konsumtif;
2. Bina Usaha, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi. Selain itu, program ini meningkatkan dan mempermudah akses terhadap sumber daya, teknologi, modal, pasar, dan informasi pembangunan. Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan terbangun kemitraan dengan pelaku usaha dan terbangunnya system insentif administrasi serta pendanaan secara formal dan informal;
3. Bina Sumber Daya, yaitu kegiatan yang menitikberatkan pada upaya memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya, revitalisasi hak ulayat dan hak masyarakat lokal, penerapan monitoring, controlling and surveillance dengan prinsip
36
partisipasi masyarakat lokal, penerapan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli, merehabilitasi habitat, konservasi, dan memperkaya sumber daya;
4. Bina Lingkungan atau Infrastruktur, yaitu kegiatan yang mencakup pembangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai dan pengendalian pencemaran melalui pendekatan perencanaan dan pembangunan secara spasial dalam rangka mendorong peningkatan peran masyarakat pesisir dalam penataan dan pengelolaan lingkungan sekitarnya;
5. Bina Siaga Bencana atau Perubahan Iklim, yaitu kegiatan yang mencakup usaha-usaha pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim, rencana aksi desa dalam pengurangan risiko bencana, penyadaran masyarakat, gladi/latihan secara reguler, memudahkan akses data dan informasi bencana, pembangunan sarana dan prasarana penanggulangan bencana Cantara lain jalur evakuasi, shelter, struktur pelindung terhadap bencana, fasilitas kesehatan, dan cadangan strategis desa) yang menekankan pada partisipasi dan keswadayaan dari kelompok-kelompok sosial yang terdapat pada masyarakat/komunitas pesisir.
Berikut ini tabel penjelasan tentang program pelaksanaan kegiatan RPDP beserta waktu pelaksanaan, lokasi, sasaran,tujuan kegiatan, target dan juga sumber pendanaan program Desa Asahan Mati :
37
No Program Kegiatan Kegiatan Tujuan Lokasi sasaran TargetSifat Waktu Pelaksanaan Biaya
Ket. B L R P 2012 2013 2014 2015 2016 (x.1000) Rp Sumber
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
A. BINA LINGKUNGAN DAN INFRASTRUKTUR
1 Pengadaan bangunan gedung perpustakaan tersedianya sarana membaca untuk menambah ilmu pengetahuan Desa anak usia sekolah, pemuda, dan masyarakat umum berdirinya 1 unit gedung perpustakaan desa x x 135,000 APBD II, PNPM 2 Pembangunan MCK mencegah masyarakat agar tidak buang air sembarangan Desa masyarakat Desa Asahan Mati berdirinya 40 unit MCK di tiap dusun x x x 120,000 PDPT, PNPM 3 Pembangunan drainase adanya saluran pembuangan yang lancar agar tidak terjadi genangan air Desa masyarakat Desa Asahan Mati dibangunnya drainase pada tiap ruas jalan desa sepanjang 2000 m x x 200,000 PDPT, PNPM 4 Bedah rumah untuk masyarakat miskin tersedianya rumah layak huni bagi masyarakat Desa masyarakat Desa Asahan Mati yang tidak mampu direhabnya minimal 8 rumah warga per tahun x x x 200,000 APBD II, PNPM 5 sarana air bersih Pembangunan
masyarakat memperoleh air bersih untuk kebutuhan rumah tangga
Desa masyarakat Desa Asahan Mati seluruh rumah warga mendapatkan pasokan air bersih x x x 80,000 PDPT, PNPM 6 Pembangunan jalan lingkungan paving block tersedianya sarana jalan yang layak dan nyaman Desa pengguna jalan masyarakat desa dibangunnya jalan paving bata sepanjang 950m x x x x 150,000 PDPT, PNPM
38
No Program Kegiatan Kegiatan Tujuan Lokasi sasaran TargetSifat Waktu Pelaksanaan Biaya
Ket. B L R P 2012 2013 2014 2015 2016 (x.1000) Rp Sumber
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
7.
8 pengadaan lampu jalan
terwujudnya lingkungan yang aman dan nyaman bagi pengguna jalan
Desa masyarakat Desa Asahan Mati dibangunnya lampu jalan seluruh ruas jalan desa x x 25,000 APBD II 9 pengadaan dan pemasangan tiang listrik dan kabel tersalurkannya listrik dari PLN ke rumah warga Dusun VIII masyarakat Desa Asahan Mati adanya penambahan jaringan listrik PLN x x 120,000 PDPT 10 Pengadaan meubeler balai desa dan kantor desa Tersedianya tempat pertemuan dan pelayanan warga desa
Desa aparat desa dan BPD
berdirinya bangunan Balai Desa dan Kantor Desa x x 70,000 APBD II 11 Pembangunan jembatan Melancarkan transportasi masyarakat Desa Masyarakat desa Terbangunny a jembatan penghubung dusun x x x 90,000 APBD II PDPT,
39
No Program Kegiatan Kegiatan Tujuan Lokasi sasaran TargetSifat Waktu Pelaksanaan Biaya
Ket. B L R P 2012 2013 2014 2015 2016 (x.1000) Rp Sumber 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 B. BINA MANUSIA 1 Pemberian beasiswa bagi anak yang tidak mampu untuk menolong anak -anak yang tidak mampu meneruskan sekolah Desa anak usia sekolah yang tidak mampu tersedianya beasiswa tiap tahun untuk 12 orang anak kel. Miskin x x x x 45,000 APBD II 2 honor tetap guru TPQ guru honorer mendapatkan
penghasilan tetap Desa guru-guru TPQ diberikannya honor tetap tiap tahun untuk 2 orang guru TPQ x x x x x 15,000 APBD II 3 pelatihan dan pengadaan computer anak-anak sekolah mempunyai keterampilan teknologi komputer Desa pelajar SD, SLTP dan SLTA tersedianya 2 unit komputer tiap sekolah dan dislenggarak annya pelatihan bagi siswa x x 95,000 APBD II 4 Pengadaan tambahan fasilitas JAMKESMAS tersedianya jaminan layanan kesehatan bagi masyarakat
Desa masyarakat Desa
Seluruh masyarakat tidak mampu mendapat fasilitas Jamkesmas x x 200,000 APBD II