Ulasan Pasar
Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum’at, 28 Juli 2017 ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan didorong oleh pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung di tengah kenaikan imbal hasil surat utang Amerika Serikat.
Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 1 bps dimana perubahan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada Surat Utang Negara bertenor panjang.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps setelah didorong oleh adanya perubahan harga terbatas sebesar 2 bps. Sementara itu imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan kenaikan yang berkisar kurang dari 1 bps setelah mengalami penurunan harga terbatas sebesar 2 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak bervariasi dengan kecenderungan mengalami kenaikan berkisar antara 1 - 27 bps setelah mengalami koreksi harga hingga sebesar 340 bps.
Imbal hasil Surat Utang Negara pada awal perdagangan sempat mengalami penurunan, didorong oleh katalis positif dari pasar surat utang global dimana pada perdagangan di hari kamis ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan. Hanya saja, di akhir pekan aksi ambil untung pelaku pasar di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mendorong terjadinya penurunan harga Surta Utang Negara, imbal hasil Surat Utang Negara mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi penutupan di hari Kamis.
Sehingga secara keseluruhan, koreksi harga pada perdagangan kemarin mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing mengalami kenaikan terbatas kurang dari 1 bps di level 6,734% dan 6,927%. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 15 tahun mengalami kenaikan sebesar 2 bps di level 7,366% dan 20 tahun mengalami kenaikan sebedsar 1 bps di level 7,606%. Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi dollar Amerika, mengalami pergerakan yang terbatas kurang dari 2 bps dengan kecenderungan mengalami kenaikan seiring dengan pergerakan imbal hasil surat utang global yang ditutup dengan mengalami kenaikan di akhir pekan. Namun
I Made Adi Saputra
[email protected]
(021) 2980 3111 ext. 52117Kurva Imbal Hasil Surat Utang Negara
Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,59 triliun dari 36 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan. Obligasi Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap II Tahun 2017 Seri A (BMRI01ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp140 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,41% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan II PNM Tahap I Tahun 2017 Seri A (PNMP02ACN1) senilai Rp140 miliar dari 5 kali transaksi di harga rata - rata 100,01%.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah, pada level 13324,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 6,00 pts (0,04%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya. Bergerak berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13314,00 hingga 13334,00 per dollar Amerika, pelemahan nilai tukar rupiah seiring dengan pergerakan mata uang regional yang juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika. Mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional diikuti oleh pelemahan mata uang Dollar Taiwan (TWD) dan Baht Thailand (THB).
Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dimana pelaku pasar akan mencermati beberapa data ekonomi yang akan disampaikam pada pekan ini diantaranya adalah data inflasi di bulan Juli dan data indeks manufaktur dalam negeri. Adapun data ekonomi global yang dinantikan adalah indeks manufaktur Amerika, personal income and outlays, serta data sektor tenaga kerja Amerika.
Sementara itu pasar surat utang global ditutup dengan arah perubahan yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan. Imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup turun terbatas di level 0,542% sementara itu imbal hasil dari surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor yang sama juga mengalami penurunan terbatas di level 1,212% di tengah penurunan imbal hasil surat utang Amerika untuk tenor 10 tahun dan 30 tahun yang terbatas pada level 2,291% dan 2,895%.
Sementara itu secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih bergerak pada area konsolidasi meskipun pada beberapa seri Surat Utang Negara mulai menunjukkan sinyal perubahan arah dari tren kenaikan menjadi tren penurunan. Namun, harga seri - seri Surat Utang Negara telah menjauhi area jenuh beli (overbought) sehingga masih membuka peluang untuk kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini.
Rekomendasi
Dengan minimnya katalis dari dalam dan luar negeri maka kami perkirakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini akan cenderung bergerak terbatas. Kami masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara dengan melakukan strategi trading di tengah harga Surat Utang Negara yang masih bergerak berfluktuasi. Kami juga masih merekomendasikan seri - seri Surat Utang Negara dengan tenor pendek dan menengah sebagai pilihan di tengah kondisi pasar yang masih berfluktuasi, yaitu seri FR0034, FR0031, FR0053, FR0036, ORI013, FR0069, dan FR0062.
Kurva Imbal Hasil SUN seri Acuan
Indeks Obligasi (INDOBeX)
•
Pada sepekan kedepan terdapat empat surat utang yang akan jatuh tempo senilai Rp1,62 triliun dan USD20 juta.Ke-empat surat utang tersebut adalah mtn I PP properti Tbk seri A (PPRO01AXMF) senilai Rp60 miliar yang akan jatuh tempo pada hari Senin, 31 Juli 2017. Adapun obligasi berkelanjutan USD medco energi international I tahap III tahun 2012 (MEDC01CN3USD) senilai USD20 juta yang akan jatuh tempo pada hari Selasa, 1 Agustus 2017 serta obligasi berkelanjutan I bank BTPN tahap II tahun 2012 seri B (BTPN01BCN2) senilai Rp725 miliar yang akan jatuh tempo pada hari Kamis, 3 Agustus 2017. Sedangkan pada hari Minggu, 6 Agustus 2017 terdapat obligasi berkelanjutan III adira finance tahap IV tahun 2016 seri A (ADMF03ACN4) senilai Rp835 miliar yang akan jatuh tempo.
•
PT Pemeringkat Efek Indonesia mengafirmasi peringkat “idAA” kepada PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan Medium term Notes 2016, dengan prospek “stabil”.Prospek dari peringkat tersebut adalah stabil. Peringkat tersebut menc-erminkan peran strategi perseroan dalam menyediakan obat-obatan tertentu utnuk kebutuhan nasional, posisi pasar perseroan yang kuat di industry farmasi, dan operasi bisnis yang terintegrasi. Namun, pering-kat dibatasi oleh potensi leverage keuangan yang akan menjadi lebih tinggi pada jangka pendek sejalan dengan program belanja modal yang signifikan dan marjin profitabilitas perseroan yang lebih rendah dibandingkan dengan marjin perseroan-perseroan farmasi lainnya. Ada-pun peringkat dapat dinaikkan apabila PT Kimia Farma secara konsisten mencapai target penjualanya dengan marjin yang lebih baik dan berke-lanjutan, serta secara signifikan meningkatkan pangsa pasar di industri farmasi. Pada saat yang bersamaa perseroan juga harus memperbaiki leverage keuangannya. Peringkat dapat diturunkan apabila rasio utang terhadap EBITDA perseroan melebihi rata - rata 3x selama 3 tahun kedepan yang dikarenakan oleh pelemahan arus kas atau jika perseroan menabah utang lebih tinggi dari yang diporyeksikan sebagai akibat dari investasi perseroan yang signifikan. Peringkat juga dapat berada dalam tekanan apabila marjin keuntungan perseroan semakin menurun sebagai akibat dari pelemahan nilai mata uang Rupiah, meng-ingat sekitar 90% dari bahan baku perseroan adalah impor. Hingga 31 Maret 2017 PT Kimia Farma dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebesar 90,025% dan publik sebesar 9,975%.
•
Peringkat PT PP Properti Tbk beserta peringkat medium termImbal Hasil Surat Utang Global
Spread US T 10 Yrs—Gov’t Bond 10 Yrs
Berita Pasar
Harga Surat Utang Negara
IDR – USD
Dollar INDEX
FR0059
FR0074