BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan
selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan
masyarakat. Memang pendidikan merupakan alat untuk memajukan
peradaban, mengembangkan masyarakat, dan membuat generasi mampu
berbuat banyak bagi kepentingan mereka. Tujuan pendidikan sinkron dengan
tujuan hidup bangsa, yaitu melahirkan individu, keluarga dan masyarakat yang
saleh, serta menumbuhkan konsep-konsep kemanusiaan yang baik diantara
umat manusia dalam mencapai suasana saling pengertian sehingga dapat
melahirkan konsep-konsep yang sesuai dengan budaya, peradaban, dan
warisan umat serta pandangannya tentang alam, manusia dan hidup.
Manajemen pendidikan merupakan kunci sukses karena sangat
menentukan kelancaran kinerja organisasi lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Dengan demikian, perubahan sosial akan selalu menuju ke arah
yang lebih baik, berbagai rintangan akan dapat diatasi, serta ketergelinciran
dan lompatan yang menyimpang jauh dijamin tidak akan terjadi.1
Dalam Islam, pendidikan merupakan hal penting dalam mengangkat
martabat suatu bangsa, seperti firman Allah SWT dalam Q.S Al-Mujadalah 11
yaitu:
1
Muwahid Shulhan dan Soim.Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2013), 1-2.
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.2
Dalam usaha menigkatkan kualitas sumber daya pendidikan, Tenaga
Pendidik merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan terus-menerus. Pengembangan profesi tenaga pendidik
dilaksanakan melalui program pra-jabatan maupun program dalam jabatan.
Tidak semua guru yang di didik dalam lembaga pendidikan terlatih dengan
baik dan qualified. Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan
berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu,
pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong tenaga pendidik untuk terus
menerus belajar menyesuaiakan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta mobilitas masyarakat.
Masyarakat mempercayai, mengakui, dan menyerahkan kepada tenaga
pendidik untuk mendidik tunas-tunas muda dan membantu mengembangkan
potensinya secara profesional. Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini
merupakan subtansi dari pengakuan masyarakat terhadap profesi guru.
2
Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru harus memiliki kualitas
yang memadai. Tidak hanya pada tataran normatif saja, namun mampu
mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi personal,
profesional, maupun kemasyarakatan dalam selubung aktualitas kebijakan
pendidikan.3
Dalam pengertian yang sederhana, tenaga pendidik adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Tenaga pendidik dalam
pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di
tempat-tempat tertentu, tidak hanya di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa
juga di masjid, surau, rumah, dan tempat yang lainnya. Tenaga pendidik
memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat.
Kewibawaanlah yang menyebabkan tenaga pendidik dihormati, sehingga
masyarakat tidak meragukan figur tenaga pendidik. Masyarakat yakin bahwa
tenaga pendidik yang dapat mendidik anak didik mereka menjadi orang
berkepribadian mulia.
Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka di pundak
tenaga pendidik diberikan tugas dan tanggung jawab yang berat. Mengemban
tugas memang berat, tetapi lebih berat lagi mengemban tanggung jawab.
Sebab tanggung jawab guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga
di luar sekolah. Pembinaan yang harus tenaga pendidik berikan pun tidak
hanya secara kelompok (klasikal), tetapi juga secara individual. Hal ini mau
tidak mau menuntut tenaga pendidik agar selalu memperhatikan sikap,
3
tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya, tidak hanya di lingkungan sekolah
tetapi di luar sekolah sekalipun.4
Maka dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005, tentang
standart pendidik dan tenaga kependidikan pasal 29 ayat 1 bahwa:
“pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”5
Tenaga pendidik mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan
membangun kepribadian peserta didik menjadi seorang yang berguna bagi
agama, nusa, dan bangsa. Tenaga pendidik bertugas mempersiapkan manusia
susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun
bangsa dan Negara. Tenaga pendidik harus dapat menempatkan diri sebagai
orangtua kedua. Dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua
kandung/wali peserta didik dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu
pemahaman terhadap jiwa dan watak peserta didik diperlukan agar dapat
dengan mudah memahami jiwa dan watak peserta didik. Begitulah tugas
tenaga pendidik sebagai orang tua kedua, setelah orang tua siswa di dalam
keluarga.6
Dalam hal ini peran guru adalah menunjukkan pribadi-pribadi mulia
kepada peserta didik karena dengan pertunjukan pribadi-pribadi itulah
karakter, sikap, moral dan akhlak peserta didik dapat terwujud. Pertunjukan
4
Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), 31.
5
Mansur Muslich. Sertifikasi Guru Menuju Proffesionalisme Pendidik (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 87.
6
pribadi mulia oleh tenaga pendidik di sekolah adalah bagian dari pembentukan
suasana lingkungan. Oleh karena itu, tuntutan lingkungan yang efektif dengan
cepat mengubah pola perilaku seseorang karena pada dasarnya peserta didik
suka dan cepat meniru apa yang selalu dialaminya.7
Disiplin merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur
sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua.
Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk
menanamkan polaperilaku tertentu, kebiasaan–kebiasaan tertentu, atau
membentuk manusia dengan cirri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan
mental dan moral.8
Disiplin dapat juga diartikan sebagai ketaatan atau kepatuhan kepada
peraturan tata tertib, aturan yang berkaitan dengan jam belajar disekolah yang
meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam
berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah.9
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mansya’ul Huda Tegaldlimo
Banyuwangi merupakan sekolah yang pada awalnya peserta didiknya yang
sedikit kurang disiplin, seperti: membolos, datang terlambat. Dengan adanya
peran tenaga pendidik di sekolah ini bisa meningkatkan kedisiplinan peserta
didiknya, dengan memberikan contoh untuk datang tepat waktu, mengecek
peserta didik yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, melakukan
pengecekan di kantin-kantin sekitar sekolah, bahkan tenaga pendidik disini
7
Jasmani dan Syaiful Mustofa. Supervise Pendidikan.179.
8
Sukadji, Sukses di perguruan Tinggi (Depok: Indonesia University press, 2001), 53.
9
bersedia untuk menjemput peserta didik yang masih ada di kantin sekitar
sekolah supaya mereka bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar.10
Peran tenaga pendidik di sekolah ini memberi pengaruh besar terhadap
perubahan kedisiplinan peserta didiknya, yang awalnya belum ada
peningkatan kedisiplinan pada setiap individu peserta didiknya menjadi
meningkat menajdi lebih baik lagi tingkat kedisiplinannya.11
B. Fokus Penelitian.
Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah
fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang
akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus
secara singkat, jelas, spesifik, rasional, yang dituangkan dalam bentuk kalimat
tanya.12
1. Bagaimana Peran Tenaga Pendidik Sebagai Educator dalam Menanamkan
Kedisiplinan Peserta Didik di SMK Mansya’ul Huda Tegaldlimo
Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015/2016?.
2. Bagaimana Peran Tenaga Pendidik Sebagai Pembimbing dalam
Menanamkan Kedisiplinan Peserta Didik di SMK Mansya’ul Huda
Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015/2016?.
3. Bagaimana Peran Tenaga Pendidik Sebagai Suri Tauladan dalam
Menanamkan Kedisiplinan Peserta Didik di SMK Mansya’ul Huda
Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015/2016?.
10
Observasi, 21 April 2016. 09.30. 11
Ibid.
12
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju
dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu pada
masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.13
Tujuan dari penelitian ini untuk:
1. Mendeskripsikan Peran Tenaga Pendidik Sebagai Educator dalam
Menanamkan Kedisiplinan Peserta Didik di SMK Mansya’ul Huda
Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Mendeskripsikan Peran Tenaga Pendidik Sebagai Pembimbing dalam
Menanamkan Kedisiplinan Peserta Didik di SMK Mansya’ul Huda
Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015/2016.
3. Mendeskripsikan Peran Tenaga Pendidik Sebagai Suri Tauladan dalam
Menanamkan Kedisiplinan Peserta Didik di SMK Mansya’ul Huda
Tegaldlimo Banyuwangi Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan
setelah melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat
teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi peneliti, instansi dan
masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.14 Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah :
13
Ibid 45.
14
1. Manfaat Teoritis.
Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang tenaga pendidik. Dan dapat menjadi pengembangan keilmuan bagi
masyarakat.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Peneliti.
1) Mengembangkan pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah
sebagai bekal untuk penelitian yang akan datang.
2) Memperoleh pengetahuan tentang berbagai peran tenaga pendidik
bagi peserta didik.
b. Bagi SMK Mansya’ul Huda.
1) Bagi kepala sekolah, penelitian ini diharapkan bisa menjadi
motivasi untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik.
2) Bagi guru supaya bisa lebih meningkatkan profesionalisme sebagai
tenaga pendidik yang kompeten bagi siswa.
c. Bagi IAIN Jember.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai inovasi ilmiah
tentang peran tenaga pendidik dan dapat menambah referensi bagi
IAIN Jember.
d. Bagi Masyarakat.
Penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi masyarakat supaya
lebih mepercayakan peran tenaga pendidik untuk lebih mendisiplinkan
E. Definisi Istilah.
Definisi istilah berisikan tentang pengertian istilah-istilah penting yang
menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian.Tujuannya agar tidak
terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh
peneliti.15
Adapun judul penelitian ini adalah Peran Tenaga Pendidik dalam
Menanamkan Kedisiplinan Peserta Didik di SMK Mansya’ul Huda
Tegaldlimo Banyuwangi. Penegasanya sebagai berikut:
1. Peran Tenaga Pendidik.
Peran tenaga pendidik adalah bertanggung jawab terhadap
perkembangan siswa dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik
potensi efektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Tenaga
Pendidik juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan
pertolongan pada siswa dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam
memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah. Di samping itu, ia mampu
sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mandiri.16
2. Kedisiplinan Peserta Didik.
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti tata tertib di
sekolah, ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan, atau bidang studi yang
memiliki objek, sistem, dan metode tertentu.17Disiplin merupakan upaya
untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah
15
Ibid, 45.
16
Jasmani dan Syaiful Mustofa. Menjadi Guru. 179.
17
ditetapkan pada individu oleh orang tua. Pendidikan disiplin merupakan
suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku
tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan
cirri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan mental dan moral.18
Peserta didik, menurut ketentuan umum undang-undang RI tentang
Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu. Pada taman kanak-kanak, menurut ketentuan
pasa 1 peraturan pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1990, disebut dengan
anak didik. Sedangkan pendidikan dasar dan menengah, menurut
ketentuan pasal 1 peraturan pemerintah RI Nomor 28 dan Nomor 29
Tahun 1990 disebut dengan siswa.19
Kedisiplinan peserta didik adalah kesadaran dan kesediaan peserta
didik dalam menaati semua peraturan di sekolah. Kesadaran adalah sikap
seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan
tugas dan tanggung jawabnya.20
F. Sistematika Pembahasan.
Sistematika pembahasan merupakan gambaran singkat dari skripsi
yang dikemukakan secara berurutan dari Bab Perbab secara sistematis adapun
sistematika dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
18
Skadji, Sukses di Perguruan Tinggi (Depok: Indonesia Universety Press, 2001), 53.
19
Ali Imron. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (PT Bumi Aksara, 2011), 5.
20
Bab satu, pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, focus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah.
Bab dua, kajian kepustakaan yang di dalamnya terangkum tentang
penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang
dilakukan sekarang dan berisi tentang kajian teori.
Bab tiga, metode penelitian yang meliputi: pendekatan penelitian, jenis
penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis
data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.
Bab empat, penyajian dan analisis data yang berisi tentang gambaran
objek penelitian atau penyajian data dan analisis, pembahasan temuan.
Bab lima, kesimpulan dan saran yang berisi tentang kesimpulan dari
hasil penelitian yang telah dilaksanakan serta saran-saran yang bersifat
kontruktif. Selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka dan
lampiran-lampiran sebagai pendukung di dalampemenuhan kelengkapan data