• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktik II PT. Danepa Bertu Perkasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kerja Praktik II PT. Danepa Bertu Perkasa"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktik

Semakin berkembangnya teknologi, makin hari manusia makin melek teknologi makin melek seni. Berbagai kemudahan akses menjadi salah satu indikasi cepat dan berkembangnya pola fikir dan perubahan pada manusia. Bagaimana manusia berinteraksi baik secara virtual maupun visual membuat dibutuhkan suatu ruang nyaman guna membentuk interaksi yang positif. Baik secara individual maupun holistik pembentukan ruang.

Begitu pun arsitektur seiring berkembangnya teknologi manusia makin melek seni dan makin suka mencipta ruang.

Dalam mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dewasa ini, ilmu arsitektur tidak akan berarti bila hanya berkembang melalui teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah. Oleh karena itu, kurikulum disiplin ilmu arsitektur harus ditunjang melalui praktik lapangan yang secara langsung membentuk sikap profesionalisme mahasiswa. Semenjak kurikulum baru tahun 2001 Praktik Lapangan kini disebut Kerja Praktik Profesi yang merupakan gabungan dari Kerja Praktik I dan Kerja Praktik II dari kurikulum lama, yang mencakup bidang pelaksanaan, bidang pengawasan dan bidang perencanaan.

Sebagian masalah terkadang muncul tak terduga, dan tidak tertulis di dalam buku. Bagaimana para arsitek menyelesaikannya, bagaimana proses pengatasan dan resiko yang akan terjadi, ini yang menjadi dasar utama para mahasiswa dilibatkan di dalamnya.

Maka kami sebagai Mahasiswa Teknik Jurusan Arsitektur dituntut untuk mengikuti Kerja Praktik Profesi yang memberikan kesempatan untuk melibatkan diri secara langsung pada sebuah konsultan perencana, sehingga pada akhirnya menjadi seorang perencana/arsitek yang benar-benar menguasai profesinya.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktik

Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktik :

1. Mengetahui dengan jelas apa yang di maksud dengan Biro Perencana; 2. Bagaimana sistem kerja di dalam Biro Perencana;

(2)

4. Mengetahui bagaimana tahapan-tahapan di dalam suatu proyek, prosedur dan pengatasan masalah dari proyek yang dikerjakan.

Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktik : 1. Syarat pemenuhan kurikulum.

2. Memberikan pengetahuan lapangan bagaimana Biro Perencana melakukan sistem kerja.

3. Memberikan pengalaman nyata dan proses perbandingan teori dengan kerja di lapangan.

4. Memberikan kesempatan bagaimana proses kerja di Biro arsitektur. 5. Memberikan pengalaman penerapan teori di dalam praktik lapangan.

1.3 Lingkup Kerja Praktik

Lingkup kerja Praktik Bidang Perencanaan dibatasi dalam bidang perencanaan pada suatu proyek dimana praktikan terjun langsung ke proyek melalui biro konsultan, dalam hal ini menyangkut bagaimana suatu praktikan dapat turut serta melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan teknis maupun non teknis mengenai perencanaan proyek dilapangan, pemahaman gambar-gambar kerja, dan pengamatan lapangan.

1.4 Waktu Kerja Praktik

Pada ketentuannya kerja praktik dilakukan minimal 1 bulan dengan intens kerja setiap hari kerja. Namun karena kerja praktik yang dilakukan bersamaan dengan waktu kuliah maka kerja praktik dilakukan selama 2.5 bulan terhitung tanggal 15 Oktober – 31 Desember 2009.

1.5 Metoda Penulisan

Tahapan dalam penyusunan Laporan Kerja Praktik ini antara lain : 1. Studi Pustaka

Dimana penulis melakukan kajian secara teori apa dan bagaimana sitem dari Biro Perencana yang ada, guna membandingkan dan menerapkan sistem tersebut ketika Kerja Praktik. Kemudian melakukan studi kepustakaan dengan jalan mencari bahan-bahan referensi yang berkaitan dengan penulisan laporan. Mengadakan diskusi / interview dengan para arsitek dan staff yang ada pada konsultan perencana.

(3)

2. Mempelajari data-data yang ada di dalam dokumen kontrak

3. Mempelajari struktur organisasi serta pembagian kerja (Job Description) konsultan perencana.

4. Secara langsung mengikuti proses perencanaan proyek yang dilakukan konsultan perencana.

1.6 Sistematika Penulisan

Secara umum penulisan laporan kerja praktik ini disusun secara sistematis, mencakup uraian mengenai pendahuluan mengapa harus diadak kerja praktik, bagaimana tata cara kerja praktik, dan apa saja yang di pelajari di dalam pelaksanaan kerja praktik. Pembahasannya dijabarkan menjadi beberapa bab. Berikut adalah sistematika pembahasan laporannya.

BAB I Menjelaskan apa yang melatar belakangi perlunya kerja praktik, maksud, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dan arahan bagi pembahasan tahap-tahap berikutnya, lingkup dan waktu pelaksanaan kerja praktik profesi, serta metode dan sistematika penulisan.

BAB II Membahas secara umum mengenai sejarah singkat berdirinya perusahaan, struktur organisasi perusahaan, kualifikasi perusahaan, lingkup pelayanan perusahaan, cara perusahaan mendapatkan proyek, dan pengalaman kerja (referensi) perusahaan.

BAB III Membahas teknis pelaksanaan kerja praktik profesi meliputi : data-data proyek yang dikerjakan, sistem bimbingan terhadap praktikan dalam mengerjakan proyek, pembagiana tugas praktikan, pengalaman praktikan dalam mengerjakan proyek, evaluasi waktu perancangan.

BAB IV Membahas spesifikasi dan data teknis yang praktikan kerjakan baik secara akademis maupun lapangan.

BAB V Menarik Kesimpulan dari hasil kerja praktik yang telah dilaksanakan dan menyarankan apa yang sebaiknya di kerjakan dan tidak dikerjakan di kemudian hari.

(4)

BAB II

TINJAUAN UMUM BIRO PERENCANA 2.1 Tinjauan Umum Proyek

Proyek adalah unit terkecil dari aktifitas investasi dengan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan.

Metode pelaksanaan suatu proyek merupakan bagian yang terpenting dalam Manajemen Konstruksi, karena hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan projek. Untuk menentukan keberhasilan proyek harus didasari dengan ide yang berasal dari metoda serta latar belakang yang telah disusun. Ide dasar yang dimaksud mencakup 3 aspek penting, antara lain:

a. Hubungan antara pemilik proyek dengan para pelaksana (koordinator) b. Jenis-jenis dan dokumen kontrak.

c. Kriteria pemilihan kontraktor yang sebelumnya dilakukan proses pelelan-gan (tender).

d. Pelaksanaan pembangunan.

Dalam mengerjakan suatu proyek, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengenai pengertian proyek, berikut diuraikan mengenai pengertian projek dari dua narasumber, antara lain:

1. Hira Nahuja adalah, suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (kon-struksi atau diluar kon(kon-struksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang, kualitas, waktu dan biaya.

2. Imam Soeharto, suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas.

2.2 Macam-Macam Proyek

Menurut R.D. Achibald (1976) macam proyek adalah sebagai beikut : 1. Proyek Kapital (Modal)

Meliputi : Pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan dan konstruksi.

2. Proyek Pengembangan adalah proyek dimana perencana hanya mengembangkan proyek yang telah ada.

3. Proyek Pengembangan dan penelitian. 4. Proyek Sistem Informasi.

(5)

2.3 Sumber Proyek

Ditinjau dari asal proyek, terdapat dua sumber proyek yang berbeda keadaanya, antara lain:

1) Proyek Pemerintah:

Syarat resmi untuk menangani projek pemerintah adalah harus berbadan hukum. Hal ini dimaksudkan untuk mengatur agar kontraktor selalu mematuhi segala peraturan yang ditetapkan. Kontraktor yang telah mendaftarkan dirinya ke Departemen Pekerjaan Umum (DPU) berhak mendapatkan projek dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Dalam melaksanakan projek pemerintah, kontraktor mendapatkan pengawasan dari dinas jawatan gedung-gedung, konsultan ahli, dan owner. Untuk melaksanakan sebuah projek, harus diawasi oleh BPK (Badan Pengawas Keuangan). Badan ini akan mengadakan proses pemeriksaan guna mengatur keuangan yang berhubungan dengan uang pemerintah.

2) Proyek Swasta

Bila owner berbentuk perusahaan pada umumnya direktur perusahaan mengangkat seorang pemimpin projek tidak jarang perusahaan swasta menggunakan jasa konsultan untuk mengawasi pekerjaan proyek. SUMBER PROYEK PEMERINTAH PENUNJUKAN TENDER SWASTA PENUNJUKAN TENDER Diagram 2.1 Perolehan sumber proyek

(6)

2.4 Cara Mendapatkan Proyek

Secara umum konsultan perencana untuk mendapatkan pekerjaan dari Bouwer (pemilik proyek), antara lain :

a. Berdasarkan Pada Petunjuk Langsung

Konsultan perencana diundang langsung oleh pemilik proyek (bouwer) dalam hal ini ada beberapa pertimbangan yang mendorong pemilik proyek yang mengadakan kerjasama yaitu berdasarkan pada pengalaman kerja yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak, prestasi kerja, atau atas referensi dan masukkan dari pihak lain tentang konsultan yang bersangkutan. Selanjutnya perencana menerima Kerangka Acuan Kerja (TOR) dari pemberi tugas sebagai acuan dan pedoman untuk pekerjaan perencanaan. Setelah menerima TOR, maka konsultan perencana membuat usulan Pra Rencana sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pra Rencana ini meliputi :

a. Konsep perencanaan.

b. Design awal (denah, tampak).

c. Usulan penawaran biaya (fee) perencanaan.

Kemudian usulan design dipresentasikan kepada pemberi tugas, di mana dalam tahap ini konsultan perencana akan mendapatkan koreksi atau langsung disetujui. Apabila belum disetujui, maka konsultan harus mengadakan revisi terhadap pra rencana yang diusulkan. Setelah usulan pra rencana disetujui, maka pemberi tugas memberikan surat perintah (SPK) sebagai dasar konsultan perencana untuk melakukan kerja sepenuhnya.

b. Berdasarkan Lelang Terbuka

Proyek yang akan ke konsultan perencana oleh pemilik proyek diumumkan baik itu melalui media massa maupun dengan cara-cara lain yang lazim dilakukan untuk memberitahukan kepada semua konsultan perencana. Dalam hal ini semua konsultan yang sesuai klasifikasinya dan sudah memenuhi syarat sebagai rekanan pemilik proyek mengirimkan

(7)

dokumen sebagai peserta lelang. Pemilik proyek kemudian mengundang konsultan yang mendaftar dan memenuhi syarat untuk mengambil lelang dan TOR. Kemudian peserta lelang dalam batas waktu tertentu membuat usulan pra rancangan dan penawaran fee perencanaan. Bouwer akan meyeleksi dan memanggil konsultan yang dianggap mengajukan usulan terbaik dalam hal ini design maupun harga fee perencanaan. Bila semua sudah disetujui maka pemberi tugas akan menerbitkan surat perintah kerja (SPK) yang berarti konsultan perencana berhak untuk melakukan perencanaan dan wajib tunduk terhadap segala ketentuan pada SPK.

c. Berdasarkan Pada Lelang Terbatas

Pada prinsipnya hampir sama dengan lelang terbuka hanya saja diundang beberapa konsultan perencana saja. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses penentuan konsultan dengan catatan rekanan yang diundang sudah diketahui reputasinya.

2.5 Tata Cara Penangan Proyek

Sebuah proyek arsitektur selalu memerlukan keputusan tentang tatacara serah terima hasil pekerjaan. Uraian mengenai penyerahan hasil pekerjaan (project delivery) tidak dapat dipisahkan dengan keputusan awal tentang bagaimana perancangan proyek akan diselenggarakan. tetapi sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai project delivery, ada baiknya dijelaskan sedikit mengenai beberapa istilah proyek untuk menyamakan persepsi.

1. Design as Building

Istilah Design and Build merupakan pengertian tentang tatacara penyelenggaraan proyek dimana proses perencanaan dan proses pelaksanaan konstruksi proyek dilakukan oleh satu pihak tertentu dan diikat secara hukum melalui kontrak dengan Pemberi Tugas. Secara umum, untuk proyek-proyek yang dilaksanakan dengan pola Design and Build, terdapat 2 (pihak) yang mengikatkan diri dengan kontrak kerja yaitu Pihak Pemberi Tugas dan Pihak Pelaksana Pekerjaan. Walaupun demikian, kadangkala diperlukan keahlian lain yaitu Konsultan Pengawas/Manajemen Proyek/Manajemen Konstruksi yang bekerja untuk dan diikat kontrak dengan Pihak Pemberi Tugas.

(8)

Tugasnya adalah melakukan dan melaporkan hasil pengawasan pekerjaan kepada Pemberi Tugas. Sementara itu, pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan berdasarkan prestasi pekerjaan (dengan tahapan pembayaran), atau dibayarkan setelah pekerjaan selesai 100% dan disetujui oleh Pemberi Tugas (turn-key project).

2. Turn Key Project.

Proyek yang dilakukan dengan pola Turn-key Project adalah pola pekerjaan dimana masing-masing pihak yang terlibat mengikatkan diri dengan kontrak kerja, tetapi Pihak Pemberi Tugas akan melakukan pembayaran pekerjaan setelah prestasi pekerjaan selesai 100% dan telah disetujui oleh Pemberi Tugas. Dengan kata lain, Pelaksana Pekerjaan (Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi dan Kontraktor, baik sendiri-sendiri, sekaligus maupun kombinasi dari pihak-pihak tersebut) membiayai dirinya sendiri sampai pekerjaannya selesai 100% dan disetujui oleh Pemberi Tugas. Pada cara ini sangat penting pada saat awal untuk menyepakati hal-hal mengenai kualitas bangunan, perkiraan nilai pekerjaan, tatacara pembiayaan dan pembayaran total pada akhir pekerjaan.

3. Fast Track

Sesuai dengan namanya, secara bebas istilah fast track dapat dibaca sebagai ‘jalur cepat’, yaitu melaksanakan tahapan-tahapan pekerjaan secara bersamaan agar diperoleh solusi dengan lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas hasil pekerjaan. Sebagai contoh pekerjaan fast track ini adalah, tahapan pekerjaan pelaksanaan konstruksi di lapangan sudah dimulai tanpa menunggu tahapan pekerjaan perancangan selesai 100%. Umumnya pada pekerjaan dengan cara fast track

adalah pentingnya kesepakatan mengenai hal-hal pokok yang tidak boleh berubah lagi pada tahap pekerjaan selanjutnya.

Pilihan project delivery.

Project delivery merupakan tata cara penyelenggaraan proyek yang meliputi tahapan pekerjaan perencanaan sampai dengan pelaksanaan konstruksi lapangan dan serah terima proyek dari Kontraktor kepada Pemberi Tugas. Secara umum dikenal adanya 3 (tiga) cara penyelenggaraan proyek, yaitu:

(9)

4. Tradisional.

Proses perancangan diselesaikan tuntas baru diadakan lelang pekerjaan untuk Kontraktor. Dalam proses ini juga lazim bahwa shop drawings (gambar detail pekerjaan khusus, misalnya detail profil alumunium) disiapkan oleh Kontraktor pelaksana pekerjaan dan atau pemasok terpilih.

5. Design and Build.

Kontrak kerja dilakukan terlebih dahulu antara Pemberi Tugas dengan Kontraktor

design and build, dan kemudian seluruh perancangan, termasuk gambar kerja, dilakukan oleh Kontraktor tersebut.

6. Bridging

Kombinasi antara kedua cara tersebut diatas. Seorang arsitek (kontrak ataupun in-house) menyiapkan konsep rancangan dan atau pra-rancangan untuk dilelangkan kepada Kontraktor atau Kontraktor design and build. Selanjutnya dokumen pengembangan rancangan sampai dokumen pelaksanaan diselesaikan oleh Kontraktor tersebut. Dalam cara ini diperlukan 2 (dua) fungsi arsitek yang berbeda, yaitu pada tahap awal perancangan, sebagai arsitek perancang, dan pada tahap penyelesaian dokumen perancangan, sebagai architect of record. Walaupun demikian, lazim juga ditemui arsitek kedua menyelesaikan seluruh dokumen perancangan sebelum dilelangkan kepada Kontraktor. Contoh proyek seperti ini adalah, misalnya, Pemberi Tugas memilih arsitek asing untuk mengerjakan pra-rancangan dan kemudian menunjuk arsitek lokal untuk meneruskan pekerjaan perancangan sampai selesai.

Ketiga cara tersebut diatas dapat dilakukan dengan proses fast track. Demikian pula halnya dengan tatacara pembayaran; bila disepakati untuk dilakukan dengan

turn-key maka pembayaran dilakukan setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%, disetujui Pemberi Tugas dan dilakukan serah terima proyek.

Saat ini sejalan dengan makin kompleksnya tata cara membangun dan bertambah rumitnya pola pembiayaan proyek, prinsip-prinsip dasar tersebut diatas menimbulkan variasi-variasi baru.

2.6Konsultan Perencanan

(10)

1. Konsultan Perencana adalah suatu perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk melaksanakan tugas konsultansi dalam bidang perencanaan dan perancangan suatu bangunan. (Sumber : Dirjen Cipta Karya; Tentang Pedoman Operasional Pengisian Pelaksanaan Dip.)

2. Konsultan Perencana dalam kegiatannya merupakan suatu badan usaha yang dengan mempergunakan keahliannya dan berdasarkan suatu pemberian tugas mengerjakan perencanaan, perancangan dan atau pengawasan pembangunan di bidang teknik bangunan. (Sumber : Buku IAI ; Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas).

2.7 Klasifikasi Konsultan Perencana

Klasifikasi konsultan perencana dapat dijabarkan berdasarkan status atau pelayanannya. Berdasarkan statusnya, konsultan perencana dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Konsultan swasta

Badan usaha ini didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan modal sendiri. Atas keuntungan perusahaan tersebut maka dikenakan pajak oleh pemerintah. Pendiri badan tersebut tidaklah mesti seorang ahli teknik melainkan dapat juga seorang awam yang memiliki modal. Dalam hal demikian ini ia menjalin kerja sama dengan beberapa ahli teknik.

2. Konsultan pemerintah

Adalah konsultan perencana milik pemerintah yang di dalamnya bergabung beberapa arsitek dan ahli teknik lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah. Berdasarkan atas pelayanannya, maka konsultan perencana dibedakan atas 2 macam, yaitu :

a. Konsultan perencana murni

Konsultan yang demikian disebut murni karena kegiatannya hanya terbatas pada perencanaan dan perancangan semata. Adapun pelaksanaannya diserahkan kepada pihak yang lain.

b. Konsultan perencana campuran

Konsultan jenis ini melakukan tugas dwi fungsi yaitu sebagai perencana dan sebagai pe laksana. Atau paling tidak terlibat dalam proses pelaksanaannya

(11)

2.8 Tahapan Perancangan

Di dalam membangun suatu proyek sebelumnya harus di adakan terlebih dahulu proses merancang, dan tahapan tersebut antaralain :

1. Tahap Persiapan, yaitu : a. Tahap Konseptual

Kegiatan utama dalam tahap konseptual adalah melakukan studi kelayakan terhadap analisis pendahuluan dari gagasan yang telah disusun atau dirumuskan dan dapat digambarkan sebagai berikut :

b. tahap definisi atau Tahap Perencanaan dan pemantapan (PP)

Pada tahap ini dilakukan pengkajian yang lebih mendalam mengenai keterkaitan antara gagasan dan peluang yang tersedia agar dapat ditarik kesimpulan yang mantap untuk menanamkan investasi atau melaksanakan proyek. Kegiatan utama dalam tahap ini adalah :

1. Melanjutkan analisis terhap hasil – hasil kegiatan tahap konseptual dalam arti lebih mendalam dan terperinci sehingga kesimpulanya cukup mantap untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan perihal kelangsungan investasi atau proyek.

2. Menyiapkan perangkat seperti data kriteria dan spesifikasi teknik engineering dan komersial yang selanjutnya dipakai untuk menyiapkan dokumen tender dan kontrak.

3. Menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategis, yaitu berkaitan dengan garis besar penyelenggaraan proyek seperti jenis kontrak, filosofi desain, komposisi pendanaan, dan lain – lain. 4. Memilih peserta proyek yang terdiri dari para kontraktor calon

peserta tender.

Hasil yang diperoleh dari tahap Definisi (PP) adalah dokumen kontrak tender yang terdiri dari :

a. Gambar – gambar rencana dan detail arsitektural dan struktur b. Spesifikasi teknis dan administrasi

Memantau Peluang 3. Pengkajian Pendahuluan 4. Kerangka Acuan 5. Studi Kelayakan Pasar Teknis Ekonomi Financial Formulasi gagasan Lingkup Kerja Pasar Teknik

Jadwal dan biaya Financial Ekonomi AMDAL

(12)

c. Waktu pelaksanaan

d. Daftar volume pekerjaan (bill of quality) e. Rencana anggran biaya (RAB)

2. Tahap Implementasi

Komponen kegiatan utama dalam tahap ini berbeda – beda untuk setiap macam proyek, tetapi secara umum kegiatan utama dalam tahap ini dapat dibagi sebagai berikut :

a. Mengkaji lingkup kerja proyek dan membuat program implementasi

b. Melaksanakan pekerjaan desain engineering terinci ( tahap drawing), pengadaan material dan peralatan, pabrikasi, instalasi (konstruksi).

c. Melakukan perencanaan dan pengendalian biaya, waktu dan mutu.

d. Menutup proyek, termasuk kegiatan inspeksi akhir, uji coba, starat – up dan praoperasi.

e. Menyerahkan hasil proyek kepada pemilik.

f. Menyelesaikan masalah asuransi, klaim dan keuntungan proyek. Tahap selanjutnya yaitu tahap operasi atau utilitas yang dilaksanakan setelah tahap implementasi tidak termasuk dalam tahap siklus proyek, karena dalam tahap ini ornasasi / owner mulai memakai, memproduksi dan memelihara “produk” hasil akhir proyek. Atau dengan perkataan lain tahap ini tidak termasuk dalam siklus proyek karena sudah merupakan kegiatan operasional.

Untuk menghasilkan suatu perencanaan dan perancangan yang optimal, maka prosesnya dilakukan melalui tahap – tahap tertentu. Tahapan tersebut secara terperinci sangat bergantung dari besar kecilnya suatu proyek. Tetapi secara umum, tahap – tahap perencanaan proyek tadi tidak terlepas dari langkah – langkah berikut :

a. Pemberi tugas (owner), menyampaikan maksudnya kepada konsultan perencana.

b. Konsultan perencana menerima maksud tersebut, menyusun program kebutuhan owner, melakukan studi literatur, survey lapangan dan menganalisanya.

c. Bertitik tolak dari hasil analisa tersebut, kemudian diajukan usulan gambar – gambar skematik (denah, tampak dan potongan) atau studi maket serta taksiran biaya secara global.

(13)

d. Setelah mendapat persetujuan owner dengan segala penambahan dan pengurangan, barulah gambar – gambar tersebut dikembangkan menjadi gambar-gambar pelaksanaan.

Pada tahap ini, juga dibuat rencana kerja dan syarat-syaratnya serta rincian rencana anggaran biaya proyek tersebut. Adapun rangkaian proses perencanaannya secara detail, tersusun sebagai berikut :

1). Studi pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan pada langkah pertama ini adalah menetapkan apa yang menjadi tujuan, seberapa besar biaya yang tersedia, studi awal pada lokasi / tapak yang akan direncanakan, menentukan program kebutuhan ruang serta alokasi waktu perencanaan.

2). Studi pendekatan

Langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan masalah untuk melahirkan beberapa alternatif pemecahan tentang standar ruang, pengelolaan ruang, organisasi ruang, konsep dasar tapak, konsep dasar bentuk bangunan dan estimasi biaya.

3). Desain skematik

Berdasarkan kegiatan sebelumnya, kemudian arsitek mengevaluasikan hasil analisa ke dalam bentuk gambar. Yang menjadi output pada tahap ini adalah denah, tampak, potongan dengan atau tanpa perspektif. Usulan gambar -gambar skematik ini disampaikan kepada owner untuk dimintai persetujuannya dan kemudian dimasukkan ke Dinas Tata Bangunan untuk mendapatkan izin membangun.

4). Pengembangan desain

Desain yang sudah disetujui tersebut kemudian dikembangkan lagi sampai ke gambar yang lebih detail. Pada tahap ini pula, gambar – gambar tersebut dilengkapi dengan uraian syarat dan kualitas bahan bangunan yang dipakai yang terhimpun dalam suatu rencana kerja dan syarta - syarat serta taksiran biaya (RAB). Keluaran dari tahap ini gambar - gambar kerja dengan semua syarat – syaratnya yang siap untuk dilaksanakan ( bestek en voor waarden ).

5). Pelelangan

Dengan selesainya gambar - gambar kerja tersebut, oleh pemberi tugas kemudian dijual kepada kontraktor untuk dilaksanakan pembangunannya. Untuk menghadapi proses pelelangan ini,

(14)

konsultan perencana wajib menyiapkan dokumen pelelangan sebanyak jumlah kontraktor yang mengikuti pelelangan. Kemudian diberikan kepada kontraktor beberapa hari sebelum lelang dimulai.

Dokumen pelelangan yang harus dibuat tersebut, mencakup : a). Gambar - gambar perencanaan

b). Rencana kerja dan syarat - syarat c). Alokasi waktu pelaksanaan

d). Volume pekerjaan (bill of quantity)

e). Formulir penawaran dan aturan-aturan tentang pemasukannya.

f). Aturan main lainnya yang dibutuhkan untuk mengikuti pelelangan.

Hasil akhir dari tahap ini adalah ditetapkannya kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan proyek tersebut.

6). Pelaksanaan dan pengawasan

Kedua langkah ini berjalan bersamaan. Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh kontraktor sedangkan pengawasan dilakukan oleh konsultan yang merencanakan proyek tersebut atau konsultan lain yang ditunjuk oleh pemberi tugas.

Direksi lapangan selaku pengawas mempunyai beberapa tugas, yakni :

a). Mengawasi jalannya pembangunan agar sesuai dengan gambar kerja dan syarat – syarat yang telah ditentukan.

b). Membuat berita acara tiap tahap pekerjaan.

c). Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan untuk memeriksa kemajuan pekerjaan untuk dibandingkan dengan time schedule yang ada.

d). Mencatat kejadian - kejadian di lapangan.

e). Memberi peringatan bila kontraktor menyimpang. f). Mengusulkan perubahan-perubahan jika memang perlu.

(15)

7). Penyerahan

Akhir dari semua proses perencanaan adalah penyerahan proyek oleh kontraktor pelaksana kepada pemberi tugas. Penyerahan pertama dilakukan setelah pekerjaan telah rampung 100%, sedangkan penyerahan kedua dilakukan dalam kurun waktu tertentu setelah masa pemeliharaan selesai.

Pada umumnya setelah penyerahan pertama, pembayaran termin disisakan 5 % hingga saat penyerahan kedua.

(16)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS PT.Danepa Bertu Perkasa 3.1 Profile Perusahaan

PT. Danepa Bertu Perkasa bergerak dibidang konstruksi, rumah tinggal, tempat wisata, gudang, gedung, dll. Dengan umur yang relatif muda yang mempunyai suatu visi ingin menjadi perusahaan berskala nasional yang berkualitas terhadap hasil pekerjaan dan sumberdaya manusia serta peduli pada keselamatan dan kesehatan kerja.

Untuk memenuhi hal tersebut maka PT. Danepa Bertu Perkasa menetapkan, menerapkan, memelihara serta mengembangkan Sistem Manajemen Intergrasi 9001:2000 dan OHSAS 18001 dalam kegiatan usahanya.

III.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Danipa Bertu Perkasa dimulai oleh AGUNGPANGESTU WIJAYA, Ir

(tanpa akte pendirian) sejak tahun 1997 bersama dengan rekan-rekan yang bekerja pada perusahaan dan biro konsultan di Bandung.

Pada mulanya mengerjakan berbagai macam pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan civil, construction, design, mechanical, electrical. Pada tangga l7 November 2002, AGUNG PANGESTU WIJAYA, Ir bersama dengan ALICE LINDRA menghadap notaris JUANITA SARI DEWI, SH untuk mendirikan

PT. Danipa Bertu Perkasa dengan modal dasar perusahaans ebesar Rp. 100.000.000,-(SeratusJutaRupiah) dengan disahkan melalui akta notaris model 1 dengan nomor akta 1 pada tangga l7 November 2002.

3.1.2 Ruang Lingkup

General Contractor – Developer Real Estate – Consultant – Interior & Exterior Design – Cable Networking – General Trading - Mechanical & Electrical – Piping Civil (KonstruksiBaja & BetonuntukJalan, Jembatan, dll)

(17)

3.1.3 Surat Pengesahan Perusahaan

- Akta Notaris model 1 Nomor 1 yang disahkan oleh JUANITA SARIDEWI, SH pada tanggal 7 November 2002

- Surat Pengesahan Menteri Kehakimandan HakAsasi Manusia Republik Indonesia No. C-00671 HT.01.01.TH2003 yang disahkan melalui Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 14 Januari 2003

- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor 02.054.203.1-604.000 yang disahkan oleh Departemen Keuangan RI Direktorat Jendral Pajak Kantor Wilayah IX Jawa Barat pada tanggal 27 November 2002

- Surat Ijin Usaha Perdagangan( SIUP) Nomor510/265/402.4.12/2003 yang disahkan oleh Pemerintah Kota Surabaya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal pada tangga l4 Februari 2003

- Izin Usaha Jasa Kontruksi Nasional (IUJK)

Nomor188.4/1198/436.5.2/2006 yang disahkan oleh Kepala Dinas TataKota dan Pemukiman Kota Bandung.

- Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas Nomor13.01.1.52.14209 yang disahkan oleh Pemerintah Kota Surabaya Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal pada tanggal 11 Februari2003

- Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi nomor 0400/GABPEKNAS/13/5/07 yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Gabungan Perusahaan Kontraktor Nasional Jawa Barat.

- Gabungan Perusahaan Kontraktor Nasional (GABPEKNAS) Nomor anggota 04 3578 02522

(18)

3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1

Struktur Perusahaan PT. Danadipa Bertu Perkasa

Bentuk Organisasi PT. Danadipa Bertu Perkasa adalah Perusahaan Terbatas dan memiliki Dewan Komisaris (terdiri dari dua komisaris), yang menetapkan kebijaksanaan umum perusahaan, dan Dewan Direksi, yang bertanggungjawab atas semua kegiatan perusahaan dan Team Penasehat yang memberi nasihat-nasihat serta masukan-masukan teknik.

Saat ini PT. Danadipa Bertu Perkasa memiliki 95 orang tenaga ahli dan pendukung berkebangsaan Indonesia berada sebagian besar di Indonesia bagian Barat, dari berbagai disiplin ilmu antara lain Sipil, Arsitektur, Planologi dan Mekanikal Elektrical, yang kemampuan profesionalnya dibutuhkan dalam manajemen proyek tertentu. PT. Danadipa Bertu Perkasa telah membuktikan kemampuannya dalam memanfaatkan keahlian tenaga ahli.

3.1.5 Pengalaman Perusahaan Tahun 1998

-Pemb. Rumah Gemblongan III/1531 Agustus 1998

-Pemb. Rumah Raya Suko manunggal 589 Desember 1998

Tahun1999

-Pemb. Rumah Darmo PermaiTimurI/1521 Juni1999 -Pemb. Rumah Pantai MentariF-1606 September 1999

(19)

-Pemb. Rumah Walet Wonosalam 28 Januari2000 -Pemb. Gudang Wonosalam 06 Maret 2000

-Renovasi Rumah Kupang Baru II/3226 April 2000 -Pembangunan Rumah Citraland 29 Oktober 2000 -Renovasi Gudang Kalianak 5512 Des. 2000

Tahun 2001

-Renovasi Showroom Soekarno Hatta 18 Februari2001 -Pembangunan RumahWalet di Antapani 19 Maret2001 -Pemb. Rumah Pantai Mentari F-1711 Mei2001

Tahun 2002

-Pemb. RumahVilla KalijudanL-1227 Januari2002 -Pemb. RukoPasarKembang25 Februari2002 -Pembangunan Kantor Upa Jiwa 6 Mei2002

-Renovasi KantorPT. Kitchen Indonesia 17 Mei2002 -Renovasi KantorPT. Kedawung Setia 29 Mei2002

Tahun2004

-Pemb. RumahDarmoPermaiSelatanVI/5 06 Januari2004 -Pemb. RumahTamanHunianII12 Januari2004

-Pemb. RumahDarmoBaruBaratVI/214 Januari2004

Tahun2005

-Pemb. Hotel Wisata Bahari Lamongan April 2005 -Pemb. Kanto rSuri Mulia BlokIJuli2005I

-Pemb. RmhBukitTelagaGlofTH IV/5Mei2005 -Pemb. RmhSukomanunggakXL-30Agustus2005

-Pemb. RenovasiPabrikTiger SukodonoNovember 2005 -Pemb. PondasiMesinDesmaHall II PT. ECCONovember 2005

Tahun2006

-Pekerjaan MesinII DesmaHall II PT. ECCO Maret2006 -Pekerjaan Atap Jack Roof Hall II PT. ECCOMei2006 -Pekerjaan Gudang Upper Hall II PT. ECCOMei2006 -Pekerjaan Waste Area PT. ECCOJuli2006

-Pekerjaan Merging Hall 2 danHall 3 (tahap1) PT ECCO Oktober2006 -Pekerjaan Merging Hall 2 danHall 3 (tahap2) PT. ECCONovember 2006

Tahun 2007

(20)

- Pekerjaan Rumah Darmawangsa

Tahun 2008

- Pekerjaan perumahan Real Estate Ripsa Tangerang

- Pekerjaan Pondasi Mesin Desma dan Pondasi Lift PT. ECCO April 2008

- Pekerjaan Lantai Epoxy PT. ECCO Mei 2008

- Pekerjaan Restoran & tempat Rekreasi Eldorado September 2008 - Pekerjaan Bagunan Penghubung Gedung Rektorat

UniversitasPadjajaran September 2008

Tahun 2009

- Pekerjaan perawatan Bandung Super mall Juni 2009 - Pekerjaan Restaurant Sunda Kelapa juli 2009

(21)

BAB IV

TINJAUAN KHUSUS KERJA PRAKTIK 4. 1 Lingkup Kerja Praktik

Kerja Praktik yang dilakukan selama 2 bulan secara umum mengerjakan 2 tugas besar, yaitu :

1. Proyek Rumah di Komplek Perumahan Tamansari, Ujung Berung. 2. Proyek Rumah di Cikutra.

4.1 Proyek Rumah di Komplek Perumahan Tamansari, Ujungberung. 4.1.1 Tinjauan Umum Proyek

4.1.1.1 Data Umum Proyek

Nama Proyek : Proyek Rumah Bpk.Achmad Lokasi : Perumahan Tamansari

Jalan Raden Panggigi 4 Blok E No.5 Luas Lahan : 260m2

Pemilik : Bapak Achmad Istadia ST.,MT. Harga Proyek :

146.089.000,-Penanggung Jawab Proyek : Parhandean ST.,

4.1.1.2 Latar Belakang Proyek

Rumah sudah menjadi kebutuhan yang mendasar. Dengan segala perkembangnnya kini rumah tidak hanya menjadi tempat berlindung, tapi juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup untuk bersosialisasi. Selain karena kembali ke dasar bahwa manusia harus mempunyai tempat berlindung.

4.1.2 Proses Kerja Praktik

Berikut adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh praktikan pada saat melakukan Kerja Praktik II bidang Perencanaan pada PT. Danepa Bertu Perkasa, yaitu :

a. Pengenalan

Hal ini dilakukan agar praktikan tahu betul akan kondisi tempat kerja praktik dan kondisi proyek yang sedang dikerjakan, termasuk didalamnya : pengenalan dengan staf kantor, karyawan dan karyawati yang bekerja pada PT. Danepa Bertu Perkasa, dan pengenalan akan proyek yang sedang dikerjakan.

(22)

b. Pengarahan

Sebelum melakukan suatu kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan Rumah Bpk. Achmad praktikan diberikan pengarahan terlebih dahulu dari koordinator divisi perencanaan.

c. Pembagian tugas

Pembagian tugas oleh koordinator dilakukan sesuai dengan kemampuan praktikan. Namun dalam hal ini pihak konsultan tempat melaksanakan praktik banyak memberikan ilmu akan kenyataan dalam suatu proyek di lapangan. Praktikan dibimbing dalam membuat gambar gambar 3D dari proyekan.

Hubungan Koordinasi Hubungan Kontrak

Kontraktor Arsitek

PT. Danepa Bertu Pusaka Arsitek Projek Parhandean ST.,MT

Drafter

Dirhan Aliya Dian Gita Utami

Pemilik Bpk. Achmad

(23)

Selama pelaksanaan kerja praktik pada PT. Danepa Bertu Perkasa, praktikan telah dihadapkan pada beberapa macam tahapan pekerjaan serta permasalahan-permasalahan desain sehingga menuntut adanya konsentrasi serta fokus pada setiap item tugas maupun tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan. Adapun tugas-tugas yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

• Membuat 3D bangunan Rumah Bapak Achmadi

• Mempelajari pembuatan konsep desain, proses pembuatan Bill Of Quan-tity.

Gambar 4.1

(24)

Gambar 4.2

(25)

Gambar 4.3 3d keseluruhan bangunan

Gambar 4.4 Interior

(26)

4.2 Proyek Rumah di Cikutra 4.2.1 Tinjauan Umum Proyek 4.2.1.1 Data Umum Proyek

Nama Proyek : Proyek Rumah Bpk.Sutisna

Lokasi : Jalan Cidadap handap No.51, Cikutra Luas Lahan : 100m2

Pemilik : Bapak Sutisna Rahardian Harga Proyek :

-Penanggung Jawab Proyek : Suyatna ST.,

4.2.1.2 Latar Belakang Proyek

Rumah sudah menjadi kebutuhan yang mumpuni. Dengan segala perkembangnnya kini rumah tidak hanya menjadi tempat berlindung, tapi juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup untuk bersosialisasi. Selain karena kembali ke dasar bahwa manusia harus mempunyai tempat berlindung.

4.2.2 Proses Kerja Praktik

Berikut adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh praktikan pada saat melakukan Kerja Praktik II bidang Perencanaan pada PT. Danepa Bertu Perkasa, yaitu :

d. Pengenalan

Hal ini dilakukan agar praktikan tahu betul akan kondisi tempat kerja praktik dan kondisi proyek yang sedang dikerjakan, termasuk didalamnya : pengenalan dengan staf kantor, karyawan dan karyawati yang bekerja pada PT. Danepa Bertu Perkasa, dan pengenalan akan proyek yang sedang dikerjakan.

e. Pengarahan

Sebelum melakukan suatu kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan Rumah Bpk. Achmad praktikan diberikan pengarahan terlebih dahulu dari koordinator divisi perencanaan.

f. Pembagian tugas

Pembagian tugas oleh koordinator dilakukan sesuai dengan kemampuan praktikan. Namun dalam hal ini pihak konsultan tempat melaksanakan praktik banyak memberikan ilmu akan kenyataan dalam suatu proyek di lapangan. Praktikan dibimbing dalam membuat gambar gambar 3D dari proyekan.

(27)

Hubungan Koordinasi Hubungan Kontrak

Selama pelaksanaan kerja praktik pada PT. Danepa Bertu Perkasa, praktikan telah dihadapkan pada beberapa macam tahapan pekerjaan serta permasalahan-permasalahan desain sehingga menuntut adanya konsentrasi serta fokus pada setiap item tugas maupun tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan. Adapun tugas-tugas yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

• Membuat 3D bangunan Rumah Bapak Sutisna

• Mempelajari pembuatan konsep desain

Gambar 4.5

Kontraktor Arsitek

PT. Danepa Bertu Pusaka Arsitek Projek

Suyatna ST.,

Drafter

Dirhan Aliya Nurul Nur Hadiyani

Pemilik Bpk. Sutisna

(28)

Sketsa Konsep design 1

Gambar 4.6 Sketsa Konsep design 2

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Pelaksanaan Kerja Praktik II ini, dalam bidang perencanaan pada PT. Danepa Bertu Perkasa pada proyek perencanaan 2 rumah dalam jangka waktu ± 2 bulan, dalam jangka waktu tersebut praktikan memperoleh sedikit banyak pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang kami tuntut di bangku kuliah khususnya dalam bidang konstruksi bangunan.

Dari pengalaman dan informasi tersebut, kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Umum

Pelaksanaan kerja praktik ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, sebagai bahan pengamatan dan bahan komparasi antara teori-teori ilmiah yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi di lapangan selama proses perencanaan.

2. Khusus

a. Tahap pertama yang harus dilakukan oleh konsultan perencana adalah membuat suatu planning mengenai pembagian pekerjaan sesuai den-gan time schedule agar dapat tercapai efektivitas waktu.

b. Dalam hal pelaksanaan pembangunan, pekerjaan berjalan lancar tanpa suatu masalah yang berarti, desain yang digambarkan kadang tidak sesuai dengan keinginan pemilik bangunan/klien, sehingga dalam pelaksanaan terjadi perubahan-perubahan terutama pada ukuran-ukuran dan bentuk-bentuk perencanaan yang tidak sesuai dengan konstruksi.

c. Peran sebuah team work sangat dituntut dalam pengambilan sikap yang cepat dan tepat sehingga apa yang menjadi keinginan klien dapat terpenuhi. Serta kepuasan pada dua belah pihak juga tercapai.

d. Peralatan yang lengkap dalam suatu perusahaan konsultan perencana sangat menentukan lancarnya pekerjaan perancangan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Setiyarto.Y.Djoko, (2004) Bahan Kuliah Manajemen Konstruksi, Bandung. Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Ibrahim, B. H (1993) Rencana dan Estimasi Real of Cost.. Jakarta: Bumi Aksara. Ching, D.K. (2000). Arsitektur. bentuk, ruang dan tatanan. Jakarta: Erlangga. Snyder, J.C (Ed) (1979). Pengantar Arsitektur. Jakarta: Erlangga.

Gambar

Gambar 4.3 3d keseluruhan bangunan
Gambar 4.6 Sketsa Konsep design 2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dosis dan ukuran butiran pupuk Fosfatsuper tidak berpengaruh nyata terhadap P-tersedia tanah pada tanaman jagung.. Namun

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Dasar. © Muhammad Nurjamaludin 2016

Hasil Penelitian ini variabel inflasi dan suku bunga (BI Rate) secara bersama – sama berpengaruh terhadap kredit bermasalah (NPL) pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) hal ini

Berdasarkan fakta lapangan yang telah peneliti secara induktif dapat dimaknai bahwa kemampuan pemahaman konsep Pythagoras aspek memahami diamati dari

Fluida yang dipanaskan akan disirkulasikan kedalam flowline dalam bentuk steam sebagai media pemanas di dalam flowline sehingga dengan cara seperti ini

Ketika peserta didik menggunakan fasilitas yang ada dan memadukan informasi yang didapat dari berbagai macam bentuk informasi, maka maka tahap berpikir dari yang paling

Proses abandonment adalah proses meninggalkan pipa dibawah laut dengan bantuan winch , dimana kabel winch yang telah tersambung dengan winch kemudian diikatkan

PEMBUATAN CINCAU DENGAN MENGGUNAKAN TAMBAHAN AGAR-AGAR, GELATIN DAN JELI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..