• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

2

No. 45/08/34/Th.XVIII, 5 Agustus 2016

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

DI

Y

OGYAKARTA TRIWULAN

II

TAHUN

2016

EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2016 TUMBUH 5,57

PERSEN

LEBIH CEPAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 YANG SEBESAR 4,84 PERSEN

A.

PDRB DIY MENURUT LAPANGAN USAHA

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan I-2015 (y-on-y)

Perekonomian DIY triwulan II-2016 dibanding dibanding triwulan II-2015 (y-on-y) tumbuh 5,57 persen. Pertumbuhan didukung oleh semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Jasa Keuangan sebesar 13,50 persen, diikuti Perdagangan sebesar 8,11 persen, dan Administrasi Pemerintahah, Pertahanan, dan Jaminan

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

 Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2016 mencapai Rp 26,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 21,4 triliun.

 Perekonomian DIY Triwulan II-2016 terhadap triwulan II-2015 tumbuh 5,57 persen (y-on-y) jauh lebih cepat dibanding periode yang sama pada tahun 2015 sebesar 4,63 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Keuangan sebesar 13,50 persen. Dari sisi Pengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah komponen Impor Luar Negeri yang tumbuh 63,65 persen.

 Perekonomian DIY triwulan II-2016 terhadap triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 0,43 persen (q-to-q), pertanda geliat ekonomi yang lebih baik karena triwulan I-2016 mengalami kontraksi 0,34 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan pada Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh 6,91 persen dengan andil pertumbuhan merupakan yang terbesar. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi terutama digerakkan oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 2,99 persen namun share pertumbuhannya terbesar yaitu 1,78 persen.

 Tiga urutan terbesar lapangan usaha pemberi kontribusi struktur ekonomi DIY pada triwulan II-2016 adalah Industri Pengolahan, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,. Ketiga lapangan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 33,73 persen.

Grafik 1. Pertumbuhan PDRB y-on-y menurut Lapangan Usaha 13,50 8,11 8,00 7,33 7,11 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 Persen

(2)

Struktur PDRB DIY menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2016 untuk urutan lima besarnya adalah industri pengolahan, penyediaan akomodasi dan makan minum, pertanian, kehutanan, dan perikanan, konstruksi, dan perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor dengan kontribusi sebesar 51,51 persen.

Sementara itu bila dilihat dari penciptaan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2016 (y-on-y),

urutan lima besar sumber

pertumbuhan tertinggi adalah

Informasi dan Komunikasi dengan andil pertumbuhan sebesar 0,77 persen; diikuti Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,69 persen; Jasa Pendidikan sebesar 0,64 persen; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 0,59 persen; dan Industri Pengolahan sebesar 0,49 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2016 Terhadap Triwulan I-2016 (q-to-q)

Perekonomian DIY pada triwulan II-2016 terhadap triwulan IV-2015 (

q-to-q) mampu tumbuh sebesar 0,43

persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa secara umum geliat ekonomi triwulan II-2016 lebih baik dibanding

dengan triwulan I-2016 yang

mengalami kontraksi 0,34 persen dan juga bila dibandingkan dengan kondisi triwulan II-2015 yang mengalami

kontraksi sebesar 0,27 persen.

Grafik 2. Distribusi Persentase Lima Besar Kategori di Triwulan II-2016 10,03 13,30 10,40 9,06 8,72 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Trw II-2016 Persen

Pertanian, kehutanan, dan Industri pengolahan

Penyediaan akomodasi dan makan minum Konstruksi

Perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor

Grafik 4. Pertumbuhan PDRB q-to-q dan Pertumbuhan Tiga Kategori Tertinggi

di Triwulan II-2016 (persen)

Grafik 3. Sumber Pertumbuhan PDRB (y-on-y) menurut Lapangan Usaha

4,26 4,63 5,33 5,50 4,84 5,57 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00

I-2015 II-2015 III-2015 IV-2015 I-2016 II-2016

Persen

Transportasi Jasa Keuangan

Konstruksi Penyediaan Akomodasi & Mak Min Ind Pengolahan Administrasi Pemrth, P&JSW Jasa Pendidikan Perdagangan

Real Estat Infokom

(3)

Membaiknya kondisi ekonomi triwulan II-2016 dipengaruhi oleh faktor siklikal aktivitas ekonomi bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah. Di samping itu pembangunan yang bersumber dari anggaran pemerintah maupun dari masyarakat juga mulai bergerak sehingga permintaan barang galian seperti pasir dan batu juga meningkat dan lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 11,36 persen. Tumbuhnya aktivitas ekonomi lapangan usaha Administrasi Pemerintah yang sebesar 6,91 persen selain disebabkan meningkatnya belanja modal pemerintah untuk pembangunan fisik juga karena adanya pembayaran gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil, TNI/POLRI, dan pensiunan, serta tunjangan hari raya (THR) bagi pegawai negeri sipil dan TNI/POLRI. Seiring dengan kedua momentum tersebut ternyata juga berpengaruh besar terhadap tumbuhnya lapangan usaha perdagangan, dan reparasi mobil dan sepeda motor yaitu tumbuh sebesar 5,52 persen.

Secara umum hampir semua lapangan usaha di triwulan II-2016 tumbuh positif, kecuali tiga kategori lapangan usaha, yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Jasa Perusahaan, dan Jasa Kesehatan. Lapangan usaha pertanian pada triwulan II-2016 ini mengalami pertumbuhan minus karena sudah melewati masa panen raya yang terjadi di triwulan I-2016.

B.

PDRB DIY MENURUT PENGELUARAN

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2016 Terhadap Triwulan II-2015 (y-on-y)

Dari sisi Pengeluaran,

pertumbuhan ekonomi triwulan II-2016 terhadap triwulan II-2015 (y-on-y) digerakkan oleh semua komponen,

kecuali Net Ekspor Antardaerah.

Pertumbuhan tertinggi dicapai Komponen Impor Luar Negeri yaitu sebesar 63,65

persen. Momentum bulan puasa

Ramadhan dan persiapan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 H dari sisi konsumsi juga mendorong pertumbuhan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yaitu tumbuh 5,02 persen. Sementara adanya pembayaran gaji ke-Grafik 5. Pertumbuhan Komponen

(4)

13 dan THR di triwulan II-2016 serta peningkatan realisasi belanja modal dalam APBN dan APBD turut menggerakkan komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh sebesar 10,27 persen.

Ekspor Luar Negeri di triwulan II-2016 juga tumbuh mengesankan yaitu sebesar 9,65 persen. Penggerak utama meningkatnya ekspor luar negeri tersebut adalah ekspor pakaian jadi bukan rajutan, ekspor kertas/karton, ekspor minyak atsiri, dan ekspor barang-barang dari kayu (furnitur).

Struktur PDRB DIY menurut

pengeluaran atas dasar harga berlaku

triwulan II-2016 tidak menunjukkan

perbedaan yang berarti dibanding dengan triwulan I-2016. Demikian pula bila

dibandingkan dengan komposisi pada

triwulan II-2015. Aktivitas permintaan akhir didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang mencakup lebih dua pertiga dari PDRB DIY, yaitu 67,94 persen. Komponen lainnya yang memiliki peranan besar terhadap PDRB Pengeluaran DIY secara berturut-turut adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 28,96 persen; Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang juga meningkat menjadi sebesar 16,28 persen; Ekspor Luar Negeri Barang dan Jasa sebesar 6,35 persen; dan Impor Luar Negeri Barang dan Jasa sebesar 4,65 persen. Sementara itu Pengeluaran Konsumsi LNPRT dan Perubahan Inventori relatif kecil masing-masing di bawah 3 persen.

Dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi DIY menurut pengeluaran di triwulan II-2016 (y-on-y), maka Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga merupakan komponen dengan andil pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 3,07 persen, diikuti komponen PMTB sebesar 1,57 persen. Pada triwulan II-2016 ini pengeluaran konsumsi pemerintah menjadi sumber pertumbuhan tertinggi di urutan ketiga, yaitu sebesar 1,43 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2016 Terhadap Triwulan I-2016 (q-to-q)

Perekonomian DIY triwulan II-2016 terhadap triwulan I-2016 (q-to-q)

tumbuh sebesar 0,43 persen. Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah tumbuh relatif tinggi yaitu 11,07 persen. Urutan pertumbuhan tertinggi berikutnya dicapai oleh komponen Ekspor Luar Negeri yaitu sebesar 7,64 persen dan Grafik 6. Sumber Pertumbuhan PDRB

(5)

komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 7,12 persen. Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan komponen Perubahan Inventori tumbuh sebesar masing-masing tumbuh sebesar 2,99 persen dan 4,07 persen. Sementara komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nonprofit dan komponen Impor Luar Negeri masing-masing tumbuh sebesar 1,15 persen dan 1,41 persen.

Perbandingan terhadap PDRB 33 Provinsi

Pada triwulan II-2016 kontribusi PDRB DIY dibanding triwulan I-2016 baik terhadap pulau Jawa maupun terhadap jumlah 33 provinsi mengalami penurunan. Jika pada triwulan I-2016 kontribusi terhadap pulau Jawa sebesar 1,50 persen, turun menjadi menjadi 1,46 persen. Demikian pula terhadap total 33 provinsi dari 0,88 persen turun menjadi 0,86 persen.

Penurunan kontribusi PDRB DIY terhadap total 33 provinsi seiring dengan kontribusi total Pulau Jawa yang juga sedikit menurun dari 58,85 persen menjadi 58,81 persen. Hal ini disebabkan kontribusi PDRB provinsi-provinsi di Pulau Jawa menurun, kecuali Jawa Barat dan Jawa Timur.

Grafik 7. Pertumbuhan PDRB, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto, dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah DIY q-to-q

(6)

Tabel 1

PDRB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (triliun rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan 2010

Triw II-2015 Triw I-2016 Triw II-2016 Triw II-2015 Triw I-2016 Triw II-2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.522.772 3.333.484 2.681.928 1.791.785 2.293.219 1.806.462

B Pertambangan dan Penggalian 145.127 134.947 150.419 120.025 108.467 120.786

C Industri Pengolahan 3.277.680 3.450.322 3.554.463 2.652.406 2.716.384 2.751.124

D Pengadaan Listrik dan Gas 22.397 27.895 28.080 30.848 31.086 32.201

E

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang 27.442 28.062 28.734 21.324 21.474 21.961

F Konstruksi 2.253.529 2.292.801 2.421.223 1.865.934 1.855.125 1.956.520

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

2.048.196 2.198.499 2.330.212 1.719.154 1.761.365 1.858.613

H Transportasi dan Pergudangan 1.406.931 1.460.218 1.522.694 1.111.606 1.130.884 1.171.417

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.592.239 2.646.177 2.778.895 1.960.832 1.975.922 2.053.631

J Informasi dan Komunikasi 2.029.795 2.109.934 2.185.877 2.192.319 2.270.437 2.348.106

K Jasa Keuangan dan Asuransi 923.075 1.063.221 1.073.077 704.271 796.337 799.322

L Real Estat 1.762.035 1.900.010 1.921.705 1.519.743 1.570.995 1.586.973

M,N Jasa Perusahaan 258.403 277.917 268.908 245.721 256.529 247.335

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.973.238 2.072.195 2.223.191 1.499.215 1.514.521 1.619.127

P Jasa Pendidikan 2.029.415 2.184.803 2.212.459 1.763.703 1.873.075 1.892.897

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 614.764 674.353 675.538 536.008 566.717 565.650

R,S,T,

U Jasa Lainnya 618.871 667.945 670.919 549.549 580.345 581.545

(7)

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 (persen) Lapangan Usaha Triw II- 2015 terhadap Triw I-2016 Triw II-2016 terhadap Triw II-2015 Sumber Pertumbuhan Triw II-2016 (1) (2) (3) (4)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -21,23 0,82 0,07

B Pertambangan dan Penggalian 11,36 0,63 0,00

C Industri Pengolahan 1,28 3,72 0,49

D Pengadaan Listrik dan Gas 3,59 4,39 0,01

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,27 2,99 0,00

F Konstruksi 5,47 4,85 0,45

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,52 8,11 0,69

H Transportasi dan Pergudangan 3,58 5,38 0,29

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,93 4,73 0,46

J Informasi dan Komunikasi 3,42 7,11 0,77

K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,37 13,50 0,47

L Real Estat 1,02 4,42 0,33

M,N Jasa Perusahaan -3,58 0,66 0,01

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,91 8,00 0,59

P Jasa Pendidikan 1,06 7,33 0,64

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -0,19 5,53 0,15

R,S,T,U Jasa Lainnya 0,21 5,82 0,16

(8)

Tabel 3

Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015, Triwulan II-2015, Triwulan I-2016, dan Triwulan II-2016

(persen)

Lapangan Usaha 2015 Trw. II 2015 Trw. I 2016 Triw II-2016

(1) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 10,70 10,29 12,57 10,03

B Pertambangan dan Penggalian 0,57 0,59 0,51 0,56

C Industri Pengolahan 13,05 13,38 13,01 13,30

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,09 0,11 0,11

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,11 0,11 0,11 0,11

F Konstruksi 9,37 9,20 8,64 9,06

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,23 8,36 8,29 8,72

H Transportasi dan Pergudangan 5,68 5,74 5,51 5,70

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,24 10,58 9,98 10,40

J Informasi dan Komunikasi 8,13 8,28 7,96 8,18

K Jasa Keuangan dan Asuransi 3,97 3,77 4,01 4,01

L Real Estat 7,05 7,19 7,16 7,19

M,N Jasa Perusahaan 1,03 1,05 1,05 1,01

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,23 8,05 7,81 8,32

P Jasa Pendidikan 8,48 8,28 8,24 8,28

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,52 2,51 2,54 2,53

R,S,T,U Jasa Lainnya 2,55 2,53 2,52 2,51

(9)

Tabel 4

PDRB Menurut Pengeluaran

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (triliun rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2010

Triw II-2015 Triw I-2016 Triw II-2016 Triw II-2015 Triw I-2016 Triw II-2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 16.854.814 17.624.514 18.159.743 12.407.225 12.651.003 13.029.507

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 758.249 774.974 784.090 573.345 571.230 577.822

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3.730.111 3.793.282 4.350.406 2.816.632 2.796.288 3.105.765

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 7.116.931 7.197.140 7.740.375 5.150.791 5.106.664 5.470.039

5. Perubahan Inventori 611.184 614.552 658.129 500.936 487.221 507.068

6. Ekspor Luar Negeri Barang dan Jasa 1.455.430 1.539.951 1.696.198 1.041.704 1.061.178 1.142.258

7. Dikurangi Impor Luar Negeri Barang dan Jasa 831.309 1.231.288 1.242.693 632.137 1.020.106 1.034.472

8. Net Ekspor Antardaerah (5.189.501) (3.790.342) (5.417.926) (1.574.051) (330.595) (1.384.316)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 24.505.909 26.522.782 26.728.322 20.284.445 21.322.882 21.413.670 Keterangan: ( ) angka negatif

Tabel 5

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 (persen)

Komponen Triw II- 2016 Terhadap Triw I-2016 Triw II-2016 terhadap Triw II-2015 Sumber Pertumbuhan Triw II-2016 (y-on-y) (1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2,99 5,02 3,07

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,15 0,78 0,02

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 11,07 10,27 1,43

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 7,12 6,20 1,57

5. Perubahan Inventori 4,07 1,22 0,03

6. Ekspor LN Barang dan Jasa 7,64 9,65 0,50

7. Dikurangi Impor LN Barang dan Jasa 1,41 63,65 1,98

8. Net Ekspor Antardaerah 318,73 (12,05) 0,94

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

(PRDB) 0,43 5,57 5,57

(10)

Tabel 6

Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Tahun 2015, Triwulan I-2015, Triwulan IV-2015, dan Triwulan I-2016

(persen)

Lapangan Usaha 2015 Trw. II 2015 Trw. I 2016 Triw II-2016

(1) (3) (4) (5) (6)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 67,66 68,78 66,45 67,94

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,13 3,09 2,92 2,93

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 16,71 15,22 14,30 16,28

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 30,51 29,04 27,14 28,96

5. Perubahan Inventori 1,16 2,49 2,32 2,46

6. Ekspor Barang dan Jasa 6,17 5,94 5,81 6,35

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 5,00 3,39 4,64 4,65

8. Net Ekspor Antardaerah (20,36) (21,18) (14,29) (20,27)

Produk Domestik Bruto (PDB) 100,00 100,00 100,00 100,00

Keterangan: ( ) angka negatif

(11)

Tabel 7

Ringkasan PDRB Provinsi Triwulan II-2016 (juta Rp)

ADHB ADHK Q Y C SoG Thd Pulau Thd 34 Prov Sumatera 687.292.446,73 506.831.379,00 2,12 4,49 4,34 0,97 100,00 22,02 01. Aceh 33.821.027,70 28.781.113,32 1,28 3,54 3,59 0,04 4,92 1,08 02. Sumatra Utara 154.251.676,84 114.685.925,63 0,87 5,67 5,34 0,27 22,44 4,94 03. Sumatra Barat 47.445.835,39 36.668.959,58 2,14 5,78 5,64 0,09 6,90 1,52 04. Riau 166.410.299,00 112.132.256,18 1,78 2,40 2,36 0,12 24,21 5,33 05. Jambi 42.198.314,86 32.345.135,83 1,77 3,57 3,51 0,05 6,14 1,35 06. Sumatra Selatan 88.056.970,91 66.631.839,98 3,73 5,13 5,05 0,15 12,81 2,82 07. Bengkulu 13.605.103,87 9.903.489,21 1,14 5,41 5,20 0,02 1,98 0,44 08. Lampung 70.625.648,12 53.281.011,28 4,33 5,21 5,14 0,12 10,28 2,26

09. Kep. Bangka Belitung 16.076.144,63 11.875.357,66 2,65 3,67 3,50 0,02 2,34 0,52

10. Kepulauan Riau 54.801.425,42 40.526.290,32 2,12 5,40 4,98 0,09 7,97 1,76 Jawa 1.835.809.345,65 1.379.174.273,96 3,08 5,73 5,53 3,34 100,00 58,81 11. DKI Jakarta 534.867.606,81 381.157.825,18 2,51 5,86 5,74 0,94 29,14 17,14 12. Jawa Barat 412.928.913,24 319.077.065,18 3,89 5,88 5,51 0,79 22,49 13,23 13. Jawa Tengah 273.274.790,30 212.321.523,05 3,05 5,75 5,36 0,51 14,89 8,75 14. DI Yogyakarta 26.728.321,59 21.413.670,32 0,43 5,57 5,20 0,05 1,46 0,86 15. Jawa Timur 460.279.137,23 349.060.989,25 3,28 5,62 5,55 0,83 25,07 14,75 16. Banten 127.730.576,48 96.143.200,98 2,68 5,16 5,13 0,21 6,96 4,09

Bali dan Nusa Tenggara 97.719.724,47 72.383.251,69 3,90 7,36 7,24 0,22 100,00 3,13

17. Bali 48.132.539,54 33.992.354,03 3,43 6,53 6,30 0,09 49,26 1,54

18. Nusa Tenggara Barat 28.906.228,62 23.705.460,23 4,19 9,92 9,97 0,10 29,58 0,93

19. Nusa Tenggara Timur 20.680.956,31 14.685.437,43 4,54 5,29 5,19 0,03 21,16 0,66

Kalimantan 237.647.237,08 198.449.483,60 1,02 1,13 1,29 0,10 100,00 7,61 20. Kalimantan Barat 38.726.208,73 28.365.478,66 -2,44 4,21 5,12 0,05 16,30 1,24 21. Kalimantan Tengah 27.405.656,91 20.591.707,49 0,90 5,72 5,44 0,05 11,53 0,88 22. Kalimantan Selatan 36.473.890,30 28.913.998,79 8,09 3,98 3,97 0,05 15,35 1,17 23. Kalimantan Timur 118.924.232,96 108.108.230,02 0,24 -1,30 -1,15 -0,06 50,04 3,81 24 Kalimantan Utara 16.117.248,20 12.470.068,65 0,88 2,26 1,99 0,01 6,78 0,52 Sulawesi 189.739.497,14 140.636.454,06 6,35 8,49 8,15 0,49 100,00 6,08 25 Sulawesi Utara 24.364.407,75 18.238.299,99 7,64 6,14 6,06 0,05 12,84 0,78 26 Sulawesi Tengah 30.281.203,87 23.062.839,02 4,02 15,52 14,38 0,14 15,96 0,97 27 Sulawesi Selatan 94.593.188,91 67.518.994,37 6,99 8,05 7,75 0,22 49,85 3,03 28 Sulawesi Tenggara 23.952.223,73 19.321.294,68 7,86 6,82 6,17 0,06 12,62 0,77 29 Gorontalo 7.736.356,44 5.719.271,51 -0,12 5,40 6,04 0,01 4,08 0,25 30 Sulawesi Barat 8.812.116,44 6.775.754,50 6,18 4,57 5,37 0,01 4,64 0,28

Maluku dan Papua 73.248.236,08 56.868.504,43 4,07 -1,57 0,02 -0,04 100,00 2,35

31 Maluku 9.210.327,81 6.526.406,56 3,56 6,48 6,07 0,02 12,57 0,30 32 Maluku Utara 7.183.319,03 5.336.172,92 3,13 5,64 5,39 0,01 9,81 0,23 33 Papua Barat 15.714.235,27 12.967.884,69 -3,43 3,38 4,43 0,02 21,45 0,50 34 Papua 41.140.353,97 32.038.040,25 7,72 -5,91 -3,69 -0,09 56,17 1,32 3.121.456.487,16 2.354.343.346,74 2,93 5,08 4,96 5,08 Kontribusi 33 PROPINSI

Pertumbuhan dan Andil Pertumbuhan (%)

PDRB (juta Rp) PROPINSI

Gambar

Grafik 1. Pertumbuhan PDRB y-on-y menurut  Lapangan Usaha  13,50 8,11 8,00 7,33 7,11 0,002,004,006,008,0010,0012,0014,0016,00Persen
Grafik 3. Sumber Pertumbuhan PDRB (y-on-y)  menurut Lapangan Usaha
Grafik 5. Pertumbuhan Komponen  Triwulan II-2016 (y-on-y)
Grafik 7. Pertumbuhan PDRB, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Pembentukan  Modal Tetap Bruto, dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah DIY  q-to-q

Referensi

Dokumen terkait

tersebut tidak lebih hanya sebatas sesuatu yang dibangga- banggakan, lebih jauh lagi umat muslim merasa bahwa teks yang dihasilkan sudah final dan tidak perlu

yang dilibatkan, dimana industri besar/ sedang adalah industri dengan jumlah tenaga kerja 20 atau lebih, sedangkan industri kecil/ kerajinan rumahtangga adalah

Akuntan Publik yang menghilangkan data atau catatan pada kertas kerja dan tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan akan dipidana penjara paling lama

1) Proses APO08 - (Mengelola Hubungan) berada pada level 3, sedangkan target yang ingin dicapai yaitu level 5 yang artinya implementasi layanan m-banking untuk

Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi masyarakat Mapadegat dalam pengembangan pariwisata di obyek wisata pantai Mapadegat, sudah ikut serta mendukung

Pada sub bab metodelogi penelitian ini menjelaskan langkah-langkah yang akan dilalui untuk melakukan penelitian ini dalam penerapan pengenalan penerima surat formal dengan

Catatan yang diperoleh masih merupakan data yang di observasi, maka suatu keharusan bagi peneliti untuk melakukan catatan yang lebih komprehensif untuk

SUB SEKTOR PETERNAKAN NO KECAMATAN Mekakau Ilir Banding Agung Warkuk Ranau Selatan BPR Ranau Tengah Buay Pemaca 6 Simpang Buana Pemaca Muaradua Buay Rawan 10 Buay Sandang Aji 11