• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN BERBASIS INDUKTIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP OPTIMALISASI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X SMAN 8 MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN BERBASIS INDUKTIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP OPTIMALISASI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X SMAN 8 MALANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN BERBASIS INDUKTIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP OPTIMALISASI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA

SISWA KELAS X SMAN 8 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Hanifatur Rosyidah1, Agus Suyudi2, Mudjihartono3 1

Mahasiswa Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang 2

Dosen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang 3

Dosen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang Alamat e-mail: hanifa585@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep fisika siswa yang menggunakan pendekatan berbasis induktif tipe PBL lebih baik daripada siswa yang menggunakan model konvensional. Penelitian ini dilakukan di SMAN 8 Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah quasy experiment dengan posttest control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling, siswa kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen menggunakan pendekatan berbasis induktif tipe PBL dan siswa kelas X MIA 5 sebagai kelas kontrol menggunakan model konvensional. Instrumen yang digunakan yaitu tes pemahaman konsep fisika berupa soal uraian. Data instrumen tes dianalisis menggunakan analisis uji-t dan hasil perhitungan thitung > ttabel yaitu 3,4061>1,9953pada taraf signifikansi 0,05,

sehingga disimpulkan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Kata Kunci: pendekatan berbasis induktif, problem based learning, pemahaman konsep fisika

Rendahnya konsep diri merupakan dampak dari guru jarang menerapkan pembelajaran yang berbasis masalah dunia nyata, pengalaman nyata, refleksi pengalaman dan generalisasi konsep. Proses pembelajaran yang cenderung mengabaikan pengalaman belajar akan berdampak buruk pada pemahaman konsep siswa khususnya dalam bidang fisika. Untuk mengatasi masalah tersebut di atas perlu dilaksanakan perubahan dalam hal pendekatan atau model pembelajaran yang digunakan agar siswa lebih memahami tentang konsep fisika yang diajarkan oleh guru. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan berbasis induktif tipe PBL. Pendekatan pembelajaran berbasis induktif yaitu siswa pada masalah nyata sehingga mereka menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan dalam dirinya. Menurut Perdinanto (2012:20) dalam pendekatan induktif, guru tidak banyak memberikan arahan pada proses belajar siswa, maksudnya guru

(2)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menemukan sendiri pola gerak yang sesuai dirinya. Pada model ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajarannya. Siswa diberi kebebasan dalam berfikir dan aktif berpartisipasi dalam mengembangkan penalarannya mengenai materi yang diajukan oleh guru.Menurut Mutaharoh (dalam Ni Made Suci, 2008:77) model pembelajaran PBL mempunyai karateristik yang membedakannya dengan model pembelajaran yang lainnya, yaitu 1) pembelajaran bersifat

student centered2) pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil 3) guru berperan

sebagai fasilitator dan moderator 4) masalah menjadi fokus dan merupakan sarana untuk mengembangkan keterampilan problem solving 5) informasi-informasi baru diperoleh dari belajar mandiri (self learning). Menurut Syaiful (2009:201) ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik dan juga ceramah sebagai kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata sering mengaburkan dan kadang-kadang ditafsirkan dengan salah. Kelebihan dan kelemahan metode ceramah dapat dilihat pada Tabel 1 yaitu

Tabel 1 Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah

No Kelebihan Kelemahan

1 Suasana kelas berjalan dengan tenang Interaksi cenderung bersifat centered

(berpusat pada guru)

2 Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama karena dengan wakti yang singkat, peserta didik dapat menerima pelajaran secara bersamaan

Guru jurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah

3 Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat Siswa memperoleh konsep-konsep yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan guru

4 Melatih peserta didik untuk menggunakan pendengaran yang baik

Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru

5 Lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan ajar

Tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mengembangkan kecakapan dalam mengeluarkan pendapat

(LM. Pasaribu, 2012:21)

Menurut struktur kognitif yang dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom (dalam Bayong, 2012:20) salah satu aspek pada ranah kognitif adalah pemahaman (understanding). Pengertian pemahaman (Bloom) menurut Ruseffendi ( dalam Bayong, 2012:20) pemahaman merupakan kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikannya. Subiyanto (dalam Bayong , 2012:21) menyebutkan, pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga yaitu translasi (menerjemahkan), interpretasi (menafsirkan) dan ekstrapolasi (meramalkan).Pemahaman translasi berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerjemahkan kalimat soal menjadi bentuk kalimat lain berupa menyebutkan variabel-variabel yang diketahui dan ditanyakan. Pemahaman interpretasi berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal (menggunakan, memanfaatkan dan

(3)

memilih prosedur operasi tertentu). Sedangkan pemahaman ekstrapolasi berkaitan dengan kemampuan siswa menerapkan konsep dalam bentuk perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal (mengerjakan soal sesuai dengan prosedur operasi yang sudah ditetapkan dan menghasilkan penyelesaian akhir).

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah quasi-experiment dengan menerapkan pendekatan berbasis induktif tipe PBL untuk mengetahui pemahaman konsep fisika siswa. Pembelajaran dengan pendekatan berbasis induktif tipe PBL dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada kelas X MIA SMAN 8 Malang. Desain yang digunakan adalah Posttest

Only Control Group Design. Design eksperimennya ditunjukkan oleh Tabel 2

Tabel 2 Rancangan Penelitian

E X O1 K O2 (Sugiyono, 2012:112) Keterangan: E = Kelas eksperimen K = Kelas kontrol X = Perlakuan

O1 = Postest Kelas Eksperimen

O2 = Posttest Kelas Kontrol

Sebagai sampel penelitian digunakan 2 kelas di SMAN 8 Malang yaitu kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen menggunakan berbasis induktif tipe PBL dan kelas X MIA 5 sebagai kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Prosedur dan teknik pengambilan sampel adalah Cluster Random Sampling. Pengambilan data untuk pemahaman konsep diukur dengan tes pemahaman konsep melalui soal-soal yang dikembangkan oleh peneliti. Selanjutnya soal dicari koefisien product moment antara skor butir dengan skor total tes pemahaman konsep yang besarnya antara 0,2564 sampai dengan 0,8186. Setelah butir instrumen diketahui tingkat kevalidannya maka diteruskan dengan mencari koefisien reliabilitasnya dengan menggunakan Alpha Cronbach. Besar koefisien reliabilitasnya 0,7450. Teknis analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan uji-t sebagai uji hipotesis dengan prasyarat uji normalitas dan uji homogenitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan kegiatan posttest tentang suhu dan kalor setelah diberi perlakuan berupa penggunaan pendekatan berbasis induktif tipe PBL, diketahui terlebih dahulu

(4)

kemampuan awal siswa sama atau tidak berbeda dilihat dari nilai ujian bab sebelumnya yaitu fluida (thitung < ttabel yaitu 0,7118>1,9953 serta rata-rata nilai ujian bab fluida yang

hampir sama yaitu 69,85 dan 68,29). Nilai rerata pemahaman konsep fisika siswa kelas eksperimen adalah 77,29 sementara untuk kelas kontrol adalah 71,35. Hasil dari analisis data menggunakan uji-tthitung > ttabel yaitu 3,4061>1,9953 dan dapat disimpulkan pemahaman

konsep fisika siswa kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan berbasis induktif tipe PBL lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Wulandari (2011) yaitu penggunaan PBL dalam kelas kimia pada materi larutan penyangga. Wulandari, Wiwin (2011) menemukan bahwa PBL mendapat respon positif dari guru maupun siswa. Penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif nya meningkat setelah menggunakan PBL.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan pemahaman konsep fisika siswa dengan pendekatan induktif tipe PBL lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut. 1. Pendekatan berbasis induktif tipe PBL sebaiknya diterapkan dalam pembelajaran fisika,

karena mempunyai hubungan yang baik yaitu dapat mengpoptimalkan pemahaman konsep.

2. Mengingat hasil peneltian ini masih sederhana, peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pendekatan berbasis induktif tipe PBL pada materi-materi yang lain untuk menguji keefektifan terhadap pemahaman konsep ataupun terhadap kemampuan siswa yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Pasaribu, LM. 2012. Pengaruh Metode Ceramah dengan Menggunakan Media Realia terhadap peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas V

Semester II SDN Kutiwinangun 07 Tahun pelajaran 2011/2012. Tesis tidak

diterbitkan. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Perdinanto. 2012. Pengaruh Model Mengajar Induktif dan Deduktif terhadap Penguasaan Performa dan Prestasi dalam Keterampilan Diskrit tertutup dengan Tugas Gerak

Tolak Peluru pada Siswa SLTP. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Universitas

(5)

Suci, N.M. 2008. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar teori Akuntasi Mahasiswa Jurusan Ekonomi

UNDIKSHA.2(1). (Online),(http://undiksha.ac.id/), diakses 18 Desember 2013.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Syagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Tyasyono,Bayong. 2012. Penggunaan Model Pembelajaran Advanced Organizer Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Fisika. Tesis tidak diterbitkan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan toko Souvenir Cirebon Jeh bahwa pemilik berusaha dan berjuang dalam usaha ini dari awal, serta pemilik sangat memiliki rasa

Selain dilihat dari bidang pendidikan perubahan sosial ekonomi desa A Widodo dilihat dari jenis pekerjaan masyarakat yang semakin beragam, yang pada mulanya hanya bermata

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh ekstrak daun mahoni dan buah mengkudu terhadap mortalitas dan aktivitas makan hama ulat daun

Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset

Pada pengujian ini, rangkaian diberi sumber tegangan 220 Volt AC dengan frekuensi 50 Hz dan input Mic. Pengukuran dilakukan pada output speaker dengan menggunakan

program pembangunan pemerintah terkait dengan tema kesejahteraan rakyat serta pelaksanaan audit kesejahteraan tersebut dilakukan dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan

Inti dari aplikasi target costing pada blue ocean strategy adalah pada tahapan market-driven costing ini, karena dalam tahapan ini badan usa h a betul-betul h arus

World Health Organization (WHO) mendefinisikan unmet need adalah wanita yang ingin menunda kehamilan atau tidak ingin memiliki anak yang berikutnya tetapi