• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM cbff613a2e BAB VI6. BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM cbff613a2e BAB VI6. BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA PADANG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPI2JM pada pemerintahan Kota Padang

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah 4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design ReformasiBirokrasi 2010-2025

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.

(2)

KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI

Uraian yang dijelaskan dalam penjabaran kondisi kelembagaan ini terkait dengan kondisi keorganisasian, ketatalaksanaan Bidang dan Sumber Daya Manusia

Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Peraturan yang menjadi dasar dalam penetapan struktur organisasi pemerintahan di Kota padang mengacu pada

1. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah 4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010 – 2014

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025

6. Intruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

8. Peraturan Menteri Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Oleh sebab itu untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang cipta karya, informasi yang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi Pemerintah Kota Padang

b. Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kota Padang saat ini.

c. Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidang Cipta Karya saat ini.

(3)

a. PERATURAN DAERAH YANG MENJADI DASAR PENETAPAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHKOTA PADANG

Adapun peraturan daerah yang menjadi dasar penetapan struktur organisasi pemerintah Kota Padang yaitu Perwako No. 17 Tahun 2008 tentang Pembentukan organisasi dan tata kerja inspektorat, Bappeda dan lembaga teknis daerah Kota Padang.

b. GAMBARAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA PADANG SAAT INI. Struktur organisasi Pemerintah Kota Padang Saat ini sudah dioptimalkan dalam rangka ketatalaksanaan dan koordinasi dari masing-masing instansi yang terkait. Setiap instansi yang telah ditentukan tugasnya, melakukan koordinasi secara vertikal dalam satuan organisasi kepemerintahan Kota Padang.

c. GAMBARAN STRUKTUR ORGANISASI INSTANSI YANG MENANGANI URUSAN BIDANG CIPTA KARYA SAAT INI

Organisasi yang menangani urusan Bidang Cipta Karya saat ini berada di : - Bappeda Kota Padang

- Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

- Dinas Tata Ruang Tata Bangunan Dan Perumahan - Dinas Kebersihan dan Pertamanan

untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut

1) BAPPEDA Kota Padang

Bappeda Kota Padang merupakan salah satu organisasi Bappeda, dimana strukturnya terdiri dari Kepala Bappeda, Sekretariat yang membawahi 3 (tiga) Sub Bagian, Lima Kepala Bidang yang masing-masing bidang membawahi 2 (dua) Sub Bidang.

Visi Bappeda Kota Padang adalah:

“Perencanaan Yang Bermanfaat Bagi Daerah dan Masyarakat”

Sedangkan misi Bappeda Kota Padang, antara lain:

1. Menyusun perencanaan tahunan , perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka panjang.

2. Melakukan kajian Pembangunan.

(4)

Berikut ini adalah struktur organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Padang;

Gambar: 6.1 Struktur Organisasi Bappeda Kota Padang

2) Dinas Pekerjaan Umum

Dinas pekerjaan umum adalah sebuah satuan perangkat kerja daerah yang melaksanakan pekerjaan dalam bidang keteknisan sebagai salah satu unsur pelaksana pembanggunan di kota padang yang dipimpin oleh seorang kepala dinas.

Dengan terbentuknya daerah otonomi dan dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah no 32 tahun 2004, maka sebagian kebijakan yang selama ini di pegang oleh pemerintah pusat, di limpahkan ke pada daerah untuk pelaksanaannya, termasuk dalam hal ini adalah bidang pekerjaan rekayasa keteknikan seperti pembanggunan gedung-gedung pemerintah, jaringan drainase, jaringan irigasi maupun pengendalian daerah sungai dan rawa.

(5)

Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang;

Visi :

“Terwujudnya Prasarana Dan Sarana Wilayah Dikawasan Pembangunan, Berhasil Guna, Tepat Guna Untuk Mencapai Kesejahteraan Masyarakat."

Sedangkan Misi Dinas Pekerjaan Umum adalah: 1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia.

2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan serta standarisasi bidang ke -PU-an

3. Melaksanakan Pembinaan Usaha Jasa Konstruksi.

Gambar 6.2. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum

3) Dinas Tata Ruang Tata Bangunan Dan Perumahan

Dinas Tata Ruang Tata Bangunan dan Perumahan Kota Padang dibentuk melalui Peraturan Daerah No. 16 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kota Padang dan dikembangkan dalam Peraturan Walikota Padang Nomor 34 Tahun 2008 yang menjelaskan tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi.

Dinas Tata Ruang Tata Bangunan dan Perumahan Kota Padang merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang Penataan Ruang, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

VISI

(6)

Mengacu pada konsepsi visi di atas dan mengacu pada visi Pemerintah Kota Padang, maka Dinas Tata Ruang Tata Bangunan dan Perumahan Kota Padang mempunyai keinginan untuk mendukung upaya pencapaian visi Pemerintah Kota Padang dengan upaya-upaya yang akan dituangkan dalam Rencana Stratejik ini. Oleh karena itu, visi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Padang adalah :

“Terciptanya Tata Ruang Kota Yang Tertib, Teratur dan Seimbang Serta Tata Letak Bangunan Yang Rapi, Indah, Nyaman dan Asri”

Dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, Dinas Tata Ruang Tata Bangunan dan Perumahan mengedepankan profesionalisme yang bertitik tolak pada landasan keimanan dan ketaqwaan sebagai fondasi utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

MISI

Misi merepresentasikan sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang Tata Bangunan dan Perumahan Kota Padang sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.

Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Dinas Tata Ruang Tata Bangunan dan Perumahan Kota Padang, dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di waktu-waktu yang akan datang.

Misi yang telah dirumuskan oleh Dinas Tata Ruang Tata Bangunan dan Perumahan Kota Padangadalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Keterangan Rencana Kota (Advice Plannning) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 2. Meningkatkan Perencanaan Kota yang berwawasan lingkungan. 3. Melestarikan aset-aset bangunan bersejarah.

4. Meningkatkan profesionalisme petugas dalam memberikan pelayanan. 5. Meningkatkan pengawasan dan penertiban terhadap pelanggaran

dan penyimpangan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

4) Dinas Kebersihan Dan Pertamanan

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang merupakan salah satu dari Dinas yang ada dilingkungan Pemerintah Kota Padang sebagai unsur pelaksana yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.

(7)

VISI

Terwujudnya Kota Padang“BERSERI”BERSIH-SEJUK-RINDANG-INDAHSerta Dijaga dan Dipelihara Warganya

MISI

1. Memberikan dan meningkatkan pelayanan kebersihan, pembangunan pemeliharaan hutan/taman kota dan lingkungan dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha.

2. Meningkatkan sarana prasarana sanitasi dan tempat pemakaman umum.

3. Mengupayakan kemajuan teknologi dalam penanganan kebersihan serta SDM pendukungnya.

Tabel 6.3. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan

d. PENJELASAN TENTANG TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI BIDANG CIPTA KARYA DALAM STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA PADANG

Diatas telah diketahui tentang gambaran struktur orgnisasi instansi yang menangani urusans Bidang Cipta Karya, pada uraian berikut akan dijelaskan tentang tugas dan Fungsi organisasi Bidang Cipta Karya dalam Struktur Organisasi Pemerintah Kota Padang

1) BAPPEDA Kota Padang

(8)

serta melakukan penilaian atas pelaksanaanya. Dalam menyelenggarakan tugasnya tersebut maka Bappeda berfungsi:

1. Menyusun sistem perencanaan pembangunan Kota Padang dan melaksanakannya serta mengkaji kemungkinan penyempurnaannya. 2. Menyusun dan menyiapkan konsep dan dokumen perencanaan

pembangunan Kota Padang.

3. Melakukan koordinasi perencanaan dengan satuan-satuan organisasi yang berada dalam lingkungan Pemerintah Kota Padang.

4. Melakukan penelitian untuk keperluan penyempurnaan dan pembaharuan bahan-bahan perencanaan dan kebijakan publik serta mengkoordinasikan kegiatan penelitian yang dilakukan pihak lain di Kota Padang.

5. Melakukan pendataan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan pembangunan di Daerah Kota Padang.

6. Melakukan kegiatan-kegiatan lain dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan pembangunan Kota Padang berdasarkan penugasan dari Walikota.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan di bantu oleh seorang Sekretaris yang membawahi 3 Sub bagian, yakni; Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Penyusunan Program. Sedangkan Kepala Bidang bertangungjawab kepada Kepala Badan yang membawahi beberapa Sub Bidang, sebagai berikut:

1) Bidang Ekonomi membawahi 2 Sub Bidang, yakni : a) Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan b) Sub Bidang Perdagangan dan Kerjasama

2) Bidang Sosial dan Budaya membawahi 2 Sub Bidang, yakni : a) Sub Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Budaya

b) Sub Bidang Sosial Kependudukan dan Kemasyarakatan 3) Bidang Fisik dan Prasarana membawahi 2 Sub Bidang, yakni :

a) Sub Bidang Sarana Prasarana dan Utilitas

b) Sub Bidang Sumber Daya Air dan Lingkungan Hidup 4) Bidang Litbang dan Statistik membawahi 2 Sub Bidang, yakni :

c) Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan d) Sub Bidang Data dan Pelaporan

5) Bidang Pengembangan Wilayah membawahi 2 Sub Bidang, yakni : a) Sub Bidang Tata Ruang

b) Sub Bidang Perumahan dan Permukiman

2) Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Padang adalah sebagai berikut:

 Tugas Pokok:

(9)

 Fungsi:

Dalam menyelenggarakan tugas pokok di atas, Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana di kota Padang.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan teknis di bidang pembanggunan sarana dan prasarana milik pemerintah di kota Padang.

3. Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas jalan, jembatan drainase, aliran sunggai dan rawa di kota Padang.

4. Melakukan pengawasan terhadap fungsi dari fasilitas umum yang dimiliki oleh pemerintah kota Padang.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas di bantu oleh seorang Sekretaris yang membawahi 3 Sub bagian, yakni; Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Kepegawaian. Sedangkan Kepala Bidang bertangungjawab kepada Kepala Dinasyang membawahi beberapa Seksi, sebagai berikut:

1) Bidang Bina Program membawahi 3 Seksi, yakni : a) Seksi Perencanaan dan Program

b) Seksi Pengawasan dan Perizinan c) Seksi Pengendalian dan Pelaporan

2) Bidang Cipta Karya membawahi 3 Seksi, yakni : a) Seksi Sarana Lingkungan

b) Seksi Tata Bangunan

c) Seksi Pengendalian Lingkungan Permukiman 3) Bidang Sumber Daya Air membawahi 3 Seksi, yakni :

a) Seksi Drainase b) Seksi Irigasi

c) Seksi Rawa, Pantai, Air Baku dan Sungai 4) Bidang Bina Marga membawahi 3 Seksi, yakni :

a) Seksi Jalan b) Seksi Drainase

c) Seksi Peralatan dan Perbekalan

3) Dinas Tata Ruang Tata Bangunan Dan Perumahan

Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Tata Ruang Tata Bangunan Dan Perumahan:

 Tugas Pokok :

Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang tata ruang tata bangunan dan perumahan.

 Fungsi:

Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, Dinas Tata Ruang Tata Bangunan &Perumahan mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan tata bangunan. 2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang tata ruang dan tata bangunan.

3. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang tata ruang dan tata bangunan.

(10)

5. Pelaksanaan tugas lain yang yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4) Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang adalah:

1. Pelayanan Penanganan Sampah dari TPS sampai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

2. Fasilitasi/Pembuatan/Pemeliharaan Hutan Kota dan Taman Kota. 3. Pelayanan Limbah Tinja

4. Pengolahan Sampah di Lokasi TPA.

5. Pembinaan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam MewujudkanKota Bersih, Tertib dan Indah.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas di bantu oleh seorang Sekretaris yang membawahi 3 Sub bagian, yakni; Sub Bagian Umum, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Kepegawaian. Sedangkan Kepala Bidang bertangungjawab kepada Kepala Dinas yang membawahi beberapa Seksi, sebagai berikut:

1) Bidang Kebersihan membawahi 2 Seksi, yakni: a)Seksi Penyapuan

b)Seksi Angkutan

2) Bidang Pertamanan membawahi 2 Seksi, yakni: a)Seksi Pertamanan dan Ornamen

b)Seksi Pembibitan Penghijauan Kota 3) Bidang Retribusi membawahi 2 Seksi, yakni:

a)Seksi Pendataan dan Penetapan b)Seksi Penagihan dan Pembukuan

4) Bidang Program dan Penyuluhan membawahi 2 Seksi, yakni: a)Seksi Penyuluhan Pemberdayaan Masyarakat

b)Seksi Program dan Pengendalian

KONDISI KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

(11)

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.

Tabel: 6.1

Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kota Padang

No Instansi Peran Instansi dalam PembangunanBidang CK

Unit/Bagian yang Menangani Pembangunan

Bidang CK 1. Bappeda a) Pengoordinasian penyusunan

perencanaan pembangunan b) Penetapan petunjuk pelaksanaan

perencanaan dan pengendalian pembangunan

c) Bimbingan supervisi dan konsultasi penyusunan rencana

pembangunan.

d) Pengendalian pembangunan.

Bidang Fisik dan Prasarana

2. Dinas Pekerjaan Umum

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Lingkungan. b) Penyelenggaraan urusan teknis di

bidang pembangunan sarana dan prasarana lingkungan. c) Membangun dan menjaga serta

merawat fasilitas prasarana lingkungan.

d) Melakukan pengawasan pengendalian terhadap fungsi dari fasilitas lingkungan.

Bidang Cipta Karya PU

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Drainase

b) Penyelenggaraan urusan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Drainase

c) Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana drainase.

d) Melakukan pengawasan pengendalian terhadap fungsi dari fasilitas drainase.

Bidang Sumber Daya Air (SDA)

3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan

a) Pelayanan Penanganan Sampah dari TPS sampai Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA). b) Pengolahan Sampah di Lokasi

TPA.

Bidang Kebersihan & Pertamanan

(12)

Dalam memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Dengan mengisi tabel berikut bisa dicantumkan inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya di Kota Padang

Tabel 6.2

Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

NO Nama SOP Instansi yangTerlibat Instansi dalam SOPTugas dan Fungsi

PengembanganPermukiman

PU 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Lingkungan.

2. Penyelenggaraan urusan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana lingkungan.

3. Membangun dan menjaga serta merawat fasilitas prasarana lingkungan.

4. Melakukan pengawasan pengendalian terhadap fungsi dari fasilitas lingkungan.

PenataanBangunandanLingkungan

Bappeda 1. Pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan

2. Penetapan petunjuk pelaksanaan perencanaan dan pengendalian pembangunan

3. Bimbingan supervisi dan konsultasi penyusunan rencana pembangunan.

4. Pengendalian pembangunan. Dinas Tata

Ruang Tata Bangunan

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan tata bangunan.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata ruang dan tata bangunan.

3. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang tata ruang dan tata bangunan.

4. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.

5. Pelaksanaan tugas lain yang yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

PengembanganAir Minum

PDAM

PU 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Drainase

2. Penyelenggaraan urusan teknis di bidang pembangunan sarana dan prasarana Drainase 3. Membangun dan menjaga serta merawat

fasilitas prasarana drainase.

(13)

PengembanganPLP

Dinas Kebersihan

dan Pertamanan

1. Pelayanan Penanganan Sampah dari TPS sampai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

2. Fasilitasi/Pembuatan/Pemeliharaan Hutan Kota dan Taman Kota.

3. Pelayanan Limbah Tinja

4. Pengolahan Sampah di Lokasi TPA.

5. Pembinaan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam MewujudkanKota Bersih, Tertib dan Indah.

KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG CIPTA KARYA

Pemerintah Kota Padang didukung oleh Sumber Daya Manusia/Aparatur yang Handal. Sebagian besar aparatur/pegawai di Pemerintah Kota Padang yang menangani bidang Cipta Karya adalah lulusanSMA. Kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya di Kota Padang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel: 6.3

Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

Golongan Jenis Kelamin Latar BelakangPendidikan Jabatan Fungsional Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Gol I : ….org Pria : 27 org < SMA : 1 org

-Gol II : ….org Wanita : 23 org SMA : 11 org

Gol III : ….org Dipl. : 0 org

Gol IV : ….org S1 : 25 org

S2 : 16 org

S3 : 0 org

Dinas Pekerjaan Umum

Gol I : ….org Pria : 90 org < SMA : 29 org

-Gol II : ….org Wanita : 28 org SMA : 36 org

Gol III : ….org Dipl. : 14 org

Gol IV : ….org S1 : 31 org

S2 : 8 org

S3 : 0 org

Dinas Tata Ruang, Tata Bangunan dan Perumahan

Gol I : ….org Pria : 71 org < SMA : 2 org

-Gol II : ….org Wanita : 19 org SMA : 37org

Gol III : ….org Dipl. : 13 org

Gol IV : ….org S1 : 32 org

S2 : 6 org

S3 : 0 org

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Gol I : ….org Pria : 307 org < SMA : 151 org

-Gol II : ….org Wanita : 38 org SMA : 148 org

Gol III : ….org Dipl. : 6 org

Gol IV : ….org S1 : 35 org

S2 : 5 org

S3 : 0 org

(14)

ANALISIS KELEMBAGAAN

ANALISIS KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA

Tujuan dari analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi

 Struktur Organisasi perangkat daerah yang menangani Bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya Bidang Cipta Karya di Kota Padang.

 Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan

2. Tugas dan Fungsi Organisasi

 Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas

 Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Walikota sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu

3. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

 Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kota Padang sangat dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat.

 Bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kota Padang sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada

4. Permasalahan Dalam Keorganisasian

 Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.

 Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang

 Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan senantiasa ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang di harapkan

 Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang ke Cipta Karyaan ke instansi di luar bidang ke Cipta Karyaan

 Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti kurangnya sarana angkutan sampah, fasilitas sarana dan prasarana air limbah, saluran drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum

 Terbatasnya biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya pembangunan untuk sarana dan prasarana sanitasi

 Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kesehatan lingkungan dan masyarakat

(15)

Analisis ini dilakukan berguna untuk adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kota Padang adalah sebagai berikut:

1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah

 Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

2. Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal

 Koordinasi internal didalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya namun perlu ditingkatkan lagi

3. Acuan PP nomor 41 tahun 2007

 Organisasi bidang ke Cipta Karyaan sudah mengacu pada PP nomor 41 Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang air minum, air limbah, persampahan dan drainase

4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah

 Tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing unit kerja sudah jelas namun dalam pelaksanaanya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata

5. Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja daerah

 Adanya tugas-tugas lain dari Kepala Daerah yang dibebankan kepada kepala satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.

6.2.1 ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM Bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya di Kota Padang adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan SDM

 SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya

2. Permasalahan dalam manajemen SDM

 Adanya tambahan pegawai namun sering tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan

 Pegawai yang memiliki kemampuan dibidang Cipta Karya di mutasi ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya

 Reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum dijalankan sebagaimana mestinya

3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM

 Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan diri dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan pekerjaan yang baru

(16)

Tabel: 6.4

Tabel 6.4 Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya

No Instansi Tingkat Pendidikan

Jumlah 2. Bidang Cipta Karya

Dinas PU 3 Dinas Tata Ruang, Tata

Bangunan dan 4. Bidang Kebersihan &

Pertamanan DKP

6.2.2 ANALISIS SWOT KELEMBAGAAN

Untuk mengetahui potensi dan permasalahan dalam bidang kelembagaan di digunakan Analisis SWOT . Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

(17)

dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).

Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel-10.4.

Tabel: 6.5

Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

FAKTOR EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL

PELUANG (O)

a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk menunjang pengembangan sanitasi b. Pengembangan SPAM

untuk seluruh kota

c. Adanya kemungkinan kerjasama dengan pengembang, khususnya pengembangan di perumahan baru

d. Kesempatan kerjasma dg perusahaan swasta dalam memanfaatkan dana CSR e. Adanya kesempatan

untuk mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi

f. Adanya kesempatan mendapatkan bantuan hibah dari lembaga donor (Ausaid, INDII, IBRD, ADB) g. Promosi perumahan

berwawasan lingkungan

ANCAMAN (T)

a. Bertambahnya jumlah penduduk

b. Law Inforcement dalam penegakan hukum terkait lingkungan. c. Terbatasnya dana untuk

allokasi bidang sanitasi d. Rendahnya tingkat

partisipasi masyarakat dalam bidang sanitasi

KEKUATAN (S)

a. Secara kelembagaan, lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan yang kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda b. Tersedianya dokumen

perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, KSPD, Bisnis plan PDAM dll

c. P

embagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas

d. U

raian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.

a. Segera menyiapkan persaratan/dokumen yang dibutuhkan pemerintah pusat dan lembaga donor sebagai persaratan untuk mendapatkan bantuan hibah

b. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, pengembang terkait dengan isu2 lingkungan. c. Memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek

d. Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja kepada pegawai dengan menerapkan sistem reward dan funishment e. Penempatan personil

yang tepat sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan c. Campaign kepada para

(18)

KELEMAHAN (W)

a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang.

b. Kurangnya koordinasi antara pemerintah Kota/ Pusat dengan pihak swasta (developer) dalam pengembangan, penanganan dan pengelolaan kawasan masih kurang.

c. Kinerja lembaga pengelola bidang cipta karya belum maksimal

d. Dukungan dana APBD untuk operasi & pemeliharaan serta pembangunan sanitasi sangat kurang

e. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya

f. K

urangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti sarana & prasarana persampahan, air limbah, drainase.

g. J

angkauan pelayanan sarana dan prasarana kota belum memadai dan merata.

h. Adanya tambahan pegawai namun sering tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan i. Pegawai yang memiliki

kemampuan dibidang Cipta Karya di mutasi ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya

j. Pemberian reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum berjalan sebagaimana mestinya

a. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang Cipta karya

b. Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan kemampuan di bidang Cipta Karya c. Menerapkan reward dan

funishment kepada pegawai.

d. Menerapkan program karier pegawai

e. Campaign kepada pengambil keputusan terkait (DPR dan eksekutip) terkait dengan isu2 lingkungan.

a. Meningkatkan kinerja pegawai dalam melasanakan fungsi koordinasi dan penyuluhan kepada masyarakat

b. Meningkatkan kinerja pembiayaan bidang Cipta karya dg memanfaatkan dana dari masyarakat, swasta/CSR, pemerintah pusat, dan lembaga

donor dalam

pengembangan sanitasi. c. Memperbaiki kinerja sistem kepegawaian yang ada untuk mencegah allokasi pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan serta mutasi yang tidak diinginkan.

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisa SWOT, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi yaitu strtegi pengembangan organisasi, strtegi pengembangan tata laksana, dan strtegi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut dapat dikembangkan rencana program pengembangan kelembagaan di daerah, seperti terlihat pada tabel 10.7 dan 10.8.

6.2.3 RENCANA PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN

(19)

1. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev;

2. Meningkatkan jumlah pegawai untuk mengikuti pelatihan dan bimtekbidang cipta karya;

3. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi

4. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan

5. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.

6.2.4 RENCANA PENGEMBANGAN TATA LAKSANA

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan tata laksana di Kota Padang adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkankoordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi

2. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

6.2.5 RENCANA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan SDM di Kota padang adalah sebagai berikut:

1. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

2. Meningkatkan kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya

3. Meningkatkan kesejahteraan pegawai

4. Menerapkan reward dan funishment kepada semua pegawai

Oleh sebab itu untuk mendukung rencana pengembangan Sumber Daya manusia (SDM ) dapat dilakukan upaya sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi berupa :

Tabel 6.6 Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

(20)

No Jenis Pelatihan

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit.PBL

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit.PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan 10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan

Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan

11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap

DaruratBencana

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/AlihStatus Barang Milik Negara 13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAKBMN

14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

17 Diklat Jabatan Fungsional

Sumber : Pedoman Penyusun RPI2JM Kementerian Pekerjaan Umum, 2014

Dengan demikian dapat dirumuskan perencanaan pengembangan kapasitas kelembagaan yang dapat diorentasikan dari penjabaran organisasi, tata laksana dan Kelembagaan seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel: 6.7

Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Aspek

Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

Organisasi a. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev;

b. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi c. Bekerjasama dengan instansi terkait

lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan

d. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.

e. Dinas/badan Lebih selektif dalam

a. Sosialisasi dan penyebar luasan

b. Menyusun program pelatihan dan pengembangan karier pegawai serta menyiapkan

anggaran yang memadai

(21)

Aspek

Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

dengan criteria yang dibutuhkan. tentang Larangan membuang sampah

tidak pada

tempatnya

d. Membentuk tim Penyidik PNS (PPNS) untuk menindak masyarakat/badan

hukum yang

melanggar PERDA

Tata Laksana a. Meningkatkankoordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi

b. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

a. Sosialisasi kepada semua instasi terkait

di bidang

keciptakaryaan untuk melakukan koordinasi secara intens;

Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

a. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

b. Meningkatkan kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya

c. Meningkatkan kesejahteraan pegawai d. Menerapkan reward dan funishment

kepada semua pegawai

a. Pengadaan pegawai baru sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan

b. Mengusulkan

Pelatihan kepada semua staf teknis

c. Mengusulkan

penambahan anggaran kesejahteraan

(22)

Tabel: 6.8

Usulan Program dan Sumber Pendanaan

NO Program Vol Satuan

Sumber Pendanaan x Rp.1.000 Tahun

APBN

APBD Prov

APBD Kab

Masya

rakat Swasta CSR 20 14

20 15

20 16

20 17

20 18 Rupiah

Murni PLN I Aspek Organisasi :

1 Sosialisasi dan penyebar luasan dokumen yang ada (RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, dll) kepada semua instansi terkait bidang Cipta Karya

1 Paket

2 Menyusun program pelatihan dan pengembangan karier pegawai

1 Paket

3 Sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan PERDA dan isu2 lingkungan seperti tentang Larangan membuang sampah sembarangan/tidak pada tempatnya

1 Paket

II Aspek Tata Laksana

1 Sosialisasi kepada semua instasi terkait di bidang keciptakaryaan untuk melakukan koordinasi secara intens;

1 Paket

III Aspek Sumber daya manusia 1 Paket 1 Pengadaan pegawai baru sesuai dengan

kualifikasi yang dibutuhkan

1 Paket

Gambar

Gambar 6.2. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum
Tabel 6.3. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Tabel 6.2Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
Tabel: 6.4Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh biaya promosi yang terdiri dari biaya periklanan, biaya penjualan pribadi, biaya promosi penjualan, biaya

Pemeriksaan medis dinilai dengan skor yang dihitung dari jayvaban contoh atas 12 pertanyaan mengenai tinggi badan, berat badan, pemeriksaan perut, pemeriksaan

Porang berbeda varian memiliki keragaman dalam karakter kualitatif dan kuantitaif berupa warna tangkai daun, bentuk corak daun, tekstur tangkai, lebar tajuk,

Dari latar belakang dan pemaparan tersebutlah kenapa penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Berdasarkan pengamatan dan analisa yang dilakukan, hasil belajar dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Analisa hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum didapatkan bahwa jenis persalinan spontan sebanyak 787 persalianan, mayoritas mengalami vigorous

yang menggambarkan statistik atas data hasil penelitian PERMA/ flourishing di perusahaan diperoleh bahwa rata-rata skor subjek berada pada rentang skor 163.67 (rentang skor

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Akhir yang telah saya buat ini dengan judul “ Aplikasi RFID Sebagai Identifikasi pada Prototype Pengatur Solenoid Valve