5 - 1
5.1
POTENSI PENDANAAN APBD
Berdasarkan peraturan perundangan terkait dengan pembiayaan, dapat disimpulkan
bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas
dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan
Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus
bidang Air Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan
dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan
infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama
(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk
pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan
Bab 5
Kerangka
5 - 2
prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan
direncanakan secaraterpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang
sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.
5.2
PROFIL APBD KOTA TASIKMALAYA
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 4 tahun
terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 4 tahun
terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun
2006 adalah sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
dan Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pengeluaran
Tabel 5.1
APBD Kota Tasikmalaya Tahun 2011 sampai dengan 2014 BELANJA
Daerah 915.696.936.000 1.061.433.837.805 1.360.407.419.111 1.595.644.026.644 16,82 Pendapatan
Asli Daerah 110.369.865.000 153.009.410.135 170.101.109.996 506.859.742.264 34,79 Pajak Daerah 249.852.154.000 44.417.025.271 56.376.291.560 253.429.871.132 -121,18
Restribusi
Daerah 7.833.187.000 14.212.668.374 15.351.933.990 73.187.386.571 43,78 Hasil
Pengelolaan 3.580.405.000 3.664.327.800 4.407.822.600 10.692.435.120 25,98 Kekayaan
Daerah yg Dipisahkan
- - - 4.937.249.923 0,00
Lain-Lain PAD 73.971.118.000 90.715.388.690 94.266.061.846 164.612.799.518 21,65
Dana
Perimbangan 574.424.542.000 683.658.331.251 - 845.802.099.130 5,33 Dana Bagi Hasil 63.832.968.000 70.597.121.251 46.888.402.910 70.895.846.130 -2,37
Dana Alokasi
Umum 576.087.274.000 582.124.220.000 657.021.125.000 732.508.313.000 7,58 Dana Alokasi
Khusus 34.504.300.000 30.936.990.000 36.374.200.000 42.397.940.000 5,87 Lain-Lain
5 - 3
Pemda Lain 40.420.221.000 45.370.150.324 - 74.249.954.686 3,64 Dana
Penyesuaian dan Otonomi Khusus
133.585.128.000 122.975.025.000 - 223.545.234.000 -2,88
Bantuan
- 23.638.084.497 49.031.377.815 103.115.231.057 34,75
Sisa lebih
- 18.515.073.332 49.031.377.815 103.115.231.057 38,23
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
- 1.012.423.950 1.518.998.100 3.300.000.000 29,11
Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah
- 1.000.000.000 750.000.000 2.300.000.000 11,35
Pembayaran
Pokok Utang - 12.423.950 99.815.231.057 33,33 Pembiayaan
Netto - 22.625.660.547 47.512.379.715 17,46 Belanja 917.531.043.000 1.034.891.037.728 - 1.456.076.331.987 0,00
Belanja Tidak
Langsung 582.930.734.000 671.289.882.572 - 804.203.383.074 0,00 Belanja
Langsung 334.600.309.000 363.601.155.156 - 651.872.948.913 0,00
5 - 4
5.3
POTENSI PENDANAAN APBN
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi
pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir
yang bersumber dari APBN. Meskipun pembangunan infratruktur permukiman
merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan
pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi
SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke
daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu
kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta
Karya dan realisasinya di daerah tersebut.
Tabel 5.2
Tabel APBN Cipta Karya di Kota Tasikmalaya Tahun 2011 sampai dengan 2015 No Sektor Alokasi
2011 2012 2013 2014 2015 1 Pengembangan Air
Minum 8.718.934 - - 359.755 -
2 Pengembangan PLP - - 1.200.000 15.476.114 2.634.478
3 Pengembangan
Permukiman - 9.405.000 10.625.000 16.334.660 7.768.938
4 Penataan Bangunan
dan Lingkungan 1.000.000 1.867.725 1.548.687 - 1.784.571
Total 9.718.934 11.272.725 13.373.687 32.170.529 12.187.987
Sumber : emonitoring.pu.go.id
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah,
untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan
melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang
dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan
air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan
sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan
kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.
Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air
5 - 5
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses
pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan
berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu
dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.
Tabel 5.3
Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Tasikmalaya Tahun 2011 sampai dengan 2015
No Jenis DAK 2011 2012 2013 2014 2015 1 DAK Air Minum 686.100 729.080 772.060 1.698.572 3.288.916
2 DAK Sanitai 725.400 971.510 1.217.620 2.067.098 2.799.522
Total 1.411.500 1.700.590 1.989.680 3.765.670 6.088.438
Sumber : emonitoring.pu.go.id/dak
5.4
ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu
untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber
pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum,
air limbah dan persampahan.
Kondisi Kota Tasikmalaya itu tidak memiliki sistem penyediaan air minum dan
selama ini penyediaan air minum di Kota Tasikmalaya dilayani oleh PDAM Kabupaten
Tasikmalaya, maka memungkinkan dibentuk lembaga pengelolanya berbentuk Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), atau Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) SPAM,
bahkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Berkaitan dengan pelayanan air bersih Kota Tasikmalaya, ada dua hal substansial
yang harus segera ditangani oleh Pemerintah Kota, yaitu: (1) sumber air baku yang
terbatas di wilayah Kota Tasikmalaya; dan (2) tingkat pelayanan air bersih baru
mencapai 22% penduduk kota.
Saat ini PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya mampu melayani 22
kecamatan dari 49 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.
Jumlah Kecamatan yang terlayani sebanyak 10 Kecamatan dari total 10 Kecamatan di
Kota Tasikmalaya, dengan jumlah pelanggan 25.456 SL, atau 154.710 jiwa yang
5 - 6
sambungan langganan yang terlayani di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya
sebanyak 36.590 sambungan langganan.
Tabel 5.4
Jumlah SL PDAM Tirta Sukapura
No. Wilayah Jumlah SL Jumlah Jiwa Terlayani (Jiwa)
A Kota Tasikmalaya
1 Tasikmalaya Barat 8.834 54.320
2 Tasikmalaya Timur 8.592 51.928
3 Cibereum 3.326 20.238
4 Kawalu 3.196 19.176
5 Indihiang 1.508 9.048
Jumlah 25.456 154.710
B Kabupaten Tasikmalaya
1 Singaparna 3.436 21.086
2 Lewisari 849 5.940
3 Manonjaya 1.117 7.078
4 Mangunreja 358 2.148
5 Ciawi 1.149 7.176
6 Rajapolah 340 2.322
7 Pagerageung 741 4.446
8 Salawu 521 3.126
9 Sukaraja 131 786
10 Bantarkalong 675 4.144
11 Karangnunggal
12 Cisayong 363 2.930
Jumlah 9.680 61.182
Jumlah Total 35.136 215.892
Sumber : PDAM Kab. Tasikmalaya, 2013
Jumlah penduduk yang terlayani ini memanfaatkan suplai air bersih dari PDAM
Tirta Sukapura yang notabene adalah milik Kabupaten Tasikmalaya. Sumber mata air di
wilayah Kota Tasikmalaya terbatas, sedangkan kualitas dan kuantitas air tanah tidak
memadai untuk dijadikan sumber air bersih. Sebagian penduduk kota memanfaatkan
sumber-sumber air lain yang disalurkan melalui Hidran Umum ataupun ke MCK
terdekat.
5 - 7
Sistem pelayanan pada sistem regional terdiri dari 6 cabang dan unit IKK yaitu :
cabang Tasikmalaya, Cabang Cibeureum, Cabang Singaparna, Unit IKK Leuwisari,
Unit IKK Kawalu, dan unit IKK Manonjaya. 2. Sistem Unit IKK
Sistem pelayanan pada daerah studi untuk sistem unit IKK terdiri dari unit IKK
Salawu, Cabang Indihiang, Unit IKK Karangninggal, Unit IKK Bantarkalong, Unit IKK
Cineam, Unit IKK Rajapolah, Unit IKK Cibalong, Unit IKK Pagerageung, dan Unit IKK
Ciawi. Jumlah sambungan pelanggan saat ini sebesar 30.916 sambungan, dimana
jumlah sambungan rumah (SR) sebanyak 30.753 unit SR dan Hidran Umum (HU)
sebanyak 163 unit HU. Sambungan rumah aktif (SR aktif) saat ini sebanyak 39.206
unit SL. Jumlah penduduk yang terlayani dengan sistem tersebut di atas ±230.381
jiwa dari jumlah penduduk daerah pelayanan sebesar ± 524.738 jiwa. Sehingga
cakupan pelayanan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya saat ini mencapai sebesar ±
44 % dimana cakupan pelayanan Kota Tasik sebesar ±47.36 % dan Kabupaten
Tasikmalaya sebesar ± 38 %. Jika dilihat dari jumlah penduduk Kota dan Kabupaten
secara keseluruhan sesuai dengan data BPS 2006, maka cakupan pelayanan
air bersih PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya baru mencapai ± 10 %. Selain dengan
menggunakan SR dan HU PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya juga menggunakan
tanki air untuk melayani pelanggan sesuai dengan permintaan. Untuk masyarakat
daerah pelayanan yang belum tersentuh pelayanan air bersih PDAM, umumnya
menggunakan sumber air tanah berupa sumur dangkal. Berdasarkan kondisi di
lapangan umunya kualitas air sumur masyarakat tersebut secara visual cukup jernih
5 - 8
Tabel 5.5
Kondisi Pelayanan Sistem Penyediaan Air Bersih PDAM Kabupaten Tasikmalaya No. Nama
Cabang/Unit Daerah Pelayanan Cakupan Pelayanan Kualitas Pelayanan
Kualitas
Mencakup seluruh wilayah administrasi sebanyak 180.897 jiwa tersebar di 15 (lima belas) kelurahan.
Jumlah pelanggan berdasarkan cakupan pelayanan = 14.060 unit, yang terdiri dari Sambungan Langsung = 14.029 unit,
2 Cabang Cibeureum Jumlah penduduk wilayah administrasi sebanyak 82.036 jiwa, tersebar di 15 desa dan baru 9 desa (48.406 jiwa = 59,0%) yang masuk daerah pelayanan sistem air bersih.
Jumlah pelanggan berdasarkan cakupan pelayanan = 2.996 unit, yang terdiri dari Sambungan Langsung = 2.992 unit, atratif sebanyak 134.587 jiwa, terbesar di 18 desa dan baru 9 desa (56.010 jiwa = 41,6%) yang masuk daerah pelayanan sistem air bersih
5 - 9
No. Nama
Cabang/Unit Daerah Pelayanan Cakupan Pelayanan Kualitas Pelayanan
Kualitas
4 Unit Leuwisari Jumlah penduduk wilayah sistem
atratif sebanyak 63.561 jiwa, terbesar di 15
desa dan baru 4 desa (16.901 jiwa = terdiri dari Sambungan Langsung = 719 unit,
5 Unit Indihiang Jumlah penduduk wilayah sistem
atratif sebanyak 64.215 jiwa, terbesar di 13
5 - 10
Cakupan pelayanan air bersih baru saat ini mencapai 28% dari seluruh penduduk
Kota Tasikmalaya. Cakupan pelayanan air bersih melalui perpipaan dan suplai tangki air
di Kota Tasikmalaya tahun 2030 diharapkan dapat mencapai 85%. Jaringan perpipaan
air bersih ini pengembangannya saling terintegrasi antara IPA (Instalasi Pengolahan Air)
yang satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk sistem jaringan tertutup (loop). Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk Kota Tasikmalaya hingga tahun
2030 dapat dipenuhi dari sumber air dari waduk yang ada melalui sistem pemompaan
yang ditampung dalam reservoir sebelum didistribusikan ke masyarakat dengan kapasitas yang bervariasi disesuaikan dengan kemampuan IPA yang tersedia.
Penduduk yang belum terlayani air bersih dengan sistem perpipaan dapat
memenuhi kebutuhan air bersihnya melalui penyediaan air minum nonpepipaan yang
mencapai 15 %. Metode yang digunakan adalah pembuatan sumur-sumur, baik yang
dikelola secara individu maupun secara komunal.
Sistem distribusi air bersih Kota Tasikmalaya menggunakan reservoir dengan
penentuan kapasitas tampung reservoir sebesar 20 % dari debit maksimum harian atau
minimal 1.000 m3 untuk masing-masing reservoir disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan air yang tersedia guna memenuhi kebutuhan air penduduk yang ada di
wilayah pelayanannya hingga tahun 2014.
Sumber-sumber pembiayaan infrastruktur air minum di Kota Tasikmalaya
berasal dari APBD Kota Tasikmalaya, APDB Provinsi, APBN, Bantuan Luar Negeri dan
masyarakat. Sektor air minum, limbah dan persampahan lebih dominan di biayai oleh
APBD Kota Tasikmalaya, sedangkan untuk sektor penanggulangan bencana, jalan
negara, dan drainase makro pemerintah pusat lebih dominan.
Tabel 5.6
Laba/Rugi PDAM Tirta Sukapura Yang Berakhir 30 Juni 2013 Juni 2013
PERKIRAAN s/d Juni 2013 Realisasi Realisasi
PENDAPATAN USAHA
2.868.411.450 Penjualan Air 16.632.289.850 158.720.397 Pendapata non air 1.007.137.570 3.027.131.847 JUMLAH PENDAPATAN USAHA 17.639.427.420
BIAYA LANGSUNG USAHA
5 - 11
Juni 2013
PERKIRAAN s/d Juni 2013 Realisasi Realisasi 646.532.498 Biaya intalasi trans&Distribusi 3.081.294.067 835.425.897 JML BIAYA LANGSUNG USAHA 3.930.511.935
2.191.705.950 LABA/RUGI USAHA 13.708.915.485 BIAYA TIDAK LANGSUNG USAHA 2.458.330.140 jumlah Biaya Administrasi Umum 10.963.003.079
(266.624.190) LABA /(RUGI) USAHA 2.745.912.406
PEND. (BIAYA) LAIN-LAIN 2.984.246 Jumlah pndapatan 40.134.447
Jumlah Biaya lain-lain 4.021.149 2.984.246 JUMLAH PEND.BIAYA LAIN-LAIN 36.113.298
(263.639.944) Laba/Rugi Bersih sebelum PPh 2.782.025.704
Sumber : PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya
Pendirian perusahaan daerah air minum (PDAM) Kabupaten Tasikmalaya
didasarkan pada perda no. 7 tahun 1975 yang disahkan oleh Gubernur -Kepala Daerah
Provinsi Jawa Barat- dengan surat keputusan nomor 210.33/HK-011/SK/76 tanggal 14
Januari 1976.
Pada tanggal 15 Agustus 2003 berdasarkan SK Bupati No.
539/Kep.234-EK/PDAM/2002 PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya ditetapkan namanyasebagai
“PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya”
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Nomor 3 tahun 1977 Seri C. Saat ini kantor
pusat PDAM Kabupaten Tasikmalaya berlokasi di Jalan Raya Singaparna, dengan
jumlah pegawai 270 orang dengan komposisi Pimpinan, Direktur Utama dibantu
Direktur Umum dan Direktur Teknik. Selain kantor pusat, PDAM Kabupaten
Tasikmalaya dibantu oleh 3 (tiga) cabang dan 17 unit IKK dengan 2 unit IKK sudah tidak
aktif.
PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya memiliki Visi, yaitu : Menjadikan PDAM
Tasikmalaya sebagai penyedia Air Bersih yang terbaikmelalui pengelolaan dan
5 - 12
Sedangkan misi dari PDAM Kota Tasikmalaya adalah :
1. Memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat
2. Meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih bagi masyarakat
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
4. Menyediakan salah satu sarana penunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Berdasarkan struktur organisasi dan tata kerja yang ditetapkan dengan surat
keputusan bupati nomor 5 tahun 1989 tanggal 21 desember. Perusahaan air minum
Kabupaten Tasikmalaya dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang bertanggung
jawab langsung kepada Bupati melalui Badan Pengawas. Dalam menjalankan tugasnya,
Direktur Utama dibantu oleh:
Berikut adalah struktur organisasi dan tata kerja yang berlaku berdasarkan
peraturan Direksi PDAM Tirta sukapura kabupaten Tasimalaya Nomor 064/54/XI/2011
tanggal 30 november 2011.
Tabel 5.7
Struktur Organisasi PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya No Bagian pegawai
7 Bagian Produksi dan distribusi
10 10
5 - 13
Untuk persampahan, Kota Tasikmalaya sudah memiliki tempat pembuangan
akhir sendiri, yaitu Area TPA Ciangir dengan luas 8 Ha, terletak di Kecamatan
Tamansari dengan sistem Controled Landfill. Untuk pelayanan dalam Kota Tasikmalaya direncanakan penambahan lokasi TPS, baik yang permanen (bak tertutup atau terbuka,
dan lokasi kontainer dengan landasan) maupun temporer (lokasi peletakan sementara
kontainer), sesuai dengan perkembangan fisik terbangun yang akan dilayani.
5 - 14
unit kerja Kantor LHPK (Lingkungan Hidup dan Pelayanan Kebersihan) yang bertugas
untuk itu, sementara pengangkutan sampah dari perumahan atau fasilitas ke TPS
dilakukan dengan gerobak sampah dan ditangani oleh masyarakat sendiri, yang
dikelola pada umumnya oleh perangkat tingkat RT/RW.
Jumlah sampah yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas yang ada di Kota
Tasikmalaya yaitu sebanyak 1.306 m3/hari, berasal dari aktivitas pasar sebanyak 163,5
m3/hari, permukiman 870,46 m3/hari, 108,92 m3/hari, industri 108,66 m3/hari, jalan 54,46
m3/hari. Jenis sampah yang teridentifikasi yaitu sampah yang teridentifikasi yaitu
sampah organic dan non-organik (Sumber : Dinas LHPK, 2006).
Sarana penanganan sampah yang dilakukan yaitu pola komunal (umum/TPSS),
roda sampah (28 roda), dan individu (tempat sampah rumah), dan koleksikan di TPSS
(78 unit) dan Transfer Depo (6 unit) dengan menggunakan dump truk (19 truk),
container (18 unit). Selanjutnya sampah yang terkumpul diangkut ke TPA di Ciangir
Kecamatan Tamansari seluas 8 Ha.
Sistem pelayanan air limbah domestik di Kota Tasikmalaya secara teknis dilayani
oleh system setempat (on site system). Adapun teknologi pengolahan yang ada adalah tangki septic yang dilanjutkan dengan pengolahan lumpur tinja di IPLT. IPLT Kota
Tasikmalaya berada di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu.
IPLT Singkup pada saat ini kondisinya rusak (tidak dapat digunakan), dimana
unit-unit yang ada di IPLT Singkup tidak dipergunakan untuk pengolahan lumpur tinja.
Saat dilakukan kunjungan ke IPLT Singkup diperoleh beberapa informasi bahwa sampai
saat ini IPLT Singkup masih menerima pembuangan lumpur tinja dari truk lumpur tinja
dengan ritasi antara 2 – 3 kali sehari. Lumpur tinja tersebut tidak masuk kedalam unit pengolahan, melainkan dibuang kelahan kosong yang ada di IPLT Singkup tersebut.
5.5
PROYEKSI APBD 5 (LIMA) TAHUN KEDEPAN
Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan
pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu
RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi
perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan
5 - 15
menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan
belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun
ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun
sebelumnya.
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total
pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja
dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya terhadap APBD sama
dengan eksisting maka diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan
anggaran untuk bidang Cipta karya dalam lima (5) tahun kedepan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada tabel
5 - 16
Tabel 5.8
Realisasi dan Proyeksi APBD Kota Tasikmalaya
Komponen APBD
Realisasi Persentase
Pertumbuhan
Proyeksi
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pendapatan Asli
Daerah 1.061.433.837.805 1.360.407.419.111 1.595.644.026.644 16,82 1.863.974.885.816 2.132.305.744.988 2.400.636.604.160 2.668.967.463.332 2.937.298.322.504
Dana
Perimbangan 683.658.331.251 - 845.802.099.130 5,33 890.849.049.251 935.895.999.372 980.942.949.493 1.025.989.899.614 1.071.036.849.735
DAU 582.124.220.000 657.021.125.000 732.508.313.000 7,58 788.036.893.362 843.565.473.724 899.094.054.086 954.622.634.448 1.010.151.214.810
DBH 70.597.121.251 46.888.402.910 70.895.846.130 -2,37 72.578.398.644 72.578.398.642 70.895.846.128 69.213.293.614 67.530.741.100
DAK 652.721.341.251 703.909.527.910 803.404.159.130 9,83 882.363.184.789 961.322.210.448 1.040.281.236.107 1.119.240.261.766 1.198.199.287.425
- DAK Air
Minum 729.080.000 772.060.000 1.698.572.000 8,98 1.851.027.812 2.003.483.625 2.155.939.437 2.308.395.249 2.460.851.062
- DAK Sanitasi 971.510.000 1.217.620.000 2.067.098.000 30,65 2.700.741.867 3.334.385.734 3.968.029.602 4.601.673.469 5.235.317.336
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
224.766.096.419 - 496.412.056.382 22,36 607.425.900.732 718.439.745.082 829.453.589.432 940.467.433.782 1.051.481.278.132
5 - 17
5.6
Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah, dan
untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada
dalam RPI2-JM, Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya telah menyusun strategi untuk
meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Yang meliputi
beberapa aspek antara lain :
1. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:
▪ Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan
pembagian dalam Dana Perimbangan
▪ Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi
dalam pelaksanaan Dana Perimbangan
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran,
meliputi:
▪ Membenahi manajemen data penerimaan PAD
▪ Meningkatkan penerimaan pendapatan non-konvensional
▪ Melakukan evaluasi dan revisi secara berkala peraturan daerah pajak dan
retribusi yang perlu disesuaikan
▪ Menetapkan target penerimaan berdasarkan potensi penerimaan
▪ Mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan
kebutuhan daerah
▪ Menetapkan sumber pendapatan daerah unggulan yang bersifat elastis
terhadap perkembangan basis pungutannya dan less distortive terhadap
perekonomian
▪ Melakukan optimalisasi sumber pendapatan asli daerah lainnya
▪ Penataan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan
Daerah
▪ Peningkatan Pendapatan Daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi
▪ Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan
Pemerintah Pusat, Provinsi, dan SKPD Penghasil
▪ Meningkatkan kemitraan Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) dan Lembaga Keuangan lainnya dalam rangka meningkatkan
5 - 18
▪ Meningkatkan pelayanan serta pembangunan infrastruktur dasar bagi
masyarakat sebagai upaya mewujudkan kesadaran masyarakat untuk
membayar pajak dan retribusi pajak
▪ Meningkatkan kualitas pengelolaan aset dan keuangan daerah
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, meliputi:
▪ Meningkatkan manajemen keuangan berdasarkan prinsip-prinsip yang sehat
dan rasional
4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan
pembangunan bidang Cipta Karya, meliputi:
▪ Deregulasi peraturan daerah untuk dapat meningkatkan minat berinvestasi di
Kota Tasikmalaya
▪ Kerjasama investasi antara Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya dengan pihak
swasta atau dengan pihak government/pemerintah lain dengan perjanjian yang
disepakati
▪ Mendorong peningkatan investasi langsung oleh masyarakat lokal
▪ Penyelenggaraan Perijinan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP) yang
merupakan wujud pelayanan publik dalam tata pemerintahan
▪ Meningkatkan koordinasi program melalui Corporate Social Responsibility
(CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)
▪ Kegiatan investasi diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
dimana investasi ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan
peran masyarakat luas seperti sektor pertanian, sektor industri berbasis