SURYA
59
Vol. 03, No. XIII, Desember 2012BABAT-LAMONGAN
Anni Sri Purwaningsih, Moh. Saifudin
…………...……….…… …… . .….
ABSTRAK
…… … ...………. …… …… . .….
Depresi merupakan suatu masalah kesehatan yang paling signifikan dan salah satu masalah kesehatan jiwa yang paling banyak terjadi pada seorang lansia. Pada lansia, terdapat koping individu yang tidak efektif serta peran keluarga dan lingkungan sosial yang terkadang kurang mendukung akan dapat membuat depresi pada lansia semakin berat.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan tipe kepribadian dengan tingkat depresi lansia penghuni panti wredha dan menganalisis hubungan antara kedua variabel tersebut.
Desain penelitian menggunakan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah lansia penghuni Panti Wredha Pasuruan Babat-Lamongan. Besar sampel 30 lansia. pemiihan sampel dilakukan secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji statistik non parametrik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan p≤0,05.
Hasil penelitian adalah tipe kepribadian ekstrovert 67% dan tipe introvert 33%. Sedangkan tingkat tidak depresi 28%, ringan 50% dan sedang 23%. Hasil uji korelasi Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara tipe kepribadian (ekstrovert dan introvert dengan depresi lansia dengan nilai p=0,000.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa lansia dengan tipe kepribadian introvert memiliki kecenderungan tingkat depresi sedang lebih banyak dibandingkan lansia dengan tipe kepribadian ekstrovert. Hal ini disebabkan karena performansi individu ekstrovert pada aktifitas motorik akan terlihat lebih bertenaga, dan lebih cepat berinisiatif dalam bergerak. Sebaliknya individu dengan tipe kepribadian introvert cenderung memperlambat gerak mereka pada aktifitas motorik
Kata kunci: tipe kepribadian, ekstrovert, introvert, depresi
PENDAHULUAN
. …… . … … . Sejalan dengan bertambahnya umur, setiap manusia akan menjadi tua. Menua berarti mengalami berbagai macam perubahan, baik perubahan organobiologik (fisik) maupun psikososial. Menua merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat diingkari. Namun demikian, kualitas hidup harus diupayakan tetap terjaga sehingga dapat tetap sehat, aktif, dan mandiri. Pada tahun 2025, jumlah lansia (lanjut usia) di Indonesia diperkirakan akan meningkat empat kali lipat. Masalah kesehatan lansia akan semakin menonjol, diantaranya muncul sebagai masalah mental. Masalah mental yang paling banyak ditemui pada lansia adalah depresi (Evy, 2008).Usia atau angka harapan hidup penduduk Indonesia telah meningkat secara bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun pada tahun 1970 menjadi 58,7 tahun pada tahun 1990 dan diproyeksikan menjadi 71,7 tahun pada tahun 2010. Disamping peningkatan harapan hidup, jumlah dan proporsi kelompok lanjut usia (lansia) di negara kita pun menunjukkan kecenderungan yang meningkat, yaitu 5,3 juta jiwa atau 4,48% pada tahun 1971, 12,7 juta jiwa atau 6,56% pada tahun 1990 dan akan meningkat tajam menjadi 28,8 juta jiwa atau 11,34% pada tahun 2010 (Hamid dalam Kuntjoro, 2010).
Fenomena diatas di satu sisi dapat menunjukan adanya peningkatan derajat
SURYA 60 Vol. 03, No. XIII, Desember 2012 kesehatan masyarakat secara umum tetapi di
sisi lain akan meningkatkan beban masyarakat maupun pemerintah karena komposisi penduduk dengan tingkat ketergantungan tinggi atau produktivitas rendah dalam hal ini adalah lansia yang begitu besar (Hamid dalam Kuntjoro, 2010). Peningkatan usia seseorang akan disertai dengan berbagai kemunduran baik fisik, psikis dan sosial. Kemunduran secara fisik antara lain ditandai dengan penurunan fungsi panca indera, kulit keriput dan menurunnya imunitas sehingga memunculkan berbagai penyakit. Kemunduran psikologis antara lain perasaan tidak berguna, mudah sedih dan depresi. Sedangkan kemunduran sosial diantaranya adalah ketiadaan sanak saudara yang dapat memberikan bantuan, kurang mampu dalam hal ekonomi, tidak produktif dan tidak mampu lagi berperan di masyarakat (Winarni dan Kusworo, 2004: 120 ).
Pada survei awal peneliti di panti werdha UPT Pelayanan Lansia Pasuruan Babat Lamongan ditemukan 4 orang yang mengalami depresi dan 6 orang yang tidak mengalami depresi, jadi permasalahan pada ini masih terdapat lansia yang depresi. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup terdiri faktor eksternal; lingkungan bekerja, keluarga, masyarakat atau organisasi panti sedangkan faktor internal adalah tipe kepribadian. Masing-masing sifat dan kepribadian itu mempunyai konsekuensi pada interaksi atau hubungan orang tersebut dengan lingkungannya, seperti pada tipe kepribadian introvert dan ekstrovert. Namun adanya dugaan bahwa faktor tipe kepribadian lansia mempengaruhi tingkat depresi pada lansia di panti wredha masih perlu penjelasan
Prevalensi depresi pada lansia di dunia sekitar 8-15 persen. Hasil meta analisis dari berbagai negara di dunia diperoleh prevalensi rata-rata depresi pada lansia adalah 13,5 porsentase dengan perbandingan wanita dan pria adalah 14,1: 8,6. Sementara prevalensi depresi pada lansia yang menjalani perawatan di RS dan panti perawatan sebesar 30-45 persen (Evy, 2008).
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa Kepribadian merupakan faktor internal yang mempengaruhi depresi pada lansia. Tercapainya menurunya tingkat depresi merupakan manifestasi aktualisasi sehingga meningkatkan harapan lansia untuk hidup di panti wredha Dari latar belakang tersebut maka penelitian ini akan dicari penjelasan tentang Hubungan Tipe Kepribadian Introvert Dan Ekstrovert Dengan Depresi Pada Lansia yang merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami lansia UPT Pelayanan Lansia Pasuruan Babat Lamongan
METODE PENELITIAN
.… … .… Desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analitik yaitu mencari keterkaitan antara dua variabel, pendekatanya dengan cara Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengkuran atau obsevasi variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008: 83). Dengan demikian penelitian ini mencari hubungan tipe kepribadian introvert dan ekstrovert dengan depresi pada lansia di Panti Werdha Pasuruan Babat- Lamongan.Dalam penelitian ini pemilihan sampel dengan cara Non Probability Sampling jenis Purposive Sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karateristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008).
HASIL
.
PENELITIAN
…1. Data Umum
1) Karakteristik Lansia
Jumlah lansia yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 30 orang. Karakteristik lansia dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin dan umur, yakni sebagai berikut:
SURYA 61 Vol. 03, No. XIII, Desember 2012
(1) Karakteristik Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1 Karakteristik Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin di Panti Werdha Pasuruan-Babat Lamongan No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%) 1 Laki-laki 9 30 2 Perempuan 21 70 Jumlah 30 100
Dari tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari 30 lansia sebagian besar lansia berjenis kelamin perempuan yaitu 21 orang atau 70%.
(2)Karakteristik Lansia Berdasarkan Umur
Tabel 2 Karakteristik Lansia Berdasarkan Umur di Panti Werdha Pasuruan-Babat Lamongan
No Umur Frekuensi Prosentase (%)
1 60-65 7 23 2 66-69 15 50 3 70-74 8 27 Jumlah 30 100
Dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 30 lansia sebagian besar lansia mempunyai umur 66-69 tahun yaitu 15 orang atau 50%.
(3)Karakteristik Lansia Berdasarkan Agama
Tabel 3 Karakteristik Lansia Berdasarkan Agama di Panti Werdha Pasuruan-Babat Lamongan
No Umur Frekuensi Prosentase (%) 1 Islam 30 100 2 Katolik 0 0 3 Protestan 0 0 4 Hindu 0 0 5 Buda 0 0 Jumlah 30 100
Dari tabel 3 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden memeluk agama Islam 30 orang (100%).
2. Data khusus
1) Distribusi Lansia Berdasarkan Tipe Kepribadian
Tabel. 4 Distribusi Lansia Berdasarkan Tipe Kepribadian Lansia di Panti Werdha Pasuruan-Babat Lamongan No Tipe Kepribadian Frekuensi Prosentase (%) 1. Introvert 10 33 2. Ekstrovert 20 67 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar 30 lansia termasuk dalam tipe kepribadian ekstrovert sebanyak 20 orang (67%).
2) Distribusi Lansia Berdasarkan Tingkat Depresi
Tabel 5 Distribusi Lansia Berdasarkan Dengan Depresi di Panti Werdha Pasuruan-Babat Lamongan No Tingkat Depresi Frekuensi Prosentase (%) 1. Tidak Depresi 8 28 2. Depresi Ringan 15 50 3. Depresi Sedang 7 23 4. Depresi Berat 0 0 Jumlah 30 100 Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 30 lansia hampir seluruh lansia mengalami depresi ringan yaitu 15 orang atau 50%.
SURYA 62 Vol. 03, No. XIII, Desember 2012
3) Hubungan Tipe Kepribadian
(Ekstrovert dan Introvert) dengan Tingkat Depresi Pada Lansia
Tabel 6 Distribusi Lansia Berdasarkan Tipe kepribadian dengan depresi di Panti Werdha Pasuruan-Babat Lamongan
Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa pada lansia dengan tipe kepribadian introvert, 7 orang (70%) lansia menyatakan tingkat depresinya sedang. Lansia dengan tipe kepribadian Ekstrovert, 12 terdapat orang (60%) lansia menyatakan tingkat depresi ringan. Sedangkan secara keseluruhan respon terbanyak adalah tingkat depresi ringan sebanyak 15 orang (50%).
PEMBAHASAN
.… .…1. Tipe Kepribadian Lansia
Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner untuk mengetahui jenis tipe kepribadian pada lansia sebelum diberi intervensi tingkat depresi pada tabel 4 menunjukkan bahwa 30 lansia mayoritas memeiliki tipe kepribadian ekstrovert sebanyak 20 lansia (67%) sedangkan tipe kepribadian introvert sebanyak 10 lansia (33%). Hal ini terjadi karena manusia mempunyai sifat berbeda antara yang satu dengan yang lain sesuai dengan konsep diri.
Menurut Sunaryo (2004), Kepribadian berubah dan berkembang terus sesuai dengan cara penyesuaian terhadap lingkungan sehingga dapat dikatakan bahwa kepribadian merupakan suatu hasil dan fungsi keturunan dan lingkungan. Setiap perubahan yang terjadi pada lingkungan juga
akan diikuti dengan berubahnya kepribadian, sedangkan menurut Nugroho (2008) bahwa perubahan kepribadian yang drastis jarang terjadi, sedangkan Neurgarten menyatakan bahwa perubahan kepribadian yang terjadi bersifat kuantitatif dari pada kualitatif yang berarti pola dasar kepribadian menjadi lebih terbentuk dengan bertambahnya usia.
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh seorang psikoanalisa bernama Carl Gustav Jung dikutip oleh Sabri, 2001 bahwa kepribadian terbagi dalam dua tipe utama yaitu Introvert dan Ekstrovert. Tipe Ekstrovert arah minatnya pada dunia kenyataan yang dapat dilihat, sedangkan Introvert tertuju pada tenaga atau potensi yang mendasarinya. Ekstrovert bersifat praktis, suka cepat bertindak dan mudah membuat keputusan sedangkan Introvert bersifat intuitif dan berkecenderungan menghayal, merenung dan merencanakan serta ragu-ragu dalam mencapai keputusan terakhir.
Pada seseorang yang berusia lanjut sesuai dengan tugas perkembangannya maka akan mulai menyadari dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi. Mereka mulai berfikir tentang diri sendiri bahwa mereka sudah tua. Akibatnya mereka tampak menjadi berfikir dan bertingkah laku seperti layaknya orang berusia lanjut Diantaranya mereka lebih suka merenungkan masa lalu pengalaman yang pernah dialami, keadaan saat ini dan masa yang akan datang. Mereka lebih suka merenung dalam rangka mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa dengan lebih banyak berdoa dan berdzikir. Hal ini terlihat pada respon lansia yang termasuk tipe Introvert mayoritas menyatakan senang mengikuti kegiatan pengajian rutin di panti wredha.
Sebagian lagi lansia termasuk dalam tipe kepribadian Ekstrovert sebesar (67%). Lansia yang tinggal di panti wredha secara pasti akan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Mereka dengan latar belakang dan motivasi yang berbeda- beda. Apabila mereka bertemu maka akan cenderung untuk berinteraksi misalnya bercerita tentang masa lalu dan masa kini. Hal ini terlihat pada Tipe Kep riba dian Tingkat Depresi Jml Tdk Depr esi % Depr esi Ring an % Dep resi Sed ang % Tot al Intro vert 0 0 3 30 7 70 100 Ekst rover t 8 40 12 60 0 0 100 Tota l 8 27 15 50 7 23 100
SURYA 63 Vol. 03, No. XIII, Desember 2012 respon lansia yang mayoritas menyatakan
senang nonton berita TV, medengarkan radio, membaca majalah atau koran.
2. Tingkat Depresi Lansia
Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulakan melalui kuesioner untuk mengetahui tingkat depresi pada lansia sebelum diberi intervensi tipe kepribadian pada tabel 5 telah menunjukkan bahwa 30 lansia mayoritas tidak mengalami depresi sebanyak 8 lansia. Karena tingkat depresi di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: aktivitas fisik, tipe kepribadian, kondisi fisik, lingkungan dan budaya.
Depresi yang merupakan masalah mental paling banyak di temui pada lanjut usia membutuhkan penatalaksanaan holistik dan seimbang pada aspek fisik, mental dan sosial. Disamping itu, depresi pada lansia harus di waspadai dan di deteksi sedini mungkin karena dapat mempengaruhi perjalanan penyakit fisik dan kualitas hidup pasien (Evy, 2008).
Tetapi dalam penelitian ini tidak terbukti bahwa banyak lansia yang mengalami depresi akibat perubahan hidup yang sesuai dengan harapan para lansia yang sesuai dengan teori diatas, karena sebagaian besar lansia di UPT Pelayanan Lansia. Hal ini sesuai dengan hasil wawan cara yang dilakukan penelitian dengan lansia pada saat penelitian melakukan pengukuran untuk mengetahui tingkat depresi lansia yang mungkin dapat terjadi karena mereka lebih senang hidup di UPT yang lebuh dapat menjamin kebutuhan kehidupan mereka di hari tua yang menyangkut biologis, psikologis, dan spiritual, dari pada hidup di luar tidak ada mengurus padahal lansia sangat butuh di perhatikan dan bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya karena sebagian besar lansia yang hidup di UPT ini sudah tidak punya keluarga yang dapat mengurus mereka.
3. Hubungan Tipe Kepribadian dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Penghuni Panti Wredha
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa tingkat depresi lebih tinggi di dominasi oleh lansia dengan tipe kepribadian introvert.
Tingkat depresi lansia ringan mayoritas dimiliki oleh responden dengan tipe kepribadian ekstrovert. Jumlah total prosentase tertinggi terletak pada tipe kepibadian introvert dengan tingkat depresi sedang. Setelah dilakukan analisa uji statistik Chi-Square diperoleh hasil signifikansi p = 0,0001 Hal ini menunjukkan bahwa nilai p<0,05 yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima yaitu ada hubungan tipe kepribadian dengan tingkat depresi pada lansia di penghuni panti wredha
KESIMPULAN DAN SARAN
. …1. Kesimpulan
Dari analisa data sesuai dengan masalah serta tujuan penelitian tentang tipe kepribadian dan depresi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1) Tipe kepribadian lansia penghuni Panti Werdha Pasuruan Babat- Lamongan sebagian besar termasuk tipe Ekstrovert. 2) Tingkat depresi lansia penghuni Panti
Sosial Tresna Werdha Babat- Lamongan didapatkan lansia dengan tingkat depresi ringan
3) Ada hubungan bermakna antara tipe kepribadian (ekstrovert dan introvert) dengan tingkat depresi lansia penghuni Panti Werdha Pasuruan Babat- Lamongan dengan nilai signifikansi p = 0,0001. Hal ini dapat dikatakan bahwa tipe kepribadian lansia menentukan tingginya depresi yang terjadi pada lansia.
2. Saran
1) Teoritis
Diharapkan dapat menjadi sumbangsih bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam hal mengidentifikasi tipe kepribadian dengan tingkat depresi pada lansia dan sebagai sarana pembandingan bagi dunia Ilmu pengetahuan dalam memperkaya informasi tentang tipe kepribadian lansia dengan depresi pada lansia.
2) Praktis
SURYA 64 Vol. 03, No. XIII, Desember 2012 Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuhan dalam melakukan penelitian yang selanjutanya dan dapat digunakn untuk menjalin kerja sama antara institusi ppenelitian.
(2) Bagi Keperawatan
Sebagai bahan masukan ilmu dan pengetahuan bagi profesi keperawatan untuk kemajuan profesi keperawatan.
(3) Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat, khususnya lanjut usia tentang tipe kepribadian dan depresi lansia.
(4) Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan tipe kepribadian khususnya tipe kepribadian introvert dan ekstrovert dengan tingkat depresi pada lansia dapat mengembangkan variabel lain yang belum di teliti, atau bisa melanjutkan penelitian yaitu dengan cara membadingkan antara tipe kepribadian introvert dan ekstrovert dengan tingkat depresi yang terjadi pada seorang lansia. Selain itu masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tipe kepribadian dan hal-hal yang dapat mencetuskan terjadinya depresi sehingga perlu ada penelitian selanjutnya.
. . .
DAFTAR PUSTAKA
. . .Alwisol, (2009) Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Azwar, S, (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogjyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaplin, J.P. (2001). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Evy (2008) Referensi Kesehatan http//psikologi dan jiwa.HTML. Tanggal 20 Desember 2010.
Feist, J & Feist G.J. (2008). Theory of Personality, Edisi enam.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Hidayat A. Aziz Alimul (2007) Riset Keperwatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 3, jakarta: Salemba Medika.
Hawari, Dadang H. 2008. Manajemen Stress Cemas Dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Iyus, Yosep (2007) Keprerawatan Jiwa.
Retika Adhitama : Bandung.
Iskandar Y (2004). Test Personaliti edisi 4. Yayasan Dharma Graha. Jakarta. Kuntjoro, (2002). Tipe Kepribadian Lansia.
Diakses. http://www.epsikologi.com. Tanggal 2 Januari 2011 pukul 19.00. Mickey, tanley (2007). Buku Ajar
Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC
Mubarak. Wahid Iqbal, dkk: (2009) Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salembah Medika. Noto Admojo.Sokidjo (2003) Prilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik.
Edisi 3, EGC, Jakarta.
Nursalam (2008). Metodologi Riset Keperawatan, Sagung Seto, Jakarta. Sabri Alisuf (2001). Pengantar Psikologi
Umum & Perkembangan. Pedoman Ilmu Jaya. Jakarta
Saifudin Azwar (2008) Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar.
Stuart, Sundeen. (2004). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 4. Alih Bahasa Achiryani S. EGC, Jakarta. Sumiati. 2003. Depresi.
http://www.Ibase.Info. Tanggal 20 Januari 2011 pukul 20.00
SURYA 65 Vol. 03, No. XIII, Desember 2012 Sunaryo (2004). Psikologi Untuk
Keperawatan. EGC. Jakarta.
Suryabrata, S. (2003). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Syamsudin (2006) Depresi Pada Lansia.
http://www.depsos.go.id.dinkes. Tanggal 20 Desember 2010 pukul 19.00.