• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP ISLAM PLUS PONDOK PESANTREN MODERN (PPM) BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN, SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP ISLAM PLUS PONDOK PESANTREN MODERN (PPM) BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN, SEMARANG"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

DI SMP ISLAM PLUS PONDOK PESANTREN MODERN (PPM) BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN, SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh :

NANIK RATNAWATI

NIM. 111 02 018

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : w w w .siainsakitiua.ji u; E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

D E K L A R A S I

Bismillah irrali man irrah i m

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

. Salatiga, Maret 2007

Peneliti

N an i k R atnaw ati

NIM. 111 02 018

(3)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

f

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : Nanik Ratnawati dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11102018 yang berjudul PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP ISLAM PLUS PONDOK PESANTREN MODERN (PPM) BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN, SEMARANG telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa, 13

Maret 2007 yang bertepatan dengan tanggal 23 Shafar 1428 H. Dan telah diterima

sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S.Pd.I).

Salatiga, 13 Maret 2007 M 23 Shafar 1428 H

Panitia Ujian

Ahmad Sultoni. M.Pd NIP. 150 284 602

Penguji II

NIP: 150 299 493

Pembimbing

NIP. 150 223 794

(4)

NOTA PEMBIMBING Salatiga, Maret 2007 Lamp. : 3 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

Sdr. Nanik Ratnawati Ketua STAIN Salatiga

di

-SALATIGA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan

seperlunya, maka skripsi Saudari:

Nama : NANIK RATNAWATI

NIM. : 111 02 018

Jurusan : Tarbiyah

Progdi : PAI

Judul : PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP ISLAM PLUS PPM

BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN,

SEMARANG

Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan

sebagaimana mestinya.

Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Drs. Sumarno Widiadipa NIP. 150 223 794

iii

(5)

Teruntuk Ibu (Sri Kuliati) Tercinta yang telah mendidikku dari kecil hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, tak lupa Aim Bapakku (Mudatsir) semoga Allah SWT membalas jasa-jasa kebaikanmu dengan

kebahagiaan dunia akhirat.

Suamiku Tercinta dan Buah Hatiku (Arif Hanafi) yang telah Memberikan Support dan Semangat ke Aku. Bapak Ibu mertua, tak lupa Kakakku, Adekku, dan keluarga besarku. Oya sampe lupa “yousep yang crewet, Moena & mbak Warti & Handaitaulan dan teman seperjuangan yang secara langsung atau tidak langsung memberikan semangat demi kelancaran dan terselesaikannya skripsi ini.

Terima Kasih:

1. Kepada Bpk Drs Munzaini sebagai ketua

Yayasan SMP Bina Insani

2. Buat Pak Faizin, SH.I yang senantiasa

memberikan pengetahuan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Tak lupa buat Sahabat Comp (Youlie) makasih banget atas bantuannya “aku selalu merepotkan, tapi habis ini udah galagi kok, paling sithiq... ”

(6)

/ /

0

Si\<Li j '

^

J} J

Jangan kamu menunda sampai besok

(7)

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq

dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada panutan umat Islam

Nabi Muhammad saw, sanak kerabat dan para sahabat yang telah menunjukkan

jalan yang benar dengan perantara agama Islam.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban sebagai

syarat memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah.

Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari

berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Fatchurrahman, M.Pd selaku Ketua Program Studi PAI

3. Drs. Sumamo Widjadipa selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar dan

ikhlas telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Ibu dosen dan civitas akademik STAIN Salatiga.

5. Kepala sekolah SMP Islam Plus PPM Bina Insani dan guru karyawan yang

telah membantu dalam pelaksanaan skripsi ini.

(8)

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal baik dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan

dalam penulisan skripsi ini, mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

amin.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua

pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

pada umumnya.

Salatiga, Maret 2007

Penulis

Nanik Ratnawati

(9)

HALAMAN JUDUL... >

DEKLARASI ... ”

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Penjelasan Istilah... 4

C. Pokok Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Metode Penelitian... 6

G. Sistematika Penulisan Skripsi... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Kurikulum ... 12

1. Pengertian Kurikulum ... 12

2. Komponen Kurikulum... 14

(10)

4. Pengembangan Kurikulum ... 22

B. Pendidikan Agama Islam ... 28

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 28

2. Materi Pokok Pendidikan Agama Islam ... 30

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 34

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 36

C. Pondok Pesantren ... 37

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Islam Plus Bina Insani Susukan... 41

B. Hasil Penelitian Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani... 48

C. Faktor Penghambat Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan... 53

BAB IV ANALISA DATA A. Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan... 59

B. Manfaat Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan... 64

(11)

TABEL I DAFTAR GURU SMP ISLAM PLUS BINA INSANI

SUSUKAN... 43

TABEL II DAFTAR KARYAWAN SMP ISLAM PLUS BINA

INSANI SUSUKAN... 44

TABEL III DAFTAR SISWA SMP ISLAM PLUS BINA INSANI

SUSUKAN... 45

TABEL IV STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM PLUS BINA

INSANI SUSUKAN TAHUN PELAJARAN 2006/2007... 46

TABEL V DAFTAR SARANA DAN PRASARANA SMP ISLAM

PLUS BINA INSANI SUSUKAN... 47

TABEL VIII STRUKTUR KURIKULUM PPM BINA INSANI KELAS

VII, VIII DAN IX... 51

TABEL IX FAKTOR PENGHAMBAT PENGEMBANGAN

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP

ISLAM PLUS PPM BINA INSANI... 54

TABEL X HASIL NILAI MURNI SEMESTER 1 ... 62

TABEL XI HASIL NILAI MURNI SEMESTER 1 SMP ISLAM BINA

INSANI SUSUKAN TAHUN PELAJARAN 2006/2007... 67

(12)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya tujuan pendidikan yang paling pokok berhubungan

dengan sistem nilai atau pandangan hidup suatu bangsa. Akan tetapi hal itu

tidak berarti kurikulumpun harus tidak berubah, perubahan kurikulum selalu

dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Dengan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat ini pada

semula aspek dan perkembangan paradigma baru kehidupan bangsa dan

bermasyarakat telah dikembangkan kurikulum PAI di Sekolah Menengah

Pertama (SMP) secara nasional yang menitikberatkan pencapaian target

kompetensi, penguasaan materi serta memberi kebebasan yang lebih luas

kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan atau

melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Kurikulum adalah aktifitas dan kegiatan belajar yang direncakan atau

diprogramkan bagi peserta didik di bawah bimbingan sekolah baik di dalam

maupun di luar.1 Kurikulum ini disempurnakan untuk meningkatkan mutu

pendidikan serta kesejahteraan bangsa yang bersumber pada Sumber Daya

Alam (SDA) dan modal. Tidak hanya itu kurikulum juga bersumber pada

intelektual sosial dan kepercayaan mutu lulusan maka bangsa yang berhasil

adalah bangsa yang berpendidikan dengan standar mutu yang tinggi. 1

1 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta, PT. Raja Gravindo Persada, hal 2

1

(13)

Pendidikan agama juga sangat mempengaruhi standar mutu lulusan,

dari sini kebutuhan keberagamaan siswa dapat mencapai standar sebagai

tujuan dalam mengembangkan kurikulum PAI sesuai dengan kebutuhan

sekolah. Hal ini untuk, menjamin pertambahan keimanan dan ketaqwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa agar mampu bekeija dan bersikap yang

lumrah sekaligus pengembangan kepribadian yang kuat dan berakhlaq mulia.

Dengan demikian PAI yang kaitannya dengan upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlaq mulia dalam

mengamalkan ajaran agama Islam dan sumber utamanya kitab Suci Al

Qur’an dan Hadist melalui kegiatan bimbingan pengajaran latihan serta

'y

penggunaan pengalaman. Menuntut adanya perkembangan sebuah

kurikulum pendidikan agama Islam yang bersifat multidimensi. Dimana

dengan sistem multidimensi tersebut diharapkan mampu mencapai standar

nilai kelulusan pendidikan agama Islam sesuai dengan yang ditetapkan yang

mana mampu mencapai aspek kognitif, afektif ataupun psikomotorik.

Sementara untuk tujuan PAI di sekolah untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengalaman, serta pengalaman peserta didik tentang agama

Islam. Sehingga hubungan manusia muslim yang berterus berkembang

dalam hal keimanan, ketaqwaan terhadap Allah serta berakhlaq mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa serta untuk 2

(14)

dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi/ Mengingat

begitu mulianya tujuan pendidikan agama Islam di sekolah, maka hendaknya

sekolah benar-benar mampu menfasilitatori siswa dalam rangka untuk

mencapai tujuan PAI tersebut. Dan hal ini dituntut adanya guru yang

profesional dalam bidangnya (khusus bidang PAI).

Maka sehubungan hal di atas penulis melihat, memperhatikan sebuah

keunikan pada lembaga pendidikan Islam tepatnya berada di kawasan Dusun

Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang yaitu SMP

Islam Plus PPM ( Pondok Pesantren Modem ) “Bina Insani” yang berada di

bawah naungan yayasan pendidikan Islam Haji Ahmad Tamin Sa’id. Dalam

lembaga pendidikan tersebut dalam rangka untuk mencapai standar nilai

kelulusan yang sudah ditetapkan lembaga ini menerapkan dua model

pengembangan kurikulum yaitu kurikulum Pondok Pesantren (Kurikulum

lokal) dan kurikulum nasional yang sudah ditetapkan oleh Lembaga

Departemen Pendidikan Nasional. Kedua kurikulum itu saling

berkesinambungan untuk mencapai hasil yang memuaskan. Dan dimana

SMP Plus ini telah berhasil memadukan dua kurikulum tersebut secara

selaras dan seimbang tanpa mengesampingkan salah satunya.

Penerapan kurikulum pondok pesantren di SMP Plus ini bertujuan

guna memenuhi target ketuntasan pada ranah kognitif, afektif maupun

psikomotorik materi pendidikan agama Islam yang alokasi waktunya sangat

singkat yaitu hanya 2 jam pelajaran per minggu untuk satu kelas. Dalam

pelaksanaan pengembangannya, materinya disesuaikan dengan materi yang

(15)

dimuat dalam pelajaran PAI, yaitu aspek tauhid, Al Qur'an, al hadits, akhlak,

fiqh dan tarikh Islam dengan mengambil dari kitab-kitab berbahasa Arab,

atau yang lebih dikenal dengan nama kitab kuning, sebagai sumbernya,

seperti kitab Bulughul Maram yang merupakan kitab hadits, Taisirul Khalaq

(kitab akhlaq), Fiqh Wadhigh (kitab fiqh) dan lain-lain. Kemudian untuk

mempermudah agar para siswa dapat memahami kitab-kitab di atas,

maka para siswa diwajibkan mengikuti pelajaran nahwu dan sharaf.

Dari sinilah nilai plus yang disandang oleh SMP Islam plus PPM Bina

Insani.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa perlu untuk

melakukan penelitian guna mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan

atau melaksanakan dua model kurikulum yang berbeda tersebut. Melalui

penelitian ini peneliti mengambil judul “Pengembangan Kurikulum

Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Baran,

Ketapang, Susukan, Semarang”.

B. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul maka disini

*

perlu dijelaskan istilah:

1. Pengembangan

Adalah proses, cara perbuatan mengembangkan.4

(16)

2. Kurikulum

Adalah aktifitas kegiatan yang direncanakan diprogramkam bagi peserta

didik di bawah bimbingan sekolah baik di dalam maupun di luar sekolah.5

3. PAI

Adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan

berakhlaq mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dan sumber

utamanya Kitab Suci Al Qur’an dan Hadist melalui kegiatan bimbingan

pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.6

C. Pokok Masalah

Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana model pengembangan kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM

Bina Insani Susukan?,

2. Bagaimana strategi pelaksanaan pengembangan kurikulum PAI di SMP

Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.?

3. Adakah manfaat yang signifikan dari pengembangan kurikulum PAI di

SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana model pengembangan kurikulum PAI di

SMP Plus Bina Insani Susukan.

(17)

2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan pengembangan

kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.

3. Untuk mengetahui sejauh mana manfaat dari penerapan pengembangan

kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi pengaruh atau manfaat terhadap

peneliti dan yang hendak diteliti:

1. Bagi Mahasiswa atau Peneliti

a. Memberikan pengetahuan tentang kurikulum sebagai proses belajar

b. Dapat mengetahui kurikulum PAI tingkat SMP secara luas.

2. Bagi Akademik

a. Dapat meningkatkan kualitas PAI secara baik

b. Bisa menjadi contoh yang baik bagi mahasiswa atau mahasiswi.

3. Bagi SMP

Dapat menemukan model pembelajaran PAI untuk tingkat SMP yang

tepat.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian

(18)

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.7 8

Menurut S. Nasution Penelitian Kualitatif disebut juga

Naturalistik, disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan

bercorak kualitatif tak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut

naturalistik karena situasi lapangan peneliti bersifat “Natural” atau

“Wajar” sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi diatur dengan

o

eksperimen atau test. Jenis penelitian kualitatif digunakan untuk

memperoleh informasi atau data tanpa menggunakan angket, disini

peneliti teijun langsung ke lapangan agar tidak terjadi kekeliruan atau

manipulasi mengenai pengembangan kurikulum PAI di SMP Plus Bina

Insani Susukan.

2. Teknik Penggunaan Data

a. Observasi Partisipan

Observasi partisipan atau pengamatan menurut Bogdan

adalah penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan

waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan

subjek dan selama itu peneliti data dengan bentuk catatan lapangan

dikumpulkan secara sistematik dan berlaku tanpa gangguan.9

7 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal. 3.

(19)

Menurut MQ. Patton bahwa “Participant Observation is

the Most Comprehensive o f all types o f research strategies” agar

menjadi partisipan dan sekaligus pengamat, peneliti hendaknya turut

serta dalam berbagai peristiwa dan kegiatan.10 11 Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif, yaitu sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-

kata atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati,

b. Dokumentasi dan Wawancara

Dokumentasi yaitu mencari data-data mengenai hal-hal yang

berupa catatan buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya.11

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan

sekolah dengan mengambil dari dokumen yang tersedia di sekolah.

Wawancara menurut Lexy. J. Moleong adalah percakapan

dengan maksud tertentu percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara (Interviewew) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (Interviewee) yang memberi jawaban atas pertanyaan

itu.12

Wawancara dengan penelitian kualitatif biasanya merupakan

jenis wawancara tak berstruktur, tujuannya adalah memperoleh

keterangan yang lebih terperinci dan mendalam mengenai apa yang

ada di dalam pikiran orang lain. Karena itu tidak dapat dilakukan

10 Nasution, op. cit. hal. 60.

11 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 115.

(20)

dengan observasi, wawancara tak berstruktur ini daftar pertanyaan

tidak disusun terlebih dahulu, dan mempunyai irama yang bebas dan

fleksibel. Sedang wawancara digunakan untuk memperoleh data

tentang kurikulum PAI melalui:

1) Kepala Sekolah

2) Pengasuh Pondok Pesantren

3) Bidang Kurikulum

4) Guru PAI

c. Metode Tes

Metode tes merupakan suatu perangkat soal. Penulis

mengambil sampel kelas II untuk mengetahui prestasi belajar PAI,

sebagai hasil dari penerapan model pengembangan kurikulum

(perpaduan antara kurikulum lokal dan kurikulum nasional)

3. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah unsur-unsur data

yang tersedia dan berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan,

kemudian ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar foto

dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah langkah

selanjutnya mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat

abstraksi yaitu membuat rangkuman yang inti proses dan pernyataan-

pernyataan yang perlu dijaga.

(21)

Langkah selanjutnya menyusun dalam satuan-satuan. Satuan itu

kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya, kategori itu dilakukan

dengan membuat koding tahap akhir dari anarsis data adalah

mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, penjelasan

istilah, pokok masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, sistematika penulisan skripsi

Bab II : Kerangka Teori, meliputi kurikulum berisi pengertian

kurikulum, komponen kurikulum, organisasi kurikulum, pengembangan

kurikulum. Pendidikan Agama Islam berisi pengertian PAI, tujuan-tujuan PAI,

materi pokok PAI dan Pondok Pesantren

Bab III : Laporan hasil penelitian, meliputi Gambaran Umum SMP

Islam Plus PPM Bina Insani, faktor penghambat pengembangan kurikulum

PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan dan Hasil Pengembangan

Kurikulum PAI Tahun Pelajaran 2006/2007.

BAB IV : Analisis Data meliputi : Pengembangan Kurikulum PAI di

SMP Islam Plus PPM Bina Insani, manfaat Pengembangan Kurikulum PAI di

SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.

10

13

(22)

n

Bab V : Penutup meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.

Bagian terakhir daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiran-

(23)

LANDASAN TEORI

A. Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani kuno,

yaitu dari kata curir, artinya "pelari" dan curere, artinya "tempat berpacu".

Sehingga dari dua kata tersebut, kurikulum dapat diartikan jarak yang

harus ditempuh oleh pelari. Sedangkan secara epistimologi, kurikulum

diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan

oleh peserta didik untuk memperoleh ijazah, atau kurikulum sebagai

program belajar bagi peserta didik yang disusun secara sistematis dan logis

yang diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai

program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan.1

Oleh karenanya dapat pula dikatakan bahwa kurikulum adalah

hasil belajar yang diniati atau intended learning out comes. Kurikulum

sebagai prgram belajar atau sebagai hasil belajar yang diniati, tentunya

harus menjawab persoalan-persoalan sebagai berikut:

a. Kemana program itu akan diarahkan ?

b. Apa yang harus dipelajari dalam program tersebut ?

c. Bagaimana program itu harus dilaksanakan ?

1 Nana Sujana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Bandung, 1991, him. 5-6

(24)

d. Bagaimana mengetahui bahwa program tersebut telah mencapai arah

yang telah ditetapkan T

Keempat unsur tersebut pada hakikatnya merupakan struktur

kurikulum sebagai program pendidikan atau program belajar siswa di

bawah tanggung jawab sekolah. Memperhatikan rumusan kurikulum

tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan terhadap kurikulum sebagai

program mencakup

a. Sejumlah mata pelajaran atau organisasi pengetahuan

b. Pengalaman belajar atau kegiatan belajar

c. Program belajar {plan fo r learning) untuk siswa

d. Hasil belajar yang diniati/diharapkan.

Apabila semua unsur di atas harus ada dalam satu rumusan

pengertian, maka kurikulum dapat diartikan : "program dan pengalaman

belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, diformulasikan melalui

pengetahuan dari kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan

kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu

pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anak

didik.3

Adapun pengertian kurikulum pendidikan agama menurut

Zuhairini adalah bahan-bahan pendidikan agama berupa kegiatan,

pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis

diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

2Ibid ?

(25)

agama atau dengan kalimat yang lebih sederhana "kurikulum pendidikan

agama adalah semua pengetahuan, aktifitas (kegiatan-kegiatan) dan juga

pengalaman-pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis

diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan agama" .H

Sesuai pengertian tersebut, maka kurikulum pendidikan agama

termasuk salah satu komponen pendidikan agama, yakni berupa "alat"

untuk mencapai tujuan pendidikan agama. Untuk dapat mencapai tujuan

pendidikan, maka dengan sendirinya dibutuhkan adanya kurikulum yang

sesuai, atau dengan kata lain, bahwa dalam menentukan kurikulum

pendidikan agama harus memperhatikan faktor-faktor antara lain :

a. Persesuaiannya dengan tujuan pendidikan agama

b. Persesuaiannya dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan

dan kemampuan anak didik.3

2. Komporlen Kurikulum

Apabila kurikulum kita urai secara struktural, maka akan terdapat

empat komponen utama, yakni tujuan, isi dan struktur monogram, strategi

pelaksanaan dan komponen evaluasi keempat komponen juga disebut

dengan unsur kurikulum,

a. Tujuan Kurikulum

Hakikat tujuan kurikulum adalah tujuan dari setiap program

pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Dalam sistem 4 5

4Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, him. 59

(26)

pendidikan nasional, tujuan umum pendidikan dijabarkan dari falsafah

bangsa, yakni Pancasila. Pendidikan berdasarkan Pancasila bertujuan

meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,

berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri,

cerdas, terampil serta sehat jasmani maupun rohani.6

Kalau kita lihat tujuan kurikulum di atas, maka tujuan

kurikulum pendidikan agama juga tidak bisa terlepas dari tujuan

umum pendidikan nasional, justru menurut penulis tujuan kurikulum

pendidikan agama merupakan tujuan pokok dari semua tujuan

pendidikan, termasuk tujuan umum di atas, sebab agama merupakan

pokok dari semua sisi pendidikan.

Tujuan kurikulum mencakup tujuan kelembagaan pendidikan

atau tujuan institusional, tujuan mata pelajaran atau tujuan kurikuler

dan tujuan pengajaran atau tujuan instruksional. Tujuan institusional

merupakan tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan,

yang ditempuh.

Tujuan kurikuler bersifat lebih khusus dibandingkan tujuan

institusional. Tujuan kurikuler merupakan rumusan kemampuan yang

diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mereka menempuh atau

menyelesaikan mata pelajaran yang diterapkan.

(27)

Tujuan instruksional bersumber dan dijabarkan dari tujuan

kurikuler serta paling langsung dihadapankan kepada anak didik.

Tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan

yang diharapkan dimiliki anak didik setelah menyelesaikan proses

belajar mengajar. Tujuan instruksional dibagi dua yaitu tujuan

instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK).7

b. Isi dan struktur kurikulum

Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan

pengalaman yang harus dimiliki dan diberikan kepada siswa untuk

dapat mencapai tujuan pendidikan. Ada beberapa alasan yang harus

dilakukan pilihan dalam menentukan isi kurikulum, antara lain :

1) Tugas dan tanggung jawab setelah dalam mencerdaskan anak

didik sangat terbatas baik dari segi waktu maupun sumber-sumber

yang tersedia.

2) Tuntutan dan kebutuhan masyarakat senantiasa berkembang dari

waktu ke waktu.

3) Adanya beberapa jenjang dan tingkat pendidikan sesuai dengan

tujuan dan hakikat perkembangan anak.

4) Pendidikan formal di sekolah merupakan sub sistem dari

pendidikan sepanjang hayat, artinya pendidikan dalam keluarga, di

sekolah maupun di masyarakat tidak terpisahkan satu sama lainnya.8

(28)

c. Strategi pelaksanaan kurikulum

Strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana

kurikulum itu dilaksanakan di sekolah. Oleh sebab itu, bagaimanapun

baiknya suatu kurikulum sebagai rencana, tanpa dapat diwujudkan

pelaksanaannya, pasti tidak akan membawa hasil yang baik

sebagaimana yang diharapkan. Ada beberapa unsur dalam strategi

pelaksanaan kurikulum, antara lain :

1) Tingkat dan jenjang pendidikan, dimana tingkat dan jenjang itu

akan dilaksanakan.

2) Proses belajar mengajar di kelas merupakan wujud nyata proses

yang dikehendaki setelah menempuh pengalaman belajar.

3) Bimbingan penyuluhan

4) Administrasi supervisi

5) Sarana kurikuler

6) Evaluasi atau penilaian*

d. Evaluasi kurikulum

Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum

sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektivitas,

relevansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan

pendidikan.

Kurikulum sebagai program pendidikan untuk anak didik

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dapat dinilai dari sudut

(29)

sistem. Kurikulum sebagai sistem dapat diidentifikasi; input atau

masukan program, proses pelaksanaan program hasil atau output program

dan dampak dari program. Dari sudut ini maka ruang lingkup atau objek

dari evaluasi kurikulum adalah input, proses, output dan dampak.

Evlauasi kurikulum bertujuan memperbaiki dan

menyempurnakan program pendidikan untuk siswa dan strategi

bagaimana program itu harus dilaksanakan.'u

3. Organisasi kurikulum

Setelah penulis memperhatikan beberapa buku pendidikan yang

memuat tentang kurikulum, ternyata organisasi atau macam kurikulum

masih terdapat pembagian menurut yang dianut, yaitu terdiri dari

seperated subject curriculum, corelated curriculum dan integrated

curriculum.

a. Separated subject curriculum

Kurikulum ini dengan tegas memisahkan antara satu mata

pelajaran dengan mata pelajaran lain, misalnya mata pelajaran tafsir

tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan ilmu hadits. Satu

dengan lainnya terpisah secara tegas, demikian dalam penyajian

kepada murid. Kurikulum ini banyak dipakai secara luas di seluruh

negara, dari pendidikan tingkat dasar, menengah sampai tingkat tinggi,

lebih-lebih pada perguruan tinggi. Model ini sangat disenangi karena

masing-masing staf pengajar tidak perlu memperhatikan yang lain.

(30)

b. Correlated curriculum

Di sini mata pelajaran itu dihubungkan antara satu dengan

lainnya, sehingga tidak berdiri sendiri-sendiri seperti pada separated

subject curriculum, dan ini dibuat sebagai reaksi terhadap kurikulum

model separated subject curriculum yang dianggap masih kurang

sempurna. Untuk menghubungkan mata pelajaran, digunakan jalan

"fusion" atau "broadfields" (yang sejenis). Umumnya terdapat dalam

empat broadfield.

1) Language Arts, meliputi membaca, bercakap-cakap, mengarang,

ejaan, tata bahasa dan menulis.

2) Social studies, meliputi sejarah, sivics, tatanegara dan ilmu bumi.

3) Mathematic science, meliputi berhitung, ilmu pasti, ilmu alam,

ilmu hayat dan kesehatan.

4) Aesthetics, meliputi seni suara, seni tari, dramatics, seni lukis, seni

pahat, dan pendidikan jasmani.

c. Integrated curriculum

Kurikulum yang terpadu, dalam arti menyeluruh dalam

kebulatan, tetapi bukan saja penyajian bahan secara terpadu, bahkan

tujuannya lebih dipentingkan lagi yang dapat membentuk manusia

yang utuh atau sering disebut dengan manusia seutuhnya.

Kurikulum umumnya disusun atas tiga unsur, yaitu : aktivitas

anak, minat dan kebutuhan anak, serta social functions. Berdasarkan

(31)

1) Child-centered curriculum yang disusun berdasarkan aktifitas

anak.

2) Life curriculum disusun berdasarkana apa yang langsung

dibutuhkan anak dalam hidupnya dan karenanya menarik

minatnya.

3) Social function curriculum disusun berdasarkan lapangan-

lapangan fungsional dalam masyarakat, seperti memelihara

sumber alam, produksi, transport, rekreasi, ekspresi, perasaan,

keindahan dan keagamaan.1'

Sebagaimana segala sesuatu ada kelebihan dan ada

kekurangan, maka demikian juga dengan kurikulum ini. Separated

subject curriculum mempunyai kelebihan, antara lain :

1) Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis

2) Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah direncanakan dan

dilaksanakan

3) Kurikulum ini mudah dinilai

4) Kurikulum ini lebih memudahkan guru

5) Kurikulum ini mudah diubah

Adapun kelemahan separated subject curriculum antara lain :

1) Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas, yang

tidak berhubungan antara satu dengan lainnya. 11

(32)

2) Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah yang

dihadapi anak didik dalam kehidupan sehari-hari.

3) Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas

4) Kurikulum ini tidak sesuai dengan paham demokrasi

5) Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan jaman

Sedangkan kelebihan correlated curriculum antara lain

1) Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada anak didik

2) Minat anak didik bertambah bila mereka melihat hubungan antara

mata pelajaran

3) Pengertian murid bertambah dalam tentang sesuatu, bila didapat

dari penjelasan berbagai mata pelajaran

4) Korelasi antar mata pelajaran lebih mengutamakan pengertian

dan prinsip dari pada pengetahuan dan penguasaan fakta.

Adapun kelemahan correlated cuhiculum antara lain :

1) Kurikulum ini pada hakikatnya kurikulum subject centered dan

tidak menggunakan bahan yang langsung berhubungan dengan

kebutuhan dan minat anak-anak serta dengan masalah yang aktual

yang dihadapi murid dalam kehidupan sehari-hari.

2) Broad fields tidak memberi pengetahuan yang sistematis serta

mendalam mengenai pelbagai mata pelajaran

Keistimewaan/kelebihan integrated curriculum antara lain :

1) Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit berkaitan erat

(33)

3) Kurikulum ini memungkinkan hubungan erat antara sekolah

dengan masyarakat

4) Kurikulum ini sesuai dengan paham demokrasi

5) Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat

Sedang kelemahan integrated curriculum antara lain :

1) Guru-guru tidak dididik untuk menjalankan kurikulum ini

2) Kurikulum ini dianggap tidak mempunyai organisasi yang logis,

sistematis

3) Kurikulum ini memberatkan tugas guru

4) Alat-alat sangat kurang untuk menjalankan kurikulum

Itulah berbagai macam kelebihan dan kekurangan tiga macam

kurikulum, yang mana sebenarnya tinjauan-tinjauan di atas masih

dapat saja ditambah lagi dengan jumlah yang lebih banyak.

4. Pengembangan Kurikulum

a. Pengertian pengembangan kurikulum

Istilah pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan

menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan

tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara-cara

tersebut terus dilakukan. Dari sini dapat diartikan bahwa

pengembangan kurikulum adalah perubahan dan peralihan total dari

satu kurikulum ke kurikulum lain agar mengalami penyempurnaan

dalam waktu yang panjang.lj

nIbid, him. 10-12

"Tlendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,

(34)

Sejalan dengan pengertian di atas, Winamo Surahman dalam

bukunya Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, memberikan

definisi bahwa pengembangan kurikulum adalah penyusunan

pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan suatu kurikulum.14

Sedang menurut Glenys G. Unruh dan Adolph Unruh dalam

bukunya Curriculum Development Problem, Processes and Progres,

pengembangan kurikulum adalah proses yang komplek terdiri dari

berbagai kegiatan mengasses kebutuhan, mengidentifikasikan harapan

hasil belajar, mempersiapkan proses pembelajaran untuk mencapai

harapan outcome hasil belajar, dan menyelesaikan program

pembelajaran dengan budaya, sosial dan berbagai kebutuhan orang-

orang yang untuk merekalah kurikulum tersebut dipersiapkan.15

Dari kegiatan pengertian yang dikemukakan tokoh-tokoh di

atas dapat kita rumuskan bahwa pengembangan kurikulum adalah

proses kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan

penyempurnaan kurikulum guna mengakses kebutuhan dan mencapai

tujuan atau harapan yang disesuaikan dengan budaya, sosial

masyarakat dan memenuhi kebutuhan orang-orang yang ada di dalam

masyarakat.

14Burhan Nurgiantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, BPFE, Yogyakarta, 1988, him. 11

(35)

b. Prinsip dasar pengembangan kurikulum

Dalam usaha mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip

dasar yang harus diperhatikan agar kurikulum yang dihasilkan betul-

betul sesuai dengan apa yang diharapkan semua orang atau semua

pihak, yaitu sekolah itu sendiri, murid dan orang tua, masyarakat dan

pemerintah. Prinsip dasar itu antara lain :

1) Prinsip relevansi

Masalah relevansi pendidikan dengan kehidupan dapat

ditinjau sekurang-kurangnya dari tiga segi : pertama, relevansi

pendidikan dengan pengembangan kehidupan sekarang, dan akan

datang. Kedua, relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan

murid, ketiga, relevansi pendidikan dengan tuntutan dalam dunia

pekerjaan.16

Selain dari ketiga pokok tersebut menurut penulis, ada

prinsip relevansi yang paling utama sebagai dasar pengembangan

kurikulum, yaitu prinsip relevansi pendidikan dengan nilai-nilai

agama dan pendidikan yang dibutuhkan dalam kehidupan atau

urusan agama. Sebab agama merupakan dasar atau pokok dari

pendidikan itu sendiri dan agmaa akan menjadi tegak dna kokoh

dengan adanya pendidikan. Pendidikan identik dengan agama,

sebab pendidikan adalah "ruh" agama.17

l6Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, op. cit., him. 49-50

(36)

9-2) Prinsip efektifitas

Efektifitas dlaam suatu kegiatan berkenaan dengan

sejauhmana apa yang direncanakan atau dapat diinginkan dapat

terlaksana atau dapat tercapai. Di dalam bidang pendidikan,

efektifitas ini dapat kita tinjau dari dua segi efektifitas mengajar

guru dan efektifitas belajar murid.

Efektifitas mengajar guru mencakup sejauhmana jenis-jenis

kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan

dengan baik. Sedang efektifitas belajar murid menyangkut

sejauhmana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dapat

1 R dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh.

3) Prinsip efisiensi

Implikasi prinsip ini mengusahakan agar kegiatan kurikuler

mendayagunakan waktu, tempat, biaya dan sumber-sumber lain

secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu

mewadahi dan memenuhi harapan.8 19 20

4) Prinsip kesinambungan (kontinuitas)

Implikasi prinsip ini mengusahakan agar antara berbagai

tingkat dari jenis program pendidikan saling berhubungan. Dalam

tatanan kurikulum yang dikaitkan atau saling menjalin antara

berbagai tingkat sekolah dan antara berbagai tingkat bidang studi.

l8Hendyat Soetopo dan Wosty Sumanto, op. cit., him. 50-51

'TJafni Ladjid (Tuti Sarmaini Purba, ed), Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum Teaching, Jakarta, 2005, him. 10-11

(37)

5) Prinsip fleksibilitas

Artinya lentur atau tidak kaku dalam memberikan

kebebasan bertindak. Dalam kurikulum dimaksudkan sebagai

kebebasan memilih program-program pendidikan dengan murid

dan kebebasan dalam mengembangkan program pendidikan bagi

para murid. Prinsip ini mengusahakan agar setiap kegiatan

kurikulum bersifat lentur dan mampu disesuaikan dengan kondisi

setempat serta waktu yang selalu berkembang tanpa merombak

tujuan pendidikan yang harus dicapainya.21

c. Model atau Jenis Pengembangan Kurikulum

Dilihat secara keseluruhan jenis-jenis pengembangan

kurikulum dapat digolongkan ke dalam dua jenis utama.

1) Pola tradisional (traditional pattern)

Pola ini mengarah pada tugas-tugas pengembangan dibagi-

bagi antara pemerintah, guru, badan penelitian dan universitas.

Bahan pengajaran diterbitkan oleh para penulis buku yang

berkompeten dan penerbit-penerbit komersial. Peranan kunci

dalam tipe ini dibebankan kepada para inspektur, penasehat dan

konsultan yang mendorong dan menyebarkan inovasi.

2) Pola heuristik

Perbedaannya dengan pola tradisional adalah adanya proses

yang lebih lentur dan terorganisir dan khususnya inovasi terencana

(38)

dilaksanakan melalui "pilot studies", "field-testing" dan evaluasi

proses umpan balik tidak lagi datang dari inpeksi nasional atau

penasehat seperti pada pola tradisional,

d. Tahap-tahap pengembangan kurikulum

Setelah penulis membaca berbagai buku, maka dapat

disimpulkan bahwa ada tiga tahap pengembangan kurikulum, antara

lain :

1) Tahap pengembangan program tingkat lembaga

Kegiatan dalam pengembangan kurikulum tingkat lembaga

ini harus diketahui, yaitu :

a) Perumusan tinjauan institusional

b) Penetapan isi dan struktur program

c) Penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum

2) Tahap pengembangan setiap bidang studi

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam

mengembangkan setiap program studi ini, meliputi

a) Merumuskan tujuan kurikuler

b) Merumuskan tingkat pengajaran

c) Menetapkan pokok bahasan atau sub pokok bahasan

d) Menyusun garis-garis besar program pengajaran

e) Menyusun pedoman khusus22 23

(39)

3) Pengembangan program pengajaran di kelas

Pengembangan program pengajaran di kelas sangat erat

kaitannya dengan strategi belajar mengajar di kelas yang

ditetapkan oleh masing-masing guru, namun harus tetap berpijak

pada Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Oleh karena

itu GBPP bidang studi yang ada harus dikaji dan diolah oleh guru

sehingga menjadi satuan-satuan bahan pelajaran yang akan

disajikan kepada murid.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik, untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan antar umat

beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.24

Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang

pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai

pegangan hidup.25

24Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

Remaja Rosdakarya, Bandung, cet. 12,2005, him. 130

(40)

Sedang menurut Abdullah Rahman Saleh sebagaimana dikutip Nur

Azizah, pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan

asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikan dapat

memahami dan mengenal ajaran Islam serta menjadikan pegangan hidup

(way o f life).26

Dalam pengertian tersebut perlu dikemukakan beberapa hal yang

harus kita perhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, antara

lain :

a. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yaitu suatu kegiatan

bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara

terencana dan sadar terhadap tujuan yang akan dicapai.

b. Peserta didik yang akan disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam artian

ada yang dibimbing, diajar dan dilatih sebagai upaya meningkatkan

keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran Islam.

c. Pendidik, khususnya pendidik pendidikan agama Islam yang

melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan secara sadar

terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

d. Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan guna

meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan

agama Islam dari peserta didik yang disampaikan untuk membentuk

kesalehan, kualitas pribadi dan membentuk kesalehan sosial.

26Nur Azizah, Studi Korelasi Antara Afektifitas Bimbingan Keagamaan terhadap Tingkat Keberhasilan Siswa pada Mata Pelajaran PAI pada Siswa Kelas II SMK Diponegoro Salatiga,

(41)

2. Materi Pokok Pendidikan Agama Islam

Sebagaimana kita ketahui bahwa inti ajaran Islam meliputi masalah

keimanan (aqidah), keislaman (syari'ah) dan ihsan (akhlaq).

a. Aqidah adalah bersifat i'tiqad batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa

sebagai Tuhan yang menciptakan segala sesuatu, mengatur dan

meniadakan alam ini.

Firman Allah Al Qur'an surat Al An'am ayat 1

Artinya : Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan

Tuhan mereka27

b. Syari'ah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka menaati

semua peraturan dan hukum Tuhan, dan mengatur pergaulan dan

kehidupan manusia.

c. Akhlaq adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap, penyempurna

bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang tata cara

pergaulan hidup manusia.27 28

Tiga inti ajaran pokok ini kemudian dijabarkan dalam bentuk

rukun iman, rukun Islam dan akhlaq. Dan dari ketiganya lahirlah beberapa

keilmuan agama, yaitu ilmu tauhid, ilmu fiqh, dan ilmu akhlaq. Ketiga

ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum

(42)

Islam yaitu Al Qur'an dan al hadits, serta ditambah lagi dengan sejarah

Islam (tarikh) sehingga secara berurutan :

a. Ilmu tauhid (keimanan)

b. Ilmu fiqh

c. Al Qur'an

d. Al hadits (sunnah Rasul)

e. Akhlaq

f. Tarikh (sejarah) Islam

Materi pokok pendidikan akhlak di atas sebenarnya telah

dicontohkan oleh Luqman al Hakim ketika mendidik puteranya

sebagaimana digambarkan dalam Al Qur'an surat Luqman ayat 13, 14, 17,

18, dan 19.

i

ijjist 5)

jii

l \ j

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapa/cnya; ibunya telah mengandungnya

dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan

menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu29

(43)

Selain ayat di atas, Nabi saw juga menjelaskan lewat hadits sebagai

berikut:

Artinya : Abu Hurairah r a. berkata : datanglah seorang kepada Nabi saw dan bertanya : siapakah yang berhak aku layani dengan sebaik-baiknya? Jawab Nabi : ibumu, kemudian siapa ? jawab N a b i: ibumu, kemudian siapa ? jawab N a b i: ibumu, lalu siapa lagi ?

Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.31 30

30H. Salim Bahreisj, Tarjamah Riadhus Shalihin, cet. vi, PT. Al Ma'arif, Bandung, 1981, him. 297

3'Depag RI, op. cit., him. 655

(44)

Ayat di atas dapat diambil pengertian bahwa shalat itu merupakan

kewajiban manusia, dan barang siapa mengeijakannya akan dijauhkan dari

perbuatan mungkar. Shalat merupakan amal yang lebih utama,

dibandingkan dengan amalan yang lain. Sebagaimana sabda Nabi

pSlA*!

\j

JjM

^

JL

p

Artinya : Dari Ibnu Mas'ud ra., katanya : Rasulullah saw telah bersabda : Amal yang lebih utama ialah sembahyang pada permulaan waktunya. (HR. At Turmudzi dan Al Hakim dan keduanya menyatakan shahih, asalnya dari Shahih Al Bukhari dan Muslim)32

Ruang lingkup pembahasan, luas mendalamnya pembahasan

tergantung kepada jenis lembaga yang bersangkutan, tingkatan kelas,

tujuan dan tingkat kemampuan anak didik sebagai konsumennya untuk

sekolah-sekolah agama, baik yang langsung berada di bawah naungan

Departemen Agama, maupun pondok pesantren, tentunya pembahasannya

lebih luas, mendalam dan terperinci daripada sekolah-sekolah umum,

demikian pula untuk tingkat rendah dan tingkat atau kelas yang lebih

tinggi.

Adapun sistematika pengajaran dan teknis penyajiannya terserah

kepada kebijaksanaan masing-masing pendidik dengan memperhatikan

bahan atau materi dan waktu yang tersedia sesuai dengan jadwal yang

(45)

telah ditetapkan. Cara penayjiannya tidak selalu harus terpisah-pisah,

tetapi dapat juga secara korelasi atau apabila mungkin diberikan secara

integrated curriculum kepada mata pelajaran lain, atau dengan metode

proyek (unit).

Hal lain yang perlu mendapat perhatian ialah bahwa sesuai dengan

kesesuaiannya, maka bahan atau materi kurikulum pendidikan agama

sebagian besar adalah bersifat abstrac philosofis yagn sulit diadakan

pendekatan secara scientific. Oleh karena itu diharapkan kemampuan dan

keterampilan pendidik berusaha untuk sedapat mungkin mengkonkritisasi

bahan-bahan tersebut.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah atau madrasah

berfungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta

didik kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga.

b. Penanaman, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat.

(46)

Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".33

c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial dan dapat

mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau dari

budaya lain yang dapat membahayakan dirinya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem

dan fungsi sosialnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki berat

khusus dibidang agama Islam agar dapat berkembang secara

optimal.34

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

j3Depag RI, op. cit., him. 49

(47)

berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara

serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi/5

Kalau kita mengacu pada sejarah misi Islam awal, sebenarnya

tujuan utama Allah menyebarkan Islam melalui Rasul-Nya, Muhammad

saw, adalah menyempurnakan akhlaq manusia.

, C * - " O , « a 49 ,

\ s \

Artinya : Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlaq yang luhur36

Misi ini adalah misi yang paling menonjol, karena awal dari baik

atau tidaknya kadar iman seseorang itu terletak pada perangai atau

akhlaknya. Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna

maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam

dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial.

Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup

(hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu

membuahkan kebaikan di akhirat kelak.

C. Pondok Pesantren

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran

Islam tertua di Indonesia, dimana didalamnya terjadi interaksi antara kyai dan

santri. Kyai sebagai ustadz (guru) dan santri sebagai anak didik. Itneraksi

mereka mengambil tempat di masjid atau di tempat yang telah ditetapkan 35 36

35Ibid., him. 135-136

(48)

untuk mengkaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa

lalu. Buku-buku ini dikenal dengan sebutan "Kitab Kuning", karena di masa

lalu kitab-kitab itu pada umumnya ditulis atau dicetak di atas kertas berwarna

kuning. Komplek pesantren ini biasanya di kelilingi tembok untuk dapat

mengawasi keluar masuknya para santri sesuai peraturan yang berlaku.

Pada kebanyakan pesantren, dahulu seluruh komplek merupakan milik

kyai, tetapi sekarang, kebanyakan pesantren tidak semata-mata dianggap milik

kyai saja, melainkan milik masyarakat. Hal ini disebabkan karena para kyai

sekarang memperoleh sumber-sumber keuangan, untuk mengongkosi

pembiayaan dan perkembangan pesantren dari masyarakat. Banyak pula

komplek pesantren yang kini sudah berstatus wakaf. Walaupun demikian, para

kyai masih tetap memiliki kekuasaan mutlak atas pengurusan komplek

O'?

pesantren tersebut.

Dalam sejarah perkembangannya, fungsi pondok pesantren adalah

mencetak ulama dan ahli agama. Hingga dewasa ini fungsi pondok pesantren

itu tetap terpelihara dan dipertahankan. Namun seiring perkembangan jaman,

selain kegiatan pendidikan dan pengajaran agama, beberapa pondok pesantren

telah melakukan pembaharuan dengan mengembangkan komponen-komponen

pendidikan lainnya, seprti ditambahnya sistem pendidikan sekolah, adanya

pendidikan kesenian, pendidikan bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris),

pendidikan jasmani serta pendidikan keterampilan.37 38

(49)

Kyai, santri, masjid, pondok (asrama) dan pengajaran kitab kuning

merupakan lima elemen dasar dari tradisi pesantren. Ini berarti suatu lembaga

pengajian yang telah berkembang, hingga memiliki kelima elemen tersebut

akan berubah statusnya menjadi pesantren. Di seluruh Jawa, biasanya

membedakan kelas-kelas pesantren dalam tiga kelompok, yaitu pesantren

kecil yang santrinya kurang dari 1000 (seribu) santri, pesantren menengah

1000 (seribu) hingga 2000 (dua ribu) santri dan pesantren besar lebih dari

2000 (dua ribu) santri.

Walaupun demikian, secara historis pesantren memiliki karakter

utama, yaitu antara lain :

1. Pesantren didirikan sebagai bagian dan atas dukungan masyarakat

setempat

2. Pesantren dalam penyelenggaraan pendidikannya menerapkan kesetaraan

santrinya, tidak membedakan status dan tingkat kekayaan orang tuanya.

3. Pesantren mengemban misi menghilangkan kebodohan, khususnya

tafaqquh fii at diin dan menyiarkan agama Islam.

Secara umum pesantren dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

pesantren salaf atau tradisional dan pesantren khalaf atau ashri atau modem.

Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya

semata-mata berdasarkan pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa

pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran tradisional serta belum

dikombinasikan dengan pola pendidikan modem. Sedangkan pesantren khalaf

(50)

juga memasukkan unsur-unsur modem ke dalamnya yang ditandai dengan

sistem klasikal atau sekolah dan adanya materi-materi umum dalam muatan

kurikulumnya. Pada pesantren ini sistem sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum

digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik.

Berbicara pesantren sebagai institusi pendidikan, di dalamnya

diajarkan berbagai disiplin ilmu agama, ntara lain Al Qur'an, tafsir Al Qur'an,

ilmu tafsir, hadits beserta ilmu hadits (musthalahul hadits) fiqh, ushul fiqh,

tuahid (ilmu kalam) tarikh (sejarah Islam) akhlaq dan tasawuf, nahwu, sharaf,

ilmu ma'ani, ilmu bayan, bayan, ilmu mantiq, balaghoh dan lain-lain kepada

para santrinya.

Apapun bentuk dan tipenya, sebuah institusi dapat disebut sebagai

pondok pesantren apabila memiliki sekurang-kurangnya tiga unsur pokok,

yaitu:

1. Adanya kyai yang memberikan pengajian

2. Para santri yang belajar dan tinggal di pondok (asrama)

3. Adanya masjid sebagai tempat ibadah dan tempat mengaji^9

Pola pendidikan pesantren, baik yang berpola tradisional maupun yang

modem, secara lahiriah merupakan kegiatan pengajian kitab-kitab kuning.

Namun secara batiniah terkandung muatan nilai-nilai pendidikan yang begitu

penting bagi pembentukan karakter santri di kemudian hari. Hubungan kyai-

santri juga pada akhirnya membentuk hirarki jalinan kekerabatan murid-guru

(51)

tidak hanya ketika mereka berada di pondok pesantren, tetapi juga kelak

setelah keluar dari pondok pesantren. Hal ini pada gilirannya membentuk

hubungan silaturrahim atau komunikasi yang terus menerus walau santri telah

(52)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan 1. Sejarah Berdirinya SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan

SMP Islam Bina Insani Susukan berdiri tahun 2002 di atas tanah

seluas ± 7025 m . SMP ini beralamatkan Bar an, Ketapang, Kecamatan

Susukan, Kabupaten Semarang dengan No. Statistik 30.4032203036 yang

belum diakreditasi karena status tanah milik sendiri dengan surat izin

bangunan No. 425.1/764.

SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan merupakan salah satu

lembaga pendidikan Islam yang berdiri sejak tahun 2002 bertepatan dengan

tanggal 1 April 2002, di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Haji

Ahmad Tamin. Adapun tokoh-tokoh yang mula memprakarsai berdirinya

SMP PPM Islam Plus Bina Insani Susukan adalah :

a. Drs. Zuhroni

b. Moh. Soleh Mubin

c. Drs. Mustofa

d. Munzaini, S.Ag

e. Drs. Muntaha Azhari

f. Muhsoni

(53)

g. Muhsinin

h. Basyari

Tujuan didirikan lembaga pendidikan Islam ini adalah

a. Membantu mewujudkan cita-cita luhur bahasa Indonesia yang tertuang

dalam pembukaan UUD 1945, yaitu ikut serta mencerdaskan kehidupan

bangsa.

b. Memberikan kesempatan kepada masyarakat pedesaan (ekonomi lemah)

untuk mengenyam pendidikan.

2. Letak Geografis

Sekolah SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan merupakan

lembaga pendidikan swasta yang berada di wilayah Kecamatan Susukan,

Dukuh Baran, Desa Ketapang. SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan

dikelilingi oleh dusun-dusun:

Sebelah Barat : Dusun Kwangsan

Sebelah Timur : Dusun Karang Asem

Sebelah Utara : Dusun Ketapang

Sebelah Selatan : Dusun Sari Mulya

Lokasi sekolah ini cukup strategis dan cocok sebagai tempat belajar,

(54)

3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

a. Keadaan Guru

Tenaga pengajar di SMP Islam Plus Bina Insani Susukan

Kabupaten Semarang ada 34 orang yang terdiri dari 30 guru dan 4

karyawan. Untuk lebih jelas mengenai daftar guru dapat dilihat pada tabel

berikut in i:

TABEL I

DAFTAR GURU SMP ISLAM PLUS BINA INSANI SUSUKAN

No Nama Jenjang Pendidikan Jabatan

1 M. Munzaini, S.Ag SI GTY

2 Siti Suratni, S.Pd SI GTT

3 Drs. Mustofa DI GTT

4 M. Islam SI GTT

5 Sumamo, S.Ag SI GTT

6 Sutanto, S.Pd SI GTT

7 Muhsoni SMA GTY

8 Munawari SMA GTT

9 Sudardi, S.Pd. M.Ag SI GTT

10 Murtafiah SMA GTT

11 Musyafak SMA GTT

12 Miratul Munawaroh SMA GTT

13 Sujadi SMA GTT

14 Anik Masturiyah, S.Pd SI GTT

15 M. Adam Widiyanto, S.Si SI GTY

16 Sarifudin, S.Pd.I SI GTT

(55)

No Nama Jenjang Pendidikan Jabatan

18 Samsul Ma'arif, S.Pd SI GTT

19 M. nurudin, S.Pd.I SI GTT

20 Muntafiatun, S.Ag SI GTT

21 Sutrisna, S.Pd SI GTT

22 Kastijah, S.Pd SI GTY

23 Sulastri, S.Pd SI GTT

24 Sri Lestari SI GTT

25 Faizin SI GTT

26 Jeni Sofyan SMA GTT

27 Said Mubaroq SMA GTT

28 Abdul Qodir SMA GTT

29 Atik Widyawati, S.Pd SI GTT

30 Siti Taqwimah, S.E SI GTT

b. Keadaan Karyawan

Jumlah karyawan di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan

ada empat orang, dalam hal ini tugas dikerjakan dengan penuh tanggung

jawab, lihat tabel beriku tin i:

TABEL II

DAFTAR KARYAWAN SMP ISLAM PLUS PPM BINA INSANI SUSUKAN

No Nama Jenjang Pendidikan Jabatan

1 Afis Sunan i DI PTT

2 M. Mujib SMA PTT

3 Maksumah, S.Pd.I SI PTT

(56)

c. Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SMP Islam Plus Bina Insani Susukan ada 194

terdiri dari laki-laki 101 orang yang perempuan 93 orang.

TABEL III

DAFTAR SISWA SMP ISLAM PLUS BINA INSANI SUSUKAN

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Jumlah

Laki-laki Perempuan Kelas Siswa

1 I 46 44 3 90

2 II 31 24 1 55

3 III 24 25 1 49

Total 194

4. Struktur Organisasi

Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan pendidikan

diperlukan organisasi yang baik, untuk mencapai tujuan dalam segala urusan,

maka diperlukan kerjasama dalam organisasi, adapun organisasi SMP Islam

(57)

TABEL IV

STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM PLUS BINA INSANI SUSUKAN

TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Keterangan:

Kep Sekolah : M. Munzaini, S.Ag

TU : Afis Sunani

Wakil Kep : Suratmi, S.Pd

Bendahara : M. Mujib

(58)

BP : Kyai Muchsoni

Sarana Pra : Masdudin

Humas : Nur Iman

Kurikulum : Maskunah, S.Pd

Kesiswaan : Said Mubarok

Kepramukaan : OSIS SMA

5. Sarana dan Prasarana

Kegiatan proses belajar mengajar pada SMP Islam Plus PPM Bina

Insani Susukan didukung oleh fasilitas yang relatif memadai. Adapun sarana

fisik sebagai penunjang proses belajar mengajar yang dimiliki SMP Islam

Plus PPM Bina Insani Susukan dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL V

DAFTAR SARANA DAN PRASARANA

SMP ISLAM PLUS PPM BINA INSANI SUSUKAN

No Sarana Fisik Jumlah

1 Ruang kelas 5

2 Ruang perpustakaan 1

3 Ruang ketrampilan 1

4 Ruang BP 1

5 Ruang kepala sekolah 1

6 Ruang guru 1

7 Ruang TU 1

8 Ruang OSIS 1

(59)

No Sarana Fisik Jumlah

10 Laboratorium IPA 1

11 Laboratorium Bahasa 1

12 Laboratorium Komputer 1

13 Koperasi 1

14 Gudang 1

15 Kamar mandi AVC Guru 1

16 Kamar mandi/W C Murid 5

17 Asrama murid 2

18 Mesin komputer 2

19 Mesin ketik 1

20 Mesin hitung 1

21 Mesin stensil 1

22 Almari 3

23 Rak buku 5

24 Meja guru/TU 5

25 Kursi guru/TU 5

26 Meja siswa 97

27 Kursi siswa 194

B. Hasil Penelitian Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani

SMP Islam Plus PPM Bina Insani merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang ikut serta membantu bangsa Indonesia dalam mencerdaskan

Gambar

TABEL I DAFTAR GURU SMP ISLAM PLUS BINA INSANI
TABEL IDAFTAR GURU SMP ISLAM PLUS BINA INSANI SUSUKAN
TABEL IIDAFTAR KARYAWAN SMP ISLAM PLUS PPM BINA INSANI SUSUKAN
TABEL IIIDAFTAR SISWA SMP ISLAM PLUS BINA INSANI SUSUKAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi operasional variabel partisipasi diatas maka dapat dilihat kisi-kisi instrumen partisipasi anggota dibawah ini yang akan diujicobakan dan diseleksi menjadi

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan teknik thought stopping untuk meningkatkan kepercayaan diri pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri

Because of their location in low-relief areas on the coast, mangrove habitats are vulnerable recipients of toxic and other hazardous substances from land-based sources.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Pengaruh ekstrak metanol daun kelor (Moringa oleifera) tehadap penghambatan aktivasi NF-kB pada hepar tikus wistar model hepatocellular carcinoma (HCC) yang

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W3, 2013 The Role of Geomatics in Hydrogeological Risk, 27 – 28

Baş bölgesi, boynun arkası, gözler, kalp, mide ve bağırsaklar, böbrekler, mesane, omurga, Tanden, vücudun kasılmış ya da felçli

Berdasarkan data dan pembahasan pada penelitian pengembangan modul mitigasi bencana berbasis potensi lokal yang terintegrasi dalam pelajaran IPA di SMP maka dapat