• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterlibatan Siswa - SHINTA PURWITA SARI BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterlibatan Siswa - SHINTA PURWITA SARI BAB II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Keterlibatan Siswa

Dalam proses pembelajaran diperlukan keterlibatan siswa secara aktif di dalamnya, khususnya dalam proses pembelajaran geografi. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu guru, siswa, materi, metode dan media. Hal-hal tersebut mempengaruhi apakah siswa akan secara aktif ikut terlibat dalam proses pembelajaran atau tidak. Sebagai contoh, siswa akan terlibat aktif apabila ada kemauan atau motivasi dari siswa itu sendiri, materi yang menarik dan mendukung pembelajaran, penyampaian guru yang menarik dan kreatif, dan media yang dipakai guru untuk membuat siswa terlibat aktif dan mandiri. (http://eone87.wordpress.com/2010/04/01/upaya - meningkatkan - keterlibatan - siswa - dalam - proses - pembelajaran). Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi komponen sebagai berikut :

a. Guru

(2)

sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa (Slameto, 2003 : 97).

b. Siswa

Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan perbuatan itu menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan (Hamalik, 2011 : 170).

c. Materi

Materi yaitu isi kurikulum yang berupa topik atau pokok bahasan dan subtopik atau subpokok bahasan beserta perinciannya dalam setiap bidang studi atau mata pelajaran. Isi kurikulum tersebut memiliki tiga unsur yaitu : logika, etika, dan estetika. Materi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu : fakta, konsep/teori, prinsip, proses, nilai, dan ketrampilan.

d. Metode

(3)

kompetensi dasar dan hasil belajar, kesesuaiannya dengan kondisi kelas/sekolah, kesesuainnya dengan tingkat perkembangan siswa, kemampuan guru dalam menggunakan metode dan waktu yang tersedia. e. Media

Media yaitu alat-alat yang membantu untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Media dapat dibagi tiga kelompok, yaitu media audio, media visual, dan media audiovisual. Krietria yang diguanakan sama seperti komponen metode (Arifin, 2009 : 24).

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pembelajaran.

(4)

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Perstasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena siswalah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran (Arifin, 2009 : 12-13).

Menurut Poerwadarminta (2001 : 891) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja.

(5)

sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif, dan psikomotorik, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto ( 2003 : 54-72 ) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Di dalam faktor intern dibagi menjadi tiga faktor yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Didalam faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup :

1) Metode mengajar

(6)

senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien, dan efektif mungkin.

2) Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa dipengaruhi oleh relasinya dengan guru. Di dalam relasi guru (guru dan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

3. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

(7)

kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar cooperative learning adalah agar siswa dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

Namun pada dasarnya model pembelajaran cooperative learning dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al. (2000) dalam Isjoni (2011 : 27). 1) Hasil belajar akademik

(8)

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya.

3) Pengembangan ketrampilan sosial

Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi.

b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) adalah salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk mengoptimalkan prestasi belajar siswa, mengingat kemampuan siswa di dalam kelas berbeda-beda. Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) merupakan penggabungan pembelajaran kooperatif

dengan pengajaran yang individual.

Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dikembangkan oleh Slavin, Leavey, dan Madden (1986). Pada awalnya, Team Assisted Individualization (TAI) dirancang khusus untuk mengajarkan matematika atau ketrampilan menghitung kepada siswa-siswa SD kelas 3-6. Akan tetapi, pada perkembangan berikutnya mulai diterapkan pada materi pelajaran yang berbeda-beda. Team Assisted

(9)

dengan cara mengatur para siswa belajar dalam kelompok-kelompok dan bertanggung jawab dalam pengaturan dan pengecekan. Team Assisted Individualization (TAI) melatih untuk bersosialisasi dengan baik, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi (Miftahul, 2011 : 125) .

Ciri khas pada tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual didiskusikan di kelompoknya masing-masing dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.

Menurut Suyitno (dalam Rosyadi, 2010) model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) memiliki 8 komponen. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut :

a. Teams yaitu pembentukan kelompok yang heterogen terdiri dari 4

sampai 5 siswa.

b. Placement Test yaitu pemberian pre test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai ulangan harian siswa.

c. Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok

(10)

d. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.

e. Team Score and Team Recognition yaitu pemberian skor terhadap hasil

kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dan kelompok yang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f. Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok.

g. Fact Test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang

diperoleh siswa.

h. Whole Class Unit yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhir

pembelajaran.

Tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah sebagai berikut :

a. Guru memberikan pre test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai ulangan harian siswa sebelum ditempatkan dalam kelompok belajar. b. Guru memberikan materi secara singkat.

(11)

d. Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru, dan guru memberikan bantuan secara individual bagi yang memerlukannya.

e. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. f. Guru memberikan soal kuis untuk dikerjakan secara individu.

g. Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil belajar.

h. Guru memberikan ulasan materi diakhir pembelajaran.

Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Menghitung skor Individu

Untuk memberikan poin kemajuan individu maka dapat dihitung seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Perhitungan Poin Kemajuan

Skor Kuis Poin

• Lebih dari 10 poin di bawah skor awal • 10-1 poin di bawah skor awal

• Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal • Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor

awal) b. Menghitung skor tim

(12)

c. Merekognisi Prestasi Tim

Ada tiga macam penghargaan yang didasarkan pada rata-rata skor tim adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Tim

Kriteria (Rata – rata Tim) Penghargaan 15

Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain :

1) Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah :

a) Guru akan terlibat secara minimal dalam pengetahuan dan pengecekan rutin.

b) Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.

c) Siswa akan termotivasi pada hasil secara cepat dan akurat. d) Pelaksanaan program sederhana.

e) Para siswa dapat mengecek suatu pekerjaan satu sama lain.

2) Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah :

(13)

b) Pembahasan materi membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. c) Memerlukan kesabaran anggota lain dalam suatu kelompok untuk

membantu siswa yang lemah (Slavin, 2008 : 187-200).

4. Materi Atmosfer

a. Atmosfer

1) Pengertian Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan udara yang terdiri atas beberapa gas yang dipertahankan oleh gravitasi bumi dan digunakan untuk melindungi bumi dari serangan luar. Ilmu yang mempelajari atmosfer yaitu lapisan udara yang menyelubungi bumi, disebut meteorologi. Hal yang dipelajari meteorologi antara lain : awan, angin, guntur, gejala cahaya, endapan air di udara, dan lain-lain.

2) Angin

(14)

3) Awan

Awan adalah kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan/ pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh.

4) Kelembaban Udara

Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara. Uap air yang berada di udara berasal dari hasil penguapan air di permukaan bumi, air tanah atau air yang berasal dari penguapan tumbuh-tumbuhan.

5) Curah hujan

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama disebut isohyet.

b. Klasifikasi Iklim

1) Klasifikasi iklim matahari

Iklim matahari didasarkan pada perbadaan intensitas sinar matahari yang diterima permukaan bumi. Iklim matahari terdiri dari iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang, iklim kutub.

(15)

Klasifikasi menurut Koppen didasarkan pada kombinasi antara temperature udara dengan curah hujan. Koppen mengklasifikasi iklim dunia menjadi lima yaitu : Tipe A, Tipe B, Tipe C, Tipe D,Tipe E. 3) Klasifikasi iklim menurut Junghun

Klasifikasi iklim menurut Junghun berdasarkan pada ketinggian suatu tempat dan jenis tumbuhan yang cocok tumbuh di suatu daerah. Iklim Junghuhn diklasifikasikan menjadi : Daerah panas, daerah sedang, daerah sejuk, daerah dingin.

4) Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson

Schmidt dan Ferguson mengklasifikasikan iklim dengan berdasarkan pada jumlah curah hujan setiap bulan dalam satu tahun yang dikenal sebagai rasio bulan basah dan bulan kering.

B. Penelitian yang relevan

Afriana Eka Vianata (2010) melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui Model Pembelajaran Tipe TAI (Team Assisted Individualization) kelas VIII SMP Muhammadiyah Banjarnegara”.

(16)

yang menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa.

Ika Valianawati (2011) melakukan penelitian yang berjudul “ Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII D melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) di MTS Negeri Model Purwokerto”. Penelitian yang ditujukan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dengan menggunakan model pembelajaran tipe TAI (Team Assited Individualization) pada siswa kelas VIII D MTS Negeri Model Purwokerto. Metode yang digunakan adalah Observasi dan tes. Hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterlibatan siswa dan prestasi belajar dalam proses belajar mengajar yang sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tetapi dalam kenyataan yang ada, terdapat banyak proses belajar mengajar dikelas yang kurang adanya keterlibatan siswa.

(17)

contoh siswa aktif bertanya, mengeluarkan pendapat, membahas suatu masalah, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengembangkan kepemimpinan berdiskusi. Model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran tipe Team Assisted

Individualization (TAI) yang memberikan suatu alternative sehingga dapat

diterapkan di kelas.

(18)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan keterlibatan siswa pada materi Atmosfer kelas X4 SMA Negeri 1 Sokaraja.

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik juga memberikan respon yang positif terhadap penggunaan LKPD, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan LKPD berbasis masalah

Metode ini tidak mengalami fragmentasi eksternal dan kita dapat menggunakan blok kosong yang terdapat dalam daftar ruang kosong untuk

Gambar 1. Skema pemanfaatan kalori hasil pembakaran chip kayu yang sangat optimal mesin produksi dan untuk penerangan di pabrik maupun untuk kepentingan lainnya. Sebelum

c. Menetapkan jenis serta rentangan jumlah saham yang akan dilepas;.. Menyiapkan perkiraan nilai yang dapat diperoleh dari program privatisasi suatu BUMN. Dengan kata lain,

Berpijak atas kenyataan-kenyataan yang sudah dikemukakan, dalam makalah ini dikupas dua permasalahan pokok, yakni: formula yang cocok untuk menghitung bentuk tes hasil belajar, yang

Somantri (2006:80) berpendapat sampling klaster adalah sampling dimana unit samplingnya adalah kumpulan atau kelompok (cluster) elemen (unit observasi). Jadi dalam penarikan

The study belonged to Classroom Action Research which was implemented within two cycles. Each of the cycle consisted of four steps; Planning, Implementing,

Alat tes kehamilan mendeteksi hormon khusus yang ada dalam urin atau darah yang hanya ada ketika seorang perempuan sedang hamil. Hormon yang sering disebut dengan hormon