DI SMP ISLAM PLUS PONDOK PESANTREN MODERN (PPM) BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN, SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh :
NANIK RATNAWATI
NIM. 111 02 018
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : w w w .siainsakitiua.ji u; E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id
D E K L A R A S I
Bismillah irrali man irrah i m
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
. Salatiga, Maret 2007
Peneliti
N an i k R atnaw ati
NIM. 111 02 018
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706
f
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : Nanik Ratnawati dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11102018 yang berjudul PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP ISLAM PLUS PONDOK PESANTREN MODERN (PPM) BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN, SEMARANG telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa, 13
Maret 2007 yang bertepatan dengan tanggal 23 Shafar 1428 H. Dan telah diterima
sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Islam (S.Pd.I).
Salatiga, 13 Maret 2007 M 23 Shafar 1428 H
Panitia Ujian
Ahmad Sultoni. M.Pd NIP. 150 284 602
Penguji II
NIP: 150 299 493
Pembimbing
NIP. 150 223 794
NOTA PEMBIMBING Salatiga, Maret 2007 Lamp. : 3 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.
Sdr. Nanik Ratnawati Ketua STAIN Salatiga
di
-SALATIGA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
seperlunya, maka skripsi Saudari:
Nama : NANIK RATNAWATI
NIM. : 111 02 018
Jurusan : Tarbiyah
Progdi : PAI
Judul : PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP ISLAM PLUS PPM
BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN,
SEMARANG
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.
Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Drs. Sumarno Widiadipa NIP. 150 223 794
iii
Teruntuk Ibu (Sri Kuliati) Tercinta yang telah mendidikku dari kecil hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, tak lupa Aim Bapakku (Mudatsir) semoga Allah SWT membalas jasa-jasa kebaikanmu dengan
kebahagiaan dunia akhirat.
Suamiku Tercinta dan Buah Hatiku (Arif Hanafi) yang telah Memberikan Support dan Semangat ke Aku. Bapak Ibu mertua, tak lupa Kakakku, Adekku, dan keluarga besarku. Oya sampe lupa “yousep yang crewet, Moena & mbak Warti & Handaitaulan dan teman seperjuangan yang secara langsung atau tidak langsung memberikan semangat demi kelancaran dan terselesaikannya skripsi ini.
Terima Kasih:
1. Kepada Bpk Drs Munzaini sebagai ketua
Yayasan SMP Bina Insani
2. Buat Pak Faizin, SH.I yang senantiasa
memberikan pengetahuan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Tak lupa buat Sahabat Comp (Youlie) makasih banget atas bantuannya “aku selalu merepotkan, tapi habis ini udah ga ’ lagi kok, paling sithiq... ”
/ /
0
Si\<Li j '
^
J} J
Jangan kamu menunda sampai besok
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq
dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada panutan umat Islam
Nabi Muhammad saw, sanak kerabat dan para sahabat yang telah menunjukkan
jalan yang benar dengan perantara agama Islam.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban sebagai
syarat memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah.
Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Fatchurrahman, M.Pd selaku Ketua Program Studi PAI
3. Drs. Sumamo Widjadipa selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar dan
ikhlas telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan
dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Ibu dosen dan civitas akademik STAIN Salatiga.
5. Kepala sekolah SMP Islam Plus PPM Bina Insani dan guru karyawan yang
telah membantu dalam pelaksanaan skripsi ini.
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal baik dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan skripsi ini, mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
amin.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
Salatiga, Maret 2007
Penulis
Nanik Ratnawati
HALAMAN JUDUL... >
DEKLARASI ... ”
NOTA PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Penjelasan Istilah... 4
C. Pokok Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 6
F. Metode Penelitian... 6
G. Sistematika Penulisan Skripsi... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Kurikulum ... 12
1. Pengertian Kurikulum ... 12
2. Komponen Kurikulum... 14
4. Pengembangan Kurikulum ... 22
B. Pendidikan Agama Islam ... 28
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 28
2. Materi Pokok Pendidikan Agama Islam ... 30
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 34
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 36
C. Pondok Pesantren ... 37
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Islam Plus Bina Insani Susukan... 41
B. Hasil Penelitian Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani... 48
C. Faktor Penghambat Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan... 53
BAB IV ANALISA DATA A. Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan... 59
B. Manfaat Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan... 64
TABEL I DAFTAR GURU SMP ISLAM PLUS BINA INSANI
SUSUKAN... 43
TABEL II DAFTAR KARYAWAN SMP ISLAM PLUS BINA
INSANI SUSUKAN... 44
TABEL III DAFTAR SISWA SMP ISLAM PLUS BINA INSANI
SUSUKAN... 45
TABEL IV STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM PLUS BINA
INSANI SUSUKAN TAHUN PELAJARAN 2006/2007... 46
TABEL V DAFTAR SARANA DAN PRASARANA SMP ISLAM
PLUS BINA INSANI SUSUKAN... 47
TABEL VIII STRUKTUR KURIKULUM PPM BINA INSANI KELAS
VII, VIII DAN IX... 51
TABEL IX FAKTOR PENGHAMBAT PENGEMBANGAN
KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP
ISLAM PLUS PPM BINA INSANI... 54
TABEL X HASIL NILAI MURNI SEMESTER 1 ... 62
TABEL XI HASIL NILAI MURNI SEMESTER 1 SMP ISLAM BINA
INSANI SUSUKAN TAHUN PELAJARAN 2006/2007... 67
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya tujuan pendidikan yang paling pokok berhubungan
dengan sistem nilai atau pandangan hidup suatu bangsa. Akan tetapi hal itu
tidak berarti kurikulumpun harus tidak berubah, perubahan kurikulum selalu
dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Dengan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat ini pada
semula aspek dan perkembangan paradigma baru kehidupan bangsa dan
bermasyarakat telah dikembangkan kurikulum PAI di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) secara nasional yang menitikberatkan pencapaian target
kompetensi, penguasaan materi serta memberi kebebasan yang lebih luas
kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan atau
melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
Kurikulum adalah aktifitas dan kegiatan belajar yang direncakan atau
diprogramkan bagi peserta didik di bawah bimbingan sekolah baik di dalam
maupun di luar.1 Kurikulum ini disempurnakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan serta kesejahteraan bangsa yang bersumber pada Sumber Daya
Alam (SDA) dan modal. Tidak hanya itu kurikulum juga bersumber pada
intelektual sosial dan kepercayaan mutu lulusan maka bangsa yang berhasil
adalah bangsa yang berpendidikan dengan standar mutu yang tinggi. 1
1 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta, PT. Raja Gravindo Persada, hal 2
1
Pendidikan agama juga sangat mempengaruhi standar mutu lulusan,
dari sini kebutuhan keberagamaan siswa dapat mencapai standar sebagai
tujuan dalam mengembangkan kurikulum PAI sesuai dengan kebutuhan
sekolah. Hal ini untuk, menjamin pertambahan keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa agar mampu bekeija dan bersikap yang
lumrah sekaligus pengembangan kepribadian yang kuat dan berakhlaq mulia.
Dengan demikian PAI yang kaitannya dengan upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlaq mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dan sumber utamanya kitab Suci Al
Qur’an dan Hadist melalui kegiatan bimbingan pengajaran latihan serta
'y
penggunaan pengalaman. Menuntut adanya perkembangan sebuah
kurikulum pendidikan agama Islam yang bersifat multidimensi. Dimana
dengan sistem multidimensi tersebut diharapkan mampu mencapai standar
nilai kelulusan pendidikan agama Islam sesuai dengan yang ditetapkan yang
mana mampu mencapai aspek kognitif, afektif ataupun psikomotorik.
Sementara untuk tujuan PAI di sekolah untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengalaman, serta pengalaman peserta didik tentang agama
Islam. Sehingga hubungan manusia muslim yang berterus berkembang
dalam hal keimanan, ketaqwaan terhadap Allah serta berakhlaq mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa serta untuk 2
dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi/ Mengingat
begitu mulianya tujuan pendidikan agama Islam di sekolah, maka hendaknya
sekolah benar-benar mampu menfasilitatori siswa dalam rangka untuk
mencapai tujuan PAI tersebut. Dan hal ini dituntut adanya guru yang
profesional dalam bidangnya (khusus bidang PAI).
Maka sehubungan hal di atas penulis melihat, memperhatikan sebuah
keunikan pada lembaga pendidikan Islam tepatnya berada di kawasan Dusun
Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang yaitu SMP
Islam Plus PPM ( Pondok Pesantren Modem ) “Bina Insani” yang berada di
bawah naungan yayasan pendidikan Islam Haji Ahmad Tamin Sa’id. Dalam
lembaga pendidikan tersebut dalam rangka untuk mencapai standar nilai
kelulusan yang sudah ditetapkan lembaga ini menerapkan dua model
pengembangan kurikulum yaitu kurikulum Pondok Pesantren (Kurikulum
lokal) dan kurikulum nasional yang sudah ditetapkan oleh Lembaga
Departemen Pendidikan Nasional. Kedua kurikulum itu saling
berkesinambungan untuk mencapai hasil yang memuaskan. Dan dimana
SMP Plus ini telah berhasil memadukan dua kurikulum tersebut secara
selaras dan seimbang tanpa mengesampingkan salah satunya.
Penerapan kurikulum pondok pesantren di SMP Plus ini bertujuan
guna memenuhi target ketuntasan pada ranah kognitif, afektif maupun
psikomotorik materi pendidikan agama Islam yang alokasi waktunya sangat
singkat yaitu hanya 2 jam pelajaran per minggu untuk satu kelas. Dalam
pelaksanaan pengembangannya, materinya disesuaikan dengan materi yang
dimuat dalam pelajaran PAI, yaitu aspek tauhid, Al Qur'an, al hadits, akhlak,
fiqh dan tarikh Islam dengan mengambil dari kitab-kitab berbahasa Arab,
atau yang lebih dikenal dengan nama kitab kuning, sebagai sumbernya,
seperti kitab Bulughul Maram yang merupakan kitab hadits, Taisirul Khalaq
(kitab akhlaq), Fiqh Wadhigh (kitab fiqh) dan lain-lain. Kemudian untuk
mempermudah agar para siswa dapat memahami kitab-kitab di atas,
maka para siswa diwajibkan mengikuti pelajaran nahwu dan sharaf.
Dari sinilah nilai plus yang disandang oleh SMP Islam plus PPM Bina
Insani.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa perlu untuk
melakukan penelitian guna mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan
atau melaksanakan dua model kurikulum yang berbeda tersebut. Melalui
penelitian ini peneliti mengambil judul “Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Baran,
Ketapang, Susukan, Semarang”.
B. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul maka disini
*
perlu dijelaskan istilah:
1. Pengembangan
Adalah proses, cara perbuatan mengembangkan.4
2. Kurikulum
Adalah aktifitas kegiatan yang direncanakan diprogramkam bagi peserta
didik di bawah bimbingan sekolah baik di dalam maupun di luar sekolah.5
3. PAI
Adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan
berakhlaq mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dan sumber
utamanya Kitab Suci Al Qur’an dan Hadist melalui kegiatan bimbingan
pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.6
C. Pokok Masalah
Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana model pengembangan kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM
Bina Insani Susukan?,
2. Bagaimana strategi pelaksanaan pengembangan kurikulum PAI di SMP
Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.?
3. Adakah manfaat yang signifikan dari pengembangan kurikulum PAI di
SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana model pengembangan kurikulum PAI di
SMP Plus Bina Insani Susukan.
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan pengembangan
kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.
3. Untuk mengetahui sejauh mana manfaat dari penerapan pengembangan
kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi pengaruh atau manfaat terhadap
peneliti dan yang hendak diteliti:
1. Bagi Mahasiswa atau Peneliti
a. Memberikan pengetahuan tentang kurikulum sebagai proses belajar
b. Dapat mengetahui kurikulum PAI tingkat SMP secara luas.
2. Bagi Akademik
a. Dapat meningkatkan kualitas PAI secara baik
b. Bisa menjadi contoh yang baik bagi mahasiswa atau mahasiswi.
3. Bagi SMP
Dapat menemukan model pembelajaran PAI untuk tingkat SMP yang
tepat.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.7 8
Menurut S. Nasution Penelitian Kualitatif disebut juga
Naturalistik, disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan
bercorak kualitatif tak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut
naturalistik karena situasi lapangan peneliti bersifat “Natural” atau
“Wajar” sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi diatur dengan
o
eksperimen atau test. Jenis penelitian kualitatif digunakan untuk
memperoleh informasi atau data tanpa menggunakan angket, disini
peneliti teijun langsung ke lapangan agar tidak terjadi kekeliruan atau
manipulasi mengenai pengembangan kurikulum PAI di SMP Plus Bina
Insani Susukan.
2. Teknik Penggunaan Data
a. Observasi Partisipan
Observasi partisipan atau pengamatan menurut Bogdan
adalah penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan
waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan
subjek dan selama itu peneliti data dengan bentuk catatan lapangan
dikumpulkan secara sistematik dan berlaku tanpa gangguan.9
7 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal. 3.
Menurut MQ. Patton bahwa “Participant Observation is
the Most Comprehensive o f all types o f research strategies” agar
menjadi partisipan dan sekaligus pengamat, peneliti hendaknya turut
serta dalam berbagai peristiwa dan kegiatan.10 11 Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif, yaitu sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-
kata atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati,
b. Dokumentasi dan Wawancara
Dokumentasi yaitu mencari data-data mengenai hal-hal yang
berupa catatan buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya.11
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan
sekolah dengan mengambil dari dokumen yang tersedia di sekolah.
Wawancara menurut Lexy. J. Moleong adalah percakapan
dengan maksud tertentu percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara (Interviewew) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (Interviewee) yang memberi jawaban atas pertanyaan
itu.12
Wawancara dengan penelitian kualitatif biasanya merupakan
jenis wawancara tak berstruktur, tujuannya adalah memperoleh
keterangan yang lebih terperinci dan mendalam mengenai apa yang
ada di dalam pikiran orang lain. Karena itu tidak dapat dilakukan
10 Nasution, op. cit. hal. 60.
11 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 115.
dengan observasi, wawancara tak berstruktur ini daftar pertanyaan
tidak disusun terlebih dahulu, dan mempunyai irama yang bebas dan
fleksibel. Sedang wawancara digunakan untuk memperoleh data
tentang kurikulum PAI melalui:
1) Kepala Sekolah
2) Pengasuh Pondok Pesantren
3) Bidang Kurikulum
4) Guru PAI
c. Metode Tes
Metode tes merupakan suatu perangkat soal. Penulis
mengambil sampel kelas II untuk mengetahui prestasi belajar PAI,
sebagai hasil dari penerapan model pengembangan kurikulum
(perpaduan antara kurikulum lokal dan kurikulum nasional)
3. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah unsur-unsur data
yang tersedia dan berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan,
kemudian ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar foto
dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah langkah
selanjutnya mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat
abstraksi yaitu membuat rangkuman yang inti proses dan pernyataan-
pernyataan yang perlu dijaga.
Langkah selanjutnya menyusun dalam satuan-satuan. Satuan itu
kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya, kategori itu dilakukan
dengan membuat koding tahap akhir dari anarsis data adalah
mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Bab I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, penjelasan
istilah, pokok masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, sistematika penulisan skripsi
Bab II : Kerangka Teori, meliputi kurikulum berisi pengertian
kurikulum, komponen kurikulum, organisasi kurikulum, pengembangan
kurikulum. Pendidikan Agama Islam berisi pengertian PAI, tujuan-tujuan PAI,
materi pokok PAI dan Pondok Pesantren
Bab III : Laporan hasil penelitian, meliputi Gambaran Umum SMP
Islam Plus PPM Bina Insani, faktor penghambat pengembangan kurikulum
PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan dan Hasil Pengembangan
Kurikulum PAI Tahun Pelajaran 2006/2007.
BAB IV : Analisis Data meliputi : Pengembangan Kurikulum PAI di
SMP Islam Plus PPM Bina Insani, manfaat Pengembangan Kurikulum PAI di
SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.
10
13
n
Bab V : Penutup meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
Bagian terakhir daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiran-
LANDASAN TEORI
A. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani kuno,
yaitu dari kata curir, artinya "pelari" dan curere, artinya "tempat berpacu".
Sehingga dari dua kata tersebut, kurikulum dapat diartikan jarak yang
harus ditempuh oleh pelari. Sedangkan secara epistimologi, kurikulum
diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan
oleh peserta didik untuk memperoleh ijazah, atau kurikulum sebagai
program belajar bagi peserta didik yang disusun secara sistematis dan logis
yang diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai
program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan.1
Oleh karenanya dapat pula dikatakan bahwa kurikulum adalah
hasil belajar yang diniati atau intended learning out comes. Kurikulum
sebagai prgram belajar atau sebagai hasil belajar yang diniati, tentunya
harus menjawab persoalan-persoalan sebagai berikut:
a. Kemana program itu akan diarahkan ?
b. Apa yang harus dipelajari dalam program tersebut ?
c. Bagaimana program itu harus dilaksanakan ?
1 Nana Sujana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Bandung, 1991, him. 5-6
d. Bagaimana mengetahui bahwa program tersebut telah mencapai arah
yang telah ditetapkan T
Keempat unsur tersebut pada hakikatnya merupakan struktur
kurikulum sebagai program pendidikan atau program belajar siswa di
bawah tanggung jawab sekolah. Memperhatikan rumusan kurikulum
tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan terhadap kurikulum sebagai
program mencakup
a. Sejumlah mata pelajaran atau organisasi pengetahuan
b. Pengalaman belajar atau kegiatan belajar
c. Program belajar {plan fo r learning) untuk siswa
d. Hasil belajar yang diniati/diharapkan.
Apabila semua unsur di atas harus ada dalam satu rumusan
pengertian, maka kurikulum dapat diartikan : "program dan pengalaman
belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, diformulasikan melalui
pengetahuan dari kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan
kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu
pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anak
didik.3
Adapun pengertian kurikulum pendidikan agama menurut
Zuhairini adalah bahan-bahan pendidikan agama berupa kegiatan,
pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis
diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
2Ibid ?
agama atau dengan kalimat yang lebih sederhana "kurikulum pendidikan
agama adalah semua pengetahuan, aktifitas (kegiatan-kegiatan) dan juga
pengalaman-pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis
diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan agama" .H
Sesuai pengertian tersebut, maka kurikulum pendidikan agama
termasuk salah satu komponen pendidikan agama, yakni berupa "alat"
untuk mencapai tujuan pendidikan agama. Untuk dapat mencapai tujuan
pendidikan, maka dengan sendirinya dibutuhkan adanya kurikulum yang
sesuai, atau dengan kata lain, bahwa dalam menentukan kurikulum
pendidikan agama harus memperhatikan faktor-faktor antara lain :
a. Persesuaiannya dengan tujuan pendidikan agama
b. Persesuaiannya dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan
dan kemampuan anak didik.3
2. Komporlen Kurikulum
Apabila kurikulum kita urai secara struktural, maka akan terdapat
empat komponen utama, yakni tujuan, isi dan struktur monogram, strategi
pelaksanaan dan komponen evaluasi keempat komponen juga disebut
dengan unsur kurikulum,
a. Tujuan Kurikulum
Hakikat tujuan kurikulum adalah tujuan dari setiap program
pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Dalam sistem 4 5
4Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, him. 59
pendidikan nasional, tujuan umum pendidikan dijabarkan dari falsafah
bangsa, yakni Pancasila. Pendidikan berdasarkan Pancasila bertujuan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,
cerdas, terampil serta sehat jasmani maupun rohani.6
Kalau kita lihat tujuan kurikulum di atas, maka tujuan
kurikulum pendidikan agama juga tidak bisa terlepas dari tujuan
umum pendidikan nasional, justru menurut penulis tujuan kurikulum
pendidikan agama merupakan tujuan pokok dari semua tujuan
pendidikan, termasuk tujuan umum di atas, sebab agama merupakan
pokok dari semua sisi pendidikan.
Tujuan kurikulum mencakup tujuan kelembagaan pendidikan
atau tujuan institusional, tujuan mata pelajaran atau tujuan kurikuler
dan tujuan pengajaran atau tujuan instruksional. Tujuan institusional
merupakan tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan,
yang ditempuh.
Tujuan kurikuler bersifat lebih khusus dibandingkan tujuan
institusional. Tujuan kurikuler merupakan rumusan kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mereka menempuh atau
menyelesaikan mata pelajaran yang diterapkan.
Tujuan instruksional bersumber dan dijabarkan dari tujuan
kurikuler serta paling langsung dihadapankan kepada anak didik.
Tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan
yang diharapkan dimiliki anak didik setelah menyelesaikan proses
belajar mengajar. Tujuan instruksional dibagi dua yaitu tujuan
instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK).7
b. Isi dan struktur kurikulum
Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan
pengalaman yang harus dimiliki dan diberikan kepada siswa untuk
dapat mencapai tujuan pendidikan. Ada beberapa alasan yang harus
dilakukan pilihan dalam menentukan isi kurikulum, antara lain :
1) Tugas dan tanggung jawab setelah dalam mencerdaskan anak
didik sangat terbatas baik dari segi waktu maupun sumber-sumber
yang tersedia.
2) Tuntutan dan kebutuhan masyarakat senantiasa berkembang dari
waktu ke waktu.
3) Adanya beberapa jenjang dan tingkat pendidikan sesuai dengan
tujuan dan hakikat perkembangan anak.
4) Pendidikan formal di sekolah merupakan sub sistem dari
pendidikan sepanjang hayat, artinya pendidikan dalam keluarga, di
sekolah maupun di masyarakat tidak terpisahkan satu sama lainnya.8
c. Strategi pelaksanaan kurikulum
Strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana
kurikulum itu dilaksanakan di sekolah. Oleh sebab itu, bagaimanapun
baiknya suatu kurikulum sebagai rencana, tanpa dapat diwujudkan
pelaksanaannya, pasti tidak akan membawa hasil yang baik
sebagaimana yang diharapkan. Ada beberapa unsur dalam strategi
pelaksanaan kurikulum, antara lain :
1) Tingkat dan jenjang pendidikan, dimana tingkat dan jenjang itu
akan dilaksanakan.
2) Proses belajar mengajar di kelas merupakan wujud nyata proses
yang dikehendaki setelah menempuh pengalaman belajar.
3) Bimbingan penyuluhan
4) Administrasi supervisi
5) Sarana kurikuler
6) Evaluasi atau penilaian*
d. Evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum
sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektivitas,
relevansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Kurikulum sebagai program pendidikan untuk anak didik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dapat dinilai dari sudut
sistem. Kurikulum sebagai sistem dapat diidentifikasi; input atau
masukan program, proses pelaksanaan program hasil atau output program
dan dampak dari program. Dari sudut ini maka ruang lingkup atau objek
dari evaluasi kurikulum adalah input, proses, output dan dampak.
Evlauasi kurikulum bertujuan memperbaiki dan
menyempurnakan program pendidikan untuk siswa dan strategi
bagaimana program itu harus dilaksanakan.'u
3. Organisasi kurikulum
Setelah penulis memperhatikan beberapa buku pendidikan yang
memuat tentang kurikulum, ternyata organisasi atau macam kurikulum
masih terdapat pembagian menurut yang dianut, yaitu terdiri dari
seperated subject curriculum, corelated curriculum dan integrated
curriculum.
a. Separated subject curriculum
Kurikulum ini dengan tegas memisahkan antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lain, misalnya mata pelajaran tafsir
tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan ilmu hadits. Satu
dengan lainnya terpisah secara tegas, demikian dalam penyajian
kepada murid. Kurikulum ini banyak dipakai secara luas di seluruh
negara, dari pendidikan tingkat dasar, menengah sampai tingkat tinggi,
lebih-lebih pada perguruan tinggi. Model ini sangat disenangi karena
masing-masing staf pengajar tidak perlu memperhatikan yang lain.
b. Correlated curriculum
Di sini mata pelajaran itu dihubungkan antara satu dengan
lainnya, sehingga tidak berdiri sendiri-sendiri seperti pada separated
subject curriculum, dan ini dibuat sebagai reaksi terhadap kurikulum
model separated subject curriculum yang dianggap masih kurang
sempurna. Untuk menghubungkan mata pelajaran, digunakan jalan
"fusion" atau "broadfields" (yang sejenis). Umumnya terdapat dalam
empat broadfield.
1) Language Arts, meliputi membaca, bercakap-cakap, mengarang,
ejaan, tata bahasa dan menulis.
2) Social studies, meliputi sejarah, sivics, tatanegara dan ilmu bumi.
3) Mathematic science, meliputi berhitung, ilmu pasti, ilmu alam,
ilmu hayat dan kesehatan.
4) Aesthetics, meliputi seni suara, seni tari, dramatics, seni lukis, seni
pahat, dan pendidikan jasmani.
c. Integrated curriculum
Kurikulum yang terpadu, dalam arti menyeluruh dalam
kebulatan, tetapi bukan saja penyajian bahan secara terpadu, bahkan
tujuannya lebih dipentingkan lagi yang dapat membentuk manusia
yang utuh atau sering disebut dengan manusia seutuhnya.
Kurikulum umumnya disusun atas tiga unsur, yaitu : aktivitas
anak, minat dan kebutuhan anak, serta social functions. Berdasarkan
1) Child-centered curriculum yang disusun berdasarkan aktifitas
anak.
2) Life curriculum disusun berdasarkana apa yang langsung
dibutuhkan anak dalam hidupnya dan karenanya menarik
minatnya.
3) Social function curriculum disusun berdasarkan lapangan-
lapangan fungsional dalam masyarakat, seperti memelihara
sumber alam, produksi, transport, rekreasi, ekspresi, perasaan,
keindahan dan keagamaan.1'
Sebagaimana segala sesuatu ada kelebihan dan ada
kekurangan, maka demikian juga dengan kurikulum ini. Separated
subject curriculum mempunyai kelebihan, antara lain :
1) Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis
2) Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah direncanakan dan
dilaksanakan
3) Kurikulum ini mudah dinilai
4) Kurikulum ini lebih memudahkan guru
5) Kurikulum ini mudah diubah
Adapun kelemahan separated subject curriculum antara lain :
1) Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas, yang
tidak berhubungan antara satu dengan lainnya. 11
2) Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah yang
dihadapi anak didik dalam kehidupan sehari-hari.
3) Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas
4) Kurikulum ini tidak sesuai dengan paham demokrasi
5) Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan jaman
Sedangkan kelebihan correlated curriculum antara lain
1) Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada anak didik
2) Minat anak didik bertambah bila mereka melihat hubungan antara
mata pelajaran
3) Pengertian murid bertambah dalam tentang sesuatu, bila didapat
dari penjelasan berbagai mata pelajaran
4) Korelasi antar mata pelajaran lebih mengutamakan pengertian
dan prinsip dari pada pengetahuan dan penguasaan fakta.
Adapun kelemahan correlated cuhiculum antara lain :
1) Kurikulum ini pada hakikatnya kurikulum subject centered dan
tidak menggunakan bahan yang langsung berhubungan dengan
kebutuhan dan minat anak-anak serta dengan masalah yang aktual
yang dihadapi murid dalam kehidupan sehari-hari.
2) Broad fields tidak memberi pengetahuan yang sistematis serta
mendalam mengenai pelbagai mata pelajaran
Keistimewaan/kelebihan integrated curriculum antara lain :
1) Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit berkaitan erat
3) Kurikulum ini memungkinkan hubungan erat antara sekolah
dengan masyarakat
4) Kurikulum ini sesuai dengan paham demokrasi
5) Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat
Sedang kelemahan integrated curriculum antara lain :
1) Guru-guru tidak dididik untuk menjalankan kurikulum ini
2) Kurikulum ini dianggap tidak mempunyai organisasi yang logis,
sistematis
3) Kurikulum ini memberatkan tugas guru
4) Alat-alat sangat kurang untuk menjalankan kurikulum
Itulah berbagai macam kelebihan dan kekurangan tiga macam
kurikulum, yang mana sebenarnya tinjauan-tinjauan di atas masih
dapat saja ditambah lagi dengan jumlah yang lebih banyak.
4. Pengembangan Kurikulum
a. Pengertian pengembangan kurikulum
Istilah pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan
menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan
tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara-cara
tersebut terus dilakukan. Dari sini dapat diartikan bahwa
pengembangan kurikulum adalah perubahan dan peralihan total dari
satu kurikulum ke kurikulum lain agar mengalami penyempurnaan
dalam waktu yang panjang.lj
nIbid, him. 10-12
"Tlendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,
Sejalan dengan pengertian di atas, Winamo Surahman dalam
bukunya Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, memberikan
definisi bahwa pengembangan kurikulum adalah penyusunan
pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan suatu kurikulum.14
Sedang menurut Glenys G. Unruh dan Adolph Unruh dalam
bukunya Curriculum Development Problem, Processes and Progres,
pengembangan kurikulum adalah proses yang komplek terdiri dari
berbagai kegiatan mengasses kebutuhan, mengidentifikasikan harapan
hasil belajar, mempersiapkan proses pembelajaran untuk mencapai
harapan outcome hasil belajar, dan menyelesaikan program
pembelajaran dengan budaya, sosial dan berbagai kebutuhan orang-
orang yang untuk merekalah kurikulum tersebut dipersiapkan.15
Dari kegiatan pengertian yang dikemukakan tokoh-tokoh di
atas dapat kita rumuskan bahwa pengembangan kurikulum adalah
proses kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan
penyempurnaan kurikulum guna mengakses kebutuhan dan mencapai
tujuan atau harapan yang disesuaikan dengan budaya, sosial
masyarakat dan memenuhi kebutuhan orang-orang yang ada di dalam
masyarakat.
14Burhan Nurgiantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, BPFE, Yogyakarta, 1988, him. 11
b. Prinsip dasar pengembangan kurikulum
Dalam usaha mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip
dasar yang harus diperhatikan agar kurikulum yang dihasilkan betul-
betul sesuai dengan apa yang diharapkan semua orang atau semua
pihak, yaitu sekolah itu sendiri, murid dan orang tua, masyarakat dan
pemerintah. Prinsip dasar itu antara lain :
1) Prinsip relevansi
Masalah relevansi pendidikan dengan kehidupan dapat
ditinjau sekurang-kurangnya dari tiga segi : pertama, relevansi
pendidikan dengan pengembangan kehidupan sekarang, dan akan
datang. Kedua, relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan
murid, ketiga, relevansi pendidikan dengan tuntutan dalam dunia
pekerjaan.16
Selain dari ketiga pokok tersebut menurut penulis, ada
prinsip relevansi yang paling utama sebagai dasar pengembangan
kurikulum, yaitu prinsip relevansi pendidikan dengan nilai-nilai
agama dan pendidikan yang dibutuhkan dalam kehidupan atau
urusan agama. Sebab agama merupakan dasar atau pokok dari
pendidikan itu sendiri dan agmaa akan menjadi tegak dna kokoh
dengan adanya pendidikan. Pendidikan identik dengan agama,
sebab pendidikan adalah "ruh" agama.17
l6Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, op. cit., him. 49-50
9-2) Prinsip efektifitas
Efektifitas dlaam suatu kegiatan berkenaan dengan
sejauhmana apa yang direncanakan atau dapat diinginkan dapat
terlaksana atau dapat tercapai. Di dalam bidang pendidikan,
efektifitas ini dapat kita tinjau dari dua segi efektifitas mengajar
guru dan efektifitas belajar murid.
Efektifitas mengajar guru mencakup sejauhmana jenis-jenis
kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan
dengan baik. Sedang efektifitas belajar murid menyangkut
sejauhmana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dapat
1 R dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh.
3) Prinsip efisiensi
Implikasi prinsip ini mengusahakan agar kegiatan kurikuler
mendayagunakan waktu, tempat, biaya dan sumber-sumber lain
secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu
mewadahi dan memenuhi harapan.8 19 20
4) Prinsip kesinambungan (kontinuitas)
Implikasi prinsip ini mengusahakan agar antara berbagai
tingkat dari jenis program pendidikan saling berhubungan. Dalam
tatanan kurikulum yang dikaitkan atau saling menjalin antara
berbagai tingkat sekolah dan antara berbagai tingkat bidang studi.
l8Hendyat Soetopo dan Wosty Sumanto, op. cit., him. 50-51
'TJafni Ladjid (Tuti Sarmaini Purba, ed), Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum Teaching, Jakarta, 2005, him. 10-11
5) Prinsip fleksibilitas
Artinya lentur atau tidak kaku dalam memberikan
kebebasan bertindak. Dalam kurikulum dimaksudkan sebagai
kebebasan memilih program-program pendidikan dengan murid
dan kebebasan dalam mengembangkan program pendidikan bagi
para murid. Prinsip ini mengusahakan agar setiap kegiatan
kurikulum bersifat lentur dan mampu disesuaikan dengan kondisi
setempat serta waktu yang selalu berkembang tanpa merombak
tujuan pendidikan yang harus dicapainya.21
c. Model atau Jenis Pengembangan Kurikulum
Dilihat secara keseluruhan jenis-jenis pengembangan
kurikulum dapat digolongkan ke dalam dua jenis utama.
1) Pola tradisional (traditional pattern)
Pola ini mengarah pada tugas-tugas pengembangan dibagi-
bagi antara pemerintah, guru, badan penelitian dan universitas.
Bahan pengajaran diterbitkan oleh para penulis buku yang
berkompeten dan penerbit-penerbit komersial. Peranan kunci
dalam tipe ini dibebankan kepada para inspektur, penasehat dan
konsultan yang mendorong dan menyebarkan inovasi.
2) Pola heuristik
Perbedaannya dengan pola tradisional adalah adanya proses
yang lebih lentur dan terorganisir dan khususnya inovasi terencana
dilaksanakan melalui "pilot studies", "field-testing" dan evaluasi
proses umpan balik tidak lagi datang dari inpeksi nasional atau
penasehat seperti pada pola tradisional,
d. Tahap-tahap pengembangan kurikulum
Setelah penulis membaca berbagai buku, maka dapat
disimpulkan bahwa ada tiga tahap pengembangan kurikulum, antara
lain :
1) Tahap pengembangan program tingkat lembaga
Kegiatan dalam pengembangan kurikulum tingkat lembaga
ini harus diketahui, yaitu :
a) Perumusan tinjauan institusional
b) Penetapan isi dan struktur program
c) Penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum
2) Tahap pengembangan setiap bidang studi
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
mengembangkan setiap program studi ini, meliputi
a) Merumuskan tujuan kurikuler
b) Merumuskan tingkat pengajaran
c) Menetapkan pokok bahasan atau sub pokok bahasan
d) Menyusun garis-garis besar program pengajaran
e) Menyusun pedoman khusus22 23
3) Pengembangan program pengajaran di kelas
Pengembangan program pengajaran di kelas sangat erat
kaitannya dengan strategi belajar mengajar di kelas yang
ditetapkan oleh masing-masing guru, namun harus tetap berpijak
pada Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Oleh karena
itu GBPP bidang studi yang ada harus dikaji dan diolah oleh guru
sehingga menjadi satuan-satuan bahan pelajaran yang akan
disajikan kepada murid.
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik, untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan antar umat
beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.24
Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pegangan hidup.25
24Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Remaja Rosdakarya, Bandung, cet. 12,2005, him. 130
Sedang menurut Abdullah Rahman Saleh sebagaimana dikutip Nur
Azizah, pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikan dapat
memahami dan mengenal ajaran Islam serta menjadikan pegangan hidup
(way o f life).26
Dalam pengertian tersebut perlu dikemukakan beberapa hal yang
harus kita perhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, antara
lain :
a. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yaitu suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara
terencana dan sadar terhadap tujuan yang akan dicapai.
b. Peserta didik yang akan disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam artian
ada yang dibimbing, diajar dan dilatih sebagai upaya meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran Islam.
c. Pendidik, khususnya pendidik pendidikan agama Islam yang
melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan secara sadar
terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
d. Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan guna
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
agama Islam dari peserta didik yang disampaikan untuk membentuk
kesalehan, kualitas pribadi dan membentuk kesalehan sosial.
26Nur Azizah, Studi Korelasi Antara Afektifitas Bimbingan Keagamaan terhadap Tingkat Keberhasilan Siswa pada Mata Pelajaran PAI pada Siswa Kelas II SMK Diponegoro Salatiga,
2. Materi Pokok Pendidikan Agama Islam
Sebagaimana kita ketahui bahwa inti ajaran Islam meliputi masalah
keimanan (aqidah), keislaman (syari'ah) dan ihsan (akhlaq).
a. Aqidah adalah bersifat i'tiqad batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa
sebagai Tuhan yang menciptakan segala sesuatu, mengatur dan
meniadakan alam ini.
Firman Allah Al Qur'an surat Al An'am ayat 1
Artinya : Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan
Tuhan mereka27
b. Syari'ah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka menaati
semua peraturan dan hukum Tuhan, dan mengatur pergaulan dan
kehidupan manusia.
c. Akhlaq adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap, penyempurna
bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara
pergaulan hidup manusia.27 28
Tiga inti ajaran pokok ini kemudian dijabarkan dalam bentuk
rukun iman, rukun Islam dan akhlaq. Dan dari ketiganya lahirlah beberapa
keilmuan agama, yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqh, dan ilmu akhlaq. Ketiga
ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum
Islam yaitu Al Qur'an dan al hadits, serta ditambah lagi dengan sejarah
Islam (tarikh) sehingga secara berurutan :
a. Ilmu tauhid (keimanan)
b. Ilmu fiqh
c. Al Qur'an
d. Al hadits (sunnah Rasul)
e. Akhlaq
f. Tarikh (sejarah) Islam
Materi pokok pendidikan akhlak di atas sebenarnya telah
dicontohkan oleh Luqman al Hakim ketika mendidik puteranya
sebagaimana digambarkan dalam Al Qur'an surat Luqman ayat 13, 14, 17,
18, dan 19.
i
ijjist 5)
jii
l \ jArtinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapa/cnya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu29
Selain ayat di atas, Nabi saw juga menjelaskan lewat hadits sebagai
berikut:
Artinya : Abu Hurairah r a. berkata : datanglah seorang kepada Nabi saw dan bertanya : siapakah yang berhak aku layani dengan sebaik-baiknya? Jawab Nabi : ibumu, kemudian siapa ? jawab N a b i: ibumu, kemudian siapa ? jawab N a b i: ibumu, lalu siapa lagi ?
Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.31 30
30H. Salim Bahreisj, Tarjamah Riadhus Shalihin, cet. vi, PT. Al Ma'arif, Bandung, 1981, him. 297
3'Depag RI, op. cit., him. 655
Ayat di atas dapat diambil pengertian bahwa shalat itu merupakan
kewajiban manusia, dan barang siapa mengeijakannya akan dijauhkan dari
perbuatan mungkar. Shalat merupakan amal yang lebih utama,
dibandingkan dengan amalan yang lain. Sebagaimana sabda Nabi
pSlA*!
\jJjM
^
JL
pArtinya : Dari Ibnu Mas'ud ra., katanya : Rasulullah saw telah bersabda : Amal yang lebih utama ialah sembahyang pada permulaan waktunya. (HR. At Turmudzi dan Al Hakim dan keduanya menyatakan shahih, asalnya dari Shahih Al Bukhari dan Muslim)32
Ruang lingkup pembahasan, luas mendalamnya pembahasan
tergantung kepada jenis lembaga yang bersangkutan, tingkatan kelas,
tujuan dan tingkat kemampuan anak didik sebagai konsumennya untuk
sekolah-sekolah agama, baik yang langsung berada di bawah naungan
Departemen Agama, maupun pondok pesantren, tentunya pembahasannya
lebih luas, mendalam dan terperinci daripada sekolah-sekolah umum,
demikian pula untuk tingkat rendah dan tingkat atau kelas yang lebih
tinggi.
Adapun sistematika pengajaran dan teknis penyajiannya terserah
kepada kebijaksanaan masing-masing pendidik dengan memperhatikan
bahan atau materi dan waktu yang tersedia sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan. Cara penayjiannya tidak selalu harus terpisah-pisah,
tetapi dapat juga secara korelasi atau apabila mungkin diberikan secara
integrated curriculum kepada mata pelajaran lain, atau dengan metode
proyek (unit).
Hal lain yang perlu mendapat perhatian ialah bahwa sesuai dengan
kesesuaiannya, maka bahan atau materi kurikulum pendidikan agama
sebagian besar adalah bersifat abstrac philosofis yagn sulit diadakan
pendekatan secara scientific. Oleh karena itu diharapkan kemampuan dan
keterampilan pendidik berusaha untuk sedapat mungkin mengkonkritisasi
bahan-bahan tersebut.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah atau madrasah
berfungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga.
b. Penanaman, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat.
Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".33
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial dan dapat
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya.
f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem
dan fungsi sosialnya.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki berat
khusus dibidang agama Islam agar dapat berkembang secara
optimal.34
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
j3Depag RI, op. cit., him. 49
berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara
serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi/5
Kalau kita mengacu pada sejarah misi Islam awal, sebenarnya
tujuan utama Allah menyebarkan Islam melalui Rasul-Nya, Muhammad
saw, adalah menyempurnakan akhlaq manusia.
, C * - " O , « a 49 ,
\ s \
Artinya : Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlaq yang luhur36
Misi ini adalah misi yang paling menonjol, karena awal dari baik
atau tidaknya kadar iman seseorang itu terletak pada perangai atau
akhlaknya. Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna
maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam
dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial.
Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup
(hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu
membuahkan kebaikan di akhirat kelak.
C. Pondok Pesantren
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran
Islam tertua di Indonesia, dimana didalamnya terjadi interaksi antara kyai dan
santri. Kyai sebagai ustadz (guru) dan santri sebagai anak didik. Itneraksi
mereka mengambil tempat di masjid atau di tempat yang telah ditetapkan 35 36
35Ibid., him. 135-136
untuk mengkaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa
lalu. Buku-buku ini dikenal dengan sebutan "Kitab Kuning", karena di masa
lalu kitab-kitab itu pada umumnya ditulis atau dicetak di atas kertas berwarna
kuning. Komplek pesantren ini biasanya di kelilingi tembok untuk dapat
mengawasi keluar masuknya para santri sesuai peraturan yang berlaku.
Pada kebanyakan pesantren, dahulu seluruh komplek merupakan milik
kyai, tetapi sekarang, kebanyakan pesantren tidak semata-mata dianggap milik
kyai saja, melainkan milik masyarakat. Hal ini disebabkan karena para kyai
sekarang memperoleh sumber-sumber keuangan, untuk mengongkosi
pembiayaan dan perkembangan pesantren dari masyarakat. Banyak pula
komplek pesantren yang kini sudah berstatus wakaf. Walaupun demikian, para
kyai masih tetap memiliki kekuasaan mutlak atas pengurusan komplek
O'?
pesantren tersebut.
Dalam sejarah perkembangannya, fungsi pondok pesantren adalah
mencetak ulama dan ahli agama. Hingga dewasa ini fungsi pondok pesantren
itu tetap terpelihara dan dipertahankan. Namun seiring perkembangan jaman,
selain kegiatan pendidikan dan pengajaran agama, beberapa pondok pesantren
telah melakukan pembaharuan dengan mengembangkan komponen-komponen
pendidikan lainnya, seprti ditambahnya sistem pendidikan sekolah, adanya
pendidikan kesenian, pendidikan bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris),
pendidikan jasmani serta pendidikan keterampilan.37 38
Kyai, santri, masjid, pondok (asrama) dan pengajaran kitab kuning
merupakan lima elemen dasar dari tradisi pesantren. Ini berarti suatu lembaga
pengajian yang telah berkembang, hingga memiliki kelima elemen tersebut
akan berubah statusnya menjadi pesantren. Di seluruh Jawa, biasanya
membedakan kelas-kelas pesantren dalam tiga kelompok, yaitu pesantren
kecil yang santrinya kurang dari 1000 (seribu) santri, pesantren menengah
1000 (seribu) hingga 2000 (dua ribu) santri dan pesantren besar lebih dari
2000 (dua ribu) santri.
Walaupun demikian, secara historis pesantren memiliki karakter
utama, yaitu antara lain :
1. Pesantren didirikan sebagai bagian dan atas dukungan masyarakat
setempat
2. Pesantren dalam penyelenggaraan pendidikannya menerapkan kesetaraan
santrinya, tidak membedakan status dan tingkat kekayaan orang tuanya.
3. Pesantren mengemban misi menghilangkan kebodohan, khususnya
tafaqquh fii at diin dan menyiarkan agama Islam.
Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
pesantren salaf atau tradisional dan pesantren khalaf atau ashri atau modem.
Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya
semata-mata berdasarkan pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa
pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran tradisional serta belum
dikombinasikan dengan pola pendidikan modem. Sedangkan pesantren khalaf
juga memasukkan unsur-unsur modem ke dalamnya yang ditandai dengan
sistem klasikal atau sekolah dan adanya materi-materi umum dalam muatan
kurikulumnya. Pada pesantren ini sistem sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum
digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.
Berbicara pesantren sebagai institusi pendidikan, di dalamnya
diajarkan berbagai disiplin ilmu agama, ntara lain Al Qur'an, tafsir Al Qur'an,
ilmu tafsir, hadits beserta ilmu hadits (musthalahul hadits) fiqh, ushul fiqh,
tuahid (ilmu kalam) tarikh (sejarah Islam) akhlaq dan tasawuf, nahwu, sharaf,
ilmu ma'ani, ilmu bayan, bayan, ilmu mantiq, balaghoh dan lain-lain kepada
para santrinya.
Apapun bentuk dan tipenya, sebuah institusi dapat disebut sebagai
pondok pesantren apabila memiliki sekurang-kurangnya tiga unsur pokok,
yaitu:
1. Adanya kyai yang memberikan pengajian
2. Para santri yang belajar dan tinggal di pondok (asrama)
3. Adanya masjid sebagai tempat ibadah dan tempat mengaji^9
Pola pendidikan pesantren, baik yang berpola tradisional maupun yang
modem, secara lahiriah merupakan kegiatan pengajian kitab-kitab kuning.
Namun secara batiniah terkandung muatan nilai-nilai pendidikan yang begitu
penting bagi pembentukan karakter santri di kemudian hari. Hubungan kyai-
santri juga pada akhirnya membentuk hirarki jalinan kekerabatan murid-guru
tidak hanya ketika mereka berada di pondok pesantren, tetapi juga kelak
setelah keluar dari pondok pesantren. Hal ini pada gilirannya membentuk
hubungan silaturrahim atau komunikasi yang terus menerus walau santri telah
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan 1. Sejarah Berdirinya SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan
SMP Islam Bina Insani Susukan berdiri tahun 2002 di atas tanah
seluas ± 7025 m . SMP ini beralamatkan Bar an, Ketapang, Kecamatan
Susukan, Kabupaten Semarang dengan No. Statistik 30.4032203036 yang
belum diakreditasi karena status tanah milik sendiri dengan surat izin
bangunan No. 425.1/764.
SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan merupakan salah satu
lembaga pendidikan Islam yang berdiri sejak tahun 2002 bertepatan dengan
tanggal 1 April 2002, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Haji
Ahmad Tamin. Adapun tokoh-tokoh yang mula memprakarsai berdirinya
SMP PPM Islam Plus Bina Insani Susukan adalah :
a. Drs. Zuhroni
b. Moh. Soleh Mubin
c. Drs. Mustofa
d. Munzaini, S.Ag
e. Drs. Muntaha Azhari
f. Muhsoni
g. Muhsinin
h. Basyari
Tujuan didirikan lembaga pendidikan Islam ini adalah
a. Membantu mewujudkan cita-cita luhur bahasa Indonesia yang tertuang
dalam pembukaan UUD 1945, yaitu ikut serta mencerdaskan kehidupan
bangsa.
b. Memberikan kesempatan kepada masyarakat pedesaan (ekonomi lemah)
untuk mengenyam pendidikan.
2. Letak Geografis
Sekolah SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan merupakan
lembaga pendidikan swasta yang berada di wilayah Kecamatan Susukan,
Dukuh Baran, Desa Ketapang. SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan
dikelilingi oleh dusun-dusun:
Sebelah Barat : Dusun Kwangsan
Sebelah Timur : Dusun Karang Asem
Sebelah Utara : Dusun Ketapang
Sebelah Selatan : Dusun Sari Mulya
Lokasi sekolah ini cukup strategis dan cocok sebagai tempat belajar,
3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan Guru
Tenaga pengajar di SMP Islam Plus Bina Insani Susukan
Kabupaten Semarang ada 34 orang yang terdiri dari 30 guru dan 4
karyawan. Untuk lebih jelas mengenai daftar guru dapat dilihat pada tabel
berikut in i:
TABEL I
DAFTAR GURU SMP ISLAM PLUS BINA INSANI SUSUKAN
No Nama Jenjang Pendidikan Jabatan
1 M. Munzaini, S.Ag SI GTY
2 Siti Suratni, S.Pd SI GTT
3 Drs. Mustofa DI GTT
4 M. Islam SI GTT
5 Sumamo, S.Ag SI GTT
6 Sutanto, S.Pd SI GTT
7 Muhsoni SMA GTY
8 Munawari SMA GTT
9 Sudardi, S.Pd. M.Ag SI GTT
10 Murtafiah SMA GTT
11 Musyafak SMA GTT
12 Miratul Munawaroh SMA GTT
13 Sujadi SMA GTT
14 Anik Masturiyah, S.Pd SI GTT
15 M. Adam Widiyanto, S.Si SI GTY
16 Sarifudin, S.Pd.I SI GTT
No Nama Jenjang Pendidikan Jabatan
18 Samsul Ma'arif, S.Pd SI GTT
19 M. nurudin, S.Pd.I SI GTT
20 Muntafiatun, S.Ag SI GTT
21 Sutrisna, S.Pd SI GTT
22 Kastijah, S.Pd SI GTY
23 Sulastri, S.Pd SI GTT
24 Sri Lestari SI GTT
25 Faizin SI GTT
26 Jeni Sofyan SMA GTT
27 Said Mubaroq SMA GTT
28 Abdul Qodir SMA GTT
29 Atik Widyawati, S.Pd SI GTT
30 Siti Taqwimah, S.E SI GTT
b. Keadaan Karyawan
Jumlah karyawan di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan
ada empat orang, dalam hal ini tugas dikerjakan dengan penuh tanggung
jawab, lihat tabel beriku tin i:
TABEL II
DAFTAR KARYAWAN SMP ISLAM PLUS PPM BINA INSANI SUSUKAN
No Nama Jenjang Pendidikan Jabatan
1 Afis Sunan i DI PTT
2 M. Mujib SMA PTT
3 Maksumah, S.Pd.I SI PTT
c. Keadaan Siswa
Jumlah siswa di SMP Islam Plus Bina Insani Susukan ada 194
terdiri dari laki-laki 101 orang yang perempuan 93 orang.
TABEL III
DAFTAR SISWA SMP ISLAM PLUS BINA INSANI SUSUKAN
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Jumlah
Laki-laki Perempuan Kelas Siswa
1 I 46 44 3 90
2 II 31 24 1 55
3 III 24 25 1 49
Total 194
4. Struktur Organisasi
Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan pendidikan
diperlukan organisasi yang baik, untuk mencapai tujuan dalam segala urusan,
maka diperlukan kerjasama dalam organisasi, adapun organisasi SMP Islam
TABEL IV
STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM PLUS BINA INSANI SUSUKAN
TAHUN PELAJARAN 2006/2007
Keterangan:
Kep Sekolah : M. Munzaini, S.Ag
TU : Afis Sunani
Wakil Kep : Suratmi, S.Pd
Bendahara : M. Mujib
BP : Kyai Muchsoni
Sarana Pra : Masdudin
Humas : Nur Iman
Kurikulum : Maskunah, S.Pd
Kesiswaan : Said Mubarok
Kepramukaan : OSIS SMA
5. Sarana dan Prasarana
Kegiatan proses belajar mengajar pada SMP Islam Plus PPM Bina
Insani Susukan didukung oleh fasilitas yang relatif memadai. Adapun sarana
fisik sebagai penunjang proses belajar mengajar yang dimiliki SMP Islam
Plus PPM Bina Insani Susukan dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL V
DAFTAR SARANA DAN PRASARANA
SMP ISLAM PLUS PPM BINA INSANI SUSUKAN
No Sarana Fisik Jumlah
1 Ruang kelas 5
2 Ruang perpustakaan 1
3 Ruang ketrampilan 1
4 Ruang BP 1
5 Ruang kepala sekolah 1
6 Ruang guru 1
7 Ruang TU 1
8 Ruang OSIS 1
No Sarana Fisik Jumlah
10 Laboratorium IPA 1
11 Laboratorium Bahasa 1
12 Laboratorium Komputer 1
13 Koperasi 1
14 Gudang 1
15 Kamar mandi AVC Guru 1
16 Kamar mandi/W C Murid 5
17 Asrama murid 2
18 Mesin komputer 2
19 Mesin ketik 1
20 Mesin hitung 1
21 Mesin stensil 1
22 Almari 3
23 Rak buku 5
24 Meja guru/TU 5
25 Kursi guru/TU 5
26 Meja siswa 97
27 Kursi siswa 194
B. Hasil Penelitian Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani
SMP Islam Plus PPM Bina Insani merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang ikut serta membantu bangsa Indonesia dalam mencerdaskan